Soal Dan Solusi Ktof Januari 2019
Soal Dan Solusi Ktof Januari 2019
Terbuka
Olimpiade
Fisika
Januari 2019
Oleh :
Waktu : 55 Jam
Tahun 2018
1. Soal terdiri dari 5 soal essay. Waktu total pengerjaan tes adalah 55 Jam, dimulai dari
Jumat, 18 Januari 2019 pukul 17.00 WIB s.d. Minggu, 20 Januari 2019 pukul 23.59 WIB.
2. Jawaban dituliskan di lembar jawaban yang telah disediakan. Lembar jawaban telah
dikirim bersama soal, silahkan di print dan diperbanyak sendiri (boleh fotocopy).
Peserta juga diperbolehkan menggunakan kertas sendiri yaitu kertas HVS putih.
3. Tuliskan nomor peserta anda pada tempat yang telah disediakan di lembar jawaban.
4. Skore nilai untuk setiap soal berbeda dan telah tertulis pada setiap soal.
5. Peserta diharuskan menulis jawabannya pada lembar jawaban yang terpisah untuk
setiap nomor.
6. Gunakan ballpoint untuk menulis jawaban anda dan jangan menggunakan pensil.
7. Peserta mengerjakan soal tes secara mandiri. Peserta dilarang bekerja sama dengan
orang lain dalam mengerjakan tes.
8. Jawaban discan atau difoto kemudian dikirimkan ke email ktof.kofi@gmail.com
dengan judul:
Nomor Peserta_KTOF Januari 2019
Contoh : KTOF-18-10-01-123_KTOF Januari 2019
Selambat-lambatnya hari Minggu, 20 Januari 2019 pukul 23.59 WIB
Max
finish
start
𝑠 𝑠 𝑠
Well …
𝑠T
a. Pada kasus pertama, Max memacu mobilnya dengan kecepatan 𝑣0 (𝑣0 < 𝑣L ) yang
konstan dari posisi start. Well berjalan dengan kecepatan 𝑣w relatif permukaan yang
dipijaknya. Jika sepanjang lintasan ini terdapat satu buah lintasan berjalan yang sejajar
dengan lintasan tempuh mereka, dengan kecepatan berapakah Well harus berjalan
agar bisa tiba lebih awal dari Max di garis finish!
b. Pada kasus kedua ini, Well masih bergerak dengan kecepatan yang sama seperti
sebelumnya, namun Max memacu mobilnya dengan percepatan yang konstan 𝑎. Pada
kasus kedua ini terdapat 𝑁 buah lintasan berjalan yang sejajar dengan lintasan
tempuh. Berapakah percepatan minimum mobil Max agar dia bisa menang dari Well?
Asumsikan 𝑣L > √2𝑎𝑠T.
c. Sekarang Max memacu mobilnya dengan percepatan yang sama seperti sebelumnya,
dan Well juga bergerak dengan kecepatan yang sama seperti kasus pada bagian (a).
Jika sekarang terdapat 𝐾 buah lintasan berjalan, tentukanlah nilai 𝐾 minimum agar
Well bisa menang dari Max?
Solusi :
a. Agar Well bisa menang dari Max, waktu tempuhnya harus lebih kecil dari Max. Waktu
tempuh Max adalah 𝑇max = 𝑠T /𝑣0 .Kemudian waktu tempuh Well saat melintasi
lintasan berjalan (𝑇1 ) dan lintasan sisanya (𝑇2 ) adalah
s 𝑠T − s
𝑇1 = dan 𝑇1 =
𝑣w + 𝑣L 𝑣w
−𝑏 ± √𝑏2 + 4𝑎𝑐
𝑣w =
2𝑎
Karena kecepatan Well harus positif, akan kita dapatkan
Sehingga
√𝑏2 + 4𝑎𝑐 − 𝑏
𝑣w =
2𝑎
√𝑠T 2 (𝑣L − 𝑣0 )2 + 4𝑠T(𝑠T − s)𝑣L 𝑣0 − 𝑠T (𝑣L − 𝑣0 )
𝑣w =
2𝑠T
b. Sekarang waktu tempuh Well menjadi
𝑁𝑠 𝑠T − 𝑁𝑠
𝑇well = +
𝑣w + 𝑣L 𝑣w
(𝑠T − 𝑁𝑠)𝑣L + 𝑠T 𝑣w
𝑇well =
𝑣w2 + 𝑣w 𝑣L
dan waktu tempuh Max menjadi
𝑠T
𝑇Max = √
2𝑎
2. Sebuah bola kecil bermassa 𝑚 diletakkan di pinggir dalam sebuah cincin tipis bermassa 𝑀
dan berjari-jari 𝑅. Pada awalnya, cincin ini diam terhadap kerangka lab, dan bola ini diberi
kecepatan 𝑣0 dengan arahnya menyinggung permukaan cincin, relatif terhadap cincin.
Asumsikan bola hanya bergerak di sepanjang pinggir dalam cincin (relatif terhadap cincin),
𝑚
𝑣0
a. Tentukan posisi (terhadap pusat cincin) dan kecepatan awal pusat massa sistem.
b. Tentukan kecepatan cincin relatif terhadap kerangka lab dan kecepatan bola relatif
terhadap cincin setelah bola menempuh :
i. ¼ putaran terhadap cincin.
ii. ½ putaran terhadap cincin.
iii. ¾ putaran terhadap cincin.
c. Apakah besar kecepatan bola relatif terhadap cincin selalu konstan? Berikan justifikasi
Anda.
d. Tentukan bentuk umum dari kecepatan cincin relatif terhadap lab ketika garis hubung
posisi bola dan pusat cincin membentuk sudut 𝜃 terhadap arah vertikal.
e. Pada kondisi (b)-ii, tentukan seberapa jauh pusat cincin berpindah terhadap posisi
awalnya dalam arah vertikal.
f. Tentukan jarak yang telah ditempuh pusat massa sistem setelah bola melakukan 𝑁
putaran relatif terhadap cincin, dimana 𝑁 adalah bilangan bulat yang tidak kurang dari
1.
Solusi :
2
𝑀2 𝑚𝑣0 2
𝑚𝑣0 =( + 𝑀) 𝑢1𝑣 2 + (𝑚 + 𝑀) ( )
𝑚 𝑚+𝑀
𝑚𝑣0
𝑢1𝑣 =
𝑚+𝑀
𝑚𝑣0
𝑢1ℎ =
𝑚+𝑀
Dengan menggunakan persamaan (2), maka didapat
𝑀𝑚𝑣0 𝑚𝑣0
= 𝑚 (𝑣1 − )
𝑚+𝑀 𝑚+𝑀
𝑣1 = 𝑣0
ii. Untuk kasus ini, kecepatan cincin terhadap kerangka lab arah vertikal bernilai nol.
𝑣2 adalah kecepatan bola terhadap cincin, dan 𝑢2 adalah kecepatan cincin
terhadap kerangka lab arah horizontal. Persamaannya adalah
𝑚𝑣0 = 𝑚(𝑢2 − 𝑣2 ) + 𝑀𝑢2 … (4)
1 1 1
𝑚𝑣0 2 = 𝑚(𝑢2 − 𝑣2 )2 + 𝑀𝑢2 2 … (5)
2 2 2
Gunakan persamaan (4) untuk mengganti suku yang mengandung 𝑢2 − 𝑣2 di
persamaan (5), lalu substitusi ke persamaan (5), maka didapat
2
1 1 𝑀 1
𝑚𝑣0 2 = 𝑚 (𝑣0 − 𝑢2 ) + 𝑀𝑢2 2
2 2 𝑚 2
𝑥
𝑁 𝑚𝑦
𝜃 𝜃
𝜃
𝑦
𝑁 𝑚𝑥
𝜃
𝑔 𝑀
𝑚 𝑅
𝑅
𝑀 𝑚
Solusi :
𝑅
𝑅 𝜃 2𝑅
𝑁2
𝑁3
𝑁2
𝜃
𝑁 𝑁1 𝑁4 𝜃
𝑁1 𝑚𝑔 ℎ 𝑁3 𝑀𝑔
𝑀𝑔
Dengan
ℎ = 𝑅 + 2𝑅 cos 𝜃 ⟹ ℎ = 𝑅(1 + 2 cos 𝜃)
c. Untuk silinder
Pada sumbu 𝑥
∑ 𝐹x = 0
𝑁2 − 𝑁1 = 0 ⟹ 𝑁1 = 𝑁2 … (1)
Pada sumbu 𝑦
∑ 𝐹y = 0
𝑁 − 𝑚𝑔 = 0 ⟹ 𝑁 = 𝑚𝑔 … (2)
Untuk bola bawah
Pada sumbu 𝑥
∑ 𝐹x = 0
∑ 𝐹y = 0
∑ 𝐹x = 0
∑ 𝐹y = 0
𝑀𝑔
−𝑀𝑔 + 𝑁3 cos 𝜃 = 0 ⟹ 𝑁3 = … (6)
cos 𝜃
Untuk gerak rotasi silinder, Hukum I Newton tentang gerak rotasi
∑𝜏 = 0
Di semua titik acuan. Kita pilih titik acuan di pojok kanan bawah silinder, sehingga akan
kita dapatkan (saya menggunakan arah putaran jarum jam sebagai arah positif torsi,
kamu boleh terbalik, hasilnya akan sama saja)
𝑑
−𝑁2 ℎ + 𝑁1 𝑅 + 𝑚𝑔 − 𝑁𝑠 = 0 … (7)
2
Dimana 𝑠 adalah jarak titik tangkap efektif dari gaya normal lantai pada silinder. Jarak
𝑠 ini bergantung pada kondisi sisitem, yaitu massa bola dan silinder.
d. Dari persamaan (1), (3), dan (5) kita dapatkan bahwa
𝑀𝑔
𝑁1 = 𝑁2 = 𝑁3 sin 𝜃 = sin 𝜃 ⟹ 𝑁1 = 𝑁2 = 𝑀𝑔 tan 𝜃
cos 𝜃
e. Dari persamaan (4) kita dapatkan bahwa
𝑁4 = 𝑀𝑔 + 𝑁3 cos 𝜃
Subtitusi 𝑁3
𝑀𝑔
𝑁4 = 𝑀𝑔 + cos 𝜃 ⟹ 𝑁4 = 2𝑀𝑔
cos 𝜃
f. Gaya akibat bola bawah dan bola atas memberikan torsi pada silinder sehingga silinder
cenderung akan berputar. Namun selama batas gaya ini tidak terlalu besar, silinder
belum akan menggelinding. Kemudian, jika gaya ini terus diperbesar, artinya kita
memperbesar massa bola, gaya normal pada silinder akan semakin bergeser ke kanan.
Tepat saat silinder akan jatuh, gaya normal ini tepat di pojok kanan bawah silinder
(pikirkan secara fisis).
4. Untuk mengamati dinamika benda tegar yang berosilasi dalam suatu fluida, sebuah riset
dilakukan dengan sebuah silinder bermassa 𝑀𝑐 dengan luas alas 𝑎 dan tinggi ℎ yang
ditempatkan dalam zat cair bermassa jenis 𝜌w. Untuk seterusnya dilakukan asumsi bahwa
fluida tidak memberi gesekan pada sistem dan silinder berosilasi sederhana pada arah
vertikal. Terdapat percepatan gravitasi 𝑔 yang arahnya ke bawah. Silinder ini berada di
sebuah tangki yang luas dasarnya jauh lebih luas dari luas alas silinder.
𝑎
𝑀c ℎ
𝜌w
𝐴≫𝑎
𝑎
𝑀c ℎ
𝜌w
Tangki diisi kembali dengan fluida pada bagian sebelumnya. Silinder dibiarkan sejenak
sehingga setimbang
a. Saat terjadi kesetimbangan, gaya angkat pada silinder yaitu gaya archimedes akan
sama dengan berat silinder sehingga
𝑀c 𝑔 = 𝜌w𝑔𝑎𝑦0 ⟹ 𝑀c = 𝜌w𝑎𝑦0
Dengan 𝑦0 = ℎ − 𝑑 adalah tinggi bagian silinder yang tercelup dalam fluida sehingga
𝑀c = 𝜌w𝑎(ℎ − 𝑑 )
b. Sekarang misalkan silinder disimpangkan ke bawah sehingga bagian yang tercelup
menjadi 𝑦 = ℎ − 𝑑 + 𝑥 sehingga persamaan gerak silinder menjadi
𝑀c 𝑔 − 𝜌w𝑔𝑎𝑦 = 𝑀c 𝑦
Subtitusi 𝑦 = ℎ − 𝑑 + 𝑥 dan 𝑦 = 𝑥 sehingga
𝑀c 𝑔 − 𝜌w𝑔𝑎(ℎ − 𝑑 + 𝑥 ) = 𝑀c 𝑥
𝑀c 𝑔 − 𝜌w𝑔𝑎(ℎ − 𝑑 ) = 𝜌w𝑔𝑎𝑥 + 𝑀c 𝑥
Berdasarkan persamaan pada bagian (a) kita tahu bahwa suku di sisi kiri bernilai nol
sehingga persamaan gerak osilasi silinder kita dapatkan yaitu
𝜌w𝑔𝑎
𝑥+ 𝑥=0
𝑀c
Dimana 𝑥 adalah simpangan silinder pada arah vertikal dari posisi
kesetimbangannya.
c. Analog dengan bentuk 𝑥 + 𝜔2 𝑥 = 0, besar frekuensi sudut 𝜔 akan kita dapatkan
𝜌w𝑔𝑎
𝜔=√
𝑀c
𝑀c
𝑇 = 2𝜋√
𝜌w𝑔𝑎
d. Sekarang kesetimbangan silinder juga diperoleh dari kontribusi gaya pegas, dari sini
akan kita dapatkan
𝑘(𝐴 − 𝑎) + 𝜌w𝑔𝑎𝐴
𝜔=√
𝑀c (𝐴 − 𝑎)
𝑀c (𝐴 − 𝑎)
𝑇 = 2𝜋√
𝑘(𝐴 − 𝑎) + 𝜌w𝑔𝑎𝐴
𝑘𝐴 + 𝜌w𝑔𝑎𝐴 𝑘 + 𝜌w𝑔𝑎
𝜔=√ ⟹𝜔=√
𝑀c 𝐴 𝑀c
Osilasi silinder ini laksana osilasi massa sederhana dengan gaya pemulih berasal
dari pegas dan juga fluida yang bersikap seperti pegas dimana keduanya memiliki
konstanta efektif 𝑘ef = 𝑘 + 𝜌w𝑔𝑎.
ii. Untuk 𝑘 → 0 maka 𝑘 ≈ 0 sehingga
𝑘 (𝐴 − 𝑎) + 𝜌w𝑔𝑎𝐴 𝜌w𝑔𝐴
𝜔=√ ⟹𝜔=√
𝑀c (𝐴 − 𝑎) 𝑀c (𝐴 − 𝑎)
Karena konstanta pegas sangat kecil, efek pegas bisa diabaikan dan silinder bersosilasi
seperti layaknya tidak ada pegas, namun ada sedikit perbedaan dengan bagian (a)
karena ada perubahan ketinggian fluida. Jika 𝐴 ≫ 𝑎 maka osilasi silinder akan seperti
pada bagian (a).
Christian Reivan
SMAN 3 Bandung
5. Terdapat dua buah silinder bermassa sama dan memiliki jari-jari 𝑅. Silinder pertama
diletakkan di pojokan antara dinding dan lantai kemudian silinder yang satunya diletakkan
di atas silinder yang pertama dan menyentuh dinding. Sistem kemudian diberikan sedikit
𝑅
𝑔
𝑅 𝜃
j. Misalkan silinder atas telah turun sejauh ℎ dan silinder bawah bergerak sejauh 𝑠,
tentukan hubungan kedua besaran ini! Nyatakan dalam sudut yang dibentuk oleh garis
penghubung kedua pusat massa silinder dengan horizontal (𝜃).
k. Tentukan hubungan kecepatan antara silinder atas dan bawah!
l. Tentukan kecepatan silinder bawah dan atas sebagai fungsi 𝜃!
m. Pada saat sudut 𝜃 berapa kecepatan silinder bawah maksimum! Tentukan kecepatan
maksimum tersebut! Khusus untuk kasus silinder masih bersentuhan.
n. Pada saat sudut 𝜃 berapa kecepatan silinder atas maksimum! Tentukan kecepatan
maksimum tersebut!
o. Tentukan kecepatan silinder atas tepat sebelum menumbuk lantai!
Solusi :
2𝑅
3𝑅 𝑦
𝑅 𝜃
𝑠
5 2 20
𝑣b = 2√𝑔𝑅 ( ) (1 − ) ⟹ 𝑣b = √ 𝑔𝑅
9 3 27
𝑣a = 2√𝑔𝑅. Disini saya ingin menunjukan bahwa matematika itu hanyalah alat di
fisika. Konsep fisis pada fisikalah yang mutlak juga harus kita pahami. Sebenanrnya di
sini masih ada satu masalah. Masalah ini adalah, kecepatan silinder atas akan
maksimum ketika 𝜃 = 0 hanya jika dia terus bersentuhan dengan silinder bawah.
kita perlu mengecek, apakah kedua silinder ini terus bersentuhan atau malah lepas
sebelum silinder atas tiba di atas lantai. Gaya normal antara kedua bola saat sudut 𝜃
perlu kita cari terlebih dahulu. Gaya normal ini akan bervariasi sebagai fungsi sudut
𝜃. Kita harus lihat, apakah gaya normal ini mungki bernilai nol. Ok, perhatikan
gambar di bawah ini!
𝑁1
𝑁
𝑎a 𝑚𝑔 𝜃
𝑁
𝑎b
𝑁2
𝑚𝑔
∑ 𝐹x = 𝑚𝑎b
𝑚𝑎b
𝑁 cos 𝜃 = 𝑚𝑎b ⟹ 𝑁 =
cos 𝜃
Percepatan bola bawah adalah
√5 2 4√5
𝑣a = 2√𝑔𝑅 ( ) (1 − ) ⟹ 𝑣a = √ 𝑔𝑅
3 3 9
f. Setelah silinder saling lepas, silinder atas hanya dipercepat oleh percepatan gravitasi,
sehingga kecepatannya saat menumbuk lantai adalah
𝑣L = √𝑣a 2 + 2𝑔𝐻
Dengan 𝐻 = 2𝑅 sin 𝜃 = 4𝑅/3
4√5 4𝑅 4√5 + 24
𝑣L = √ 𝑔𝑅 + 2𝑔 ⟹ 𝑣L = √ 𝑔𝑅
9 3 9