1. Pemrakarsa Proyek :
a. Kementerian/Lembaga : Kementerian Perhubungan
b. Unit Kerja Eselon I : Badan Pengembangan SDM Perhubungan
2. Durasi Pelaksanaan :
Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah 12 (Dua Belas) bulan kalender selama
tahun anggaran 2023.
3. Lokasi
Lokasi kegiatan berada di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran.
a. Latar Belakang
Dinamika perkembangan jasa transportasi terkait erat dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi transportasi yang demikian cepat bersinergi dengan
globalisasi. Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan warna
dalam perkembangan transportasi di dunia dan/atau di Indonesia.
Gambar 2
b. Tujuan Kegiatan
Melaksanakan rehabilitasi Gedung Auditorium untuk menunjang kegiatan aktivitas
taruna/I, Kegiatan ceremonial dan kegiatan extrakurikuler, sehingga dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kompentensi bertaraf internasional.
c. Ruang Lingkup
Rehabilitasi Gedung Auditorium ini akan dilakukan selama 1 (satu) tahun anggaran
yaitu TA 2023.
Ruang lingkup/batasan lingkup pekerjaan konstruksi Rehabilitasi Gedung Auditorium
yaitu:
Pada tahun anggaran 2023 dengan anggaran sebesar Rp.10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah) pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan meliputi :
Bidang Prioritas:
Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Vokasi di bawah BPSDM yang memiliki
kurikulum pembelajaran yaitu 70% pembelajaran praktek dan 30% pembelajaran
teori, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta membutuhkan sarana kegiatan dan
ekstrakurikuler Taruna/I STIP Jakarta.
7. Kajian Teknis
A. Persyaratan Keselamatan
1) Kemampuan yang handal untuk mendukung beban muatan berupa Struktur
yang kuat/kokoh, stabil atau kombinasi beban yang akan berpengaruh
terhadap beban muatan tetap atau beban sementara dari gempa dan angin
2) Kemampuan mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran yang andal
berupa sistem proteksi aktif ;
3) Kemampuan mengurangi resiko untuk dapat menangkal petir agar dapat
melindungi peralatan, Gedung/bangunan dan manusia
4) Kemampuan mencegah bahaya listrik yang dapat ditimbulkan melalui
pemasangan sistem instalasi listrik yang handal terhadap ancaman bahaya
kebakaran yang ditimbulkan;
B. Persyaratan Kesehatan
1) Sistem sirkulasi yang sehat berupa ventilasi alami, bukaan permanen, dan
kisi kisi untuk menajmin sirkulasi udara bersih;
2) Sistem pencahayaan yang menjamin kenyamanan jarak pandangan
sesuai dengan fungsi ruang;
3) Sistem air bersih dan sanitasi berupa penyediaan air bersih, pembuangan
air kotor/limbah, kotoran, dan sampah, serta jalur air hujan yang dijamin
tidak memberikan genangan yang mengganggu Kesehatan manusia dan
lingkungan;
4) Penggunaan bahan bangunan gedung dengan produk dalam negeri yang
bermutu dan menjamin Kesehatan;
C. Persyaratan Kenyamanan
1) Pencapaian kenyamanan ruang gerak , ruang hubung dan peralatan yang
mampu bergerak dengan nyaman menjamin sirkulasi pergerakan yang
sehat;
2) Pencapaian kenyamanan kondisi udara,t emperatur dan kelembaban
3) Pencapaian kenyamanan sudut pandangan dan tata ruang / tata letak
arsitektur dalam dan di luar Gedung;
4) Pencapaian tingkat kenyamanan terhadap getaran dan kebisingan yang
menjamin tingkat kesehatan pengguna didalamnya
8. Kesiapan
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Lantai 2 (Ruang Serbaguna)
9. Kajian Ekonomi
a. Gambaran Dasar Penerimaan
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 26/KMK.05/2009 tanggal 5 Februari 2009 telah ditetapkan
sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta sebagai BLU
mendapatkan penerimaan dari 2 (dua) sumber utama yaitu Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dan penerimaan dari negara yang berupa
anggaran Rupiah Murni (RM). Pendapatan PNBP merupakan pendapatan
yang terkait dengan tugas fungsi BLU Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta,
yaitu layanan pendidikan tinggi kepelautan. Layanan pendidikan tinggi
kepelautan dengan capaian kinerja layanan yang mencakup peserta diklat,
sumber daya manusia, sarana prasarana dan keuangan. Penerimaan PNBP
didapatkan dari usaha dan jasa layanan yang dikembangkan BLU Sekolah
Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta, antara lain :
1) Program Studi Pasca Sarjana
2) Seleksi Penerimaan Peserta Diklat
3) Layanan Pendukung Akademik
4) Diklat Pembentukan Reguler
5) Diklat Pembentukan Non Reguler/Mandiri
6) Diklat Peningkatan/Penjenjangan
7) Diklat Pemutakhiran
8) Diklat Penyegaran/Refreshing
9) Program RPL
10) Diklat Teknis Keterampilan
11) Layanan Akademik lainnya
12) Penggunaan Sarana dan Prasarana Diklat
13) Klinik
14) Penunjang Akademik lainnya
15) Jasa Layanan Perbankan BLU
TAHUN JUMLAH
2017 107,159,256,039
2018 83,305,667,247
2019 136,178,102,652
2020 146,771,399,755
2021 159,319,813,477
Tabel 3. Saldo Awal Kas Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta Tahun 2017-
2022
No Komponen Biaya
A. Fungsi Umum
Secara umum gedung Auditorium ini akan difungsikan untuk
1) Peningkatan kapasitas ruang untuk kegiatan taruna/taruni
2) Ruang serba guna untuk pembukaan dan penutupan upacara, ceramah,
seminar dan workshop diklat
3) Alumni maintenance sebagai wadah alumni bertukar informasi terkait
lapangan pekerjaan
4) Acara kegiatan masyarakat dan sosial
11. Kajian Resiko
Indentifikasi resiko merupakan langkah pertama dalam project risk management.
Resiko-resiko yang diidentfikasi adalah resiko-risiko yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan proyek dan mempengaruhi kesuksesan proyek yang akan
dilaksanakan. Identifikasi resiko diakukan oleh beberapa pihak antara lain:
Manajer proyek, anggota tim proyek, tim manajemen risiko (jika ada), owner,
pihak ahli dari luar tim proyek, konsumen, manajer proyek lainnya, stakeholder,
dan ahli manajemen risiko
No Risk Effect to Project Cause Triggers Category Risk Owner Risk Response
1 Perijinan terlambat Mundurnya Owner telambat Kelalaian owner Cost risk Pimpinan Segera melakukan
pelaksaan mengurus proyek pengurusan
pekerjaan perijinan perijinan
2 Keterlambatan proses Mundurnya Penyusunan PPK tidak Cost risk Manajer proyek PPK segara
lelang pelaksanaan dokumen lelang Membentuk tim menyusun dokumen
pekerjaan terlambat teknis lelang
3 Material tidak sesuai Kualitas proyek Terbatasnya Material yang Cost risk Logistik Pengawasan yang
material Yang tidak sesuai
dengan spesifikasi Tidak sesuai ketat terhadap
sesuai dengan
(kualitas rendah) dengan spesifikasi spesifikasi Spesifikasi material yang
dalam kontrak pasar banyak datang
tersedia
dipasar
dengan harga
lebih murah
4 Kendala Cuaca Buruk Terhambatnya Pelaksanaan Hujan sepanjang Cost Risk Pelaksana Mengganti dengan
pelaksanaan dilakukan musim hari lembur pada saat
proyek hujan cuaca baik
5 Pembayarab termin Terhambatnya Proses Pelaksana Cost Risk Administrasi Meningkatkan
terlambat pelaksanaan administrasi yang terlambat koordinasi antara
proyek karena tidak berjalan melakukan PPK dan Pelaksana
aliran dana yang dengan baik tagihan
tidak lancar
6 Keterlambatan proses Mundurnya PHO Terlambatnya Terlambat order Cost Risk Pelaksana Order Material
pekerjaan kedatangan material sesuai jadwal
material
7 Ketidaksesuaian Hasil pekerjaan Pengawasan tidak Pengawasan oleh Technical Manajer proyek PPK melakukan
antara gambar atau tidak sesuai berjalan dengan konsultan tidak Risk pengawasan
spesifikasi antara dengan rencana baik berjalan dengan terhadap konsultan
dokumen perencana baik pengawas proyek
dengan pelaksanaan
8 Terjadinya keadaan Pekerjaan Terjadinya Bencana alam Cost Risk Manajer Proyek Melakukan
kahar terlambat bencana atau bencana dan Pelaksana perubahan jadwal
lainya dengan addendum
kontrak
9 Konflik antara para Suasana kerja tidak Koordinasi para Legal aspek tidak Low risk Manajer Dokumen kontrak
proyek
pihak pada proyek kondusif pihak tidak jelas dalam disusun dengan
dokumen kontrak jelas
No Risk Effect to Project Cause Triggers Category Risk Owner Risk Response
berjalan dengan
baik
10 Sumberdaya tidak Pekerjaan tidak Kualifikasi Persyaratan Technical Manajer proyek Penyusunan
sesuai dengan tenaga kerja/ahli SDM pada kuafikasi SDM
sesuai dengan risk
desain/ tidak sesuai dokumen lelang pada dokumen
keahlian yang perencanaan tidak sesuai lelang dengan
cermat
dibutuhkan
11 Perubahan tim Terkendala Perubahan Pejabat lama Schedule Manajer proyek Pimpinan baru
pengelola proyek koordinasi pimpinan habis masa risk segara melakukan
(internal PPK) jabatannya koordinasi dengan
para pihak
pelaksana proyek
12 Kondisi lapangan tidak Berubahnya biaya Pelaksana tidak Tidak melakukan Scope risk Pelaksana Melakukan survey
lapangan sebelum
sesuai dengan pekerjaan melakukan survey survey lapangan
melakukan
gambaran awal lapangan sebelum penawaran
pelaksana melakukan
penawaran
13 Mutu pekerjaan tidak Kualitas hasil tidak Pengawasan Pelaksana Quality risk Manajer proyek Meningkatkan
terkontrol sesuai dengan tidak berjalan tidak pengawasan
melakukan
spesifikasi dengan baik pengujian terhadap pengujian
mutu sesuai mutu
dengan RKS
14 Pengawasan tidak Mutu pekerjaan Koordinasi dengan Pengawas/MK Quality risk Manajer proyek Melakukan
berjalan dengan baik tidak tercapai pengawas/MK tidak melakukan pemantauan dan
tidak berjalan pengawasan koordinasi dengan
dengan baik dengan baik pengawas/MK
15 Terjadinya kecelakaan Terganggunya Pekerja tidak Kelalaian pekerja Safety risk Pelaksana Mengingatkan
pekerja untuk
kerja pelaksanaan menerapkan K3
selalu
pekerjaan menggunakan
alat pengaman
kerja
16 Serah terima hasil Pengenaan denda Kelalaian Pengendalian Cost risk Pelaksana Pengendalian
pekerjaan (PHO) keterlambatan pelaksana jadwal tidak jadwal dilakukan
terlambat dilakukan dengan secara rutin dengan
baik penekanan pada
lintasan kritis (CPM)
Jasa Konsultansi
Rp. 100.000.000
Rehabilitasi
Rp. 10.000.000.000
Rehabilitasi Gedung
Rp. 9.900.000.000
Auditorium