Anda di halaman 1dari 60

BAB III

KAJIAN EMPIRIS TENTANG BIMBINGAN KEAGAMAAN DALAM

MENGEMBANGKAN KESADARAN BERIBADAH

A. Kondisi Objektif Jurusan Bimbingan Konseling Islam

1. Sejarah Singkat Jurusan Bimbingan Konseling Islam

Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam yang di singkat BKI. Berdirinya

jurusan BKI tidak terlepas dari pembentukan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

dari Fakultas Usuludin yang awalnya hanya jurusan Dakwah di lingkungan UIN

Sunan Gunung Djati Bandung. Pada tahun 1993, atas permohonan panitia pendiri

Fakultas Dakwah yang diperkasai oleh Drs. H. Ahmad Subandi turunlah

Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 393 tahun 1993 tanggal 9 Desember 1993,

yang diperkuat oeh keputusan Menteri Agama No. 407 tahun 1993 tanggal 31

desember 1993. Jurusan BKI ditetapkan sebagai salah satu jurusan di Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang dijelaskan

pada bagian ketiga pasal 76-77 KMA tersebut.

2. Tujuan Berdirinya Jurusan Bimbingan Konseling Islam

BKI di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, memiliki ciri khas

yang berbeda dengan Bimbingan dan Konseling yang berkembang di Indonesia,

yaitu Bimbingan dan Konseling (BK) pendidikan dan Bimbingan dan Konseling

Psikologi. Sedangkan Jurusan BKI dikembangkan dengan ciri khas yang lebih

mengarah kepada Counseling for All (Konseling untuk masyarakat luas) dalam

bingkai Ilmu Dakwah dengan basis konseling agama. Sehingga Konseling

63
64

Pendidikan dan Konseling Psikologi merupakan bagian integral dari wilayah

kajian BKI sesuai dengan rumpun Ilmu Dakwah yang menjadi induknya

Jurusan BKI siap mencetak tenaga-tenaga professional sebagai Pembimbing,

Penyuluh, Konselor, dan Terapist agama/spiritual yang banyak dibutuhkan dalam

berbagai sektor, sesuai dengan trend perkembangan saat ini yang butuh sisi

spiritual dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu keahlian Jurusan BKI,

diorientasikan kepada: Keahlian teoritik dan Keahlian Praktik di bidang

bimbingan, penyuluhan, konseling, dan psikoterapi Islam.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi program studi profesional, kompetitif, dan unggul dalam bidang

bimbingan, konseling dan penyuluhan Islam tingkat Asean pada tahun

2025.

b. Misi:

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan tenaga

profesional di bidang bimbingan, konseling dan penyuuhan Islam.

2) Menyelenggarakan penelitian dan publikasi ilmiah guna mengembangkan

ilmu dan aplikasi bidang bimbingan, ko,nseling dan penyuluhan Islam.

3) Menyelenggarakan layanan pengabdian pada masyarakat yang profesional

dengan penerapan inovasi bidang bimbingan, konseling dan penyuluhan

Islam.
65

KEPEMIMPINAN KETUA JURUSAN

No Ketua Jurusan

Dra. Hj. Nanih Machendrawaty,


1
M.Ag

2 Dr. H. Ahmad Sarbini, M.Ag

3 Dr. H. Isep Zaenal Arifin, M.Ag

4 Dr. Aep Kusnawan, M.Ag

5 Dudy Imanudin Effendi. M.Ag

Tabel 3.1

4. Kurikulum Jurusan Bimbingan Konseling Islam

a. Mata Kuliah Kompetensi Agama

Kode Mata
No. Mata Kuliah SKS
Kuliah

1 KU 20101 Pengantar Studi Islam 3 (2-1)

2 KU 20102 Fiqh 3 (2-1)

3 KU 20103 Hadits 3 (2-1)

4 KU 20104 Tafsir 3 (2-1)

5 KU 20105 Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2 (2-0)

6 KU 20106 Sejarah Dakwah 2 (2-0)

7 KU 20107 Filsafat Dakwah 2 (2-0)


66

8 KU 20108 Metodelogi Dakwah 2 (1-1)

9 KU 20109 Psikologi Dakwah 2 (2-0)

10 KU 20110 Etika Dakwah 2 (2-0)

11 KU 20111 Perbandingan Dakwah 3 (2-1)

12 KU 20112 Dakwah Antarbudaya 3 (2-1)

13 KU 20113 Esensi Alqur'an 3 (2-1)

14 KU 20114 Epistimologi Do'a 3 (2-1)

15 KU 20115 Dasar-dasar BPI 2 (2-0)

16 KU 20116 Teori BPI (Irsyad) 2 (2-0)

17 KU 20117 Tek. Penyuluhan Agama 3 (1-2)

18 KU 20118 Manajemen BPI 2 (1-1)

19 KU 20119 Teori Konseling 2 (2-0)

20 KU 20120 Teknik BK 2 (1-1)

21 KU 20121 Media BK 3 (1-2)

22 KU 20122 Pengantar Psikoterapi 2 (2-0)

23 KU 20123 Psikoterapi Islam 2 (1-1)

24 KU 20124 Kesehatan Mental 2 (1-1)

25 KU 20125 Dasar-dasar WAROIS 3 (1-2)

26 KU 20126 Konseling Individu 2 (1-1)

27 KU 20127 Komunikasi BK 2 (1-1)

28 KU 20128 Pengantar Psikologi 2 (2-0)

29 KU 20129 Konseling Kelompok 2 (1-1)

30 KU 20130 Psikologi BK 2 (1-1)


67

31 KU 20132 BK Keluarga Sakinah 2 (1-1)

32 KU 20133 Metodelogi Penelitian BPI 3 (2-1)

33 KU 20134 Fiqh Keluarga Muslim 2 (1-1)

34 KU 20135 Wacana B. Inggris 4 (2-2)

35 KU 20136 Wacana B. Arab 4 (2-2)

36 KU 20137 Wacana B. Indonesia 2 (1-1)

37 KU 20138 Patologi Sosial 2 (1-1)

38 KU 20139 Bimbingan Karir 2 (1-1)

39 KU 20140 Praktik Profesi BPI 3 (0-3)

40 KU 20141 Kuliah Kerja Mahasiswa 2 (0-2)

41 KU 20142 Skripsi:  

    a. SUPS 2 (0-2)

    b. Komprehensif 2 (0-2)

    c. Munaqasah 2 (0-2)

Jumlah 102 (51-45)

Tabel 3.2

b. Mata Kuliah Kompetensi Pendukung

Kode

No. Mata Mata Kuliah SKS

Kuliah

1 KP 20101 Pemikiran Modern dalam 2 (0-2)

    Islam  

2 KP 20102 Filsafat BK 2 (0-2)


68

3 KP 20103 Filsafat Ilmu 2 (1-1)

4 KP 20104 Ilmu Mantiq 2 (1-1)

5 KP 20105 Kaifiyat Mujadalah 2 (1-1)

6 KP 20106 Statistik Sosial 2 (1-1)

Jumlah 12 (8-4)

c. Mata Kuliah Kompetensi Lain-lain

Kode

No. Mata Mata Kuliah SKS

Kuliah

1 KL 20101 Kewirausahaan 2 (1-1)

2 KL 20102 Bahasa & Budaya Sunda 2 (1-1)

3 KL 20103 Antropologi Budaya 2 (1-1)

4 KL 20104 Retorika 2 (1-1)

Jumlah 8 (4-4)

Tabel 3.4
d. Mata Kuliah Kompetensi Pilihan
Kode Mata
No. Mata Kuliah SKS
Kuliah
1 KPL 20101 BK Pendidikan 0
2 KPL 20102 Penyuluhan KB 0
3 KPL 20103 Penyuluhan Anti Narkoba 0
4 KPL 20104 Penyuluhan Sosial 0
Jumlah 0
Tabel 3.5
69

5. Kelompok Studi Profesi

Diluar perkuliahan jurusan BKI menempa profesi mahasiswa dengan

mengakselarasi pengenalan sejak dini minat dan bakat melalui pengembangan

Kelompok Studi Profesi (KSP) BKI. KSP ini disamping sebagai wahana diskusi

kajian, penelitian, pembinaan dan produktivitas. KSP BKI dikembangkan melalui

kerjasama yang sinergi antara mahasiswa, BEM-J BKI, LP2BPI, IKA-BKI dan

Dosen Jurusan. KSP tersebut terdiri dari:

KS BK Pendidikan KS BP Agama & Haji

KS BK Karir KS BP Keluarga Berencana

KS BK Mental KS BP Penanggulangan Narkoba

KS BK Remaja KS BP Sosial Keagamaan

KS BK Pra-Nikah & Keluarga Sakinah KS Terapi Islam

KS Bimbingan Rohani Islam KS Media BKI

KS BK Pasca Bencana KS Training Islami

Tabel 3.6

6. Serapan Lapangan Pekerjaan

a. Kementrian Agama: Dosen, Guru BK, Pembimbing Agama, Penyuluh

Agama, BP4.

b. Departemen Pendidikan Nasional: Guru BP/BK.

c. Perusahaan: Pembimbing Karir (HRD).

d. TNI/POLRI/LAPAS: Pembimbing Mental.

e. Departemen Sosial: Penyuluhan Sosial.


70

f. BKKBN: Penyuluhan KB.

g. BNN: Penyuluhan Anti Narkoba.

h. LSM: Aktivis Sosial Keagamaan.

7. Dosen Jurusan Bimbingan Konseling Islam

Prof. Dr. H. Asep Muhyiddin, M.Ag

Prof. Dr. H. Syukriadi Sambas, M.Si

Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, MA

Dr. H. Ahmad Sarbini, M.Ag

Dr. H. Isep Zaenal Arifin, M.Ag

Dr. Aep Kusnawan, M.Ag

Dr. Hajir Tajiri, M.Ag

Dr. Hj. Lilis Satriah, M.Pd

Dr. Hj. Siti Chodijh, M.Ag

Dra. Hj. Nanih Machendrawati, M.Ag

Drs. Didi Munadi Ardi, M.Ag

Drs. Wiryo Setiana, M.Si

Drs. H. Ucin Muksin, M.Ag

Dra. N. Mu'minatul Jannah, M.Ag

Dra. N. Imas Rosyanti, M.Ag

Drs. Zaenal Mutaqien, M.Ag

Drs. Dadang A. Fajar, M.Ag

Dudy Imanudin Effendi. M.Ag

Abdul Mujib, M.Ag


71

Sugandi Miharja, M.Pd

Aliyudin, M.Ag

Elly Marlina, M.Si

Dede Lukman, M.Ag

Asep Saepurrahim, M.M.Pd

Abdul Rojak, M.Ag

Tabel 3.7

8. Jumlah Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam angkatan 2014-

2015

a. Kelas BKI A = 50 Orang

b. Kelas BKI B = 49 Orang

c. Kelas BKI C = 49 Orang

d. Kelas BKI D = 49 Orang

B. Program Bimbingan Keagamaan dalam Mengembangkan Kesadaran

Beribadah melalui Kelompok Bimbingan Praktik Ibadah Jurusan BKI

angkatan 2014-2015

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Akademik TU

Fakultas Dakwah dan Komunikasi yaitu Bapa Asep, M.Agdiperoleh data

program bimbingan praktik ibadahmeliputi:

1. Program Bimbingan Praktik Ibadah berdasarkan Surat Keputusan (SK)

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati

Bandung Nomor : Un.05/FD/PP.00.9/0322/2014 tentang panitia dan


72

pembimbing praktik ibadah mahasiswa semester satu tahun akademik

2014/2015 Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

N
NAMA JABATAN KETERANGAN
O

Prof. Dr. H. Asep Muhyiddin, Penanggung


1 Praktik Ibadah
M.Ag Jawab

2 Dr. Ahmad Sarbini, M.Ag Ketua  

Drs. H. Syamsuddin RS,


3  
M.Ag Wakil Ketua

4 Dr. H. Ujang Saefullah, M.Si Wakil Ketua  

5 Drs. Asep Setawan, MM Sekretaris  

Kordinator Bidang
6  
Asep, M.Ag Akademik

Kordinator Bidang
7  
R. Ronggo Heru, SH, MH Ad. Umum

Kordinator Bidang
8  
Dra. Eva Tavivah Logistik

Kordinator Bidang
9  
Deni Wahyu Ramdani, S.Pd.I Keuangan

10 Tina Agustina Anggota  

11 Tatang Abas Saputra, S.Pd.I Anggota  

12 Dul Jamal Anggota  

13 Nanang Mulyana Anggota  


73

14 Taofik Hidayat, S.Sos Anggota  

15 Asep Marpu, S.Sos Anggota  

16 Fadlan Mubarok, S.Sos Anggota  

17 Husni Abdillah, S.Sos Anggota  

Ridha Aulia Fadillah, S.Pd,


18  
M.E.Sy Anggota

19 M. Ihsan, S.Sos.I Anggota  

20 Duden Aiman, S.Kom.I Anggota  

Tabel 3.8

Jabatan

No Nama dalam Keterangan

Tugas

1 Drs. Wiryo Setiana, M.Si. Pembimbing Peraktik

2 Elly Marlina, S.Ag.,M.Si. Pembimbing Ibadah

3 Drs. H. Ucin Muksin, M.Ag. Pembimbing  

4 Dra. Mu'minatul Zanah, M.Ag. Pembimbing  

5 Dr. Lilis Satriah, M.Pd. Pembimbing  

6 Dudy Imanudin Effendi, M.Ag. Pembimbing  

7 Asep Saepulrohim, S.Ag, M.M.Pd. Pembimbing  

8 Dede Lukman, S.Sos.I, M.Ag. Pembimbing  

9 Abdul Rozaq, S.Sos.I, M.Si. Pembimbing  

10 Dr. Uwes Fatoni, M.Ag. Pembimbing  


74

11 Asep Shodiqin, M.Ag. Pembimbing  

12 Drs. H. Karsisdi Diningrat, M.Ag. Pembimbing  

Tabel 3.9

2. Pembagian kelompok praktik ibadah

a. Kelompok 1

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

Drs. Wiryo Setiana,


1 Aas Aswati 1144010001 A
M.Si.

2 Abdurrahman 1144010002 A  

3 Achmad Tovani TI 1144010003 A  

4 Ade Fikri Fatrarrahman 1144010004 A  

5 Adi Rahman K Arking 1144010005 A  

6 Alfiana Rofiqoh 1144010006 A  

7 Alafiah Nurfauziyah 1144010007 A  

8 Alvin Nursiva Anggraeni 1144010008 A  

9 Amalia Lahitanika Ajrina 1144010009 A  

10 Ambar Sari Silvia Dewi 1144010010 A  

11 Amiroh Nurul Azizah 1144010011 A  

12 Andi Maulana Nopianto 1144010012 A  

13 Andri Setiawan 1144010013 A  

14 Aneu Nurlatifah 1144010014 A  


75

15 Annisa Nurinayah 1144010015 A  

16 Asep Saepul Bani AS 1144010016 A  

Ayu Ditya Sekarwangi


17 1144010017 A  
Azahra

Tabel 3.10

b. Kelompok 2

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401001 Elly Marlina,


1 Ayu Nurjamilah A
8 S.Ag.,M.Si.

114401001
2 Ayu Yanuar Pratiwi A  
9

114401002
3 Ayuningtyas W A  
0

114401002
4 Azmul Kosasih A  
1

114401002
5 Badiyatul Fazri A  
2

Bella Khoeroennisa 114401002


6 A  
M 3

7 Bili Hakiki Jenawi 114401002 A  


76

114401002
8 Cece Jalaludin Hasan A  
5

114401002
9 Dawam Khoerudin A  
6

De Ilham 114401002
10 A  
Nurdiyansyah 7

114401002
11 Dede Hidayat A  
8

114401002
12 Dede Rohman A  
9

114401003
13 Dede Sani A  
0

114401003
14 Dede Sri Mulyanti A  
1

114401003
15 Desi Lestari A  
2

114401003
16 Desih A  
3

114401003
17 Desvita Nugraha A  
4

Tabel 3.11

c. Kelompok 3
77

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401003 Drs. H. Ucin Muksin,


1 Dicky Dermawanto A
5 M.Ag.

Dini Herdiyanti 114401003 A  


2
6

Eka Rahmayanti 114401003 A  


3
7

Elpah Puspita 114401003 A  


4
8

Ery Rizkia Casafitsa 114401003 A  


5
9

Eryanti Nurmala Dewi 114401004 A  


6
0

Euis Hadiyanti 114401004 A  


7
1

Eulis Nurmilawati 114401004 A  


8
2

Fadhlan Muhammad 114401004 A  


9
Alfafa 3

Fajar Dermawan 114401004 A  


10
4

11 Falah Siti Fauzi 114401004 A  


78

114401004
12 Farras Eka Pansa A  
6

114401004
13 Fatimatuzahroh A  
7

114401004
14 Faya Lergue Katili A  
8

114401004
15 Febi Fauziah A  
9

Umi Rosiqotul 114401005


16 A  
Kudsyah 0

Tabel 3.12

d. Kelompok 4

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401005 Dra. Mu'minatul Zanah,


1 Feby Melinda B
1 M.Ag.

114401005
2 Fiana Ahadiah M B  
2

114401005
3 Fini Syipa Fauziyah B  
3

Fiqi Hidayati 114401005


4 B  
Lukman 4
79

Fithri Laela 114401005


5 B  
Sundani 5

114401005
6 Fitri Noviananda B  
6

114401005
7 Fitria Rosyanda B  
7

114401005
8 Fuji Fauziyah N.S B  
8

114401005
9 Gea Rahmalia Putri B  
9

114401006
10 Gifari Firmansyah B  
0

114401006
11 Halimatus Sa'diyah B  
1

114401006
12 Hanatul Fadilah B  
2

114401006
13 Han-Han Lidia B  
3

114401006
14 Hani Pauziyyah B  
4

114401006
15 Haris Shabiq B  
5

16 Hasna Septi 114401006 B  


80

Fauziah 6

114401006
17 Hendri B  
7

Tabel 3.13

e. Kelompok 5

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401006
1 Heni Septiani B Dr. Lilis Satriah, M.Pd.
8

114401006
2 Hilman Rizkiyawan B  
9

114401007
3 Ibnu Solahudin B  
0

114401007
4 Ica Khoerunnisa B  
1

114401007
5 Idzniati Hanifah B  
2

114401007
6 Ila Nurfadilah B  
3

114401007
7 Ilham Mahbubbillah B  
4

114401007
8 Inda Fadhilah B  
5
81

114401007
9 Indri Novionita Lena B  
6

114401007
10 Indri Suminar B  
7

114401007
11 Ingrid Kittah B  
8

114401007
12 Insan Arif Wijaksana B  
9

114401008
13 Intan Asti Purnamasari B  
0

114401008
14 Intan Pajrianti B  
1

114401008
15 Ira Khoeriyah B  
2

114401008
16 Ismi Sri Rimawati B  
3

Tabel 3.14

f. Kelompok 6

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S
82

114401008 Dudy Imanudin Effendi,


1 Isna Inayah B
4 M.Ag.

114401008
2 Isye Ahmadiana B  
5

114401008
3 Iva Faridha Azahro B  
6

114401008
4 Juli Ashari B  
7

Kamilah Noor Syifa 114401008


5 B  
Hasanah 8

114401008
6 Keanu Yudhi Garcia B  
9

114401009
7 Kemal Ajie Wildani B  
0

114401009
8 Khairun Nisa B  
1

114401009
9 Khilda Hawaria B  
2

114401009
10 Kiki Rizki Amalia B  
3

114401009
11 Laras Dwi Nurchoeriah B  
4

12 Lea Siti Mariam 114401009 B  


83

114401009
13 Lia Aulia Rachmayanti B  
6

114401009
14 Lies Hamidah B  
7

Lula Shinseda 114401009


15 B  
Alawiyah 8

114401009
16 Luqman Nur Hakim B  
9

Tabel 3.15

g. Kelompok 7

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401010 Asep Saepulrohim, S.Ag,


1 Lutfy Meilani C
0 M.M.Pd.

114401010
2 Mamay Maesaroh C  
1

114401010
3 Marlina C  
2

114401010
4 Martina Nurmaliah C  
3
84

114401010
5 Mas Rohana Kosasih C  
4

114401010
6 Maulida Aulia Rahman C  
5

114401010
7 Maya Nadia C  
6

114401010
8 Mela Nurmanlah C  
7

114401010
9 Mela Purnama C  
8

114401010
10 Meli Nurbayanti C  
9

Mia Fatimah 114401011


11 C  
Muhammad 0

114401011
12 Mia Kumalasari C  
1

Miladiyah Nur 114401011


13 C  
Rohman 2

Muhamad Rizal 114401011


14 C  
Nurzaman 3

Muhammad Fahmi 114401011


15 C  
Najib 4

16 Muhammad Fitriadi N 114401011 C  


85

Muhammad Yogi 114401011


17 C  
Suherman 6

Tabel 3.16

h. Kelompok 8

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401011 Dede Lukman, S.Sos.I,


1 Mukhammad Nouh C
7 M.Ag.

114401011
2 Mutiara Jais C  
8

Nada Zahidah 114401011


3 C  
Mukharomah 9

114401012
4 Najmul Amal C  
0

114401012
5 Nasep Khirzani C  
1

114401012
6 Neneng Nurhasanah C  
2

114401012
7 Neneng Ririn M. R C  
3

8 Neng Esta Nurlaela 114401012 C  


86

114401012
9 Neng Maulida Zahroh C  
5

114401012
10 Neng Suci Elis Sawida C  
6

114401012
11 Neng Wida Nurdiani C  
7

114401012
12 Nia Farida C  
8

114401012
13 Nisa Rahmatunisa C  
9

114401013
14 Noneng Tuti C  
0

114401013
15 Novitasari C  
1

Nuni Mumtahanah 114401013


16 C  
Widya 2

Tabel 3.17

i. Kelompok 9

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401013 Abdul Rozaq, S.Sos.I,


1 Nuni Nuraeni C
3 M.Si.
87

114401013
2 Nur Ati Azizah C  
4

114401013
3 Nur Gaha C  
5

114401013
4 Nur Kamilah Muhsin C  
6

114401013
5 Nuraisyah Jamil C  
7

114401013
6 Nuratiqoh Sa'adah C  
8

114401013
7 Nurfadilah Rohimah C  
9

114401014
8 Nurlaela C  
0

114401014
9 Nurul Aulia Dewi C  
1

114401014
10 Oop Sopiah C  
2

114401014
11 Pebby Aprilia Sugiana C  
3

114401014
12 Pepi Siti Faojiah C  
4

13 Puput Putri Nurbayanti 114401014 C  


88

114401014
14 Putri Utami C  
6

R. Salma Nur 114401014 C  


15
Khokifah 7

Rahmat Nawawi 114401014 C  


16
8

Tabel 3.18

j. Kelompok 10

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401014 Dr. Uwes Fatoni,


1 Ramdan Maulana D
9 M.Ag.

114401015
2 Rani Anggraeni D  
0

114401015
3 Regi Rochmansyah D  
1

114401015
4 Reni Nureani D  
2

5 Reni Yuliani 114401015 D  


89

114401015
6 Restu Aqil Kunadi D  
4

114401015
7 Resya Ayu Pratiwi D  
5

Ridha Syahida 114401015


8 D  
Imanisalma 6

Ridhi Antika 114401015


9 D  
Zakiyatunufus 7

114401015
10 Rifqi Murodi D  
8

114401015
11 Rijal Pribadi R D  
9

114401016
12 Rina Nurviani D  
0

114401016
13 Rini Meita Sari D  
1

114401016
14 Risma Muzdalifah D  
2

114401016
15 Risma Peristiawati D  
3

114401016
16 Risna Dewi Kinanti D  
4
90

114401016
17 Rizki Nugroho D  
5

Tabel 3. 19

k. Kelompok 11

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

114401016
1 Rizky Maulana D Asep Shodiqin, M.Ag.
6

114401016
2 Roni Hoeruman Azam D  
7

114401016
3 Rusmana D  
8

114401016
4 Sely Diana Al Basyar D  
9

114401017
5 Sifa Hoerinisa D  
0

114401017
6 Sita Maria Ulfah D  
1

Siti Mastoah 114401017


7 D  
Nurawaliah 2

114401017
8 Siti Nurjanah Fatonah D  
3

9 Siti Rahmah 114401017 D  


91

114401017
10 Siti Syarah Nur Aziz D  
5

114401017
11 Siti Zayyinatul Aliyah D  
6

114401017
12 Sri Mulyani D  
7

114401017
13 Sri Wahyuni D  
8

114401017
14 Succy Ayu Pertiwi D  
9

114401018
15 Suhartinah D  
0

114401018
16 Syamsudin D  
1

Tabel 3.20

l. Kelompok 12

N KELA
NAMA NIM PEMBIMBING
O S

1 Syifa Hanifah 114401018 D Drs. H. Karsisdi Diningrat,


92

2 M.Ag.

114401018
2 Syifa Nurul Inayah As D  
3

Teguh Santosa 114401018 D  


3
4

Tia Muzdalifah 114401018 D  


4
5

Tiara Setiawaty 114401018 D  


5
6

Tria Oktariani Supan 114401018 D  


6
7

Ulfa Novianti Saeful 114401018 D  


7
8

Utami Nur Asyifa 114401018 D  


8
9

Vina Vionita 114401019 D  


9
0

Wida Firdausah 114401019 D  


10
Yuliani 1

Wildan Hadiansyah 114401019 D  


11
2

Yanti Nurfadillah 114401019 D  


12
3
93

114401019
13 Yuli Nurlianti D  
4

114401019
14 Yuni Santika D  
5

114401019
15 Yusuf Amirullah D  
6

114401019
16 Yusuf Prassetya D  
7

Tabel 3.21

3. Makna dan status prktik ibadah

Praktik ibadah merupakan kegiatan co-kurikuler yang mengikat dan menjadi

salah satu persyaratan dalam menempuh ujian komprehensif. Praktik ibadah

diselenggarakan bagi mahasiswa semester satu. Serta menjadi subsistem dari

takwinud-du’at dalam membentuk integritas pribadi kader da’i profesional

untuk mampu mengatasi beragam tantangan dan problem dakwah

Selain bermakna sebagai bagian dari proses penyadaran fitrah kemanusiaan

mahasiswa sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk komitmen pada

pelaksanaan ibadah mahdhah, juga sebagai proses pembentukan sikap dan prilaku

uswah hasanah bagi pribadi kader da’i dalam semua konteks dakwah. Meliputi
94

kegiatan pembimbing, penyadaran, nasihat, dan terapi mentalitas keagamaan

dalam rangka pembentukan pribadi kader da’i profesional.

4. Tujuan penyelenggaraan praktik ibadah

Untuk meningkatkan kualitas mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi

dalam menguasai, menghayati pengetahuan ibadah dan pelaksanaanya, serta

merefleksikan hikmah (pesan moral dan etik) ibadah dalam prilaku nyata dalam

pergaulan sebagai al-basyar (makhluk sosial) baik di dalam maupun di luar

kampus sebagai bagian dari perwujudan tujuan pendidikan nasional.

5. Kreteria dosen pembimbing

Dosen pembimbing praktik ibadah adalah dosen tetap, yang kemudian ditetapkan

melalui surat keputusan dekan. Yang berkewajiban melaksanakan bimbingan

praktik ibadah dalam bentuk bimbingan wawasan pengetahuan dan keterampilan

ibadah, penyadaran dan nasihat, serta refleksi hikmah ibadah dalam kehidupan

nyata sesuai jadwal yang ditetapkan.

Dalam hal ini juga memiliki tugas, berkewajiban menyampaikan hasil evaluasi

bimbingan praktik ibadah kepada jurusan berikut daftar nilai mahasiswa peserta

bimbingannya. Serta hak-hak dosen pembimbing praktik ibadah dipenuhi sesuai

peraturan yang berlaku.

6. Syarat peserta praktik ibadah

Peserta praktik ibadah adalah mahasiswa semester satu yang memenuhi

persyaratan administrasi akademik. Yang memiliki kewajiban mengikuti


95

kegatan praktik ibadah sesuai jadwal dengan dosen pembimbing yang telah

ditentukan. Serta berhak memperoleh bimbingan sesuai materi dan jadwal

praktik ibadah yang telah ditentukan yang memperoleh nilai (status kelulusan)

sesuai ketentuan evaluasi praktik ibadah.

C. DeskripsiPelaksanaan Bimbingan Keagamaan dalam Mengembangkan

Kesadaran Beribadah melaluiKelompok Bimbingan Praktik Ibadah

Jurusan BKI angkatan 2014-2015

1. Deskripsi bimbingan peraktek ibadah olehDrs. Wiryo Setiana, M.Si.

(dosen pembimbing kelompok 1)

Pertama-tama pembimbing mengucapkan Assalamu’alaikum

warahmatullahi wabarakatuh, lalu dijawab wa’alaikumussalam

warahmatullahi wabarakatuh oleh semua peserta bimbingan yang hadir.

Selanjutnya pembimbing mengajak peserta untuk membuka bimbingan

keagamaan dengan membaca al fatihah bersama-sama sebagai pembuka.

Setelah itu pembimbing menyampaikan materi sebagai berikut:

THAHARAH

Thaharah menurut  bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ atau istilah

adalah membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari

najis dan hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat

islam.Thaharah atau bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan

dalam beberapa macam ibadah. Seperti dalam QS Al-maidah ayat : 6

Adapun thaharah sendiri terbagi menjadi beberapa bagian meliputi:


96

A. Wudhu

Menurut bahasa, wudhu artinya bersih dan indah. Sedangkan menurut

istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada anggota badan tertentu

dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadast

kecil. Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat (orang yang akan

sholat, diwajibkan berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah.

1) Syarat Wudhu

a) Islam, maka tidak syah wudhunya orang kafir atau orang murtad.

b) Tamiyiz, yang dimaksud dengan tamiyiz adalah seseorang yang

memahami dari pada percakapan atau bisa makan sendiri, minum

sendiri dan membersihkan buang hajat sendiri atau bisa membedakan

antara kanan dan kiri atau juga bisa membedakan antara kurma dan

bara api.

c) Bersih dari Haid dan Nifas, haid adalah darah yang keluar pada waktu

tertentu bagi setiap wanita yang sudah dewasa. sedangkan nifas adalah

darah yang keluar setelah melahirkan.

d) Tidak adanya sesuatupun yang mencegah sampainya air ke kulit

anggota wudhu, yaitu bersihnya kulit anggota wudhu dari semisal cat

atau kotoran kotoran lain yang menempel di kulit sehingga air tidak

bisa masuk.

e) Tidak ada sesuatupun di anggota wudhu yang bisa merubah air, yaitu

bersihnya anggota tubuh yang bisa merubah air dan mencabut nama air

tersebut. contohnya seperti tinta dan jakfaron yang banyak.


97

f) Mengetahui kefardhuan/kewajiban dari pada wudhu, seorang yang

wudhu harus mengetahui bahwasannya hukum dari pada wudhu adalah

fardhu. Jika dia meyakini bahwa wudhu hukumnya adalah sunnah

maka tidak syah wudhunya.

g) Tidak meyakini kefardhuan/kewajiban dari pada rukun rukun wudhu

adalah sunnah, seseorang yang wudhu tidak boleh meyakini rukun

rukun wudhu memiliki hukum sunnah semisal dia meyakini

bahwasannya membasuh kedua tangan sampai siku siku adalah

sunnah.

h) Memakai air yang suci dan mensucikan, yaitu air yang digunakan

adalah air yang bersih dari najis dan juga bukan air musta'mal. Air

musta'mal adalah air yang digunakan pertama kali dalam bersuci

(basuhan wajib).

2) Rukun Wudhu

a) Niat ketika Membasuh Muka

Lafazh Niat Wudhu adalah :

Nawaitul Wudhuu’a Liraf’il-hadatsil-ashghari fardhal lillaahi ta’aalaa

Artinya :” Aku niat berwudhu untuk mengilangkan hadats kecil, fardhu

karena Allah“

b) Membasuh seluruh muka (mulailah dari tempat tumbuhnya rambut

kepala hingga bawa dagu, dan kedua telinga kanan dan kiri).

c) Membasuh kedua tangan sampai siku-siku tangan.

d) Mengusap sebagian rambut kepala.


98

e) Membasuh kedua belah kaki sampai dengan mata kaki.

f) Tertib (berturut-turutan), artinya mendahulukan mana yang harus

dahulu, dan mengakhirkan mana yang harusnya di akhirkan, jadi anda

tidak boleh memulai wudhu dengan salah urutannya.

3) Tatacara Berwudhu

a) Memulai wudhu’ dengan niat

Niat artinya menyengaja dengan kesungguhan hati untuk mengerjakan

wudhu’ karena melaksanakan perintah Allah subhanahu wata’ala dan

mengikuti perintah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Salam.

Ibnu Taimiyah berkata: “Menurut kesepakatan para imam kaum muslimin,

tempat niat itu di hati bukan lisan dalam semua masalah ibadah, baik

bersuci, shalat, zakat, puasa, haji, memerdekakan budak, berjihad dan

lainnya. Karena niat adalah kesengajaan dan kesungguhan dalam hati.

(Majmu’atu ar-Rasaaili al-Kubra, I/243)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menerangkan “bahwa segala

perbuatan tergantung kepada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan

balasan menurut apa yang diniatkannya…”. (HSR. Bukhari dalam Fathul

Baary, 1:9; Muslim, 6:48)

b) Tasmiyah (membaca bismillah)

Abu Bakar, Hasan Al-Bashri dan Ishak bin Raahawaih mewajibkan

membaca bismillah saat berwudhu’. Pendapat ini diikuti pula oleh Imam

Ahmad, Ibnu Qudamah serta imam-imam yang lain, dengan berpegang


99

pada hadits dari Anas tentang perintah Rasulullah untuk membaca

bismillah saat berwudhu’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam

bersabda: “Berwudhu’lah kalian dengan membaca bismillah!”. (HSR.

Bukhari, I: 236, Muslim, 8: 441 dan Nasa’i, no. 78)

c) Mencuci kedua telapak tangan

Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam mencuci kedua telapak

tangan saat berwudhu’ sebanyak tiga kali. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wa Salam juga membolehkan mengambil air dari bejancdengan telapak

tangan lalu mencuci kedua telapak tangan itu. Tetapi Rasulullah melarang

bagi orang yang bangan tidur mencelupkan tangannya ke dalam bejana

kecuali setelah mencucinya. (HR. Bukhari-Muslim)

d) Berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung

Yaitu mengambil air sepenuh telapak tangan kanan lalu memasukkan air

kedalam hidung dengan cara menghirupnya dengan sekali nafas sampai air

itu masuk ke dalam hidung yang paling ujung, kemudian

menyemburkannya dengan cara memencet hidung dengan tangan kiri.

Beliau melakukan perbuatan ini dengan tiga kali cidukan air. (HR.

Bukhari-Muslim. Abu Dawud no. 140)

Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menganjurkan

untuk bersungguh-sungguh menghirup air ke hidung, kecuali dalam

keadaan berpuasa, berdasarkan hadits Laqith bin Shabrah. (HR. Abu

Dawud, no. 142; Tirmidzi, no. 38, Nasa’i)

e) Membasuh muka sambil menyela-nyela jenggot


100

Yakni mengalirkan air keseluruh bagian muka. Batas muka itu adalah dari

tumbuhnya rambut di kening sampai jenggot dan dagu, dan kedua pipi

hingga pinggir telinga. Sedangkan Allah memerintahkan kita:

”Dan basuhlah muka-muka kamu.” (Q.S Al-Maidah: 6)

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Humran bin Abaan, bahwa

cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam membasuh mukanya saat wudhu’

sebanyak tiga kali”. (HR Bukhari, I/48), Fathul Bari, I/259. no.159 dan

Muslim I/14)

f) Membasuh kedua tangan sampai siku

Menyiram air pada tangan sampai membasahi kedua siku, Allah

subhanahu wata’ala berfirman:

”Dan bashlah tangan-tanganmu sampai siku” (Q.S Al-Maidah: 6)

Rasulullah membasuh tangannya yang kanan sampai melewati sikunya,

dilakukan tiga kali, dan yang kiri demikian pula, Rasulullah mengalirkan

air dari sikunya (Bukhari-Muslim, HR. Daraquthni, I/15, Baihaqz, I/56)

g) Mengusap kepada dan telinga

Mengusap kepala, haruslah dibedakan dengan mengusap dahi atau

sebagian kepala. Sebab Allah subhanahu wata’ala memerintahkan:

”Dan usaplah kepala-kepala kalian…” (Q.S Al-Maidah: 6)

Rasulullah mencontohkan tentang caranya mengusap kepala, yaitu dengan

kedua telapak tangannya yang telah dibasahkan dengan air, lalu ia

menjalankan kedua tangannya mulai dari bagian depan kepalanya ke


101

belakangnya tengkuknya kemudian mengambalikan lagi ke depan

kepalanya. (HSR. Bukhari, Muslim, no. 235 dan Tirmidzi no. 28 lih. Fathul

Baari, I/251)

h) Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki

Allah subhanahu wata’ala berfirman: 

”Dan basuhlah kaki-kakimu hingga dua mata kaki” (Q.S Al-Maidah: 6)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “…barangsiapa

diantara kalian yang sanggup, maka hendaklahnya ia memanjangkan

kecermerlangan muka, dua tangan dan kakinya.” (HSR. Muslim, 1/149

atau Syarah Shahih Muslim no. 246)

i) Tertib

Semua tatacara wudhu’ tersebut dilakukan dengan tertib (berurutan)

muwalat (menyegerakan dengan basuhan berikutnya) dan disunahkan

tayaamun (mendahulukan yang kanan atas yang kiri) (H.R Bukhari-

Muslim)

j) Berdoa

Yakni membaca do’a yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam:

“Asyahdu anlaa ilaa ha illalah wa asyhadu anna Muhammadan

‘abdullahi wa rasuulahu. Allahummaj ‘alni minattawwabiina waja’alni

minal mutathohhiriin (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu

Majah)

Metode Bimbingan Praktik Ibadah


102

Yaitu menggunakan Irsyad Qaul, proses penjelasan materi praktik ibadah

dengan bahasa lisan kemudian memberikan tugas dengan cara dalam

suasana tatap muka. Kemudian irsyad ‘amal proses praktik yang

diipragakan oleh dosen pembmbing dan peserta. Yang terakhir dengan

metode penugasan dengan cara menghapal agar lebih terkuasai materinya.

Waktu dan tempat pelaksanaan

Untuk pelaksanaan sendiri dilakukan secara kondisional karena diluar jam

mata kuliah sehingga menyesuaikan waktunya antara dosen pembimbing

dan peserta ibadah, biasanya dilakukan di mesjid.

Evaluasi dan penilaian

Dalam penilaian bisa dilakukan ketika peserta hadir dalam bimbingan

yang sesuai yaitu 12 kali pertemuan, serta menguasai, mengerti, bisa

menjelaskan dan memperaktikan materi.

2. Deskripsi bimbing peraktek ibadah olehDrs. H. Ucin Muksin, M.Ag.

(dosen pembimbing kelompok 3)

Pertama - tama pembimbing mengucapkan Assalamu’alaikum

warahmatullahi wabarakatuh, lalu dijawab wa’alaikumussalam


103

warahmatullahi wabarakatuh oleh semua peserta bimbingan yang hadir.

Selanjutnya pembimbing mengajak peserta untuk membuka bimbingan

keagamaan dengan membaca al fatihah bersama-sama sebagai pembuka.

Setelah itu pembimbing menyampaikan materi sebagai berikut:

Pengertin Haji dan Umrah

Haji adalah salah satu rukun Islam yang lima. Menunaikan ibadah haji

adalah bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mampu secara

material, fisik, maupun keilmuan dengan berkunjung ke beberapa tempat

di Arab Saudi dan melaksanakan beberapa kegiatan pada satu waktu yang

telah ditentukan yaitu pada bulan Dzulhijjah.

Secara estimologi (bahasa), Haji berarti niat (Al Qasdu), sedangkan

menurut syara’ berarti Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang

khusus.Temat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah

selain Ka’bah dan Mas’a (tempat sa’i), juga Padang Arafah (tempat

wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh).

Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu adalah bulan-bulan haji

yaitu dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Amalan ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah,

melontar jumroh, dan mabit di Mina.

Umrah adalah berkunjung ke Ka’bah untuk melakukan serangkaian ibadah

dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Umroh disunahkan bagi

muslim yang mampu. Umroh dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada

hari Arafah yaitu tgl 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik yaitu tgl 11,12,13
104

Zulhijah. Melaksanakan Umroh pada bulan Ramadhan sama nilainya

dengan melakukan Ibadah Haji (Hadits Muslim).

Jenis-jenis Haji

Haji Ifrad, artinya menyendiri

Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad jika sesorang melaksanakan ibadah

haji dan umroh dilaksanakan secara sendiri-sendiri, dengan mendahulukan

ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah haji mengenakan pakaian ihram

di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya

sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk

melaksanakan ibadah umroh.

Haji Tamattu’, artinya bersenang-senang

Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu’ jika seseorang melaksanakan

ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan

ibadah Umroh. Artinya, ketika seseorang mengenakan pakaian ihram di

miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah Umroh. Jika ibadah

Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali

untuk melaksanakan ibadah Haji.

Tamattu’ dapat juga berarti melaksanakan ibadah Umroh dan Haji didalam

bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang

ke negeri asal.

Haji Qiran, artinya menggabungkaan

Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran jika seseorang melaksanakan

ibadah Haji dan Umroh disatukan atau menyekaliguskan berihram untuk


105

melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji Qiran dilakukan dengan tetap

berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan

wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama.

Rukun dan Wajib Haji

Rukun haji :

a. Ihram

b. Thawaf Ziyarah (disebut juga dengan Thawaf Ifadhah)

c. Sa’ie

d. Wuquf di padang Arafah

Apabila salah satu rukun haji di atas tidak dilaksanakan maka hajinya

batal. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa rukun haji hanya ada 2

yaitu: Wuquf dan Thawaf. Ihram dan Sa’I tidak dimasukkan ke dalam

rukun karena menurut beliau, ihram adalah syarat sah haji dan sa’I adalah

yang wajib dilakukan dalam haji (wajib haji). Sementara Imam syafi’ie

berpendapat bahwa rukun haji ada 6 yaitu: Ihram, Thawaf, Sa’ie, Wuquf,

Mencukur rambut, dan Tertib berurutan).(Kitabul Fiqh Ala Madzhabil

Arba’ah 1/578).

Wajib Haji

Iharam dimulai dari miqat yang telah ditentukan

a. Wuquf di Arafah sampai matahari tenggelam

b. Mabit di Mina

c. Mabit di Muzdalifah hingga lewat setengah malam


106

d. Melempar jumrah

e. Mencukur rambut

f. Tawaf Wada’

Syarat-syarat Wajib Haji

a. Islam

b. Berakal

c. Baligh

d. Mampu

Mewakilkan Seseorang Untuk Berhaji

Tidak boleh bagi seseorang berhaji untuk orang lain kecuali setelah ia

berhaji untuk dirinya sendiri. Rasulullah bersabda: Berhajilah untuk

dirimu sendiri, kemudian engkau berhaji untuknya.

Haji Bagi Anak-anak yang belum Baligh

Tidaklah wajib bagi anak-anak untuk berhaji kecuali ia telah baligh.

Namun jika ia telah berhaji maka hajinya sah sebagaimana yang telah

diriwayatkan Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah r berjumpa dengan seorang

berkendaraan dikawasan Ar-Rauha beliau bersabda: Siapakah kalian?

Mereka menjawab: Kami orang-orang muslim, mereka balik bertanya:

Siapa anda? Beliau menjawab: Saya Rasul Allah. Lalu ada seorang anak

gadis yang masih kecil bertanya: Apakh ini yang disebut haji? Beliau
107

menjawab: Ya dan bagimu pahala (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, dan

An Nasa dishahihkan oleh At Tirmidzi).

Rangkaian Ibadah Haji dan Umroh:

Rangkaian kegiatan ibadah Haji

a. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, calon jamaah haji mulai berbondong

untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.

b. Calon jamaah haji memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa

jahitan sebagai pakaian haji), sesuai miqatnya, kemudian berniat haji,

dan membaca bacaan Talbiyah, yaitu mengucapkan

Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal

hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika laka.

c. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua calon jamaah haji menuju ke

padang Arafah untuk menjalankan ibadah wukuf. Kemudian jamaah

melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang

Arafah hingga Maghrib datang.

d. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, jamaah menuju ke Muzdalifah untuk

mabbit (bermalam) dan mengambil batu untuk melontar jumroh

secukupnya.

e. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam (setelah mabbit) jamaah

meneruskan perjalanan ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar

Jumroh
108

f. Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melaksanakan ibadah melempar

Jumroh sebanyak tujuh kali ke Jumroh Aqobah sebagai simbolisasi

mengusir setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut

atau sebagian rambut.

g. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanan

ke Masjidil Haram untuk Tawaf Haji (menyelesaikan Haji)

h. Sedangkan jika mengambil nafar akhir jamaah tetap tinggal di Mina

dan dilanjutkan dengan melontar jumroh sambungan (Ula dan

Wustha).

i. Tanggal 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu

pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

j. Tanggal 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu

pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

k. Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Thawaf Wada’

(Thawaf perpisahan) sebelum pulang ke negara masing-masing

Rangkaian Kegiatan Ibadah Umrah

a. Diawali dengan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk

umrah.mengenakan pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan

sarung dan selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa

saja yang menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar

atau sarung tangan.

b. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan Labbaika ‘umrotan atau

Labbaikallahumma bi’umrotin. Kemudian bertalbiyah dengan


109

dikeraskan suaranya bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang

didengar orang yang ada di sampingnya bagi wanita, yaitu

mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka

labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika laka.

c. Sesampai Masjidil Haram menuju ka’bah, lakukan thawaf sebanyak 7

kali putaran.3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan biasa.

Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka’bah dijadikan

berada di sebelah kiri. Setiap putaran menuju hajar aswad sambil

menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu dan

mengucapkan Bismillahi wallahu akbar. Jika tidak bisa menyentuh dan

menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata Allahu akbar.

d. Shalat 2 raka’at di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat

lainnya di masjidil haram dengan membaca surat Al-Kafirun pada

raka’at pertama dan Al-Ikhlas pada raka’at kedua.

e. Selanjutnya Sa’i dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat

sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan Innash shofa wal

marwata min sya’aairillah. Abda’u bima bada’allahu bihi (Aku

memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian bertakbir 3

kali tanpa memberi isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu

wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘alaa

kulli syai’in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa’dahu wa

shodaqo ‘abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x. Kemudian berdoa

sekehendaknya. Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan


110

berangkat satu kali dan kembalinya dihitung satu kali, diawali di bukit

Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.

f. Mencukur rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas ujung

jari bagi wanita.

g. Ibadah Umroh selesai

Persiapan Ibadah Haji

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menunaikan ibadah Haji

a. Membersihkan diri dari dosa dan kesalahan baik langsung kepada

Allah SWT. maupun kepada sesama manusia.

b. Karena ibadah Haji adalah ibadah fisik, maka perlu mempersiapkan

mental untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang

memerlukan stamina tinggi, keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah

SWT.

c. Mempersiapkan biaya, baik selama dalam perjalanan haji, maupun

untuk nafkah keluarg yang ditinggalkan.

d. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta

kekayaan, seperti zakat, nadzar, hutang, infaq dan shadaqah.

e. Melaksanakan janji yang pernah diucapkan.

f. Menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan keluarga yang

akan ditinggalkan.7. Memohon do’a restu kepada kedua orang tua (jika

masih hidup)
111

g. Mempersiapkan ilmu dan pengetahuan agama, dan mengikuti kegiatan

manasik haji.

h. Mempersiapkan obat-obatan pribadi selama menjalankan ibadah haji.

i. Mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk keperluan selama

perjalanan ibadah Haji:

Perlengkapan Pria

a. Kain Ihram dua stel

b. Baju sehari-hari secukupnya

c. Ikat pinggang

d. Keperluan mandi

Perlengkapan Wanita

a. Mukena minimal 2 buah

b. Pakaian ihram (rok putih dan mukena atas putih) 2 set

c. Pakaian sehari-hari secukupnya

d. Kaos kaki secukupnya

Perlengkapan untuk Pria dan Wanit

a. Pakaian penghangat

b. Selimut

c. Sandal jepit

d. Sepatu sandal atau sendal gunung

e. Obat-obatan pribadi
112

f. Gunting kecil utk Tahallul

g. Payung

h. Senter kecil (untuk penerangan saat mengambil batu di Musdalifah)

i. Kantong kecil untuk menyimpan batu kerikil persiapan melempar

jumroh

j. Kantong sandal untuk tempat sandal saat di Masjid

k. Pelembab atau cream, gunakan untuk tangan dan kaki

l. Biaya untuk dam, kurban dsb.

Lokasi Utama Ibadah Haji dan Umroh

Makkah Al Mukaromah

Di kota Makkah Al-Mukaromah inilah terdapat Masjidil Haram yang

didalamnya terdapat Ka’bah yang merupakan kiblat ibadah umat Islam

sedunia. Dalam rangkaian perjalanan ibadah haji, Makkah menjadi tempat

pembuka dan penutup ibadah haji.

Padang Arafah

Padang Arafah terdapat di sebelah timur Kota Makkah. Padang Arafah

dikenal sebagai tempat pusatnya haji, sebagai tempat pelaksanaan ibadah

wukuf yang merupakan rukun haji. Di Padang Arafah juga terdapat Jabal

Rahmah tempat pertama kali pertemuan Nabi Adam dan Hawa. Di luar

musim haji, daerah ini tidak dipakai.

Kota Muzdalifah
113

Kota ini tidak jauh dari kota Mina dan Arafah Mota Muzdalifah

merupakan tempat jamaah calon haji melakukan Mabit (bermalam) dan

mengambil batu untuk melontar Jumroh di Kota Mina.

Kota Mina

Kota Mina merupakan tempat berdirinya tugu (jumrah), yaitu tempat

pelaksanaan melontarkan batu ke tugu (jumrah) sebagai simbolisasi

tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Disana terdapat tiga jumrah

yaitu jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha.

Metode Bimbingan Praktik Ibadah

Yaitu menggunakan Irsyad Qaul, proses penjelasan materi praktik ibadah

dengan bahasa lisan kemudian memberikan tugas dengan cara dalam

suasana tatap muka. Kemudian irsyad ‘amal proses praktik yang

diipragakan oleh dosen pembmbing dan peserta. Yang terakhir dengan

metode penugasan dengan cara menghapal agar lebih terkuasai materinya.

Waktu dan tempat pelaksanaan

Untuk pelaksanaan sendiri dilakukan secara kondisional karena diluar jam

mata kuliah sehingga menyesuaikan waktunya antara dosen pembimbing

dan peserta ibadah.


114

Evaluasi dan penilaian

Dalam penilaian bisa dilakukan ketika peserta hadir dalam bimbingan

yang sesuai yaitu 12 kali pertemuan, serta menguasai, mengerti, bisa

menjelaskan dan memperaktikan materi.

3. Deskripsi bimbingan peraktek ibadah olehDra. Mu'minatul Zanah, M.Ag.

(dosen pembimbing kelompok 4)

Pertama - tama pembimbing mengucapkan Assalamu’alaikum

warahmatullahi wabarakatuh, lalu dijawab wa’alaikumussalam

warahmatullahi wabarakatuh oleh semua peserta bimbingan yang hadir.

Selanjutnya pembimbing mengajak peserta untuk membuka bimbingan

keagamaan dengan membaca al fatihah bersama-sama sebagai pembuka.

Setelah itu pembimbing menyampaikan materi sebagai berikut:

Berkaitan dengan masalah pengurusan jenazah, ada 4 kewajiban terhadap

jenazah yang mesti dilakukan oleh orang yang hidup. Empat hal ini

dihukumi fardhu kifayah, artinya harus ada sebagian kaum muslimin yang

melakukan hal ini terhadap mayit. Jika tidak, semuanya terkena dosa.

Empat hal yang mesti dilakukan terhadap mayit oleh yang hidup adalah:

a. Memandikan

b. Mengafani

c. Menyolatkan

d. Menguburkan
115

Empat hal di atas hanya berlaku pada mayit muslim. Adapun mayit kafir,

tidak dishalatkan baik kafir harbi maupun dzimmi. Boleh memandikan

orang kafir, namun cuma dalam dua keadaan. Dan wajib mengafani kafir

dzimmi dan menguburkannya, tetapi hal ini tidak berlaku bagi kafir harbi

dan orang yang murtad. Adapun orang yang mati dalam keadaan ihram

(sedang berumrah atau berhaji), jika dikafani, maka kepalanya tidak

ditutup.

Berikut kami sebutkan point-point penting yang mesti dilakukan yang

terdapat pada empat hal di atas. Sebagai rujukan utama kami adalah fikih

ulama Syafi’i dari penjelasan Al Qodhi Abu Syuja’ dalam Matan Al

Ghoyah wat Taqrib, ditambah beberapa dari penjelasan lainnya.

Memandikan Mayit

Ada dua mayit yang tidak dimandikan: (1) orang yang mati dalam medan

perang (mati syahid), (2) janin yang belum mengeluarkan suara tangisan,

ini menurut madzhab Imam Syafi’i. Sedangkan menurut madzhab Imam

Ahmad, yang tidak perlu dimandikan adalah janin yang keguguran di

bawah 4 bulan.

Mayit disiram dengan bilangan ganjil, yaitu boleh tiga, lima kali siraman

atau lebih dari itu. Namun jika mayit disiram dengan sekali siraman saja

ke seluruh badannya, maka itu sudah dikatakan sah.


116

Pada siraman pertama diperintahkan diberi daun sider (bidara) dan saat ini

boleh diganti dengan air sabun. Sedangkan pada siraman terakhir diberi

kapur barus.

Mengafani Mayit

Mengafani mayit dilakukan dengan tiga helai kain berwarna putih, tidak

ada pakaian dan tidak imamah (penutup kepala).

Menyolatkan Mayit

Shalat jenazah terdapat tujuh rukun:

a. Berniat (di dalam hati).

b. Berdiri bagi yang mampu.

c. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).

d. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.

e. Setelah takbir kedua, membaca shalawat (minimalnya adalah

allahumma sholli ‘ala Muhammad).

f. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk mayit. Inilah maksud inti

dari shalat jenazah.

g. Salam setelah takbir keempat.

Tujuh rukun di atas disebutkan oleh Muhammad Al Khotib dalam kitab Al

Iqna’.

Di antara yang bisa dibaca pada do’a setelah takbir ketiga:


117

َ‫ َونَقِّ ِه ِمن‬،‫ َر ِد‬Zَ‫ج َو ْالب‬


ِ ‫ َوا ْغ ِس ْلهُ بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل‬،ُ‫ َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَه‬،ُ‫ َوَأ ْك ِر ْم نُ ُزلَه‬،ُ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنه‬

‫رًا‬Z‫ا خَ ْي‬ZZ‫ َو َزوْ ًج‬،‫ ِه‬Zِ‫ َوَأ ْهالً خَ ْيرًا ِم ْن َأ ْهل‬،‫َار ِه‬
ِ ‫ َوَأ ْب ِد ْلهُ دَارًا َخ ْيرًا ِم ْن د‬،‫َس‬ َ َ‫ب اَْأل ْبي‬
ِ ‫ض ِمنَ ال َّدن‬ َ ْ‫ْالخَ طَايَا َك َما نَقَّيْتَ الثَّو‬

ِ ‫ب ْالقَب ِْر َو َع َذا‬


ِ َّ‫ب الن‬
‫ار‬ ِ ‫ َوَأ ِع ْذهُ ِم ْن َع َذا‬،َ‫ َوَأ ْد ِخ ْلهُ ْال َجنَّة‬،‫ِم ْن زَ وْ ِج ِه‬

Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim

nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal

barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho

minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan

khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul

jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

“Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya,

selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia

dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya,

mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala

kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari

kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah

keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di

dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau

suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan

Neraka.” (HR. Muslim no. 963)

Catatan: Do’a di atas berlaku untuk mayit laki-laki. Jika mayit

perempuan, maka kata –hu atau –hi diganti dengan –haa. Contoh

“Allahummaghfirla-haa warham-haa …”. Do’a di atas dibaca setelah

takbir ketiga dari shalat jenazah.


118

Do’a khusus untuk mayit anak kecil:

‫اَللَّهُ َّم اجْ َع ْلهُ لَنَا فَ َرطًا َو َسلَفًا َوَأجْ رًا‬

Allahummaj’ahu lanaa farothon wa salafan wa ajron

“Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal

baik serta pahala buat kami”. (HR. Bukhari secara mu’allaq -tanpa sanad-

dalam Kitab Al-Janaiz, 65 bab Membaca Fatihatul Kitab Atas Jenazah

2:113)

Do’a setelah takbir keempat:

ُ‫اللَّهُ َّم الَ تَحْ ِر ْمنَا َأجْ َرهُ َوالَ تَ ْفتِ َّن بَ ْع َدهُ َوا ْغفِرْ لَنا َ َولَه‬

Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir

lanaa wa la-hu

“Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya

dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah

dia”.

Untuk mayit perempuan, kata –hu diganti –haa.

Menguburkan Mayit

Mayit dikuburkan di liang lahat dengan diarahkan ke arah kiblat.

Mayit dimasukkan dalam kubur dengan mengakhirkan kepala dan

dimasukkan dengan lemah lembut.

Bagi yang memasukkan ke liang lahat hendaklah mengucapkan: Bismillah

wa ‘alaa millati rosulillah (Dengan nama Allah dan di atas ajaran

Rasulullah).

Larangan Terhadap Kubur


119

Dilarang mendirikan bangunan di atas kubur dan tidak boleh kubur

disemen. Ini pendapat dalam madzhab Syafi’i namun banyak diselisihi

oleh kaum muslimin di negeri kita karena kubur yang ada saat ini dipasang

kijing, marmer dan atap.

Metode Bimbingan Praktik Ibadah

Yaitu menggunakan Irsyad Qaul, proses penjelasan materi praktik ibadah

dengan bahasa lisan kemudian memberikan tugas dengan cara dalam

suasana tatap muka. Kemudian irsyad ‘amal proses praktik yang

diipragakan oleh dosen pembmbing dan peserta. Yang terakhir dengan

metode penugasan dengan cara menghapal agar lebih terkuasai materinya.

Waktu dan tempat pelaksanaan

Untuk pelaksanaan sendiri dilakukan secara kondisional karena diluar jam

mata kuliah sehingga menyesuaikan waktunya antara dosen pembimbing

dan peserta ibadah.

Evaluasi dan penilaian

Dalam penilaian bisa dilakukan ketika peserta hadir dalam bimbingan

yang sesuai yaitu 12 kali pertemuan, serta menguasai, mengerti, bisa

menjelaskan dan memperaktikan materi.

Padahal terdapat hadits, dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas

kubur dan memberi bangunan di atas kubur.” (HR. Muslim no. 970).
120

D. Hasil dari Bimbingan Keagamaan dalam Mengembangkan Kesadaran

Beribadah melalui Kelompok Bimbingan Praktik Ibadah Jurusan BKI

angkatan 2014-2015

1. Hasil deskripsi bimbingan peraktek ibadah oleh Andi Maulana Nopianto

(peserta kelompok 1)

Pada saat sebelum mengikuti peraktik ibadah pengetahuan tentang ibadah

hanya di dapat pada saat di pengajian saja itu pun pas waktu kecil, untuk

kesadaran beribadah sendiri masih belum rutin dikerjakan.

Setelah mengikuti praktik ibadah jadi banyak ilmu baru yang dulunya

memang belum tau, contohnya dalil-dalil dan penjelasan detail tentang

thaharah, untuk kesadaran beribadahnya pas proses pertemuan dari

praktik ibadah suka rajin karena trus merasa di ingatkan, tapi sekarang

suka lupanya.

2. Hasil deskripsi bimbingan peraktek ibadah oleh Falah Siti Fauzi (peserta

kelompok 3)

Pas sebelum praktik ibadah yang dikerjakan hanya shalat saja itu juga ga

tepat waktu, untuk kesadaran beribadahnya belum bisa konsisten.

Setelah mengikuti untuk praktik ibadah, biasa saja untuk kesadaran

beribadahnya, kadang kalau lagi semangat-semangatnya ibadah trus haid

jadi kebiasaan ga sadar akan ibadah.

3. Hasil deskripsi bimbingan peraktek ibadah oleh Gea Rahmalia Putri

(peserta kelompok 4)
121

Sebelum mengikuti praktik ibadah sudah mengetahui tentang ilmu-ilmu

keibadahan, dalam pelaksanaan ibadah sendiri belum sadar untuk tepat

waktu melaksaan terkadang suka melaksanaan terkadang tidak.

Sesudah mengikuti praktik ibadah dapat mendapat ilmu yang sebelumnya

belum mengerti, untuk kesadarannya sesudah mengikuti praktik ibadah

menambah kesadaran tetapi masih belajar.

4. Hasil deskripsi bimbingan peraktek ibadah oleh Ingrid Kittah (peserta

kelompok 5)

Pada saat sebelum mengikuti praktik ibadah sering bertanya-tanya

mengenai banyak perbedaan-perbedaan dalam tatacara beribadah dengan

yang lainnya, untuk kesadaran beribadah selalu berusaha untuk

melaksanakan.

Setelah mengikuti praktik ibadah lebih memahami perbedaan-perbedaan

dalam peaksanaan ibadah sehari-hari. Lebih tersadar dalam melaksanakan

ibadah sehari-hari.

5. Hasil deskripsi bimbingan peraktek ibadah oleh Nurul Aulia Dewi

(peserta kelompok 9)

Sebelum mengikuti praktik ibadah suka jarang melaksanakan ibadah,

tetapi setelah mengikuti praktik ibadah lebih menambah ilmu dan ada

dorongan untuk melaksanakan ibadah.

6. Hasil deskripsi bimbingan peraktek ibadah oleh Restu Aqil Kusnadi

(peserta kelompok 10)


122

Dalam praktik ibadah hanya menambah wawasan yang kurang dan lupa,

karena dari segi materi itu lebih luas di bahas pada saat di pesantren.

Untuk kesadarannya ada kesadaran kareana banyak di ingatkan dalam saat

bimbingan.

Anda mungkin juga menyukai