Anda di halaman 1dari 3

Awasilah Dirimu Sendiri (1 Timotius 4: 16)

Mengawasi diri sendiri dan ajaran. Mengawasi diri sendiri dalam hal latihlah
dirimu beribadah (1 Tim 4:7) dan jadilah teladan dalam perkataan, perbuatan,
kasih, kesetiaan, dan kemurnian (1 Tim 4:12). Mengawasi ajaran dalam bentuk
mewaspadai ajaran setan-setan dan roh-roh penyesat (1 Tim 4:1), terdidik
dalam pokok-pokok iman, mengikuti ajaran sehat atau ajaran Para Rasul
(1 Tim 4:6), bertekun dalam membaca Kitab-Kitab Suci, membangun dan
mengajar (1 Tim 4:11,13).
Mengapa mengawasi diri sendiri? Sebab di dalam diri ini terdapat segala
keinginan tubuh atau daging di mana menjadi sasaran roh-roh jahat bekerja
(Efe 2:2–3). Keinginan tubuh pada dasarnya adalah natur yang diberikan Allah
ketika manusia diciptakan. Manusia diperintah oleh Allah untuk beranak cucu
dan penunilah bumi (Kej 1:28) sehingga di dalam tubuh itu memiliki keinginan
seks. Keinginan seks bukanlah dosa atau kejahatan, tetapi akan menjadi dosa
ketika keinginan itu dibuahi oleh ketidaktaatan manusia kepada firman Allah
sehingga melahirkan dosa (Yak 1:14–15). Sebagai contoh keinginan seks itu
jika dibuahi atau dilakukan di luar pernikahan seperti perintah Allah maka
akan melahirkan perzinahan atau percabulan. Dosa itu lahir dari keinginan
tubuh kita yang dicemari oleh ketidaktaatan manusia kepada Allah dan
dipengaruhi oleh roh-roh jahat tadi (Efe 6:12). Rasul Paulus menuliskan bahwa
perjuangan kita bukan melawan darah dan daging yang merupakan tubuh
kita dengan segala keinginannya, tetapi melawan pemerintah-pemerintah,
penguasa-penguasa, kuasa-kuasa dunia yang gelap, roh-roh jahat di udara
(Efe 6:12). Mereka inilah roh-roh penyesat (1 Yoh 4:2; 1 Tim 4:1) menyesatkan
manusia sehingga manusia dengan segala keinginan dagingnya dicemari oleh
dosa atau ketidaktaatan yang pada akhirnya melahirkan dosa atau perbuatan
daging (Gal 5:19–21; Efe 2:1–3). Mereka inilah yang sedang bekerja begitu giat
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya
(Efe 2: 2; 1 Yoh 4: 3; 1 Pet 5: 8). Mereka ada di dalam dunia artinya mereka
yang merupakan penguasa kerajaan angkasa sekarang berjalan atau ada di
sekeliling kita. Sebab itu Rasul Paulus menasihati kita untuk mengawasi diri
sendiri yang rentan terhadap serangan roh-roh jahat. Roh-roh itu bekerja lewat
keinginan daging kita.
Bagaimana kita mengawasi diri sendiri? Kita telah tahu bahwa kita harus

mengawasi atau mewaspadai keinginan daging kita yang bisa dicemari dosa
sehingga melahirkan perbuatan daging tadi. Dosa ini lahir tidak luput iblis
atau roh-roh penyesat bekerja di tengah kita. Sehingga, Rasul Paulus dan Petrus
menasihati kita untuk melawan mereka. Cara terbaik mengawasi diri sendiri
adalah melawan mereka secara aktif bukan mempertahankan diri melainkan
aktif: sadar, berjaga-jaga, lawanlah dengan iman yang teguh (1 Pet 5:8–9),
dengan perlengkapan senjata Allah (Efe 6:11), dengan awasilah ajaranmu (1
Tim 4:16). Intinya adalah lawanlah tipu muslihat iblis dengan firman Allah
(Efe 6:17; 2 Tim 3:16; Yoh 8:32; 1 Tim 4:16) sebab firman Allah itu seperti
pedang Roh yang dapat mengalahkan segala keinginan daging yang dicemari
dosa, firman Allah itulah yang dapat memerdekakan kita, yang menyatakan
kesalahan dan memperbaiki kelakuan dan mendidik kita dalam kebenaran.
Sebab itu mengawasi diri tidak lepas dari mengawasi ajaran maksudnya adalah
tidak lepas dari firman Allah sebagai perisai iman dan senjata Allah untuk
hidup kudus atau mematikan dosa itu. Kita ambil contoh kehidupan Yusuf
yang digoda oleh keinginan daging, yakni seks ketika dirayu oleh istri Potifar
untuk bersetubuh dengannya (Kej 39:10–12). Kita lihat bagaimana Yusuf bisa
mengawasi dirinya dalam kasus ini. Kita lihat dalam Kej 39:9, Yusuf telah
berkata kepada istri tuannya bahwa bagaimanakah mungkin aku melakukan
kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah. Ini menunjukkan
kepada kita bahwa Yusuf adalah pribadi yang mengenal Allah dan
perintahperintah-
Nya termasuk menjaga kesucian atau kekudusan seks. Dia memakai
firman Allah itu sebagai perisai iman sehingga dia dapat menolak godaan
istri Potifar. Yusuf secara manusiawi tentu memiliki keinginan seks, tetapi dia
tidak berbuat dosa kepada Allah karena dia mengawasi dirinya dengan cara
dia melawan nafsu daging atau godaan itu dengan firman Allah yang menjadi
pedang Roh tadi. Segala strategi perlawanan kita dapat terapkan seperti Yusuf
dengan cara melarikan diri. Dia tidak tinggal diam di dalam rumah yang sepi
itu. Itu tindakan yang dilakukan Yusuf untuk menghindar. Kita bisa menerapkan
segala strategi untuk mengawasi diri kita sendiri seperti yang dilakukan oleh
Yusuf. Selain itu, latihan-latihan rohani seperti askestis, doa, saat teduh atau
meditasi, puasa, dan sebagainya sangat diperlukan sebagai langkah strategi
kita yang kita pilih secara sadar dan berjaga-jaga itu. Namun, langkah ini tidak
boleh terlepas dari firman Allah yang menjadi pedang Roh dan perisai iman
kita (Efe 6:16–17). Karena hanya dengan firman Allah saja kita bisa dididik
dalam kebenaran dan kebenaran itu yang akan memerdekan kita dari dosa (2
Tim 3:16; Yoh 8:31–36). Rasul Yohanes menyatakan kepada kita bahwa siapa

pun di dalam firman-Ku (firman Yesus), kamu benar-benar murid-Ku dan


kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan
kamu. Kemudian setiap orang yang berbuat dosa dia adalah hamba (budak)
dosa dan hanya Yesus yang dapat memerdekakan orang tersebut karena Yesus
adalah kebenaran yang merupakan inkarnasi dari Firman Allah sehingga
hanya di dalam firman Allah dan Yesus inilah kita dimerdekakan dari dosa.
Lebih lanjut Rasul Yohanes menyatakan siapa pun yang tinggal di dalam
Yesus berarti dia tinggal di dalam firman Yesus dan Yesus tinggal di dalam
dia sehingga dia disebut murid Yesus (Yoh 15:4–8) sehingga hal ini membuat
kita menyadari bahwa pergumulan melawan keinginan daging itu hanya bisa
ketika kita dengan iman yang sungguh masuk ke dalam realm firman Allah
yang ajaib itu dengan pertolongan Roh Kudus karena Dia adalah Penolong
kita yang menghidupkan kita (tubuh dan roh) seperti yang Rasul Paulus
tuliskan hiduplah oleh Roh sehingga kamu tidak akan menuruti keinginan
daging melaikan keinginan Roh (Gal 5:16,25). Allah meminta kita secara aktif
tinggal di dalam Yesus dan firman-Nya maka Yesus ada di dalam kita. Jadi,
segala strategi mengawasi diri seperti latihan-latihan rohani harus dikerjakan
di dalam firman Allah itu sehingga jika kita di dalam firman Allah, kita
adalah murid Yesus, kita akan berbuah dan mengetahui kebenaran yang akan
memerdekakan kita dari dosa (Yoh 8:31–32; 15:5–8). Amin!

Anda mungkin juga menyukai