Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA


MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Darabila Suciani, Yuli Asmi Rozali
Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
darabilasuciani@ymail.com

Abstrak
Mahasiswa memiliki peran sebagai seorang pembelajar dan berinteraksi dengan mahasiswa lainnya.
Dukungan sosial yang positif yang dimiliki oleh mahasiswa dapat membantu mahasiswa di dalam
menghadapi tuntutan belajarnya dan dapat menjadi pembangkit motivasi belajar mahasiswa. Tujuan
penelitian ini akan melihat hubungan dukungan sosial dengan motivasi belajar, gambaran motivasi
belajar dengan sumber dukungan sosial yang mempengaruhi. Penelitian ini bersifat kuantitatif non-
eksperimental.Sampel penelitian berjumlah 130 mahasiswa Universitas Esa Unggul. Menggunakan
Teknik sample random sampling, dengan alat ukur dukungan sosial (36 valid) dan motivasi belajar
(45 valid) dalam bentuk skala likert. Koefisien reliabilitas (α) 0,924 untuk variabel dukungan sosial
dan 0,936 untuk motivasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,694
dengan sig 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan positif dan signifikan dukungan sosial dengan
motivasi belajar pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar
rendah lebih banyak dibanding mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi.Dari crosstab gambaran
motivasi belajar bedasarkan sumber dukungan sosial yang memiliki pengaruh signifikan adalah
dosen.

Kata kunci : mahasiswa, dukungan sosial, motivasi belajar

Pendahuluan berbeda. Pada mahasiswa A termotivasi untuk cepat


Setiap manusia berperan sebagai makhluk lulus kerena perhatian dan keinginan dari orang tua,
sosial. Dalam menjalankan perannya sebagai makh- membuat ia merasa mendapatkan dukungan sosial
luk sosial, manusia melakukan interaksi dengan yang positif dalam bentuk perhatian. Pada mahasis-
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup- wa B memperoleh dukungan dan semangat dari
nya. Seperti halnya mahasiswa, sebagai seorang teman-temannya. Bersama teman-temannya B dapat
pembelajar mahasiswa dituntut mampu berinteraksi berdiskusi mengenai tugas-tugas kuliahnya.Selain
dengan orang lain, baik dalam lingkungan akademis itu B juga merasa tidak sendiri dalam menghadapi
maupun lingkungan masyarakat luas.Interaksi yang tugas perkuliahan. Hal ini membuat ia merasa mem-
dilakukan bisa dalam bentuk kelompok maupun peroleh dukungan sosial yang positif. Berbeda pada
secara personal. (Laksono, 2013). Mahasiswa akan mahasiswa I, yang tidak memperoleh dukungan so-
termotivasi belajar jika ada dukungan sosial dan sial, baik yang bersumber dari orang tua maupun
salah satu sumber dukungan sosialnya adalah teman. teman-temannya, seperti yang diperoleh oleh maha-
Menurut Allen, Gartner, Kohler and siswa A dan B.
Reissman, (dalam Rozali, 2013) teman sebaya yang Ketiadaan dukungan sosial yang membuat-
memberikan sumbangan besar dalam memotivasi nya I tidak termotivasi dalam belajarnya, karena I
mahasiswa belajar akan sangat berperan mempenga- memiliki orang tua yang cuek terhadap perkemba-
ruhi naik atau turunnya prestasi dan harga diri ma- ngan kuliahnya, orang tua juga tidak memberikan
hasiswa. Hal ini didukung oleh Laursen (dalam fasilitas berupa materi dan I memiliki teman-teman
Rozali, 2013) menjelaskan bahwa kelompok teman yang malas untuk kuliah sehingga membuatnya I
sebaya yang positif akan sangat membantu remaja menjadi tidak termotivasi belajar.
untuk memahami bahwa mereka tidak sendiri alam Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat
menghadapi tantangan memenuhi tugas-tugasnya. disimpulkan bahwa mahasiswa yang memperoleh
Selain itu teman sebaya juga merupakan salah satu dukungan sosial yang positif cenderung meningkat
sumber dukungan sosial. Dukungan sosial juga da- motivasi belajarnya, seperti berdiskusi dan menger-
pat bersumber dari pasangan atau orang yang di jakan tugas-tugas kuliah. Sedangkan yang tidak
cintai, keluarga, teman, rekan kerja, dosen, psikolog memperoleh dukungan sosial cenderung motivasi
atau anggota organisasi (Sarafino, 2002). belajarnya rendah seperti malas untuk kuliah, ke
Dari kutipan wawancara yang peneliti laku- kampus hanya sekedar untuk nongkrong. Penelitian
kan diketahui bahwa, dua dari ketiga mahasiswa di atas juga didukung oleh penelitian Dhitaningrum
memperoleh dukungan sosial dari sumber yang & Izzati (2013) diketahui bahwa siswa yang memi-

Jurnal Psikologi Volume 12 Nomor 2, Desember 2014 43


Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul

liki persepsi positif mengenai dukungan sosial orang rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga
tuanya maka motivasi belajar siswa akan tinggi. seseorang berkeinginan untuk mengadakan peru-
Sebaliknya, siswa yang memiliki persepsi negatif bahan tingkah laku atau aktivitas tertentu lebih giat
mengenai dukungan sosial orang tuanya maka dan semangat.
motivasi belajar siswa akan rendah. Dukungan so- Motivasi belajar merupakan keseluruhan
sial merupakan hubungan interpersonal yang dida- daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menim-
lamnya berisi pemberian bantuan yang melibatkan bulkan kegiatan belajar yang menjamin kelang-
aspek-aspek yang terdiri dari informasi, perhatian sungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan
emosi, penilaian dan bantuan instrumental yang di- arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
peroleh individu melalui interaksi dengan lingku- dikehendaki oleh mahasiswa dapat tercapai. Moti-
ngan, yang memiliki manfaat emosional atau efek vasi belajar memegang peranan yang penting dalam
perilaku bagi penerima sehingga dapat membantu naik dan turunnya prestasi belajar (Sadirman, dalam
individu dalam mengatasi masalahnya (Sarafino, Dhitaningrum & Izzati, 2013). Seseorang akan me-
2002). Sejalan pula dengan penelitian (Adicondro & miliki motivasi belajar yang tinggi bila ia menyadari
Purnamasari, 2011) dukungan dari keluarga yang dan memahami tujuan yang akan dicapainya. Bila
berupa penerimaan, perhatian dan rasa percaya akan seseorang memahami cita-citanya secara baik, maka
meningkatkan kebahagiaan dalam diri remaja. Ke- ia akan terdorong untuk semakin giat belajar
bahagiaan yang diperoleh remaja menyebabkan re- (Dariyo, 2004).
maja termotivasi untuk terus berusaha mencapai Dari data di Universitas Esa Unggul, dapat
tujuannya, sehingga remaja mempunyai rasa per- disimpulkan bahwa IPK <2,75 selain mengindikasi
caya diri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang hasil prestasi rendah juga motivasi belajar yang
dihadapinya. Begitu juga dukungan sosial dari ke- rendah. Hasil wawancara peneliti dengan maha-
luarga memiliki peranan yang cukup penting untuk siswa UEU menunjukkan bahwa, mahasiswa se-
individu dalam mengatur proses belajarnya. Artinya mester 3 dengan IPK 1.03 menyatakan ia sering ber-
dukungan sosial dari keluarga akan membantu re- malas-malasan kuliah karena orangtua nya yang
maja dalam menyelesaikan suatu permasalahan. tidak pernah memperdulikan dan ia mendapatkan te-
Menurut Corsini (Sugiarti, 2010) individu yang man-teman yang mengajaknya untuk bermalas-
mempunyai hubungan dekat dengan individu lain- malasan. Dan dari hasil observasi yang peneliti
nya seperti keluarga atau teman akan meningkatkan lakukan juga diperoleh hasil bahwa bersikap pasrah
kemam-puannya dalam mengelola masalah-masalah dalam menjalankan tugas belajarnya tanpa mela-
yang dihadapi setiap hari, baik di sekolah maupun di kukan usaha-usaha yang lebih kuat sehingga hasil
lingkungan sekitarnya. yang dirasakan kurang maksimal, kurang menge-
Dari fenomena di atas dapat diasumsikan rahkan tenaganya untuk belajar dan mencapai pres-
bahwa mahasiswa yang mendapatkan dukungan tasi yang tinggi karena tidak mendapatkan duku-
sosial positif akan termotivasi dalam belajarnya se- ngan dan kurangnya dorongan dari dalam diri untuk
hingga dapat mencapai prestasi yang baik. Di mencapai cita-citanya. Hal ini sejalan dengan pene-
Universitas Esa Unggul, diketahui bahwa dari 2590 litian (Dhitaningrum & Izzati, 2013) menjelaskan
mahasiswa aktif angkatan 2012 dan 2013 di bahwa tidak adanya motivasi belajar disebabkan
semester genap 2013/2014 yang memperoleh IPK > mereka kurangnya mendapatkan dukungan yang
2,75 sebanyak 1.547 atau (60%) dan mahasiswa de- diberikan oleh orangtua dan mereka kurang menge-
ngan IPK < 2,75 sebanyak 1.043 atau (40%). rahkan tenaganya dalam pencapaian prestasinya.
Berdasarkan data tersebut dan hasil wawan- Dari hasil-hasil penelitian, hasil wawancara
cara yang telah peneliti lakukan kepada beberapa peneliti melihat ataupun observasi yang telah pe-
mahasiswa di Universitas Esa Unggul dapat neliti lakukan, diperoleh bahwa dukungan sosial
disimpulkan bahwa IPK > 2,75 mengindikasikan menjadi salah satu faktor yang membuat motivasi
prestasi tinggi juga motivasi belajar yang tinggi belajar mahasiswa. Adanya motivasi menjadi daya
seperti yang dikatakan mahasiswa B, semester 3 de- penggerak didalam diri mahasiswa untuk memenuhi
ngan IPK 3.03, ia bersemangat belajar ketika orang- kegiatan belajar. Sebaliknya jika dukungan sosial
orang terdekatnya memberikan dukungan terhadap tidak diberikan daya penggerak didalam diri maha-
dirinya. siswa lemah dalam memenuhi kegiatan belajar. Hal
Fenomena ini sejalan dengan (Hamdu & tersebut menjadi alasan peneliti untuk meneliti hu-
Agustina, 2011) bahwa motivasi belajar dipandang bungan dukungan sosial dengan motivasi belajar
sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan pada mahasiswa di Universitas Esa Unggul.
mengarahkan perilaku mahasiswa, terhadap perilaku
belajar.Menurut Uno (2013) motivasi belajar meru-
pakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya

Jurnal Psikologi Volume 12 Nomor 2, Desember 2014 44


Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul

Metode Penelitian dengan dukungan sosial positif akan mampu


Rancangan penelitian ini merupakan pene- menghasilkan prestasi belajar yang lebih maksimal.
litian kuantitatif yang bersifat non-eksperimental. Namun, mahasiswa yang tidak menda-
Pada penelitian ini juga menggunakan metode kore- patkan dukungan sosial positif, baik yang bersumber
lasi yang bertujuan untuk mengungkapkan bentuk dari teman, pasangan, sahabat, orang tua dan dosen.
hubungan dua variabel, yaitu antara variabel du- Mahasiswa merasa tidak berharga, merasa berdaya
kungan sosial dan variabel motivasi belajar pada dan tidak dihargai. Mahasiswa akan meresa sendiri
mahasiswa Esa Unggul yang aktif di semester genap ketika menghadapi permasalahan baik masalah aka-
2014. Populasi dalam penelitian ini 2590 yaitu, demik maupun non akademik. Hal ini sejalan
mahasiswa Esa Unggul dengan sampel sebesar 130 dengan penelitian (Dhitaningrum & Izzati, 2013)
mahasiswa. bahwa mahasiswa yang tidak memperoleh du-
Reliabilitas alat ukur pada penelitian ini kungan sosial dari orang lain, keinginannya untuk
akan diuji dengan teknik internal consistency, untuk belajar menjadi menurun, tidak bersemangat, ber-
motivasi belajar (x) = 0.936 dan dukungan sosial malas-malasan dalam mengerjakan tugas, dan
(x)= 0.924 berjuang sendiri dalam menjalankan tugas belajar,
Berdasarkan hasil uji normalitas data untuk sehingga pada saat perkuliahan berlangsung maha-
variabel motivasi belajar, dengan menggunakan siswa menjadi tidak bergairah dan malas untuk
One-Sampel Kolmogrov-Smirnov Test diperoleh masuk kelas mengikuti perkuliahan.
hasil nilai sig. (p) = 0,792 (p > 0,05), artinya dis-
tribusi data dalam penelitian ini berdistribusi nor- Kategorisasi Motivasi Belajar
mal. Berdasarkan data, mahasiswa dengan mo-
tivasi belajar rendah berjumlah 45 mahasiswa
Pembahasan (34,6%), mahasiswa dengan motivasi belajar sedang
Hubungan Dungan Sosial Dengan Motivasi berjumlah 47 mahasiswa (36,2%), dan motivasi be-
Belajar lajar tinggi berjumlah 38 mahasiswa (29,2%).
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hu- Dengan demikian motivasi belajar yang paling ba-
bungan dukungan sosial dengan motivasi belajar. nyak ada pada kategorisasi sedang, dimana yang
Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan, rendah lebih banyak dari yang tinggi.
diperoleh hasil bahwa nilai korelasi sebesar (r) Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar
0,694 dan sig. (p) = 0,000 (p < 0,01). Artinya ter- tinggi adalah mahasiswa yang memiliki usaha untuk
dapat hubungan positif yang signifikan dukungan mendapatkan prestasi tinggi, mengerahkan piki-
sosial dengan motivasi belajar. Mahasiswa yang rannya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal,
mendapatkan dukungan sosial yang positif memiliki memiliki target IPK tinggi, mengerjakan tugas de-
motivasi belajar tinggi dibandingkan dengan maha- ngan tepat waktu, antusias belajar untuk menda-
siswa yang mendapatkan dukungan sosial yang patkan pengetahuan baru dan memiliki ambisius
negatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan pene- lulus dengan tepat waktu. Hal ini sejalan dengan
litian sebelumnya yang mengatakan bahwa duku- hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadirman
ngan sosial tinggi dapat mempengaruhi motivasi (Dhitaningrum, & Izzati, 2013); Hamdu &
belajar (dalam Dhitaningrum & Izzati (2013). Agustina, 2011) mahasiswa yang memiliki motivasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belajar tinggi memegang peranan penting dalam
mahasiswa yang mendapatkan dukungan sosial po- naik dan turunnya prestasi belajar dan ia akan me-
sitif akan lebih termotivasi dalam belajarnya karena lakukan segala aktivitas yang didasarkan atas do-
mahasiswa tersebut merasa yakin bahwa mereka rongan kebutuhan serta menen-tukan arah tujuan
dicintai, dihargai dan diperhatikan serta mahasiswa yang hendak dicapai dan ia juga akan mengerahkan
juga tidak akan merasa sendiri saat menghadapi per- segala usaha untuk mencapai tujuannya tersebut.
masalahan baik dalam bidang akademik maupun Hal ini mengartikan bahwa mahasiswa yang
non akademik atau masalah-masalah pribadinya. termotivasi akan memiliki dorongan yang kuat un-
Dengan kondisi itu mahasiswa akan lebih berse- tuk mencapai tujuannya, yaitu memiliki prestasi
mangat dan bergairah dalam menghadapi tugas yang tinggi. Motivasi belajar dipandang sebagai
belajarnya (Sarafino, 2002). dorongan mental yang menggerakkan dan meng-
Mahasiswa yang mendapatkan dukungan arahkan perilaku mahasiswa, terhadap perilaku
sosial positif akan berusaha lebih giat belajar, pan- belajar (Uno, 2013 ; Santrock, 2008). Beberapa ma-
tang menyerah, dan terus berusaha belajar dengan hasiswa yang memiliki motivasi tinggi menyatakan
maksimal, mahasiswa juga akan lebih memper- “saya ingin berprestasi dikelas”, “semester ini saya
siapkan dirinya dalam menghadapi tugas-tugas be- berambisi mendapatkan IPS tertinggi dikelas”,
lajarnya. Dengan demikian diharapkan mahasiswa “saya antusias kuliah untuk memperoleh penge-

Jurnal Psikologi Volume 12 Nomor 2, Desember 2014 45


Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul

tahuan baru”, “saya ingin lulus dengan IPK diatas mudah frustasi, gampang menyerah, pesimis, tidak
3.00”, “saya ingin skripsi saya mendapatkan nilai mampu mengerahkan energinya, tidak disiplin dan
A”, “saya berusaha menyelesaikan tugas tepat tidak memiliki tujuan atau target dalam belajarnya,
waktu”, “target 20 sks membuat saya makin tekun sehingga mahasiswa menjadi tidak fokus dalam
mengikuti kuliah”, “saya memiliki target IPK ter- menjalankan tugas belajarnya. Mahasiswa yang
tinggi dikelas”, “saya ingin lulus 7 semester”, “saya memiliki motivasi belajar rendah menyatakan “buat
mengulang kembali materi yang telah dijelaskan saya tidak ada target IPK tinggi”, “walaupun ada
untuk menda-patkan prestasi belajar yang tinggi”. nilai tambahan tetap tidak membuat saya aktif di
Bila disimpulkan mahasiswa yang termotivasi kelas”, “bagi saya yang penting lulus dengan IPK
dalam belajar memiliki dorongan dan keinginan dari seadanya”, “saya tidak tertarik untuk mencapai
dalam dirinya untuk memperoleh prestasi yang ting- prestasi tertinggi di kelas”, “saya menunda menger-
gi, menyelesaikan tugas-tugas belajarnya, rajin jakan tugas yang diberikan dosen”, “saya tidak
mengikuti perkuliahan, memiliki target dalam memiliki target lulus tepat waktu”, dan “saya jenuh
perkuliahannya, dan aktif berdiskusi di dalam dike- kuliah saat ini”. Bila disimpulkan, mahasiswa yang
las. Sehingga mahasiswa akan terus berusaha giat memiliki motivasi belajar rendah tidak mampu
menjalankan proses belajarnya untuk mencapai cita- mengerahkan tenaga untuk menyelesaikan tugas-
citanya. tugas perkuliahannya, tidak memiliki daya juang
Hasil ini sejalan dengan (Dariyo, 2004) bah- untuk mencapai prestasi dengan kuat, tidak
wa seseorang akan memiliki motivasi belajar yang memiliki target perkuliahannya, dan bermalas-mala-
tinggi bila ia menyadari dan memahami tujuan yang san dalam mengerjakan tugasnya. Ahmed, dkk
akan dicapainya dan ia akan terdorong untuk (dalam Dhitaningrum & Izzati, 2013) menyatakan
semakin giat belajar. Pada mahasiswa yang memi- motivasi belajar dan kondisi emosi menjadi
liki motivasi belajar sedang adalah mahasiswa yang perantara pada pengaruhnya dukungan sosial ter-
kurang mengerahkan tenaganya untuk mencapai hadap prestasi belajar mahasiswa. Pernyataan ter-
cita-citanya yang maksimal, kurang memiliki usaha sebut dapat diartikan bahwa ketika mahasiswa tidak
untuk mendapatkan prestasi tinggi, kurang meng- memperoleh dukungan sosial yang positif dalam
upayakan mengerjakan tugas agar tepat waktu, belajarnya, maka hal ini akan mempengaruhi stabili-
kurang antusias dalam belajar demi mendapatkan tas emosi mahasiswa tersebut. Sehingga motivasi
pengetahuan yang baru dan kurang memiliki belajar mahasiswa mejadi terganggu dan berimbas
ambisius untuk lulus dengan tepat waktu. Selain itu kepada prestasi belajar mahasiswa tersebut.
mahasiswa dengan motivasi belajar sedang juga
kurang memiliki keyakinan akan kemampuannya Hasil Crosstab gambaran motivasi belajar
dalam menghadapi tantangan-tantangan baik di dengan sumber-sumber dukungan sosial
bidang akademik maupun non akademik, dan mu- Berdasarkan data, didapatkan hasil sumber
dah menyerah. Oleh karena itu, mahasiswa dengan dukungan yang memiliki pengaruh yang signifikan
motivasi belajar sedang akan mendapatkan hasil (<0,05) terhadap motivasi belajar mahasiswa adalah
yang kurang maksimal. Hal ini sesuai dengan hasil sumber dukungan dari dosen, sedangkan sumber
observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di dukungan sosial lainnya pacar, sahabat dan orangtua
lapangan bahwa mahasiswa dengan motivasi belajar tidak memberikan pengaruh yang signifikan terha-
sedang adalah mahasiswa yang kurang optimis dap motivasi belajar mahasiswa. mahasiswa yang
untuk mengerjakan tugasnya agar dapat selesai tepat memiliki dosen favorit akan lebih termotivasi dalam
waktu, bersikap pasrah tanpa melakukan usaha- belajarnya.
usaha yang lebih kuat sehingga hasil yang dirasakan Hasil penelitian ini sejalan dengan
kurang maksimal. (Sarafino, 2002) bahwa individu yang memiliki
Selain mahasiswa yang memiliki motivasi peran penting memiliki pengaruh terhadap pening-
belajar tinggi dan sedang, didalam penelitian katan motivasi belajar bagi mahasiswa, dan dosen
terdapat pula mahasiswa yang memiliki motivasi adalah salah satu orang yang memberi peranan
belajar rendah.Hasil penelitian yang dilakukan oleh penting dalam pencapaian prestasi belajarnya. Kon-
(Dhitaningrum & Izzati, 2013) diketahui hasil bah- disi ini dapat dilihat dari beberapa mahasiswa yang
wa kurangnya motivasi belajar mahasiswa disebab- menyatakan “saya merasa diperdulikan karena ada
kan tidak adanya dukungan yang diberikan oleh dosen yang bersedia menjelaskan materi yang
orangtuanya sehingga mahasiswa tidak memiliki kurang dipahami”, “contoh pembahasan kasus dari
keinginan untuk berprestasi.Artinya mahasiswa me- dosen membuat saya bergairah masuk kelas”,
rasa sendiri, tidak dihargai, merasa diabaikan, “dosen yang memuji prestasi saya memberi doro-
merasa tidak diperhatikan dan dicintai.Perasaan- ngan untuk saya lebih baik”, “saya bersemangat
perasaan yang timbul membuat mahasiswa menjadi belajar saat mendapatkan penjelasan dari dosen

Jurnal Psikologi Volume 12 Nomor 2, Desember 2014 46


Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul

secara detail”, “saya bertanya aktif untuk men- Menyusun Skripsi”, Fakultas Psikologi
dapatkan nilai tambahan” dan “dosen saya bersedia Universitas Esa Unggul. Jakarta, 2011
meluangkan waktunya untuk membimbing saya”.
Artinya ketika dosen bersedia menjelaskan materi Azwar, S, “Penyusunan Skala Psikologi”, Pustaka
saat mahasiswa kurang memahaminya, memberikan Pelajar, Yogyakarta, 2012
pujian saat mahasiswa mendapatkan hasil belajar
yang maksimal, meluangkan waktunya untuk mem- Dhitaningrum & Izzati, “Hubungan antara Persepsi
bimbing atau berdiskusi dan memberikan penjelasan Mengenai Dukungan Sosial Orang Tua
secara detail saat mahasiswa kurang memahami Dengan Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal
materi, akan membuat mahasiswa menjadi termo- Psikologi, Universitas Negeri Surabaya,
tivasi untuk belajar dan berprestasi. Surabaya, 2013

Kesimpulan Frans, D. V, “Pengertian Motivasi Belajar”,


Berdasarkan hasil perhitungan hubungan Diunduh dari www.eprints.uny.ac.id, 2014
dukungan sosial dengan motivasi belajar pada
mahasiswa Universitas Esa Unggul diperoleh hasil Hariyadi, M, “Statistik Pendidikan”, Prestasi
korelasi r 0,694 dan sig. 0,000. Dari hasil tersebut Pustakarya, Jakarta, 2009
bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
dukungan sosial dengan motivasi belajar.Artinya Laksono, L, “Hubungan antara Locus Of Controldan
semakin positif dukungan sosial yang didapat Perilaku Menolong (Altruis) Mahasiswa
mahasiswa maka semakin tinggi motivasi belajar Universitas Esa Unggul”, Skripsi Fakultas
mahasiswa.Sebaliknya semakin negatif dukungan Psikologi, Universitas Esa Unggul, Jakarta,
sosial yang didapat mahasiswa maka semakin ren- 2013
dah motivasi belajar mahasiswa. Dari hasil katego-
risasi tingkat motivasi be-lajar diperoleh bahwa Nisfiannoor, M, “Pendekatan Statistika Modern
mahasiswa dengan tingkat motivasi belajar sedang untuk Ilmu Sosial”, Salemba Humanika.
lebih mendominasi (36,2%) bila dibandingkan Jakarta, 2009
dengan ti-ngkat motivasi belajar tinggi dan rendah.
Berdasarkan gambaran motivasi belajar dengan Rozali, Y,.A, “Pengaruh Peer Counselling Terhadap
sumber-sumber dukungan sosial (pacar, dosen, sa- Peningkatan Self Regulation Pada
habat dan orangtua) diperoleh bahwa dosen adalah Mahasiswa Skripsi Universitas X”, Tesis :
sumber dukungan sosial yang memiliki pengaruh Tidak Dipublikasikan, 2003
yang signifikan.
Santrock, J,.W, “Psikologi Pendidikan”, Edisi 3
Daftar Pustaka Buku 2, Salemba Humanika, Jakarta, 2009
Adicondro, N. & Purnamasari. A, “Efikasi Diri,
Dukungan Sosial Keluarga Dan Self Sarafino,E. P, “Health Psychology: Biopsychosocial
Regulated Learning pada Siswa Kelas Interactions”, Fourth Edition.New Jersey:
VII.Jurnal Humanitas”, Universitas Ahmad HN Wiley, 2002
Dahlan, Yogyakarta, 2011
Sugiarti, R. L, “Dukungan Sosial, Konsep Diri, dan
Agoes, D, “Pengetahuan Tentang Penelitian Dan Prestasi Belajar Siswa SMP Kristen YSKI
Motivasi Belajar Pada Mahasiswa”, Jurnal Semarang”, Jurnal Psikologi, Universitas
Psikologi, Universitas Esa Unggul, Jakarta, Katholik Soegijapranata, Semarang, 2010
2004
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Agustina, L & Hamdu, G, “Pengaruh Motivasi dan R&D”, Alfabeta, Bandung, 2009
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
IPA di Sekolah Dasar”, Jurnal Penelitian Uno, H,.B, “Teori Motivasi dan Pengukurannya:
Pendidikan. Universitas Pendidikan Analisis di Bidang Pendidikan”, Bumi
Indonesia, 2011 Aksara, Jakarta, 2013

Anasia, M,.N, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Widiyanto, A. M, “Metodologi Penelitian


Dan Self Efficacy Pada Mahasiswa Kuantitatif”, Fakultas Psikologi Jakarta:
Universitas Esa Unggul yang Sedang Universitas Esa Unggul.

Jurnal Psikologi Volume 12 Nomor 2, Desember 2014 47

Anda mungkin juga menyukai