Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN


PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAUT

DOKUMEN KAJIAN INTERNAL

REHABILITASI GEDUNG AUDITORIUM STIP JAKARTA

KONTRAK TAHUN ANGGARAN 2023


DOKUMEN KAJIAN INTERNAL

1. Pemrakarsa Proyek :
a. Kementerian/Lembaga : Kementerian Perhubungan
b. Unit Kerja Eselon I : Badan Pengembangan SDM Perhubungan

2. Durasi Pelaksanaan :
Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah 12 (Dua Belas) bulan kalender selama
tahun anggaran 2023.

3. Lokasi
Lokasi kegiatan berada di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran.

4. Gambaran Umum (Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup)

a. Latar Belakang
Dinamika perkembangan jasa transportasi terkait erat dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi transportasi yang demikian cepat bersinergi dengan
globalisasi. Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan warna
dalam perkembangan transportasi di dunia dan/atau di Indonesia.

Diperlukan SDM yang memiliki kemampuan untuk menghadapi kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang ada. Dalam hal ini, SDM yang dibutuhkan tidak
hanya pada tataran “menghadapi” tetapi harus menghasilkan SDM yang mampu
berada pada posisi “leading” dalam memasuki pertarungan persaingan yang sangat
kompetitif. Penyiapan SDM yang memadai terkait dengan proses pembelajaran dan
pelatihan yang berkualitas, baik di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta
maupun di instansi-instansi lain yang terkait sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi kesenjangan dalam menghadapi isu dan tantangan transportasi
yang semakin kompleks dimasa mendatang.

Pembangunan infrastruktur merupakan upaya untuk menumbuhkan, meningkatkan


dan mengembangkan peluang usaha jasa transportasi. Peluang usaha dalam
pengertian yang mencakup kemampuan transportasi untuk meingkatkan/mendorong
nilai tambah sumber daya yang potensial di daerah maupun secara nasional.

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta merencanakan pembangunan Rehabilitasi


Gedung Auditorium, kegiatan pembangunan ini merupakan kelanjutan dari Tahapan
Perencanaan Rehabilitasi Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran pada Tahun
2016. Berikut Merupakan Kegiatan yang dilakukan di dalam area Auditorium STIP
Jakarta sebagaimana terlampir pada gambar 1 dan 2.
Gambar 1

Gambar 2

b. Tujuan Kegiatan
Melaksanakan rehabilitasi Gedung Auditorium untuk menunjang kegiatan aktivitas
taruna/I, Kegiatan ceremonial dan kegiatan extrakurikuler, sehingga dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kompentensi bertaraf internasional.

c. Ruang Lingkup
Rehabilitasi Gedung Auditorium ini akan dilakukan selama 1 (satu) tahun anggaran
yaitu TA 2023.
Ruang lingkup/batasan lingkup pekerjaan konstruksi Rehabilitasi Gedung Auditorium
yaitu:
Pada tahun anggaran 2023 dengan anggaran sebesar Rp.10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah) pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan meliputi :

1) Jasa Konsultasi Review Perencanaan Rehabilitasi Gedung Auditorium


Dilaksanakan awal tahun kurun waktu pelaksanaan 2 (dua) bulan dengan
kebutuhan biaya Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah)

2) Rehabilitasi Gedung Auditorium


Rehabilitasi Gedung Auditorium TA. 2023 akan dilaksanakan dalam kurun waktu 9
(Sembilan) bulan dengan kebutuhan biaya Rp. 9.900.000.000 (Sembilan Milyar
Sembilan Ratus Juta Rupiah) dengan perincian sebagai berikut:
a) Perluasan Gedung Auditorium
b) Interior Gedung
c) Penggantian Pintu Utama
d) Penambahan Balkon pada Lantai 2 dan ruang serbaguna

3) Keterkaitan dengan Prioritas Pembangunan


Rehabilitasi Gedung Auditorium ini telah dimasukkan ke dalam Rencana Strategis
Sekolah Tinggi Imu Pelayaran Jakarta sejak RENSTRA 2015 – 2019 dan
RENSTRA 2020 – 2024.

5. Relevansi dengan RPJMN

Prioritas dalam Renstra 2020-2024.

Bidang Prioritas:

□ Sosial budaya dan kehidupan beragama;


□ Ekonomi;
□ Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
□ Politik;
□ Pertahanan dan Keamanan;
□ Hukum dan Aparatur;
□ Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang;

□ Penyediaan Sarana dan Prasarana;
□ Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
6. Indikator Pencapaian Proyek

Uraian Kriteria Keberhasilan Indikator Kinerja


Impact Alasan kegiatan Terpenuhinya Meningkatnya Jumlah
dilaksanakan prasarana penunjang Prasarana Baru Diklat
akademik dan Transportasi
extrakurikuler Taruna
Outcome Hasil yang Jumlah Prasarana Baru Diklat
Tersedianya sarana
dicapai prasana pendidikan Transportasi yang dibangun
untuk menunjang
proses pembelajaran
yang teratur dan
berkelanjutan sesuai
yang dipersyaratkan
dalam STCW
Amandemen Manila
2010.
Output Keluaran yang Kapasitas Gedung Auditorium
Terlaksananya
dicapai Rehabilitasi yang telah dibangun
Prasarana Gedung
Auditorium

Aktifitas Kegiatan Penyelesaian pekerjaan Terlaksananya pekerjaan


pelaksanaan Rehabilitasi Prasarana Rehabilitasi Prasarana Gedung
Rehabilitasi Gedung Auditorium Auditorium
Prasarana
Gedung
Auditorium
Input - Jumlah - Ketersediaan - Jumlah anggaran yang
alokasi dana anggaran untuk dialokasikan untuk
untuk melaksanakan Rehabilitasi Prasarana
Rehabilitasi kegiatan Gedung Auditorium
Prasarana Rehabilitasi - Tersedianya pekerja
Gedung Prasarana sesuai kompetensi yang
Auditorium Gedung telah dipersyaratkan
- Jumlah Auditorium
tenaga kerja - Ketersediaan
yang tenaga kerja yang
kompeten kompeten
untuk
pelaksanaan
kegiatan

Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Vokasi di bawah BPSDM yang memiliki
kurikulum pembelajaran yaitu 70% pembelajaran praktek dan 30% pembelajaran
teori, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta membutuhkan sarana kegiatan dan
ekstrakurikuler Taruna/I STIP Jakarta.

Rehabilitasi Prasarana Gedung Auditorium dimaksud merupakan bagian dari


master plan rencana pengembangan sarana prasarana untuk mendukung visi
dan misi STIP Jakarta. Rencana pengembangan STIP Jakarta direncanakan
untuk mendapatkan pendanaan yang bersumber dari anggaran Rupiah Murni.

Dengan adanya penyelesaian Rehabilitasi Prasarana Gedung Auditorium di


STIP Jakarta yang digunakan sebagai fasilitas utama dalam menunjang kegiatan
dan ekstrakulikuler taruna dan sarana kegiatan civitas akademika terutama
yudisium dan upacara wisuda dies natalis, dimana kondisi saat ini taruna/i STIP
Jakarta. Maka diharapkan STIP Jakarta sudah memiliki sarana prasarana
lengkap yang dapat mewujudkan program peningkatan kualitas SDM Vokasi
yang profesional, berkarakter dan berdaya saing.

Rehabilitasi Prasarana Gedung Auditorium ini diyakini akan mampu memberikan


dampak penggunaan asset pada kegiatan sewa Gedung / Ruangan kepada
masyarakat sekitar yang akan menggunakan Gedung untuk acara pernikahan
dan kegiatan sosial lainnya yang akan memberikan nilai tambah finansial kepada
STIP Jakarta.

7. Kajian Teknis

Kajian teknis atas Rehabilitasi Prasarana Gedung Auditorium merupakan


ketentuan persyaratan atas keandalan bangunan/Gedung yang akan didirikan .
Kajian ini berguna agar dapat diperoleh kesesuaian pemenuhan atas persyaratan
keandalan gedung / bangunan yang meliputi :

A. Persyaratan Keselamatan
1) Kemampuan yang handal untuk mendukung beban muatan berupa Struktur
yang kuat/kokoh, stabil atau kombinasi beban yang akan berpengaruh
terhadap beban muatan tetap atau beban sementara dari gempa dan angin
2) Kemampuan mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran yang andal
berupa sistem proteksi aktif ;
3) Kemampuan mengurangi resiko untuk dapat menangkal petir agar dapat
melindungi peralatan, Gedung/bangunan dan manusia
4) Kemampuan mencegah bahaya listrik yang dapat ditimbulkan melalui
pemasangan sistem instalasi listrik yang handal terhadap ancaman bahaya
kebakaran yang ditimbulkan;

B. Persyaratan Kesehatan
1) Sistem sirkulasi yang sehat berupa ventilasi alami, bukaan permanen, dan
kisi kisi untuk menajmin sirkulasi udara bersih;
2) Sistem pencahayaan yang menjamin kenyamanan jarak pandangan
sesuai dengan fungsi ruang;
3) Sistem air bersih dan sanitasi berupa penyediaan air bersih, pembuangan
air kotor/limbah, kotoran, dan sampah, serta jalur air hujan yang dijamin
tidak memberikan genangan yang mengganggu Kesehatan manusia dan
lingkungan;
4) Penggunaan bahan bangunan gedung dengan produk dalam negeri yang
bermutu dan menjamin Kesehatan;

C. Persyaratan Kenyamanan
1) Pencapaian kenyamanan ruang gerak , ruang hubung dan peralatan yang
mampu bergerak dengan nyaman menjamin sirkulasi pergerakan yang
sehat;
2) Pencapaian kenyamanan kondisi udara,t emperatur dan kelembaban
3) Pencapaian kenyamanan sudut pandangan dan tata ruang / tata letak
arsitektur dalam dan di luar Gedung;
4) Pencapaian tingkat kenyamanan terhadap getaran dan kebisingan yang
menjamin tingkat kesehatan pengguna didalamnya

D. Persyaratan koneksi bangunan gedung, serta Kelengkapan Prasarana dan


Sarana dalam Pemanfaatan Bangunan Gedung.
1) Pencapaian kemudahan melalui perancangan fasilitas melalui pintu
2) Pencapaian kemudahan evakuasi sistem peringatan tanda bahaya, pintu
keluar, pintu darurat, dan jalur evakuasi yang menjamin kemudahan
evakuasi.
3) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas fasilitas umum, tempat ibadah,
ruang ganti, tempat sampah, ruang laktasi, ruang transit, perparkiran,
toilet dan ruang fasiltias dan komunikasi untuk semua orang dengan
penyediaan titik hotspot tertentu.

8. Kesiapan

Gedung Auditorium direncanakan memiliki luas bangunan 1.153 m2. Berikut


adalah Hasil Perencanaan Rehabilitasi Auditorium pada tahun 2016 Sekolah
Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta sebagaimana terlampir pada gambar 3, 4 dan 5

Lantai 1 (Gedung Aula)

Gambar 3
Gambar 4

Gambar 5
Lantai 2 (Ruang Serbaguna)
9. Kajian Ekonomi
a. Gambaran Dasar Penerimaan
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 26/KMK.05/2009 tanggal 5 Februari 2009 telah ditetapkan
sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta sebagai BLU
mendapatkan penerimaan dari 2 (dua) sumber utama yaitu Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dan penerimaan dari negara yang berupa
anggaran Rupiah Murni (RM). Pendapatan PNBP merupakan pendapatan
yang terkait dengan tugas fungsi BLU Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta,
yaitu layanan pendidikan tinggi kepelautan. Layanan pendidikan tinggi
kepelautan dengan capaian kinerja layanan yang mencakup peserta diklat,
sumber daya manusia, sarana prasarana dan keuangan. Penerimaan PNBP
didapatkan dari usaha dan jasa layanan yang dikembangkan BLU Sekolah
Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta, antara lain :
1) Program Studi Pasca Sarjana
2) Seleksi Penerimaan Peserta Diklat
3) Layanan Pendukung Akademik
4) Diklat Pembentukan Reguler
5) Diklat Pembentukan Non Reguler/Mandiri
6) Diklat Peningkatan/Penjenjangan
7) Diklat Pemutakhiran
8) Diklat Penyegaran/Refreshing
9) Program RPL
10) Diklat Teknis Keterampilan
11) Layanan Akademik lainnya
12) Penggunaan Sarana dan Prasarana Diklat
13) Klinik
14) Penunjang Akademik lainnya
15) Jasa Layanan Perbankan BLU

Pendapatan PNBP tersebut dikelola melalui mekanisme anggaran yang harus


direncanakan dan dituangkan dalam dokumen Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA) BLU Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta. Pemanfaatan aset
merupakan upaya meningkatkan pendapatan dengan memberikan jasa
layanan kepada masyarakat. Aset-aset yang dimanfaatkan untuk memberikan
jasa layanan masyarakat tersebut antara lain: layanan penggunaan salah satu
ruangan di gedung Bank BNI, sewa kantin kampus, mini market, sewa
auditorium, dan pemanfaatan aset lainya.

Tabel 1. Pendapatan BLU STIP Jakarta Tahun 2017 – 2021

TAHUN JUMLAH
2017 107,159,256,039
2018 83,305,667,247
2019 136,178,102,652
2020 146,771,399,755
2021 159,319,813,477

Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja tahun 2017-2021 diketahui


saldo kas BLU Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta tahun 2017 - 2022,
sebagaimana pada tabel 3.

Tabel 3. Saldo Awal Kas Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta Tahun 2017-
2022

SALDO AWAL KAS TOTAL BELANJA SALDO KAS AKHIR


TH (A)
PENDAPATAN (B)
BLU (C) (A+B-C)
2017 108,309,448,889 107,159,256,039 144,028,549,339 71,440,155,589
2018 71,440,155,589 83,305,667,247 97,498,202,781 57,247,620,055
2019 57,247,620,055 136,178,102,652 115,487,616,186 77,938,106,521
2020 77,938,106,521 146,771,399,755 111,756,308,446 112,953,197,830
2021 112,953,197,830 159,319,813,477 134,660,541,437 137.612.469.870
2022 137.612.469.870

Tabel 4. Penggunaan Saldo Awal


TAHUN JUMLAH
2017 47,320,246,000
2018 -
2019 7,340,004,000
2020 22,381,856,000
2021 10,561,958,000
b. Kelayakan Ekonomi
Proyek Rehabilitasi Gedung Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta membutuhkan anggaran sebesar Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar
rupiah). Secara lebih detail, besarnya kebutuhan investasi untuk masing-
masing komponen dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 4. Kebutuhan Investasi masing-masing Komponen

No Komponen Biaya

1 Jasa Konsultansi Rehabilitasi Rp. 100.000.000


2 Rehabilitasi Gedung Auditorium Rp. 9.900.000.000
Total Investasi Rp. 10.000.000.000

10. Kajian Potensi Pemanfaatan


Kajian Potensi Pemanfaatan disusun berdasarkan perbandingan ruang yang
tersedia dengan standar pemanfatannya, dengan mengacu pada master plan
yang ada, STIP Jakarta masih membutuhkan Peningkatan luasan gedung
Auditorium dalam satu kampus terpadu dimana didalamnya dapat menyediakan
seluruh fasilitas yang dibutuhkan dalam standar sarana dan prasarana
Pendidikan Tinggi sebagaimana peraturan Permenristekdikti No 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi diantaranya Standar Sarana dan
Prasarana Pembelajaran untuk tempat praktek bagi taruna/i Program Studi
Teknika yang memenuhi standar DIKTI sehingga dapat menghasilkan lulusan
diklat transportasi laut yang memiliki kompetensi Bertaraf Internasional.

A. Fungsi Umum
Secara umum gedung Auditorium ini akan difungsikan untuk
1) Peningkatan kapasitas ruang untuk kegiatan taruna/taruni
2) Ruang serba guna untuk pembukaan dan penutupan upacara, ceramah,
seminar dan workshop diklat
3) Alumni maintenance sebagai wadah alumni bertukar informasi terkait
lapangan pekerjaan
4) Acara kegiatan masyarakat dan sosial
11. Kajian Resiko
Indentifikasi resiko merupakan langkah pertama dalam project risk management.
Resiko-resiko yang diidentfikasi adalah resiko-risiko yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan proyek dan mempengaruhi kesuksesan proyek yang akan
dilaksanakan. Identifikasi resiko diakukan oleh beberapa pihak antara lain:
Manajer proyek, anggota tim proyek, tim manajemen risiko (jika ada), owner,
pihak ahli dari luar tim proyek, konsumen, manajer proyek lainnya, stakeholder,
dan ahli manajemen risiko

No Risk Effect to Project Cause Triggers Category Risk Owner Risk Response
1 Perijinan terlambat Mundurnya Owner telambat Kelalaian owner Cost risk Pimpinan Segera melakukan
pelaksaan mengurus proyek pengurusan
pekerjaan perijinan perijinan
2 Keterlambatan proses Mundurnya Penyusunan PPK tidak Cost risk Manajer proyek PPK segara
lelang pelaksanaan dokumen lelang Membentuk tim menyusun dokumen
pekerjaan terlambat teknis lelang
3 Material tidak sesuai Kualitas proyek Terbatasnya Material yang Cost risk Logistik Pengawasan yang
material Yang tidak sesuai
dengan spesifikasi Tidak sesuai ketat terhadap
sesuai dengan
(kualitas rendah) dengan spesifikasi spesifikasi Spesifikasi material yang
dalam kontrak pasar banyak datang
tersedia
dipasar
dengan harga
lebih murah
4 Kendala Cuaca Buruk Terhambatnya Pelaksanaan Hujan sepanjang Cost Risk Pelaksana Mengganti dengan
pelaksanaan dilakukan musim hari lembur pada saat
proyek hujan cuaca baik
5 Pembayarab termin Terhambatnya Proses Pelaksana Cost Risk Administrasi Meningkatkan
terlambat pelaksanaan administrasi yang terlambat koordinasi antara
proyek karena tidak berjalan melakukan PPK dan Pelaksana
aliran dana yang dengan baik tagihan
tidak lancar
6 Keterlambatan proses Mundurnya PHO Terlambatnya Terlambat order Cost Risk Pelaksana Order Material
pekerjaan kedatangan material sesuai jadwal
material
7 Ketidaksesuaian Hasil pekerjaan Pengawasan tidak Pengawasan oleh Technical Manajer proyek PPK melakukan
antara gambar atau tidak sesuai berjalan dengan konsultan tidak Risk pengawasan
spesifikasi antara dengan rencana baik berjalan dengan terhadap konsultan
dokumen perencana baik pengawas proyek
dengan pelaksanaan
8 Terjadinya keadaan Pekerjaan Terjadinya Bencana alam Cost Risk Manajer Proyek Melakukan
kahar terlambat bencana atau bencana dan Pelaksana perubahan jadwal
lainya dengan addendum
kontrak
9 Konflik antara para Suasana kerja tidak Koordinasi para Legal aspek tidak Low risk Manajer Dokumen kontrak
proyek
pihak pada proyek kondusif pihak tidak jelas dalam disusun dengan
dokumen kontrak jelas
No Risk Effect to Project Cause Triggers Category Risk Owner Risk Response
berjalan dengan
baik
10 Sumberdaya tidak Pekerjaan tidak Kualifikasi Persyaratan Technical Manajer proyek Penyusunan
sesuai dengan tenaga kerja/ahli SDM pada kuafikasi SDM
sesuai dengan risk
desain/ tidak sesuai dokumen lelang pada dokumen
keahlian yang perencanaan tidak sesuai lelang dengan
cermat
dibutuhkan
11 Perubahan tim Terkendala Perubahan Pejabat lama Schedule Manajer proyek Pimpinan baru
pengelola proyek koordinasi pimpinan habis masa risk segara melakukan
(internal PPK) jabatannya koordinasi dengan
para pihak
pelaksana proyek
12 Kondisi lapangan tidak Berubahnya biaya Pelaksana tidak Tidak melakukan Scope risk Pelaksana Melakukan survey
lapangan sebelum
sesuai dengan pekerjaan melakukan survey survey lapangan
melakukan
gambaran awal lapangan sebelum penawaran
pelaksana melakukan
penawaran
13 Mutu pekerjaan tidak Kualitas hasil tidak Pengawasan Pelaksana Quality risk Manajer proyek Meningkatkan
terkontrol sesuai dengan tidak berjalan tidak pengawasan
melakukan
spesifikasi dengan baik pengujian terhadap pengujian
mutu sesuai mutu
dengan RKS
14 Pengawasan tidak Mutu pekerjaan Koordinasi dengan Pengawas/MK Quality risk Manajer proyek Melakukan
berjalan dengan baik tidak tercapai pengawas/MK tidak melakukan pemantauan dan
tidak berjalan pengawasan koordinasi dengan
dengan baik dengan baik pengawas/MK
15 Terjadinya kecelakaan Terganggunya Pekerja tidak Kelalaian pekerja Safety risk Pelaksana Mengingatkan
pekerja untuk
kerja pelaksanaan menerapkan K3
selalu
pekerjaan menggunakan
alat pengaman
kerja
16 Serah terima hasil Pengenaan denda Kelalaian Pengendalian Cost risk Pelaksana Pengendalian
pekerjaan (PHO) keterlambatan pelaksana jadwal tidak jadwal dilakukan
terlambat dilakukan dengan secara rutin dengan
baik penekanan pada
lintasan kritis (CPM)

12. Kajian Potensi Pemanfaatan


Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran jakarta belum memiliki Gedung Auditorium sebagai
prasarana tempat pertemuan kegiatan akademik, wisuda/yudisium dan olahraga
sehingga saat ini taruna/i berolahraga di jalan-jalan dalam kampus. STIP Jakarta adalah
salah satu Perguruan Tinggi Vokasi di bawah BPSDM yang memiliki kurikulum
pembelajaran yaitu 70% pembelajaran praktek dan 30% pembelajaran teori. Rehabilitasi
ini juga untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam Permenristekdikti No 44
Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi diantaranya Standar Sarana
dan Prasarana Pembelajaran. Dengan adanya rehabilitasi Gedung Auditorium ini maka
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan yang ada di STIP
Jakarta.

a. Fungsi Gedung Auditorium


1. Fasilitas utama untuk kegiatan publik dan ceremonial;
2. Fasilitas utama dalam kegiatan rapat terbuka civitas akademika terutama untuk
upacara, yudisium, wisuda dan dies natalis
3. Acara Kegiatan Masyarakat lainnya

13. Kajian Sosial, Ekonomi dan Budaya


Pengaruh sosial, ekonomi dan budaya akibat pelaksanaan proyek Rehabilitasi ini
antara lain :
a. Peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan akibat penerimaan
tenaga kerja;
b. Peningkatan perekonomian lokal akibat multiplier effect dari penggunaan tenaga
kerja lokal;
c. Terjadinya keresahan masyarakat, konflik sosial, gangguan keamanan dan
ketertiban akibat penerimaan tenaga kerja;
d. Terjadinya proses sosial akibat penerimaan tenaga kerja dari luar daerah.

14. Organisasi Pelaksana Proyek

Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan pembangunan gedung penunjang


akademik Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta adalah sebagai berikut :

1. Penaggung jawab usulan : Kepala BPSDM Perhubungan

2. Tim Pengarah : Sekretaris BPSDM Perhubungan,

Kepala PPSDMP Laut

3. Penanggung jawab Kegiatan : Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta

4. Pelaksana Kegiatan : Pejabat Pembuat Komitmen


15. Rencana Pembiayaan

Kegiatan Tahun 2023 Jumlah Anggaran

Jasa Konsultansi
Rp. 100.000.000
Rehabilitasi
Rp. 10.000.000.000
Rehabilitasi Gedung
Rp. 9.900.000.000
Auditorium

TOTAL Rp. 10.000.000.000 Rp. 10.000.000.000

Penanggung Jawab Usulan


KETUA
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

Capt. Sudiono, M.Mar


Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19630218 199203 1 002

Anda mungkin juga menyukai