Soal Dan Solusi Ktof Mei 2019 Pra Osn
Soal Dan Solusi Ktof Mei 2019 Pra Osn
Terbuka
Olimpiade
Fisika
Oleh :
Waktu : 47 Jam
Tahun 2019
Teknis Pengerjaan
Setiap peserta akan mendapatkan Nomor Peserta masing-masing.
Soal KTOF akan kami bagikan via email dan grup WA kepada para peserta pada hari
Jumat, 24 Mei 2019 pukul 13.00 WIB.
Peserta dipersilahkan mengerjakan soal yaitu dari saat soal dibagikan sampai batas
terakhir memasukkan jawaban di form jawaban online yaitu pada hari Minggu, 26
Mei 2019 pukul 12.00 WIB.
Jawaban ditulis secara detail pada lembar jawaban yang telah disediakan
menggunakan balpoint warna hitam/biru dan tidak boleh warna lainnya. Lembar
jawaban akan dikirim bersamaan dengan soal tes.
Jawaban untuk setiap nomor soal harus dipisah dan dinamai dengan format berikut:
soal(nomor)_namalengkap_asalsekolah/instansi, Contoh:
soal2_ahmadbasyirnajwan_sman3banjarbaru,
soal5_mfauzansyahbana_smantambunselatan
Jawaban diunggah pada form jawaban online menggunakan link berikut ini
bit.ly/FormJawabKTOFMei.
Form jawaban online hanya dibuka pada batas waktu pengerjaan yaitu dari hari
Jumat, 24 Mei 2019 pukul 13.00 WIB sampai dengan Minggu, 26 Mei 2019 pukul
12.00 WIB. Kami himbau para peserta untuk tidak mengumpulkan jawaban di menit-
menit akhir karena dikhawatirkan ada masalah koneksi yang menyebabkan jawaban
tidak terunggah.
Setiap peserta akan mendapatkan Soal KTOF beserta Solusinya. Solusi akan kami
berikan setelah Form Jawab Online ditutup yaitu pada hari Minggu, 26 Mei 2019
pukul 12.01 WIB via Email dan Grup WA.
Hasil KTOF akan kami publikasikan 3-4 hari setelah Tes Berakhir melalui media sosial
kami via Facebook dan Instagram.
KTOF ini tentunya bisa menjadi ajang melatih diri dan pemantapan bagi siswa-siswa
yang akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional Khususnya Bidang Fisika. Selain itu
juga bisa di jadikan ajang uji diri bagi Siswa Kelas XII, Mahasiswa, guru, dan Pegiat
Olimpiade Fisika lainnya.
Hormat Kami
2𝑟
𝑟
2𝑚
𝑚
a. Kondisi pertama adalah cincin kecil bergerak tanpa gesekan di dalam silinder besar,
dan cincin besarnya dapat bebas bergerak tanpa gesekan di atas meja. Ketika cincin
kecil mencapai dasar silinder besar, tentukan:
i. kelajuan pusat massa dan kelajuan sudut cincin besar dan cincin kecil.
ii. gaya normal normal pada cincin kecil.
iii. usaha gaya normal pada cincin kecil dan cincin besar. Hitung resultan usaha oleh
gaya normal tesebut pada kedua cincin dan kemudian apa makna fisisnya.
iv. perpindahan cincin besar
b. Kondisi kedua adalah cincin kecil menggelinding tanpa slip di dalam silinder besar, dan
cincin besarnya juga menggelinding tanpa slip di atas meja. Ketika cincin kecil
mencapai dasar silinder besar, tentukan :
i. kelajuan pusat massa dan kelajuan sudut cincin besar dan cincin kecil.
ii. perubahan momentum linier sistem. Jelaskan makna fisisnya.
iii. perubahan momentum sudut sistem terhadap acuan permukaan meja. Jelaskan
makna fisisnya.
Solusi:
a. Diagram gaya dan diagram gerak :
𝑅
𝑟
𝑀
𝑚
𝑥 = 0
𝑣M
𝑣m
𝑁m
𝑤m
i. Torsi oleh gaya berat dan gaya normal pada cincin kecil dan cincin besar sama
dengan nol sehingga kelajuan sudut cincin besar dan cincin kecil sama dengan nol,
ωm = ωM = 0. Pilih acuan energi potensial nol di pusat cincin besar . Hukum
kekekalan energi mekanik:
𝐸𝑀0 = 𝐸𝑀
1 2
1 2
0 = 𝑚𝑣𝑚 + 𝑀𝑣𝑀 − 𝑚𝑔𝑟 … (1)
2 2
Hukum kekekalan momentum pada arah horizontal :
𝐸𝑀0 = 𝐸𝑀
0 = 𝑚𝑣𝑚 − 𝑀𝑣𝑀 … (2)
Diketahui bahwa M = 2m dan R =2r. Gunakan (1) dan (2) untuk mendapatkan
𝑔𝑟
𝑣𝑀 = √ … (3)
3
𝑔𝑟
𝑣𝑚 = 2√ … (4)
3
ii. Resultan gaya pada cincin kecil ketika mencapai dasar cincin besar sama dengan
nol sehingga berlaku hukum II Newton relatif terhadap acuan pusat cincin besar.
∑ 𝐹 = 𝑚𝑎𝑠
2
𝑣𝑟𝑒𝑙
𝑁𝑚 − 𝑤𝑚 = 𝑚
𝑟
(𝑣𝑚 + 𝑣𝑀 )2
𝑁 − 𝑚𝑔 = 𝑚
𝑟
𝑁 = 4𝑚𝑔 … (5)
iii. Hubungan usaha dan energi kinetik :
𝑊𝑚 = ∆𝐸𝐾𝑚
1 2
𝑊𝑚𝑁 + 𝑊𝑚𝑤 = 𝑚𝑣𝑚
2
1 4𝑔𝑟
𝑊𝑚𝑁 + 𝑚𝑔𝑟 = 𝑚
2 3
𝑚𝑔𝑟
𝑊𝑚𝑁 = − … (6)
3
𝑊𝑀 = ∆𝐸𝐾𝑀
1 2
𝑊𝑀𝑁 + 𝑊𝑀𝑤 = 𝑀𝑣𝑀
2
𝑚𝑔𝑟
𝑊𝑀𝑁 = … (7)
3
Usaha total oleh gaya gesek pada sistem sama dengan nol artinya gaya normal
tidak mengubah energi kinetik sistem.
iv. Resultan gaya yang bekerja pada sistem pada arah horizontal sama dengan nol
sehingga posisi pusat massa sistem tetap pada arah horizontal.
′
𝑥𝑝𝑚 = 𝑥𝑝𝑚
′ ′
𝑚𝑥𝑚 + 𝑀𝑥𝑀 𝑚𝑥𝑚 + 𝑀𝑥𝑀
=
𝑚+𝑀 𝑚+𝑀
𝑚 ∙ (−𝑟) + 2𝑚 ∙ 0 = 𝑚𝑥 + 2𝑚𝑥
𝑟
𝑥 = − … (8)
3
Perpindahan cincin besar 𝑟/3 ke kiri.
b. Diagram gerak :
𝜔M
𝑣M 𝜔m
𝜔m
𝜔M
𝜔m
𝜃
𝑣M 𝑣m
𝑁m
𝜃 𝑓m
𝑀𝑔
𝑁M
𝑤m
𝑓M
𝑓m
𝑁m
𝐼𝑀𝑥 = ∆𝑝𝑀𝑥
𝐼𝑚𝑥 = ∆𝑝𝑚𝑥
𝐼𝑀𝜃 = ∆𝐿𝑀
𝐼𝑚𝜃 = ∆𝐿 𝑚
∫ 𝑓𝑚 𝑟𝑑𝑡 = 𝐼𝑚 𝜔𝑚 … (15)
Momen inersia cincin besar dan cincin kecil berturut-turut adalah 𝐼m = 𝑚𝑟 2dan
𝐼M = 𝑀𝑅 2. Gunakan persamaan (12) sampai dengan (15) untuk mendapatkan
𝜔𝑚 = 4𝜔𝑀 … (16)
Gunakan (9), (10),(11) dan (16) untuk mendapatkan
𝑔𝑟
𝑣𝑀 = √ … 17)
6
2𝑔𝑟
𝑣𝑚 = √ … (18)
3
𝑔
𝜔𝑀 = √ … (19)
24𝑟
2𝑔
𝜔𝑚 = √ … (20)
3𝑟
ii. Perubahan momentum sistem hanya pada arah vertikal sama dengan nol.
Perubahan momentum sistem hanya terjadi pada arah horizontal.
∆𝑝 = 𝑚𝑣𝑚 − 𝑀𝑣𝑀
2𝑔𝑟 𝑔𝑟
∆𝑝 = 𝑚√ − 2𝑚√
3 6
∆𝑝 = 0
Makna fisis kondisi ini adalah momentum sistem kekal dan gaya gesek statik
antara cincin besar dan meja sama dengan nol.
iii. Perubahan momentum sudut sistem :
∆𝐿 = 𝑀𝑣𝑀 𝑅 + 𝐼𝑀 𝜔𝑀 − 𝑚𝑣𝑚 𝑟 − 𝐼𝑚 𝜔𝑚
8𝑔𝑟
∆𝐿 = 𝑚𝑟√
3
Makna fisis kondisi ini adalah momentum sudut sistem terhadapa acuan
permukaan meja tidak kekal dan gaya gesek statik antara cincin besar dan meja
sama dengan nol.
Davit Sipayung
Pembina Lembaga Olimpiade Pendidikan Indonesia
2. (20 Poin) Gerak Melilit Bola dengan Tali pada Batang
Sebuah bola diikatkan pada tali tak bermassa sepanjang 𝐿. Ujung tali yang lain
disambung ke tiang yang sangat tipis yang tegak terpancang. Ukuran panjang tiang ℎ ≫
𝐿. Pada mulanya bola dilempar sehingga bergerak dengan lintasan lingkaran mendatar
dengan sudut yang dibentuk tali dengan tiang mula-mula adalah 𝜃0 .
𝜃0
b. Tentukan perbedaan ketinggian antara titik di mana ujung tali terikat dengan tiang
dengan titik di mana bola akhirnya menumbuk tiang!
c. Tentukan pula rasio kecepatan akhir bola (ketika menumbuk tiang) terhadap
kecepatan awal!
Petunjuk :
𝑑𝑥
∫ = ln|𝑥| + 𝐶
𝑥
∫ cot 𝑥 𝑑𝑥 = ln|sin 𝑥| + 𝐶
𝑑𝑥 cos 𝑥
∫ = − ln | |+𝐶
sin 𝑥 cos 𝑥 sin 𝑥
Solusi :
𝑔 𝑔
Ω0 2 = ⟹ Ω0 = √
𝐿0 cos 𝜃0 𝐿0 cos 𝜃0
𝐿0 cos 𝜃0
𝑇 = 2𝜋√
𝑔
b. Oleh karena gerakan benda dapat diasumsikan lingkaran horizontal dalam waktu yang
singkat maka
∑ 𝐹y = 0
𝑚𝑔
𝑇 cos 𝜃 − 𝑚𝑔 = 0 ⟹ 𝑇 = … (1)
cos 𝜃
∑ 𝐹y = 𝑚𝑎
𝑣2
𝑚𝑔 tan 𝜃 = 𝑚 ⟹ 𝑚𝑣 2 = 𝑚𝑔𝐿 sin 𝜃 tan 𝜃 … (2)
𝐿 sin 𝜃
Dari hukum konservasi energi didapat
1
𝑑(𝑚𝑣 2 ) + 𝑑(𝑚𝑔𝐿 cos 𝜃) = 0 … (3)
2
Substitusi persamaan (2) ke persamaan (3) sehingga didapatkan
𝑑(𝐿 sin 𝜃 tan 𝜃) + 2𝐿 sin 𝜃 𝑑𝜃 = 0
𝑣0
𝐹⃗u = −𝑘𝑣⃗. Mobil mulai bergerak di atas jalan raya dan dengan keadaan awal yang sama
dengan sebelumnya.
d. Jika jalan raya mendatar, tentukan jarak yang ditempuh mobil sampai berhenti!
e. Jika jalan raya miring dengan sudut kemiringan 𝛼, tentukan jarak yang ditempuh mobil
sampai berhenti!
Solusi :
a. Berikut diagram gaya pada mobil!
𝑣0
𝑚𝑔
𝑔
Dari hukum newton akan kita peroleh
𝑁 − 𝑚𝑔 = 0 ⟹ 𝑁 = 𝑚𝑔
−𝑓 = −𝜇𝑁 = −𝜇𝑚𝑔 = 𝑚𝑎
𝑎 = −𝜇𝑔
Dari persamaan kinematika gerak, kita peroleh
2
𝑣0 2
0 = 𝑣0 + 2𝑎𝑠 ⟹ 𝜇 =
2𝑔𝑠
b. Ada dua kemungkinan yaitu mobil bergerak naik dan turun.
Kondisi ketika mobil bergerak naik
Berikut diagram gaya pada mobil!
𝑣0
𝑁
𝑚𝑔 sin 𝛼
𝑔
𝛼 𝑚𝑔 cos 𝛼
𝑓
𝛼 𝑚𝑔
𝑔
𝑓
𝑚𝑔 sin 𝛼
𝑔 𝑣0
𝛼
𝑚𝑔
𝑚𝑔 cos 𝛼
𝛼
𝑔
Persamaan gaya pada mobil adalah
𝑁 − 𝑚𝑔 cos 𝛼 = 0 ⟹ 𝑁 = 𝑚𝑔 cos 𝛼
−𝑓 + 𝑚𝑔 sin 𝛼 = 𝑚𝑎
𝑁
𝑘𝑣
𝑣0
𝑚𝑔
Misalkan
𝑘 𝑚 𝑚
𝑢 = 𝜇𝑔 + 𝑣 ⟹ 𝑣 = (𝑢 − 𝜇𝑔) ⟹ 𝑑𝑣 = 𝑑𝑢
𝑚 𝑘 𝑘
Maka kita peroleh
𝑚 𝑚
(𝑢 − 𝜇𝑔) 𝑑𝑢
𝑘 𝑘 = −𝑑𝑠
𝑢
𝑘 2 𝑠stop
[𝑢]𝜇𝑔
𝜇𝑔+𝑘𝑣0 /𝑚 − 𝜇𝑔[ln|𝑢|]
𝜇𝑔
𝜇𝑔+𝑘𝑣0 /𝑚 = − ( ) [𝑠]0
𝑚
𝑘𝑣0 𝜇𝑔 𝑘 2
𝜇𝑔 − (𝜇𝑔 + ) − 𝜇𝑔 ln ( ) = − ( ) 𝑠stop
𝑚 𝑘𝑣0 𝑚
𝜇𝑔 + 𝑚
𝑚 2 𝑘𝑣0 𝑘𝑣0
𝑠stop = ( ) [ − 𝜇𝑔 ln (1 + )]
𝑘 𝑚 𝜇𝑚𝑔
Karena 𝜇 = 𝑣0 2 /2𝑔𝑠 maka
𝑚 2 𝑘𝑣0 𝑣0 2 2𝑘𝑠
𝑠stop =( ) [ − ln (1 + )]
𝑘 𝑚 2𝑠 𝑚𝑣0
e. Untuk bagian ini, ada sedikit perubahan yang terjadi yaitu pada suku gaya yang tidak
mengandung 𝑣.
Kondisi ketika mobil bergerak naik
𝑘𝑣 𝑣0
𝑁
𝑚𝑔 sin 𝛼
𝑔
𝛼 𝑚𝑔 cos 𝛼
𝑓
𝛼 𝑚𝑔
𝑔
𝑓 𝑘𝑣
𝑚𝑔 sin 𝛼
𝑔 𝑣0
𝛼
𝑚𝑔
𝑚𝑔 cos 𝛼
𝛼
𝑔
Suku 𝜇𝑔 akan menjadi 𝑔(𝜇 cos 𝛼 − sin 𝛼) sehingga
𝑚 2 𝑘𝑣0 𝑘𝑣0
𝑠turun = ( ) [ − (𝜇 cos 𝛼 − sin 𝛼)𝑔 ln (1 + )]
𝑘 𝑚 (𝜇 cos 𝛼 − sin 𝛼)𝑚𝑔
Karena 𝜇 = 𝑣0 2 /2𝑔𝑠 maka
𝑚 2 𝑘𝑣0 𝑣0 2 2𝑘𝑣0 𝑠
𝑠turun =( ) [ −( cos 𝛼 − sin 𝛼) ln (1 + )]
𝑘 𝑚 2𝑔𝑠 (𝑣0 2 cos 𝛼 − 2𝑔𝑠 sin 𝛼)𝑚
Ahmad Basyir Najwan
SMAN 3 Banjarbaru
Induktor menghasilkan beda tegangan yang dipengaruhi oleh laju perubahan arus yang
melewatinya. Hal ini diakibatkan perubahan arus yang menghasilkan perubahan fluks yang
menghasilkan ggl induksi pada kawat lilitan pada induktor. Komponen ini menyimpan energi
dalam bentuk medan magnet.
Kedua ujung kapasitor dapat memiliki beda tegangan apabila ada muatan yang tersimpan di
dalam kapasitor. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan tegangan tanpa ada arus yang mengalir
pada kapasitor. Komponen ini menyimpan energi dalam bentuk medan listrik. Arus yang mengalir
melalui kapasitor dapat menyuplai muatan yang tersimpan dalam kapasitor ataupun menariknya
keluar dari kapasitor.
𝑞
𝑉+ − 𝑉− =
𝐶
𝑞2
𝑈kapasitor =
2𝐶
𝑑𝑞 𝑑𝑉
𝐼= =𝐶
𝑑𝑡 𝑑𝑡
(10 Poin) Sekarang sebuah induktor dan sebuah kapasitor dirangkai dengan menghubungkan
salah satu ujung induktor ke ujung kapasitor serta ujung lain induktor ke ujung lain kapasitor. Ini
disebut rangkaian 𝐿 − 𝐶. Sebelum rangkaian ditutup, kapasitor dihubungkan dengan baterai
dengan tegangan 𝜀 untuk waktu yang sangat lama. Pada saat 𝑡 = 0, baterai dilepas dan rangkaian
ditutup. Anggap semua komponen ideal; tidak menghasilkan kalor.
𝐶
𝐼 = 𝜀√ sin𝜔𝑡
𝐿
Gunakan persamaan energi untuk induktor dan kapasitor; cari 𝑈𝑖𝑛𝑑 = 3𝑈𝑐𝑎𝑝
1 2 1 𝑞2
𝐿𝐼 = 3 ⋅
2 2𝐶
𝐼 2 = 𝜀 2 𝐶sin2 𝜔𝑡 = 3𝑞 2 = 3𝜀 2 𝐶cos2 𝜔𝑡
tan 𝜔𝑡 = √3
Kejadian ini terjadi saat
𝜋
𝜔𝑡 = + 𝜋𝑁; 𝑁 = 0, 1, 2, 3, ..
3
d. Mungkin bisa ada pemikiran bahwa energi di induktor tiba-tiba hilang karena arus menjadi
𝑑𝐼
nol, namun ternyata induktor menghasilkan tegangan yang sangat tinggi dikarenakan 𝑑𝑡 →
∞. Tegangan ini kemudian mengisi kapasitor dengan sangat cepat ketika digunting. Dengan
demikian, apabila seluruh komponen ideal, tidak akan ada energi yang hilang dalam
rangkaian 𝐿 − 𝐶.
e. Loop Kirchoff
Dapat dibuat loop yang melewati kapasitor A dan B dengan arus 𝐼1 searah jarum jam dan
loop lain yang melewati B saja yang dilewati arus 𝐼2 searah jarum jam. Pertama definisikan
arus mana yang menyuplai muatan.
𝑑𝑞𝐴 𝑑𝑞𝑏
𝐼1 = dan 𝐼2 − 𝐼1 =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Lalu buatlah persamaan Kirchoff II nya.
2𝑞𝐴 𝐿 𝑑(𝐼1 − 𝐼2 ) 𝑞𝐵
− − + =0
𝐶 2 𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝐼2 𝐿 𝑑(𝐼1 − 𝐼2 ) 𝑞𝐵
−𝐿 + − =0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 𝐶
Lakukan langkah substitusi,
2𝑞𝐴 1 𝑑2 𝑞𝐵 𝑞𝐵
− − =0
𝐿𝐶 2 𝑑𝑡 2 𝐿𝐶
𝑑2 𝑞𝐴 3 𝑑2 𝑞𝐵 𝑞𝐵
+ + =0
𝑑𝑡 2 2 𝑑𝑡 2 𝐿𝐶
𝑑 2 𝑞𝐴 𝑑 2 𝑞𝐵
Tebak solusi 𝑑𝑡 2
= −Ω2 𝑞𝐴 dan 𝑑𝑡 2
= −Ω2 𝑞𝐵
1 1 2
𝑞𝐵 ( Ω2 − ) + 𝑞𝐴 ( ) = 0
2 𝐿𝐶 𝐿𝐶
3 1
𝑞𝐵 ( Ω2 − ) + 𝑞𝐴 (Ω2 ) = 0
2 𝐿𝐶
Substitusikan 𝑞𝐵 ,
1 1 2 3 1
−𝑞𝐴 Ω2 ( Ω2 − ) + 𝑞𝐴 ( ) ( Ω2 − ) = 0
2 𝐿𝐶 𝐿𝐶 2 𝐿𝐶
1 4 4 2 2
Ω − Ω + 2 2=0
2 𝐿𝐶 𝐿 𝐶
Akar-akar dari persamaan ini adalah
√3 − 1 √3 + 1
Ω√LC = √4 ± 2√3 → Ω1 = atau Ω2 =
√𝐿𝐶 √𝐿𝐶
Dimana 𝑡 = 𝑥√𝐿𝐶
Namun menggunakan approksimasi sudut kecil cos 𝜃 ≈ 1 − 𝜃 2 /2, solusi terdekat ke 𝑡 = 0
dapat didekati. Didapat 𝑥 = 0.48.Ya, tegangan P-Q bisa nol.
Ivander Jonathan M. W.
SMA Mawar Sharon Christian School Surabaya
5. (20 Poin) Kontribusi dari Disipasi Kepada Efisiensi Sebuah Sistem Termodinamika
Dalam soal ini, kita akan membahas tentang kontribusi dari disipasi kepada efisiensi
sebuah sistem Termodinamika (Mesin dan dua reservoir). Perhatikan skema dibawah ini.
Skema ini adalah aliran energi (baik dalam bentuk kalor maupun usaha) dalam sistem
selama satu siklus penuh.
Secara umum, dalam satu siklus, mesin bekerja dalam 4 tahap, yaitu
Perlu diketahui bahwa langkah 1) – 2) dan langkah 3) – 4) bisa saja terjadi secara
bersamaan, tergantung dari bagaimana detil dari setiap proses. Skema yang ditampilkan
diatas menggunakan variabel 𝑊 = 𝑊h + 𝑊c dan 𝑊f = 𝑊f,h + 𝑊f,c . Asumsikan semua
energi yang didisipasikan hanya diterima oleh mesin dan kedua reservoir, dan tidak bisa
diterima oleh lingkungan.
a. (2 Poin) Efisiensi sistem ini (𝜂f ) didefinisikan sebagai rasio antara usaha yang diterima
lingkungan (bukan yang disuplai oleh mesin) dengan banyaknya kalor yang keluar dari
reservoir panas dalam satu siklus. Nyatakan 𝜂f dengan menggunakan definisi ini.
b. (2 Poin) Tuliskan persamaan Hukum Termodinamika 1 untuk sistem selama satu siklus
ini, lalu nyatakan 𝜂f dalam variabel lainnya kecuali 𝑊, 𝑊h , dan 𝑊c .
c. (5 Poin) Perubahan entropi dari suatu bagian dari sistem (misalnya reservoir)
didefinisikan sebagai
𝑑𝑄
∆𝑆 = ∫
𝑇
∆𝑄
∆𝑆 =
𝑇
𝑄e,c − 𝛼c 𝑊f,c
𝜂 = 1−
𝑄e,h + 𝛼h 𝑊f,h
Selanjutnya, kita akan menggunakan hasil yang sudah didapat sebelumnya untuk
mencari efisiensi dari Mesin Stirling. Mesin ini menempuh 4 proses dalam satu siklus,
yaitu kompresi isothermal (dalam temperatur 𝑇c ), pemanasan isokhorik (dalam
volume 𝑉1), ekspansi isothermal (dalam temperatur 𝑇h ), dan pendinginan isokhorik
(dalam volume 𝑉2). Asumsikan selama proses isokhorik, mesin tidak melibatkan kedua
reservoir.
f. (1 Poin) Nyatakan 𝜂f untuk sistem ini dinyatakan dalam 𝑊f dan variabel lainnya.
Solusi:
a. Total usaha yang diterima oleh lingkungan dan total kalor yang harus disuplai oleh
reservoir panas adalah
𝑊 ′ = 𝑊 − 𝑊f
Sehingga,
𝑊′ 𝑊 − 𝑊f
𝜂f = =
𝑄0,h 𝑄e,h − (1 − 𝛼h )𝑊f,h
b. Dalam satu siklus, energi yang dikeluarkan dari sistem (Mesin 𝑀 dan dua reservoir)
harus sama dengan energi yang dimasukkan ke sistem (Tidak ada energi disipasi yang
diterima lingkungan). Sehingga,
𝑄e,c + (1 − 𝛼c )𝑊f,c
𝜂f = 1 −
𝑄e,h − (1 − 𝛼h )𝑊f,h
𝑄e,h − (1 − 𝛼h )𝑊f,h
Δ𝑆h = −
𝑇h
𝑄e,c + (1 − 𝛼c )𝑊f,c
Δ𝑆c =
𝑇c
Sehingga,
𝑄e,c + (1 − 𝛼c )𝑊f,c 𝑇c
≥
𝑄e,h − (1 − 𝛼h )𝑊f,h 𝑇h
𝑇c
𝜂f ≤ 1 −
𝑇h
𝑄h = 𝑄e,h + 𝛼h 𝑊f,h
𝑄c = 𝑄e,c − 𝛼c 𝑊f,c
𝑊f⁄
Sehingga, dngan menggunakan persamaan 𝑊f,h = 𝑊f,c = 2, ekspresi 𝜂f dapat
ditulis menjadi
𝑊
𝑄c + 2f
𝜂f = 1 −
𝑊
𝑄h − 2f
𝑄h − 𝑄c − 𝑊f
𝜂f =
𝑊
𝑄h − f
2
Dengan menggunakan persamaan dari sub-soal b), maka ekspresi dari 𝑄h − 𝑄c dapat
diubah menjadi
𝑊f 𝑊f 𝑊f 𝑊f 𝑊f 𝑊f
𝑄h − 𝑄c = (𝑄e,h − 𝑄e,c ) + 𝛼h + 𝛼c = (𝑊 − 𝛼h − 𝛼c ) + 𝛼h + 𝛼c
2 2 2 2 2 2
𝑄h − 𝑄c = 𝑊
𝑄c
𝜂 = 1−
𝑄h
𝑊
𝑄h =
𝜂
Sehingga,
Dengan memperhatikan skema di soal lebih lanjut, kita dapat melihat bahwa mesin
merasa menerima kalor dari reservoir panas sebesar 𝑄e,h + 𝛼h 𝑊f,h = 𝑄h, walaupun
reservoir panas hanya menyuplai kalor sebesar 𝑄e,h. Selain itu, mesin juga merasa
mengeluarkan kalor ke reservoir dingin sebesar 𝑄e,c − 𝛼c 𝑊f,c = 𝑄c , walaupun
reservoir dingin hanya menerima kalor sebesar 𝑄e,c . Untuk melengkapi argumen ini,
kita juga dapat melihat bahwa
𝑄h − 𝑄c = 𝑊
Dimana 𝑊 adalah usaha yang disuplai oleh mesin. Sehingga, kita dapat mengatakan
bahwa 𝜂 adalah efisiensi mesin saja (yang dapat dihitung dari proses yang dilakukan
oleh mesin itu sendiri), dan 𝜂f adalah efisiensi dari sistem (Mesin dan dua reservoir)
secara keseluruhan.
e. Karena proses isokhorik tidak melibatkan kedua reservoir, maka persamaan yang
relevan hanyalah persamaan dari proses isothermal. Untuk ekspansi isothermal, total
kalor yang diterima mesin dari interaksinya dengan reservoir panas akan sepenuhnya
digunakan untuk menyuplai usaha. Sehingga,
𝑉2
𝑑𝑉
𝑄e,h + 𝛼h 𝑊f,h = 𝑛𝑅𝑇h ∫
𝑉1 𝑉
Untuk kompresi isothermal, total kalor yang dikeluarkan mesin karena interaksinya
dengan reservoir dingin akan mengakibatkan mesin menerima usaha. Sehingga,
𝑉1
𝑑𝑉
−𝑄e,c + 𝛼c 𝑊f,c = 𝑛𝑅𝑇c ∫
𝑉2 𝑉
f. Dari persamaan yang telah didapat di sub-soal d) dan e), maka efisiensi dari sistem ini
adalah
Yuwanza Ramadhan
SMAN 1 Depok