Anda di halaman 1dari 10

Judul buku :

ISLAMIC ECONOMICS A SHORT HISTORY


BY
AHMED A.F. EL-ASHKER
AND
RODNEY WILSON LEIDEN • BOSTON 2006

Buku ini terdiri dari 9 bab, penulis mencoba memaparkan penjelasan singkat dari
tiap tiap bab yang terdapat dalam buku ini

BAB 1
PRE-ISLAMIC ARABIA
POETRY, TRIBAL RIVALRY AND HEROISM
(800 B.C.–610 A.C.)

Penjelasan bab 1
Pada bab ini menjelaskan awal mula bangsa arab sebelum kedatangan
islam, menjelaskan bahwa arab yang secara geografis terdiri dari tiga bagian yaitu
utara, tengah dan selatan. Dimana tiap tiap bagian terdapat berbagai macam suku,
dijelaskan juga terjadi perselisihan antara suku suku di arab untuk menguasai
mekkah, yang pada saat itu mekkah adalah sentral perdagangan di arab.pada saat
itu sistem perekonomian di arab sudah tertata, seperti adanya permintaan, pasokan
barang, dan tukar menukar barang..
BAB 2
THE BIRTH OF THE ISLAMIC STATE
ECONOMIC THOUGHT IN THE QUR"AN AND SUNNAH
(610 A.C.–632 A.C.)

Penjelasan bab 2
Dimulai dengan Nabi Muhammad menyatakan agama baru. Agama baru
yang disebut Islam, yang berarti penyerahan penuh untuk Tuhan Yang Maha Esa
dan seluruh penyerahan kekuasaan ilahi-Nya. Tuhan dalam Islam adalah satu
Allah yang benar.
Dalam hal ekonomi, ekonomi Islam telah berkembang melalui pengembangan
hukum Islam atau Syari’ah Islam. Hukum ini menggabungkan aturan hidup
Muslim secara ekonomi, sosial dan agama. Dengan demikian, pengembangan
masalah ekonomi secara khusus ditangani secara syari’ah. Kehidupan Nabi bisa
dianggap sebagai faktor penting dalam membagi sumber hukum Islam,
Pembagian hukum islam ini dikelompokkan menjadi dua bagian utama yaitu
sumber hukum yang didirikan oleh Nabi sendiri selama hidupnya dan orang lain
yang berasal oleh umat Islam setelah wafatnya.
Sumber pertama menggabungkan Qur’an dan Sunnah, sedangkan yang
kedua meliputi yurisprudensi. Qur’an, sunnah dan yurisprudensi merupakan tiga
konsep ideologi utama dan tiga prinsip utama yang telah mapan dalam Islam, bisa
dikatakan telah ditetapkan filosofi dasar pemikiran ekonomi Islam. Tiga konsep
dapat diklasifikasikan sebagai konsep kesatuan,
.
BAB 3
ECONOMIC THOUGHT OF THE
RIGHTLY GUIDED CALIPHS
(632 A.C.–661 A.C.)

Penjelasan bab 3
Pemikiran ekonomi dari para khalifah sesudah Rasul wafat tanpa
penyimpangan dari aturan Al Qur’an atau Sunnah. Berbagai khalifah
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi dalam beberapa cara
dan pada tingkat yang berbeda, seperti ditunjukkan di bawah.

Pertama : Khalifah Abu Bakar (632-634)

Sumber keuangan negara yang sangat terbatas pada saat itu waktu. Negara
Islam pada awal kekhalifahan Abu Bakar tidak sangat kaya dan dukungan
keuangan negara oleh sejumlah besar umat muslim sangat diperlukan untuk
membangun otoritas Islam di Saudi dan di luar saudi.

Pengelolaan Zakat dialokasikan dengan cara tertentu yang ditentukan


dalam Al Qur’an, di masa ini juga sudah terdapat pengalokasian pajak yang diatur
oleh negara.

Kedua : Khalifah Umar (634-644)

Sumber Daya Ekonomi ditunjukkan terhadap kepemilikan tanah sebagai


faktor Dia berpendapat bahwa tanah harus disimpan di tangan negara, atau
dinasionalisasi, dan pajak akan dikenakan pada pemilik asli. Memaksakan pajak
tanah, kharaj, basis pajak adalah tanah yang bisa diolah terlepas dari tanah yang
dibudidayakan atau sebaliknya. Yang dianggap untuk meningkatkan utilitas tanah
sebagai alat produksi.

Penekanan pemikiran ekonomi dari khalifah kedua pada efisiensi


menggunakan tanah sebagai alat produksi
Ketiga : Khalifah Utsman (644-656)

Khalifah ketiga Utsman lebih mendukung privatisasi dan kurang dari


peran ekonomi bagi negara. Sebaliknya, khalifah kedua Umar lebih mendukung
peran ekonomi bagi negara dan kurang untuk privatisasi.

Keempat : Khalifah Ali (656-661)

Pada masa ini lebih banyak menekankan pada sistem pasar, dan
pemerintah hanya melakukan kegiatan pada pasar.Singkatnya adalah pasar yang
diatur sendiri dengan pengawasan pemerintah

Bab 4
THE DYNASTIC CALIPHATES
THE UMAYYADS AND THE REFORMS
(661 A.C.–750 A.C.)

Penjelasan bab 4
Periode ditandai dengan adanya perubahan kekhalifahan Islam ke bentuk
dynasti. Dan pergerakan urbanisasi Islam dalam skala besar. Perluasan lebih lanjut
tentang politik negara Islam yang menyebabkan peningkatan substansial dalam
ukuran perdagangan, dan kebijakan moneter, selama waktu itu negara Islam
direformasi dan merampingkan sistem administrasi.

Bab 5
THE ABBASID’S GOLDEN AGE
THE FLORESCENCE OF ISLAMIC ECONOMICS
(750 A.C.–1000 A.C.)

Penjelasan bab 5
Islam mengalami masa keemasan pada zaman abbasiah, dalam bidang
ekonomi juga terjadi perkembangan ekonomi. Secara luas ekonomi islam terdapat
pada keuangan negara dan perpajakan. Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai
faktor: (a) kompleksitas dari subjek, yang telah meningkat sebagai akibat dari
lebih perluasan negara, (b) perubahan struktur penguasaan dan kepemilikan lahan
pertanian antara Muslim dan non-Muslim, (c) dominasi pertanian sebagai sumber
pendapatan negara dan perhatian dari perpajakan tanah, (d) Subjek sebagai
perangkat yang mampu memproyeksikan keadilan, konseptual dan praktis, yang
menjelaskan tentang hakim dan ahli hukum, (e) sifat khusus perpajakan sebagai
subjek yang merangkul kebijakan ekonomi negara, (f) dimensi politik perpajakan,
masalah yang berakar dalam Islam sebagai agama yang tidak mengakui
pemisahan antara agama dan politik, dan (g) dorongan dari beberapa khalifah dan
kepala negara

Bab 6
POLITICAL FRAGMENTATION AND
CULTURAL DIVERSITY (1000 A.C.–1400 A.C.)

Penjelasan bab 6
Pada bab ini menjelaskan lebih banyak dibahas pada masalah politik dan
adab, sedikit sekali yang membahas masalah ekonomi islam,hal ini dapat dilihat
dari beberapa faktor yang terjadi, salah satunya ialah penurunan kekuatan politik
kekhalifahan, dan keasyikan pemikir Muslim lebih banyak menekankan pada
bidang sopan santun intelektual,
Faktor selanjutnya banyaknya aliran pemikiran keagamaan dan ideologi
yang menyebabkan munculnya beberapa motif politik agama yang saling
bertentangan ideologi dan arah.faktor ini menyebabkan penurunan politik dan
perkembangan intelektual,
Bab 7
THE THREE EMPIRES AND THE ISLAMIC PHOENIX
(1400 A.C.–1800 A.C.)

Penjelasan bab 7
Membahas tentang tiga kekaisaran yaitu ottoman turki, dinasti flafawid,
dan kekaisaran mongol .Pada masa kekaisaran ottoman Turki, kekerabatan bangsa
Mongol, tumbuh berkuasa di Anatolia dan berkembang menjadi kekuatan yang
membentuk dunia Islam selama berabad-abad,
Kemunduran ekonomi di Kekaisaran Ottoman dapat dikaitkan dengan dua
faktor utama: sistem administrasi pemerintahan Turki yang salah dan pergeseran
dari rute perdagangan dari darat ke laut.
Dinasti flafawìd
Dinasti flafawìd (1502-1736) pendirinya, Sheikh flafi-al-Din (orang yang
sangat halus iman), yang keluarganya dikatakan keturunan dari ketujuh Shi "ah
Imam Musa al-Kazim, terjadinya perpecahan dalam diri umat muslim karena
sistem politik.
Kekaisaran mongol
Lingkungan politik yang terjadi pada priode ini adalah kasus disorientasi
Muslim, kekecewaan, kehilangan kekuasaan untuk menjadi sebuah kerajaan
Muslim, dan hampir kehilangan identitasnya

Bab 8
THE CRISIS OF MODERNISATION AND
ISLAMICISATION: FROM REFORM TO REVIVAL
(1800 A.C.–20TH CENTURY)

Penjelasan bab 8
Pada bab ini menjelaskan bagaimana akibat dari modernisasi, dalam diri
islam mulai terdapat pergerakan pergerakan kelompok, antara lain gerakan dibagi
menjadi tiga kategori utama: gerakan tradisional, gerakan reformasi dan gerakan
sekuler.
Pertama ialah Gerakan tradisional mengacu panggilan untuk kembali ke
Qur "an dan Sunnah secara ketat. Modernisasi seharusnya tidak diimpor dengan
mengorbankan Islam
Kedua adalah Gerakan Reformasi, Ketika dunia Islam berada di bawah
kependudukan penuh oleh Inggris, Perancis dan pasukan Italia yang dimulai dari
pertengahan kesembilan belas abad, menemukan bagaimana ilmu pengetahuan
dan teknologi, sosial-politik ilmu pengetahuan, dan sistem pendidikan yang jauh
tertinggal oleh dunia Barat. Di satu sisi, reformis Muslim, tanpa terkecuali,
membenci dan menolak pendudukan tanah mereka oleh kekuatan Kristen Barat,
sementara, di sisi lain, menyadari bahwa kekuatan-kekuatan ini memiliki lebih
banyak budaya ilmiah, teknologi, dan politik yang lebih maju dari mereka sendiri.
Masalahnya adalah bagaimana menemukan cara untuk mengurangi kesenjangan
antara mereka untuk membawa negara mereka ke tahap modernisme standar barat.
Dua aliran utama reformasi berasal dari dua bagian yang berbeda dari tanah Islam:
satu dari Mesir dan yang kedua dari anak benua India. Ajaran dua aliran yang
terjalin menjadi satu.
Ketiga adalah Gerakan Reformasi Sekularisasi. Sekularisasi dilihat oleh
beberapa intelektual Muslim terkemuka dan pembuat kebijakan merasa penting
untuk modernisasi. Untuk mempercepat modernisasi dan mempersempit
kesenjangan antara Timur Islam dan Kristen Barat.

Bab 9
ISLAMIC ECONOMIC RENAISSANCE: ISLAMIC
ECONOMICS IN THE TWENTIETH CENTURY

Penjelasan bab 9
Pada bab ini menjelaskan tentang transaksi transaksi yang diatur secara
syaria’ah dalam ekonomi islam, tentang pengharaman riba dan sebagainya, dalam
bab ini juga membahas bagaimana upaya dalam mengembangkan sistem ekonomi
islam agar dapat diterima secara nasional maupun internasional,
dijelaskan pula bahwa ekonomi islam adalah sistem ekonomi terbaik yang
selalu dapat mengikuti perkembangan zaman.

Buku buku yang juga membahas tentang perkembangan ekonomi islam antara
lain:
1. Interest in Islamic Economics Understanding Riba Islamic Studies by
A.Thomas
2. Money, Land and Trade An Economic History of the Muslim
Mediterranean The Islamic Mediterranean by Nelly Hanna
3. Islamic Ecumenism In The 20th Century by Rainer Brunner
Judul artikel

Critical Overview of the History of Islamic Economics: Formation,


Transformation, and New Horizons by Nagaoka Shinsuke

Isi dari artikel ini menjelaskan Sejarah ekonomi Islam, yang berasal dari
pertengahan abad kedua puluh, yang waktu itu setiap kegiatan ekonomi sangat
terkait dengan praktek keuangan Islam. Munculnya praktek keuangan Islam di
negara-negara Teluk dan tantangan pendahuluan sistem ekonomi Islam yang
komprehensif di Pakistan, Iran dan Sudan memberi kekuatan argumen tentang
ekonomi Islam. Ketegangan antara teori dan praktek mengakibatkan terbaginya
sebuah divisi disiplin menjadi dua kelompok: 1) sekolah aspirasi berorientasi yang
bercita-cita untuk cita-cita ekonomi Islam dan mematuhi konsensus mudharabah
diperoleh pada tahap awal, 2) sekolah yang berorientasi pada realitas yang
memberikan pentingnya untuk kelayakan ekonomi Islam dan menerima praktek
komersial finansial Islam.
Ekonomi Islam telah dikembangkan dengan argumen antara kedua sekolah
tentang aspirasi dan realitas dalam teori dan praktek finansial Islam. Makalah ini
menunjukkan bahwa kedua kelompok berbagi kesamaan. Mereka mengeluarkan
argumen mengenai definisi riba; ini berarti bahwa mereka yang tidak setuju
dengan yang definisi tersebut tidak berpartisipasi dalam argumen ekonomi Islam.
Kerangka dasar dari ekonomi Islam sangat kuat dan membentuk setiap
argumen antara ekonom Islam, meskipun beberapa upaya dilakukan untuk
menghindari kerangka kerja, baru-baru ini ditemukan akan.penjelaskan bahwa
sistem sistem perekonomian dalam islam lebih baik dan dapat digunakan sesuai
perkembangan zaman.
Artikel artikel lain yang juga membahas tentang perkembangan ekonomi islam
aantara lain :
1. Islamic economics and global capitalism by Robert W,Hefner
2. Islamic economics – A new economics or an old dogma? By Hamid
Hosseini
3. Islamic economics system by Farhad nomani and Ali Rahmana

Anda mungkin juga menyukai