Anda di halaman 1dari 6

Pemerintah Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja memuat pengertian K3 dalam Pasal 1 ayat 2. Di situ
disebutkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan segala bentuk kegiatan
yang bertujuan memberikan jaminan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, baik dari kecelakaan maupun penyakit sehubungan dengan aktivitas kerja.

Tujuan K3

Tujuan K3
Tentunya uraian tentang kepanjangan K3 tidak akan lengkap tanpa membahas tujuan,
fungsi, serta manfaatnya. Berikut tujuan yang ingin dicapai oleh bidang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja menurut Djamaludin Ramlan dalam Dasar-Dasar Kesehatan
Kerja (2006).

Tujuan keselamatan kerja terdiri dari tiga, yaitu:

1. Melindungi keselamatan karyawan dalam melakukan pekerjaannya untuk


kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Memelihara sumber produksi dan mengatur penggunaannya secara aman dan
efisien.
Sementara tujuan kesehatan kerja terdiri dari empat, antara lain:

1. Menjaga serta meningkatkan kesehatan masyarakat pekerja di segala jenis


lapangan pekerjaan setinggi mungkin, baik dalam hal fisik maupun mental, serta
kesejahteraan sosial.
2. Mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja akibat
keadaan atau kondisi di lingkungan kerjanya, misalnya kecelakaan akibat kerja.
3. Memberikan perlindungan kepada para pekerja ketika melaksanakan pekerjaan
dan kemungkinan terjadinya bahaya karena faktor yang membahayakan
kesehatan di tempat kerja.
4. Menempatkan pekerja di suatu lingkungan pekerjaan berdasarkan kemampuan
fisik dan psikis pekerjaannya serta keterampilannya.

Penerapan K3 menurut PP No. 50 Tahun 2012 dilakukan melalui Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penerapan Sistem Manajemen K3
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan efektivitas kegiatan perlindungan K3, secara terstruktur, terencana,
dan terintegrasi.
2. Mengurangi dan menghindarkan risiko kecelakaan dan penyakit sehubungan
dengan aktivitas pekerjaan, dengan melibatkan seluruh unsur di tempat kerja.
3. Menciptakan keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja, mewujudkan
efisiensi, serta meningkatkan produktivitas.

Pengertian K3 juga terdapat dalam landasan konstitusionil, PP No. 50 Tahun


2012. Dikatakan K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan akibat kerja (KAK) dan penyakit akibat kerja (PAK).

 K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan ilmu terapan sebagai upaya untuk
mencegah kecelakaan, kebakaran, pencemaran, penyakit, dsb. Inti dari K3
adalah sebagai bentuk pencegahan atau preventif. Semua itu adalah untuk
memenuhi kesejahteraan karyawan atau tenaga kerja.

K3 didasarkan pada komitmen nasional dari identifikasi masalah K3 yang


umum terjadi yaitu: derajat kesehatan dan keselamatan pekerja yang masih
rendah, pengetahuan pekerja tentang kesehatan dan keselamatan masih
kurang, upaya kesehatan dan pelayanan yang belum merata, serta data dan
informasi yang belum memadai.

Tujuan K3
Adapun tujuan K3 adalah sebagai berikut:

 Alat
untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi semua
pekerjai baik itu buruh, petani, nelayan, pegawai, dan pekerja lainnya.
 Untuk meningkatkan produktifitas pekerja dan efisiensi perusahaan. Hal
tersebut karena K3 adalah sebagai alat pencegahan, maka bermanfaat
dalam keuntungan perusahaan dalam segi keuangan, karena jika
terjadi kecelakaan kerja maka perusahaan perlu bertanggung jawab
dengan memberikan asuransi dan tentu akan menurunkan
produktivitas yang akan berpengaruh terhadap pendapatan
perusahaan. Sebaliknya, jika menerapkan K3 maka perusahaan akan
lebih produktif, karena angka absensi pekerja juga menjadi berkurang.
 Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja atau penyakit akibat
hubungan kerja. Contohnya adalah pada masa pandemi saat ini, yaitu
virus Covid-19, maka di lingkungan kerja perlu dilakukan pencegahan
dengan melakukan protokol kesehatan, penyakit AIDS juga termasuk
dalam penyakit akibat hubungan kerja yang bisa melalui darah dari
penderita.
 Efisiensi
sumber daya manusia dan mesin. Tenaga kerja yang ahli
dibidangnya merupakan aset SDM bagi perusahaan, maka perlu
dilindungi sehingga efisien. Selain itu dalam kecelakaan kerja
terkadang tidak luput akibat kesalahan manusia dalam
memperlakukan mesin sesuai prosedur K3 sehingga mesin dapat
rusak. Contohnya, dalam mengangkat alat ada petunjuk K3
mengangkatnya dalam posisi tubuh tertentu agar tidak kehilangan
kendali (terkait ergonomis). Jika tidak dilaksanakan, alat tersebut
beresiko jatuh kepada karyawan dan rusak.

Hirarki Pengendalian Bahaya K3


Pelaksanaan K3 dalam perusahaan perlu menerapkan konsep hirarki
pengendalian bahaya. Hirarki ini berbentuk piramida terbalik dengan urutan
dari yang paling atas adalah eliminasi, substitusi, rekayasa engineering,
administrasi, dan APD. Berikut penjelasannya:
 Eliminasi: menghilangkan potensi bahaya langsung dari sumbernya.

 Substitusi: menggantikan benda yang berpotensi bahaya.


 Rekayasa engineering:menutup sumber bahaya atau memperbaiki.
 Administrasi: menggunakan prosedur dan rambu-rambu K3.

 APD:menghambat agar tidak kontak langsung dengan sumber daya


yang membahayakan.
Semakin ke atas (eliminasi) proteksi dan keamanannya semakin tinggi jadi,
dalam penerapannya hal yang perlu dipikirkan terlebih dahulu adalah bagian
yang paling atas, kemudian jika tidak bisa diterapkan, barulah ke tingkatan
selanjutnya.

Kegiatan rutin program K3, yaitu:

 Inspeksi.

 Pengumpulan data.
 Bimbingan, konseling, dan penyuluhan.
 Pendidikan dan pelatihan K3.
 Pemeliharaan

 Contohnya adalah pelatihan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang


benar, pelatihan kepada pekerja dalam menanggulangi kebakaran dan
evakuasi jika terjadi bencana, pelatihan K3 khusus kepada pekerja yang
bekerja di ketinggian, dsb.
 Setiap karyawan perlu untuk menerapkan K3 terutama yang
berhubungan dengan pekerjaannya. Contohnya pelatihan K3 listrik
untuk yang berkerja di listrik, pelatihan K3 pertambangan untuk
perusahaan pertambangan, pelatihan K3 rumah sakit, dan sebagainya.

 Program dikatakan berhasil apabila:

 Terjadi
penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait baik
secara kuantitatif, seperti jumlah dan frekuensi tenaga kerja yang
kecelakaan maupun kualitatif, seperti tingkat keparahan.
 Penurunan jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadi kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja.

Rambu-rambu K3
Perbedaan makna rambu-rambu K3 adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai