Anda di halaman 1dari 50

PENYUSUNAN AREA KEWENANGAN KLINIS BIDAN

DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia


PELAYANAN KEBIDANAN
BIDAN
Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan
program pendidikan kebidanan baik di dalam negeri maupun
di luar negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat
dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik
Kebidanan.

PELAYANAN KEBIDANAN
Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi,
dan/atau rujukan

UU Kebidanan No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan


TUGAS &WEWENANG BIDAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan Kesehatan Ibu

Pelayanan Kesehatan Anak

Pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan K B
Pelaksanaan tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang

Pelaksanaan tugas dalam


keadaan keterbatasan tertentu

( Sumber : UU No. 4 tahun 2019 tentang KEBIDANAN Pasal 46 )


PELAYANAN KESEHATAN IBU
Memberikan Asuhan
Memberikan Asuhan Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa
Kebidanan pada masa Kebidanan pada masa persalinan dan menolong
sebelum hamil kehamilan normal persalinan normal

1 2 3

4 5 6

memberikan Asuhan melakukan


pertolongan pertama melakukan deteksi dini kasus
Kebidanan pada risiko dan komplikasi pada
masa nifas kegawatdaruratan ibu
hamil, bersalin, nifas, masa kehamilan, persalinan,
pascapersalinan, nifas, serta
dan rujukan
asuhan pascakeguguran dan
dilanjutkan dg rujukan

( Sumber : UU No. 4 tahun 2019 tentang KEBIDANAN Pasal 49 )


PELAYANAN KESEHATAN ANAK

1 2 3 4

Melakukan pemantauan Memberikan


Memberikan Memberikan
Asuhan Kebidanan tumbuh kembang pada pertolongan pertama
imunisasi bayi, balita, dan anak
pada bayi baru sesuai kegawatdaruratan
lahir, bayi, balita, prasekolah serta deteksi pada bayi baru lahir
program
dan anak Pemerintah dini kasus penyulit, dilanjutkan dengan
prasekolah Pusat gangguan tumbuh rujukan
kembang, dan rujukan

( Sumber : UU No. 4 tahun 2019 tentang KEBIDANAN Pasal 50 )


PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI P EREMP UAN
DAN KELUARGA BERENCANA

Dalam
menjalankan 1 Melakukan komunikasi
tugas
Memberikan informasi Sesuai
memberikan 2 dengan
pelayanan
ketentuan
kesehatan Melakukan edukasi
reproduksi 3 peraturan
perundang-
perempuan dan
undangan
keluarga 4 Melakukan konseling
berencana,
Bidan Memberikan pelayanan
5 kontrasepsi
berwenang
Pelayanan Kespro dan Seksualitas Perempuan
KMK.01.07/Menkes/320/320 Th 2020 ttg
Stándar Profesi Bidan

Kesehatan Reproduksi dan


seksualitas perempuan
• Deteksi dini, komplikasi masalah kespro dan
seksualitas perempuan
• Promotif dan preventif dalam kespro dan
seksualitas perempuan
• Konseling kespro dan seksualitas perempuan
PELIMPAHAN W E W E N A N G

S E C A R A M A N D AT S E C A R A DELEGATIF

1 Diberikan oleh dokter kepada Bidan sesuai 1


kompetensinya
Diberikan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemda kepada Bidan dalam rangka:
2 Harus dilakukan secara tertulis a. pelaksanaan tugas dalam
keadaan keterbatasan tertentu;
3 Dengan tanggung jawab berada pada pemberi atau
pelimpahan wewenang b.Pelaksanaan program pemerintah

4
Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang
harus melakukan pengawasan dan evaluasi secara Diberikan dengan disertai pelimpahan
berkala 2 tanggung jawab
Conceptual Framework of Midwifery Care
by Using Midwives Profession Concept

T Women Centre-
Women-Centre
Partner C
H Independent
E Humanistic O
Comprehensive D
P • Asuhan E
Used Standards
H sesuai standar
of Mw• Care
Y Pertahankan O
ContiContinuity Well Born baby & ” Evidence
L Collaborative
“ Kenormalan
Evidence F
Healthy Mother
Persalinan “ Normal “
O nuity Achieve•MDG’s
Deteksi Risti BasedBased
S E
• Tind- emergensi
4&5 T
O Humanistic • Rujuk
P Holistic H
Team Work Holistic Co-hensive
H I
Y C

POLICY AND LAW/ REGULATION


REGULATION
Penyusunan
Area Kewenangan Klinis Bidan Praktisi
dalam Pelayanan Kesehatan
Dasar Hukum :
1. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-Undang N0.5 tahun 2014 tentang ASN
4. Undang Undang No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
5. Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
6. PP No. 67 tahun 2019 tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan
7. PP No. 17 tahun 2020 tentang Manajemen ASN
8. PerMenPAN-RB No. 36 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan
9. PerLAN No. 10 tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi PNS
10. Permenkes No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
11. Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
12. Permenkes No. 5 tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
13. Kepmenkes No. 320 tahun 2020 tentang Standar Profesi Bidan
14. Kepmenkes No. 1261 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Kerja Bidang Kebidanan
15. Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan No. 4719 tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Kredensial
Tenaga Kesehatan di Puskesmas
STANDAR PROFESI BIDAN
(Kepmenkes No. 320 TAHUN 2020)
STANDAR KOMPETENSI KERJA BIDANG KEBIDANAN
(Kepmenkes No. 1261 TAHUN 2022)
BERISIKAN :
1. STANDAR KOMPETENSI BERISIKAN STANDAR KOMPETENSI KERJA DENGAN 123 UNIT
2. KODE ETIK PROFESI KOMPETENSI YANG BISA DILAKSANAKAN DI FKTP &
DI FKRTL
23/08/22
• Pengembangan pelayanan kebidanan sesuai
kebutuhan dan kemajuan pelayanan Kesehatan
ditingkat nas dan global
ARAH PENGUATAN DAN • Bidan sebagai profesi yang terus berkembang,
PENGEMBANGAN PROFESI senantiasa mempertahankan dan meningkatkan
BIDAN
profesionalitasnya dengan mengikuti perkembangan
(Standar Profesi Bidan
Kmk No 320/2020 & UU
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kebidanan No 4 Th 2019) • Profesionalitas Bidan terkait erat dengan kompetensi
yang harus dimiliki, dipertahankan dan ditingkatkan
oleh setiap Bidan
• Bidan profesional harus memiliki kompetensi klinis
dan non klinis termasuk kompetensi sosial-budaya,
kemampuan kritis, analisis, advokasi dan inovasi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
Standar Kompetensi Ahli Madia Kebidanan
(Associate Professional midwife)

STANDAR PROFESI • Asuhan Kebidanan Esensial


BIDAN - adalah asuhan kebidanan
HK.01.07/MENKES yang diberikan kepada klien
/320/2020 bayi baru lahir (neonatus),
bayi, balita dan anak
prasekolah, masa kehamilan,
masa persalinan, masa nifas,
dan pelayanan keluarga
berencana. 13
Standar Kompetensi BIDAN
(Professional midwife)

STANDAR PROFESI • Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah


BIDAN - asuhan kebidanan yang diberikan kepada
HK.01.07/MENKES/320/ klien bayi baru lahir (neonatus), bayi, balita
2020 dan anak prasekolah, remaja, masa sebelum
hamil, masa kehamilan masa persalinan,
masa pasca keguguran, masa nifas, masa
antara, masa klimakterium, pelayanan
keluarga berencana, pelayanan kesehatan
reproduksi dan seksualitas perempuan.
14
LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN(STANDAR PROFESI BIDAN (HK.01.07/MENKES/320/2020)
Komponen Kompetensi Bidan Profesi Komponen Kompetensi Bidan Ahli Madya/vokasi
1. Bayi Baru Lahir/Neonatus 1. Bayi Baru Lahir (Neonatus)
2. Bayi, Balita dan Anak Prasekolah 2. Bayi, Anak Balita Dan Anak Prasekolah
3. Kespro Remaja 3. Masa Kehamilan
4. Masa sebelum hamil 4. Masa Persalinan
5. Masa Kehamilan 5. Masa Nifas
6. Masa Persalinan 6. Pelayanan Keluarga Berencana
7. Masa Pasca Keguguran 7. Keterampilan Dasar Praktik Klinis Kebidanan

8. Masa Nifas
9. Masa Antara
10. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
11. Masa Klimakterium
12. Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas

13. Keterampilan Dasar Praktik Klinis Kebidanan

15
SKEMA SUSUNAN STANDAR KOMPETENSI BIDAN INDONESIA

Standar kompetensi
BIDAN terdiri dari:
1. Standar kompetensi
lulusan pendidikan
profesi Bidan
dengan sebutan
Bidan
2. Standar kompetensi
lulusan pendidikan
Diploma III (tiga)
Kebidanan dengan
sebutan Ahli Madya
Kebidanan
Matriks Tingkat Keterampilan Klinis, Metode Pembelajaran dan Metode Penilaian

Tingkat Keterampilan :
1. Mampu memahami untuk diri sendiri
2. Mampu memahami dan menjelaskan
3. Mampu memahami, menjelaskan, dan melaksanakan dibawah supervisi
4. Mampu memahami, menjelaskan, dan melaksanakan secara mandiri
7 Area Kompetensi Bidan (1)
1. Area Kompetensi : Etik Legal dan Keselamatan Pasien
Kompetensi Inti : Penerapan etika, legal, dan keselamatan pasien dalam seluruh praktik
dan pelayanan kebidanan untuk perwujudan profesionalisme bidan

2. Area Kompetensi : Komunikasi Efektif


Kompetensi Inti : Kemampuan menggunakan teknik komunikasi efektif untuk interaksi
dengan klien, bidan, tenaga kesehatan lain, dan masyarakat dalam bentuk anamnesis,
konseling, advokasi, konsultasi, dan rujukan, dalam rangka memenuhi kebutuhan klien
bidan, dan menjaga mutu pelayanan kebidanan

3. Area Kompetensi: Pengembangan Diri dan Profesionalisme


Kompetensi Inti : Memahami keterbatasan diri, kesdaran meningkatkan kemampuan
profesional, dan mempertahankan kompetensi yang telah dimiliki, dserta senantiasa
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan termasuk teknologi dalam pelayanan
kebidanan, untuk memberikan yang terbaik bagi semua pemangku kepentingan

4. Area Kompetensi: Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan


Kompetensi Inti : Kemampuan aplikasi ilmu biomedik, kebidanan, ilmu kesehatan anak,
sosial budaya, kesehatan masyarakat, perilaku, humaniora, hukum kesehatan,
komunikasi secara terintegrasi untuk pemberian pelayanan kebidanan secara optimal,
terstandar, aman, dan efektif.
7 Area Kompetensi Bidan (2)
5. Area Kompetensi : Keterampilan Klinis Dalam Praktik Kebidanan
Kompetensi Inti : Kemampuan penerapan ketrampilan klinis dalam pelayanan
kebidanan berlandasakan bukti (evidence based) pada setiap tahap dan sasaran
pelayanan kebidanan – Standar Asuhan Kebidanan KmK 397/2007

6. Area Kompetensi: Promosi Kesehatan dan Konseling


Kompetensi Inti : Penggunaan pengetahuan dan ketrampilan untuk berperan
aktif dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan perempuan, dan anak dalam
bentuk-bentuk edukasi dan konseling masalah-masalah kesehatan khususnya
dalam bidang reproduksi perempuan.

7. Area Kompetensi: Manajemen dan Kepemimpinan


Kompetensi Inti : Kemampuan menerapkan prinsip manajemen dalam
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi setiap tahap pelayanan
kebidanan mencakup seluruh aspek manajemen, sehingga mampu menetapkan
prioritas masalah, dan menggunakan sumber daya secara efisien.
ASUHAN KEBIDANAN
Kepmenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/2007 ttg Standar Asuhan Kebidanan

Bidan memberikan asuhan kebidanan yang bersifat holistik, humanistik berdasarkan


evidence based dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan, dan memperhatikan
aspek fisik, psikologi, emosional, sosial budaya, spiritual, ekonomi, dan lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan, meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai kewenangannya

Permenkes No. 28 tahun 2017 ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
STANDAR ASUHAN KEBIDANAN – Menerapkan prinsip pasien safety

1. Pengkajian: Identifikasi factor resiko:


Data objektif – Pemeriksaan fisik dan penunjang
2. Perumusan diagnosa kebidanan
Antisipasi masalah potensial
3. Perencanaa asuhan kebidanan
Identifikasi kebutuhan tindakan segera/prioritas
Perencanaan komprehensif
4. Pelaksanaan asuhan kebidanan: tim bidan, konsultasi, IPC, merujuk:
sesuai standar – keselamatan pasien
5. Evaluasi pelaksanaanasuhan kebidanan
6. Pendokumentasian asuhan kebidanan
Kepmenkes
No. 938/Menkes/SK/VIII/2007
ttg Standar Asuhan Kebidanan

23/08/22 Emi PP IBI


Foundational Midwifery Graphic Representation
Knowledge, Skills, Professional Behaviours of Midwifery Care Process by ICM

Critical Thinking
Respectful Midwifery Care
1. Assessment
/Identification
Ask Ø History
Look
Listen Ø Physical Examination Feel
Ø Laboratory Findings

5. Evaluation 2. Decision-Making
Ø Needs met? Women Need Ø Organize data collected
Ø Problems resolved? Problem Ø Clarify needs/potential problems
Ø Woman satisfied? Ø Emergency action needed?
Ø Midwife self-assessment
Ø Reflection

Appropriate
Action
4. Implementation 3. Planning
Ø Timely, appropriate care Ø Prioritize needs
Ø Promote self-care Ø Create plan with woman
Ø Compassionate, culturally appropriate care Ø Need for consultation or referral?
Ø Safe care

6. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


23/08/22 Emi PP IBI
Penilaian Kredensial Bidan di Puskesmas mengacu
pada Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan No.
4719 tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
Kredensial Tenaga Kesehatan di Puskesmas
DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS BIDAN MENGACU PADA STANDAR PROFESI,
STANDAR KOMPETENSI KERJA KEBIDANAN DAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS BIDAN MENGACU PADA STANDAR PROFESI,
STANDAR KOMPETENSI KERJA KEBIDANAN DAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN (2)
DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS BIDAN MENGACU PADA STANDAR PROFESI,
STANDAR KOMPETENSI KERJA KEBIDANAN DAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN (3)
DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS BIDAN MENGACU PADA STANDAR PROFESI,
STANDAR KOMPETENSI KERJA KEBIDANAN DAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN (4)
DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS BIDAN MENGACU PADA STANDAR PROFESI,
STANDAR KOMPETENSI KERJA KEBIDANAN DAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN (5)
DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS BIDAN MENGACU PADA STANDAR PROFESI,
STANDAR KOMPETENSI KERJA KEBIDANAN DAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN (6)
MEKANISME KREDENSIAL & REKREDENSIAL
BIDAN DI PUSKESMAS
PUSKESMAS DINAS KESEHATAN KAB / KOTA
2
1 Penilaian TIM KREDENSIAL
kewenangan menilai menggunakan
Pengusulan
kredensial dari klinis Bidan instrument penilaian
Verifikasi & validasi
Bidan oleh Kepala 3
Puskesmas
Penerbitan TIM KREDENSIAL
kesimpulan menerbitkan Resume dari
rekomendasi seluruh rekomendasi
5 hasil penilaian rincian
kewenangan klinis Bidan
Penugasan
klinis (Clinical Kepala Puskesmas 4
Appointment) menetapkan Penetapan Ditetapkan oleh Kadinkes
penugasan klinis kewenangan Kab/Kota memuat nama
berdasarkan klinis Bidan Bidan, Daftar kewenangan
kewenangan klinis klinis Bidan, Masa berlaku
PENILAIAN KREDENSIAL & REKREDENSIAL BIDAN (1)

• Metode penilaian dg portofolio menggunakan instrumen penilaian yang telah


disusun oleh tim, yang dapat dilengkapi dengan wawancara dan observasi.
• Instrumen penilaian yg diperlukan antara lain daftar rincian kewenangan klinis
untuk tiap jenis tenaga kesehatan, termasuk Bidan.
• Daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege) diperoleh dg
cara:
1. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis (mengacu pada Kepmenkes No.
1261 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Kerja Kebidanan)
2. Mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis yg dilakukan secara
periodik
• Proses Penilaian :
1. Kajian dilakukan terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yg telah
diisi oleh Bidan pengusul
2. Apabila diperlukan, tim kredensial dapat membentuk panel atau panitia ad
hoc dg melibatkan IBI/mitra bestari yg sesuai dg kewenangan klinis yg
diminta berdasarkan standar pelayanan/standar kompetensi profesi Bidan.
PENILAIAN KREDENSIAL & REKREDENSIAL BIDAN (2)

• Aspek yang dinilai adalah kompetensi teknis, etika


profesi, dan kesehatan fisik dan mental.
• Hasil penilaian dirumuskan dlm bentuk rekomendasi yg
diberikan untuk setiap rincian kewenangan klinis yang
diusulkan.
Rekomendasi yg diberikan berupa:
1. Disetujui berwenang penuh;
2. Disetujui dibawah supervisi;
3. Tidak disetujui, karena belum memenuhi
kompetensinya; atau
4. Tidak disetujui, karena fasilitas tidak tersedia
Penerbitan kesimpulan rekomendasi
kewenangan Klinis Bidan di Puskesmas
Kesimpulan rekomendasi yg disampaikan dari hasil penilaian rincian kewenangan
klinis, meliputi :
1. Direkomendasikan, apabila semua kewenangan klinis disetujui sesuai dg yg
diusulkan.
2. Direkomendasikan dg catatan, apabila ada perbedaan antara rekomendasi yg
diberikan tim dengan kewenangan klinis yg diusulkan.
3. Tidak direkomendasikan, apabila seluruh kewenangan klinis yg diusulkan tidak
disetujui dan/atau terdapat masalah etik.

Penetapan kewenangan klinis, memuat :


1. Nama tenaga kesehatan pemohon;
2. Daftar rincian kewenangan klinis yang ditetapkan; dan
3. Masa berlakunya kewenangan klinis

Paling lama 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku ketetapan kewenangan klinis
berakhir, tenaga Bidan melalui Kepala Puskesmas harus mengajukan permohonan
rekredensial kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Peran Bidan dalam Pelayanan Kesehatan

Bidan Praktisi Bidan Koordinator

Bidan Manajer
Bidan Supervisor

Peran Bidan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi
PENGEMBANGAN JENJANG KARIR BIDAN (1)

• Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kebidanan diperlukan upaya


peningkatan kualitas dan kompetensi bidan serta pengembangan karir
profesional bidan dalam bentuk pengembangan jenjang karir bidan.

• Jenjang karir profesional merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja


dan profesionalisme, melalui peningkatan kompetensi untuk melaksanakan
asuhan kebidanan yg akuntabel & etis sesuai kewenangan.

• Jenjang karir merupakan jalur mobilitas vertikal yg ditempuh melalui


peningkatan kompetensi, diperoleh dari pendidikan formal berjenjang,
pendidikan informal yg sesuai/relevan maupun pengalaman praktik klinis
yg diakui.
PENGEMBANGAN JENJANG KARIR BIDAN (2)

§ Pengembangan jenjang karir bidan dpt berupa peningkatan level


kompetensi & kewenangan diikuti dg penghargaan material yg
memperhatikan tingkatan level karir bidan,

§ Dalam manajemen SDM Kesehatan, pengembangan karir pada saat ini


lebih menekankan pada posisi/jabatan baik struktural maupun fungsional
(job career)

§ Pengembangan karir profesional (profesional career) berfokus pada


pengembangan jenjang karir profesional yg sifatnya individual perlu
dikembangkan.
TUJUAN PENGEMBANGAN
JENJANG KARIR PROFESSIONAL BIDAN

• Meningkatan motivasi & kinerja serta mengurangi kebuntuan


karir bidan (dead end job/career)
• Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan & kriteria yg tlh
ditetapkan shg mobilitas karir berfungsi dg baik & benar;
• Meningkatkan profesionalisme bidan yg mampu memberikan
asuhan kebidanan yg aman, beriorientasi pada klien & keluarga,
adil, efektif, efisien;
• Meningkatkan kepuasan individu bidan terhadap bidang kerja
profesi yg ditekuninya.
DRAFT
BP V BM, BS, BK
POLA JENJANG KARIR
PROFESIONAL BIDAN

• Pengembangan sistem jenjang


karir profesional bidan ditujukan
bagi bidan praktisi yang BP IV
melakukan praktik sebagai BM, BS, BK
pemberi asuhan kebidanan di
fasilitas pelayanan kesehatan
BP III
• Secara utuh jenjang karir BM/ BS
profesional bidan di Indonesia
terdiri dari 4 kategori, meliputi
Bidan Praktisi (BP), Bidan BP II
Manajer (BM), Bidan Supervisor BM I
(BS) & Bidan Koordinator (BK).
BP I

BP O
DO :
• Bidan Praktisi adalah jenjang karir bidan dengan kemampuan tertentu dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,
bayi dan balita, kesehatan reproduksi perempuan, dan Keluarga Berencana

• Bidan Manajer (BM) adalah bidan yang karena kemampuannya mendapat


tanggung jawab mengelola pelayanan kebidanan mulai dari Perencanaan,
Pengorganisasian dan Penyelenggaraan Pelaksanaan Pelayanan baik di FKTP
dan di Rumah Sakit (FKRTL), baik sebagai pengelola tingkat bawah (front line
manager), tingkat menengah (middle management), maupun tingkat atas (top
manager).

• Bidan Supervisor adalah Bidan yang karena kemampuannya mendapat


tanggung jawab membina dan melakukan penyeliaan fasilitatif terhadap Bidan
Praktisi secara perorangan maupun berkelompok serta mengembangkan
manajemen kinerja klinik pelayanan kebidanan baik di FKTP dan di Rumah
Sakit (FKRTL).

• Bidan Koordinator adalah Bidan yang karena kemampuannya mendapat


tanggung jawab menggkoordinir Penyelenggaraan Pelayanan Kebidanan baik
di FKTP dan di Rumah Sakit (FKRTL).
DO BIDAN PRAKTISI (1)
Jenjang Bidan Praktisi yang memiliki kemampuan
melaksanakan asuhan kebidanan fisiologis pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita,
kesehatan reproduksi perempuan, dan Keluarga BIDAN PRAKTISI I
Berencana secara tim serta memperoleh bimbingan (BP I)
untuk penanganan masalah lanjut/kompleks

Jenjang Bidan Praktisi yang memilki kemampuan


melakukan asuhan kebidanan holistik pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita,
BIDAN PRAKTISI II
kesehatan reproduksi perempuan, dan Keluarga
Berencana dengan penyakit penyerta/bermasalah dan
(BP II)
melaksanakan pembelajaran klinis.

Jenjang Bidan Praktisi yang memiliki kemampuan


melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi, balita,
kesehatan reproduksi perempuan, dan Keluarga BIDAN PRAKTISI III
Berencana dengan komplikasi/patologis/ (BP III)
kegawatdaruratan, mengelola unit kebidanan serta
mengembangkan pelayanan kebidanan berdasarkan
bukti ilmiah dan melaksanakan pembelajaran klinis
DO BIDAN PRAKTISI (2)

Jenjang Bidan Praktisi yang memiliki kemampuan


melakukan asuhan kebidanan pada pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, kesehatan
reproduksi perempuan, dan Keluarga Berencana
dengan komplikasi/penyakit penyerta yang kompleks BIDAN PRAKTISI IV
dengan pendekatan tata kelola klinis secara (BP IV)
interdisiplin, multidisiplin, melakukan supervisi dan
riset untuk mengembangkan praktik kebidanan serta
mengembangkan pembelajaran klinis

Jenjang Bidan Praktisi yang memiliki kemampuan


memberikan konsultasi klinis tentang asuhan
kebidanan pada area spesifik dan kompleks, BIDAN PRAKTISI V
melakukan tata kelola klinik secara transdisiplin,
(BP V)
mengembangkan manajerial, dan keilmuan kebidanan
dalam praktik profesional, serta melakukan riset klinik
untuk pengembangan praktik, profesi dan
kependidikan kebidanan.
Bidan mampu menjawab tantangan “kebutuhan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak”
dengan membangun Interprofessional Collaboration

Bidan dapat memenuhi kebutuhan asuhan


kebidanan dalam konteks
Interprofessional collaboration
T E R I M A
K A S I H
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN BP V
(SERTIFIKASI BIDAN PRAKTISI)
• Bidan Profesi
BP IV dengan pengalaman
kerja ≥ 20 tahun
§ D-III Kebidanan • Bidan Advance
BP III dg pengalaman dengan pengalaman
kerja ≥ 19 tahun kerja ≥ 15 tahun
BP II § D-III Kebidanan dg § D IV Kebidanan • mempunyai sertifikat
pengalaman kerja ≥ dg pengalaman BP IV serta
10 tahun kerja ≥ 16 tahun sertifikasi teknis
§ D-III Kebidanan dg
§ D IV Kebidanan dg § Bidan Profesi dg
BP I pengalaman kerja ≥
pengalaman kerja ≥ pengalaman kerja
klinik kebidanan
5 tahun
8 tahun ≥ 12 tahun
§ D-III, DIV Kebidanan § D IV Kebidanan dg
§ Bidan Profesi dg
BP 0 & Bidan Profesi dg pengalaman kerja ≥
pengalaman kerja ≥
§ Bidan Advance dg
pengalaman kerja
pengalaman kerja ≥ 4 tahun
§ D-III, D IV 7 tahun ≥ 9 tahun
1 tahun § Bidan Profesi dg
Kebidanan & § Bidan Advance dg § mempunyai
§ Bidan Advance dg pengalaman kerja ≥
Bidan Profesi dg pengalaman kerja ≥ sertifikat BP III
pengalaman kerja 0 3 tahun
pengalaman 5 tahun dan sertifikasi
tahun § Bidan Advance dg
kerja 0 tahun § mempunyai sertifikat teknis klinis
§ mempunyai sertifikat pengalaman kerja ≥
§ mempunyai BP II dan sertifikasi kebidanan
BP 0 dan sertifikasi 1 tahun
sertifikat BHD teknis klinis
teknis klinis § mempunyai sertifikat
kebidanan
kebidanan BP I dan sertifikasi
teknis klinis
kebidanan

• D-III 0 -1 th • D-III : 10 - 19 th • D-III & D IV • Bidan Profesi &


• D-III : 1 - 5 th • D-III : 5 - 10 th
• D IV: 0 -1 th • D IV : 8 - 16 th hingga masa Advance hingga
• D IV : 1 - 4 th • D IV : 4 - 8 th
• Profesi 0 - 1 th • Profesi 7 - 12 th pensiun masa pensiun
• Profesi 1 - 3 th • Profesi 3 - 7 th
• Advance 5 – 9 th • Profesi 12 - 20 th
• Advance 0 – 1 th • Advance 1 – 5 th
• Advance 9 – 15 th
Pelayanan Kespro dan Seksualitas Perempuan
KMK.01.07/Menkes/320/320 Th 2020 ttg
Stándar Profesi Bidan

Kesehatan Reproduksi dan Kekerasan Seksual pada


seksualitas perempuan Perempuan:
• Deteksi dini, komplikasi • Konseling
masalah kespro dan
seksualitas perempuan • Tata Laksana awal pada
• Promotif dan preventif perempuan dengan
dalam kespro dan korban kekerasan fisik
seksualitas perempuan dan seksual sesuai
• Konseling kespro dan standar asuhan
seksualitas perempuan kebidanan
• Rujukan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/320/2020
TENTANG
STANDAR PROFESI BIDAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa sesuai ketentuan Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang


Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Pasal
18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Standar Profesi Bidan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6325);

Emi Nurjasmi 47
Contoh Pengajuan Kredensial/Rekredensial Lembar Verifikasi & Validasi Dokumen

Anda mungkin juga menyukai