Anda di halaman 1dari 16

w PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 LUBUKSIKAPING
Jl. Prof. DrMe. Hamka No. 26 Lubuksikaping
Telepon : (0753)20365 Kode Pos : 26351
Email : smk1lubuksikaping@yahoo.com Website :
www.smk-lusi.net

MODUL

A. INFORMASI UMUM
● Identitas Modul
Nama Penyusun : SANIAR, S.Pd.
Institusi : SMKN 1 LUBUKSIKAPING
Tahun Disusun : 2022
Jenjang Sekolah : SMK
Mata Pelajaran : Mulok Keminangkabauan
Kelas : XI
Alokasi waktu : 2 x 2 x 45’ (4JP)

● Kompetensi Awal
Sebelum mempelajari materi ini peserta didik telah memiliki informasi tentang pakaian
adat (beserta kelengkapannya) di daerah tempat tinggal masing-masing.
● Profil Pelajar Pancasila
a. Berkebhinekaan global
b. Kreatif
● Sarana Prasarana
Laptop, LCD, gambar atau video tentang pakaian adat, contoh pakaian adat daerah
setempat.
● Target Peserta Didik
Siswa regular/umum yaitu siswa yang tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.

B. KEGIATAN INTI
⮚ Tujuan Pembelajaran
1. Peserta Didik Mampu Memahami Simbol Dan Ragam Pakaian Adat
Minangkabau
2. Peserta didik mampu menerapkan Simbol Dan Ragam Pakaian Adat
Minangkabau menurut daerah asal (adat salingka nagari) dengan tepat.
⮚ Pemahaman Bermakna
Guru dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa dengan mengetahui
ragam dan symbol pakaian adat yang ada di minangkabau dapat menumbuhkan kecintaan
dan kebanggaan terhadap warisan dan kekayaan budaya di minangkabau
⮚ Pertanyaan Pemantik
1. Apakah ananda mengetahui apa itu pakaian adat?
2. Sebutkan jenis pakaian adat minangkabau yang ananda ketahui?
3. Apakah makna dari symbol yang terdapat pada pakaian adat tersebut?

⮚ Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2x 45 menit)
● Pendahuluan (10 menit)
● Memberi salam, berdoa (Membaca Asmaul Husna, Al-Fatihah).
● Mengkondisikan suasana belajar (mengecek kerapian kelas dan peserta didik,
serta kehadiran peserta didik).
● Guru menyampaikan tentang kegiatan pembelajaran dan asesmen yang akan
dilakukan.
● Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan ini yaitu Memahami
Simbol Dan Ragam Pakaian Adat Minangkabau.

● Kegiatan Inti (65 menit)


● Stimulus : Guru menampilkan gambar satu pakaian adat minangkabau
● Mengidentifikasi Masalah: macam-macam symbol dan ragam pakaian adat
yang ada di minangkabau
● Mengumpulkan data: Siswa melakukan literasi untuk menemukan symbol
dan ragam pakaian adat yang ada diminangkabau (secara berkelompok)
● Mengolah data : Siswa menyelesaikan masalah tadi dengan menggunakan
data yang merka peroleh
● Memverifikasi: Siswa menampilkan hasil temuan kelompoknya dan
membandingkan dengan kelompok lain dibawah bimbingan guru.
● Menyimpulkan : Siswa dibimbing menyimpulkan materi pertemuan kali ini.

● Penutup (15 menit)


● Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran
● Guru menyampaikan pada pertemuan berikutnya setiap kelompok
menyediakan satu contoh pakaian adat di daerah tempat tinggalnya beserta
symbol pakaian adat tersebut.
● Guru memberi salam

Pertemuan 2 (2x 45 menit)


● Pendahuluan (10 menit)
● Memberi salam, berdoa (Membaca Asmaul Husna, Al-Fatihah).
● Mengkondisikan suasana belajar (mengecek kerapian kelas dan peserta didik,
serta kehadiran peserta didik).
● Guru menyampaikan tentang kegiatan pembelajaran dan asesmen yang akan
dilakukan.
● Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan ini yaitu menerapkan
Simbol Dan Ragam Pakaian Adat Minangkabau menurut daerah asal (adat
salingka nagari) dengan tepat

● Kegiatan Inti (65 menit)


● Masing-masing kelompok menampilkan model pakaian yang sudah mereka
siapkan
● salah seorang wakil kelompok menjelaskan tentang symbol yang terdapat pada
pakaian yang mereka tampilkan
● Siswa lain menanggapi/mengomentari tampilan kelompok tersebut

● Penutup (15 menit)


● Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran
● Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
dan Memberi salam

⮚ Sumber belajar
Buku yang Relevan
https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-sumatera-barat/
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Pertemuan ke-1
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan Pembelajaran :
Peserta Didik Mampu Memahami Simbol Dan Ragam Pakaian Adat Minangkabau
Petunjuk :
Diskusikan dengan kelompok mu penyelesaian dari permasalahan berikut:

1. Tuliskanlah macam-macam ragam pakaian adat di minangkabau yang kamu


ketahui/temukan (dari berbagai sumber)
2. Jelaskan symbol-simbol yang terdapat pada tiap-tiap pakaian adat tersebut.
3. Jelaskan perbedaan yang terdapat pada ragam baju adat tersebut.

Assesmen
RUBRIK PENILAIAN KELOMPOK

Penilaian sikap dalam kegiatan belajar


⮚ Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan
kelompok secara terus menerus dan konsisten.

⮚ Indikator sikap kreatif dalam pembelajaran


1. Kurang baik jika sama sekali tidak memberikan ide/pendapat selama pembelajaran.
2. Baik jika mulai memberikan ide/pendapat selama pembelajaran
3. Sangat baik jika mampu memberikan ide/pendapat selama pembelajaran yang
membantu dalam memecahkan pesoalan.

Pertemuan ke

No Nama Siswa Skor Sikap kerjasama Keaktifan

LKPD 1 2 3 1 2 3

Keterangan :
1. Kurang baik
2. Baik
3. Sangat baik

Catatan : Beri tanda ceklis pada kolom yang sesuai.

Assesmen
RUBRIK PENILAIAN INDIVIDU

Nomor
Tujuan Pembelajaran Indikator Ketercapaian Pembelajaran
Soal

Peserta Didik Mampu Siswa dapat menjelaskan tentang apa itu 1


Memahami Simbol Dan pakaian adat
Ragam Pakaian Adat
Minangkabau Siswa dapat menyebutkan jenis pakaian 2
. adat minangkabau

Siswa dapat menjelaskan symbol dan 3


makna pakaian adat minagkabau

Siswa dapat membedakan ragam dari 4


pakaiamn adat minangkabau

INSTRUMEN SOAL:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pakaian adat.
2. Tuliskan 3 macam pakaian adat.
3. Jelaskan symbol dan makna dari pakaian penghulu.
4. Jelaskan perbedaan antara tingkuluak balenggek dan balapak.
BAHAN AJAR
PAKAIAN ADAT MINANG KABAU

Sumatera Barat memiliki budaya yang beragam mulai dari tari, rumah adat, nyanyian
daerah, hingga pakaian adat. Para penduduk menggunakan pakaian adat yang banyak ragamnya
tersebut menyesuaikan dengan acara yang dihadiri. Selain itu, pakaian adat juga untuk
menggambarkan karakter dari masyarakat setempat. Di bawah ini merupakan karakter dari
masyarakat Sumatera Barat:
1. Adat pernikahan yang unik.
2. Cinta terhadap budaya daerah.
3. Mahir menggunakan Bahasa Minangkabau.
4. Loyal terhadap teman karena memiliki rasa persaudaraan yang kuat.
5. Suka merantau.
6. Memiliki ketaatan yang tinggi pada agama

Jenis, Fungsi, dan Penjelasan Pakaian Adat Sumatera Barat


Adat istiadat yang ada di Indonesia memiliki beragam jenis. Ada banyak acara yang
digelar yang mana setiap acara memiliki tujuan masing-masing. Karena tujuan dari setiap acara
berbeda-beda itulah, ada banyak pakaian adat dalam satu daerah, termasuk Sumatera Barat.
Fungsi pakaian adat utamanya adalah untuk mengenalkan identitas budaya yang sedang
ditampilkan. Pakaian adat seringkali menjadi simbol budaya, karakter penduduk daerah,
keyakinan penduduk daerah, dan histori.
Ciri khas pakaian adat Sumatera Barat adalah tampak mewah, kain tenun, dan
melibatkan emas. Sementara untuk wanita seringkali menggunakan penutup kepala yang
menyerupai atap Rumah Gadang. Siapa saja yang melihat pasti sudah bisa menebak dengan
mudah dari daerah mana setelah pakaian adat ini.Di bawah ini, kita akan membicarakan jenis,
fungsi, dan penjelasan mengenai pakaian adat Sumatera Barat. Yuk langsung kita mulai saja.
1. Pakaian Pengantin
Sesuai dengan namanya, pakaian adat pengantin Sumatera Barat ini ditujukan
untuk digunakan oleh pengantin baik pria maupun wanita. Pakaian ini biasanya berwarna
merah menyala baik untuk mempelai pria atau perempuan wanita. Pakaian ini dilengkapi
dengan hiasan serta penutup kepala agar pengantin memiliki aura yang megah, elegan, dan
mewah. Tak heran, pakaian ini terinspirasi dari pakaian-pakaian Eropa dan Tiongkok di
jamannya.

2. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang atau Bundo Kanduang

Orang Minang memberikan penghargaan yang tinggi kepada wanita. Tingginya


rasa hormat tersebut tidak hanya diucapkan dalam bentuk kata, namun juga
diaplikasikan dalam bentuk budaya, salah satunya melalui pakaian adat. Pakaian adat
untuk wanita juga bisa disebut dengan pakaian adat Bundo Kanduang.
Limpapeh Rumah Nan Gadang merupakan lambang kebesaran wanita. Dalam
Bahasa Minang, Limpapeh berarti tiang besar yang digunakan untuk menopang
bangunan. Sebuah bangunan dapat berdiri kokoh karena ada tiang tengah yang
menopang sekaligus menyangga semua kekuatan bangunan tersebut dan menjadi pusat
kekuatan tiang-tiang lain. Jika tiang tersebut patah/ rusak/ hancur, maka bangunan
tersebut akan runtuh karena tidak ada yang menyangga.
Makna dari pakaian ini adalah menggambarkan pentingnya peran wanita dalam
kehidupan rumah tangga. Wanita yang dimaksud di sini adalah wanita yang sudah
menikah dan berkeluarga.
Pakaian adat ini digunakan oleh wanita Sumatera Barat dan memiliki banyak
macam karena banyaknya adat yang terdapat di Sumatera Barat. Di bawah ini akan
bicarakan lebih mendalam jenis-jenis pakaian ini. Yang perlu menjadi catatan adalah
dari berbagai macam baju di bawah ini, semuanya berfungsi untuk menunjukkan
kebesaran dan peran penting wanita.
A. Baju Batabue

Baju Batabue memiliki arti baju bertabur. Sesuai dengan artinya, baju ini
ditaburi oleh benang emas yang menjadi simbolik kekayaan alam. Banyaknya taburan
emas di sekujur baju mengisyaratkan banyaknya kekayaan alam yang dimiliki oleh
Sumatera Barat.
Memang sumber daya alam di Sumatera Barat sangat melimpah. Mulai dari
batu besi, batubara, batu galena, seng, timah hitam, batu kapur (semen), mangan, emas,
kakao, kelapa sawit, hasil perikanan, dan gambir.
Baju Batabue memiliki empat macam corak yang familiar, yakni merah,
lembayung, hitam, dan biru. Namun demikian, jika Grameds memilih warna gelap, hal
ini akan menambah kesan kilauan emas karena paduan warna yang kontras namun
elegan dan berkelas. Walaupun, selera setiap orang pasti berbeda-beda.
Bentuk Baju Batabue menyerupai baju kurung yang dilengkapi dengan pernak-
pernik agar semakin tampak indah dan mempesona. Modelnya berlengan panjang dan
terkesan longgar sehingga tidak menampakkan lekuk tubuh wanita.
Pada tepi leher dan lengan terdapat hiasan yang disebut dengan minsie.
Pengertian dari minsie adalah sulaman yang menjadi simbol seorang wanita Minang
memiliki kewajiban untuk taat pada batas-batas adat yang telah ditetapkan.
Sekilas baju ini memiliki model yang hampir mirip dengan baju kurung Aceh.
Hal ini tidak mengherankan karena Minang dan Aceh masih satu rumpun, yakni
rumpun Melayu. Pakaian ini biasa digunakan saat pernikahan dan acara-acara adat
lainnya.
B. Lambak atau Sarung

Lambak atau sarung merupakan bawahan dari baju Batabue sehingga


menampilkan pemakainya menjunjung tinggi kesopanan, tertib, dan sedap dipandang
mata. Bawahan ini merupakan kain songket atau berikat yang dihiasi dengan minsie.
Warna kain yang digunakan untuk lambak ini adalah jenis warna pastel, gelap, atau
cerah.
Lambak memiliki cara yang berbeda-beda dalam memasangkannya karena
disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing daerah di Minang. Ada yang
menampilkan belahan di depan, samping, belakang, bahkan ada juga yang digunakan
dengan cara disusun ke belakang.
C. Minsie
Jika perhatikan dengan seksama, pada pakaian-pakaian adat Sumatera Barat
banyak ditemukan sulaman-sulaman berwarna emas pada tepi-tepi. Sulaman
tersebut ada bukan tanpa maksud lho, Grameds.
Sulaman-sulaman tersebut disebut minsie yang mengisyaratkan bahwa
budaya Sumatera Barat sangat demokratis. Meskipun demikian, ada batasan-
batasan adat Minang yang harus dibatasi dalam kehidupan sehari-hari.
D. SalempanG
Salempang merupakan selendang pelengkap yang diperuntukkan untuk
wanita yang telah menikah atau berkeluarga. Maksud dari Salempang ini adalah
agar wanita Minang yang mengenakannya dapat melanjutkan keturunan berupa
anak cucu.
Tidak cukup sampai di situ, wanita yang mengenakan selempang
diharapkan dapat menjadi suri tauladan yang baik untuk anak-cucunya dan selalu
bersikap waspada terhadap segala hal, baik untuk saat ini maupun masa depan.
E. Balapak
Bentuk dari Balapak hampir sama dengan salempang. Bedanya, bapalak
digunakan oleh wanita yang siap menikah dan siap melanjutkan keturunan. Dengan
kata lain, pengguna Bapak adalah para wanita yang belum menikah namun siap
untuk menikah. Jaman dulu, penggunaan Balapak diwajibkan kepada wanita
Minang yang telah siap untuk berkeluarga.
F. Tingkuluak
Tingkuluak merupakan penutup kepala yang digunakan oleh wanita
Minang. Karena banyak macam acara adat di Sumatera Barat, maka tingkuluak
memiliki beberapa jenis berdasarkan kegunaannya. Setidaknya ada enam jenis
tingkuluak yang banyak dikenal.

● Tingkuluak Tanduak

Tingkuluak ini dinamakan Tingkuluak Tanduak karena memiliki bentuk yang


menyerupai tanduk kerbau. Penutup kepala jenis ini seringkali digunakan untuk upacara
adat, tari adat, pengiring pengantin, dan penyambutan tamu.
Pada umumnya, Tingkuluak Tanduak ini terbuat dari bahan kain songket hasil
tenun yang tebal dan dipadukan dengan benang emas ciri khas Minangkabau. Bagian
belakang Tingkuluak Tanduak terdapat hiasan berupa kain yang terurai ke belakang.
Bentuk tingkuluak ini ada yang satu tingkat hingga tiga tingkat dan bergantung pada
daerah asal.
Agar Anda dapat mengenakannya, Anda dapat membentuk kain seperti
selendang panjang. Kemudian selendang tersebut Anda kreasikan hingga menyerupai
tanduk yang lancip di sisi kanan dan kiri sebagaimana tanduk kerbau.
Pemilihan tanduk kerbau sebagai kiblat bentuk tingkuluak ini bukan tanpa
alasan. Tanduk kerbau merupakan salah satu ikon dalam budaya masyarakat Minang.
Filosofi dari bentuk tanduk kerbau untuk melambangkan kekuatan hati, gigih, tidak
pernah putus asa, dan mempunyai kemauan yang tinggi dalam mencapai cita-cita yang
baik.
Ujungnya dibuat agak tumpul untuk menggambarkan sifat ramah tamah, berani,
dan tidak ingin melukai orang lain. Panjang tanduk kedua sisi haru sama dan seimbang
karena dimaksudkan sebagai simbol bahwa hidup harus seimbang dan adil.
● Tingkuluak Balapak
Tingkuluak Balapak digunakan oleh wanita Minang saat acara upacara
pernikahan, batagak penghulu, atau sunatan. Tingkuluak ini memiliki bentuk yang
menyerupai gonjong atap rumah Gadang yang berbentuk persegi panjang pada bagian
atas. Begitu melihatnya, Anda pasti bisa menebak penggunanya berasal dari daerah
mana.
Cara mengenakan tingkuluak jenis ini adalah Anda harus membentuk
Tingkuluak Tanduak terlebih dahulu. Setelah itu, ujung kiri selendang dilipat dengan
cara dikelilingkan di bagian luar tanduk kanan dan kiri, sementara bagian ujung kanan
kain, dikreasikan untuk menutupi rambut bagian atas kemudian dibiarkan terurai.
Jadilah tingkuluak yang bentuknya menyerupai gonjong atap rumah Gadang.
Tingkuluak Balapak juga dihiasi dengan minsie.
Tingkuluak ini bukan hanya pakaian semata. Penutup kepala jenis ini
mengisyaratkan bahwa wanita Minang tidak boleh membawa beban yang berat. Tidak
jarang tingkuluak ini digunakan untuk menunjukkan kebangsawanan seorang wanita.
● Tingkuluak Balenggek

Tingkuluak ini terdiri dua tingkat tingkuluak. Bahan pembuatannya adalah kain
balapak. Pada jaman dahulu, di daerah Lintau Buo, Tanah Datar, Tingkuluak ini hanya
boleh dipergunakan oleh wanita keturunan penghulu atau kaum bangsawan saat
bersanding di pelaminan. Wanita yang bukan kaum bangsawan ataupun keturunan
penghulu diharuskan meminta izin atau membayar uang adat kepada penghulu agar
dapat mengenakan Tingkuluak Balenggek. Agar dapat mengenakannya, Anda perlu
membuat Tingkuluak Tanduak terlebih dahulu pada lapisan bawah. Kemudian pada
bagian atas, dipasang kayu ringan yang kemudian dililit dengan kain. Lilitan kain ini
sebelumnya sudah diberi hiasan berbagai ukiran dan warna keemasan.

● Tingkuluak Sapik Udang

Tingkuluak ini berasal dari daerah Kabupaten Tanah Datar. Bahan tingkalauk
ini adalah kain sarung sapik udang dengan warna hitam bermotif kotak-kotak kecil.
Kain sarung ini kemudian dipadukan dengan kain mukena.
Agar dapat mengenakannya, Anda perlu melipat kain sarung menjadi dua
dengan posisi memanjang. Sementara mukena dilipat menjadi empat. Sisi kain dan
mukena diletakkan di kepala agar membentuk tanduk di sebelah kanan dengan cara
memutarkan ujungnya ke bagian belakang sehingga bagian kiri terlilit. Di ujung kiri,
kain dikreasikan agar berbentuk menyerupai bunga kecubung.
Tingkuluak ini tidak hanya berfungsi sebagai penutup kepala saja, melainkan
juga sebaagi alat perlengkapan shalat umat muslim.
● Tingkuluak Talakuang
Umumnya, tingkuluak ini dikenakan dalam kegiatan sehari-hari. Namun tidak
jarang juga tingkuluak ini dikenakan untuk mengundang orang agar menghadiri hajatan
dan kegiatan mamanggai.
● Tingkuluak Koto Gadang
Tingkuluak ini digunakan oleh pengantin wanita di Koto Gadang saat mereka
menikah. Penutup kepala ini terbuat dari bahan beludru berwarna ungu tua atau merah
dan berbentuk persegi panjang.
● Dukuh (Kalung)
Dukuh mengisyaratkan bahwa wanita Minang selalu berada dalam lingkaran
kebenaran sebagaimana kalung yang melingkari lehernya. Tidak hanya itu, dukuh juga
memberikan isyarat tentang pendirian yang kok dan sulit untuk goyah jika sudah berada
di atas kebenaran.
● Galang (Gelang)
Galang yang melingkar di pergelangan tangan memberikan isyarat bahwa
semua hal ada batasnya. Lebih jelasnya, dalam melakukan sesuatu, seseorang harus
mengerti batas kemampuanya.

3. Pakaian Penghulu

Pakaian penghulu merupakan pakaian adat Minang yang digunakan oleh kaum
pria. Baju ini juga disebut sebagai Baju Pemangku Adat. Baju ini tidak dapat digunakan
oleh sembarang orang dan ada tata cara tertentu agar dapat mengenakannya. Jaman dulu,
pakaian ini hanya boleh digunakan oleh kepala suku.
Baju Penghulu memiliki warna hitam yang melambangkan ketegasan dan
kepemimpinan. Kaum pria merupakan pemimpin wanita. Di samping itu, karena baju ini
hanya boleh digunakan oleh kepala suku, maka baju ini juga melambangkan kepemimpinan
suku.
Namun di jaman sekarang pakaian ini bisa juga digunakan oleh mempelai pria
saat menikah. Ada beberapa pelengkap baju penghulu, sebagaimana penjelasan yang akan
kita bahas di bawah ini.
● Deta atau Destar
Deta atau Destar merupakan penutup kepala yang digunakan oleh laki-laki
Minang saat mereka mengenakan pakaian tradisional Minang. Penutup kepala ini
memiliki keunikan yang disesuaikan berdasarkan status sosial seseorang. Warnanya
beragam namun yang paling sering dipilih adalah kain warna hitam.
Deta dipakai dengan cara melilitkan kain di kepala pria. Deta raja
merupakan Deta yang memiliki tingkatan paling tinggi karena terbuat dari bahan
dengan kualitas yang lebih baik dari Deta lainnya. Kerutan pada Deta memberikan
nasehat agar kepala adat hendaknya berfikir mendalam sampai mengerutkan kening
sebelum berbicara.
Deta yang sering digunakan bersama baju penghulu oleh pemangku adat
adalah Deta Saluak Batimbo. Sementara untuk rakyat biasa biasanya menggunakan
Deta Ameh dan Deta Cilien Manurun yang bentuknya sangat sederhana dan sering
digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

● Sasampiang

Merupakan kain songket yang berupa selendang yang dikenakan di bahu


oleh pria dengan cara menyilang. Sasampiang memiliki makna seorang pria
hendaknya memiliki ilmu pengetahuan dan keberanian sehingga mereka dapat
memimpin dengan baik.
● Sandang
Sandang merupakan ikat pinggang yang juga digunakan oleh pria Minang
yang mengartikan ikatan persaudaraan sesama orang Minang di manapun berada.
Sandang berupa kain berwarna merah yang diikatkan pada Cawek (celana longgar).
Berwarna merah untuk melambangkan ketaatan pada adat Minang yang berlaku.
● Cawek
Cawek merupakan celana longgar yang dipakai oleh kaum pria. Agar dapat
digunakan dengan baik, cawek selalu dipasangkan dengan sandang.

● Tungkek
Tungkek merupakan tongkat yang digenggam dengan tangan kanan dan
memiliki makna bahwa yang membawanya adalah orang yang harus bertanggung
jawab dan amanah.
● Keris
Senjata tradisional yang digunakan dalam menggunakan baju penghulu
adalah keris yang memiliki makna kesabaran, tidak mudah terbakar emosi, rasional,
dan memikirkan segalanya demi kebaikan. Keris digunakan oleh pria Minang
dengan cara disematkan di pinggang.

⮚ Daftar Pustaka
https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-sumatera-barat/

⮚ Glosarium
Limpapeh
Bundo Kanduang
Baju Adat

Anda mungkin juga menyukai