Anda di halaman 1dari 310

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan
Aktualisasi Habituasi di tempat tugas penulis yaitu di Unit Pelaksana Teknis
Laboratorium Kesda dengan tepat waktu sebagai salah satu persyaratan yang
diperlukan untuk memenuhi syarat kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Kota Ternate
Golongan II dan III tahun 2022.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa


dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini, antara lain:

1. Bapak Dr. M.Tauhid Soleman, M.Si selaku Walikota Ternate yang telah
membantu dalam mengadakan kegiatan pelatihan dasar CPNSD Kota Ternate
2. Bapak M.Miftah Baay,S.IP, MM selaku kepala BPSDM Provinsi Maluku Utara
yang telah menfasilitasi terlaksanakannya kegiatan ini
3. Bapak Samin Marsaoly, S.STP selaku Kepala BKPSD Kota Ternate yang telah
memberikan banyak motivasi
4. Ibu Riny Ariyani Amra, S.Si selaku kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium
Kesda sekaligus mentor yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan
bagi penulis
5. Bapak M. Iqbal Sudin, S.IP., M.SI selaku coach yang telah memberikan
bimbingan, masukan dan pengarahan
6. Ibu Marwati Umamit, ST selaku penguji yang telah memberi masukan dan
arahan yang bermanfaat bagi penulis
7. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat
8. Seluruh staf Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesda yang telah membantu
dan memberi dukungan serta semangat kepada penulis

i
9. Jajaran panitia pelaksana pelatihan dasar yang ikut berpartisipasi memberikan
masukan dan arahan serta semangat
10. Seluruh rekan-rekan peserta pelatihan dasar terutama kelas D. Terima kasih
untuk kebersamaannya sehingga kita bisa melewati hari-hari yang berat

Penulis berharap agar Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini dapat mencapai


tujuan yang di inginkan, sehingga diharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Semoga Laporan Pelaksanaan
Aktualisasi ini dapat bermanfaat.

Ternate, 09 Mei 2022

Penulis

Ibnu Aufan Anwar

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Tujuan ................................................................................................ 3
1.3 Manfaat .............................................................................................. 3
1.4 Waktu dan Pelaksanaan..................................................................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM DAN NILAI DARI ASN

2.1 Pengertian Laboratorium Kesehatan Daerah ..................................... 5


2.2 Tujuan Laboratorium Kesehatan Daerah ........................................... 5
2.3 Kondisi Geografis .............................................................................. 6
2.4 Visi, Misi dan Motto Labkesda Kota Ternate ...................................... 6
2.5 Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN............................................................. 8

BAB III CAPAIAN AKTUALISASI HABITUASI

3.1 Laporan Capaian Aktualisasi ........................................................... 18


3.1.1 Menyiapkan hal teknis terkait pelaksanaan
Aktualisasi ................................................................................... 18
a. Deskripsi kegiatan 1 .............................................................. 18
b. Tahapan kegiatan 1 ............................................................... 22
c. Pembuktian kegiatan 1 .......................................................... 26
d. Analisis dampak kegiatan 1 ................................................... 30
Output hasil kegiatan 1

iii
3.1.2 Menyusun SOP pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan
sampah medis dan non medis ..................................................... 32
a. Deskripsi kegiatan 2 .............................................................. 32
b. Tahapan kegiatan 2 ............................................................... 37
c. Pembuktian kegiatan 2 .......................................................... 41
d. Analisis dampak kegiatan 2 ................................................... 51
Output hasil kegiatan 2
3.1.3 Pembuatan kuesioner dan leaflet................................................. 53
a. Deskripsi kegiatan 3 .............................................................. 53
b. Tahapan kegiatan 3 ............................................................... 57
c. Pembuktian kegiatan 3 .......................................................... 60
d. Analisis dampak kegiatan 3 ................................................... 66
Output hasil kegiatan 3
3.1.4 Melakukan sosialisasi .................................................................. 68
a. Deskripsi kegiatan 4 .............................................................. 68
b. Tahapan kegiatan 4 ............................................................... 72
c. Pembuktian kegiatan 4 .......................................................... 76
d. Analisis dampak kegiatan 4 ................................................... 84
Output hasil kegiatan 4
3.1.5 Melaksanakan proses pemilahan, penimbangan,
dan penyimpanan sampah medis dan non medis ........................ 87
a. Deskripsi kegiatan 5 .............................................................. 87
b. Tahapan kegiatan 5 ............................................................... 91
c. Pembuktian kegiatan 5 .......................................................... 96
d. Analisis dampak kegiatan 5 ................................................... 138
Output hasil kegiatan 5
3.1.6 Melakukan evaluasi pre test, post test dan
Pengolahan sampah medis dan non medis ................................. 140
a. Deskripsi kegiatan 6 .............................................................. 140
b. Tahapan kegiatan 6 ............................................................... 145
c. Pembuktian kegiatan 6 .......................................................... 147

iv
d. Analisis dampak kegiatan 6 ................................................... 152
Output hasil kegiatan 6
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 154

4.2 Saran ................................................................................................ 155

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Sebelum dan sesudah kegiatan aktualisasi ................................142

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASN sebagai pelaksana kebijakan dituntut cakap dalam memberikan

pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dan sanggup berperan

sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Kehadiran ASN dalam

pembangunan Nasional sangatlah penting, sehingga pengembangan dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur harus dilaksanakan

untuk mewujudkan pemerintahan yang baik.

UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate merupakan salah

satu sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Ternate yang

pelayanannya menghasilkan sampah medis berbentuk padat. Sampah medis

padat di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate berasal dari

ruang pengambilan Sampel, ruang hematologi, ruang Kimia Klinik, Ruang

Mikrobiologi Air, Ruang Mikrobiologi Makanan dan minuman untuk Bidang

Kesehatan Masyarakat, Laboratorium Kesehatan Daerah memiliki kewajiban

untuk memelihara lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta memiliki

tanggung jawab khusus yang berkaitan dengan Sampah medis dan non

medis yang dihasilkan tersebut. Kewajiban yang dimaksud diantaranya

adalah kewajiban untuk memastikan bahwa penanganan, pengolahan serta

pembuangan sampah medis dan non medis yang dilakukan tidak akan

menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan dan lingkungan.

Pengolahan sampah medis dan non medis di UPTD Laboratorium

Kesehatan Kota Ternate melalui beberapa tahap, antara lain tahap

1
pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan. Di antara tahapan tersebut,

tahapan pemilahan, penimbangan dan penyimpanan untuk sampah medis

padat dan sampah non medis masih belum optimal, terutama tahap

pemilahan yang berasal dari sumber yang menghasilkan sampah medis dan

non medis. Pengolahan sampah medis dan sampah non medis belum di

kelola dan di monitoring dengan benar, hal ini dapat membahayakan petugas

UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah maupun pasien yang berkunjung di

UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Ternate karena sampah padat non

medis dapat mengundang datangnya binatang penggangu, sementara

sampah padat medis mengandung virus dan kuman yang berasal dari

aktivitas pelayanan medis yang dilakukan di pelayanan kesehatan. sampah

medis yang berasal dari pelayanan kesehatan dapat menjadi media

penyebaran gangguan kesehatan bagi petugas kesehatan dan masyarakat.

Laboratorium Kesehatan Daerah adalah unit pelaksana teknis di

bidang kesehatan, tentu haruslah mampu memberikan pelayanan publik yang

optimal berupa pengolahan sampah medis dan non medis sesuai sop untuk

menghindari penularan penyakit infeksius .oleh karena itu, penulis

mengangkat judul rancangan aktualisasi, Optimalisasi pengolahan sampah

medis dan non medis untuk meningkatkan pemahaman petugas laboratorium

terhadap pentingnya pemilahan sampah medis dan non medis.

2
1.2 Tujuan Dan Manfaat

a. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum yang ingin dicapai oleh penulis berdasarkan

kompetensi yang dibangun dalam penerapan nilai-nilai dasar

BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,

Harmonis, Loyal, Adaptif Kolaboratif) sebagai pelayanan publik

yang profesional.

2. Tujuan Khusus

Mengoptimalkan pengolahan sampah medis dan non medis

sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) di

Laboratorium Kesehatan Daerah sehingga dapat memberikan

pelayanan yang prima agar masyarakat menjadi lebih senang dan

puas atas pelayanan yang di berikan dan selalu bekerja sama

dengan petugas-petugas yang ada di laboratorium kesehatan

daerah agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Manfaat

Dengan rancangan aktualisasi ini dapat membawa suatu keberhasilan

bagi :

1. Untuk diri sendiri

Saat kembali bertugas ke laboratorium kesehatan daerah dapat

menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK, sesuai dengan apa yang saya

dapatkan waktu mengikuti latsar sehingga menjadi dasar buat saya

untuk menjadi contoh buat semua petugas yang berada di

laboratorium kesehatan daerah.

3
2. Untuk organisasi

Mengiinginkan ASN yang profesional bertanggung jawab jujur dan

berintegritas tinggi sesuai dengan misi menjadikan laboratorium

yang bermutu terpercaya dan terjangkau.

3. Untuk Masyarakat

Mencipkatan lingkungan yang sehat dan nyaman agar masyarakat

dapat terhindar dari bahaya infeksi dan cidera.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan aktualisasi dan habituasi ini dilakukan mulai dari tanggal 28

Maret s/d 30 April 2022 di wilyah kerja UPTD Laboratorium Kesehatan

Daerah, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI DASAR ASN

2.1 Pengertian Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA)

Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan

pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari

manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis

penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat

berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.

Menurut KEPMENKES RI 1267/2004, Tentang Standar Pelayanan

Laboratorium Kesehatan. Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA)

merupakan Laboratorium Kesehatan yang berperan dalam Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), serta sebagai

Laboratorium rujukan. UPTD LABKESDA TERNATE dibentuk pada 3 Maret

2014 BERDASARKAN PERATURAN WALIKOTA TERNATE NO 3 TAHUN

2014.

2.2 Tujuan Laboratorium Kesehatan Daerah

1. Tersedianya laboratorium kesehatan yang lengkap, terakreditas, dan

terjangkau sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

2. Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan, pencegahan, dan pemulihan kesehatan

3. Secara garis besar, rencana kinerja laboratorium kesehatan Kota Ternate

adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lingkungan maupun

kesehatan klinik pada masyarakat Kota pada khususnya dan konsumen

5
lain (Instansi/Lembaga Lain) pada umumnya, dalam upaya peningkatan

derajat kesehatan masyarakat.

2.3 Kondisi Geografis

Lokasi UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate terletak

pada koordinat : 00o47’ 15,54” N - 127o23’23,09” E, berada di Jalan Sultan

Iskandar M. Djabir Syah RT.005/RW.003 Kelurahan Gamalama Kecamatan

Kota Ternate Tengah Provinsi Maluku Utara, telah sesuai dengan Peraturan

Daerah Kota Ternate Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Ternate Tahun 2012-2032. Adapun lokasi UPTD Laboratorium

Kesehatan Daerah Kota Ternate berbatasan dengan :

1. Bagian Utara : Berbatasan dengan Ruko

2. Bagian Selatan : Berbatasan dengan Ruko

3. Bagian Timur : Berbatasan dengan Jalan Raya

4. Bagian Barat : Berbatasan dengan Ruko

2.4 Visi, Misi dan Motto Labkesda Kota Ternate

1. Visi

Mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Sejahtera.

2. MISI

Menjadikan Laboratorium yang Bermutu Terpercaya dan Terjangkau.

3. MOTTO

Cepat, Tepat, Akurat, dengan Pelayanan Sepenuh Hati

6
7
2.5 Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN

BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,

Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Adanya Core Values ASN ini

sebagai sari dari nilai-nilai dasar ASN sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun

2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam satu kesamaan persepsi yang lebih

mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN, Sedangkan Bangga Melayani

Bangsa merupakan Employer Branding ASN jaman now yang melayani sepenuh

hati.

Core Values ASN menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak

hanya dilakukan pada ASN tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah,

sebagaimana pesan Presiden Joko Widodo “ASN yang bertugas sebagai pegawai

pusat maupun pegawai daerah harus mempunyai core values yang sama.

BerAKHLAK merupakan panduan perilaku bagi ASN yang harus dikerjakan

dengan penuh tanggung jawab, komponen yang di dalamnya terdapat

berbagai nilai yaitu :

1. Berorientasi pelayanan

Berorientasi Pelayanan adalah komitmen memberikan pelayanan prima demi

kepuasan masyarakat. Demi menciptakan lingkungan kerja yang berorientasi

pelayanan, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar berorientasi pelayanan

yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Responsifitas

b. Kualitas

c. Kepuasan

8
Berorientasi Pelayanan mempunyai mempunyai panduan perilaku / kode etik :

a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku

Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya :

1) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia

2) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

3) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

4) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan

perilaku Berorientasi Pelayanan diantaranya :

1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah

3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

c. Melakukan perbaikan tiada henti

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku

Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:

1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

9
2. Akuntabel

Akuntabel adalah bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.

Demi menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, Hal-hal yang penting

diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah

1. Kepemimpinan

2. Transparansi

3. Integritas

4. Tanggung jawab (responsibilitas)

5. Keadilan

6. Kepercayaan

7. Keseimbangan

8. Kejelasan

9. Konsistensi

Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,

maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu

Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program,

dan Akuntabilitas kebijakan amanah seorang ASN menurut SE Meneteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun

2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values

ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan

berintegritas tinggi

10
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,

efektif, dan efisien

c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan

3. Kompeten

Kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Demi

menciptakan lingkungan kerja yang kompeten, Seiring perkembangan waktu,

dalam melaksanakan pelayanan publik, setiap ASN harus selalu dapat

meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

Peningkatan kompetensi ini sangat penting, bahkan telah diamanatkan dalam

ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen PNS, bahwa setiap

aparatur diberikan hak 20 jam pelatihan setiap tahunnya. Hal ini semata-mata

agar setiap ASN dapat melaksankan tugas dengan kualitas terbaik.ada beberapa

indikator dari nilai-nilai dasar kompeten yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kinerja terbaik

b. Sukses

c. Keberhasilan

d. Learning agility

e. Ahli dibidangnya

Kompeten mempunyai panduan perilaku / kode etik :

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah

b. Membantu orang lain belajar

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

11
4. Harmonis

Harmonis adalah saling peduli dan menghargai perbedaan. Demi

menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, Berakar dari Semboyan Negara

Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun

Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang

apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan

dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan

lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif, pada beberapa indikator

dari nilai-nilai dasar harmonis yang harus diperhatikan, yaitu: peduli, perbedaan,

selaras

Harmonis mempunyai panduan perilaku / kode etik :

a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya

b. Suka menolong orang lain

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

5. Loyal

Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan

Negara. Demi menciptakan lingkungan kerja yang loyal, ada beberapa indikator

dari nilai-nilai dasar loyal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Komitmen : Perjanjian / Keterikatan

b. Dedikasi : Pengorbanan

c. Kontibusi : Keterlibatan / Ikut serta

d. Nasionalisme : Kecintaan tanah air

e. Pengabdian : Perbuatan baik yang dilakukan secara ikhlas

12
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara

Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak

tertentu. ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik

pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama

baik negara. Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap

ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.

Loyal mempunyai panduan perilaku / kode etik :

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia

serta pemerintahan yang sah

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara

c. Menjaga rahasia jabatan dan negara

6. Adaptif

Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta

menghadapi perubahan. Demi menciptakan lingkungan kerja yang adaptif, ada

beberapa indikator dari nilai-nilai dasar adaptif yang harus diperhatikan, yaitu :

Inovasi, antusias terhadap perubahan, proaktif, Situasi dan zaman yang

senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat dengan cepat

menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilah

yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”,

membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal.

Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan

13
kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya

berpangku tangan.

Adaptif mempunyai panduan perilaku / kode etik :

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan

b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas

c. Bertindak proaktif

7. Kolaboratif

Kolaboratif adalah membangun kerja sama yang sinergis. Demi menciptakan

Kolaboratif di lingkungan kerja, Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara

setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan

kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat

mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita., Keterbukaan dalam bekerja

sama, dan mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan

mempercepat mencapai tujuan bersama, ada beberapa indikator dari nilai-nilai

dasar kolaboratif yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kesediaan bekerja sama

b. Sinergi untuk hasil yang lebih baik

Kolaboratif mempunyai panduan perilaku / kode etik :

a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi

b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah

c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

14
8. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN

yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,

bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih

menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar

selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan

perkembangan jaman.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi

sebagai berikut:

1. Pelaksana kebijakan publik;

2. Pelayan publik; dan

3. Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui

pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari

intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

9. Smart ASN

Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta

profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif

terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi, ada lima kompetensi

yang harus dimiliki oleh SMART ASN 2024 yaitu :

15
1) ASN Menguasai IT (Information Technology)

ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat

mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk

dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn

meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam

rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan

pengabdian kepada masyarakat.

2) ASN Menguasai Bahasa Asing

Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

juga memiliki kemampuan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris,

bahasa Mandarin dan lain sebagainya.

3) ASN Memiliki Sifat dan Sikap Hospitality (Keramahan)

Hospitality / keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi

bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas

pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam menampilkan pelayanan

prima kepada masyarakat.

4) ASN Memiliki Kemampuan Networking

Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau

organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun

personal.

5) ASN Memiliki Jiwa Entepreneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa

kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas,

16
inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan

peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan

berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak,

kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang

membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini

maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap

waktunya.

17
18
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI

3.1 Laporan Capaian Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi ini saya laksanakan dengan mengikuti tahapan-

tahapan sesuai dengan rancangan aktualisasi yang telah saya seminarkan dan

disetujui oleh coach dan mentor. Adapun kegiatan dan tahapan-tahapan

kegiatan yang saya laksanakan pada saat aktualisasi habituasi adalah sebagai

berikut :

3.1.1 Menyiapkan hal teknis terkait pelaksanaan aktualisasi, tanggal

pelaksanaan kegiatan : 28 Maret 2022

a. Deskripsi Kegiatan 1
Kegiatan pertama yang saya lakukan pada saat pelaksanaan

aktualisasi ini adalah datang ke UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah

(datang dan mengisi absensi dengan tepat waktu), yakni pada pukul

07.30 WIT, kemudian melakukan finger absen sebagai bukti kehadiran

saya di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah, setelah itu saya

mengikuti apel pagi bersama seluruh staf UPTD Laboratorium

Kesehatan Daerah di halaman kantor UPTD Laboratorium Kesehatan

Daerah, selanjutnya saya menghadap dan mengkonsultasikan kepada

Kepala UPTD Labkesda selaku mentor terkait pelaksanaan rancangan

aktualisasi, di mana saya membawa surat pengantar Pelaksanaan

Agenda Habituasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kota Ternate untuk di

berikan kepada Kepala UPTD Labkesda selaku mentor agar surat ini

menjadi bukti saya melakukan kegiatan aktualisasi habituasi selama

beberapa hari kedepan dengan dukungan penuh dari Kepala UPTD

18
Labkesda selaku mentor, di buktikan dengan surat pernyataan

dukungan aktualisasi habituasi.

Hasil Kegiatan dari Menyiapkan hal teknis terkait pelaksanaan

aktualisasi tentang tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu

dengan datang ke UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (datang dan

mengisi absensi dengan tepat waktu) saya dapat bekerja lebih efektif,

efesien, disiplin, jujur, tanggung jawab atas segala tugas yang diberikan,

dengan datang tepat waktu ini penilaian atasan terhadap saya menjadi

bagus, sehingga saya bisa menciptakan lingkungan kerja yang kondusif

dengan kepala dan staf UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah, untuk

membuktikan datang tepat waktu yaitu dengan melakukan finger

absensi dengan transparan, jujur, dengan melakukan finger absensi

sesuai dengan tata cara administrasi yang baik artinya saya selalu

mengikuti perintah atasan untuk perkembangan tata kelola administrasi

UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah kedepannya, selanjutnya

dengan mengikuti apel pagi saya dapat menunjukan sikap disiplin,

tanggung jawab, nasionalisme, kerja sama dan kebersamaan sesama

pegawai, setelah itu saya Menghadap dan mengkonsultasikan kepada

Kepala UPTD Labkesda selaku mentor terkait pelaksanaan rancangan

aktualisasi, saya membawa surat pengantar Pelaksanaan Agenda

Habituasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kota Ternate dengan sikap

yang sopan dan santun, mendengarkan arahan Kepala UPTD Labkesda

selaku mentor, mendapatkan dukungan, masukan, persetujuan untuk

dilakukannya kegiatan aktualisasi habituasi dengan penuh tanggung

jawab dan kepercayaan yang di berikan Kepala UPTD Labkesda selaku

19
mentor dengan mengikuti apa yang disampaikan Kepala UPTD

Labkesda selaku mentor saya dapat menciptakan lingkungan kerja yang

harmonis, konsultasi ini berupa foto dan catatan notulen yang di isi

sesuai dengan arahan Kepala UPTD Labkesda selaku mentor, pada

tahap ini saya mendapatkan arahan, masukan dari Kepala UPTD

Labkesda selaku mentor, yaitu :

a. Melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-

masing.

b. Kegiatan akutalisasi ini selalu melakukan kerja sama atau koordinasi

dengan penaggung jawab ruangan atau teman-teman di UPTD

Labkesda.

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :

1.1 Datang ke UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (datang dan mengisi

absensi dengan tepat waktu) merupakan implementasi dari nilai

Akuntabel (disiplin,jujur,tanggung jawab), Loyal (dedikasi/mengikuti

perintah atasan), dan Harmonis (peduli,selaras/menciptakan lingkungan

kerja yang kondusif.

1.2 Mengikuti apel pagi merupakan implementasi dari nilai Kolaboratif

(kerja sama), Loyal (nasionalisme, komitmen), Akuntabel (disiplin,

tanggung jawab, transparan).

1.3 Menghadap dan mengkonsultasikan kepada Kepala UPTD Labkesda

selaku mentor terkait pelaksanaan rancangan aktualisasi merupakan

implementasi dari nilai Kolaboratif (kerja sama, sinergis untuk hasil

lebih baik), Harmonis (selaras, peduli/lingkungan kerja yang harmonis),

20
Loyal (dedikasi, kontribusi/mengikuti perintah atasan), Akuntabel

(tanggung jawab, kepercayaan).

Dengan kegiatan menyiapkan hal teknis terkait pelaksanaan

aktualisasi mulai dari datang, absensi tepat waktu, mengikuti apel pagi

dan melakukan konsultasi tentang kegiatan dan tahapan kegiatan yang

akan dilaksanakan maka saya telah berkontribusi dengan VISI & MISI

UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah, yakni :

Visi : Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan sejahtera

Misi : Menjadikan laboratorium yang bermutu terpercaya dan

terjangkau.

Juga memperkuat nilai organisasi yaitu cepat dan tepat.

21
b. Tahapan Kegiatan 1

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Visi Misi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Menyiapkan hal 1.1 Datang ke UPTD 1.1 Dibuktikan 1.1 Saya datang ke Visi : Dengan Membuat
teknis terkait Laboratorium dengan foto UPTD Laboratorium Rancangan
Mewujudkan
pelaksanaan Kesehatan Daerah dan fotocopi Kesehatan Daerah Kegiatan
Masyarakat Sehat
aktualisasi ( datang dan daftar hadir sebelum jam Aktualisasi, Saya
yang Mandiri dan
(Manajemen mengisi absensi datang pelayanan dibuka Telah Melakukan
Sejahtera.
ASN) dengan tepat dengan berpakaian Penguatan Nilai
waktu ) yang rapi, disiplin, Dengan Membuat Nilai Organisasi:
jujur, dan rancangan kegiatan
Cepat,Tepat.
bertanggung jawab aktualisasi maka
melakukan finger saya telah
absen dalam rangka berkontribusi pada
memenuhi tata misi organisasi yang
administrasi UPTD berbunyi :
Laboratorium Menjadikan
Kesehatan sebagai Laboratorium yang
Implementasi dari Bermutu Terpercaya
nilai Akuntabel, dan Terjangkau.
Loyal, dan Harmonis

22
1.2 Mengikuti apel 1.2 Dibuktikan 1.2 Saya mengikuti apel
pagi dengan foto, pagi bersama
video pegawai UPTD
Laboratorium
Kesehatan Daerah
lainnya dengan
berbaris rapi, berdiri
tegak, displin,
tanggung jawab,
semangat
nasionalisme, kerja
sama dan
kebersamaan
sesama pegawai,
serta mengakhiri apel
pagi dengan berdoa
sebagai wujud
implementasi dari
nilai Kolaboratif,
Loyal, Akuntabel,
dan Harmonis

23
1.3 Menghadap dan 1.3 Dibuktikan 1.3 Saat saya
mengkonsultasika dengan foto, menghadap kepala
n kepada Kepala notulen, surat UPTD Laboratorium
UPTD Labkesda pengantar Kesehatan Daerah
selaku mentor terlebih dahulu saya
terkait mengetuk pintu dan
pelaksanaan memberi salam
rancangan kemudian
aktualisasi menghadap pimpinan
dengan sopan dan
santun dan saya
mengkonsultasikan
rancangan aktualisasi
dengan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan benar,
serta mendengarkan
arahan dan pendapat
kepala UPTD
labkesda Daerah
secara terperinci dan
efektif, kegiatan

24
tersebut dilakukan
sebagai implementasi
dari nilai Kolaboratif,
Harmonis, Loyal,
dan Akuntabel

25
c. Pembuktian Kegiatan 1
1) Tahapan kegiatan 1, Datang ke UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah (datang dan mengisi absensi dengan tepat waktu)

Gambar 1. Datang ke UPTD Labkesda Gambar 2. Melakukan Absensi Finger


Tepat waktu, Senin, 28 Maret 2022, Tepat waktu, Senin, 28 Maret 2022,
di UPTD Labkesda Kota Ternate di UPTD Labkesda Kota Ternate

Gambar 3. Daftar hadir terisi tepat waktu,


Senin, 28 Maret 2022,
di UPTD Labkesda Kota Ternate

26
2) Tahapan kegiatan 2, Mengikuti apel pagi

Gambar 1. Mengikuti Apel Pagi,


Senin, 28 Maret 2022,
di UPTD Labkesda Kota Ternate

Gambar 2. Video mengikuti apel pagi,


Senin, 28 Maret 2022,
di UPTD Labkesda Kota Ternate

27
3) Tahapan kegiatan 3, Menghadap dan mengkonsultasikan
kepada Kepala UPTD Labkesda selaku mentor terkait
pelaksanaan rancangan aktualisasi

Gambar 1. Menghadap Kepala UPTD Gambar 2. Surat Pengantar Pelaksanaan


Labkesda selaku mentor Agenda Habituasi
Senin, 28 Maret 2022, Senin, 28 Maret 2022,
di UPTD Labkesda Kota Ternate

Gambar 3. Melakukan Konsultasi pada Kepala UPTD Labkesda


selaku mentor tentang pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Senin, 28 Maret 2022,
di UPTD Labkesda Kota Ternate

28
Gambar 4. Lembar Notulen,
Senin, 28 Maret 2022,
di UPTD Labkesda Kota Ternate

Gambar 5, Surat pernyataan dukungan


kegiatan aktualisasi habituasi.
Senin, 28 Maret 2022,
di UPTD Labkesda Kota Ternate

29
d. Analisis Dampak Kegiatan 1

No Kegiatan Nilai Berakhlak Analisis Dampak

(4)
(1) (2) (3) Dampak Negatif Dampak Positif

(4a) (4b)
1. Menyiapkan hal teknis terkait a. Akuntabel 1. Jika dalam menyiapkan hal teknis 1. Jika dalam menyiapkan hal teknis terkait
pelaksanaan aktualisasi b. Loyal terkait pelaksanaan aktualisasi pelaksanaan aktualisasi saya datang
c. Harmonis saya datang tidak tepat waktu, tepat waktu, maka saya dapat bekerja
d. Kolaboratif tidak disiplin, tidak bertanggung lebih efektif, efesien, disiplin, jujur,
jawab, tidak jujur dalam tanggung jawab atas segala tugas yang
melakukan finger absensi, dan diberikan (Akuntabel), jika saya
tidak mengikuti apel pagi, maka melakukan finger absensi tepat waktu,
penilaian atasan terhadap saya maka penilaian atasan terhadap saya
menjadi kurang bagus dan tidak menjadi bagus, sehingga saya bisa
optimal dalam melakukan menciptakan lingkungan kerja yang
kegiatan. kondusif (Harmonis) dengan kepala dan
2. Jika saya tidak menghadap dan staf UPTD Laboratorium Kesehatan
tidak mengkonsultasikan pada Daerah. Jika saya mengikuti apel pagi,
Kepala UPTD Labkesda selaku maka saya dapat menunjukan sikap
mentor terkait pelaksanaan disiplin, tanggung jawab, nasionalisme
rancangan aktualisasi maka saya (Loyal), kerja sama dan kebersamaan
tidak mendapatkan arahan dari sesama pegawai (Kolaboratif).

30
Kepala UPTD Labkesda selaku 2. Jika saya menghadap dan
mentor, saya tidak mendapatkan mengkonsultasikan pada Kepala UPTD
dukungan, masukan, persetujuan Labkesda selaku mentor terkait
untuk dilakukannya kegiatan pelaksanaan rancangan aktualisasi,
aktualisasi habituasi. saya membawa surat pengantar
Pelaksanaan Agenda Habituasi Peserta
Pelatihan Dasar CPNS Kota Ternate
dengan sikap yang sopan dan santun,
mendengarkan arahan Kepala UPTD
Labkesda selaku mentor (Loyal) , maka
saya akan mendapatkan dukungan,
masukan, persetujuan untuk
dilakukannya kegiatan aktualisasi
habituasi dan saya dapat menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif
(Harmonis).

31
3.1.2 Menyusun SOP Pemilahan, Penimbangan, Dan Penyimpanan

Sampah Medis Dan Non Medis, Tanggal Pelaksanaan Kegiatan : 29

Maret 2022 S/D 04 April 2022.

a. Deskripsi Kegiatan 2
Setelah memperoleh persetujuan dukungan dari Kepala UPTD

Labkesda Kota Ternate selaku Mentor, kegiatan kedua yang

dilakukan adalah menyusun sop pemilahan, penimbangan, dan

penyimpanan sampah medis dan non medis, yang meliputi lima

tahapan kegiatan yaitu yang pertama mencari referensi tentang SOP

pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah medis dan non

medis di ruang administrasi, refensi yang di dapat yaitu dari

Permenkes RI Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengelolaan limbah

medis fasilitas pelayanan kesehatan dan sumber internet scribd

tentang pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan sampah medis

dan non medis, tahapan kedua yang dilakukan adalah Membuat draf

SOP pemilahan, penimbangan,penyimpanan sampah medis dan non

medis, draf SOP ini di buat di ruang adminitrasi yang di ambil contoh

berdasarkan format SOP pemeriksaan lainnya yang ada di UPTD

Labkesda, tahapan ketiga yang dilakukan adalah mencetak SOP

pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah medis dan non

medis, proses mencetak SOP ini dilakukan di ruang adminitrasi, SOP

ini di cetak agar bisa di konsultasikan kepada atasan untuk

mendapatkan persetujuan, tahapan keempat yang dilakukan adalah

mengkonsultasikan draf SOP kepada Kepala UPTD Labkesda selaku

mentor untuk meminta persetujuan, agar SOP ini legal dan dapat di

terapkan di UPTD Labkesda Kota Ternate, tahapan kelima yang

32
dilakukan adalah Menempel SOP pemilahan, penimbangan,

penyimpanan sampah medis dan non medis pada ruang

pengambilan sampel, hematologi, kimia klinik, gudang.

Hasil dari kegiatan kedua tentang menyusun sop pemilahan,

penimbangan, dan penyimpanan sampah medis dan non medis,

tahapan pertama yang dilakukan yaitu mencari referensi tentang

SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah medis dan

non medis yang di buktikan dengan mengumpulkan bahan referensi

pembuatan SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah

medis dan non medis dengan menggunakan laptop, dengan penuh

tanggung jawab, hasil searching yang didapat yaitu berupa dokumen

yang akan dilampirkan, yang berisi Permenkes RI Nomor 18 Tahun

2020 tentang Pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan

kesehatan dan sumber internet scribd tentang pemilahan,

penimbangan, dan penyimpanan sampah medis dan non medis,

tahapan kedua yaitu Membuat draf SOP pemilahan, penimbangan,

penyimpanan sampah medis dan non medis yang dibuktikan dengan

foto buat draf SOP, foto draf SOP siap print, penyusunan SOP ini

dilakukan dengan penuh penuh tanggung jawab dengan

menggunakan laptop dalam penyusunan SOP agar dapat

memudahkan dalam proses penyusunan, tahapan ketiga yaitu

mencetak SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah

medis dan non medis, yang di buktikan dengan dokumen SOP yang

akan di lampirkan, pada proses print out Standar Operasional

Prosedur pemilahan, penimbangan, penyimpanan menggunakan

33
printer kantor seefisien mungkin, dengan penuh tanggung jawab,

tahapan keempat yaitu mengkonsultasikan draf SOP kepada Kepala

UPTD Labkesda selaku mentor untuk meminta persetujuan, agar

SOP ini dapat diterapkan di UPTD Labkesda Kota Ternate, yang di

buktikan dengan tanda tangan Kepala UPTD Labkesda Kota

Ternate, cap UPTD Labkesda sebagai bukti sah, surat persetujuan

SOP, dan lembar notulen yang berisi tentang masuk-masukan dari

Kepala UPTD Labkesda Kota Ternate, yang di dalamnya berisi :

1. Perbaikan logo, dan beberapa tulisan yang salah

2. Kepala UPTD Labkesda Kota Ternate (Mentor) menyetujui SOP

pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah medis dan non

medis dan siap untuk di terapkan di UPTD Labkesda Kota

Ternate.

Setelah mendapatkan masukan, persetujuan dari Kepala UPTD

Labkesda Kota Ternate, maka SOP pemilahan, penimbangan,

penyimpanan sampah medis dan non medis siap untuk di tempelkan

pada ruang pengambilan sampel, hematologi, kimia klinik dan

gudang, agar SOP ini dapat di jadikan sebagai acuan penerapan

langkah-langkah untuk penatalaksanaan penanganan limbah medis

di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate.

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :

1.1 Mencari referensi tentang SOP pemilahan, penimbangan,

penyimpanan sampah medis dan non medis merupakan

implementasi dari nilai Akuntabel (tanggung jawab), Adaptif

34
(Inovasi dalam menggumpulkan referensi SOP dengan penggunaan

iptek yaitu laptop), Kompeten (Memberi kualitas kerja terbaik)

1.2 Membuat draf SOP pemilahan, penimbangan,penyimpanan sampah

medis dan non medis merupakan implementasi dari nilai Akuntabel

(tanggung jawab, transparan), Kompeten (Memberi kualitas kerja

terbaik), Adaptif (Inovasi dalam membuat SOP dengan penggunaan

iptek yaitu laptop)

1.3 Mencetak SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah

medis dan non medis merupakan implementasi dari nilai Akuntabel

(Tanggung jawab, menggunakan printer kantor seefisien mungkin),

Adaptif (mencetak SOP dengan penggunaan iptek yaitu laptop),

Kompeten (Memberi kualitas kerja terbaik)

1.4 Mengkonsultasikan draf SOP kepada Kepala UPTD Labkesda

selaku mentor untuk meminta persetujuan merupakan implementasi

dari nilai Loyal (Sopan ke atasan, mendengarkan perintah atasan),

Harmonis (Membangun lingkungan kerja yang kondusif), Akuntabel

(tanggung jawab)

1.5 Menempel SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah

medis dan non medis merupakan implementasi dari nilai Akuntabel

(tanggung jawab), Kolaboratif (bekerja sama), Kompeten (kinerja

yang lebih baik)

Dengan kegiatan menyusun sop pemilahan, penimbangan, dan

penyimpanan sampah medis dan non medis, mulai dari Mencari

referensi tentang SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan

sampah medis dan non medis, Membuat draf SOP pemilahan,

35
penimbangan,penyimpanan sampah medis dan non medis,

Mencetak SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah

medis dan non medis, Mengkonsultasikan draf SOP kepada Kepala

UPTD Labkesda selaku mentor untuk meminta persetujuan, dan

Menempel SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah

medis dan non medis, maka saya telah berkontribusi dengan VISI &

MISI UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah, yakni :

Visi : Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan sejahtera

Misi : Menjadikan laboratorium yang bermutu terpercaya dan

terjangkau.

Juga memperkuat nilai organisasi yaitu Tepat, Akurat

36
b. Tahapan Kegiatan 2

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Visi Misi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2 Menyusun SOP 2.1 Mencari referensi 2.1 Dibuktikan dengan 2.1 Saya mengumpulkan Visi : Dengan
Pemilahan,penim tentang SOP foto searching bahan referensi Menyusun SOP
Mewujudkan
bangan,dan pemilahan,penimban referensi dan pembuatan SOP Pemilahan,penim
Masyarakat Sehat
penyimpanan gan,penyimpanan dokumen referensi pemilahan,penimbangan, bangan,dan
sampah medis sampah medis dan penyimpanan sampah yang Mandiri dan penyimpanan
dan non medis non medis. medis dan non medis sampah medis
Sejahtera.
(Manajemen dengan menggunakan dan non medis,
ASN, Smart ASN) laptop, dengan penuh Dengan Membuat Saya Telah
tanggung jawab, jelas dan Melakukan
rancangan kegiatan
sederhana sebagai Penguatan Nilai
implementasi dari nilai aktualisasi maka Nilai Organisasi:
Akuntabel, Adaptif, dan saya telah Tepat, Akurat
Kompeten
berkontribusi pada

misi organisasi yang

berbunyi :

Menjadikan

37
2.2 Membuat draf SOP 2.2 Dibuktikan dengan 2.2 Saya membuat draf Laboratorium yang
pemilahan, foto buat draf SOP, standar operasional
Bermutu Terpercaya
penimbangan, foto draf SOP siap prosedur
dan Terjangkau.
penyimpanan print pemilahan,penimbangan,
sampah medis dan penyimpanan,dengan
non medis menggunakan laptop
dengan penuh tanggung
jawab, transparan,
bersunguh-sungguh,
sebagai implementasi dari
nilai Akuntabel,
kompeten, dan Adaptif

2.3 Mencetak SOP 2.3 Dibuktikan dengan 2.3 saya mencetak atau print
pemilahan, foto sedang out Standar Operasional
penimbangan mencetak SOP dan Prosedur
penyimpanan dokumen pemilahan,penimbangan,
sampah medis dan penyimpanan
non medis menggunakan printer
kantor seefisien mungkin,
dengan penuh tanggung
jawab, ketelitian dan
sunguh-sunguh, sebagai

38
implementasi dari nilai
Akuntabel, Adaptif, dan
Kompeten
2.4 Mengkonsultasikan 2.4 Dibuktikan dengan 2.4 Saya mengkonsultasikan
draf SOP kepada foto dan notulen pembuatan SOP dengan
Kepala UPTD menggunakan bahasa
Labkesda selaku Indonesia yang baik dan
mentor untuk benar, sopan,
meminta persetujuan bertanggung jawab, serta
mendengarkan arahan,
dan pendapat kepala
UPTD Laboratorium
kesehatan daerah secara
terperinci dan efektif.
Kegiatan tersebut
dilakukan sebagai
implementasi dari nilai,
Loyal, Harmonis, dan
Akuntabel

39
2.5 Menempel SOP 2.5 Dibuktikan dengan 2.5 Saya menempel sop
pemilahan, foto SOP disetujui pemilahan,penimbangan,
penimbangan, dan foto SOP di penyimpanan pada setiap
penyimpanan tempel ruangan tertentu agar
sampah medis dan petugas laboratorium
non medis dapat melihat dan mereka
lebih cepat tanggap dan
bertanggung jawab atas
apa yang saya tempelkan
agar bekerja sama untuk
kinerja yang lebih baik,
dilakukan sebagai
implementasi nilai
Akuntabel, Kolaboratif,
dan Kompeten.

40
c. Pembuktian Kegiatan 2

1) Tahapan Kegiatan 1, Mencari referensi tentang SOP pemilahan,

penimbangan, penyimpanan sampah medis dan non medis

Gambar 1. Searching google untuk referensi SOP,


Selasa, 29 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Print referensi SOP,


Selasa, 29 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

41
Gambar 3. Dokumen referensi yang sudah print
Selasa, 29 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

42
2) Tahapan Kegiatan 2, Membuat draf SOP pemilahan, penimbangan,
penyimpanan, sampah medis dan non medis

Gambar 1. Menyusun draf SOP


Selasa, 29 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. SOP yang siap di print


Selasa, 29 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

43
3) Tahapan Kegiatan 3, Mencetak SOP pemilahan, penimbangan,
penyimpanan, sampah medis dan non medis

Gambar 1. Sedang mencetak SOP


Rabu, 30 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Dokumen SOP yang sudah di print


Rabu, 30 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

44
4) Tahapan Kegiatan 4, Mengkonsultasikan draf SOP kepada Kepala UPTD
Labkesda selaku mentor untuk meminta persetujuan

Gambar 1. Konsultasi SOP pada Kepala UPTD Labkesda (mentor)


Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Lembar Notulen


Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

45
Gambar 3. Surat Persetujuan SOP
Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

46
5) Tahapan Kegiatan 5, Menempelkan SOP pemilahan, penimbangan,
penyimpanan sampah medis dan non medis

Gambar 1. SOP yang sudah ditanda tangani Kepala UPTD Labkesda (mentor)
Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. SOP Pemilahan yang sudah di tempel di ruang pengambilan sampel


Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

47
Gambar 3. SOP Pemilahan yang sudah di tempel di ruang Hematologi
Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. SOP Pemilahan yang sudah di tempel di ruang Kimia Klinik


Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

48
Gambar 5. SOP Pemilahan yang sudah di tempel di Gudang
Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 6. SOP Penimbangan yang sudah di tempel di Gudang


Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

49
Gambar 7. SOP Penyimpanan yang sudah di tempel di Gudang
Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

50
d. Analisis Dampak Kegiatan 2

No Kegiatan Nilai Berakhlak Analisis Dampak

(4)
(1) (2) (3) Dampak Negatif Dampak Positif

(4a) (4b)
2. Menyusun SOP Pemilahan, a. Akuntabel 1. Jika dalam menyusun SOP 1. Jika dalam menyusun SOP
penimbangan,dan b. Adaptif pemilahan, penimbangan, pemilahan, penimbangan,
penyimpanan sampah medis c. Kompeten penyimpanan sampah medis dan penyimpanan sampah medis dan non
dan non medis d. Loyal non medis, penulis tidak medis, penulis mengumpulkan
e. Harmonis mengumpulkan referensi SOP, referensi SOP, penulis membuat SOP
f. Kolaboratif penulis tidak membuat SOP dengan dengan penuh tanggung jawab
penuh tanggung jawab, tidak (Akuntabel), dengan berbagai
menggunakan laptop, maka dapat inovasi dalam menyusun dengan
mempersulit penulis dalam proses memanfaatkan laptop (Adaptif),
penyusunan SOP, sehingga penulis maka dapat memudahkan penulis
tidak dapat memberikan hasil dalam proses penyusunan SOP,
kualitas kerja SOP yang terbaik sehingga penulis dapat memberikan
2. Jika penulis tidak mencetak SOP hasil kualitas kerja SOP yang terbaik
pemilahan, penimbangan, (Kompeten).
penyimpanan sampah medis dan 2. Jika penulis mencetak SOP
non medis maka penulis tidak dapat pemilahan, penimbangan,
mengkonsultasikan draf SOP penyimpanan sampah medis dan non

51
kepada Kepala UPTD Labkesda medis dan mengkonsultasikan draf
selaku mentor, penulis tidak SOP kepada Kepala UPTD Labkesda
mendapatkan persetujuan, selaku mentor untuk meminta
masukan, saran, dari Kepala UPTD persetujuan dengan penuh tanggung
Labkesda selaku mentor, sehingga jawab (Akuntabel), maka penulis akan
SOP tersebut illegal, tidak sah dan mendapatkan masukan, saran dari
tidak dapat di terapkan di UPTD Kepala UPTD Labkesda selaku mentor
Labkesda Kota Ternate. (Loyal) agar SOP tersebut legal, sah
3. Jika penulis tidak menempelkan dan dapat di terapkan di UPTD
SOP pemilahan, penimbangan, Labkesda Kota Ternate.
penyimpanan sampah medis dan 3. Jika penulis menempelkan SOP
non medis di beberapa ruangan di pemilahan, penimbangan,
UPTD labkesda, maka penulis tidak penyimpanan sampah medis dan non
akan menjalin kerja sama dengan medis di beberapa ruangan di UPTD
penanggung jawab ruang dan tidak labkesda, maka penulis akan menjalin
ada kordinasi tentang pemilahan kerja sama dengan penanggung jawab
sampah medis da non medis yang ruang (Kolaboratif), membangun
baik. lingkungan kerja yang kondusif
(Harmonis), dan dapat menciptakan
kinerja terbaik (Kompeten)

52
3.1.3 Pembuatan kuesioner dan leaflet, tanggal pelaksanaan kegiatan : 31

Maret 2022 s/d 07 April 2022

a. Deskripsi Kegiatan 3

Setelah SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah

medis dan non medis telah disetujui Kepala UPTD Labkesda Kota

Ternate dan telah diterapkan di beberapa ruangan yang ada di UPTD

Labkesda Kota Ternate, kegiatan ketiga yang di lakukan yaitu

Pembuatan kuesioner dan leaflet, yang meliputi empat tahapan

kegiatan yaitu yang pertama mencari referensi tentang materi sampah

medis dan non medis, refensi yang di dapat yaitu buku panduan

pengelolaan limbah medis pelayanan kesehatan tahun 2018, tahapan

kedua yaitu menyusun dan mencetak kuesioner dan leaflet, dalam

menyusun kuesioner dan leaflet ini bertujuan untuk digunakan pada

saat sosialisasi pada staf UPTD Labkesda Kota Ternate, setelah

mendapatkan persetujuan dari Kepala UPTD Labkesda Kota Ternate

selaku mentor, tahapan ketiga yaitu mengkonsultasikan kepada Kepala

UPTD Labkesda selaku mentor tentang kuesioner pre test, post test,

dan leaflet yang akan digunakan pada saat sosialisasi untuk mengukur

tingkat pemahaman petugas/staf UPTD Labkesda Kota Ternate,

tahapan keempat yaitu menggandakan kuesioner dan leaflet untuk

persiapan pada sosialisasi.

Hasil dari kegiatan ketiga tentang Pembuatan kuesioner dan

leaflet yaitu pada tahapan pertama yang dilakukan yaitu mencari

referensi tentang materi sampah medis dan non medis, dibuktikan

53
dengan searching google referensi tentang materi sampah medis

dan non medis.

menyusun sop pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan

sampah medis dan non medis, tahapan pertama yang dilakukan

yaitu mencari referensi tentang SOP pemilahan, penimbangan,

penyimpanan sampah medis dan non medis yang di buktikan dengan

mengumpulkan bahan referensi pembuatan SOP pemilahan,

penimbangan, penyimpanan sampah medis dan non medis dengan

menggunakan laptop, dengan penuh tanggung jawab, hasil

searching yang didapat yaitu berupa dokumen yang akan

dilampirkan, yang berisi Permenkes RI Nomor 18 Tahun 2020

tentang Pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan dan

sumber internet scribd tentang pemilahan, penimbangan, dan

penyimpanan sampah medis dan non medis, tahapan kedua yaitu

Membuat draf SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah

medis dan non medis yang dibuktikan dengan foto buat draf SOP,

foto draf SOP siap print, penyusunan SOP ini dilakukan dengan

penuh penuh tanggung jawab dengan menggunakan laptop dalam

penyusunan SOP agar dapat memudahkan dalam proses

penyusunan, tahapan ketiga yaitu mencetak SOP pemilahan,

penimbangan, penyimpanan sampah medis dan non medis, yang di

buktikan dengan dokumen SOP yang akan di lampirkan, pada proses

print out Standar Operasional Prosedur pemilahan, penimbangan,

penyimpanan menggunakan printer kantor seefisien mungkin,

dengan penuh tanggung jawab, tahapan keempat yaitu

54
mengkonsultasikan draf SOP kepada Kepala UPTD Labkesda selaku

mentor untuk meminta persetujuan, agar SOP ini dapat diterapkan di

UPTD Labkesda Kota Ternate, yang di buktikan dengan tanda

tangan Kepala UPTD Labkesda Kota Ternate, cap UPTD Labkesda

sebagai bukti sah, surat persetujuan SOP, dan lembar notulen yang

berisi tentang masuk-masukan dari Kepala UPTD Labkesda Kota

Ternate, yang di dalamnya berisi :

1. Perbaikan logo, dan beberapa tulisan yang salah

2. Kepala UPTD Labkesda Kota Ternate (Mentor) menyetujui

SOP pemilahan, penimbangan, penyimpanan sampah medis

dan non medis dan siapuntuk di terapkan di UPTD Labkesda

Kota Ternate.

Setelah mendapatkan masukan, persetujuan dari Kepala UPTD

Labkesda Kota Ternate, maka SOP pemilahan, penimbangan,

penyimpanan sampah medis dan non medis siap untuk di tempelkan

pada ruang pengambilan sampel, hematologi, kimia klinik DAN

gudang, agar SOP ini dapat di jadikan sebagai acuan penerapan

langkah-langkah untuk penatalaksanaan penanganan limbah medis

di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate.

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :

1.1 Mencari referensi tentang materi sampah medis dan non medis

merupakan implementasi dari nilai Akuntabel (tanggung jawab),

Adaptif (inovasi dalam mencari referensi tentang materi sampah

medis dan non medis dengan penggunaan iptek yaitu laptop),

Kompeten (kinerja hasil yang lebih baik).

55
1.2 Menyusun dan mencetak kuesioner dan leaflet merupakan

implementasi dari nilai Akuntabel (tanggung jawab), Kompeten

(learning agility untuk mengetahui tingkat pemahaman para petugas

labkesda), Adaptif (inovasi dalam mengetik dan mencetak leaflet

dan kuesioner dengan penggunaan iptek yaitu laptop).

1.3 Mengkonsultasikan kepada Kepala UPTD Labkesda selaku mentor

merupakan implementasi dari nilai Loyal (sopan pada atasan,

mendengar perintah atasan), Akuntabel (tanggung jawab),

Harmonis (membangun lingkungan kerja yang kondusif).

1.4 Menggandakan kuesioner dan leaflet merupakan implementasi dari

nilai Akuntabel (transparan, tanggung jawab, efisien), Adaptif

(memperbanyak kuesioner dan leaflet dengan penggunaan iptek

yaitu laptop).

Dengan kegiatan Pembuatan kuesioner dan leaflet, mulai dari

Mencari referensi tentang materi sampah medis dan non medis,

Menyusun dan mencetak kuesioner dan leaflet, Mengkonsultasikan

kepada Kepala UPTD Labkesda selaku mentor, Menggandakan

kuesioner dan leaflet, maka saya telah berkontribusi dengan VISI &

MISI UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah, yakni :

Visi : Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan sejahtera

Misi : Menjadikan laboratorium yang bermutu terpercaya dan

terjangkau

Juga memperkuat nilai organisasi yaitu Cepat, Tepat

56
b. Tahapan Kegiatan 3

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Visi Misi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

3. Pembuatan 3.1 Mencari referensi 3.1 Dibuktikan dengan 3.1Saya mengumpulkan Visi : Dengan
kuesioner dan tentang materi foto searching bahan referensi Menyusun SOP
Mewujudkan
leaflet sampah medis dan referensi dan pembuatan materi soal Pemilahan,penim
(Manajemen non medis dokumen referensi tentang pemilahan, Masyarakat Sehat bangan,dan
ASN, Smart ASN) penimbangan, yang Mandiri dan penyimpanan
penyimpanan sampah sampah medis
Sejahtera.
medis dan non medis dan non medis,
dengan menggunakan Dengan Membuat Saya Telah
laptop, dengan penuh Melakukan
rancangan kegiatan
ketelitian dan kejujuran Penguatan Nilai
tanggung jawab, jelas aktualisasi maka Nilai Organisasi:
dan sederhana untuk saya telah Cepat,Tepat.
kinerja hasil yang lebih
berkontribusi pada
baik, sebagai
implementasi dari nilai misi organisasi yang

Akuntabel, Adaptif, dan berbunyi :


Kompeten
Menjadikan

57
3.2 Menyusun dan 3.2 Dibuktikan dengan 3.2 Saya mengetik dan Laboratorium yang
mencetak kuesioner foto dan dokumen mencetak kuesioner soal Bermutu Terpercaya
dan leaflet cetak kuesioner dan pretest, post test dan juga
dan Terjangkau.
leaflet leaflet dengan
menggunakan laptop,
untuk mengetahui tingkat
pemahaman para
petugas laboratorium
tentang sampah medis
dan non medis
pemilahan, penimbangan,
penyimpanan,dengan
penuh tanggung jawab,
bersunguh-sungguh,
sebagai implementasi
dari nilai Akuntabel,
Kompeten, dan Adaptif

3.3 Mengkonsultasikan 3.3 Dibuktikan dengan 3.3 Saya mengkonsultasikan

kepada Kepala foto dan notulen pembuatan pre test, post

UPTD Labkesda test dan leflet kepada

selaku mentor Kepala UPTD


Laboratorium kesehatan

58
daerah dengan penuh
tanggung jawab, sopan,
dan menerima masukan
yang diberikan, sebagai
implementasi dari nilai
Loyal, Akuntabel, dan
harmonis

3.4 Menggandakan 3.4 .Dibuktikan dengan 3.4 Saya memperbanyak


kuesioner dan leaflet foto, dokumen soal pre test, post test
dan leaflet menggunakan
laptop dan printer kantor
dengan teliti, transparan,
tanggung jawab dan
efisien,sebagai
implementasi dari nilai
Akuntabel dan Adaptif

59
c. Pembuktian Kegiatan 3

1) Tahapan Kegiatan 1, Mencari referensi tentang materi sampah medis dan

non medis

Gambar 1. Searching google untuk referensi materi sampah medis dan non medis
Kamis, 31 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Dokumen referensi materi sampah medis dan non medis yang sudah di print
Kamis, 31 Maret 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

60
2) Tahapan Kegiatan 2, Menyusun dan mencetak kuesioner dan leaflet

Gambar 1. Sedang membuat kuesioner pre test dan post test


Jumat, 01 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Sedang membuat leaflet sampah medis dan non medis


Sabtu, 02 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

61
Gambar 3. Sedang mencetak kuesioner pre test dan post test
Senin, 04 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. Sedang mencetak leaflet sampah medis dan non medis


Selasa, 05 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

62
3) Tahapan Kegiatan 3, Mengkonsultasikan kepada kepala UPTD Labkesda

selaku mentor

Gambar 1. Konsultasi Kuesioner dan leaflet pada Kepala UPTD Labkesda (mentor)
Rabu, 06 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Lembar Notulen


Rabu, 06 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

63
4) Tahapan Kegiatan 4, Menggandakan kuesioner dan leaflet

Gambar 1. Kuesioner dan leaflet yang diperbanyak


Kamis, 07 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Kuesioner dan lembar jawaban yang siap digunakan pada sosialisasi
Kamis, 07 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

64
Gambar 3. Leaflet yang siap digunakan pada sosialisasi
Kamis, 07 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

65
d. Analisis Dampak Kegiatan 3

No Kegiatan Nilai Berakhlak Analisis Dampak

(4)
(1) (2) (3) Dampak Negatif Dampak Positif

(4a) (4b)
3. Pembuatan kuesioner dan a. Akuntabel 1. Jika dalam pembuatan kuesioner 1. Jika dalam pembuatan kuesioner dan
leaflet b. Adaptif dan leaflet penulis tidak mencari leaflet penulis mencari referensi
c. Kompeten referensi tentang materi sampah tentang materi sampah medis dan non
d. Loyal medis dan non medis, penulis tidak medis selanjutnya penulis menyusun
e. Harmonis bertanggung jawab dalam dan mencetak kuesioner dan leaflet
menyusun dan mencetak kuesioner dengan penuh tanggung jawab
dan leaflet, maka akan mempesulit (akuntabel), dengan berbagai inovasi
penulis dalam penyusunan dalam mencari referensi, mengetik,
kuesioner dan leaflet, sehingga tidak dan mencetak kuesioner dan leaflet
bisa disosialisasikan di staf UPTD dengan menggunakan laptop
Labkesda dan dapat memberikan (adaptif), maka dapat memudahkan
hasil kerja yang tidak baik. penulis dalam penyusunan kuesioner
2. Jika penulis tidak bertanggung dan leaflet sehingga penulis dapat
jawab, tidak sopan dalam memberikan hasil kerja yang baik
mengkonsultasikan kuesioner dan (kompeten), yang siap
leaflet pada Kepala UPTD Labkesda disosialisasikan di staf UPTD
selaku mentor, maka penulis tidak Labkesda.

66
mendapatkan saran, masukan, 2. Jika penulis mengkonsultasikan
perintah dari atasan sehingga dapat kuesioner dan leaflet pada Kepala
menimbulkan lingkungan kerja yang UPTD Labkesda selaku mentor
tidak kondusif. dengan penuh tanggung jawab
3. Jika penulis tidak tanggung jawab, (akuntabel), sopan pada atasan
tidak efisien, tidak transparan dalam (loyal), maka penulis akan
menggandakan kuesioner dan mendapatkan saran, masukan,
leaflet, maka sosialisasi penulis perintah dari atasan (loyal), sehingga
pada staf UPTD Labkesda tidak dapat menciptakan lingkungan kerja
akan terlaksana. yang kondusif antara penulis dan
atasan (harmonis).
3. Jika penulis menggandakan kuesioner
dan leaflet dengan menggunakan alat
printer kantor secara efisien,
transparan, dan tanggung jawab
(akuntabel), dengan menggunakan
laptop (adaptif), maka penulis sudah
siap untuk melakukan sosialisasi pada
staf UPTD Labkesda.

67
3.1.4 Melakukan sosialisasi, tanggal pelaksanaan kegiatan : 07 April 2022 s/d

08 April 2022

a. Deskripsi Kegiatan 4

Kuesioner pre test, post test, dan leaflet yang telah di perbanyak, akan

di gunakan pada kegiatan keempat yaitu melakukan sosialisasi pada staf

UPTD Labkesda Kota Ternate, pada kegiatan keempat ini terdiri dari enam

tahapan kegiatan, tahapan kegiatan pertama yaitu membuat daftar hadir, di

mana daftar hadir yang di buat terdiri dari staf UPTD Labkesda dan

mahasiswa PKL Poltekkes Ternate selain membuat daftar hadir saya

menyiapkan jadwal sosialisasi dan share ke grup labkesda ternate bahwa

tanggal 08 April 2022 akan di adakan sosialisasi, tahapan kegiatan kedua

yaitu menyiapkan ruangan, di mana sebelum melakukan sosialisasi perlu di

lakukan persiapan ruangan, ruangan yang di pakai adalah ruangan rapat

UPTD Labkesda Kota Ternate, tahapan kegiatan ketiga yaitu membagikan

kuesioner untuk pretest, di mana kuesioner pre test ini di lakukan agar

dapat mengetahui tingkat pemahaman staf UPTD Labkesda tentang

pengolahan sampah medis dan non medis, yang terdiri dari 10 soal dengan

tipe soal pilihan ganda, tahapan kegiatan keempat yang dilakukan yaitu

mengumpulkan kembali kuesioner pretest dan lakukan penilaian, kuesioner

pre test yang di telah di isi jawaban oleh staf UPTD Labkesda kemudian di

kumpulkan kembali dan di lakukan penilaian, penilaian yang di dapat akan

di bandingkan dengan nilai post test setelah sosialisasi untuk di jadikan

pembanding pemahaman staf UPTD Labkesda tentang pengolahan

sampah medis dan sampah non medis, tahapan kegiatan kelima yaitu

Melakukan pembagian lieflet dan lakukan sosialisasi, leaflet pengolahan

68
sampah medis dan sampah non medis di bagikan pada staf UPTD

Labkesda dan dilakukan sosialisasi, pada sosialisasi ini di jelaskan tentang

definisi sampah medis, jenis-jenis sampah medis, definisi sampah non

medis, jenis-jenis sampah non medis serta pengaruh jika sampah tidak di

kelolah dengan baik, tahapan keenam yaitu melakukan post test, pada

tahapan ini setelah sosialisasi maka akan di lakukan post test, materi

pengolahan sampah medis dan sampah non medis telah di jelaskan dan di

praktekkan maka, post test ini bertujuan untuk mengetahui kembali apakah

staf UPTD Labkesda dapat memahami sosialisasi yang di jelaskan

sehingga dapat menjawab kuesioner post test dengan benar.

Hasil dari kegiatan keempat tentang Melakukan sosialisasi yaitu

sosialisasi yang di lakukan pada tanggal 08 April 2022, daftar hadir yang

terisi sebanyak 6 orang, tempat sosialisasi di lakukan yaitu di ruang rapat

UPTD Labkesda Kota Ternate, kuesioner pre test yang di bagikan

merupakan kuesioner tipe soal pilihan ganda sebanyak 10 soal, di mana

nilai yang di dapat yaitu nilai terendah 50 dan tertinggi 80, nilai tersebut

akan di lakukan perbandingan dengan nilai post test setelah melakukan

sosialisasi pada staf UPTD Labkesda, setelah pre test di laksanakan

langkah selanjutnya yaitu leaflet yang telah di perbanyak tersebut

kemudian di bagikan ke staf UPTD Labkesda dan di lakukan sosialisasi,

materi pengolahan sampah medis dan sampah non medis telah di jelaskan

dan di praktekkan yang terdiri dari definisi sampah medis, jenis-jenis

sampah medis, definisi sampah non medis, jenis-jenis sampah non medis

serta pengaruh jika sampah tidak di kelolah dengan baik, setelah

penjelasan aktualisasi di lakukan post test kembali, untuk mengetahui

69
pemahaman staf UPTD Labkesda apakah sudah meningkat setelah

sosialisasi, nilai yang di dapat pada post test yaitu terendah 70 dan

tertinggi 90, hal ini berarti terjadi peningkatan pemahaman staf UPTD

Labkesda tentang pengolahan sampah medis.

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :

1.1 Membuat daftar hadir merupakan implementasi dari nilai Akuntabel

(tanggung jawab, transparan), Kolaboratif (bekerja sama), Harmonis

(menciptakan lingkungan kerja yang kondusif)

1.2 Menyiapkan ruangan merupakan implementasi dari nilai Loyal

(nasionalisme), Akuntabel (integritas tinggi)

1.3 Membagikan kuesioner untuk pre test merupakan implementasi dari nilai

Akuntabel (tanggung jawab), Loyal (berkontribusi), Kompeten (learning

agility / membangun pemahaman staf UPTD Labkesda)

1.4 Mengumpulkan kembali kuesioner pretest dan lakukan penilaian

merupakan implementasi dari nilai Akuntabel (transparan), Berorientasi

Pelayanan (Kepuasan / tidak diskriminatif)

1.5 Melakukan pembagian leaflet dan lakukan sosialisasi merupakan

implementasi dari nilai Akuntabel (tanggung jawab), Loyal (Dedikasi),

Kompeten (Kinerja terbaik)

1.6 Melakukan post test merupakan implementasi dari nilai Akuntabel

(tanggung jawab), Loyal (kontribusi), Kompeten (learning agility /

membangun pemahaman staf UPTD Labkesda)

Dengan kegiatan melakukan sosialisasi mulai dari membuat daftar

hadir, menyiapkan ruangan, membagikan kuesioner, mengumpulkan

kembali kuesioner pretest dan lakukan penilaian, melakukan pembagian

70
leaflet dan lakukan sosialisasi, melakukan post test, maka saya telah

berkontribusi dengan VISI & MISI UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah,

yakni :

Visi : Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan sejahtera

Misi : Menjadikan laboratorium yang bermutu terpercaya dan terjangkau

Juga memperkuat nilai organisasi yaitu Tepat, Akurat.

71
b. Tahapan Kegiatan 4

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Visi Misi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

4. Melakukan 4.1 Membuat daftar 4.1 Dibuktikan dengan 4.1 Saya membuat daftar Visi : Dengan
sosialisasi hadir foto dan absen hadir staf UPTD Menyusun SOP
Mewujudkan
(Manajemen daftar hadir Labkesda Kota Ternate Pemilahan,penim
ASN) dengan tanggung jawab, Masyarakat Sehat bangan,dan
berdasarkan pada yang Mandiri dan penyimpanan
jumlah staf yang hadir, sampah medis
Sejahtera.
saya menyiapkan jadwal dan non medis,
sosialisasi dan share ke Dengan Membuat Saya Telah
grup labkesda ternate Melakukan
rancangan kegiatan
dengan transparan,agar Penguatan Nilai
bisa bekerja sama aktualisasi maka Nilai Organisasi:
dengan staf UPTD saya telah Tepat, Akurat.
Labkesda dalam
berkontribusi pada
sosialisasi dan dapat
menciptakan lingkungan misi organisasi yang

kerja yang kondusif berbunyi :


sebagai implementasi
Menjadikan
dari nilai Akuntabel,

72
Kolaboratif, dan Laboratorium yang
Harmonis
Bermutu Terpercaya

dan Terjangkau.
4.2 Menyiapkan 4.2 Dibuktikan dengan 4.2 Saya menyiapkan
ruangan foto ruangan saat ruangan untuk persiapan
disiapkan dan foto sosialisasi kepada staf
ruangan yang telah UPTD Labkesda dengan
di tempati teman- semangat nasionalisme,
teman dengan integritas yang
tinggi, sebagai
implementasi dari nilai
Loyal, dan Akuntabel

4.3 Membagikan 4.3 Dibuktikan dengan 4.3 Saya membagikan soal


kuesioner untuk foto lembar pretest dengan penuh
pretest kuesioner dan foto tanggung jawab sebagai
pembagian dasar tugas yang di
kuesioner berikan untuk
berkontribusi dalam
membangun
pemahaman staf UPTD
Labkesda, sebagai
implementasi dari nilai

73
Akuntabel, Loyal, dan
Kompeten

4.4 Mengumpulkan 4.4 Dibuktikan dengan


4.4 Saya mengumpulkan
kembali kuesioner foto mengumpulkan
kembali soal pretest dan
pretest dan lakukan kuesioner dan foto
lakukan penilaian,
penilaian proses penilaian
dengan transparan,teliti,
sungguh-sungguh, tidak
diskriminatif sebagai
implementasi dari nilai
Akuntabel, dan
Berorientasi Pelayanan

4.5 Melakukan 4.5 Dibuktikan dengan 4.5 Saya datang untuk


pembagian leaflet foto bagikan leaflet melakukan sosialisasi
dan lakukan dan sosialisasi tepat waktu, tanggung
sosialisasi jawab, dengan pakaian
yang rapi, sopan serta
melakukan kegiatan
sosialisasi dengan
penuh semangat dan
sifat yang ramah kepada
staf UPTD Labkesda

74
agar dapat memberikan
kinerja terbaik, sebagai
implementasi dari nilai
Akuntabel, Loyal, dan
Kompeten.

4.6 Melakukan post test 4.6 Dibuktikan dengan


4.6 Saya melakukan post
foto mengumpulkan
test kembali kepada staf
kuesioner dan foto
labkesda dengan penuh
proses penilaian
tanggung jawab sebagai
dasar tugas yang di
berikan untuk
berkontribusi dalam
mengetahui kembali
pemahaman para staf
labkesda, setelah
sosialisasi di lakukan
sebagai implementasi
dari nilai Akuntabel,
Loyal, dan Kompeten

75
c. Pembuktian Kegiatan 4

1) Tahapan Kegiatan 1, Membuat daftar hadir

Gambar 1. Membuat daftar hadir sosialisasi


Kamis, 07 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Daftar hadir yang sudah di print


Kamis, 07 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

76
Gambar 3. Pemberitahuan jadwal sosialisasi melalui grup wa labkesda
Kamis, 07 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

77
2) Tahapan Kegiatan 2, Menyiapkan ruangan

Gambar 1. Menyiapkan ruangan untuk sosialisasi


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Ruangan yang sudah ditempati teman-teman


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

78
3) Membagikan kuesioner untuk pretest

Gambar 1. Persiapan untuk pembagian kuesioner pre test


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Kuesioner pre test di bagikan pada teman-teman


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate
a. Mengumpulkan kembali kuesioner pretest dan lakukan penilaian

79
4) Mengumpulkan kembali kuesioner pretest dan lakukan penilaian

Gambar 1. Mengumpulkan kuesioner pre test


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Penilaian kuesioner pre test


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

80
5) Melakukan pembagian leaflet dan lakukan sosialisasi

Gambar 1. Pembagian leaflet pada staf UPTD Labkesda


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Sosialisasi pengolahan sampah medis dan non medis


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

81
6) Melakukan post test

Gambar 1. Kuesioner post test di bagikan pada teman-teman


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Mengumpulkan kuesioner post test


Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

82
Gambar 3. Penilaian kuesioner post test
Jumat, 08 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

83
d. Analisis Dampak Kegiatan 4

No Kegiatan Nilai Berakhlak Analisis Dampak

(4)
(1) (2) (3) Dampak Negatif Dampak Positif

(4a) (4b)
4. Melakukan sosialisasi a. Akuntabel 1. Jika saya tidak membuat daftar 1. Jika saya membuat daftar hadir,
b. Kolaboratif hadir, tidak menyiapkan jadwal menyiapkan jadwal sosialisasi dengan
c. Harmonis untuk sosialisasi, tidak melakukan share ke grup labkesda dan
d. Loyal menyiapkan ruangan maka saya menyiapkan ruangan untuk kegiatan

e. Kompeten tidak bertanggung jawab, tidak sosialisasi dengan penuh tanggung

f. Berorientasi transparan, tidak ada semangat jawab, transparan (Akuntabel),

Pelayanan nasionalisme sehingga kegiatan semangat nasionalisme (Loyal), maka


sosialisasi tidak akan berjalan kegiatan sosialisasi saya akan berjalan
dengan lancar karena tidak ada dengan lancar karena adanya kerja
kerja sama dengan staf UPTD sama (Kolaboratif) dengan staf UPTD
Labkesda sehingga lingkungan Labkesda sehingga dapat menciptakan
kerja tidak kondusif lingkungan kerja yang kondusif
2. Jika saya tidak membagikan (Harmonis)
kuesioner untuk melakukan pre 2. Jika saya membagikan kuesioner
test, tidak melakukan penilaian untuk pre test dan mengumpulkan
maka saya tidak bertanggung kembali kuesioner dan lakukan
jawab, tidak ada semangat penilaian dengan penuh semangat

84
nasionalisme, tidak berkontribusi nasionalisme (Loyal), tanggung jawab
untuk membangun pemahaman (Akuntabel), maka saya akan
staf UPTD Labkesda dalam berkontribusi (Kompeten), dalam
pengolahan sampah medis dan membangun pemahaman staf UPTD
non medis. Labkesda untuk dapat lebih memahami
3. Jika saya tidak melakukan tentang pengolahan sampah medis
pembagian leaflet, tidak lakukan dan non medis
sosialisasi maka saya tidak 3. Jika saya melakukan pembagian leaflet
bertanggung jawab, tidak ada dan lakukan sosialisasi dengan penuh
semangat nasionalisme dalam tanggung jawab (Akuntabel), penuh
memberikan kinerja terbaik untuk semangat (Loyal), menyampaikan
pemahaman staf UPTD Labkesda materi sosialisasi dengan sopan,
tentang pengolahan sampah ramah, sehingga staf UPTD Labkesda
medis dan non medis dapat memahami dengan baik, maka
4. Jika saya tidak melakukan post saya akan memberikan kinerja terbaik
test, penilaian post test kembali (Kompeten) untuk UPTD Labkesda
setelah sosialisasi maka saya lebih baik kedepannya
tidak tanggung jawab, tidak 4. Jika saya melakukan post test,
berkontribusi dalam mengetahui penilaian post test, dengan penuh
kembali pemahaman staf labkesda tanggung jawab (Akuntabel), penuh
tentang pengolahan sampah semangat, maka saya berkontribusi
medis dan non medis. (Loyal), dalam mengetahui kembali
pemahaman staf labkesda

85
(Kompeten) setelah sosialisasi
dilakukan.

86
3.1.5 Melaksanakan proses Pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan

sampah medis dan non medis, tanggal pelaksanaan kegiatan : 09 April

2022 s/d 18 April 2022

a. Deskripsi Kegiatan 5

Setelah di lakukan pre test, sosialisasi, dan post test untuk mengetahui

tingkat pemahaman petugas laboratorium di UPTD Labkesda Kota ternate,

kegiatan selanjutnya yang dilakukan yaitu kegiatan kelima (kegiatan inti)

yang terdiri dari 5 tahapan kegiatan yang dilakukan berulang mulai dari

tanggal 11 April 2022 s/d 18 April 2022, kegiatan kelima ini dilakukan agar

proses pengolahan sampah medis dan non medis mulai dari proses

pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan sampah medis dan non medis

di UPTD Labkesda Kota Ternate berjalan dengan baik, tahapan kegiatan

pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan format hasil dari pengolahan

sampah medis dan non medis, format ini berisi berapa banyak sampah

medis dan non medis yang dihasilkan UPTD Labkesda setiap harinya,

dengan satuan 1 kilogram = 1 liter, tahapan kegiatan kedua yang dilakukan

yaitu memakai APD (Alat Pelindung Diri), dalam tahapan ini memakai Alat

Pelindung Diri sangatlah penting dalam proses pemilahan, penimbangan,

dan penyimpanan sampah medis dan non medis bertujuan agar dapat

melindungi tubuh/diri dari segala macam bahaya dalam pekerjaan, tahapan

kegiatan ketiga yaitu mengecek sampah medis dan non medis di setiap

ruangan laboratorium, pada tahapan ini dilakukan monitoring pada 4

ruangan yang ada di UPTD Labkesda yaitu pada loket, ruang sampling

(pengambilan sampel), ruang hematologi, dan ruang kimia klinik, tahapan

keempat yang dilakukan yaitu melakukan pemilahan, penimbangan, dan

87
penyimpanan sampah medis dan non medis, setelah proses monitoring

selesai, sampah medis dan non medis di lakukan pemilahan, sampah

medis dan non medis dari ke empat ruangan tersebut di angkut dan di

lakukan penimbangan di gudang tempat penyimpanan sementara sampah

medis, tahapan kelima yang dilakukan yaitu mencatat hasil pengolahan

sampah medis dan non medis, dimana sampah medis dan non medis yang

telah di olah dan di ketahui berapa berat dari sampah medis dan non medis

tersebut di catat pada lembar format pengolahan sampah medis dengan

satuan liter, berat sampah medis yang di dapat dalam bentuk kilogram

kemudia dirubah dalam bentuk liter, karena 1 kilogram = 1 liter.

Hasil dari kegiatan kelima tentang melaksanakan proses pemilahan,

penimbangan, dan penyimpanan sampah medis dan non medis, yang di

dapat yaitu pada proses mengecek sampah medis dan non medis dengan

menggunakan lembar ceklis monitoring di setiap ruangan laboratorium

yang terdiri dari loket, ruang sampling, ruang hematologi, ruang kimia klinik

yang di lakukan berulang dari tanggal 11 April 2022 s/d 18 April 2022

didapatkan sampah medis dan sampah non medis yang di buang sesuai

dengan jenis warna dan plastik tempat sampah, sehingga pada proses

pemilahan sampah medis dan non medis pun mudah dilakukan dan mudah

di angkut untuk dilakukan penimbangan dan penyimpanan sampah medis,

pada proses penimbangan sampah medis awalnya hanya di lakukan kira-

kira hasil dengan menggunakan tempat kotak yang di buat dengan kira-kira

berat 2 kilogram/2 liter jika sampah full pada kotak tersebut, namun dengan

adanya aktualisasi ini maka alat untuk menimbang sampah medis dan non

medis pun di adakan yaitu menggunakan alat timbangan digital gantung,

88
setelah mendapatkan berat sampah medis, kemudian di lakukan

pencatatan pada lembar format hasil pengolahan sampah medis dan non

medis, setelah pencatatan di lakukan maka sampah medis di masukan

pada kantong plastik kuning, di simpan pada tempat penyimpanan

sementara, sebelum pengangkutan dari pihak ketiga Dinas Kesehatan Kota

Ternate, dan sampah non medis di masukan pada kantong plastik hitam

besar dan di letakkan di depan kantor UPTD Labkesda agar petugas

kebersihan dapat mengangkut, hasil dari kegiatan kelima ini yaitu lembar

ceklis kepatuhan pembuangan sampah medis dan non medis di loket,

ruang sampling, ruang hematologi, ruang kimia klinik dan tabel hasil

pencatatan pengolahan sampah medis dan non medis yang berisi berapa

banyak sampah medis dan non medis yang di hasilkan setiap hari.

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :

1.1 Menyiapkan format hasil dari pengolahan sampah medis dan non medis

merupakan implementasi dari nilai Akuntabel (tanggung jawab, ketelitian),

Kompeten (kinerja terbaik)

1.2 Memakai APD merupakan implementasi dari nilai Kompeten (kualita

kinerja terbaik), Akuntabel (tanggung jawab)

1.3 Mengecek sampah medis dan non medis disetiap ruangan laboratorium

merupakan implementasi dari nilai Akuntabel (tanggung jawab), Harmonis

(peduli), Berorientasi pelayanan (kepuasan pasien)

1.4 Melakukan pemilahan, penimbangan dan penyimpanan sampah medis dan

non medis merupakan implementasi dari nilai Kompeten (kualitas kinerja

terbaik/dapat mengontrol sampah medis dan non medis dengan baik),

Akuntabel (tanggung jawab)

89
1.5 Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non medis merupakan

implementasi dari nilai Kompeten (hasil dan kualitas kerja yang baik),

Akuntabel (tanggung jawab).

Dengan kegiatan melaksanakan proses pemilahan, penimbangan, dan

penyimpanan sampah medis dan non medis mulai dari menyiapkan format

hasil dari pengolahan sampah medis dan non medis, memakai APD,

mengecek sampah medis dan non medis disetiap ruangan laboratorium,

melakukan pemilahan, penimbangan dan penyimpanan sampah medis dan

non medis dan mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non medis,

maka saya telah berkontribusi dengan VISI & MISI UPTD Laboratorium

Kesehatan Daerah, yakni :

1. Visi : Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan sejahtera

2. Misi : Menjadikan laboratorium yang bermutu terpercaya dan terjangkau

Juga memperkuat nilai organisasi yaitu cepat.

90
b. Tahapan Kegiatan 5

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Visi Misi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

5 Melaksanakan 5.1 Menyiapkan format 5.1 Dibuktikan 5.1 Saya menyiapkan form Visi : Dengan Membuat
proses hasil dari dengan foto, hasil untuk sampah Rancangan
Mewujudkan
Pemilahan,penim pengolahan sampah dokumen medis deng penuh Kegiatan
Masyarakat Sehat
bangan,dan medis tanggung jawab dan Aktualisasi, Saya
penyimpanan ketelitian untuk kinerja yang Mandiri dan Telah Melakukan
sampah medis terbaik, sebagai Penguatan Nilai
Sejahtera.
dan non medis implementasi dari nilai Nilai Organisasi:
(Manajemen Akuntabel, dan Dengan Membuat Cepat.
ASN) Kompeten
rancangan kegiatan

5.2 Memakai APD 5.2 Dibuktikan 5.2 Saya memakai APD aktualisasi maka

dengan foto Untuk melindungi diri saya telah


menyiapkan APD pada saat pemillahan,
berkontribusi pada
dan foto pakai penimbangan,
APD penyimpanan sampah misi organisasi yang

medis dan non medis berbunyi :


dengan penuh
Menjadikan
tanggung jawab guna

91
memberikan kualitas Laboratorium yang
kinerja terbaik, sebagai
Bermutu Terpercaya
implementasi dari nilai
dan Terjangkau.
Kompeten, dan
Akuntabel

5.3 Mengecek sampah


5.3 Dibuktikan
5.3 Saya mengontrol
medis dan non dengan foto
disetiap ruangan untuk
medis di setiap mengecek setiap
memulai proses
ruangan ruangan dan
pemilahan sampah
laboratorium lembar ceklist.
medis kemudian
timbang sampah medis
hingga penyimpanan
sampah medis dan
mencatat hasil di
lembar ceklist dengan
rasa tanggung jawab ,
peduli, untuk kepuasan
pasien dan staf UPTD
Labkesda Kota Ternate,
sebagai implementasi
dari nilai Akuntabel,
Harmonis, dan

92
Berorientasi
Pelayanan

5.4 Melakukan 5.4 Dibuktikan 5.4 Saya melakukan


pemilahan,
pemilahan, dengan foto
penimbangan dan
penimbangan, dan memilah,
penyimpanan sampah
penyimpanan menimbang,
medis dan non medis
sampah medis dan menyimpan
dengan tanggung
non medis sampah medis
jawab, agar sampah
dan non medis
medis dan non medis
dapat terkontrol dengan
baik, sebagai
implementasi dari nilai
Kompeten, dan
Akuntabel.

5.5 Mencatat hasil 5.5 Dibuktikan 5.5 Saya mencatat hasil


pengolahan sampah dengan foto dan akhir pengolahan
medis dan non laporan sampah medis dengan
medis teliti, transparan, penuh
tanggung jawab agar
dapat menghasil hasil
dan kualitas kerja yang

93
baik, sebagai
implementasi dari nilai
Kompeten, dan
Akuntabel

94
c. Pembuktian Kegiatan 5

1) Tahapan Kegiatan 1, Menyiapkan format hasil dari pengolahan sampah

medis

Gambar 1. Mengetik format pengolahan sampah medis dan non medis


Sabtu, 09 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Format pengolahan sampah medis yang sudah di print


Sabtu, 09 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

95
2) Tahapan kegiatan 2, Memakai APD

Habituasi hari pertama, Senin, 11 April 2022

Gambar 1. Alat pelindung diri yang siap digunakan


Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Memakai Alat pelindung diri untuk proses pengolahan sampah medis dan non medis
Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

96
3) Tahapan kegiatan 3, Mengecek sampah medis dan non medis di setiap

ruangan laboratorium

Gambar 1. Monitoring sampah medis dan non medis di loket


Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Monitoring sampah medis dan non medis di sampling (ruang pengambilan sampel)
Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

97
Gambar 3. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang hematologi
Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang kimia klinik
Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

98
Gambar 5. Lembar ceklis loket, sampling, hematologi, kimia klinik yang telah terisi
Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

99
4) Tahapan kegiatan 4, Melakukan Pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan

sampah medis dan non medis

Gambar 1. Pemilahan sampah medis dan non medis


Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Penimbangan sampah medis non medis


Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate
100
Gambar 2. Penyimpanan sampah medis
Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

101
5) Tahapan kegiatan 5, Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non
medis

Gambar 1. Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non medis


Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Format Hasil pengolahan sampah medis dan non medis yang telah terisi
Senin, 11 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

102
2) Tahapan kegiatan 2, Memakai APD

Habituasi hari kedua, Selasa, 12 April 2022

Gambar 1. Alat pelindung diri yang siap digunakan


Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Memakai Alat pelindung diri untuk proses pengolahan sampah medis dan non medis
Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

103
3) Tahapan kegiatan 3, Mengecek sampah medis dan non medis di setiap

ruangan laboratorium

Gambar 1. Monitoring sampah medis dan non medis di loket


Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Monitoring sampah medis dan non medis di sampling (ruang pengambilan sampel)
Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

104
Gambar 3. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang hematologi
Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang kimia klinik
Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

105
Gambar 5. Lembar ceklis loket, sampling, hematologi, kimia klinik yang telah terisi
Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

106
4) Tahapan kegiatan 4, Melakukan Pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan

sampah medis dan non medis

Gambar 1. Pemilahan sampah medis dan non medis


Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Penimbangan sampah medis non medis


Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

107
Gambar 2. Penyimpanan sampah medis
Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

108
5) Tahapan kegiatan 5, Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non

medis

Gambar 1. Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non medis


Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Format Hasil pengolahan sampah medis dan non medis yang telah terisi
Selasa, 12 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

109
2) Tahapan kegiatan 2, Memakai APD

Habituasi hari ketiga, 13 April 2022

Gambar 1. Alat pelindung diri yang siap digunakan


Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Memakai Alat pelindung diri untuk proses pengolahan sampah medis dan non medis
Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

110
3) Tahapan kegiatan 3, Mengecek sampah medis dan non medis di setiap

ruangan laboratorium

Gambar 1. Monitoring sampah medis dan non medis di loket


Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Monitoring sampah medis dan non medis di sampling (ruang pengambilan sampel)
Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

111
Gambar 3. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang hematologi
Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang kimia klinik
Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

112
Gambar 5. Lembar ceklis loket, sampling, hematologi, kimia klinik yang telah terisi
Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

113
4) Tahapan kegiatan 4, Melakukan Pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan

sampah medis dan non medis

Gambar 1. Pemilahan sampah medis dan non medis


Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Penimbangan sampah medis non medis


Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate
114
Gambar 2. Penyimpanan sampah medis
Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

115
5) Tahapan kegiatan 5, Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non

medis

Gambar 1. Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non medis


Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Format Hasil pengolahan sampah medis dan non medis yang telah terisi
Rabu, 13 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

116
2) Tahapan kegiatan 2, Memakai APD

Habituasi hari keempat, 14 April 2022

Gambar 1. Alat pelindung diri yang siap digunakan


Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Memakai Alat pelindung diri untuk proses pengolahan sampah medis dan non medis
Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

117
3) Tahapan kegiatan 3, Mengecek sampah medis dan non medis di setiap

ruangan laboratorium

Gambar 1. Monitoring sampah medis dan non medis di loket


Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Monitoring sampah medis dan non medis di sampling (ruang pengambilan sampel)
Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate
118
Gambar 3. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang hematologi
Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang kimia klinik
Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate
119
Gambar 5. Lembar ceklis loket, sampling, hematologi, kimia klinik yang telah terisi
Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

120
4) Tahapan kegiatan 4, Melakukan Pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan

sampah medis dan non medis

Gambar 1. Pemilahan sampah medis dan non medis


Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Penimbangan sampah medis non medis


Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

121
Gambar 2. Penyimpanan sampah medis
Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

122
5) Tahapan kegiatan 5, Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non

medis

Gambar 1. Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non medis


Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Format Hasil pengolahan sampah medis dan non medis yang telah terisi
Kamis, 14 April 2022 di UPTD Laboratorium Kota Ternate

123
2) Tahapan kegiatan 2, Memakai APD

Habituasi hari kelima, 16 April 2022

Gambar 1. Alat pelindung diri yang siap digunakan


Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Memakai Alat pelindung diri untuk proses pengolahan sampah medis dan non medis
Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

124
3) Tahapan kegiatan 3, Mengecek sampah medis dan non medis di setiap

ruangan laboratorium

Gambar 1. Monitoring sampah medis dan non medis di loket


Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Monitoring sampah medis dan non medis di sampling (ruang pengambilan sampel)
Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate
125
Gambar 3. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang hematologi
Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang kimia klinik
Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

126
Gambar 5. Lembar ceklis loket, sampling, hematologi, kimia klinik yang telah terisi
Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

127
4) Tahapan kegiatan 4, Melakukan Pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan

sampah medis dan non medis

Gambar 1. Pemilahan sampah medis dan non medis


Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Penimbangan sampah medis non medis


Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

128
Gambar 2. Penyimpanan sampah medis
Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

129
5) Tahapan kegiatan 5, Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non

medis

Gambar 1. Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non medis


Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Format Hasil pengolahan sampah medis dan non medis yang telah terisi
Sabtu, 16 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

130
2) Tahapan kegiatan 2, Memakai APD

Habituasi hari keenam, 18 April 2022

Gambar 1. Alat pelindung diri yang siap digunakan


Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Memakai Alat pelindung diri untuk proses pengolahan sampah medis dan non medis
Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

131
3) Tahapan kegiatan 3, Mengecek sampah medis dan non medis di setiap

ruangan laboratorium

Gambar 1. Monitoring sampah medis dan non medis di loket


Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Monitoring sampah medis dan non medis di sampling (ruang pengambilan sampel)
Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate
132
Gambar 3. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang hematologi
Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. Monitoring sampah medis dan non medis di ruang kimia klinik
Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate
133
Gambar 5. Lembar ceklis loket, sampling, hematologi, kimia klinik yang telah terisi
Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

134
4) Tahapan kegiatan 4, Melakukan Pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan

sampah medis dan non medis

Gambar 1. Pemilahan sampah medis dan non medis


Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Penimbangan sampah medis non medis


Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

135
Gambar 2. Penyimpanan sampah medis
Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

136
5) Tahapan kegiatan 5, Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non

medis

Gambar 1. Mencatat hasil pengolahan sampah medis dan non medis


Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Format Hasil pengolahan sampah medis dan non medis yang telah terisi
Senin, 18 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

137
d. Analisis Dampak Kegiatan 5

No Kegiatan Nilai Berakhlak Analisis Dampak

(4)
(1) (2) (3) Dampak Negatif Dampak Positif

(4a) (4b)
5. Melaksanakan proses a. Akuntabel 1. Jika penulis tidak menyiapkan 1. Jika penulis menyiapkan format hasil
Pemilahan, penimbangan, b. Kompeten format hasil pengolahan sampah pengolahan sampah medis dan non
dan penyimpanan sampah c. Harmonis medis dan non medis, maka medis dengan penuh ketelitian,
medis dan non medis d. Berorientasi penulis tidak bertanggung jawab tanggung jawab (Akuntabel), maka
pelayanan dalam pencatatan hasil akan mempermudah penulis dalam
penimbangan sampah medis dan pencatatan hasil pada saat
non medis sehingga kinerja penimbangan sampah medis dan non
penulis menurun. medis sehingga dapat menghasilkan
2. Jika penulis tidak memakai APD, kinerja terbaik (Kompeten).
tidak mengecek sampah medis 2. Jika penulis memakai APD, mengecek
dan non medis disetiap ruangan, sampah medis dan non medis,
maka penulis tidak bertanggung disetiap ruangan dengan penuh
jawab terhadap lingkungan UPTD tanggung jawab (Akuntabel), peduli
Labkesda, tidak peduli terhadap terhadap kesehatan bersama
kesehatan bersama, tidak (Harmonis), maka penulis akan
memberikan kualitas terbaik dalam memberikan kualitas kinerja terbaik
kinerja petugas labkesda, (Kompeten), dalam bersama-sama

138
sehingga kepuasan pasien tidak petugas Labkesda dalam menjaga
tercapai. lingkungan UPTD Labkesda demi
3. Jika penulis tidak melakukan kepuasan pasien (Berorientasi
pemilahan, penimbangan, pelayanan).
penyimpanan, dan mencatat hasil 3. Jika penulis melakukan pemilahan,
pengolahan sampah medis dan penimbangan, penyimpanan, dan
non medis, maka penulis tidak mencatat hasil pengolahan sampah
bertanggung jawab terhadap medis dan non medis, maka penulis
kegiatan yang dilakukan, penulis mencerminkan sikap tanggung jawab,
tidak teliti, tidak peduli, tidak teliti, transparan (Akuntabel),
transparan dalam proses terhadap proses monitoring di setiap
monitoring di setiap ruangan yang ruangan yang telah ditentukan dan
telah ditentukan, sehingga kualitas bertanggung jawab terhadap
kerja penulis menjadi tidak baik. pelaporan sampah medis dan non
medis untuk kualitas kerja yang baik
(Kompetan).

139
3.1.6 Melakukan evaluasi pre test, post test dan pengolahan sampah medis

dan non medis, tanggal pelaksanaan kegiatan : 20 April 2022 s/d 21 April

2022

a. Deskripsi Kegiatan 6

Setelah melaksanakan proses Pemilahan, penimbangan, dan

penyimpanan sampah medis dan non medis, kegiatan keenam yang

dilakukan yaitu kegiatan terakhir dari aktualisasi yang di lakukan di UPTD

Labkesda Kota Ternate yaitu melakukan evaluasi pre test, post test dan

pengolahan sampah medis dan non medis, yang dimana kegiatan keenam

ini terdiri dari tiga tahapan kegiatan, pada tahapan pertama yaitu

mengumpulkan data evaluasi pre test, post test dan pengolahan sampah

medis dan non medis yang telah di lakukan selama kegiatan aktualisasi

dan habituasi, kuesioner pre test dan post yang telah dinilai di kumpulkan

menjadi satu selanjutnya lembar ceklis, format hasil pengolahan sampah

medis dan non medis di kumpulkan menjadi satu berdasarkan tanggal dan

jenis ruangan, tahapan kedua yang dilakukan yaitu menyimpulkan laporan

pelaksanaan kegiatan, dimana pada tahapan ini laporan evaluasi yan di

buat untuk di tunjukan kepada Kepala UPTD Labkesda selaku mentor yaitu

grafik capaian nilai pre test dan post test tentang pemahaman petugas

laboratorium terhadap pentingnya pemilahan sampah medis dan non

medis, dan laporan evaluasi mengoptimalkan pengolahan sampah medis

dan non medis untuk meningkatkan pemahaman petugas laboratorium

terhadap pentingnya pemilahan sampah medis dan non medis di UPTD

Labkesda, tahapan ketiga yang dilakukan yaitu menyampaikan laporan ke

Kepala UPTD Labkesda selaku mentor, tahapan ini merupakan tahapan

140
terakhir yang sangat penting dalam kegiatan keenam ini karena pada tahap

ini penulis menunjukkan laporan ke Kepala UPTD Labkesda tentang

aktualisasi yang dilakukan ini terlaksana dengan baik dalam bimbingan

Kepala UPTD Labkesda dan Coach, pada tahapan ini penulia meminta

dukungan pada Kepala UPTD Labkesda, agar kegiatan aktualisasi ini terus

berjalan dan menjadi habituasi atau kebiasaan di UPTD Labkesda, dan

penulis meminta surat dukungan bahwa telah melaksanakan kegiatan

aktualisasi sebagai bukti bahwa penulis telah berhasil melakukan

aktualisasi habituasi di UPTD Labkesda Kota Ternate.

Hasil dari kegiatan keenam ini tentang melakukan evaluasi pre test,

post test dan pengolahan sampah medis dan non medis yaitu dengan telah

dilaksanakan kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai Berakhlak

tentang optimalisasi pengolahan sampah medis dan non medis untuk

meningkatkan pemahaman petugas laboratorium terhadap pentingnya

pemilahan sampah medis dan non medis di UPTD Labkesda Kota Ternate,

maka tujuan pada Bab I berhasil dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari

terlaksananya tiap tahapan kegiatan yang telah disusun, selain itu setelah

dilaksanakannya kegiatan aktualisasi penerapan SOP Pemilahan,

penimbangan, penyimpanan sampah medis non medis dan Sosialisasi

tentang sampah medis dan non medis dapat membuat proses pelayanan di

UPTD Labkesda lebih optimal, hal ini disebabkan karena adanya

pemahaman petugas UPTD Labkesda dalam proses pemilahan sampah

medis dan non medis. Untuk capaian aktualisasi dan habituasi yang lebih

rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

141
Tabel. 1 Rincian sebelum dan sesudah kegiatan :

NO SEBELUM AKTUALISASI SESUDAH AKTUALIASASI KETERANGAN

1. Belum adanya SOP Pemilahan, Penimbangan, Adanya SOP Pemilahan, Penimbangan, Sesuai
Penyimpanan sampah medis dan non medis Penyimpanan sampah medis dan non medis

2. Petugas UPTD Labkesda masih membuang sampah Petugas UPTD Labkesda membuang sampah medis Sesuai
medis dan non medis sembarangan dan non medis sesuai dengan jenisnya

142
3. Sampah medis dan non medis tercampur Sampah medis dan non medis terpilah dengan baik Sesuai

4. Tidak ada penyimpanan sampah medis sementara Adanya tempat penyimpanan sampah medis Sesuai
(masih menggunakan kantung plastic hitam besar) sementara

5. Tidak ada timbangan untuk menimbang sampah Adanya timbangan digital gantung untuk menimbang Sesuai
medis (menggunakan kotak yang dibuat manual sampah medis dan non medis
menggunakan kayu)

143
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :

1.1 Mengumpulkan data evaluasi pre test, post test, dan pengolahan sampah

medis dan non medis merupakan implementasi dari nilai Akuntabel

(tanggung jawab, teliti), Kompeten (kinerja terbaik)

1.2 Menyimpulkan laporan pelaksanaan kegiatan merupakan implementasi dari

nilai Akuntabel (tanggung jawab, teliti), Kompeten (kinerja terbaik)

1.3 Menyampaikan laporan ke Kepala UPTD Labkesda selaku mentor

merupakan implementasi dari nilai Loyal (Sopan pada pimpinan /

pengabdian), Akuntabel (tanggung jawab)

Dengan kegiatan melakukan evaluasi pre test, post test dan

pengolahan sampah medis dan non medis mulai dari mengumpulkan data

evaluasi pre test, post test, dan pengolahan sampah medis dan non medis,

menyimpulkan laporan pelaksanaan kegiatan, menyampaikan laporan ke

Kepala UPTD Labkesda selaku mentor, maka saya telah berkontribusi

dengan VISI & MISI UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah, yakni :

1. Visi : Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan sejahtera

2. Misi : Menjadikan laboratorium yang bermutu terpercaya dan terjangkau

Juga memperkuat nilai organisasi yaitu cepat, tepat.

144
b. Tahapan Kegiatan 6

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Visi Misi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

6. Melakukan 6.1 Mengumpulkan data 6.1 Dibuktikan dengan 6.1 Saya mengumpulkan pre Visi : Dengan
evaluasi pre test, evaluasi pre test, foto dan dokumen test, post test dan Menyusun SOP
Mewujudkan
post test dan post test dan pengolahan sampah Pemilahan,penim
pengolahan pengolahan sampah sampah medis dan non Masyarakat Sehat bangan,dan
sampah medis medis dan non medis dengan teliti, yang Mandiri dan penyimpanan
dan non medis medis tanggung jawab untuk sampah medis
Sejahtera.
(Manajemen kinerja terbaik, sebagai dan non medis,
ASN) implementasi dari nilai Dengan Membuat Saya Telah
Akuntabel, dan Melakukan
rancangan kegiatan
Kompeten Penguatan Nilai
aktualisasi maka Nilai Organisasi:
6.2 Saya menyimpulkan saya telah
6.2 Menyimpulkan 6.2 Dibuktikan dengan Cepat,Tepat.
laporan pelaksanaan
laporan foto dan laporan berkontribusi pada
kegiatan dengan penuh
pelaksanaan misi organisasi yang
tanggung jawab, teliti dan
kegiatan
penuh semangat untuk berbunyi :
kinerja terbaik, sebagai
Menjadikan
implementasi dari nilai

145
Akuntabel, dan Laboratorium yang
Kompeten
Bermutu Terpercaya

dan Terjangkau.

6.3 Menyampaikan Dibuktikan dengan foto 6.3 Saya menyampaikan


laporan ke Kepala dan notulen laporan ke pimpinan
UPTD Labkesda dengan ramah sopan dan
selaku mentor bertanggung jawab,
sebagai implementasi
dari nilai Loyal, dan
Akuntabel

146
c. Pembuktian Kegiatan 6

1) Tahapan Kegiatan 1, mengumpulkan data evaluasi pre test, post test,

dan pengolahan sampah medis dan non medis

Gambar 1. Mengumpulkan kuesioner pre test dan pos test


Kamis, 21 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Mengumpulkan lembar ceklis dan format hasil pengolahan sampah medis dan non medis
Kamis, 21 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

147
2) Tahapan Kegiatan 2, Menyimpulkan laporan pelaksanaan kegiatan

Gambar 1. Membuat laporan evaluasi kegiatan aktualisasi


Kamis, 21 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Print out laporan evaluasi kegiatan aktualisasi


Kamis, 21 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

148
Gambar 3. Hasil laporan evaluasi aktualisasi
Kamis, 21 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

149
3) Tahapan Kegiatan 3, Menyampaikan laporan ke pimpinan

Gambar 1. Melaporkan laporan evaluasi aktualisasi pada kepala UPTD Labkesda/Mentor


Jumat, 22 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 2. Meminta dukungan dan berterima kasih pada kepala UPTD Labkesda/Mentor
Jumat, 22 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

150
Gambar 3. Lembar Notulen
Jumat, 22 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

Gambar 4. Surat dukungan telah melaksanakan aktualisasi


Jumat, 22 April 2022, di UPTD Laboratorium Kota Ternate

151
d. Analisis Dampak Kegiatan 6

No Kegiatan Nilai Berakhlak Analisis Dampak

(4)
(1) (2) (3) Dampak Negatif Dampak Positif

(4a) (4b)
6. Melakukan evaluasi pre a. Akuntabel 1. Jika saya tidak mengumpulkan data 1. Jika saya mengumpulkan data
test, post test dan b. Kompeten evaluasi pre test, post test, evaluasi pre test, post test,
pengolahan sampah medis c. Loyal pengolahan sampah medis dan non pengolahan sampah medis dan non
dan non medis medis dan tidak menyimpulkan medis serta menyimpulkan laporan
laporan pelaksanaan kegiatan, maka pelaksanaan kegiatan dengan penuh
saya tidak bertanggung jawab, tidak tanggung jawab (Akuntabel), maka
teliti sehingga mempersulit saya akan mempermudah saya dalam
dalam meyusun laporan evaluasi menyusun laporan evaluasi
aktualisasi, mempersulit dalam aktualisasi, mempermudah saya untuk
menjelaskan laporan tersebut ke menjelaskan laporan tersebut ke
Kepala UPTD Labkesda selaku kepala UPTD Labkesda selaku mentor
mentor akan menimbulkan kinerja sehingga dapat meningkatkan kinerja
hasil kerja saya menurun hasil kerja saya (Berorientasi
2. Jika saya tidak menyampaikan pelayanan)
laporan ke Kepala UPTD Labkesda 2. Jika saya menyampaikan laporan ke
selaku mentor, maka saya tidak Kepala UPTD Labkesda selaku mentor
bertanggung jawab, tidak sopan, tidak dengan penuh tanggung jab

152
menghargai pimpinan, sehingga saya (Akuntabel) sopan ke pada pemimpin
tidak mendapatkan masukan, saran, (Loyal), maka saya akan
pendapat dari Kepala UPTD mendapatkan masukan, saran,
Labkesda, dan saya tidak pendapat, dari kepala UPTD
mendapatkan persetujuan aktualisasi Labkesda, saya mendapatkan
untuk dapat terus berjalan sebagai dukungan /persetujuan telah selesai
habituasi atau kebiasaan di UPTD melaksanakan aktualisasi hingga
Labkesda Kota Ternate. dapat dijadikan habituasi atau
kebiasaan di UPTD Labkesda Kota
Ternate.

153
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pembuktian aktualisasi ini berisi kegiatan yang dilakukan setiap hari ketika

dalam melayani masyarakat (pasien) di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah

Kota Ternate dalam pengolahan sampah medis dan non medis, kegiatan

tersebut digunakan oleh peserta pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil

golongan II Kota Ternate dalam mengaktulisasikan nilai-nilai dasar Berorientasi

pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif

(Berakhlak).

Kegiatan aktualisasi habituasi dilakukan di UPTD Laboratorium Kesehatan

Daerah Kota Ternate dengan capaian aktualisasi yang berisi kegiatan tentang

mengoptimalkan pengolahan sampah medis dan non medis untuk meningkatkan

pemahaman petugas laboratorium terhadap pentingnya pemilahan sampah

medis dan non medis, kegiatan capaian aktualisasi ini berjalan dengan baik dan

sesuai dengan rancangan yang di agendakan, hal ini dapat diharapkan agar

petugas UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate pada masing-

masing ruangan dapat melakukan pemilahan sampah medis dan non medis

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), sebelum di lakukan

penimbangan dan penyimpanan oleh petugas kesehatan lingkungan, dan juga

dapat memudahkan petugas kesehatan lingkungan dalam proses penimbangan

dan penyimpanan sampah medis dan non medis, sehingga aktivitas pelayanan

medis di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate dapat berjalan

lebih optimal.

154
4.2 Saran

Saya mengharapkan kegiatan aktualisasi yang saya lakukan tentang

mengoptimalkan pengolahan sampah medis dan non medis untuk meningkatkan

pemahaman petugas laboratorium terhadap pentingnya pemilahan sampah

medis dan non medis dapat menjadi suatu kebiasaan pada petugas

Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate.

155
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Berorientasi


Pelayanan. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Akuntabel. Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Kompeten. Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Harmonis. Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Loyal. Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Adaptif. Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Kolaboratif. Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara
Agus Syapari, Amk. 2020. Optimalisasi pengolahan sampah medis dan non
medis Melalui sop di puskesmas maginti Kabupaten muna barat. Muna
Barat

Rosihan Andani, 2018. Pengelolaan Limbah Medis Pelayanan Kesehatan,


Banjarmasin : Lambung Mangkurat University Press.
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

S O FI FI
Nomor : 893.3 /121.1/ BPSDM Sofifi, 25 Maret 2022
Lamp. : 1 (satu) jepit
Hal : Pelaksanaan Agenda Habituasi Peserta
Pelatihan Dasar CPNS Kota Ternate Kepada,
Yth. Para Mentor dan Peserta
Pelatihan Dasar CPNS Gol.III & II
Kota Ternate
Di -
Tempat

Bersama ini kami sampaikan bahwa salah satu agenda pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III dan II Kota Ternate Tahun Pelaksanaan 2022 adalah Agenda Habituasi dimana
peserta akan kembali ke unit kerja masing – masing untuk melaksanakan Rancangan Aktualisasi
sesuai dengan gagasan / Issu yang telah diseminarkan dan disahkan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Sesuai Peraturan Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 10 Tahun 2021 tentang


Perubahan atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil; antara lain dijelaskan sebagai berikut :
a. Bahwa Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan pembelajaran klasikal dan
non-klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam
dirinya sebagai karakter PNS yang profesional dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya.
b. Struktur Kurikulum Pelatihan Dasar CPNS terdiri dari pembentukan karakter PNS dan
Kurikulum Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas. Dalam melaksanakan
kurikulum pembentukan karakter PNS yang didalamnya termasuk Agenda Habituasi.

2. Para Kepala Sub Bagian / Kepala Sub Bidang / Kepala Seksi / Kepala Sekolah selaku Mentor
diharapkan untuk dapat membimbing, mengarahkan, membina dan membantu Peserta
sesuai tugas Mentor guna keberhasilan realisasi Aktualisasi, sesuai format terlampir.

3. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Mentor (atasan langsung) juga melaksanakan
pembinaan, pengawasan dan Penilaian terhadap Sikap Perilaku Peserta selama yang
bersangkutan melaksanakan Aktualisasi di Tempat Kerja dengan bobot penilaian 5% serta
menggunakan Instrumen Penilaian sebagaimana terlampir.

4. Instrumen penilaian tersebut akan dipantau / dimonitoring langsung oleh Panitia


Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Kota Ternate (BKPSDMD Kota Ternate dan BPSDM
Provinsi Maluku Utara).
5. Selama melaksanakan masa Habituasi (pembiasan diri) Peserta Pelatihan Dasar CPNS
melakukan proses aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah
diperolehnya selama proses pembelajaran di kelas ( on campus ). Proses pelaksanaan
Habituasi selama 30 hari kerja dilaksanakan ditempat tugas peserta masing - masing mulai
tanggal 28 Maret s/d 07 Mei 2022.

6. Selama melaksanakan masa Habituasi peserta menggunakan Atribut lengkap (Pakaian


Hitam putih lengkap dengan Tanda Pengenal) dan status peserta tidak dipulihkan ( masih
berstatus peserta Pelatihan Dasar CPNS ) sehingga tidak diperkenankan melaksanakan
perjalanan dinas keluar daerah, kecuali perjalanan dinas tersebut dalam rangka untuk
penguatan kompetensi bidang tugas Peserta yang bersangkutan.

7. Peserta wajib memanfaatkan masa agenda Habituasi dan Wajib menerapkan Protokol
Kesehatan untuk mengimplementasikan pada instansinya masing-masing.
8. Jadwal Ujian / Seminar Capaian Aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2022 di
Asrama Haji, Kota Ternate.
Pejabat Paraf
Demikian
Sekban atas kerjasama yang baik kami sampaikan terima kasih.

Kabid
Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kasubid Provinsi Maluku Utara

M. Miftah Baay, S.IP.,MM


Pembina Utama Madya
NIP. 19671211 198902 1 001
Tembusan, Yth. :
1. Gubernur Maluku Utara (sebagai Laporan)
2. Kepala LAN RI Jakarta di Jakarta
3. Kepala BKPSDMD Kota Ternate di Ternate
4 Unit Kerja masing-masing peserta di tempat
Kegiatan : Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Hari/Tanggal : ……/… ........................ 2022
Penilaian : Instansi Pemerintah asal peserta ( Contoh : SMA .. Kabupaten / Kota .............. )
INDIKATOR
Jumlah
No. NAMA / NIP Kedisiplinan Kepemimpinan Kerjasama Prakarsa
5%
1% 2% 1% 1%

……………, ………….2022
PENILAI (MENTOR)

( …………………..)
Keterangan :
1 Penilaian Sikap Perilaku dimulai pada saat yang bersangkutan mulai melaksanakan Agenda Aktualisasi di Tempat Kerja, dengan empat aspek penilaian yaitu: Kedisiplinan, Kepemimpinan, Kerjasama,
dan Prakarsa dengan bobot 5 (lima) persen dan dilaksanakan setiap hari kerja.
2 Aspek kedisiplinan sekurang-kurangnya memuat sub aspek: jumah kehadiran dalam setiap sesi pembelajaran, menjaga etika dan kesopanan, dan kepatuhan terhadap tata tertib baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis guna menjaga kelancaran penyelenggaraan pelatihan.
3 Aspek kepemimpinan sekurang-kurangnya memuat sub aspek: obyektif dan tegas dalam memberi instruksi dan/atau mengambil keputusan baik dalam posisi sebagai pengurus kelas/kelompok atau
sebagai bagian dari anggota kelas/kelompok untuk ikut serta berkontsribusi demi kepentingan bersama, keinginan dan kemampuan membela kepentingan bersama dan menunjukan rasa
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan memberikan contoh keteladanan seperti konsisten, adil, jujur, tekun, dan rasional dalam setiap bidang kehidupan sebagaiCPNS.
4 Aspek kerjasama sekurang-kurangnya memuat sub aspek: menujukan motif berperilaku positif dalam menyelesaikan tugas bersama secara kooperatif, menujukan
sikap berperilaku menerima pendapat orang lain dalam melahirkan gagasan bersama secara kritis, dan menunjukan sikap dan perilaku dalam membina keutuhan dan kekompakan kelompok sebagai
bentuk dukungan terhadap kelancaran penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS.
5 Aspek prakarsa sekurang-kurangnya memuat sub aspek: menunjukan kemampuan mengajukan pertanyaan yang relevan, terarah, dan terukur kepada pengajar dan penyelenggara atau kepada
sesama peserta pada saat pembelajaran, kemampuan menyampaikan gagasan atau ide secara kritis, konstruktif dan bermanfaat terkait dengan tuntutan pembelajaran ataupun dalam rangka
aktualisasi ditempat kerja, dan kemampuan mengendalikan diri, waktu, situasi dan lingkungan sebagai bentuk dukungan terhadap kelancaran penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS.
Formulir 11 : Rekapitulasi Nilai Penguatan
Kompetensi Teknis Bidang
Tugas Pelatihan Dasar CPNS

REKAPITULASI NILAI PENGUATAN KOMPETENSI TEKHNIS BIDANG TUGAS


Program Pelatihan Dasar CPNS
NDH Peserta
NIP
Jabatan/ Unit Kerja
Jenis Penguatan Strategi / Metoda Jumlah JP/ Hari Tempat Nilai
No Mata Pelatihan
Kompetensi Penguatan Pelaksanaan
1 8 9
1.

Dst
NILAITOTAL(RATA-RATA)
NILAI AKHIR {BOBOT 20 %)
Keteraogan:
Kolom 1 diisi dengan nomor urut
Kolom 2 diisi dengan standar kompetensi teknis bidang tugas yang dikuasai peserta dadam melaksanakan tugas jabatan.
Kolorn 3 diisi dengan penguatan kompetensi teknis bidang tugas dalam bentuk pelatihan klasikal dan/ atau pelatilaarr non klasikal.
Kolom 4 diisi denga tujuan diberikannya penguatan kompetensi teknis t›idang tugas.
Kolom 5 diisi dengan strategi/metode penguatan kompetensi teknis t›idang tugas yang diberikan sesuai jenis pelatihan yang dipilij.
Kolom 6 diisi dengan mata pelatihan / materi pelatihan kornpetensi di teknis bidang tugas yang diberikan.
Kolorrr 7 cliisi dengan jumlah hari /jam pelajaran dari materi pelatihan yang diberikan kepada peserta.
Kolom 8 diisi dengan name tempat diselenggarakannya penguatan kompetensi teknis bidang tugas.
Kolom 9 diisi dengan perolehan nilai setiap penguatan kompetensi untuk mencapai tuntutan standar kornpetensi, Pada
baris NILAI TOTAL, kolorn nilai diisi dengan rata-rata kornpetensi teknis bidaang tugas.
Pada kolom NILAI AKHIR, nilai diisi dengan perolehan nilai rata-rata dikali bobot .
.. .diisi nama kota, tanggal, bulan tahun
(diisi dengan jabatan Pimpinan unit
pengelola SDM Aparatur Instansi)

. diisi nama jelas dan NIP


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 18 TAHUN 2020
TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BERBASIS WILAYAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat


untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
menghasilkan limbah medis yang berpotensi
menimbulkan risiko penularan penyakit dan gangguan
kesehatan lainnya serta pencemaran lingkungan hidup,
sehingga perlu dilakukan pengelolaan limbah medis;
b. bahwa pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan
kesehatan belum optimal karena jumlah dan kapasitas
pengelola limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan
masih terbatas dan tidak seimbang dengan jumlah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menghasilkan limbah
medis sehingga perlu dukungan pemerintah daerah
untuk memfasilitasi pengelolaan limbah medis di
wilayahnya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah;
-2-

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5570);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 333, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5617);
8. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
-3-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN BERBASIS WILAYAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Limbah Medis adalah hasil buangan dari aktifitas medis
pelayanan kesehatan.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat
dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
3. Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berbasis Wilayah adalah upaya pengelolaan limbah
medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang seluruh
tahapannya dilakukan di suatu wilayah sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan daerah.
4. Pengelola Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang selanjutnya disebut Pengelola adalah perusahaan
berbentuk badan hukum yang melakukan pengelolaan
Limbah Medis di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden
dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
-4-

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangan daerah otonom.

BAB II
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS WILAYAH

Pasal 2
Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melaksanakan
pengelolaan Limbah Medis.

Pasal 3
(1) Dalam rangka meminimalkan risiko pencemaran
lingkungan dan dampak kesehatan, penyalahgunaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan
mengoptimalkan pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di suatu wilayah, diselenggarakan
Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berbasis Wilayah.
(2) Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
Daerah memfasilitasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
tidak mampu mengelola limbah medisnya sendiri melalui
penyediaan Pengelola.
(3) Penyediaan Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilakukan melalui pembentukan unit pelaksana
teknis daerah, badan usaha milik daerah, dan/atau
bekerja sama dengan pihak swasta sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 4
Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, Pemerintah Daerah terlebih dahulu
melakukan studi kelayakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
-5-

Pasal 5
Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berbasis Wilayah dilakukan melalui pengelolaan Limbah
Medis secara:
a. internal; dan
b. eksternal.

Pasal 6
(1) Pengelolaan Limbah Medis secara internal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi tahapan:
a. pengurangan dan pemilahan;
b. pengangkutan internal;
c. penyimpanan sementara; dan
d. pengolahan internal.
(2) Pengelolaan Limbah Medis secara internal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan dapat difasilitasi oleh
Pemerintah Daerah.
(3) Pengurangan dan pemilahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Pengangkutan internal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dengan menggunakan alat angkut tertutup beroda
menuju tempat penyimpanan sementara limbah bahan
berbahaya dan beracun.
(5) Penyimpanan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c dilakukan pada tempat penyimpanan
sementara limbah bahan berbahaya dan beracun yang
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(6) Pengolahan internal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d dilaksanakan dengan metode non insenerasi
terhadap Limbah Medis tertentu dengan cara mengubah
bentuk dari bentuk semula sehingga tidak
disalahgunakan.
-6-

Pasal 7
(1) Pengelolaan Limbah Medis secara eksternal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b dilakukan oleh
Pengelola melalui tahapan:
a. pengangkutan eksternal;
b. pengumpulan;
c. pengolahan; dan
d. penimbunan.
(2) Pengangkutan eksternal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan:
a. dari tempat penyimpanan sementara limbah bahan
berbahaya dan beracun di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan ke tempat pengumpulan; atau
b. dari tempat penyimpanan sementara limbah bahan
berbahaya dan beracun di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan ke tempat pengolahan akhir.
(3) Pengumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilakukan pada tempat pengumpulan yang
memiliki izin pengumpul sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Tempat pengumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat disediakan oleh Pemerintah Daerah.
(5) Pengolahan dan penimbunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dan huruf d dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8
Pelaksanaan pengelolaan Limbah Medis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 mengacu pada Pedoman
Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berbasis Wilayah yang tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
-7-

BAB III
SUMBER DAYA

Pasal 9
Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah diperlukan dukungan
sumber daya yang paling sedikit berupa:
a. lahan untuk lokasi pengelolaan sesuai dengan ketentuan
tata ruang;
b. sarana dan prasarana dalam pengelolaan Limbah Medis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
c. sumber daya manusia yang memiliki pengalaman dan
kompetensi dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun; dan
d. pendanaan.

Pasal 10
Pendanaan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Berbasis Wilayah bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan
belanja daerah, swasta/masyarakat, dan sumber lain yang
sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 11
Jenis sumber daya yang dibutuhkan dalam Pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah mengacu pada Pedoman Pengelolaan Limbah Medis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah yang
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
-8-

BAB IV
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PUSAT DAN
PEMERINTAH DAERAH

Pasal 12
Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah, Pemerintah Pusat
bertanggung jawab:
a. menyusun kebijakan nasional dan norma, standar,
pedoman, dan kriteria di bidang pengelolaan Limbah
Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
b. sosialisasi dan advokasi kepada Pemerintah Daerah,
lintas sektor, dan pemangku kepentingan terkait;
c. melakukan peningkatan kapasitas petugas yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan Limbah Medis;
dan
d. monitoring dan evaluasi serta pembinaan teknis.

Pasal 13
Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah, Pemerintah Daerah
bertanggung jawab:
a. menyediakan lahan untuk pelaksanaan Pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah;
b. membentuk badan usaha atau bekerjasama dengan
pihak swasta untuk menyelenggarakan Pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah;
c. menyusun kebijakan daerah di bidang pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
d. sosialisasi dan advokasi kepada lintas sektor dan
pemangku kepentingan terkait;
e. melakukan peningkatan kapasitas petugas yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan Limbah Medis;
dan
f. monitoring dan evaluasi serta pembinaan teknis.
-9-

BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pasal 14
(1) Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan penghasil Limbah
Medis wajib melakukan pencatatan dan pelaporan terkait
Limbah Medis yang dikelola secara internal.
(2) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit memuat:
a. jenis limbah,
b. manifest limbah;
c. sumber limbah;
d. jumlah limbah; dan
e. kegiatan pengelolaan.
(3) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib disampaikan secara berjenjang kepada
kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, kepala
dinas kesehatan daerah provinsi, dan Menteri
(4) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan secara berkala setiap bulan.
(5) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara elektronik.

Pasal 15
(1) Setiap Pengelola wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan terkait pengelolaan Limbah Medis secara
eksternal di wilayahnya.
(2) Pencatatan dan pelaporan yang dimaksud sebagaimana
pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. nama dan jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
penghasil Limbah Medis;
b. nomor manifest limbah;
c. jenis dan jumlah limbah; dan
d. jenis-jenis pengolahan limbah.
(3) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib disampaikan kepada kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota dan kepala dinas
- 10 -

lingkungan hidup daerah kabupaten/kota, kepala dinas


kesehatan daerah provinsi dan kepala dinas lingkungan
hidup daerah provinsi, serta Menteri dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
(4) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan secara berkala setiap bulan.
(5) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara elektronik.
(6) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) merupakan bagian dari surveilans pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 16
(1) Menteri, menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, gubernur, bupati/walikota melakukan
pembinaan dan pengawasan Pengelolaan Limbah Medis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah sesuai
dengan kewenangan masing-masing.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. sosialisasi dan advokasi;
b. monitoring dan evaluasi; dan/atau
c. bimbingan teknis dan pelatihan.

Pasal 17
(1) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (2) huruf b dilakukan untuk menilai
ketaatan proses Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah baik secara
internal maupun eksternal.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menggunakan instrumen yang tercantum dalam
- 11 -

Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan


dari Peraturan Menteri ini.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 12 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatan
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Juli 2020

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

TERAWAN AGUS PUTRANTO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 Juli 2020

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 804


- 13 -
SOP PEMILAHAN SAMPAH MEDIS DAN
NON MEDIS

Nomor Dokumen Nomor Revisi: 02 Halaman: 1 dari 3


UPTD LABKESDA 061/SOP/LAB-TTE/2022
KOTA TERNATE
Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
STANDAR Kota Ternate
OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR Maret 2022
(SOP)
Riny Ariyani Amra,S.Si
NIP. 19790228 200312 2 008

Limbah Medis adalah semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan,
1. Pengertian
fasilitas penelitian dan laboratorium
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan penanganan
2. Tujuan
limbah medis di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate
SK Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate
3. Kebijakan Nomor : 061/SOP/LAB-TTE/2022
Tentang pemilahan sampah medis dan non medis
1. Handscoen / Sarung Tangan steril
2. Masker
3. Sepatu Boot
4. Kaca Mata
4. Alat Dan Bahan 5. Baju Lab
6. Safety box
7. Sampah medis dan Non Medis
8. Plastik kuning
9. Plastik hitam
1. Petugas Memakai Handscoen/Sarung Tangan Steril, Masker , Baju Lab, Kaca
Mata, Dan Sepatu Boot.
2. Petugas mengumpulkan sampah medis dan non medis, untuk seluruh peyanan
klinis di laboratorium.
3. Petugas menggunakan sarung tangan steril masker dan APD lengkap
5. Langkah-Langkah
membawa kantong plastik kuning dan hitam.
4. Petugas Memilah Hasil Buangan Antara Sampah Medis Dan Non Medis.
5. Petugas Memasukkan Sampah Medis Ke Plastik Yang Berwarna Kuning Yang
Infeksius Dan Sampah Non Medis Di Plastik Berwarna Hitam.
6. Petugas memisahkan sampah medis benda Tajam jarum suntik, rapid antigen,
lidi swab ke safety box.
Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate di bawah naungan Dinas
6. Penanggung
Kesehatan Kota Ternate
Jawab
7. Diagram Alir
Petugas Memakai
Handscoen/Sarung Tangan
Steril, Masker, Baju Lab,
Kaca Mata, Sepatu Boot

Petugas memilah jenis


sampah medis dan non
medis

TIDAK/ NON MEDIS Petugas


memasukkan ke
Sampah
Medis/Non dalam sampah
Medis non medis

YA/MEDIS

Petugas memasukkan
sampah non medis ke
Sampah Medis infeksius :
Sampah medis Tajam: dalam tong
Handscoen/sarung tangan penampungan sampah
dan mudah pecah, jarum
steril ,Masker, rapid antigen
Suntik, tempat serum
,lidi swab, baju hazmat,kapas
darah.
hasil kegiatan medis, dll.

Petugas Diambil oleh petugas


memasukkan ke Petugas memasukkan pengangkut sampah
dalam Safety box ke dalam plastik untuk diangkut ke
infeksius berwarna TPA
kuning

8. Unit Terkait Dinas Kesehatan Kota Ternate


Permenkes RI Nomor 18 Tahun 2020

9. Referensi https://www.scribd.com/document/435230564/Sop-Pemilahan-Sampah-Medis-Dan-Non-
Medis
SOP PENIMBANGAN SAMPAH MEDIS DAN
NON MEDIS

Nomor Dokumen Nomor Revisi: 02 Halaman: 1 dari 3


UPTD LABKESDA 061/SOP/LAB-TTE/2022
KOTA TERNATE
Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
STANDAR Kota Ternate
OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR Maret 2022
(SOP)
Riny Ariyani Amra,S.Si
NIP. 19790228 200312 2 008

Limbah Medis adalah semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan,
1. Pengertian
fasilitas penelitian dan laboratorium
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penatalaksanaan penanganan
2. Tujuan
limbah medis di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate
SK Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate
3. Kebijakan Nomor : 061/SOP/LAB-TTE/2022
Tentang penimbangan sampah medis dan non medis
1. Handscoen/Sarung Tangan Steril
2. Masker
3. Spatu Boot
4. Kaca Mata
5. Baju Lab
4. Alat Dan Bahan
6. Safety box
7. Sampah medis dan Non Medis
8. Plastik kuning
9. Plastik hitam
10. Timbangan
1. Petugas Memakai Handscoen/Sarung Tangan Steril, Masker , Baju Lab, Kaca
Mata, Dan Spatu Boot.
2. Petugas melakukan pengangkutan sampah medis dan non medis menuju ke
tempat yang sudah di tentukan.
5. Langkah-Langkah 3. Petugas melapisi kembali plastik sampah medis ke wadah yang tidak
menggunakan plastik kuning dan juga plastik hitam untuk sampah non medis
4. Petugas mengangkat plastik kuning untuk melakukan penimbangan Sampah
Medis
5. Petugas kembali mengangkat plastik hitam melakukan penimbangan sampah
non medis
6. Petugas mencatat hasilnya pada lembar cek list harian sampah medis dan non
medis.
Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate di bawah naungan Dinas
6. Penanggung
Kesehatan Kota Ternate
Jawab
7. Diagram Alir

Petugas Memakai
Handscoen/Sarung Tangan
Steril, Masker, Baju Lab,
Kaca Mata, Spatu Boot

Petugas Mengangkut
sampah medis dan non
medis

Sampah Sampah
Medis Non Medis

Petugas Menimbang sampah Petugas Kembali


medis Menimbang Sampah
Non Medis

Mencatat hasil dilembar cek list


penimbangan sampah medis
maupun sampah non medis

8. Unit Terkait Dinas Kesehatan Kota Ternate


Permenkes RI Nomor 18 Tahun 2020
9. Referensi https://www.scribd.com/document/360117608/Sop-Pengangkutan-Limbah-Medis
SOP PENYIMPANAN SAMPAH MEDIS DAN
NON MEDIS

Nomor Dokumen Nomor Revisi: 02 Halaman: 1 dari 3


UPTD LABKESDA 061/SOP/LAB-TTE/2022
KOTA TERNATE
Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
STANDAR Kota Ternate
OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR Maret 2022
(SOP)
Riny Ariyani Amra,S.Si
NIP. 19790228 200312 2 008

Limbah Medis adalah semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan,
1. Pengertian
fasilitas penelitian dan laboratorium.
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penatalaksanaan penanganan
2. Tujuan
limbah medis di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate
SK Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate
3. Kebijakan Nomor : 061/SOP/LAB-TTE/2022
Tentang penyimpanan sampah medis dan non medis
1. Handscoen/Sarung Tangan Steril
2. Masker
3. Spatu Boot
4. Kaca Mata
4. Alat Dan Bahan 5. Baju Lab
6. Safety box
7. Plastik kuning
8. Sampah medis
9. TPS sementara limbah medis
1. Petugas Memakai Handscoen/Sarung Tangan Steril, Masker , Baju Lab, Kaca
Mata, Dan Sepatu Boot.
2. Petugas memasukkan Sampah medis benda tajam dan mudah pecah seperti
jarum suntik,serum darah, rapid antigen,lidi swab,alkohol swab bekas darah ke
safety box .Dan Non Medis seperti plastik,botol mineral,kertas sisa-sisa
5. Langkah-Langkah
makanan Kedalam Plastik Hitam.
3. Untuk sampah non medis tidak perlu di simpan dimasukan ke plastik berwarna
hitam lalu dibuang ke tps depan gedung untuk diangkut oleh petugas dinas
kebersihan.
4. Petugas melakukan penyimpanan sampah medis sementara (TPS)
5. Petugas memeriksa kembali kondisi plastik penyimpanan tidak ada tumpahan,
tidak robek, tidak bocor, plastik diikat dengan rapi, dan safety box dalam
keadaan tertutup.
6. Kemudian Petugas mengambil Plastik kuning dan hitam setiap selesai kegiatan
pelayanan dan memasukkan ke dalam tempat sampah yang tertutup di setiap
ruangan penghasil sampah medis dan non medis.
Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate di bawah naungan Dinas
6. Penanggung
Jawab Kesehatan Kota Ternate
7. Diagram Alir

Petugas Memakai
Handscoen/Sarung Tangan
Steril, Masker, Baju Lab,
Kaca Mata, Sepatu Boot

Petugas memasukkan
Sampah medis plastik Petugas memasukkan
kuning dan sampah Sampah non medis ke
medis benda tajam ke plastik hitam
safety box

Petugas membuang
Petugas mengangkut sampah medis,dan sampah non medis ke
sampah medis benda tajam masukan luar gedung lab ke
kedalam tempat pembuangan sampah tempat tps
medis sementara (tps)

Diangkut oleh petugas medis yang Diangkut oleh petugas


bertanggung jawab penangganan dinas lingkungan
sampah medis. hidup (kebersihan)
8. Unit Terkait Dinas Kesehatan Kota Ternate

Permenkes RI Nomor 18 Tahun 2020


9. Referensi https://www.scribd.com/document/391017662/SOP-PENYIMPANAN-LIMBAH-B3-
MEDIS-FIX-docx
Pengelolaan
Limbah Medis
Pelayanan Kesehatan

Rosihan Adhani
i

Pengelolaan
Limbah Medis
Pelayanan kesehatan

Rosihan Adhani
ii

Pengelolaan Limbah Medis


Pelayanan Kesehatan

Dr. drg. RosihanAdhani, S.Sos., M.S

Editor : Devy Halim, SKM

Diterbitkan oleh :
Lambung Mangkurat University Press
Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Unlam
Jl. H. Hasan Basry, KayuTangi, Banjarmasin 70123
Gedung Rektorat Unlam Lt.2

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
tanpa izin tertulis dari Penerbit, kecuali untuk kutipan singkat demi
penelitian ilmiah atau resensi

V + 122 halaman; 15 x 23 cm
Cetakan Pertama, Februari 2018

ISBN : 978-602-6483-56-0
iii

KATA PENGANTAR

Masalah lingkungan saat ini menjadi sorotan publik karena


selain dampaknya terhadap lingkungan, juga dapat mempengaruhi
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Penyedia layanan
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, laboratorium klinik,
praktik dokter/dokter gigi dan sebagainya dalam melakukan
aktifitasnya menghasilkan limbah dengan berbagai karakteristik dan
potensi bahaya apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan benar.
Bukan hanya dapat mengganggu kenyamanan dan estetika saja,
melainkan juga dapat berpotensi terjadinya infeksi nosokomial dan
gangguan kesehatan lainnya baik bagi petugas sendiri, bagi orang
yang berada di sekitarnya yaitu pasien dan pengunjung, bahkan
masyarakat sekitar.

Pengelolaan limbah khususnya yang berasal dari pelayanan


kesehatan harus direncanakan dengan baik. Dalam upaya pengelolaan
yang benar diperlukan investasi yang mahal dan biaya operasional
yang tinggi, namun apabila tidak dikelola dengan benar selain
dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan juga terancam dengan
sanksi hukum dan denda yang tidak sedikit jumlahnya. Hal ini telah
tercantum dalam undang-undang dan peraturan-peraturan yang
mengatur tentang kewajiban suatu badan usaha untuk mengelola
limbah yang dihasilkan, termasuk mengenai sanksi bagi yang
melanggar tata cara pengelolaan limbah yang dipersyaratkan.

Penulis berterima kasih kepada Dr. dr. A. J. Djohan, M.M


selaku Direktur Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin dan Saudari
Devy Halim, SKM selaku Kepala Unit Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin yang telah memberikan
masukan dan bersedia menjadi editor dalam penulisan buku ini.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan buku ini.
iv

Buku ini terdiri dari 10 bab yang membahas tentang


pemasalahan pengelolaan limbah saat ini, limbah pelayanan
kesehatan, dampak limbah pelayanan kesehatan, limbah rumah sakit
dan pengelolaannya, pengelolaan limbah medis puskesmas,
pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Gigi dan Mulut/ klinik dokter
gigi, teknologi insenerasi dalam pembakaran/ pemusnahan limbah
medis, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pengelolaan limbah,
kebijakan dan peraturan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya
Beracun (B3) dimana limbah medis termasuk di dalamnya, serta aspek
bisnis pengelolaan limbah medis.

Penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi institusi


pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, RSGM/
klinik dokter gigi, praktik dokter mandiri, laboratorium klinik dan
sebagainya. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi
mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di fakultas
kedokteran, kedokteran gigi, ilmu kesehatan dan kesehatan
masyarakat serta dosen dan praktisi kesehatan lingkungan. Terima
kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktu membaca buku
ini, dandisampaikan dari lubuk hati yang paling dalam penulis terbuka
terhadap saran, masukan maupun kritik guna penyempurnaan buku
ini. Selamat membaca semoga kita semua mendapat rahmat dari Allah
swt dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang lebih baik,
lebih sehat dan lebih sejahtera..

Banjarmasin, Januari 2018

Penulis
1

Bab 1
Pendahuluan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi rumah sakit, pusat


kesehatan masyarakat atau puskesmas, klinik kesehatan atau
sejenisnya memiliki peranan penting sebagai fasilitas publik yang
memberikan pelayanan preventif, kuratif dan atau rehabilitatif. Selain
itu ada sebagian fasilitas pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit
yang turut membantu dan mendukung kegiatan pembelajaran atau
yang sering disebut “rumah sakit pendidikan” dimana di samping
pelayanan medik juga pendidikan, pelatihan dan penelitian. Dalam
mendukung kegiatannya, fasilitas pelayanan kesehatan harus
menyediakan lingkungan yang sehat, dalam artian memiliki sanitasi
yang baik agar fungsi dari fasilitas pelayanan kesehatan dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Namun yang menjadi tantangan bagi penyedia
pelayanan kesehatan adalah buangan atau hasil sampingan kegiatan
dengan jenis dan jumlah yang berbeda akan menimbulkan dampak
negatif baik bagi kesehatan maupun lingkungan yang langsung
maupun tidak langsung juga akan mengarah pada kesehatan
masyarakat dan perorangan.
Limbah pelayanan kesehatan berbeda dengan limbah dari
perusahaan atau limbah rumah tangga pada umumnya khususnya dari
karakteristiknya sehingga diperlukan upaya pengelolaan yang lebih
spesifik. Namun saat ini, masih buruknya pengelolaan limbah dari
2

fasilitas pelayanan kesehatan terlihat mulai dari limbah itu dihasilkan,


dikelola hingga pada saat pembuangan. Permasalahan pengelolaan
limbah khususnya limbah medis menjadi masalah dan tantangan bagi
setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Pasalnya, pengelolaan
limbah medis membutuhkan biaya yang cukup besar dan aturan yang
wajib dipenuhi oleh penghasil limbah sebagai syarat dari upaya
pengelolaan yang ada.
Saat ini, sering ditemukan pengelolaan limbah medis dari
fasilitas pelayanan kesehatan masih dibawah standar yang diatur
dalam peraturan dan perundangan yang berlaku. Pemilahan yang
buruk menyebabkan jumlah limbah medis bertambah banyak, karena
ketika limbah non medis tercampur atau kontak dengan limbah medis,
maka limbah tersebut pun akan dikategorikan sebagai limbah medis.
Hal inilah yang menyebabkan peningkatan jumlah limbah medis
menjadi tidak efisien. Dalam hal pengelolaan, limbah medis tidak
dikelola dengan baik dari mulai pemilahan, penampungan,
pengangkutan, hingga pemusnahannya. Pengelolaan yang salah akan
berdampak terhadap petugas pengelola limbah baik dari aspek
kesehatan maupun keselamatannya, selain juga berdampak terhadap
lingkungan. Pengelolaan akhir limbah menjadi masalah besar bagi
fasiliitas pelayanan kesehatan. Tidak semua rumah sakit sebagai
penghasil limbah medis terbesar memiliki insenerator sebagai alat
bantu dalam pemusnahan limbah medis dan tidak semua insenerator
yang dimiliki rumah sakit telah memiliki izin operasional dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Fasilitas pelayanan
3

kesehatan yang tidak memiliki insenerator dapat mengirimkan


limbahnya ke rumah sakit lain yang memiliki insenerator melalui
kerja sama namun rumah sakit tersebut sudah harus memiliki izin
operasional insenerator dan izin menerima serta mengolah limbah
medis dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Disamping itu kerja
sama juga dapat dilakukan dengan perusahaan pengolah limbah bahan
beracun berbahaya atau B3 untuk kategori medis. Selain itu
pengangkutan limbah medis dari satu sarana pelayanan kesehatan ke
sarana lain yang memiliki alat pemusnah limbah medis harus
menggunakan alat transportasi khusus sesuai dengan ketentuan yang
ada. Bagi suatu daerah yang tidak terdapat alat pengolah limbah medis
yang dapat mengolah limbah medis dari beberapa sarana pelayanan
kesehatan sesuai standar maka upaya pengelolaan limbah medis dapat
dilakukan dengan pihak ketiga melalui kerja sama antara sarana
pelayanan kesehatan, perusahaan pengolah limbah B3 untuk limbah
medis dan transportir berizin dan dikeluarkan oleh menteri baik
perizinan dalam pengolahan maupun pengangkutannya. Permasalahan
baru yang muncul adalah tidak semua transportir bersedia melakukan
pengangkutan limbah medis dalam 2 x 24 jam mengingat keterbatasan
alat pengangkut dan jarak pengangkutan yang ada. Hal ini tentu akan
menjadi permasalahan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam
menampung limbah medisnya sementara limbah sudah harus segera
dimusnahkan dalam 24 jam atau 48 jam jika musim hujan. Fasilitas
pelayanan kesehatan harus memiliki ruang freezer yang memenuhi
syarat untuk menyimpan limbah medis lebih dari 2 x 24 jam. Hal ini
4

tentu akan membutuhkan biaya sangat besar disamping biaya


pengelolaan lainnya.
Permasalahan pengelolaan limbah tidak hanya terjadi terhadap
limbah medis yang berbentuk padat tetapi juga dalam bentuk cair yang
perlu dikelola dengan baik. Limbah cair yang dihasilkan dari fasilitas
pelayanan kesehatan baik itu limbah cair medis maupun limbah cair
non medis harus dikelola melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) dimana kualitas limbah cair harus dipantau dan dipastikan
memenuhi baku mutu yang telah ditentukan. Pada kenyataannya, tidak
semua fasilitas pelayanan kesehatan memiliki IPAL dan tidak semua
IPAL yang ada memenuhi kualitas limbah cair yang dipersyaratkan.
Dampaknya adalah terjadinya gangguan estetika, bau, pencemaran
lingkungan dan memungkinkan terjadinya infeksi nosokomial bagi
petugas dan orang yang berada di sekitarnya. Limbah gas dan limbah
B3 lainnya juga perlu dilakukan pengelolaan sesuai standar karena
pengelolaan yang salah akan menimbulkan dampak keselamatan dan
kesehatan bagi petugas dan orang sekitarnya termasuk pasien dan
masyarakat yang tinggal di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan serta
dapat berdampak pada pencemaran lingkungan yang pada akhirnya
akan merugikan masyarakat secara luas.
Kewajiban dalam pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan
sudah diatur dalam “Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup” termasuk
mengenai sanksi hukumnya. Pada pasal 103 undang – undang
tersebut jelas dinyatakan bahwa bagi penghasil limbah B3 yang tidak
5

melakukan upaya pengelolaan mulai dari kegiatan pengurangan,


penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan dan / atau
pengolahan termasuk penimbunan limbah B3 seperti yang disebutkan
dalam pasal 59 dapat dikenakan sanksi pidana dan denda. Pada pasal
tersebut disebutkan sanksinya bahwa “dipidana dengan penjara
minimal 1 tahun dan maksimal 3 tahun serta denda minimal Rp 1
Milyar dan maksimal Rp 3 Milyar” . Apabila tidak terdapat teknologi
atau sistem pengelolaan di tempat penghasil limbah maka upaya
pengelolaan lanjutannya dapat dipihak ketigakan namun harus
memenuhi persyaratan legalitas perizinan yang berlaku. Oleh karena
itu jelas pengelolaan limbah merupakan hal yang serius yang tidak
dapat dikesampingkan, mengingat dampaknya terhadap keselamatan,
kesehatan dan lingkungan serta sanksi hukumnya.
6

Bab 2
Limbah Pelayanan Kesehatan

Limbah pelayanan kesehatan merupakan sisa buangan akhir dari


hasil kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Limbah tersebut dapat
berbentuk padat, cair, maupun gas. Setiap bentuk dari limbah akan
memiliki teknik pengelolaan yang berbeda pula. Fasilitas pelayanan
kesehatan sebagai penyedia jasa layanan dan fasilitas publik,
menghasilkan limbah dengan berbagai karakteristik sebagai hasil dari
aktifitasnya. Secara umum dikategorikan atau sering dikenal dengan
sebutan limbah medis dan non medis. Untuk komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi menyebutnya sebagai limbah infeksius dan
limbah non infeksius. Pada masyarakat umum, istilah limbah jarang
digunakan. Masyarakat lebih mengenal dengan istilah sampah.
Limbah non medis berasal dari kegiatan dapur seperti sisa makanan
dan minuman, bungkus kemasan, dan limbah perkantoran yang
biasanya dalam bentuk kertas, kardus dan plastik serta limbah dari
kegiatan pemeliharaan taman dan halaman yang berupa potongan
batang pohon, ranting dan dedaunan. Limbah non medis tersebut
dapat digunakan kembali/ dimanfaatkan asalkan dilakukan pengolahan
terlebih dahulu dengan bantuan teknologi tertentu. Ada beberapa
limbah non medis yang tidak perlu pengolahan dengan teknologi
untuk dipergunakan kembali, namun diperlukan keterampilan dalam
pengolahan untuk dijadikan barang-barang yang bermanfaat. Begitu
juga dengan limbah cair domestik yang berasal dari pencucian laundry
7

dan gizi, serta kamar mandi. Limbah cair domestik juga dapat
dimanfaatkan kembali apabila sudah dilakukan pengolahan dan
memenuhi standar serta baku mutu yang berlaku. Biasanya
pemanfaatan kembali dilakukan untuk kegiatan penyiraman tanaman.
Selain limbah non medis, limbah medis pasti ditemukan di fasilitas
pelayanan kesehatan meskipun dengan jumlah yang lebih sedikit dan
biasanya berasal dari pelayanan medis maupun penunjang medis,
dimana limbah medis masuk dalam kategori limbah B3. Limbah B3
padat yang dihasilkan di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi limbah
infeksius termasuk limbah tajam seperti jarum suntik, limbah dari
obat-obatan dan reagen kadaluarsa yang merupakan bahan kimia,
tumpahan atau sisa kemasan dari limbah B3, serta limbah B3 lainnya
yang bersifat atau berasal dari bahan patologis, radioaktif, farmasi,
sitotoksik, dan limbah logam, serta kontainer bertekanan.
Buangan darah dan cairan tubuh pasien merupakan limbah
infeksius. Buangan dari laboratorium yang sifatnya infeksius, dan
limbah dari kegiatan isolasi, serta kegiatan yang menggunakan hewan
uji juga masuk dalam kategori limbah infeksius. Pada peraturan
disebutkan bahwa “limbah infeksius merupakan limbah berupa darah
dan cairan tubuh. Darah atau produk darah meliputi serum, plasma
dan komponen darah lainnya. Cairan tubuh meliputi semen, sekresi
vagina, cairan serebrospinal, cairan pleural, cairan peritoneal, cairan
pericardial, cairan amniotik, dan cairan tubuh lainnya yang
terkontaminasi darah” (Berdasarkan “Permen LH nomor 56 tahun
2015 tentang Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
8

Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan”. Urin,


feses, dan muntah tidak masuk dalam kategori cairan tubuh kecuali
jika terkontaminasi dengan darah atau terdapat darah di cairan
tersebut. Artinya seluruh limbah cair yang bentuknya cair dan
terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien maka akan dikategorikan
sebagai limbah infeksius. Meskipun pada Permen LH tersebut muntah
tidak dikategorikan sebagai limbah infeksius kecuali jika
terkontaminasi, namun pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit tetap mengkategorikan muntah sebagai cairan tubuh
dimana jika terjadi tumpahan atau kontaminasi tetap dilakukan
penanganan selayaknya kategori B3 yaitu dengan menggunakan spill
kit.
Limbah tajam merupakan limbah yang memiliki bagian tajam
yang berpotensi terjadinya tusukan atau menyebabkan luka seperti
jarum baik jarum hypodermis maupun jarum intravena, pisau yang
digunakan padaa saat operasi, vial dengan berbagai ukuran, syringe,
pipet pasteur, lanset, kaca preparat, scalpel dan kaca. Limbah tajam
ini biasanya telah kontak dengan agen penyebab infeksi. Limbah
infeksius yang tajam biasanya dipisahkan sendiri, tidak digabung
dengan limbah infeksius pada umumnya. Hal ini karena risiko yang
dapat mengenai petugas yang berbeda dengan limbah infeksius lain.
Limbah tajam yang kontak dengan agen dalam hal ini pasien,
berpotensi terjadinya penularan bagi petugas jika tertusuk, tergores
atau apapun yang menyebabkan ada bagian kulit yang terbuka. Oleh
9

karena itu limbah tajam menjadi karakteristik tersendiri dalam


kategori limbah B3.
Buangan yang dikategorikan sebagai limbah sitotoksik
merupakan limbah yang beracun terhadap sel, limbah genotoksik yang
sangat berbahaya karena dapat beracun terhadap asam deoksiribo
nukleat (AND) dan bersifat mutagenik, kerusakan embrio atau fetus
serta dapat menyebabkan terjadinya kanker. Banyak contoh obat yang
termasuk dalam golongan obat sitotoksis, misalnya “Azathioprine,
Azacitidine, Bleomycin, Bortezomib, Ciclosporin, Colaspase,
Cyclophosphamide, Cytarabine, Dacarbazine, Dacarbazin,
Dactinomycin, Daunorubicin, Dihydroxymethylfuratrizine, Docetaxel,
Doxorubicin, Doxorubicin liposomal, Epirubicin, Etoposide,
Etoposide phosphate, Fludarabine , Fluorouracil, Fotemustine,
Ganciclovir, Gemcitabine, Hydroxyurea, Idarubicin, Ifosfamide,
Irinotecan, Lomustine, Melphalan, Mercaptopurine, Methotrexate,
Methylthiouracil, Metronidazole, Mitomycin, Mitozantrone,
Nafenopin, Niridazole, Oxaliplatin, Oxazepam, Paclitaxel, Paclitaxel,
nab (nanoparticle albumin bound), Pemetrexed, Procarbazine,
Phenacetin, Phenobarbital, Phenytoin, Procarbazine hydrochloride,
Progesteron, Sarcolysn, Semustine, Streptozocin, Raltitrexed,
Tamoxifen, Temozolomide, Teniposide, Thioguanine, Thiotepa,
Treosulfan, Topotecan, Trichlormethine, Valganciclovir, Vinblastine,
Vincristine, Vinorelbine”
Limbah tersebut dikatakan limbah sitotoksik apabila limbah
tersebut merupakan buangan dari obat sitotoksik yang kadaluarsa,
10

terkontaminasi dan buangan. Limbah bahan kimia yang kadaluarsa


ataupun ceceran berupa tumpahan maupun sisa kemasan termasuk
bahan kimia berupa desinfeksi dan sebagai insektisida. Untuk limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi yang biasa terdapat di
fasilitas pelayanan kesehatan adalah thermometer merkuri pecah dan
sphygmomanometer merkuri pecah. Limbah farmasi biasanya adalah
obat buangan yaitu limbah obat kadaluarsa, terkontaminasi dan
buangan.
11

Bab 3
Dampak Limbah Pelayanan Kesehatan

Limbah pelayanan kesehatan terutama limbah medis, apabila


tidak dilakukan pengelolaan dengan benar akan menimbulkan potensi
bahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Pencemaran lingkungan yang
terjadi akibat limbah medis akan kembali berdampak terhadap
kesehatan baik perorangan maupun masyarakat sekitar. Berbagai
aturan dan standar telah ditetapkan agar pelaksanaan pengelolaan
limbah dilakukan dengan benar dan secara maksimal. Hal ini
bertujuan untuk mengendalikan bahaya yang mungkin terjadi dan
berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Masalah
lingkungan yang sering menjadi sorotan yaitu keberadaan limbah yang
sifatnya infeksius atau “limbah medis”. Di samping itu limbah lain
yang sifatnya non medis, dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) lainnya juga dihasilkan dan perlu perlakuan dengan benar.
Potensi bahaya dari pengelolaan limbah medis sudah dapat
terjadi mulai sejak pengumpulan, penampungan, pengangkutan dan
pembuangan hingga pemusnahan. Beberapa pengaruh yang dapat
ditimbulkan oleh keberadaan limbah ini adalah terjadinya pencemaran
yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan dan terhadap
kesehatan. Bahkan secara sederhana keberadaan limbah ini akan
menimbulkan gangguan estetika, bau dan menjadi tempat perkembang
biakan vektor serta binatang pengganggu.
12

Sebagian limbah medis ada yang mengandung garam-garam


terlarut yang dapat menyebabkan korosif/ karat pada bangunan
sekitar. Air yang mengandung limbah juga dapat merusak lingkungan
dan material bangunan. Kerusakan tanaman dan binatang dapat terjadi
jika limbah telah mencemari lingkungan. Hal ini disebabkan adanya
kandungan asam, basa dan garam yang termasuk dalam senyawa
nitrat, serta keberadaan bahan kimia, desinfektan, logam nutrient
tertentu dan fosfor.
Limbah tentu berdampak bagi kesehatan manusia jika tidak
dikelola dengan benar. Limbah medis yang mengandung berbagai
jenis bakteri, virus, bahan kimia, dan logam memiliki dampak-dampak
tersendiri terhadap kesehatan hingga terjadinya sakit. Penyakit yang
timbul dapat terjadi secara langsung yaitu efek yang disebabkan
karena kontak langsung dengan limbah tersebut, misalnya limbah
klinis beracun, limbah yang dapat melukai tubuh dan limbah yang
mengandung kuman patogen sehingga menimbulkan penyakit dan
gangguan tidak langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik
yang tinggal di sekitar maupun masyarakat yang sering melewati
sumber limbah medis diakibatkan oleh proses pembusukan,
pembakaran dan pembuangan limbah tersebut.
Gangguan genetik dan reproduksi dapat terjadi akibat limbah
medis. Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui
secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan
atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya
13

pestisida (untuk pemberantasan lalat, nyamuk, kecoa, tikus dan


serangga atau binatang pengganggu lain) dan bahan radioaktif.
Infeksi silang juga dapat disebabkan oleh limbah medis
Limbah medis dapat menjadi media penyebaran mikroorganisme
pembawa penyakit melalui proses infeksi silang baik dari pasien ke
pasien, dari pasien ke petugas atau dari petugas ke pasien. Pada
lingkungan, adanya kemungkinan terlepasnya limbah ke lapisan air
tanah, air permukaan dan adanya pencemaran udara, menyebabkan
pencemaran lingkungan karena limbah rumah sakit.
14

Bab 4
Limbah Rumah Sakit

Pengertian Limbah Rumah Sakit


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit menyatakan bahwa “Rumah sakit merupakan
institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya”. Sebagai fasilitas pemberi pelayanan kesehatan,
rumah sakit menghasilkan limbah dari setiap aktifitasnya dimana
limbah yang dihasilkan tersebut dalam bentuk padat, cair dan gas.
Karena rumah sakit tidak terlepas dari pemberian tindakan medis,
maka limbah yang dihasilkan pun termasuk limbah medis dengan
berbagai karakteristik.
Setiap rumah sakit sebagai penghasil limbah memiliki
kewajiban melakukan upaya pengelolaan baik terhadap limbah yang
dihasilkan maupun terhadap lingkungannya secara keseluruhan.
Pengelolaan limbah tersebut dilaksanakan mencakup seluruh bentuk
dari limbah yang dihasilkan baik padat, cair dan gas. Untuk limbah
radioaktif akan dilakukan pengolahan secara terpisah.
15

Sumber Limbah Rumah Sakit


Setiap kegiatan rumah sakit menghasilkan limbah dengan
berbagai karakteristik. Unit perkantoran dimana di dalamnya tidak
terdapat tindakan medis maupun penunjang medis, akan menghasilkan
limbah padat umum atau yang dikenal dengan sebutan limbah non
medis seperti kertas, plastik, sisa makanan, dan limbah lainnya yang
tidak ada terkontaminasi sama sekali dengan limbah medis. Untuk
limbah cair yang dihasilkan merupakan limbah cair domestik yang
berasal dari kamar mandi dan wastafel. Selain itu unit perkantoran
juga menghasilkan limbah B3 dari kegiatannya seperti adanya tabung
desinfektan bertekanan, penggunaan toner/ tinta, catridge dan lain
sebagainya.
Unit penunjang pelayanan non medis seperti laundry dan gizi
menghasilkan limbah domestik pada umumnya namun dalam jumlah
besar baik dari segi limbah padatnya, cair maupun gas. Sehingga
diperlukan upaya yang lebih dalam penanganannya agar tidak
menimbulkan masalah lingkungan. Limbah yang lebih spesifik
biasanya dihasilkan oleh unit pelayanan medis dan penunjang
pelayanan. Limbah padat yang dihasilkan dapat berupa limbah non
medis, limbah medis, limbah infeksius dan limbah sangat infeksius.
Limbah padat non medis yang dihasilkan di unit pelayanan medis dan
penunjang medis dihasilkan dari kegiatan perkantoran, serta taman
dan halaman, sementara limbah medis padatnya berasal dari limbah
yang memiliki karakterisitik infeksius, patologi, benda tajam, limbah
dari farmasi, limbah yang masuk dalam kategori sitotoksik, limbah
16

tabung gas (kontainer bertekanan) dan limbah dengan kandungan


logam berat yang tinggi baik itu yang digunakan dalam rangka
memberikan pelayanan medis seperti IGD, perawatan maupun
penunjang medis seperti laboratorium, radiologi, farmasi, dan lain
sebagainya. Untuk limbah cairnya juga dapat menghasilkan limbah
cair baik yang masuk dalam kategori medis maupun non medis, yang
berasal dari buangan kamar mandi dan kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kima beracun dan radioaktif.
Rumah sakit menghasilkan limbah gas yang biasanya berasal
dari kegiatan pembakaran seperti insenerator dan dapur. Limbah gas
berupa emisi juga dihasilkan oleh mesin generator set yang berada di
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dan gas dengan
jumlah sedikit namun masih terdapat kandungan kimianya adalah gas
anestesi yang ada di Instalasi Bedah Sentral (IBS).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan untuk
sumber limbah di rumah sakit berdasarkan jenis limbahnya itu sendiri
antara lain :
1. Limbah domestik yang dikategorikan sebagai limbah non medis,
yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan memasak (instalasi
gizi), kegiatan administrasi, pembersihan lingkungan termasuk
taman dan halaman, dan unit lainnya yang rata-rata menghasilkan
limbah limbah kertas, plastik dan botol, serta limbah domestik dari
ruangan rawat inap yang dapat diolah dengan teknologi tertentu
untuk dimanfaatkan dan serta seluruh limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit di luar pelayanan medis dan penunjang medis.
17

2. Limbah medis, yaitu limbah pelayanan medis yang meliputi


“pelayanan perawatan, gigi dan mulut, farmasi atau sejenisnya,
pengobatan, serta penelitian atau pendidikan yang menggunakan
bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan
kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu”.

Karakteristik Limbah Rumah Sakit


Rumah sakit menghasilkan limbah yang pada umumnya dibagi
menjadi 2 kategori berdasarkan bahayanya yaitu medis dan non medis.
Limbah yang masuk kategori medis rumah sakit dibagi kembali
berdasarkan karakeristik masing – masing limbah agar
pengelolaannya dapat dilakukan dengan benar yaitu :
1. Limbah tajam
Yang termasuk dalam kategori ini meliputi limbah yang
memiliki ketajaman pada salah satu dan atau setiap sudutnya, ada
tonjolan pada bagian sisi dan atau ujungnya yang dapat melukai
kulit dengan tusukan, goresan, atau dapat memotong sehingga
menyebabkan terjadinya luka seperti “jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas dan pisau
bedah”.
2. Limbah infeksius
Yang termasuk kategori ini adalah limbah atau suatu benda
yang kemudian dikategorikan limbah setelah kontak dengan
organisme patogen yang berpotensi melakukan penularan penyakit
18

pada manusia rentan. Organisme tersebut tidak rutin ada di


lingkungan.
3. Limbah jaringan tubuh
Yang termasuk kategori ini adalah limbah yang biasanya
dihasilkan dari kegiatan pembedahan atau otopsi seperti “organ,
anggota badan, darah, dan cairan tubuh yang biasanya dihasilkan
pada saat pembedahan atau otopsi”.
4. Limbah sitotoksik
Yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan yang
terkontaminasi obat sitotoksik yang digunakan untuk kemoterapi
kanker berpotensi mampu membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.
5. Limbah farmasi
Yang termasuk kategori ini adalah “obat-obatan kadaluarsa,
obat-obatan yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi
spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan yang
dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obatan
yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan, dan
limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan”.
6. Limbah kimia
Yang termasuk kategori ini sisa buangan penggunaan bahan
kimia yang biasanya berasal tindakan medis, laboratorium, proses
sterilisasi, dan riset.
19

7. Limbah radioaktif
Yang termasuk kategori ini adalah semua limbah maupun
bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radio nukleida.
8. Limbah plastik
Yang termasuk kategori ini adalah semua limbah yang
berbahan plastik yang dihasilkan dan dibuang seperti barang
disposable (sekali pakai) dan plastik kemasan/ pembungkus
peralatan.

Pengelolaan Limbah Rumah Sakit


Limbah rumah sakit harus dikelola dengan baik dan benar
mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan apabila
pengelolaan yang salah. Ada beberapa persyaratan dalam pengelolaan
limbah di rumah sakit berdasarkan bentuknya antara lain :
1. Limbah Padat Medis
a. Pengurangan limbah (“minimasi limbah”)
1) Upaya pengurangan limbah dilakukan oleh setiap rumah sakit
sejak mulai limbah itu dihasilkan (sumber)
2) Penggunaan bahan kimia dan B3 harus dikelola dan diawasi
oleh setiap rumah sakit
3) Penggunaan bahan kimia dan farmasi harus dikelola dalam
hal stok agar menghindari terjadinya bahan yang expired
date.
20

4) Kegiatan pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan


limbah padat medis harus menggunakan peralatan yang
berizin atau tersertifikasi oleh instansi/ badan tertentu sesuai
dengan kewenangannya.
b. Pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang
1) Pemisahan limbah wajib dilakukan oleh setiap penghasil
limbah.
2) Pemisahan harus dilakukan apabila ada limbah yang akan
dimanfaatkan kembali.
3) Harus disediakan suatu wadah yang anti bocor, anti tusuk
untuk menampung dan mengumpulkan limbah benda tajam
yang tertutup dan tidak mudah terbuka agar tidak
dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
4) Pemisahan jarum dan syringes dapat dilakukan jika ada
teknologi yang mendukung, tidak dilakukan secara manual.
Pemisahan ini pada dasarnya bertujuan agar tidak dapat
digunakan kembali. Namun hal ini sering bertentangan
dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
rumah sakit, dimana pemisahan jarum dan syringes ini
berpotensi tertusuk jarum yang mengarah pada infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja.
5) Harus ada kegiatan sterilisasi untuk setiap limbah medis
padat yang akan dimanfaatkan kembali dan pemanfaatan
kembali ini harus mendapat perizinan dari Kementerian
Lingkungan Hidup.
21

6) Jarum suntik yang digunakan harus jarum suntik yang sekali


pakai (disposable). Meskipun ada teknologi sterilisasi yang
memungkinkan untuk penggunaan kembali jarum suntik
setelah diberikan perlakuan, namun tidak dianjurkan.
7) Limbah medis padat ditempatkan dalam wadah yang berlabel
sesuai dengan standarnya yaitu :

8) Rumah sakit tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan


daur ulang kecuali telah memiliki izin pemanfaatan kembali
dari instansi yang berwenang.
22

9) Pengumpulan limbah sitotoksik dilakukan dengan


menggunakan pewadahan yang memenuhi kriteria “kuat, anti
bocor, dan diberi label bertuliskan limbah sitotoksik”.
c. Pengumpulan, pengangkutan, dan penyimpanan limbah medis
padat di lingkungan rumah sakit
1) Pengumpulan dilakukan dalam tempat yang tertutup (tidak
boleh menggunakan tempat sampah terbuka)
2) Pengangkutan dilakukan dari setiap sumber penghasil limbah.
Pengangkutan dengan troli tertutup dan tidak boleh dicampur
dengan limbah non medis padat.
3) Limbah medis dapat ditampung dan disimpan di tempat
penyimpanan sementara namun lama penyimpanan harus
maksimal “48 jam pada musim hujan dan maksimal 24 jam
pada musim kemarau”.
d. Pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan ke luar rumah
sakit
1) Limbah medis padat dikumpulkan, dikemas pada tempat
yang kuat.
2) Limbah medis padat yang terkumpul dapat diangkut ke luar
rumah sakit dengan menggunakan “kendaraan khusus”, tidak
boleh menggunakan kendaraan sama yang digunakan untuk
mengangkut penumpang atau yang lainnya.
23

e. Pengolahan dan pemusnahan


1) Dilarang melakukan pembuangan limbah medis padat ke
tempat pembuangan akhir limbah domestik secara langsung
sebelum limbah dipastikan aman bagi kesehatan.
2) Pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat dapat
dilakukan dengan cara dan teknologi tertentu sesuai dengan
kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat yang
ada, baik dengan metode pemanasan (autoclave) atau dengan
metode pembakaran (insenerator).
2. Limbah Padat Non Medis
a. Pemilahan dan Pewadahan
1) Rumah sakit harus melakukan pemisahan antara limbah
padat non medis dengan limbah padat medis. Limbah pada
non medis dimasukan dalam kantong plastik berwarna
hitam.
2) Pewadahan
a) Pewadahan harus dilapisi kantong plastik warna hitam
sebagai pembungkus dan diberi lambang “domestik”
warna putih.
b) Kepadatan lalat harus kurang dari 2 (dua) ekor per
block grill di sekitar limbah, apabilah melebihi mka
perlu dilakukan pengendalian lalat.
b. Pengumpulan, Penyimpanan dan Pengangkutan
1) Upaya pengendalian harus dilakukan apabila tingkat
kepadatan lalat di tempat penampungan sementara lebih
24

dari 20 ekor per block grill atau tikus terlihat pada siang
hari.
2) Pengendalian terhadap serangga dan binatang pengganggu
harus dilakukan minimal satu bulan sekali (dalam kondisi
normal)
c. Pengolahan dan Pemusnahan
Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non medis
harus dilakukan sesuai kebijakan serta peraturan yang
berlaku.
3. Limbah Cair
Buangan limbah cair (effluent) rumah sakit sebelum
dibuang ke badan air atau lingkungan harus memenuhi standar
baku mutu yang berlaku yaitu sesuai “Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Rumah Sakit dan/ atau peraturan daerah setempat”.
4. Limbah Gas
Limbah gas yang dihasilkan dari buangan kegiatan rumah
sakit, khususnya pemusnahan limbah medis harus mengacu pada
ketentuan yang berlaku.
Pengelolaan limbah di rumah sakit dilakukan sejak limbah itu
dihasilkan dari sumbernya, dipilah, dikumpulkan, ditampung,
diangkut hingga dibuang dan/ atau dimusnahkan. Setiap upaya
pengelolaan harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
yang ada dan sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Pengelolaan yang
salah di awal akan mempengaruhi pengelolaan limbah selanjutnya
25

sehingga dapat mengurangi efektifitas dan efisiensi pengelolaan


limbah itu sendiri baik terhadap limbah medis, non medis maupun
limbah lainnya. Dengan demikian pengelolaan khusus limbah medis
padat rumah sakit adalah sbb :
1. Limbah padat medis
a. Pengurangan limbah/ “minimasi limbah”
1) Pertimbangkan penggunaan bahan yang minim
menghasilkan limbah dalam pembelian.
2) Upayakan penggunaan bahan kimia seminim mungkin
3) Utamakan metode pembersihan secara fisik dibandingkan
kimia.
4) Sebisa mungkin menghindari penggunaan bahan yang
dapat menjadi limbah.
5) Lakukan monitoring sejak awal pembelian hingga menjadi
limbah.
6) Lakukan pemesanan sesuai dengan yang dibutuhkan.
7) Gunakan bahan dengan masa expired date terdekat.
8) Gunakan isi kemasan sampai habis.
9) Lakukan pengecekan kadaluarsa dari setiap bahan pada
setiap pembelian atau pengantaran oleh distributor.
b. Pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang
Pemilahan dilakukan mulai dari limbah itu sendiri
dihasilkan apakah masuk dalam limbah infeksius, limbah
tajam, maupun limbah lainnya sesuai dengan karakteristik
limbah. Setiap limbah medis dengan karakteristik yang
26

berbeda memiliki pengelolaan yang berbeda, sehingga


tindakan pemilahan ini sangat penting dalam pengelolaan
limbah.
Limbah padat medis dapat ditampung dalam wadah
yang memenuhi persyatan yaitu harus berbahan “kuat, ringan,
tahan karat, kedap air dan bagian permukaan halus agar
seluruh permukaan mudah dibersihkan”. Pada rumah sakit,
sering dijumpai pewadahan dengan menggunakan bak
sampah yang tertutup, injak, dan bahan plastik/ fiberglass/
stainless steel sehingga mudah dibersihkan dan menghindari
infeksi nosokomial. Pewadahan yang tersedia harus
dipisahkan dengan limbah padat non medis.
Pewadahan dilapisi kantong plastik sesuai dengan
karakteristik limbahnya, untuk limbah medis umum dengan
kategori infeksius menggunakan kantong plastik berwarna
kuning. Limbah harus diangkut setiap hari atau beberapa kali
dalam sehari apabila 2/3 kantong telah terisi. Cara pengikatan
kantong plastik pun tidak sembarangan, agar menghindari
limbah keluar dari kantong plastik pada saat pengangkutan,
khususnya limbah dengan ukuran kecil dan/ atau cair.
Limbah medis tajam seperti jarum suntik, vial, pisau
operasi dan lainnya harus ditampung dalam tempat khusus
yang dikenal dengan sebutan safety box. Safety box harus
sesuai dengan standar agar tidak memungkinkan terjadinya
kebocoran, tumpahan maupun tertusuk bagi petugas.
27

Penggunaan safety box untuk limbah tajam secara disposable


dan tidak dibenarkan untuk mengeluarkan isi safety box dan
penggunaan kembali karena sangat berisiko terhadap petugas.
Tempat pewadahan limbah padat medis, meskipun
tidak kontak langsung dengan limbah (dilapisi kantong
plastik) tetap wajib dibersihkan segera sebelum dipergunakan
kembali. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan
desinfektan. Tidak diperkenankan menggunakan kembali
kantong plastik bekas atau yang telah terkontaminasi dengan
limbah sebelumnya.
Peralatan medis yang telah kontak dapat dipergunakan
kembali setelah melalui tahap sterilisasi. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan ethylene oxide maupun glutaraldehyde.
Pada penggunaan ethylene oxide, sebelum dilakukan injeksi
tangki reaktor harus dikeringkan. Penggunaan ethylene oxide
harus dilakukan oleh petugas yang terlatih karena sangat
berbahaya. Untuk penggunaan glutaraldehyde lebih aman
namun secara mikrobiologi kurang efektif.
c. Tempat penampungan sementara
Limbah padat medis yang terkumpul tidak langsung
serta merta dimusnahkan atau dikirim ke pihak luar melalui
kerja sama, melainkan perlu ditampung sementara dulu agar
pengerjaan dapat dilakukan sekaligus. Namun ada ketentuan
lama penampungan yang diatur dalam standar, dimana
disebutkan bahwa maksimal 24 jam limbah sudah harus
28

dibakar bagi rumah sakit yang mempunyai insenerator.


Sementara apabila tidak memiliki insenerator, maka dapat
melakukan kerjasama dengan pihak yang mempunyai ijin
pengangkutan dan/ atau pengolahan dalam waktu 24 jam
apabila disimpan pada suhu ruang. Dengan kata lain
diperlukan TPS limbah sebelum dibawa untuk dikelola lebih
lanjut. TPS harus diarea terbuka dan mudah dijangkau oleh
kendaraan, aman, bersih dan selalu kondisi kering.
d. Transportasi
Transportasi limbah padat medis meliputi kegiatan
pengangkutan limbah padat medis baik dari penghasil limbah
ke TPS maupun dari TPS ke luar lingkungan rumah sakit.
Limbah padat medis yang sudah terkumpul dalam kantong
plastik jika sudah terisi 2/3 dan/ atau 1 x 24 jam harus
diangkut ke TPS. Pengangkutan menggunakan troli yang
tertutup dan tidak dicampur dengan limbah padat non medis.
Troli harus mudah dibersihkan, tidak boleh tercecer dan
petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika
pengangkutan. Jalur pengangkutan merupakan jalur yang
berbeda dengan jalur pasien maupun jalur transportasi
makanan. Jika jalurnya sama, maka jam pengangkutan harus
dibedakan dengan jam pendistribusian makanan. APD yang
wajib digunakan oleh petugas yaitu “ Tutup kepala yang
mudah dibersihkan seperti topi/ helm, Pelindung pernafasan
(masker), kacamata (goggles), pakaian kerja yang menutupi
29

leher, badan, tangan hingga ujung kaki (wearpack), apron ,


sepatu boot/ sepatu tertutup, sarung tangan khusus
(disposable gloves atau heavy duty gloves)”.

Bagi rumah sakit yang tidak memiliki insenerator atau


teknologi lainnya dan harus mengirimkan limbah padat
medisnya ke pihak lain, maka kegiatan transportasi tidak
berhenti sampai di TPS saja. TPS dijadikan sebagai depo
pemindahan, kemudian limbah diangkut untuk diolah lebih
lanjut oleh pihak lain yang berizin. Pengangkutan dilakukan
oleh transportir yang berizin. Pengangkutan dapat dilakukan
dengan menggunakan kendaraan roda 4 (empat) atau lebih, dan/
atau roda 3 (tiga), dimana ketentuannya diatur dalam peraturan/
perundangan mengenai angkutan jalan.
Pengangkutan limbah menggunakan kendaraan bermotor
roda 3 (tiga) hanya dapat dilakukan jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1) Kendaraan bermotor milik sendiri atau barang milik negara
2) Limbah wajib ditempatkan dalam bak permanen dan tertutup
di belakang pengendara dengan ukuran lebar lebih kecil dari
120 cm dan tinggi lebih kecil dari atau sama dengan 90 cm
terukur dari tempat duduk atau sadel pengemudi. Bak
permanen tersebut harus dipasang simbol yang sesuai dengan
karakteristik limbah, limbah wajib diberi kemasan sesuai
30

dengan persyaratan kemasan limbah B3, dimana limbah


padat medis masuk dalam kategori limbah B3.
Pengangkutan limbah dengan alat angkut roda 3 (tiga)
harus mendapatkan izin dari Kepala Instansi Lingkungan
Hidup Provinsi jika pengangkutan dilakukan lintas
kabupaten/ kota dalam wilayah provinsi atau kabupaten/ kota
jika pengangkutan dilakukan dalam wilayah kabupaten/ kota.
e. Pengolahan, pemusnahan dan pembuangan akhir limbah
padat medis
Pengolahan dilakukan secara termal dengan
menggunakan berbagai peralatan seperti autoclave tipe alir
gravitasi dan/ atau tipe vakum, gelombang mikro, iradiasi
frekuensi radio dan/ atau insenerator. Pengolahan hanya
dapat dilakukan oleh penghasil limbah berizin. Izin ini
dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup setelah
memenuhi persyaratan lokasi dan peralatan serta teknis
pengoperasian peralatan limbah B3 secara termal.
Ada beberapa persyaratan yang tempat pengolahan
limbah padat medis yaitu “tidak berisiko banjir dan tidak
rawan bencana alam, atau dapat direkayasa dengan teknologi
untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, jarak
minimal tertentu” paling dekat 30 meter dari :
1) Jalan umum dan/ atau jalan tol.
2) Daerah pemukiman, perdagangan, hotel, restoran, fasilitas
keagamaan, dan pendidikan
31

3) Garis pasang naik laut, sungai, daerah pasang surut,


kolam, danau, rawa, mata air dan sumur penduduk
4) Daerah cagar alam, hutan lindung dan/ atau daerah lainnya
yang dilindungi
Pengolahan dengan menggunakan insenerator paling
sering ditemui. Pengoperasian insenerator dilarang untuk
limbah dengan kategori khusus seperti limbah B3 radioaktif,
limbah B3 dengan karakteristik mudah meledak dan/ atau
limbah B3 merkuri.
Limbah B3 dengan karakterstik patologis dan/ atau
benda tajam boleh dikubur apabila pada lokasi dihasilkannya
limbah patologis dan/ atau benda tajam tidak terdapat fasilitas
pengolahan limbah B3 menggunakan peralatan insenerator
limbah B3 dan penguburan limbah B3 tersebut harus
memperoleh persetujuan penguburan limbah B3 yang
diterbitkan oleh Kepala Instansi Lingkungan Hidup
Kabupaten/ Kota setelah berkoordinasi dengan instansi yang
bertanggung jawab di bidang kesehatan. Namun cara
penguburannya harus memenuhi persyaratan yang telah diatur
dalam “Permen LH dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan” yaitu :
32

1) Menguburkan limbah B3 di fasilitas penguburan limbah


B3 yang memenuhi persyaratan lokasi dan persyaratan
teknis penguburan limbah B3.
a) Bebas banjir
b) Berjarak paling rendah 20 m dari sumur dan/ atau
perumahan
c) Kedalaman kuburan paling rendah 1,8 m.
d) Diberikan pagar pengaman dan papan penanda kuburan
limbah B3
2) Pengisian kubur limbah B3 paling tinggi setengah dari
jumlah volume total, dan ditutup dengan kapur dengan
ketebalan paling rendah 50 cm sebelum ditutup dengan
tanah.
3) Memberikan sekat tanah dengan ketebalan paling rendah
10 cm pada setiap lapisan limbah B3 yang dikubur.
4) Melakukan pencatatan limbah B3 yang dikubur
5) Melakukan perawatan, pengamanan dan pengawasan
kuburan limbah B3
2. Limbah padat non medis
Limbah padat yang sifatnya non medis di rumah sakit
masuk dalam kategori sampah sejenis sampah rumah tangga
yang pengelolaannya telah diatur dalam “Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga” dimana pengelolaan
33

dilakukan meliputi upaya pengurangan dan penanganan


limbah.
Pengurangan limbah meliputi upaya pengurangan
segala sesuatu yang menghasilkan limbah, daur ulang limbah
dan pemanfaatan/ penggunaan kembali limbah. Untuk
kegiatan daur ulang, dapat dilakukan dengan penunjukan
pihak lain, namun pihak lain tersebut dalam melakukan
pendauran ulang limbah harus memiliki izin usaha dan/ atau
kegiatan.
Upaya penanganan limbah termasuk limbah padat non
medis dilakukan dengan melakukan pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan
akhir.
a. Pemilahan limbah padat non medis
Setiap penghasil limbah termasuk rumah sakit harus
melakukan kegiatan pemilahan terhadap limbah yang
dihasilkannya. Upaya pemilahan tersebut dilakukan
melalui kegiatan pengelompokkan limbah yang
mengandung B3, mudah terurai, dapat dimanfaatkan lagi
dan didaur ulang.
Upaya pemilahan dapat dilakukan sesuai dengan
kategori limbah yang ada, berlabel dan memiliki warna
pewadahan yang berbeda untuk memudahkan pengelolaan
selanjutnya. Sesuai ketentuan untuk limbah padat non
medis menggunakan kantok plastik hitam. Apabila ada
34

pembedaan antara limbah basah dan kering maka


pewadahan tempat nya pun harus dipisahkan yaitu warna
hijau (sampah basah) dan warna kuning (sampah kering).
b. Pengumpulan
Pengumpulan limbah padat non medis dilakukan
dengan menggunakan kantong plastik hitam dan/ atau
wadah (bak sampah) yang harus terpisah dengan limbah
padat medis. Wadah harus tertutup dan dari bahan yang
mudah dibersihkan. Diupayakan pewadahan tidak
memungkinkan adanya kontak tangan langsung dengan
bagian dalam bak sampah (diupayakan bak sampah injak).
Setelah dikumpulkan di masing-masing penghasil limbah,
maka pengumpulan selanjutnya dilakukan di Tempat
Penampungan Sementara (TPS). Rumah sakit wajib
memiliki TPS dimana TPS tersebut berada pada daerah
yang mudah diakses, tidak mencemari lingkungan,
lokasinya luas dan kapasitas sesuai kebutuhan serta
memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.
c. Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan mulai dari sumber dimana
limbah dihasilkan dengan menggunakan alat angkut (troli)
limbah yang tertutup, dibedakan atau dipisah dengan troli
yang digunakan untuk mengangkut limbah medis, mudah
dibersihkan. Pengangkutan dari sumber limbah minimal
dilakukan 2 (dua) kali sehari ke TPS. Hal ini dilakukan
35

agar menghindari penumpukan limbah yang akan


mengganggu estetika, kenyamanan pasien dan mencegah
terjadinya tempat perkembang biakan vektor dan
gangguan serangga serta binatang pengganggu seperti
tikus dan kucing.
Setelah limbah padat non medis diangkut ke TPS,
maka upaya pengangkutan selanjutnya akan dilakukan
dengan menggunakan alat angkut baik menggunakan
kendaraan roda tiga, pick up, maupun truk sesuai dengan
kebutuhan/ kapasitas limbah padat yang diangkut.
Pengangkutan dilakukan setiap hari ke TPA.
d. Pengolahan
Kegiatan pengolahan limbah padat non medis bisa
saja dilakukan di rumah sakit jika ada tenaga dan
teknologi yang mendukung. Upaya pengolahan tersebut
meliputi “kegiatan pemadatan, pengomposan, daur ulang
materi maupun daur ulang energi”.
e. Pemrosesan akhir
Pemrosesan akhir limbah padat non medis dilakukan
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pemerintah
kabupaten/ kota sebagai pelaksana dalam pemrosesan
akhir. Pemrosesan akhir biasanya dilakukan dengan
“metode lahan urug terkendali, metode lahan urug saniter
atau teknologi ramah lingkungan”. Lokasi TPA harus
memenuhi : “aspek geologi, hidrogeologi, kemiringan
36

zona, jarak dari lapangan terbang, jarak dari pemukiman,


tidak berada di kawasan lindung/ cagar alam, dan/ atau
bukan merupakan daerah banjir periode ulang 25 tahun,
dilengkapi dengan fasilitas dasar, fasilitas perlindungan
lingkungan, fasilitas operasi, dan fasilitas penunjang”.
3. Limbah Cair
Sama halnya dengan limbah padat, limbah cair rumah
sakit juga harus dilakukan upaya pengelolaan sejak limbah cair
itu dihasilkan hingga diolah dan dibuang ke lingkungan.
a. Pemilahan
Kegiatan pemilahan dalam pengelolaan limbah cair
ini dimaksudkan untuk memastikan tidak adanya limbah
padat yang ikut termasuk ke dalam saluran pembuangan
limbah cair dan yang diolah adalah limbah yang berbentuk
cair. Kegiatan pemilahan ini dapat dilakukan dengan adanya
bar screen atau penyaring di muara pembuangan atau
sumber limbah cair sebelum masuk ke saluran pembuangan
air limbah. Selain itu upaya pemilahan juga dilakukan
terhadap limbah cair dengan karakteristik tertentu, misalnya
pada limbah cair bahan kimia tertentu perlu adanya
pengenceran, penetralan dan atau perlakukan tertentu
sebelum dibuang ke saluran pembuangan air limbah.
b. Pengumpulan
Pengumpulan limbah cair di rumah sakit dibantu
dengan sistem perpipaan yang menghubungkan antara
37

muara pembuangan yang berasal dari sumber limbah


dengan bak penampung sementara. Ukuran bak penampung
disesuaikan dengan kebutuhan / kapasitas limbah yang
ditampung sebelum dialirkan ke bak pengolahan.
Pengumpulan dapat dilakukan dengan memanfaatkan
gravitasi (jika bangunan rumah sakit vertikal), namun jika
rumah sakit bentuknya memanjang atau horizontal maka
pengumpulan harus dibantu dengan pompa. Perpompaan
dapat dilakukan secara automatik dengan meletakan pompa
celup ke dalam bak penampungan atau secara manual
diletakan di atas bak penampung sementara. Masing-masing
dari sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing.
Limbah cair yang telah dikumpulkan di bak
penampung sementara akan dialirkan ke bak penampung
utama baik secara automatis maupun dengan
pendistribusian pompa manual. Kegiatan pengumpulan
mulai dari pendistribusian dan penampungan harus melalui
saluran yang tertutup dan kedap air. Setelah terkumpul di
bak penampung utama baru akan dialirkan ke bak
pengolahan untuk diproses selanjutnya.
c. Pengolahan
Berbagai teknologi banyak dilakukan dalam
pengolahan limbah, namun pada dasarnya pengolahan
limbah cair dilakukan secara fisika, biologi, kimia atau
38

kombinasi dari ketiga proses pengolahan tersebut. Proses


fisika meliputi screening treatment, ekualisasi, sedimentasi,
dan floatasi. Tujuan dilakukannya Screening treatment
adalah agar padatan/ sampah tidak terbawa dalam limbah
cair yang dapat mengganggu pengolahan dan menyebabkan
penyumbatan saluran pembuangan air limbahnya.
Ekualisasi dilakukan agar limbah cair berada dalam kondisi
homogen dan pH limbah yang ada berada dalam kondisi
netral. Apabila telah homogen dan netral maka limbah cair
tersebut siap untuk diolah secara biologi. Kegiatan
sedimentasi bertujuan untuk memisahkan padatan yang ada
di air dengan bantuan gravitasi sehingga air buangan yang
dihasilkan lebih jernih. Selain dengan sedimentasi, juga
dapat dilakukan floatasi atau penampungan agar padatan
terpisah dari air. Sistem floatasi ini dilakukan apabila
densitas partikel lebih kecil dibandingkan dengan densitas
air sehingga cenderung mengapung. Biasanya floatasi
dilakukan dalam proses pemisahan lemak dan minyak serta
pengentalan lumpur. Biasanya digunakan pada pretreatment
di gizi dan laundry.
Pembersihan zat-zat organik atau pengubahan zat
organik menjadi bentuk lain yang kurang berbahaya
merupakan tujuan dari pengolahan dengan sistem biologi.
Pengolahan biologi merupakan pengolahan sekunder dan
merupakan pengolahan yang paling murah dan efisien.
39

Namun mengingat karakteristik limbah cair yang beragam,


pengolahan tidak dapat hanya dengan memanfaatkan
bakteri dalam pengolahan biologi saja.
Proses pengolahan kimia biasa dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor,
dan zat organik beracun dengan menambahkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan. Biasanya digunakan klorin.
Penggunaan bahan kimia lain dapat digunakan tergantung
pada jenis dan jumlah limbah cair yang akan diolah serta
lingkungan setempat. Pada dasarnya proses kimia pada
limbah cair meliputi netralisasi, koagulasi dan flokulasi.
Netralisasi merupakan reaksi antara asam dan basa yang
menghasilkan air dan garam. Netralisasi air limbah yang
bersifat asam dapat dilakukan dengan penambahan NaOH
(natrium hidroksida), sedangkan netralisasi air limbah yang
bersifat basa dapat dilakukan dengan penambahan H2SO4
(asam sulfat). Pada limbah cair laboratorium, dapat
dilakukan pretreatment dengan memanfaatkan proses
pengolahan kimia misalnya menetralisir dan mereduksi
kandungan logam berat yang ada dalam limbah cair
sehingga tidak mengganggu pada unit IPAL utama.
Koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-
polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus di dalam
40

air limbah menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat


diendapkan, disaring atau diapungkan.
d. Pembuangan
Limbah cair yang telah melalui tahap pengolahan akan
dibuang ke lingkungan. Air buangan limbah cair harus
memenuhi baku mutu yang telah ditentukan sesuai dengan
“Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah” dan
atau peraturan daerah setempat. Pengukuran kualitas sesuai
dengan baku mutu yang telah ditentukan tersebut wajib
dilakukan minimal sebulan sekali dan dilaporan ke dinas
lingkungan hidup setempat. Pengukuran harian dilakukan
terhadap debit limbah cair baik inlet maupun outlet, serta
pengukuran pH harian. Pengukuran debit harian ini
dilakukan untuk memastikan tidak adanya kebocoran pada
saat pendistribusian limbah dan mengetahui jumlah limbah
cair yang dihasilkan dan diolah. Pengukuran ph harian
untuk memastikan kualitas pengolahan dan limbah yang
dibuang ke lingkungan berada dalam kondisi yang stabil
dan tidak terjadi pencemaran.
41

Berikut baku mutu air limbah bagi usaha dan/ atau


kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan Permen
LH Nomor 5 Tahun 2014 :
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melakukan
Pengolahan Limbah Domestik
Parameter Konsentrasi Paling Tinggi
Nilai Satuan
Fisika
Suhu 38 0C

Zat padat terlarut 2.000 mg/ L


Zat padat tersuspensi 200 mg/ L
Kimia
pH 6–9 mg/ L
BOD 50 mg/ L
COD 80 mg/ L
TSS 30 mg/ L
Minyak dan lemak 10 mg/ L
MBAS 10 mg/ L
Amonia Nitrogen 10 mg/ L
Total Coliform 5.000 MPN/ 100 ml

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melakukan


Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.
Fasilitas kesehatan yang melakukan pengelolaan
limbah B3, yang hasil pengolahannya disalurkan ke
IPAL maka wajib memenuhi baku mutu air limbah
domestik dan baku mutu air limbah dengan
parameter tambahan sebagai berikut :
42

Parameter Konsentrasi Paling Tinggi


Nilai Satuan
Kimia
pH 6–9
Besi, terlarut (Fe) 5 mg/ L
Mangan, terlarut (Mn) 2 mg/ L
Barium, (Ba) 2 mg/ L
Tembaga, (Cu) 2 mg/ L
Seng, (Zn) 5 mg/ L
Krom valensi enam, (Cr6+) 0,1 mg/ L
Krom total, (Cr) 0,5 mg/ L
Kadmium, (Cd) 0,05 mg/ L
Merkuri, (Hg) 0,002 mg/ L
Timbal, (Pb) 0,1 mg/ L
Stanum, (Sn) 2 mg/ L
Arsen, (As) 0,1 mg/ L
Selenium, (Se) 0,05 mg/ L
Nikel, (Ni) 0,2 mg/ L
Kobal, (Co) 0,4 mg/ L
Sianida, (CN) 0,05 mg/ L
Sulfida, (S=) 0,05 mg/ L
Flourida, (F-) 2 mg/ L
Klorin bebas, (Cl2) 1 mg/ L
Amoniak bebas, (NH3-N) 1 mg/ L
Nitrat (NO3-N) 20 mg/ L
Nitrit (NO2-N) 1 mg/ L
Senyawa aktif biru 5 mg/ L
metilen, (MBAS)
Fenol 0,5 mg/ L
AOX 0,5 mg/ L
PCBs 0,005 mg/ L
PCDFs 10 mg/ L
PCDDs 10 mg/ L

e. Limbah Gas
Limbah gas rumah sakit biasanya berasal dari proses
pembakaran. Limbah gas yang sering menjadi permasalahan
adalah limbah gas insenerator. Dalam pengelolaannya, limbah
gas insenerator menggunakan instalasi pengontrol polusi udara
43

dimana terdapat set scrubber atau sejenisnya dan dengan


memanfaatkan ketinggian cerobong minimal yaitu “20 m atau
apabila di sekitar bangunan terdapat bangunan lain yang
memiliki ketinggian lebih dari 20 m dalam radius 50 m maka
ketinggian cerobong harus 1,5 kali bangunan tertinggi tersebut
untuk insenerator yang mengolah limbah B3 dari fasilitas
kegiatan sendiri. Apabila ada bangunan yang memiliki
ketinggian lebih dari 30 m dalam radius 50 dari insenerator
maka ketinggian cerobong adalah 30 m atau 1,5 kali bangunan
tertinggi untuk insenerator yang mengolah limbah B3 sebagai
jasa”.
Untuk cerobong insenerator yang tinggi ini biasanya
disiapkan penangkal petir untuk menghindari sambaran petir
yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Selain itu,
mengingat perbandingan ketinggian cerobong dengan diameter
cerobong, maka diperlukan penyangga cerobong untuk
memastikan kekokohan cerobong (menghindari terjadinya
kemiringan cerobong). Pada cerobong perlu dipasang tangga
dengan pagar pengaman untuk memudahkan petugas
melakukan pengambilan sampling pada saat melakukan
pengukuran sampel udara emisi gas buangan.
Pengukuran emisi gas buang biasanya dilakukan oleh
pihak independen maupun laboratorium hygiene perusahaan
dan kesehatan yang ditunjuk. Pengukuran emisi ini dilakukan
terhadap beberapa parameter yang telah dipersyaratkan.
SOAL PRE TEST

Pilihlah salah satu jawaban yang benar !!!

1. Apa yang anda ketahui tentang perbedaan sampah medis dan non medis…
a. Sampah medis merupakan sampah hasil buangan dari suatu kegiatan medis sedangkan
sampah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran dll
b. Sampah non medis merupakan sampah hasil buangan dari suatu
kegiatan medis sedangkan sampah medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran dll
c. Sampah medis adalah sisa dari mahluk hidup yang mudah terurai secara alami sedangkan
sampah non medis adalah sampah yang mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
2. Akibat atau dampak buruk apa yang ditimbulkan jika kita tidak memilah sampah medis dan
non medis…
a. Lingkungan mejadi sehat
b. Menjadi sumber penyakit
c. Tanah menjadi subur
3. Sampah non medis dibuang pada tempat sampah berwarna…
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
4. Tempat sampah berwarna kuning khusus untuk sampah medis berupa …
a. Plastik/bungkus makanan, kertas, masker
b. Sarung tangan/handscoon, masker
c. Botol minuman, kertas, masker
5. Tempat sampah berwarna hijau khusus untuk sampah non medis berupa …
a. Plastik/bungkus makanan, kertas, masker
b. Sarung tangan/handscoon, masker
c. Botol minuman, kertas, plastik makanan
6. Warna pewadahan sampah medis infeksius dan benda tajam adalah...
a. Hitam
b. Merah
c. Kuning
7. Limbah layanan kesehatan terdiri dari…
a. Limbah benda tajam
b. A dan C benar
c. Limbah infeksius, Limbah kimia
8. Simbol sampah medis/infeksius yang anda ketahui…
a. c.

b.

9. Berikut adalah tahap pengolahan sampah medis, yaitu


a. Pemilahan, Penimbangan
b. Penyimpanan
c. A dan B benar
10. Kategori sampah fasilitas kesehatan terdiri dari…
a. Sampah medis dan non medis
b. Sampah plastik sampah kertas
c. Sampah basah dan sampah kering
LEMBAR JAWABAN
PRE TEST
Nama :
NIP/NRPTT :
Jabatan :
Unit Kerja :

NO A B C

10
SOAL POST TEST

Pilihlah salah satu jawaban yang benar !!!

1. Apa yang anda ketahui tentang perbedaan sampah medis dan non medis…
a. Sampah medis merupakan sampah hasil buangan dari suatu kegiatan medis sedangkan
sampah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran dll
b. Sampah non medis merupakan sampah hasil buangan dari suatu
kegiatan medis sedangkan sampah medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran dll
c. Sampah medis adalah sisa dari mahluk hidup yang mudah terurai secara alami sedangkan
sampah non medis adalah sampah yang mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
2. Akibat atau dampak buruk apa yang ditimbulkan jika kita tidak memilah sampah medis dan
non medis…
a. Lingkungan mejadi sehat
b. Menjadi sumber penyakit
c. Tanah menjadi subur
3. Sampah non medis dibuang pada tempat sampah berwarna…
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
4. Tempat sampah berwarna kuning khusus untuk sampah medis berupa …
a. Plastik/bungkus makanan, kertas, masker
b. Sarung tangan/handscoon, masker
c. Botol minuman, kertas, masker
5. Tempat sampah berwarna hijau khusus untuk sampah non medis berupa …
a. Plastik/bungkus makanan, kertas, masker
b. Sarung tangan/handscoon, masker
c. Botol minuman, kertas, plastik makanan
6. Warna pewadahan sampah medis infeksius dan benda tajam adalah...
a. Hitam
b. Merah
c. Kuning
7. Limbah layanan kesehatan terdiri dari…
a. Limbah benda tajam
b. A dan C benar
c. Limbah infeksius, Limbah kimia
8. Simbol sampah medis/infeksius yang anda ketahui…
a. c.

b.

9. Berikut adalah tahap pengolahan sampah medis, yaitu


a. Pemilahan, Penimbangan
b. Penyimpanan
c. A dan B benar
10. Kategori sampah fasilitas kesehatan terdiri dari…
a. Sampah medis dan non medis
b. Sampah plastik sampah kertas
c. Sampah basah dan sampah kering
LEMBAR JAWABAN
POST TEST
Nama :
NIP/NRPTT :
Jabatan :
Unit Kerja :

NO A B C

10
JAWABAN SOAL KUESIONER

Pilihlah salah satu jawaban yang benar !!!

1. Apa yang anda ketahui tentang perbedaan sampah medis dan non medis…
a. Sampah medis merupakan sampah hasil buangan dari suatu
kegiatan medis sedangkan sampah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan
dari kegiatan di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran dll
b. Sampah non medis merupakan sampah hasil buangan dari suatu
kegiatan medis sedangkan sampah medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran dll
c. Sampah medis adalah sisa dari mahluk hidup yang mudah terurai secara alami sedangkan
sampah non medis adalah sampah yang mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
2. Akibat atau dampak buruk apa yang ditimbulkan jika kita tidak memilah sampah medis dan
non medis…
a. Lingkungan mejadi sehat
b. Menjadi sumber penyakit
c. Tanah menjadi subur
3. Sampah non medis dibuang pada tempat sampah berwarna…
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
4. Tempat sampah berwarna kuning khusus untuk sampah medis berupa …
a. Plastik/bungkus makanan, kertas, masker
b. Sarung tangan/handscoon, masker
c. Botol minuman, kertas, masker
5. Tempat sampah berwarna hijau khusus untuk sampah non medis berupa …
a. Plastik/bungkus makanan, kertas, masker
b. Sarung tangan/handscoon, masker
c. Botol minuman, kertas, plastik makanan
6. Warna pewadahan sampah medis infeksius dan benda tajam adalah...
a. Hitam
b. Merah
c. Kuning
7. Limbah layanan kesehatan terdiri dari…
a. Limbah benda tajam
b. A dan C benar
c. Limbah infeksius, Limbah kimia
8. Simbol sampah medis/infeksius yang anda ketahui…
a. c.

b.

9. Berikut adalah tahap pengolahan sampah medis, yaitu


a. Pemilahan, Penimbangan
b. Penyimpanan
c. A dan B benar
10. Kategori sampah fasilitas kesehatan terdiri dari…
a. Sampah medis dan non medis
b. Sampah plastik sampah kertas
c. Sampah basah dan sampah kering
Definisi….!!!
Definisi….!!! Sampah Non Medis adalah semua
Sampah medis adalah limbah sampah padat diluar sampah padat
yang langsung di hasilkan dari medis yang di hasilkan dari berbagai
tindakan diagnosis dan tindakan kegiatan seperti kantor/administrasi
medis terhadap pasien. unit perlengkapan, ruang
tunggu,lingkungan sekitar kantor dan
tempat pelayanan.
JENIS SAMPAH MEDIS
1. Limbah Benda Tajam
“ Pengolahan Contoh : Contoh sampah non medis
Sampah Medis Dan Non jarum suntik, pecahan kaca 1. Sisa Makanan
Medis ” 2. Bungkus makanan
v 3. Kertas
2. Limbah Infeksius
4. Plastik
Contoh :
5. Botol air mineral
sarung tangan bekas, masker
v
bekas, alcohol swab bekas
xx
darah, lidi swab, rapid
antigen, baju hazmat.

3. Limbah Kimia
Contoh : alkohol

LABKESDA KOTA TERNATE


Sampah Non Medis Sampah Medis

Sarung tangan
Jarum Suntik
bekas
Pengaruh….!!!

1. Gangguan kenyamanan dan


estetika
Masker Bekas Baju Hazmat
2. Gangguan terhadap
kesehatan manusia
Rapid AntiGen
3. Gangguan genetik dan
Lidi Swab
reproduksi
PEMERINTAH KOTA TERNATE
UPTD LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
Jl. Sultan Iskandar M. Djabir Syah, Kelurahan Gamalama Kota Ternate Tengah
e-mail : labkesda.ternate@gmail.com, TLP ( 082292598869)

CAPAIAN NILAI PRE TEST DAN POST TEST STAF UPTD LABKESDA KOTA TERNATE
TENTANG PEMAHAMAN PETUGAS LABORATORIUM TERHADAP PENTINGNYA
PEMILAHAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS

100

90

80

70

60

50 Pre Test
Post Test
40

30

20

10

0
Sukmawati Winda Roslinda Farida Buju Uli

Pada capaian nilai pre test dan post test staf UPTD Labkesda Kota

Ternate tentang pemahaman petugas laboratorium terhadap pentingnya

pemilahan sampah medis dan non medis terjadi peningkatan, yang di mana

sebelum sosialisasi pre test di lakukan banyak terdapat nilai terendah 50 dan

tertinggi 80 dengan rata-rata 60 %, sedangkan setelah sosialisasi dilakukan dan


pembagian leaflet terjadi penigkatan pemahaman petugas UPTD Labkesda Kota

Ternate yang dimana nilai terendah 70 dan tertinggi 90 dengan rata-rata 78 %,

hal ini berarti sosialisasi tentang pengolahan sampah medis dan non medis

terlaksana dan mendapatkan hasil yang baik.


PROFIL MENTOR DAN ROLE MODEL

Nama : Riny Ariyani Amra, S.Si

NIP 19790228 200312 2 008

Golongan : Penata Tk.1/III-d

Jabatan : Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate

Instansi : UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate

Saya mengangkat ibu Riny Ariyani Amra, S.Si sebagai role model, karena
menurut saya sebagai Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota
Ternate, beliau dapat menjadi contoh yang baik dalam hal manajemen UPTD
Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate, beliau merupakan sosok yang
baik hati, sederhana, disiplin, ramah, telaten dalam bekerja serta selalu teliti
dalam mengerjakan sesuatu. Dalam kesehariannya di UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah Kota Ternate, beliau sangat akrab dan perhatian kepada staf
labkesda yang lain, sosok seperti inilah yang menginspirasi saya sehingga saya
menjadikan Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate
sebagai panutan di tempat kerja saya.
TESTIMONI DARI PETUGAS UPTD LABKESDA KOTA TERNATE

Menurut Roslinda Naser, A.Md.Kes

“ Dengan kegiatan ini saya menjadi lebih


terbiasa dalam membuang sampah medis dan
non medis yang sesuai dengan jenis warna
wadah yang telah disiapkan ”

Menurut Winda Ade, A.Md.AK

“ Dengan kegiatan ini saya menjadi tau apa


saja jenis-jenis yang termasuk dalam sampah
medis dan non medis ”
JADWAL AKTUALISASI HABITUASI MENGOPTIMALKAN PENGOLAHAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PETUGAS LABORATORIUM TERHADAP PENTINGNYA PEMILAHAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS
di UPTD LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH KOTA TERNATE

MARET APRIL MEI


No KEGIATAN TAHAPAH KEGIATAN
28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7

Datang ke UPTD Laboratorium


Kesehatan Daerah ( datang dan
mengisi absensi dengan tepat waktu )
Menyiapkan hal
teknis terkait Mengikuti apel pagi
1.
pelaksanaan
aktualisasi Menghadap dan mengkonsultasikan
kepada Kepala UPTD Labkesda
selaku mentor terkait pelaksanaan
rancangan aktualisasi

Mencari referensi tentang SOP


pemilahan, penimbangan
penyimpanan sampah medis dan
non medis
Membuat draf SOP pemilahan,
penimbangan, penyimpanan
sampah medis dan non medis
Menyusun SOP
Pemilahan,penimba Mencetak SOP pemilahan,
ngan,dan penimbangan penyimpanan
2 sampah medis dan non medis
penyimpanan
sampah medis dan Mengkonsultasikan draf SOP
non medis kepada Kepala UPTD Labkesda
selaku mentor untuk meminta
persetujuan

Menempel SOP pemilahan,


penimbangan, penyimpanan
sampah medis dan non medis

Mencari referensi tentang materi


sampah medis dan non medis
Menyusun dan mencetak
Pembuatan
kuesioner dan leaflet
3 kuesioner dan
Mengkonsultasikan kepada
leaflet
Kepala UPTD Labkesda selaku
mentor
Menggandakan kuesioner dan
leaflet
MARET APRIL MEI
No KEGIATAN TAHAPAH KEGIATAN
28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7

Membuat daftar hadir

Menyiapkan ruangan

Membagikan kuesioner untuk pretest


Melakukan
4
sosialisasi Mengumpulkan kembali kuesioner
pretest dan lakukan penilaian

Melakukan pembagian leaflet dan


lakukan sosialisasi
Melakukan post test
Menyiapkan format hasil dari
pengolahan sampah medis
Memakai APD
Melaksanakan Mengecek sampah medis dan
proses Pemilahan, non medis di setiap ruangan
penimbangan, dan laboratorium
5
penyimpanan
sampah medis dan Melakukan pemilahan,
non medis penimbangan, dan penyimpanan
sampah medis dan non medis

Mencatat hasil pengolahan


sampah medis dan non medis

Mengumpulkan data evaluasi pre


test, post test dan pengolahan
Melakukan
sampah medis dan non medis
evaluasi pre test,
post test dan
6 Menyimpulkan laporan
pengolahan
pelaksanaan kegiatan
sampah medis
dan non medis
Menyampaikan laporan ke Kepala
UPTD Labkesda selaku mentor
MATRIKS HABITUASI

kegia
kegiatan 2 kegiatan 3 kegiatan 4 kegiatan 5 kegiatan 6
Nilai Dasar indikator nilai Total
I II III I II III IV V I II III IV I II III IV V VI I II III IV V I II III
Responsivitas 0
Berorientasi
elayanan Kualitas 0
Kepuasan 2
Integritas tinggi 2
dapat Dipercaya 6
Konsisten 3
Akuntabel Transparan 8
Disiplin 3
Jujur 1
Bertanggung jawab 25
Kinerja Terbaik 13
Sukses 0
Kompeten Keberhasilan 6
Learning Agility 3
Ahli dibidangnya 0
Peduli 2
Harmonis Perbedaan 0
Selaras 5
Komitmen 1
Dedikasi 4
Loyal Kontribusi 4
Nasionalisme 3
Pengabdian 3

Inovasi 5

Adaptif Antusias terhadap


Perubahan 0

Proaktif 0
Kesediaan bekerja
sama 4
Kolaboratif
Sinergi Untuk Hasil
yang lebih baik 1
MATRIKS VISI MISI DAN TATA NILAI ORGANISASI

Keterkaitan Terhadap Visi Misi dan Tata Nilai Organisasi Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III Kegiatan IV Kegiatan V Kegiatan VI TOTAL

Mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri


Visi 6
dan Sejahtera

Menjadikan Laboratorium yang Bermutu


Misi 6
Terpercaya dan Terjangkau

Cepat
4

5
Tepat
Tata Nilai
2
Akurat

Pelayanan Sepenuh Hati


MATRIKS KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III Kegiatan IV Kegiatan V Kegiatan VI

Menyusun SOP Melaksanakan


Melakukan evaluasi
Menyiapkan hal Pemilhan, Proses Pemilhan,
Keterkaitan Dengan Kedudukan dan Peran Pembuatan pre test, post test,
teknis terkait Penimbangan, dan Melakukan Penimbangan, dan Total
ASN Kuesioner dan dan pengolahan
pelaksanaan Penyimpanan Sosialisasi Penyimpanan
Leaflet sampah medis dan
aktualisasi Sampah Medis dan Sampah Medis dan
non medis
Non Medis Non Medis

Manajemen ASN 6

Smart ASN 2
LAPORAN KEGIATAN
“ Mengoptimalkan Pengolahan Sampah Medis Dan Non Medis Untuk
Meningkatkan Pemahaman Petugas Laboratorium Terhadap Pentingnya
Pemilahan Sampah Medis Dan Non Medis ”

1.1 Latar Belakang

UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate merupakan salah

satu sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Ternate yang

pelayanannya menghasilkan sampah medis berbentuk padat. Sampah medis

padat di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate berasal dari

ruang pengambilan Sampel, Ruang Hematologi, Ruang Kimia Klinik, Ruang

Mikrobiologi Air, Ruang Mikrobiologi Makanan dan Minuman untuk Bidang

Kesehatan Masyarakat, Laboratorium Kesehatan Daerah memiliki kewajiban

untuk memelihara lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta memiliki

tanggung jawab khusus yang berkaitan dengan Sampah medis dan non

medis yang dihasilkan tersebut. Kewajiban yang dimaksud diantaranya

adalah kewajiban untuk memastikan bahwa penanganan, pengolahan serta

pembuangan sampah medis dan non medis yang dilakukan tidak akan

menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan dan lingkungan.

Pengolahan sampah medis dan non medis di UPTD Laboratorium

Kesehatan Daerah Kota Ternate melalui beberapa tahap, antara lain tahap

pemilahan, penimbangan, dan penyimpanan. Di antara tahapan tersebut,

tahapan pemilahan, penimbangan dan penyimpanan untuk sampah medis

padat dan sampah non medis masih belum optimal, terutama tahap

pemilahan yang berasal dari sumber yang menghasilkan sampah medis dan

non medis. Pengolahan sampah medis dan sampah non medis belum di

kelola dan di monitoring dengan benar, hal ini dapat membahayakan petugas

1
UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah maupun pasien yang berkunjung di

UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate karena sampah padat

non medis dapat mengundang datangnya binatang penggangu, sementara

sampah padat medis mengandung virus dan kuman yang berasal dari

aktivitas pelayanan medis yang dilakukan di pelayanan kesehatan. sampah

medis yang berasal dari pelayanan kesehatan dapat menjadi media

penyebaran gangguan kesehatan bagi petugas kesehatan dan masyarakat.

Laboratorium Kesehatan Daerah adalah unit pelaksana teknis di

bidang kesehatan, tentu haruslah mampu memberikan pelayanan publik yang

optimal berupa pengolahan sampah medis dan non medis sesuai sop untuk

menghindari penularan penyakit infeksius .oleh karena itu, penulis

mengangkat judul rancangan aktualisasi, “ Optimalisasi pengolahan

sampah medis dan non medis untuk meningkatkan pemahaman petugas

laboratorium terhadap pentingnya pemilahan sampah medis dan non

medis”.

1.2 Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk Mengoptimalkan pengolahan sampah medis dan

non medis sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) di

Laboratorium Kesehatan Daerah sehingga dapat memberikan pelayanan

yang prima agar masyarakat menjadi lebih senang dan puas atas pelayanan

yang di berikan dan selalu bekerja sama dengan petugas-petugas yang ada

di laboratorium kesehatan daerah agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

2
1.3 Waktu Kegiatan

Kegiatan aktualisasi dan habituasi ini dilakukan mulai dari tanggal 28 Maret

s/d 30 April 2022 di wilyah kerja UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah,

Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate.

1.4 Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan yaitu sampah medis dan non medis yang di hasilkan

petugas laboratorium yang melakukan pelayanan kesehatan di UPTD

Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Ternate.

1.5 Hasil Kegiatan

Hasil dari dilaksanakan kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-

nilai Berakhlak tentang optimalisasi pengolahan sampah medis dan non

medis untuk meningkatkan pemahaman petugas laboratorium terhadap

pentingnya pemilahan sampah medis dan non medis di UPTD Labkesda Kota

Ternate, maka tujuan kegiatan berhasil dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari

terlaksananya tiap tahapan kegiatan yang telah disusun, selain itu setelah

dilaksanakannya kegiatan aktualisasi penerapan SOP Pemilahan,

penimbangan, penyimpanan sampah medis non medis dan Sosialisasi

tentang sampah medis dan non medis serta melakukan pre test dan post test

pada petugas laboratorium dapat membuat proses pelayanan di UPTD

Labkesda lebih optimal, hal ini disebabkan karena adanya pemahaman

petugas UPTD Labkesda dalam proses pemilahan sampah medis dan non

medis setelah sosialisasi, di mana pada capaian nilai pre test dan post test

staf UPTD Labkesda Kota Ternate tentang pemahaman petugas laboratorium

terhadap pentingnya pemilahan sampah medis dan non medis terjadi

peningkatan, yang di mana sebelum sosialisasi pre test di lakukan banyak

3
terdapat nilai terendah 50 dan tertinggi 80 dengan rata-rata 60 %, sedangkan

setelah sosialisasi dilakukan dan pembagian leaflet terjadi penigkatan

pemahaman petugas UPTD Labkesda Kota Ternate yang dimana nilai

terendah 70 dan tertinggi 90 dengan rata-rata 78 %, hal ini berarti sosialisasi

tentang pengolahan sampah medis dan non medis terlaksana dan

mendapatkan hasil yang baik, Untuk capaian aktualisasi dan habituasi yang

lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut

SESUDAH
NO SEBELUM AKTUALISASI KETERANGAN
AKTUALIASASI

1. Belum adanya SOP Adanya SOP Pemilahan, Sesuai


Pemilahan, Penimbangan, Penimbangan,
Penyimpanan sampah medis Penyimpanan sampah
dan non medis medis dan non medis

2. Petugas UPTD Labkesda Petugas UPTD Sesuai


masih membuang sampah Labkesda membuang
medis dan non medis sampah medis dan non
sembarangan medis sesuai dengan
jenisnya

3. Sampah medis dan non Sampah medis dan non Sesuai


medis tercampur medis terpilah dengan
baik

4. Tidak ada penyimpanan Adanya tempat Sesuai


sampah medis sementara penyimpanan sampah
(masih menggunakan medis sementara
kantung plastic hitam besar)

5. Tidak ada timbangan untuk Adanya timbangan digital Sesuai


menimbang sampah medis gantung untuk
(menggunakan kotak yang menimbang sampah
dibuat manual menggunakan medis dan non medis
kayu)

4
1.6 Kesimpulan

Kegiatan aktualisasi habituasi dilakukan di UPTD Laboratorium

Kesehatan Daerah Kota Ternate dengan capaian aktualisasi yang berisi

kegiatan tentang mengoptimalkan pengolahan sampah medis dan non medis

untuk meningkatkan pemahaman petugas laboratorium terhadap pentingnya

pemilahan sampah medis dan non medis, kegiatan capaian aktualisasi ini

berjalan dengan baik dan sesuai dengan rancangan yang di agendakan, hal ini

dapat diharapkan agar petugas UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota

Ternate pada masing-masing ruangan dapat melakukan pemilahan sampah

medis dan non medis sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP),

sebelum di lakukan penimbangan dan penyimpanan oleh petugas kesehatan

lingkungan, dan juga dapat memudahkan petugas kesehatan lingkungan dalam

proses penimbangan dan penyimpanan sampah medis dan non medis, sehingga

aktivitas pelayanan medis di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota

Ternate dapat berjalan lebih optimal.

5
7

Anda mungkin juga menyukai