Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI

REGULASI PENGGUNAAN ELECTRONIC RECORD

DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi

Disusun oleh :

Nama : Risma Dwi Puspita

NIM : P1337420521099

Mata Kuliah : Teknologi Informasi

PRODI KEPERAWATAN MAGELANG PROGRAM DIPLOMA III

TAHUN AJARAN 2022/2023


Regulasi Penggunaan Electronic Record di Indonesia

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam

tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala

pelayanan dan tindakan medik yang diberian kepada pasien. Rekam medis

memiliki pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan,

akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam

medis mulai dari pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik,

dilanjutkan dengan penyelenggaraan, penyimpanan serta pengeluaran berkas

rekam medis dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman

oleh pasien atau untuk keperluan lainnya. (Handiwidjojo, 2009)

IERS adalah delapan komponen rekam medis, termasuk laporan

pembedahan yang harus diselesaikan secara cepat dan akurat oleh dokter bedah.

Penggunaan aplikasi ini diharapkan dapat menciptakan efisien waktu,

meningkatkan kualitas rekam medis. Ini memungkinkan para ahli bedah untuk

menghemat waktu dan dapat melakukan layanan lainnya. Jika rekam medis

dilengkapi dengan baik, rekam medis dapat meningkatkan profil kualitas

pelayanan rekam medis. Diharapkan dapat meningkatkan profil kualitas pelayanan

rekam medis pasien bangsal. (Udiyana et al., 2021)

Menurut penelitian (LESTARI, n.d.) mengatakan, adapun beberapa

tanggapan mengenai rekam medis yaitu, jangkauan atau cakupan dari filing belum

sepenuhnya tercapai, terdapat kelemahan dalam menjaga keamanan dan


kerahasiaan berkas rekam medis, metode atau sistim, dan teknologi yang

digunakan memberikan efek positif, ditunjang petugas yang dapat meminimalisir

kelemahan dari metode dan teknologi yang digunakan, seluruh langkah dalam

penyelenggaraan filing dilaksanakan dengan baik, kelemahan terdapat pada

pelaksanaan penyisiran berkas rekam medis salah letak yang belum dilakukan

secara rutin.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi, Call Data Record pengguna jasa telekomunikasi hanya dapat

dibocorkan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi apabila untuk keperluan

peradilan pidana. Selain itu, Call Data Record tidak boleh diberikan dan/atau

dibocorkan ke pihak manapun. Hal ini sesuai dengan pasal 42 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

Menurut Departemen Kesehatan RI, Medical Records merupakan salah

satu surat atau dokumen penting yang berisikan identitas pasien sehingga setiap

sarana dan/atau pelayanan kesehatan sangat wajib untuk membuat rekam medis

serta di dalamnya juga harus berisikan tanda tangan yang memberikan

penanganan yakni pada umumnya adalah tenaga medis. Tanda tangan ini

dimaksudkan sebagai tanda bahwa berkas tersebut merupakan suatu dokumen

yang sah.
Rekam medis juga dapat menjadi salah satu dokumen atau surat yang

tertulis yang bisa dipakai sebagai barang bukti keterangan di pengadilan. Oleh

karena itu, pengubahan rekam medis dapat mengakibatkan ketidakpastian dan

ketidakadilan di dalam persidangan dimana rekam medis juga dapat menentukan

apakah satu pihak bersalah atau tidak. (Made Yogi Prasada,2014)

Di Indonesia, peraturan yang digunakan untuk menyusun kebijakan

tentang pengelolaan record elektronik adalah Peraturan Kepala Arsip Nasional

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan

Kebijakan Umum Pengelolaan Arsip Elektronik. Proses penyusunan kebijakan

pengelolaan record elektronik dilaksanakan melalui perencanaan dan penyusunan.

Peraturan ini merupakan acuan bagi setiap organisasi pencipta record dan lembaga

kearsipan daerah yang menyelenggarakan sistem pengelolaan record elektronik.

Setiap organisasi yang menyelenggarakan sistem pengelolaan record elektronik

perlu membuat kebijakan tentang pengelolaan record elektronik dimana kebijakan

tersebut dibuat sesuai dengan tujuan organisasi dan ketentuan hukum yang ada.

(Nyfantoro et al., 2020)


Daftar Pustaka

Handiwidjojo, W. (2009). Rekam Medis Elektronik. Eksis, 02, 36-41.


LESTARI, B. W. P. (n.d.). JAMINAN KERAHASIAAN CALL DATA
RECORD PENGGGUNA JASA EKOMUNIKASI.
Made Yogi Prasada, I Nyoman Mudana: Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap
Kerahasiaan Rekam Medis (Medical Records). Juornal Ilmu Hukum Unud,
Vol 02, No 2, 2014.
Nyfantoro, F., Salim, T. A., & Mirmani, A. (2020). Perkembangan Pengelolaan
Arsip Elektronik Di Indonesia: Tinjauan Pustaka Sistematis. Diplomatika:
Jurnal Kearsipan Terapan, 3(1), 1.
https://doi.org/10.22146/diplomatika.48495
Udiyana, N. D. M., Dermawan, E. S., & Candi, C. (2021). PERBANDINGAN
KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS KONVENSIONAL
DAN PROTOTIPE INTEGRATED ELECTRONIC SURGICAL
REPORT (IESR). Coping: Community of Publishing in Nursing, 9(1), 1.
https://doi.org/10.24843/coping.2021.v09.i01.p01

Anda mungkin juga menyukai