Anda di halaman 1dari 17

KODE UNIT : C.10SRM00.007.

1
JUDUL UNIT : Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat
Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di tempat kerja pada industri pengolahan surimi
dan produk berbasis surimi.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengikuti prosedur K3 di 1.1 Prosedur K3 yang terkait dijelaskan
tempat kerja sesuai prosedur.
1.2 Semua pekerjaan dilakukan sesuai standar
operasional prosedur di tempat kerja.

2. Merespon tempat berbahaya, 2.1 Lokasi yang mengandung bahaya, beresiko dan
beresiko dan rawan kemungkinan kecelakaan kerja diidentifikasi
kecelakaan kerja sesuai standar K3 perusahaan.

2.2 Prosedur penanganan bahaya kerja


diikuti sesuai standar P3K.
3. Melakukan prosedur 3.1 Peralatan penanggulangan darurat digunakan sesuai
darurat pedoman penggunaan peralatan dan standar K3.

3.2 Luka akibat kecelakaan, kebakaran, keracunan yang


terjadi dilakukan pertolongan pertama sesuai
standar P3K.
3.3 Prosedur dan kebijakan tentang tanggap darurat di
tempat kerja dilaksanakan sesuai standar K3.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit kompetensi ini berlaku untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
tempat kerja pada industri pengolahan surimi produk berbasis surimi yang meliputi kegiatan
mengikuti prosedur K3 di tempat kerja, merespon tempat berbahaya, beresiko dan rawan
kecelakaan kerja, dan melakukan prosedur darurat.
2. Peralatan dan perlengkapan
Peralatan
 Alat pemadam api ringan (APAR)
 Alat pelindung diri
 Alat komunikasi
 Alat tulis menulis
 Hidran
 Kotak P3K
 Pakaian kerja
 Sirene
 Selang
 Sprinkle
Perlengkapan
 Peta evakuasi
 Format laporan K3
 Buku pedoman K3

3. Peraturan yang diperlukan


Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih dari
Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 186 Tahun 1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 75 Tahun 2002 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI-04-0225-2000 Mengenai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja

4. Norma dan standar


Norma(Tidak ada.)
Standar
Standar Operasional Prosedur (SOP) K3 Perusahaan
SNI-04-0225 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempa
Kerja
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan (K3) di tempat
kerja pada industri pengolahan surimi dan produk berbasis surimi.
Penilaian dilakukan dengan tes lisan, tertulis, demonstrasi, unjuk kerja atau simulasi.
Penilaian dilakukan di tempat kerja, dan/atau tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


Pengetahuan
Prosedur menghindari bahaya
Resiko bahaya kerja dan penanggulangan tanggap darurat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Keterampilan
Mengoperasikan alat pemadam api ringan (APAR)
Menggunakan peralatan P3K di tempat kerja

4. Sikap kerja yang diperlukan


Tepat melakukan semua pekerjaan sesuai standar operasional prosedur di tempat kerja dan
standar K3 Industri pengolahan surimi dan produk berbasis surimi

Teliti mengidentifikasi lokasi yang mengandung bahaya, beresiko dan kemungkinan


kecelakaan kerja sesuai standar K3 perusahaan
Tepat menggunakan peralatan penanggulangan darurat sesuai pedoman penggunaan peralatan
dan standar K3

5. Aspek kritis
Ketelitian mengidentifikasi lokasi yang mengandung bahaya, beresiko dan kemungkinan
kecelakaan kerja sesuai standar K3 perusahaan

Ketepatan menggunakan peralatan penanggulangan darurat sesuai pedoman penggunaan


peralatan dan standar K3
KODE UNIT : C.102130.033.02
JUDUL UNIT : Melaksanakan Sanitasi dan Higiene Selama Proses
Produksi Ikan Tuna Beku
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan sanitasi dan
higiene selama proses produksi ikan tuna beku.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan 1.1 Alat dan bahan sanitasi dan higiene selama
sanitasi dan proses produksi ikan tuna beku diidentifikasi.
higiene selama proses 1.2 Alat dan bahan sanitasi dan higiene disiapkan
produksi ikan tuna beku sesuai standar.

2. Melakukan sanitasi dan 2.1 Sanitasi peralatan dilakukan sesuai


higiene prosedur.
2.2 Higienis pekerja dilakukan sesuai
prosedur.
2.3 Sanitasi lingkungan dilakukan sesuai prosedur.
2.4 Proses sanitasi dan higiene dicatat pada form
yang telah ditentukan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit kompetensi ini berlaku untuk melaksanakan sanitasi dan higiene selama proses
produksi ikan tuna beku yang meliputi kegiatan menyiapkan alat dan bahan, serta
melakukan sanitasi dan higiene.
Yang dimaksud dengan bahan adalah termasuk kegiatan membuat larutan
pencucian/sanitasi dengan konsentrasi sesuai standar.

2. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan


Peralatan
 Peralatan sanitasi dan higiene
 Water pressure cleaner
 Insect killer
 Alkohol
 Klorin
 Sabun antiseptic
 Perlengkapan
 Form pencatatan
 Pakaian kerja

3. Peraturan yang diperlukan


Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19 Tahun 2010 tentang Pengendalian
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A Tahun 2013 tentang Persyaratan
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan
dan Distribusi

4. Norma dan standar


Norma
(Tidak ada.)
Standar
Standard Operating Procedure (SOP) Pembekuan Ikan Tuna
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Pembekuan Ikan Tuna
Manual mutu (Good Manufacturing Practice (GMP) dan
Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP))
Standar Nasional Indonesia (SNI) 4104, Tuna Loin Beku
Standar Nasional Indonesia (SNI) 4110, Ikan Beku

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja dalam melaksanakan sanitasi dan higiene selama proses
produksi ikan tuna beku.
Penilaian dilakukan dengan tes lisan, tertulis, demonstrasi/unjuk kerja dan/atau
simulasi.
Penilaian dilakukan di tempat kerja, dan/atau tempat uji kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


Pengetahuan
Sanitasi dan higiene industri perikanan
Kesehatan dan keselamatan kerja
keterampilan
Membuat larutan pencucian/sanitasi
Mengoperasionalkan alat kebersihan
Mengoperasionalkan insect killer
Mengoperasionalkan alat pengolahan data

4. Sikap kerja yang diperlukan


Cermat mengidentifikasi alat dan bahan sanitasi dan higiene selama proses produksi ikan
tuna beku
Cermat menyiapkan alat dan bahan sanitasi dan higienis
Cermat melakukan sanitasi peralatan
Cermat melakukan higiene pekerja
Cermat melakukan sanitasi lingkungan
Cermat mencatat proses sanitasi dan higienis pada form yang telah ditentukan

5. Aspek kritis
Kecermatan melakukan sanitasi peralatan
Kecermatan melakukan higiene pekerja
KODE UNIT : C.102900.017.01
JUDUL UNIT : Membuat Dodol Rumput Laut
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat dodol rumput laut.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan 1.1 Alat dan bahan diidentifikasi sesuai
kebutuhan.
1.2 Komposisi bahan baku dan bahan
tambahan ditetapkan sesuai prosedur.
1.3 Alat dan bahan disiapkan sesuai
standar.
2. Mengolah dodol rumput 2.1 Prosedur pengolahan ditentukan.
laut 2.2 Perendaman bahan baku dilakukan sesuai
prosedur.
2.3Penimbangan bahan baku dan bahan
tambahan dilakukan sesuai kebutuhan.
2.4 Pencucian bahan baku dilakukan sesuai
standar.
2.5 Pengolahan dilakukan sesuai standar.
2.6 Hasil olahan dikemas sesuai standar.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk menyiapkan alat, bahan baku, bahan tambahan, dan
mengolah rumput laut untuk membuat dodol rumput laut.

Yang dimaksud dengan alat dan bahan disiapkan adalah termasuk kegiatan
pencucian

2. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan


Peralatan
 Alat pengukur berat
 Alat pemotong
 Alat penghancur
 Wajan anti lengket
 Alat pengaduk
 Alat pemanas
 Wadah
 Gelas ukur
 Alat pencetak
 Alat penyaring
 Alat pengering
Perlengkapan
 Bahan baku utama
 Bahan baku tambahan
 Pakaian kerja

3. Peraturan yang diperlukan


Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2008 tentang Baku
Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pengolahan Rumput Laut
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Ketahanan Pangan Propinsi dan Kabupaten atau Kota
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 75/M-IND/PER/7/2010 tentang
Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Sertifikat Asal Rumput Laut
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang
Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB- IRT)
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2014 tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Produksi Pangan Olahan yang
Baik

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene


Sanitasi Jasaboga
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A Tahun 2013 tentang
Persyaratan Penjaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses
Produksi, Pengolahan, dan Distribusi

4. Norma dan standar


Norma
(Tidak ada.)
Standar
Peraturan Dirjen P2HP Nomor PER.09/DJ.P2HP/2010 tentang Persyaratan,
Tata Cara Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2354. 12 Penentuan
Rendemen (yield) Karaginan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2690 Rumput Laut Kering
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2802 Agar-Agar Tepung
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7761 Dodol Rumput Laut
Standar Nasional Indonesia (SNI) 8169 Penentuan Impurities
pada Rumput Laut
Standar Nasional Indonesia (SNI) 8168 Penentuan Clean
Anhydrous Weed (CAW) pada Rumput Laut

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan memilih bahan baku yang baik dan
menentukan komposisi bahan yang tepat dalam membuat dodol rumput laut.
Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan
simulasi di workshop, di tempat kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi
(TUK).

2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


Pengetahuan
Sanitasi higiene
Teknik pengolahan dodol rumput laut
Keterampilan
Mengoperasikan alat produksi

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1. Tepat dan cermat melakukan setiap tahapan pengolahan dodol rumput laut
sesuai prosedur

5. Aspek kritis
Kecermatan dan ketelitian dalam menetapkan komposisi bahan baku dan bahan
tambahan
KODE UNIT : C.102900.020.01
JUDUL UNIT : Membuat Permen Jelly
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
membuat permen jelly.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menyiapkan alat dan 1.1 Alat dan bahan diidentifikasi
bahan sesuai prosedur.
1.2 Komposisi bahan baku dan bahan
tambahan ditetapkan sesuai kebutuhan.
1.3 Alat dan bahan disiapkan sesuai
standar.
2. Mengolah permen jelly 2.1 Prosedur pengolahan ditentukan.
rumput laut 2.2 Perendaman bahan baku dilakukan
sesuai prosedur.
2.3Penimbangan bahan baku dan bahan
tambahan dilakukan sesuai kebutuhan.
2.4 Pemasakan tahap I bahan baku
dilakukan secara terpisah.
2.5 Pencampuran hasil pemasakan tahap I
dengan bahan tambahan dilakukan sesuai
prosedur.
2.6 Pemasakan tahap II dilakukan sesuai
prosedur.
2.7 Pencetakan dilakukan sesuai prosedur.
2.8 Pengeringan dilakukan sesuai prosedur.
2.9 Hasil olahan disiapkan untuk dikemas
sesuai prosedur.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk menyiapkan alat, bahan baku, bahan tambahan, dan
mengolah rumput laut untuk membuat permen jelly rumput laut.
Yang dimaksud dengan alat dan bahan disiapkan adalah termasuk kegiatan
pencucian

2. Peralatan dan perlengkapan


Peralatan
 Alat pengukur berat
 Alat penghancur
 Wajan anti lengket
 Alat pengaduk
 Alas pemotong
 Alat pemotong
 Alat pemanas
 Wadah
 Gelas ukur
 Alat pencetak
 Alat penyaring
 Alat pengering
Perlengkapan
 Bahan baku utama
 Bahan baku tambahan
 Pakaian kerja

3. Peraturan yang diperlukan


Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2008 tentang Baku
Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pengolahan Rumput Laut
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Ketahanan Pangan Propinsi dan Kabupaten atau Kota
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Sertifikat Asal Rumput Laut
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 715 Tahun 2003 tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Jasaboga

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A Tahun 2013 tentang
Persyaratan Penjaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses
Produksi, Pengolahan, dan Distribusi

4. Norma dan standar


Norma (Tidak ada.)
Standar
Peraturan Dirjen P2HP Nomor PER.09/DJ.P2HP/2010 tentang Persyaratan, Tata
Cara Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan

Standar Nasional Indonesia (SNI) 2354. 12 Penentuan Rendemen


(yield) Karaginan

Standar Nasional Indonesia (SNI) 2690 Rumput Laut Kering

Standar Nasional Indonesia (SNI) 2802 Agar-Agar Tepung

Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4497-1998 Penetapan kadar agar dari rumput
laut

Standar Nasional Indonesia (SNI) 7688.1 tentang Semi Refine Carrageenan-


Bagian 1 : Spesifikasi

Standar Nasional Indonesia (SNI) 7688.2 tentang Semi Refine Carrageenan-


Bagian 2 : Persyaratan Bahan Baku

Standar Nasional Indonesia (SNI) 7688.3 tentang Semi refine carrageenan–Bagian 3


: Penanganan dan Pengolahan

Standar Nasional Indonesia (SNI) 8169 Penentuan Impurities

pada Rumput Laut

Standar Nasional Indonesia (SNI) 8168 Penentuan Clean Anhydrous Weed (CAW)
pada Rumput Laut

Standar Nasional Indonesia (SNI) 8170 Alkali Treated Seaweed Chips


(ATSC)

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan memilih bahan baku yang baik dan
menentukan komposisi bahan yang tepat dalam membuat permen jelly rumput
laut.
Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan
simulasi di workshop, di tempat kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi
(TUK).
2. Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


Pengetahuan
Sanitasi hygiene
Teknik pengolahan rumput laut
Keterampilan
Mengoperasikan alat produksi

4. Sikap kerja yang diperlukan


Tepat dan cermat melakukan setiap tahapan pengolahan permen jelly rumput laut
sesuai prosedur

5. Aspek kritis
Kecermatan dan ketelitian dalam menetapkan komposisi bahan baku dan bahan
tambahan
Kecermatan dan ketelitian dalam melakukan pemasakan
KODE UNIT : C.102900.022.01
JUDUL UNIT : Membuat Selai Rumput Laut
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat selai rumput laut.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menyiapkan alat dan 1.1 Alat dan bahan diidentifikasi
bahan sesuai prosedur.
1.2 Komposisi bahan baku dan bahan
tambahan ditetapkan sesuai kebutuhan.
1.3 Alat dan bahan disiapkan sesuai
standar.
2. Mengolah selai rumput 2.1 Prosedur pengolahan ditentukan.
laut 2.2 Perendaman bahan baku dilakukan
sesuai standar.
2.3Penimbangan bahan baku dan bahan
tambahan dilakukan sesuai kebutuhan.
2.4 Penghalusan bahan baku dilakukan
sesuai prosedur.
2.5 Pemasakan bahan baku dilakukan
sesuai prosedur.
2.6 Penurunan suhu dilakukan sesuai
prosedur.
2.7 Hasil olahan dikemas sesuai prosedur.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk menyiapkan alat, bahan baku, bahan tambahan, dan
mengolah rumput laut untuk membuat selai rumput laut.
Yang dimaksud dengan alat dan bahan disiapkan adalah termasuk kegiatan
pencucian.

2. Peralatan dan perlengkapan


Peralatan
 Timbangan
 Alat penghancur
 Wajan anti lengket
 Alat pengaduk
 Alas pemotong
 Alat pemotong
 Alat pemanas
 Wadah
 Gelas ukur
 Alat penyaring
Perlengkapan
 Bahan baku utama
 Bahan baku tambahan
 Pakaian kerja

3. Peraturan yang diperlukan


Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2008 tentang Baku
Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pengolahan Rumput Laut
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten atau Kota
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2013 tentang Sertifikat
Asal rumput Laut
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 715 Tahun 2003 tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Jasaboga
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A Tahun 2013 tentang
Persyaratan Penjaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses
Produksi, Pengolahan, dan Distribusi

4. Norma dan standar


Norma
(Tidak ada.)

Standar
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2354. 12 Penentuan
Rendemen (yield) Karaginan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2690 Rumput Laut Kering
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2802 Agar-Agar tepung
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4497-1998 Penetapan Kadar Agar dari
Rumput Laut
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6236-2000 Manisan
Rumput Laut dalam Kemasan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 8169 Penentuan Impurities
pada rumput laut
Standar Nasional Indonesia (SNI) 8168 Penentuan Clean Anhydrous Weed (CAW)
pada rumput laut
Standar Nasional Indonesia (SNI) 8170 Alkali Treated Seaweed
Chips (ATSC)
Peraturan Dirjen P2HP Nomor PER.09/DJ.P2HP/2010 tentang Persyaratan,
Tata Cara Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan memilih bahan baku yang baik dan
menentukan komposisi bahan yang tepat dalam membuat selai rumput laut.
Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan
simulasi di workshop, di tempat kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan


Pengetahuan
Sanitasi higiene
Teknik pengolahan rumput laut
Keterampilan
Mengoperasikan alat produksi

4. Sikap kerja yang diperlukan


Tepat dan cermat melakukan setiap tahapan pengolahan selai rumput laut

5. Aspek kritis
Kecermatan dan ketelitian dalam menetapkan komposisi bahan baku dan bahan
tambahan

Anda mungkin juga menyukai