MK.PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN
PRODI S1 PENDIDIKAN
ANTROPOLOGI
SKOR NILAI:
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
OKTOBER 2019
EXCECUTIVE SUMMARY
Buku ini berjudul “Pendidikan Agama Kristen” yang ditulis oleh Pdt. Dr. Sampitmo
Habeahan, M.Th, M.Pd.K, D.Th. pada tahun 2019. Tujuan diterbitkannya buku ini yaitu
untuk mencipta manusia-manusia yang memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai agama,
budaya dan kewarganegaraan dan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Memiliki kepribadian yang mantap, berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis,
dan dinamis, berpandangan luas, dan bersikap demokratis yang berkeadaban dan agar
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai kristiani yang bersumber dari
pemahamannya akan Allah dan hakikat manusia, serta mampu menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang kritis,rasional,etis, dan dinamis.
Buku ini terdiri dari 9 bab yang masing-masing bab menjelaskan materi yang
berbeda-beda. Bab 1 menjelaskan tentang “Fungsi Agama Dalam Kehidupan”. Bab 2
menjelaskan tentang “Ajaran Allah Menurut Alkitab. Bab 3 menjelaskan tentang “Manusia
Menurut Ajaran Kristen”. Bab 4 menjelaskan tentang “Etika Dan Pembentukan Karakter
Kristiani”. Bab 5 menjelaskan tentang “Hubungan Iman Kristen Dengan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni”. Bab 6 menjelaskan tentang “Menciptakan Kerukunan Antar Umat
Beragama. Bab 7 menjelaskan tentang “Manusia Sebagai Penjaga Ciptaan Allah”. Bab 8
menjelaskan tentang “Pergaulan Yang Baik Menurut Iman Kristen”. Bab 9 menjelaskan
tentang “Budaya”.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas
Critical Book Review ini dengan judul buku yang kami review “Pendidikan Agama Kristen”
yang ditulis oleh Pdt. Dr. Sampitmo Habeahan, M.Th, M.Pd.K, D.Th.
Critical Book Review ini kami buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan, semoga Critical Book Review ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Dalam penulisan Critical Book
Review ini kami tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak
lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :
Kami menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Critical Book Review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya
bagi para pembaca.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
EXCECUTIVE SUMMARY......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR.........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan CBR.....................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan CBR...................................................................................................1
1.4 Identitas Buku...................................................................................................................1
1.4.1 Identitas Buku Utama....................................................................................................1
1.4.2 Identitas Buku Pembanding...........................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
RINGKASAN ISI BUKU..........................................................................................................3
2.1 Ringkasan Buku Utama....................................................................................................3
2.2 Ringkasan Buku Pembanding...........................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................16
PEMBAHASAN......................................................................................................................16
3.1 Pembahasan Isi Buku.....................................................................................................16
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama dan Pembanding...........................................18
3.2.1 Kelebihan Buku...........................................................................................................18
3.2.2 Kekurangan Buku........................................................................................................18
BAB IV....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
4.2 Saran...............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
LAMPIRAN.............................................................................................................................20
Gambar 1.1 Buku Utama......................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tebal Buku : 146 halaman
Edisi : Cetakan 1
2
BAB II
3
Pada Bab 3 manusia dijelaskan dalam pandangan alkitab dan diluar alkitab,
bahwa manusia dipandang dalam agama Islam sebagai Makhluk Allah sedangkan
pandangan Hindu manusia batiniah dan lahiriah mengalir dari jiwa yang identik
dengan brahman, menurut Budha, manusis terdiri dari nama rupa yakni unsur
rohani dan jasmani, dan menurut kebatinan terdiri dari 3 bagian yaitu, badan kasar,
badan halus dan jiwa. Menurut Alkitab bahwa manusia diberikan mandat yaitu
tugas dan tanggung jawab yang membedakan manusia dari segala ciptaan-ciptaan
yang ada. Manusia itu terbatas karena diciptakan dari debu tanah dan manusia hidup
karena anugerha Allah sehingga manusia memiliki hati nurani yang mengetahui
mana yang baik dan yang jahat, manusia dicipta seturut gambar dan rupa Allah.
Dalam bab ini dijelaskan bagaimana manusia bisa jatuh kedalam Dosa dan apa
akibatnya. Manusia (Adam dan Hawa) memakan buah pohon terlarang dan
akibatnya manusia jatuh kedalam dosa, dari dosa itulah hubungan manusia terputus
dari Allah dan manusia mengalami kematian (Ibrani 9:27). Satu-satunya harapan
yaitu dengan hanya percaya dan menerima Tuhan Yesus maka terlepas dari
hukuman dosa (Yohanes 5:24).
Bab 4: Etika dan Pembentukan Karakter Kristiani
Dalam Bab 4 menjelaskan bagaimana etika dan karakter dapat terbentuk
dalam iman kristen. Etika adalah tingkah laku sedangkan moral adalah kelakuan
manusia. Dalam bab ini dijelaskan bagaimana moral dapat terbentuk menurut diluar
kekristenan yaitu dengan menghormati adat yang sudah diwariskan dari leluhur.
dalam pandangan agama kristen perbuatan baik adalah salah satu ajaran kristen
yang paling menonjol, namun harus diingat bahwa motif perbuatan baik menurut
iman kristen jauh berbeda dengan motif perbuatan baik menurut masyarakat suku,
aliran filsafat, atau agama lain. perbuatan baik yang dilakukan oleh orang Kristen
lahir sebagai sebuah iman, kepercayaan dan pembenaran Yesus Kristus. Pada Bab
ini dijelaskan juga beberapa konflik yang sudah terjadi pada umat manusia yang
mengancam moral dan etika yaitu isu-isu moralitas sosial, penyalah-gunaan
Narkoba dan obat-obat terlarang (NAZA), Free-Sex (sex bebas), Hidup porno,
melakukan tawuran dan tindak kekerasan, KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) dan
suap-sisip-sogok. Masalah-masalah tersebut tentu akan membuat etika dan moral
umat manusia menjadi buruk yang menyebabkan masalah-masalah tersebut akan
semakin marak terjadi jika tidak diperbaiki moral dan etik pada umat manusia yang
melakukan permasalahan tersebut.
4
Bab 5:Hubungan Iman Kristen Dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.
Bab 5 menjelaskan bagaimana Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni dapat
mempengaruhi Iman Kristen. Pada Bidang ilmu pengetahuan hubungan iman
kristen dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak ada bahwa akal budilah yang
dianggap sebagai kunci yang dapat membuka segala rahasia, adanya sintesa antara
iman dengan akal budi manusia dan iman itu memberi pengetahuan dan pengertian
yang benar ini menurut hasil cara berpikir manusia. Sedangkan menurut Iman
Kristen bahwa keyakinan iman kristen yaitu bahwa Umat Kristiani percaya Tuhan
adalah pencipta segala sesuatu (Kejadian 1:1-31). Allah adalah kasih (1 Yohanes
4:8). Manusia telah jatuh kedalam dosa dan upah dosa adalah maut (Roma 3:23).
Keselamatan adalah anugerah di dalam Yesus Kristus melalui pengorbanan-Nya di
Kayu Salib (Yohanes 3:16; Roma 5:8). Ada beberapa Krisis nilai yang dijelaskan
pada bab ini yaitu Krisis nilai dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan, Krisis Nilai
dalam pengertian Teknologi dan krisis nilai dalam pengembangan kesenian. Dalam
kesenian ada seni drama, seni rupa,dan seni musik. Humaniora dapat diartikan
sebagai pendidikan yang dianggap berarti untuk menciptakan manusia Indonesia
seutuhnya dengan kata lain memanusiawikan manusia Indonesia.
Bab 6: Menciptakan Kerukunan Antar Umat Beragama
Bab 6 menjelaskan bagaimana menciptakan kerukunan antar umat beragama
dijelaskan bahwa kerukunan dapat diartikan sebagai saling mengakui,menghargai,
toleransi yang tinggi antar umat beragama dalam masyarakat multikultural sehingga
umat beragama dapat hidup rukun, damai dan berdampingan. Ada beberapa bentuk
hubungan antara Umat Beragama yaitu sikap Eksklusivisme bahwa agamanya
paling benar, sikap inklusivisme dapat memahami dan menghargai agama-agama
lain, Pluralisme sikap menerima menghargai dan memandang agama lain
sebagaimana yang baik dan benar serta memiliki jalan keselamatan. Kerukunan
umat beragama perlu dilakukan oleh Kerukunan hidup intern umat beragama yang
sama, kerukunan hidup umat beragama dengan pemerintah, dan kerukunan hidup
antar umat beragama. Umat beragama perlu bertoleransi antar umat beragama yang
lain artinya bahwa setiap agama harus tegas dan teguh pada ajaran kepercayaannya.
Dalam bab ini dijelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab mengganggu
kerukunan hidup beragama yaitu sikap mental negatif, faktor SARA (suku agama
ras dan antar golongan), faktor perbedaan tingkat kebudayaan dan faktor mayoritas
dan minoritas golongan beragama. Umat Kristen dalam kehidupannya sebagai saksi
5
kristus dan teman serta pelayan bagi sesama umat beragama lain, maka salah satu
perilaku yang harus diperlihatkan dan ditunjukkan oleh orang Kristen adalah
kemampua berdialog dan bermusyawarah.
Bab 7:Manusia Sebagai Penjaga Ciptaan Allah
Pada bab 7Alkitab menjelaskan bahwa ada dua Mandat Ilahi, pertama adalah Mandat
Ilahi Kultur (fisikal) dan yang kedua adalah Mandat Ilahi Pembaharuan (rohani).
6
ternak dan seluruh bumi. Ayat ini mengartikan agar manusia melakukan perintah
itu untuk kelangsungan hidup manusia.
4. Tindakan manusia terhadap Lingkungan
Sebagaimana mandat Ilahi kultur yang disampaikan kepada manusia
pada masa pra dosa, di Taman Eden dimana Allah berfirman bahwa dunia ini
dihuni, ditaklukkan , dikuasai, dikerjakan dan dipelihara sebagai tempat tinggal
yang baik. Sesudah kejatuhan manusia kedalam dosa tanggung jawab manusia
diperbesar lagi.
5. Manusia dan Alam
Hubungan manusia dengan alam bukan saja dalam hubungan
dominio(menguasai) akan tetapi juga hubungan kononia(persekutuan). Alam
sebagai sumber kehidupan manusia harus dijaga dan dilestarikan.
6. Krisis Ekologi
Krisis lingkungan disebabkan krisis moral manusia, dimana manusia
terlalu rakus dan serakah juga egois. Dosa telah menyebabkan krisis moral bagi
manusia sehingga berdampak bagi krisis ekologi.
7. Allah Menyelamatkan Ciptaannya
Ciptaan Allah atau alam adalah wujud dari kasih cinta Tuhan terhadap
manusia. Itulah sebabnya ciptaan Tuhan harus dipelihara dan dilestarikan
bukannya dirusak. Tuhan sudah memberikan akal budi kepada manusia dan satu-
satunya dari ciptaan yang memiliki akal budi diberikan tanggung jawab.
8. Kondisi Indonesia
Orang Kristen Indonesia sebagai warga gereja harus menyadari bahwa
memelihara lingkungan hidup merupakan sebuah pelayanan.Warga gereja
bertanggung jawab penuh untuk menjaga keutuhan ciptaan, kita dituntut untuk
menjadi teladan dalam menata dunia ini.
7
tahun.Tentulah tiap tiap masa manusia mempunyai ciri ciri yang berbeda. Pada masa
kanak-kanak masih hidup dalam ketergantungan dan kesiapan, membentuk tingkah
laku yang mempengaruhi pribadinya sepanjang hidupnya. Pada masa remaja
bertumbuh menjadi besar dan sudah berusia belasan tahun, ia masih mencari jati diri
supaya menjadi pribadi yang utuh. Kemudian pada masa dewasa proses pertumbuhan
dan pendewasaan yang berjalan secara terus-menerus.
3. Sahabat sejati
Mengerti dan menerima keberadaan seseorang itulah yang disebut
dengan sahabat sejati. Sahabat sejati juga rela berkorban tanpa pamrih. Seperti yang
yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada manusia. Prinsip sebagai sahabat
yang sejati ada empat hal: menunjukkan kepedulian yang tulus kepada sahabat,
ketulusan dalam memberi yang artinya tidak tidak ada istilah balas jasa atau pamrih,
tidak menuntuk kesempurnaan dara sahabatnya dan harus memperluas jaringan atau
pergaulan.
4. Siapa sahabat yang sejati
Ada empat ciri-ciri persahabatan yang baik: persahabat yang baik tidak
mementingkan diri sendiri, mengasihi setiap waktu, kasih tidak bersyarat, dan
bersifat teguh.
5. Sumber Alkitab tentang pergaulan
1. Amsal 18;24, yaitu seorang sahabat sejati akan terlihat jelas saat
kesukaran. Maka dari pada itu Kristen harus lebih bijak dalam memilih sahabat untuk
bergaul. Orang ktisten tidak mau harus bergaul dengan orang yang seiman.
2. 1 Korintus 10;31, sasaran utama dari
kehidupan orang Kristen adalah menyenangkan hati Allah dan menjunjung tinggi
kemuliaan Allah. Makanya dalam bergaulpun seseorang harus melihat dan menilai
apakah orang yang dipilih untuk bergaul orang yang takut akan Tuhan atau tidak.
6. Pergaulan muda-mudi
1. Menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan
2. Meningkatkan seni pergaul
3. Mendapat sahabat dengan mudah
4. Bersahabat dengan seteru
5. Membangun persahabatan dengan non Kristen
7. Mencari pasangan hidup
Tujuan berpacaran dalam etika Kristen untuk saling mengenal diri,
membina dan mengembangkan watak, belajar jujur terhadap pasangan meningkatkan
persekutuan dengan Tuhan, belajar berdiskusi dalam memperjelas pandangan hidup.
Bab 9: Budaya
Bab 9 menjelaskan mengenai tentang manusia selalu sedang berjalan didalam
sejarah kebudayaannya. Meskipun bertumbuhan dan perkembangan kebudayaan itu
selalu sama bagi setiap manusia, ada kalanya berjalan lambat tetapi adakalanya
berjalan sangat cepat sekali, inilah yang disebut dengan sosial rapid change.
A. Kebudayaan dipandang dari sudut Alkitab
1. Mandat berbudaya
8
2. Mengatur Kelahiran
3. Memenuhi bumi
4. Menaklukkan bumi
5. Berkuasa atas Burung-burung di udara, ikan-ikan dilaut dan binatang yang
merayap dibumi.
6. Mengusahai
B. Dosa dan Pemberontakan Kebudayaan Terhadap Kuasa Allah
1. Dalam cerita Kain dan Habel(Kejadian 4)
Dalam hal ini budaya menguasai ibadah atau kultur mendominasi
kultur. Akhirnya pemberontak kepada Allah dan sesame manusia pun terjadi.
2. Menara Babel
Ini merupakan hasil perkembangan budaya dan peradaban manusia
yang sangat spektakuler, manusia berusaha mendirikan tugu yang menjulang
tinggi hingga mencapai langit. Ini adalah hasil teknologi budaya manusia tertingga
yang dapat dicapai manusia saat itu.
Ada lima macam sikap umat Kristen terhadap kebudayaan:
1. Sikap Antagonis(sikap menentang atau menolak)
2. Sikap Akomodasi dan Kapitulasi
3. Sikap Dominasi
4. Sikap Dualistik
5. Pengudusan
C. Era Budaya yang harus dikembangkan jaman modern ini
1. Budaya berfikir dan bertindak kritis
2. Budaya kerja keras
a. Kerja sebagai Hakekat Manusia
b. Kerja sebagai Berkat
c. Meningkatkan Budaya Kerja Keras
3. Budaya Bijaksana
a. Berhikmat berarti berTuhan
b. Sumber Hikmat dan Kebijaksanaan
c. Mengembangkan Budaya Hikmat, Kebijaksanaan
9
Dalam konteks masyarakat di Indonesia agama dianggap sangat penting dalam
kehidupan manusia dan masyarakatnya, hal ini karena agama meresapi tiap aspek
kehidupan manusia mulai dari ekonomi, politik, budaya, pendidikan dll.
Masyarakat indonesia tidak bisa lepas dari fenomena agamanya hal ini salah
satunya karena salah satu sila pancasila yaitu sila pertama yang memiliki makna
bahwa orang diharapkan beragama. Namun, sesungguhnya nilai yang ada didalam
sila pertama ialah kebebasan beragama yang menjamin hak setiap orang untuk
beragama sesuai dengan pilihan hatinya asing masing dan juga untuk tidak
beragama bila mana jika memilih demikian.
Fungsi-Fungsi Agama
1. Agama memberikan kedamaian mental (mental peace)
Menurut pendapat ini, kehidupan manusia sangat tidak menentu,
manusia bergumul untuk tetap hidup ditengah-tengah ketidakpastian dan kadang
merasa tidak berdaya, maka dalam hal ini agamalah yang memberikan
penghiburan dan dorongan dalam masa krisis yang dialami manusia hingga
manusia kemudian memperoleh kedamaian mental dan dukungan emosional.
10
demikian mendorong ide saling menolong dan bekerjasama. Berbagai organisasi
agamawi juga kemudian melibatkan diri dalam aksi menyejahterakan orang lain.
11
Kepercayaan kepada Allah sebagai penyelamat bukan berarti bahwa seseorang
kristen menyembah lebiih dari satu Allah, karena Allah pencipta adalah juga Allah
yang menyelamatkan.
3. Allah pembaharu ciptaan-Nya
Sebagai orang yang telah berdosa kita telah mati secara rohani. Namun oleh
pekerjaan roh kudus, kita mengalami kelahiran kembali atau kelahiran baru secara
rohani. Pembaharuan itu tidak hanya menyangkut kepercayaan kita, tetapi
menyangkut juga sifat dan tabiat kita. Didalam Kristus kita menjadi ciptaan baru,
yang lama telah lenyap dan yang baru telah terbit.Agama selalu berurusan dengan
transenden atau dasar keberadaan yang mutlak. Karena itu, semua agama
mempunyai konsepnya sendiri-sendiri tentang transenden atau dasar keberadaan
yang mutlak itu. Dalam kekristenan, yang transenden itu adalah Allah atau Tuhan
yang menyatakan diri secara sangat kaya. Misalnya Allah Sang Pencipta yang
sering disebut Bapa sebagaimana yang diajarkan dalam Doa Bapa Kami oleh
Tuhan Yesus.
Allah yang kita percayai alah juga Allah penyelamat dalam Yesus Kristus.
Kepercayaan ini mempunyai tempat yang sentral dalam kepercayaan kristen.
Itulah sebabnya dalam pengakuan Iman Rasuli, ia membuat tempat yang utama.
Allah penyelamat menyatakan hakikat-Nya sebagai kasih yang berkorban, dengan
menjelma menjadi manusia untuk dapat menanggung hukuman dosa manusia.
Karena itu, iman sebagai jawaban terhadap kasih Allah memanggil manusia untuk
mengasihi Allah melalui kasih kepada sesama dan makhluk ciptaan-Nya.
Keselamatan yang dikerjakan-Nya pada hakikatnya membawa manusia
kepada hubungan yang baru dengan Allah dan persekutuan yang benar dengan-
Nya, tetapi juga pembebasan dari segala yang menghalangi kita menghayati
kemanusiaan kita secara penuh. Keselamatan merupakan pengalaman masa kini
tetapi juga masa yang akan datang. Keselamatan juga sangat komprehensif dan
holistik artinya tidak hanya bersifat spirtual, melainkan juga kesejahteraan
manusia kini dan disini. Berita injil yang diberitakan tidak hanya untuk
keselamatan jiwa, tetapi juga pengalaman hidup yang bebas dari segala bentuk
penindasan dan dominasi. Injil adalah kabar baik yang menyeluruh untuk manusia
seutuhnya. Kita memberitakan injil yang utuh untuk manusia yang utuh juga.
Kita menolak spiritualisasi keselamatan dalam arti bahwa keselamatan yang
dikerjakan Kristus hanya terbatas pada keselamatan jiwa, maupun pengertian
bahwa keselamatan adalah pengelaman nanti diseberang kematian.
Allah juga menyatakan diri sebagai Roh yang membaharui semua ciptaan dan
juga setiap individu yang percaya agar dapat menjalani hidup kekiniannta dengan
sukacita, damai sejahtera, kasih, keadilan dan sebagainya sebagai dasar dari
karakter kristianinya. Selain itu, janji untuk memperbaharui semua daya
penggerak sejarah untuk bekerjakeras mewujudkan apa yang diharapkan dalam
kekinian meskipun tidak secara sempurna.
12
Alkitab menggambarkan hubungan manusia dengan Allah pencipta sebagai
tanah liat di tangan penjunan. Allah berhak dan berdaulat untuk tujuan apa benda-
benda atau peralatan tanah liat yang dibuat-Nya. Demikianlah manusia di tangan
Allah pencipta, tujuan hidupnya ditentukan oleh khalik-Nya. Agustinus seorang
teolog mengatakan bahwa “jiwaku gelisah sampai aku menemukan kedamaian
dalam Tuhan”. Ketika manusia menolak kemakhlukkannya dan penciptaannya
oleh Allah, tidak ada alasan apapun untuk mencari makna hidup ini di luar diri
sendiri atau masyarakatnya
2. manusia diciptakan menurut gambar Allah (Imago Dei)
Kristen yang mendasarkan dirinya berdasarkan ajaran Alkitan adalah bahwa
manusia diciptakan menurut gambar Allah. Gambar Allah inilah yang kemudian
dikenal dengan istilah “Imago Dei”. Sebagai makhluk yang diciptakan, manusia
akan tetap berbeda degan Allah.
Arti yang paling mendasar dari segambar dengan Allah ialah
potensi/kemampuan manusia untuk berhubungan atau merespons Allah, dan
dalam arti ini manusia diciptakan sedemikian rupa untuk menjadi pihak lain yang
diajak berkomunikasi oleh Allah. Kenyataan bahwa Alkitab menyatakan bahwa
Allah berfirman memberi perintah kepada manusia adalah bukti bahwa manusia
dengan satu dan lain cara dapat menyatakan hubungannya dengan Allah.
3. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai makhluk sosial menunjuk kepada kenyataan bahwa manusia
adalah tidak sendirian dan selalu berada dalam keterhubungan dengan orang lain
dan berorientasi kepada sesama (Kej 2 : 18). Dalam kitab kejadian 2 dinyatakan
bahwa tak baik kalau manusia itu sendiri, oleh karena itu Allah menciptakan
penolong yang sepadan. Hal ini tidak hanya terbatas pada manusia jenis kelamin
yang lain, melainkan juga bahwa manusia sendiri adalah tidak baik. Allah
menghendaki manusia hidup dengan sesamanya.
4. Manusia sebagai makhluk rasional dan berbudaya
Berbudaya adalah perintah atau mandat yang kita sebut dengan mandat
kebudayaan. Mendat itu hanya bisa dilaksanakan karean Tuhan melengkapi
manusia dengan potensi rasional yang menjadi salah satu ciri khas manusia
dibandingkan dengan makhluk ciptaan lain.
5. Manusia sebagai makhluk etis
Secara klasik, Alkitab menggambarkan bahwa manusia diberi “hukum”
(nomos) oleh Allah dalam bentuk larangan memakan buah pohon pengetahuan hal
yang baik dan jahat. Nomos menempatkan manusia pada persimpangan jalan
ketika ia dapat memilih diantara dua alternatif. Dua alternatif itu adalah ketaatan
atau pelanggaran terhadap nomos.
Ajaran kristen mengedepankan adanya pilihan yang bebas, dan hanya karena
adanya pilihan bebas itulah manusia tidak saja bertanggungjawab atas pilihannya
tetapi juga diminta mempertanggungjawabkan pilihannya itu. Sebab tanpa pilihan
bebas, manusia tidak dapat dituntut untuk bertanggungjawab.
Setelah menelusuri, menanya, dan menggali dari berbagai sumber khususnya
sumber Alkitab dan tradisi teologi kristen mengenai siapakah manusia dalam
13
pandangan kristen. Singkatnya dapat dikatakan bahwa manusia alah makhluk
ciptaan Tuhan yang dikaruniai hakikat sebagai makhluk religius yangs selalu
sadar akan adanya kodrat ilahi. Manusia juga sebagai makhluk sosial yang selalu
berorientasi kepada sesama. Hal ini seharusnya membuat kita melihat sesama
sebagai sesama dalam hubungan antar subjek bukan subjek dengan objek dan
bebas dari dominasi
Manusia juga adalah makhluk rasional yang berbudaya dan perkembangan
kebudayaan sudah mencapai tingkatnya yang sangat canggih, namun rentan
dipakai secara salah. Karena itu harus dipakai secara bertanggung jawab karena
memang manusia adalah juga makhluk etis. Namun dosa membuat keagungan
manusia ternodai dan membawa dampak rusaknya relasi dengan Tuhan, sesama,
diri sendiri serta alam yang tampak dalam berbagai patologi sosial dan alam.
Kabar baiknya adalah bahwa manusia dimungkinkan hidup dalam relasi yang
dipengaruhi oleh karena penyelamatan Allah dalam kristus dan roh kudusnya.
Sebagai makhluk yang mempunyai pengharapan, perngharapan kepada Allah
harus menjadi kekuatan penggerak sejarah untuk mewujudkan apa yang
diharapkan kini dan disini meski diakui tidak akan sempurna karena
penyempurnaan adalah karya dan anugerah Tuhan
14
Agama tanpa dimensi etis, moral dan karakter, hampir tidak ada fungsi yang
signifikan bagi kemanusiaan dan dunia ciptaan Tuhan. Agama mungkin hanya
berfungsi memberi penghiburan di kala duka, dan pengharapan di kala putus asa
sambil menggiring orang masuk surga. Pada bab ini, secara agak panjang lebar
tentang bahas etika, moral dan karakter serta kaitannya dengan iman kristiani.
Walau etika sebagai ilmu mempelajari prinsip-prinsip dan bagaimana prinsip-
prinsip tersebut dibangun, etika juga kurang berguna bila suatu sistem etika tidak
memberi seperangkat penuntun untuk bertindak konkret. Etika kristen sebagai
suatu sistem memang menjadi seperangkat penuntun untuk bertindak secara moral
di tengah-tengah nilai-nilai yang bertabrakan disana-sini yang membuat manusia
bingung. Semua tentu etika kristen bukan satu-satunya penuntun yang berlaku
dimasyarakat karena masing-masing sistem etika menawarkan penuntun.\
Meski sumber penuntun moral itu adalah Alkitab, dan tersebar dimana-mana,
ada prinsip utama yang menhadi kaidah kencananya, yakni yang terdapat dalam
hukum kasih : kasih kepada Allah melalui kasih kepada sesama dan alam ciptaan
Tuhan. Bisa juga sumber penuntun moral diambil dari kata-kata Tuhan Yesus :
sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga
demikian kepada mereka. Pada akhirnya etika dan moralitas harus menunjukkan
kebajikan-kebajikan yang kemudian melalui pendidikan membangun karakter
kebajikan-kebajikan tersebut terjalin dengan pengalaman keseharian kita. Ituah
karakter yang baik, sehingga tujuan pendidikan semula untuk menjadi naradidik,
menjadi suatu kenyataan yang pada gilirannya menyumbang untuk menjadikan
bangsa dan masyarakat ini berkarakter.
15
BAB III
PEMBAHASAN
Fungsi agama dijelaskan pada buku utama yaitu Fungsi dari agama ini yaitu
menciptakan kerukunan dan hidup bersama antar umat beragama yang lain sedangkan pada
buku pembanding fungsi dari agama yaitu:
16
Agama mempunyai peranan dalam mengatur dan mengarahkan
kehidupan sosial. Agama menolong menjaga norma-norma sosial dan kontrol
sosial. Agama mensosialisasikan individu dan melakukan kontrol baik terhadap
individu maupun kelompok dengan berbagai cara.
Buku Utama dan pembanding sama-sama membahas ranah kajian tentang pendidikan
agama kristen sehingga materinya saling berhubungan dengan yang materi lainnya tetapi
hanya penjelasannya saja yang berbeda.
17
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama dan Pembanding
1. masih banyak kata sulit yang dimuat didalam buku sehingga mungkin dapat
menyulitkan pembaca dalam memahami materi didalam buku
BAB IV
PENUTUP
18
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan buku utama dan buku pembanding dapat disimpulkan bahwa setiap
materi-materi yang ada dibuku utama dan buku pembanding saling berkaitan hanya berbeda
dalam penjelasannya saja, tetapi materinya sama. Seperti pada buku utama menjelaskan
pengertian agama itu apa yaitu Agama secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
“a” artinya tidak dan “gama” artinya kacau. dengan demikian agama berarti tidak kacau atau
ada keteraturan. Allah tidak menginginkan kekacauan akan tetapi damai sejahtera. Sedangkan
pada buku pembanding agama diartikan sebagai Hakikat agama yang dinilai sangat kompleks
serta pemahaman yang dimiliki seseorang mengenai agama sangat bergantung pada
pengalaman pribadi yang ada pada orang tersebut. Dan juga buku utama dan buku
pembanding sama-sama membahas tentang pendidikan agama kristen dalam lingkup
kekristenan dan menjelaskan fungsi-fungsi agama dalam kehidupan manusia.
4.2 Saran
Sarannya agar para pembaca dapat memahami bagaimana mengkritik dan
mengevaluasi kedua buku, dan diharapkan pembaca mengetahuinya setelah dapat
memahaminya dengan baik dan diharapkan pembaca dan penulis dapat memahami isi buku
pendidikan agama kristen dalam buku utama maupun buku pembanding dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Pdt. Dr. Sampitmo Habeahan, M.Th, M.Pd.K, D.Th (2019). Pendidikan Agama Kristen.
PARTAMA MITRA SARI, Medan.
19
Tim Penyusun Dari Kementerian Ristekdikti (2016). Pendidikan Agama Kristen Untuk
Perguruan Tinggi. Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kementrian Riset
Teknologi Dan Pendidikan Tingggi, Jakarta.
LAMPIRAN
20
Gambar 1.1 Buku Utama
21