Anda di halaman 1dari 66

1

MUTU BENIH JAGUNG ( Zea mays L )


YANG DISIMPAN DENGAN DRUM DAN
SILO

SKRIPSI

Oleh :

FRANCISCO FILIPE GAMA

KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM NON REGULER
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
2

MUTU BENIH JAGUNG ( Zea mays L )


YANG DISIMPAN DENGAN DRUM DAN
SILO

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh :

FRANCISCO FILIPE GAMA


1417151013

KONSNTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


ROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM NON REGULER
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR

2017

i
3

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia di kenakan sangsi
sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini
bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung kegiatan plagiarrisme.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat di
gunakan seperlunya.

Denpasar, 21 April 2017


menyatakan,

Francisco Filipe Gama


NIM. 1417151013

ii
3

ABSTRAK

Francisco Filipe Gama Nim 1417151013 Mutu Benih Jagung ( Zea mays L )
yang disimpan dengan Drum dan Silo pada Masa Simpan 0, 1, dan 2 Tahun.
Dibimbing oleh Ir. Anak Agung Made Astiningsih, MP dan Ir. I Gusti
Ngurah Raka, MS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan benih


dengan drum dan silo pada masa simpan 0, 1, dan 2 tahun terhadap mutu benih
jagung ( Zea mays L ) varietas sele. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap ( RAL ) yang terdiri atas 6 perlakuan dan 5 kali ulangan. Keenam
perlakuan tersebut adalah penyimpanan dengan drum masa simpan 0, 1, dan 2
tahun ( DT0, DT1.DT2 ) dan penyimpanan dengan silo masa simpan 0, 1, dan 2
tahun ( ST0,ST1,ST2 ). Variabel yang diamati meliputi kadar air, daya kecambah,
keserempakan berkecambah, bobot kering kecambah, dan kekuatan tumbuh. Hasil
penelitian menujukkan bahwa kadar air benih semakin menurun dengan semakin
lama masa simpan baik pada penyimpanan dengan drum maupun silo. Demikian
juga halnya dengan variabel lainnya, seperti daya berkecambah, keserempakan
berkecambah, bobot kering kecambah dan kekuatan tumbuh. Semua variabel
tersebut nilainya menurun dengan semakin lama penyimpanan baik pada drum
maupun pada silo. Penyimpanan selama 1 tahun baik pada drum maupun silo
masih mampu mempertahankan mutu benih jagung di atas standar, dengan daya
kecambah di atas 80 %.

iii
3

ABSTRACT

Francisco Filipe Gama Nim 1417151013 Quality Seed Corn (Zea mays L)
were deposited with Drum and Silo on the Shelf Life of 0, 1, and 2 Years.
Guided by Ir. AnakAgung Made Astiningsih, MP and Ir. IGusti Ngurah
Raka, MS

This study aims to determine the effect of seed storage with drum and silo
on the shelf life of 0, 1, and 2 years on the seed quality of corn (Zea mays L)
varieties sele. This study uses a completely randomized design (CRD) consisting
of 6 treatments and 5 replications. The treatment is sixth with a storage drum
storage period of 0, 1, and 2 years (DT0, DT1.DT2) and storage silo storage
period of 0, 1, and 2 years (ST0, ST1, ST2). The observed variables include
moisture content, germination, germination synchrony, seedling dry weight, and
the growing strength. The results showed that the seed moisture content decreased
with the longer shelf life of both the drum and silo storage. Likewise, other
variables, such as germination, simultaneity of germination, seedling dry weight
and strength grew. All of these variables are impaired by the longer storage of
both the drum and the silo. Storage for one year either in drums or silos are still
able to maintain the quality of seed corn above the standard, with over 80%
germination.

iv
3

RINGKASAN

Francisco Filipe Gama Nim 1417151013 Mutu Benih Jagung ( Zea mays L )
yang disimpan dengan Drum dan Silo pada Masa Simpan 0, 1, dan 2 Tahun.
Dibimbing oleh Ir. Anak Agung Made Astiningsih, MP dan Ir. I Gusti
Ngurah Raka, MS

Penelitian dengan Judul "Mutu benih jagung ( Zea mays L ) yang di

simpan dengan Drum dan Silo pada masa simpan 0, 1, dan 2 tahun dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui mutu benih jagung selama penyimpanan, dan

kemampuan wadah penyimpanan untuk mempertahankan mutu benih jagung

selama penyimpanan. Penyimpanan benih dilakukan di Gudang Assosiasi petani

penangkar benih pada kondisi suhu kamar, dan sudah berlangsung sejak Bulan

April tahun 2014 untuk masa simpan 2 tahun, Bulan April tahun 2015 untuk masa

simpan 1 tahun, dan hasil panen jagung tahun 2016 untuk masa simpan 0 tahun.

Benih di simpan menggunakan dua jenis wadah yaitu drum dan silo, dengan

demikian terdapat 6 perlakuan.

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap ( RAL )

dengan 6 perlakuan ulangan sebanyak 5 kali, sehingga secara keseluruhan

terdapat

30 unit penelitian. Variabel yang diamati meliputi : kadar air, daya

kecambah,berat kering kecambah normal , keserempakan tumbuh, dan kekuatan

tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan DT0, DT1 dan ST0, ST1

menunjukkan hasil yang paling tinggi dalam setiap variabel pengamatannya,

wadah Drum dan Silo yang sama-sama kualitas yang baik untuk menyimpan

benih, tetapi lebih khusus rekomendasikan pada wadah Silo, karena produksi

dalam Negeri yang kualitas sama bagus dengan drum dan harga murah untuk

digunakan oleh petani yang ekonominya rendah mudah dijangkau untuk di jual

dan di pergunakan dengan baik untuk menyimpan benih jagung.

v
3

Skripsi ini telah mendapat persetujuan pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Anak Agung Made Astiningsih, M.P. Ir. I Gusti Ngurah Raka, M.S
NIP : 19590908 198702 2 001 NIP : 19550821 198503 1 002

Mengesahkan
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana

(Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS.)


Nip : 19630515 198803 1 001

Tanggal Lulus : 21 April 2017

vi
8

MUTU BENIH JAGUNG ( Zea mays L )


YANG DISIMPAN DENGAN DRUM DAN SILO
PADA MASA SIMPAN 0, 1, DAN 2 TAHUN

Dipersiapkan dan diajukan oleh


Francisco Filipe Gama
NIM. 1417151013

Telah diuji dan dinilai oleh Tim

Penguji pada tanggal 21 April 2017

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

No : 190 / UN14.2.6/PD/ 2017

Tanggal : 21 April 2017

Tim Penguji Skripsi adalah:

Ir. Ni Luh Pradnyawati, M.P


Ir. Putu Dharma, M.Si
Ir. Hestin Yuswanti, M.P

vi
8

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Francisco Filipe Gama dilahirkan

pada tanggal 25 Juli 1968 di Suco Saelari Sub Distrito

Laga Distrito Baucau Timor Leste. Penulis Anak

terakhir dari 6 bersaudara keluarga Daisara Ayah (

Almarhum ) dan Libacai Ibu ( Almarhum ).

Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SDK

Venilale pada tahun 1985, Sekolah Menengah Tingkat

pertama SMPN Venilale pada tahun 1988, Sekolah Pertanian Menengah Atas (

SPP-SPMA ) Negeri Natarbora Propinsi Timor Timur pada tahun 1991. Pada

Tahun 1991 sampai tahun 1994 Penulis diterima menjadi tenaga teknis pada

Dinas Perkebunan TK I Timor-Timur tahun 1995, ditugaskan oleh Kanwil

Pertanian Timor-Timur menepuh pendidikan D3 di APP Malang pada tahun 1998,

pada Tahun 1998 - 1999 menjadi Guru SPP-SPMA Negeri Natarbora. Pada tahun

1999 Timor Timur keluar dari NKRI, dan pada tahun 2002 Penulis sebagai

Pegawai Negeri di Kementrian Pertanian Timor Leste. Pada Bulan Oktober 2015

penulis ditugaskan untuk menyelesaikan pendidikan alih jenjang dari D3 ke S1 di

program non reguler Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Udayana menyelesaikan pada tahun 2017.

vi
1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

karena atas berkat rahmat dan Karunia-Nyalah penulis dapat mengerjakan

penelitian dengan judul“Mutu Benih jagung ( Zea –mays L) yang Disimpan

Dengan Drum dan Silo padaMasa Simpan 0, 1,dan 2 Tahun”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada

Konsentrasi Agronomi, Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Udayana.

Penulis ucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. Mariano Assanami Sabino, Mantan Menteri Pertanian dan Perikanan

Timor Leste

2. Bapak Ir. Marcos da Cruz, M.Agr.Sc. Wakil Menteri Pertanian dan Perikanan

Timor Leste

3. Bapak Ir. Lourenco Borges Fontes, M.T.Anim.Sc. Mantan Director Genderal

Kementerian Pertanian dan Perikanan Timor Leste.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai MS. Selaku Dekan Fakultas Pertanian,

Universitas Udayana dan staf atas segala fasilitas dan bantuan administrasi.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Made Sudarma,MS selaku ketua jurusan/ program Studi

Agroekoteknologi Fakultas pertanian Universitas Udayana beserta staf atas

segalafasilitas dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama penelitian

dan penulisan skripsi.

6. Bapak Ir I Putu Dharma, MSi. Selaku Sekretaris Program non Reguler

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

sekaligus sebagai pembahas yang telah memberikan motivasi, fasilitas

administrasi dorongan demi kelancaran perkuliahan, penelitian dan

menyelesaikan skripsi ini.

i
1

7. Ibu Ir. Anak Agung Made Astiningsih, MP. selaku Dosen pembimbing I yang

telah mendampingi, membimbing, memberikan masukan, motivasi,

meluangkan waktu serta terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing

saya selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

8. Bapak Ir. I Gusti Ngurah Raka, MS. selaku Dosen pembimbing II atas segala

bimbingan pengarahan, masukan, semangatnya dan meluangkan waktu dalam

membimbing saya selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

9. Ibu Ir. Hestin Yuswanti,M.P. selaku dosen pembahas yang senantiasa

memberikan arahan,bimbingan, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

10. Ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa reguler angkatan 2013

dan angkatan 2014 penulis tidak bisa sebut satu persatu yang selalu

memberikan semangat untuk membantu penulis di dalam penyelesaian usulan

penelitian maupun penulisan penelitian ini.

11. Keluarga, isteri tercinta dan anak-anak tersayang di Timor Leste yang selalu

memberi dorongan dan motivasi dalam menempuh perkuliahan dan penelitian

ini.

12. Pada rekan-rekan kerja di Kementerian Pertanian Timor Leste yang penulis

tidak bisa sebut satu persatu yang telah banyak memberikan semangat dan

motivasi dalam menempuh perkuliahan dan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa, penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis sangat

harapkan demi kesempurnaan selanjutnya.

Akhir kata,semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca dan

dapat digunakan dengan baik.

Denpasar 21 April 2017

Francisco Filipe Gama

x
1

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM.................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ............................... ii
ABSTRAK ............................................................................................... iii
ABSTRACT............................................................................................. iv
RINGKASAN .......................................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. vi
TIM PEMGUJI ....................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. viii
KATA PENGANTAR............................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4
1.3 Tujuan ......................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
1.5 Hipotesis ..................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman Jagung ......................................................... 6
2.2 Benih ........................................................................................... 7
2.3 Mutuh Benih .............................................................................. 7
2.4 Penyimpanan Benih dan Kemunduran Mutu Benih .................. 8
2.5 Perkecambahan ........................................................................... 9
2.6 Wadah Penyimpanan .................................................................. 10
2.6.1 Silo .................................................................................. 11
2.6.2 Drum ............................................................................... 11

x
1
2.7 Metabolisme Perkecambahan Benih dan Baya Kecambah
Benih ........................................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu danTempat Penelitian ...................................................... 13
3.2 Bahan dan Alat............................................................................ 13
3.3 Rancangan Penelitian.................................................................. 13
3.4 Pelaksanaan Penelitian................................................................ 14
3.5 Analisis Data ............................................................................... 18
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................... 19
4.2 Pembahasan................................................................................. 22
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 27
5.2 Saran ............................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 28
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... 30

x
1

DAFTAR

Tabel Teks Halaman

4.1 Signifikansi pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap variabel


yang diamati. ................................................................................. 19

4.2. Pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap nilai rata-rata


variabel yang diamati .................................................................... 20

xi
1

DAFTAR

Gambar Teks Halaman

2.1 Drum dan Silo untuk menyimpan benih oleh petani penakar benih
di masing masing Assosiasi sebagai wadah dalam umur simpan
0,1, dan 2 tahun pada benih jagung varietas Sele. ........................... 10

3.1 Denah Percobaan ............................................................................. 14

4.1 Perkembangan kadar air sesudah disimpan ..................................... 22

4.2 Perkembangan daya kecambah pada DT0, DT1, DT2 dan ST0,
ST1, ST2 .......................................................................................... 23

4.3 Perkembangan berat kering bibit pada tanaman jagung DT0, DT1,
DT2 dan ST0, ST1, ST2 .................................................................. 24

4.4 Perkembangan keserempakan berkecambah pada DT0, DT1, DT2


dan ST0, ST1, ST2 .......................................................................... 25

4.5 Vigor kekuatan tumbuh pada kedalaman tanam 7 cm, 5 cm dan


3 cm ................................................................................................. 26

xi
1

DAFTAR

Lampiran Teks Halaman

1. Daya Kecambah Normal. .................................................................... 30

2. Daya Kecambah Abnormal ................................................................. 32

3. Daya Kecambah Mati.......................................................................... 34

4. Tanaman Jagung Dalam Pot (Tanam Dalam) 3 cm ............................ 36

5. Tanaman Jagung Dalam Pot (Tanam Dalam) 5 cm ............................ 38

6. Tanaman Jagung Dalam Pot (Tanam Dalam) 7 cm ............................ 40

7. Tanaman Jagung Dalam Polybag (Bobot Kecambah – Bibit) ............ 42

8. Keserempakan Berkecambah Tanaman Jagung Normal Kuat............ 44

9. Keserempakan Berkecambah Tanaman Jagung Normal Kurang


Kuat ..................................................................................................... 45

10. Kadar Air Benih Jagung Varietas Sele................................................ 46

11. Pertemuan dengan kepala laboratorium untuk mengadakan penelitan


............................................................................................................ 48

12. Menyimpan kadar air yang telah ditentukan beberapa gram


berwadah ............................................................................................. 48

13. Pengaruh perlakuan daya kecambah pada bibit terhadap


pertumbuhan tanaman setelah diuji di laboratorium menggunakan
jerminator. ........................................................................................... 49

14. Perlakuan dengan bobot kering di oven dalam Mamer untuk


menentukan daya kering sesuai perlakuan pada bibit jagung yang
ada. ...................................................................................................... 49

15. Pengaruh perlakuan tanam dalam 3 cm 5 cm dan 7 cm terhadap


pertumbuhan bibit jagung sesuai dengan ukurannya tanaman............ 50

16. Pengaruh perlakuan keserempakan tumbuh dalam polybag terhadap


pertumbuhan yang lebih cepat untuk mengetahui bibit jagung yang
tumbuh lebih duluh. ........................................................................... 50

x
1

I.

1.1 Latar Belakang

Tanaman jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat utama

masyarakat di Timor Leste.Jagung di konsumsi sebagai makanan pokok oleh

kurang lebih 90% dari keseluruhan penduduk Timor Leste. Kebutuhan jagung

akan terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Diperkirakan

angka pertumbuhan penduduk mencapai 1,5 juta jiwa pada tahun 2014 dan

diproyeksikan 2 juta jiwa pada tahun 2016 (Badan Statistik Timor Leste, 2014).

Produksi jagung di Timor Leste mengalami penurunan dari tahun ke

tahun. Berdasarkan data Direktorat Tanaman Pangan Timor Leste ( tahun 2014 ),

produksi tahun 2014 diperkirakan 175 ton dan tahun 2015 turun menjadi 155 ton.

Penurunan produksi terjadi karena menurunnya luas panen akibat kurangnya

persediaan benih bermutu saat tanam. Penggunaan benih dengan mutu rendah

menyebabkan populasi tanaman di lapangan rendah dan mempengaruhi rendahnya

hasil persatuan luas. Peningkatan produksi bisa di lakukan dengan cara

intensifikasi dan extensifikasi pada lahan lahan yang potensial untuk penanaman

jagung. Persediaan benih bermutu selalu tersedia di wilayah-wilayah potensial

penanaman jagung, yang lokasinya terpencil (seperti misalnya di Kabupaten

Baucau, Lautem, Viqueque, Bobonaro, Kovalima, Manufahi dan Kabupaten yang

lain di Timor Leste).

Untuk meningkatkan produksi sesuai kebutuhan masyarakat perlu adanya

benih yang tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Adanya

teknologi penyimpanan yang mampu mempertahankan mutu benih baik mutu

1
2

fisik maupun mutu fisiologis selama penyimpanan. (Feistritzer, 1975, dalam

Karim, 1976).

Benih merupakan simbul dari suatu permulaan, inti dari kehidupan dan

yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan

tanaman. Benih sebagai biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman,

sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi.

Agronomi sendiri diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari

pengelolaan produksi dengan segenap unsur alam, iklim, tanah dan air, tanaman

hewan dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal. Dalam

konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu

menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi

yang maju (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).

Penanaman jagung pada lahan-lahan tadah hujan umumnya dilakukan

hanya sekali setahun. Benih yang dipakai saat tanam umumnya sudah mengalami

masa simpan paling singkat selama satu musim, kadang-kadang lebih dari satu

musim dan mutu benih telah mengalami kemunduran. Tingkat kemunduran mutu

benih dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: viabilitas awal saat benih

disimpan, cara pengemasan, lingkungan tempat penyimpanan, dan lama

penyimpanan.

Viabilitas awal ditentukan oleh teknik penanganan benih saat panen dan

prosesing. Waktu panen yang tepat dan teknik prosesing yang benar akan

menghasilkan benih dengan mutu tinggi, baik mutu fisik maupun mutu fisiologis.

Benih dengan mutu tinggi akan lebih tahan dalam penyimpanan. Cara

pengemasan berpengaruh terhadap perubahan kadar air benih selama


3

penyimpanan. Teknik pengemasan yang kurang baik menyebabkan benih

menyerap uap air dari lingkungan tempat menyimpan dan akan berpengaruh

terhadap kecepatan menurunnya mutu benih. Lingkungan tempat menyimpan

benih berkaitan dengan mudah tidaknya benih mendapatkan uap air. Lingkungan

lembab kurang baik untuk penyimpanan benih dibandingkan dengan lingkungan

kering. Lingkungan lembab di samping berpengaruh terhadap peningkatan kadar

air benih dalam penyimpanan, juga berpengaruh terhadap kemungkinan

berkembangnya organisme perusak benih. Semakin lama benih disimpan daya

tumbuhnya akan semakin berkurang. Benih dengan mutu awal tinggi, cara

pengemasan yang benar, dan lingkungan simpan yang aman sangat baik bagi

penyimpanan benih untuk waktu yang lebih lama.

Para petani jagung di Timor Leste umumnya menyimpan benih jagung

secara tradisional. Benih jagung yang masih dalam tongkol dan kelobot disimpan

dengan cara digantung di atas tungku perapian, di dinding-dinding rumah, di

pohon-pohon kayu, atau ditempatkan dalam wadah tradisional seperti karung.

Penyimpanan seperti ini menunjukkan bahwa benih tidak mendapat penanganan

pascapanen yang memadai sebelum disimpan. Cara-cara penyimpanan benih

tradisional sering tidak mempertimbangkan resiko kemunduran mutu benih. Benih

dengan kondisi mutu awal kurang baik akan rentan terhadap pengaruh lingkungan

penyimpanan dan mutunya cepat menurun.

Di Timor Leste saat ini dikembangkan wadah pengemasan benih berupa

silo dan drum. Kedua alat ini dapat dipakai menyimpan benih dalam kemasan

tertutup, dengan demikian penyimpanan benih dapat dilakukan secara lebih

terkendali. Namun demikian kemampuan kedua alat ini untuk menyimpan benih
4

perlu diuji. Pengujian sehingga hubungan langsung antara benih dengan

lingkungan udara di tempat penyimpanan dapat dihindari. Kedua alat ini memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah terjadi perbedaan mutu benih akibat penyimpanan menggunakan silo

dan drum dengan masa simpan berbeda ?

2. Alat manakah antara silo dan drum mampu menyimpan benih dalam waktu

lebih lama?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perbedaan mutu benih yang disimpan dalam Drum dan

Silo.

2. Untuk mengetahui perbedaan mutu benih jagung yang disimpan dalam silo

dan drum pada masa simpan 0, 1, dan 2 tahun.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang alat

pengemasan yang digunakan untuk menyimpan benih. Penelitian ini juga dapat

memberikan inspirasi baru tentang pengembangan penelitian lainnya terkait

dengan penggunaan alat pengemas dikaitkan dengan lingkungan tempat

penyimpanan. Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat terutama aplikasinya di

tingkat petani untuk penyiapan benih jagung bermutu dalam setiap musim tanam.
5

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah alat pengemas benih silo

dan drum tidak menyebabkan perbedaan mutu benih selama penyimpanan.


6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu jenis tanaman pangan

biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke

Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar

abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Timor Leste

Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.

Berdasarkan taksonomi tumbuahan, tanaman jagung dalam kerajaan tumbuhan

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotiledon

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia

dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini

tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya, sebab hampir seluruh bagian

tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan seperti pembuatan

pupuk kompos, kayu bakar, turus (lanjaran), bahan kertas dan sayuran (Anonim,

2007) bahan dasar/bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol,

6
7

dextrin, aseton, gliserol, perekat, tekstil dan asam organik bahan bakar nabati

(Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, 2008).

2.2 Benih

Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, yang telah melalui

proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang baik.

Benih jagung adalah simbol dari suatu permulaan, merupakan inti dari kehidupan

di alam semesta yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung

dari kehidupan tanaman. Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan

pertanaman, sehingga masalah teknologi benih berada dalam ilmu agronomi.

Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih

harus mampu menghasilkan tanaman yang produksi maksimal dengan sarana

teknologi yang maju (Sjamsoe'oed Sadjad, 1977). Sering petani mengalami

kerugian yang tidak sedikit baik dari segi biaya maupun waktu yang berharga

akibat menggunakan benih yang bermutu rendah.

2.3 Mutu Benih

Mutu benih mencakup pengertian sebagai berikut :

1. Mutu genetik

Mutu genetik merupakan penampilan benih murni dari spesies atau varitas

tertentu yang menunjukkan identitas genetik dari tanaman induknya, mulai dari

benih penjenis, benih dasar, benih pokok sampai benih sebar.

2. Mutu fisiologik

Mutu fisiologik menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih

yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih. Bermula dari
8

kemampuan daya hidup awal yang maksimum saat masak fisiologis dan tercermin

pula pada daya simpannya selama periode tertentu, serta bebas dari kontaminasi

hama dan penyakit benih.

3. Mutu fisik

Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara

fisik, antara lain ukuran yang homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain,

biji gulma dan dari berbagai kontaminan lainnya, kemasan yang menarik.

2.4 Penyimpanan Benih dan Kemunduran Mutu Benih

Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas

benih dalam peroade simpan yang sepanjang mungkin, yang di pertahankan adalah

viabilitas maksimun benih yang tercapai pada saat benih masak fisiologis atau

berada pada stadium II dalam konsep Steinbuwer ( 1958 ). Maksud dari

penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada musim yang sama di

lain tahun atau pada musim berlainan dalam tahun yang sama atau berbeda.

Kemunduran benih disebabkan benih disimpan tidak sesuai kritetria yang ada,

benih tidak disimpan pada temperature yang lebih tinggi, dan tidak sesuai standar

penyimpanan benih, akibat benih akan menjdi rusak atau tidak tumbuh pada saat

ditaman.

Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur-

anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan

fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Kemunduran benih, baik antar

jenis, antar varietas, antarlot, bahkan antar individu dalam suatu lot benih.

Kemunduran benih dapat menimbulkan perubahan secara menyeluruh di dalam


9

benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih (kemampuan benih

berkecambah pada keadaan yang optimum) atau penurunan daya kecambah.

Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan

penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah abnormal, penurunan

pemunculan kecambah dilapangan (fieldemergence), terhambatnya pertumbuhan

dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan

yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman (Copeland

dan Donald, 1985). Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis

benih yang dapat menimbulkan perubahan menyeluruh di dalam benih,

baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas

benih (Sadjad, 1994).

2.5 Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-

komponen benih yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal

menjadi tanaman baru.Semakin besar ukuran benih, maka semakin cepat benih

berkecambah dan memiliki keserempakan dan kecepatan tumbuh yang lebih baik.

Faktor dalam yang mempengaruhi proses perkecambahan adalah gen, persediaan

makanan di dalam biji, hormon, ukuran dan besarnya biji, serta dominansi.Faktor

luar yang mempengaruhi proses perkecambahan adalah air, temperature, oksigen,

serta medium.
1

2.6 Wadah Penyimpanan

Tujuan utama wadah penyimpanan benih di dalam Drum dan Silo adalah

untuk mengetahui perkembangan benih dalam mempertahankan viabilitas benih

dalam periode simpan yang sepanjang mungkin. Dipertahankan adalah viabilitas

maksimum benih yang tercapai pada saat benih masak fisiologis atau berada pada

stadium II dalam Konsep Steinbaurer ( 1958 ). Kemasakan fisiologis diartikan

sebagai suatu keadaan yang harus dicapai oleh benih sebelum keadaan optimum

untuk dapat dimulai. Wadah penyimpanan Drum dan Silo disajikan pada Gambar

2.1

Gambar 2.1. Drum dan Silo untuk menyimpan benih oleh petani penakar benih
di masing masing Assosiasi sebagai wadah dalam umur simpan
0,1,dan 2 tahun pada benih jagung varietas Sele.
1

2.6.1 Silo

Silo adalah wadah atau alat penyimpanan benih produksi dalam Negeri

untuk penyimpanan benih yang di buat dengan bahan dari sen espesial anti karat

ketebalan 0,45 mm, dan dibuat atau dirakit di Timor Leste. Khusus untuk

penyimpanan benih agar benih dapat pertahan lama menjaga mutu, kualitas daya

kecambah dan kadar air untuk ditanam pada musim yang sama atau lain tahun

pada musim berlainan dalam tahun yang sama, benih mempertahankan viabilitas

yang maksimum selama mungkin, jadi jangan sampai simpanan enersi yang

dimiliki benih menjadi bocor, dan benih sudah tidak mempunyai cukup enersi

untuk pada saat tanam.

2.6.2 Drum

Drum adalah alat penyimpanan benih yang di impor dari Negara lain yaitu

Indonesia dan Australia bahan jadi yang dibuat untuk berbagai kebutuhan bisa

untuk penyimpanan benih atau untuk kebutuhan lain agar benih dapat pertahan

lama menjaga daya kecambah dan kadar air untuk ditanam pada musim yang

sama atau lain tahun pada musim berlainan dalam tahun yang sama, benih

mempertahankan viabilitas yang maksimum selama mungkin, jadi jangan sampai

simpanan enersi yang dimiliki benih menjadi bocor, dan benih sudah tidak

mempunyai cukup enersi untuk pada saat tanam.

Silo dalam drum memiliki persamaannya, dalam hal tingkat kekedapan

akan gas dan uap air.

2.7 Metabolisme Perkecambahan Benih dan Daya Kecambah Benih

Proses perkecambah benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari

perubahan- perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap pertama suatu

perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih,


1

melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua mulai dengan

kegiatan – kegiatan sel dan enzim-enzin serta naiknya tingkat respirasi benih

selanjutnya. Tahap ketiga merupakan tahap terjadinya penguraian bahan-bahan

seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan

ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap ke empat adalah asimilasi dari

bahan-bahan yang telah di uraikan tadi di daerah meristematik untuk

menghasilkan energi dan kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan

selsel baru. Tahap ke lima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui melalui

proses pembelahan pembesaran,dan bagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.

Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka

pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada

dalam biji. Penyerapan air oleh benih yang terjadi pada tahap pertama biasanya

berlangsung sampai jaringan mempunyai kandungan air 40-60 % (Ance, 2011).

Pengujian daya kecambah adalah pengecambahkan benih pada kondisi yang

sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung

presentase daya berkecambahan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan

perkecambahnya. Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi

benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode

tertentu (Budidarma, 2010).


1

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2016.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sertifikasi Benih pada Kementrian

Pertanian dan Perikanan Timor Leste, laboratorium Triloka Baucau

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung varietas

sele yang berasal dari kelompok Assosiasi petani penakar benih, kertas CD,

plastik, tanah dan pasir. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik,

germinator, oven, alat menyiram, ember, pisau silet, conductivity meter, dan, silo

dan drum.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri atas 6 perlakuan yaitu penyimpanan pada drum

dengan masa simpan 0,1,dan 2 tahun ( DT0, DT1 dan DT2 ) dan penyimpanan

pada silo dengan masa simpan 0,1, dan 2 tahun ( ST0, ST1 dan ST2 ). Semua

perlakuan di ulang sebanyak 5 kali sehingga di dapat 30 unit p-enelitian.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap ( RAL ), dan denah

percobaan disajikan pada Gambar 3.1

13
1

DT0 ST0 ST2 DT2 ST1

ST2 DT0 DT2 DT1 DT1

ST2 ST2 DT0 ST0 ST2

DT1 DT1 ST1 ST1 ST0

ST1 DT1 DT0 DT1 DT0

ST1 DT2 ST0 ST0 DT2

Keterangan : DT0 = Drum 0 tahun


DT1 = Drum 1 tahun
DT2 = Drum 2 tahun
ST0 = Silo 0 tahun
ST1 = Silo 1 tahun
ST2 = Silo 2 tahun
Gambar 3.1 Denah percobaan

3.4 Pelaksanaan Penelitian

1. Penyiapan benih

Benih jagung lokal varietas Sele yang telah disimpan masing-masing

dalam silo dan drum dengan lama penyimpanan 0 tahun(panen 2016), 1 tahun

(panen 2015) dan 2 tahun (panen 2014). Benih disimpan dalam silo dan drum

tertutup di dalam ruangan tanpa pengatur suhu (suhu kamar). Masing-masing

benih disiapkan sebanyak 5 ulangan dan dilakukan pengujian mutu benih.

2. Pengujian mutu benih

Pengujian mutu benih meliputi pengujian mutu fisik dan fisiologis.

Adalah. Variabel mutu benih yang diamati terdiri atas: kadar air, daya

berkecambah, keserempakan berkecambah, bobot kecambah, dan kedalaman

tanam.
1

a. Uji kadar air

Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok/lot benih sangat penting untuk

dilakukan. Prosedur pengujian kadar air yaitu benih ditimbang sebanyak 10

gram per perlakuan dan di ulang sebanyak lima kali. Setelah ditimbang benih

di masukan ke dalam amplop yang telah diberi label lalu dimasukan ke dalam

oven dengan suhu 100 0C sampai memperoleh berat yang konstan. Kadar air

dapat dihitung dengan rumus :

% Kadar air a-
= b x 100
a
Dimana a = berat awal benih ( gram )
b = berat akhir benih ( gram )

b. Uji daya berkecambah benih

Viabilitas benih diartikaua sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih,

persentase kecambah benih atau daya tumbuh benih ( Kamil, 1979 ). Uji daya

kecambah yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan metode uji kertas di

gulung dalam plastik ( UKDDP ). Benih jagung di kecambahkan pada metode

kertas CD dalam kondisi lembab pada jangka waktu tertentu. Tujuannya agar

dapat dipilahkan antara kecambah normal dan tidak normal . Prosedur

pengukurannya yaitu benih disiapkan sebanyak 25 butir yang di ambil secara

acak dari komponen benih murni, kemudian dideder diatas kertas kemudian

ditutup kembali dengan kertas CD dan diulang sebanyak lima kali.

Selanjutnya benih yang telah di gulung di beri label dan dikecambahkan dalam

germinator dalam posisi berdiri. Pengamatan uji daya kecambah meliputi :

a) Kecambah normal, kecambah yang memiliki pertumbuhan sempurna,

perkembangan sistem perakaran yang baik hipokotil sempurna, daun


1

berwarna hijau dan tumbuh baik jumlah kotiledon sesuai, dan juga

mempunyai tunas pucuk yang baik.

b) Kecambah annormal, kecambah yang rusak seperti kerdil, perkembangan

lambat, tampa kotiledon, embrio yang pecah, akar promer yang pendek,

dan plumula yang terputar.

c) Benih mati, kriteria ini ditunjukkan perkembangan tumbuh setelah

mengalami pengujian, tidak tumbuh atau bukan dengan keadaan norman.

Persentase daya berkecambah dapat dihitung dengan rumus :

DB = Jumlah kecambah normal x 100 %


Jumlah benih yang dikecambahkan

c. Uji Vigor keserempakan tumbuh

Pengujiankeserempakan tumbuh dilakukan dengan cara menanam benih

pada media pasir dalam wadah/baki dengan ukuran ( 35x20 cm ). Masing-masing

lot benih ( perlakuan ) di tanam 25 butir benih dan di ulang sebanyak lima kali.

Pengamatan dilakukan pada hari kelima setelah tanam yang meliputi presentase

benih tumbuh, kecambah normal kuat, kecambah normal lemah, kecambah

abnormal dan benih yang tidak tumbuh atau mati.

Presentase vigor keserempakan tumbuh dapat dihitung menggunakan rumus :

VKT = Jumlah kecambah normal kuat x 100 %


Jumlah benih yang dikecambahkan

d. Uji bobot kecambah / bibit

Uji bobot kecambah/ bibit merupakan uji vigor secara tidak langsung

melaui laju pertumbuhan bibit. Produksi berat kering dari pertumbuhan kecambah

akan mencerminkan kondisi fisiologis benih. Benih dengan mutu fisiologi tinggi,

vigor tinggi akan menghasilkan kecambah dengan berat kering tinggi pula.
1

Dengan demikian perbedaan berat kering kecambah dengan pengujian sebagai

berikut :.

Benih yang akan di uji dari lot benih yang berbeda tingkat kemundurannya

masing-masing disiapkan 2 atau 3 x 25 butir

Media tumbuh disiapkan dengan mencampur tanah, pasir dan pupuk kadang

kering dengan perbandingan volume 1 : 1 : 1 secara merata.

Media tumbuh tersebut di hamparkan secara merata di dalam rumah kaca atau

tempat di sediakan kemudian di siram dengan air sampai kondisi lembab.

Ketebalan media berkisar antara 7,5 dan 10 cm

Benih ditanam diatas media tumbuh. Lubang tanam dibuat dengan jarak 3 atau 4

kali panjang benih dan kedalamannya antara 2 dan 3 cm.

Pengamatan dilakukan pada umur 2 atau 3 minggu setelah tanam. Selama periode

waktu tersebut tanaman dipelihara dengan melakukan penyiraman sesuai

keperluan.

Setelah umur 2 atau 3 minggu tanaman di potong dengan pisau silet tepat di atas

permukaan tanah.

Potongan bibit dimasukkan ke dalam oven 100 ºC selama 24 jam. Setelah itu bibit

di timbang berat keringnya.

BK = Berat kering x 100 %


Total biji di tanam

e. Uji kedalaman tanam

Uji tanam dalam merupakan tergolong kedalam uji kekuatan tumbuh benih

dengan kondisi lingkungan suboptimum. Uji ini menggunakan substrat tanah atau

pasir dengan kedalaman tanam tertentu. Hasil pengujian ini memeliki relevansi
1

dengan pertumbuhan benih di lapangan yang mengalami pemadatan tanah,

cekaman kompos. Pengujian dilakukan sebagai berikut :

Siapkan tanah dengan kelembaban sedemikian rupa sehingga bola tanah dipijit di

antara kedua jari tangan dapat pecah dengan mudah. Saring tanah lembab yang

telah disiapkan dengan ayakan kawat dan tampung tanah yang lolos ayakan di

dalam bak plastik. Pengecambahan. Tanam 25 benih jagung pada kedalamam 3

cm, 5 cm, dan7 cm, kemudian tutup dengan tanah lembab yang sama.

Tempatkan materi yang sedang diuji itu didalam laboratorium.

Amati kenormalan kecambah yang muncul di permukaan tanah pada 3 dan 5

HST Hitung persentase kecambah normal yang muncul dengan rumus sebagai

berikut :

KT = Daya kecambah x 100 %


Total biji yang di tanam

3.5 Analisis Data

Data hasil pengamatan di laboratorium maupun di lapang dibahas dengan

persentase perbandingan dengan dianalisis menggunakan Rancangan Acak

Lengkap ( RAL), dianalisis sidik ragam sesuai rancangan yang digunakan uji t.

Apabila sidik ragam menunjukkan perbedaan nyata, dilanjutkan dengan uji beda

nilai rata-rata dengan menggunakan BNT taraf 5%


1

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa perlakuan penyimpanan

berpengaruh sangat nyata ( F hit ≥ F tabel 1% ) terhadap variabel kadar air, daya

kecambah, berat kering kecambah, keserempakan tumbuh, dan kekuatan tumbuh

kedalaman tanam 5 cm. Sedangkan terhadap variabel kekuatan tumbuh kedalaman

tanam 7 cm dan 3 cm berpengaruh nyata ( hit ≥ F tabel 5 %), signifikasi pengaruh

perlakuan terhadap variabel yang diamati disajikan pada Tabel 4,1. Nilai rata rata

variabel pengaruh perlakuan penyimpanan disajikan pada tabel 4.2.

Tabel : 4.1. Signifikansi pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap variabel yang


diamati.

No Variabel Signfikansi
1 Kadar air ( % ) **
2 Daya kecambah ( % ) **
3 Berat kering kecambah ( g ) **
4 Keserempakan tumbuh ( % ) **
5 Kekuatan tumbuh
- Kedalam tanam 7 cm *
- Kedalam tanam 5 cm **
- Kedalam tanam 3 cm *
Keterangan : * : berpengaruh nyata (F hit ≥ F tabel 5 %)
: ** : berpengaruh sangat nyata (F hit ≥ F tabel 1 %)

19
2

Tabel : 4.2. Pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap nilai rata-rata variabel


yang diamati.

Keserempa- Kekuatan Tumbuh pada


Kadar air Daya Berat kering
kan kedalaman tanam
Perlakuan (%) kecambah kecambah
berkecambah (%)
(%) gram (g) 7 cm 5 cm 3 cm
(%)
DT0 11.54 c 94.4 c 91.2c 84 b 88,4b 89,2b 88,4b
DT1 10.78 b 90.4 c 90.7 c 83.2 b 88,4b 89,2b 88,4b
DT2 10.12 a 32 a 54.5 a 44 b 30,0a 52,0a 10,2a
ST0 11.53 c 92.8 c 91.5 c 86.4 b 89,2b 89,2b 89,2b
ST1 11.48 c 84 b 91.2 c 83.2 b 88,4b 89,2b 88,4b
ST2 10.12 a 42.4 b 54.5 a 38.4 a 42,0a 42,0a 42,0a
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata berdasarkan uji BNT 5%.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kadar air benih semakin menurun akibat

semakin lama disimpan baik pengimpanan pada drum maupun pada silo, kadar

air tertinggi ditunjukkan oleh benih yang disimpan 0 tahun baik dengan drum

maupun silo, berturut-turut 11,54% dan 11,53%. Sedangkan kadar air terendah

didapatkan pada benih yang disimpan selama 2 tahun baik dengan drum (10,12%)

maupun dengan silo (10,12%). Untuk masa simpan 1 tahun, kadar air benih

jagung yang disimpan dengan drum (10,78 %) lebih rendah dibandingkan dengan

silo (11,48%).

Tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa daya kecambah dengan nilai terendah

dihasilkan pada masa simpan 2 tahun baik pada penyimpanan drum maupun silo

(berturut-turut DT2 32,0% dan ST2 42,4%). Sedangkan pada masa simpan

0 dan 1 tahun baik pada penyimpanan dengan drum maupun silo menghasilkan

daya kecambah rata-rata > 80% (DT0 94,4%, DT1 90,4%, ST0 92,8% dan ST1

84,0%).
2

Masa simpan 2 tahun baik pada penyimpanan dengan drum maupun silo

masing-masing menghasilkan berat kering kecambah terendah. Pada ST2

didapatkan berat kering kecambah 54,5 g dan pada DT2 dengan berat kering

kecambat 54,5 g. sedangkan masa simpan 0 dan 1 tahun baik pada penyimpanan

dengan drum maupun silo berat kering kecambah didapatkan lebih tinggi (DT0

91,2 g, DT1 90,7 g, ST0 91,5 g dan ST1 91,2 g) (Tabel 4.2).

Variabel berserempakan tumbuh dan variabel kekuatan baik pada

kedalaman 7 cm, 5 cm dan 3 cm pada masa simpan 2 tahun baik pada

penyimpanan dengan drum maupun silo menunjukkan nilai rata-rata terendah

dibandingkan masa simpan 0 dan 1 tahun. Nilai rata-rata keserempakan tumbuh

pada DT2 didapatkan 30,0% dan kekuatan tumbuh pada perlakuan DT2 sebesar

44,0%, 52,0% dan 55,2% berturut-turut untuk kedalaman tanam 7 cm, 5 cm, dan

3 cm. Keserempakan tumbuh pada ST2 dengan nilai rata-rata 38,4% dan kekuatan

tumbuh pada ST2 sebesar 52,0%, 48,0% dan 44,0% berturut-turut untuk

kedalaman tanam 7 cm, 5 cm dan 3 cm (Tabel 4.2).

Pada masa simpan 0 dan 1 tahun baik penyimpanan dengan drum maupun

silo menunjukkan nilai rata-rata keserempakan tumbuh dan kekuatan tumbuh

yang lebih tinggi dibandingkan dengan masa simpan 2 tahun. Keserempakan

tumbuh pada perlakuan DT0 sebesar 84,0%, DT1 sebesar 83,2%, ST0 sebesar

86,0% dan ST1 sebesar 83,2%. Nilai rata-rata kekuatan tumbuh pada kedalaman

7 cm perlakuan perlakuan DT0 sebesar 88,4%, DT1 88,4%, ST0 89,2% dan ST1

sebesar 88,4%. Pada kedalaman tanam 5 cm nilai kekuatan tumbuh dengan nilai

yang sama sebesar 89,2% didapat pada perlakuan DT0, DT1, ST0, dan ST1.

Sedangkan pada kedalam tanam 3 cm nilai rata-rata kekuatan tumbuh di dapatkan

sebesar 88,4 % (DT0), 88,% ( DT1) 89 % ( ST0 dan 88,4 % (ST1)


2

4.2 Pembahasan

Semakin lama penyimpanan mutu benih semakin menurun. Dalam

penelitian ini kejadian tersebut dialami oleh benih jagung yang disimpan baik

menggunakan drum maupun silo. Kadar air benih pada masa simpan 2 tahun baik

pada penyimpanan dengan drum maupun silo menurun secara signifikan sampai

10,12 % dari kadar air awal penyimpanan sebesar 12 %. Turunnya kadar air

benih mengindikasikan bahwa selama penyimpanan benih sampai selama

2 tahun telah terjadi respirasi perombakan cadangan makanan terutama

karbohidrat sebagai simpanan cadangan makanan yang dominan pada jagung.

Menurunnya kandungan karbohidrat pada benih jagung berakibat terhadap

berkurangnya air yang tersimpan pada benih (kadar air rendah). Pada masa

simpan 1 tahun kadar air benih juga mengalami penurunan baik yang disimpan

pada drum maupun pada silo. Perbandingan kadar air benih jagung yang

disimpan pada drum dan silo selama masa simpan 0,1 dan 2 tahun dapat dilihat

pada Gambar 4.1.

12
11,54 11,53 11,48
11,5
11 10,78
Kadar Air

10,5
10,12 10,12
10
9,5
9
DT0 DT1 DT2 ST0 ST1 ST2
Perlakuan
Gambar 4.1 Perkembangan kadar air sesudah disimpan.
2

Perombakan cadangan makanan secara berlebihan menyebabkan kecambah yang

tumbuh dari benih tersebut menjadi lemah dan bahkan tidak mampu

berkecambah. Data daya kecambah dalam penelitian ini membuktikan bahwa

benih yang telah mengalami masa simpan 2 tahun baik disimpan pada drum

maupun silo daya kecambahnya sangat rendah (32,0 % pada drum dan 42,4 %

pada silo) lebih kecil dari standar daya kecambah berdasarkan ISTA, yaitu 80 %.

Sedangkan daya kecambah pada masa simpan 1 tahun baik pada drum (90,4 %)

maupun silo (84,0 %), walaupun mengalami penurunan dibandingkan masa

simpan 0 tahun tetapi nilai rata-ratanya masih diatas nilai rata-rata standar ISTA.

Benih dengan masa simpan 0 tahun menunjukkan daya kecambah tertinggi baik

pada drum (94,4 %) maupun pada silo (92,8 %). Perbandingan daya kecambah

baik jagung antara perlakuan penyimpanan pada drum dan silo selama masa

simpan 0,1 dan 2 tahun disajikan pada Gambar 4.2.

100,0 94,4 92,8


90,4
90,0 84,0
80,0
70,0
Daya Kecambah

60,0
50,0 42,4
Normal (%)

40,0 32,0
30,0
20,0
10,0
0,0
DT0 DT1 DT2 ST0 ST1 ST2
Perlakuan
Gambar 4. 2 Perkembangan daya kecambah pada DT0,DT1,DT2 dan
ST0,ST1,ST.
2

Pada berat kering kecambah juga mengikuti pola data kecambah. Berat

kering kecambah mencerminkan dukungan cadangan makanan terhadap

kemampuan benih berkecambah dan pembentukan bagian-bagian kecambah.

Berkurangnya cadangan makanan pada benih jagung dengan masa simpan

2 tahun dicerminkan oleh rendahnya nilai rata-rata berat kering kecambah baik

yang disimpan pada drum (54,5 g) maupun pada silo (54,5 g). Berbeda halnya

dengan berat kering kecambah pada masa simpan 0 dan 1 tahun dengan nilai rata-

rata yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masa simpan 2 tahun. Berat

kering kecambah pada masa simpan 1 tahun pada drum (90,7 g) dan pasa silo

(91,2 g) walaupun mengalami penurunan dibandingkan dengan masa simpan

0 tahun pada drum (91,2 g) dan pada silo (91,5 g) tetapi penurunannya tidak

separah yang dialami oleh benih pada masa simpan 2 tahun (Tabel 4.2).

Perbandingan berat kering kecambah benih jagung yang disimpan pada drum dan

silo untuk masa simpan 0, 1, dan 2 tahun disajikan pada Gambar 4.3.

100
91,2 90,7 91,5 91,2
90
80
Kecambah/Bibit

70
60 54,5 54,5
Bobot

50
40
30
20
10
0
DT0 DT1 DT2 ST0 ST1 ST2

Perlakuan
Gambar 4.3 Perkembangan berat kering bibit pada tanaman jagung
DT0,DT1,DT2 dan ST0,ST1,ST2
2

Vigor benih jagung dalam penelitian ini diwakili oleh variabel

keserempakan tumbuh dan kekuatan tumbuh pada kedalaman tanam. Vigor benih

merupakan kemampuan benih berkecambah pada kondisi sub optimum. Vigor

juga mencerminkan kondisi mutu fisiologis benih, dan mutu fisiologis benih

antara lain didukung oleh simpanan cadangan makanan. Benih yang cadangan

makanannya rendah seperti dialami oleh benih masa simpan 2 tahun vigor juga

rendah. Benih dengan cadangan makanan rendah proses perkecambahannya akan

lambat, sehingga pada batas waktu yang ditentukan tidak mampu menampilkan

perkecambahan yang sempurna (keserempakan tumbuhnya rendah). Dalam

penelitian ini keserempakan tumbuh benih pada masa simpan 2 tahun paling

rendah, pada drum 30,0 % dan pada silo 38,4 % dibandingkan dengan masa

simpan 0 dan 1 tahun pada alat penyimpanan yang sama. Antara masa simpan 0

dan 1 tahun baik pada drum maupun silo keserempakan tumbuhnya tidak jauh

berbeda pada drum 0 tahun 84,0 %, drum 1 tahun 83,2 %, silo 0 tahun 86,4 % dan

silo 1 tahun 83,2%. Perbandingan keserempakan tumbuh benih jagung yang

disimpan pada drum dan silo masa simpan 0, 1 dan 2 tahun dapat dilihat pada

Gambar 4.4.

100,0
90,0 84,0 83,2 86,4 83,2
80,0
70,0
60,0
50,0 44,0
38,4
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
DT0 DT1 DT2 ST0 ST1 ST2

Perlakuan
Gambar 4.4 Perkembangan keserempakan berkecambah pada
DT0, DT1, DT2 dan ST0, ST1, ST2
2

1. Vigor kekuatan tumbuh pada kedalaman tanam 7 cm, 5 cm dan 3 cm

polanya sama dengan keserempakan tumbuh. Semakin banyak cadangan

makanan pada benih semakin berat tumbuh pada kedalaman tanam yang

sama atau sebaliknya semakin rendah cadangan makanan benih maka

kekuatan tumbuh pada kedalaman tanam yang sama semakin rendah.

Dalam penelitian ini benih dengan masa simpan 2 tahun baik pada drum

maupun silo kekuatan tumbuhnya paling rendah dibandingkan dengan

masa simpan 0 dan 1 (Tabel 4.2). Perbandingan kekuatan tumbuh benih

pada kedalaman tanam 7 cm, 5 cm dan 3 cm untuk benih yang disimpan

pada drum dan silo masa simpan 0, 1, dan 2 tahun disajikan pada Gambar

4.5.

88,4 88,0
89,2 89,2 88,4
89,2 89,2
Daya Kecambah

100,0 88,4 88,4 89,2


89,2 88,4
52,0
42,0
50,0 10,2 42,0
30,0
42,0
0,0
DT0
DT1
DT2
ST0 ST1
ST2

Keterangan :
= Kedalaman tanam 7 cm
= Kedalaman tanam 5 cm
= Kedalaman tanam 3 cm

Gambar 4.5 Vigor kekuatan tumbuh pada kedalaman tanam 7 cm,


5 cm dan 3 cm.
2

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penyimpanan benih menggunakan drum maupun silo tidak menyebabkan

perbedaan mutu benih pada masa simpan 0, 1, dan 2 tahun.

2. Semakin lama benih disimpan baik pada drum maupun silo, mutu benih

semakin menurun.

3. Masa simpan 2 tahun menyebabkan mutu benih (daya kecambah) di

bawah standar ISTA ( <80 % ), sedangkan masa simpan 0 dan 1 tahun

daya kecambah benih masih di atas standar ISTA ( >80 ) baik pada drum

maupun silo.

5.2 Saran

1. Kepada Petani kelompok Assosiasi penangkar benih untuk menggunakan

wadah Drum maupun Silo,karena sesuai hasil penelitian pada ke dua

wadah mempunyai kualitas yang tidak berbeda. Namun wadah silo

merupakan produksi dalam negeri, mudah didapat dan harga murah.

2. Menyarankan kepada Kementerian Pertanian dan Perikanan Timor Leste

agar pengadaan wadah untuk menyimpan benih jagung diprioritaskan

produksi dalam negeri karena harganya murah dan mutunya baik untuk

masyarakat atau petani Timor Leste.

27
2

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Pian. 1974/1975. Penuntun PraktikumTeknologi Benih. IPB. Bogor, hlm


1-85.

Ance. 2011. Teknologi benih pengelolaan benih dan Tuntunan Pratikum. Rineka
Cipta Jakarta.

Badan StatistikTimor Leste tahun. 2014. Pertumbuhan penduduk Timor Leste.

Berkendam,J.1972. Germination and seed figour, dalam seedtesting.


InternationalCourse on Plant Breeding IAC.

Boswel, V.R. 1961. What seeds and Do, An Inroduction. The Yearbook
ofAgricultural USDA, alm. 1-2; 9—10.

Cowan, J.R. 1973. The Seed. In : Agron. JU. Vol. 65 No. 1 : hlm 1-4.

Danuarti 2005. Analisis benih. Kanisius Yagyakarta

Directorat Tanaman Pangan Timor Leste tahun .2014. Benih bermutu dan
berkualitas untuk di kembangkan di wilayah potensial.

Hari Suseno, 1974. Fisiologi dan Beokimia kemunduran Benih Kursus Singkat
Pengujian Benih. IPB Bogor 44- 70. Indonesia. Proc. Kursus Singkat
Pengujian Benih. IPB Bogor, hlm, 112-133

ISTA/APS/Danida. 2004. Training Course and Seed Test. Hanoi. Vietnam

Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Angkasa Raya, Padang. 227 hlm

Karim, M.Z. 1976 The Role of University Pertanian Malaysia in Seed


Technology. In: Seed Technology. In The Tropics, hlm 283-285

Koller,D. 1972, Environmental Control of seed germination. In : seed Biol. Vol.


II. By : T.T Kozlowki. Academic Press.New York. London, hlm. 2- 93.

Mackay 2005. Daya kecambah. Jurnal Kultura Vol 22 ( No.3 ) : 19-25

Sjamsoe'oed Sadjad. 1974. Teknologi benih dan masalah- masalahnya.


Proc.Kursus singkat pengujian benih. IBP Bogor, hlm. 112- 133.

Sjamsoe’oed Sadjad 1977. Dasar- dasar Pemikiran Dalam Teknologi Benih. Vol.
1. Penataran Latahian Pola Bertanaman, LP3—IRRI Bogor, hlm 73 –
92. 1975
2

Sjamsoe'oed Sadjad, 1977. Beberapa Parameter baru untuk untuk Vigor Benih
jagung Simpposium I Peranan Hasil Penelitian padi dan Palawija
Dalam Pembangunan Pertanian. LP3 Maros, hlm 1- 8.

Sjamsoe'oed Sadjad. 1977. Penyimpanan Benih- benih Tanaman Pangan. Latihan


Pola Bertanam di LP3, IRRI Bogor, hlm 2-3

---------------1974 Catatan Sejarah Pengembagan Mutu Benih di Indonesia. Proc.


Kursus Singkat Pengujian Benih. IPB Bogor, hlm 112 - 133
3

Lampiran 1. Daya Kecambah Normal

ulangan
Perlakuan
I II III IV V total ra-rata
DT0 92 96 96 88 100 472 94.4
DT1 88 92 84 96 92 452 90.4
DT2 40 32 36 28 24 160 32
ST0 88 92 92 96 96 464 92.8
ST1 80 84 76 88 92 420 84
ST2 40 44 36 48 44 212 42.4
Total 428 440 420 444 448 2180 72.6666667

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

2. JK total = (922 + 882 +402 + 882 +802 + 402 …….+ 442) – FK =

20066.66667

3.

4. jk kecambah
3

ANALISIS RAGAM
F tabel
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
Kecambah 5 19452.26667 3890.45 151.971** 2.54 3.73
Galat 24 614.4 25.6
Total 29 20066.66667
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x

= 4.255118

NT 0.05(kecambah) = t0.05(24) x = 2,06 x 2.921187

= 4.255118
= 6.962813
3

Lampiran 2. Daya Kecambah Abnormal


Ulangan
Perlakuan
I II III IV V total rata-rata
DT0 8 4 4 12 0 28 5.6
DT1 12 8 8 4 4 36 7.2
DT2 20 40 20 28 36 144 28.8
ST0 12 8 8 4 4 36 7.2
ST1 20 16 16 12 8 72 14.4
ST2 20 32 36 32 28 148 29.6
Total 92 108 92 92 80 464 15.4667

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

2. JK total = (82 + 122 +202 + 122 +202 + 202 …….+ 282) – FK =

3799.46667

3.

4. jk kecambah
3

ANALISIS RAGAM
F tabel
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
kecambah 5 3063.47 612.693 19.9791** 2.54 3.73
galat 24 736 30.6667
Total 29 3799.47
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata

BNT 0.05(kecambah) = t0.05(24) x = 4.6572

= 35.80441
3

Lampiran 3. Daya Kecambah Mati

Ulangan tara-
Perlakuan
I II III IV V Total rata
DT0 0 0 0 0 0 0 0
DT1 0 0 8 0 4 12 2.4
DT2 40 28 44 44 40 196 39.2
ST0 0 0 0 0 0 0 0
ST1 0 0 8 0 0 8 1.6
ST2 40 24 28 20 28 140 28
Total 80 52 88 64 72 356 11.8667

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

4224.533333

2. JK total = (02 + 02 +402 + 02 +02 + 402 …….+ 282) – FK = 7919.466667

3.

7420.266667

4. jk kecambah

499.2
3

ANALISIS RAGAM
F tabel
sk DB JK KT F hitung 5% 1%
kecambah 5 7420.27 1484.05 71.3487** 2.54 3.73
galat 24 499.2 20.8
total 29 7919.47
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata, tn =tidak nyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x = 3.835511

= 38.43288
3

Lampiran 4 Tanaman Jagung Dalam Pot (Tanam Dalam) 3 Cm

Ulangan
Perlakuan
I II III IV V total rata-rata
DT0 100 100 96 100 96 492 98.4
DT1 100 100 100 100 100 500 100
DT2 0 40 80 60 96 276 55.2
ST0 100 100 100 100 96 496 99.2
ST1 100 100 100 96 96 492 98.4
ST2 0 0 100 60 60 220 44
Total 400 440 576 516 544 2476 82.5333

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

204352.533

2. JK total = (1002 + 10002 +02 + 1002 +1002 + 402 …….+ 602) – FK

=29743.4667

3.

16591.4667

4. jk kecambah

13152
3

ANALISIS RAGAM
F tabel
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
Kecambah 5 16591.5 3318.29 6.05528* 2.54 3.73
Galat 24 13152 548
Total 29 29743.5
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x = 19.6871

= 28.3636
3

Lampiran 5 Tanaman Jagung Dalam Pot (Tanam Dalam) 5 Cm

Ulangan
Perlakuan
I II III IV V total rata-rata
DT0 100 100 100 100 96 496 99.2
DT1 96 100 100 100 100 496 99.2
DT2 60 60 40 60 40 260 52
ST0 100 96 100 100 100 496 99.2
ST1 100 96 100 100 100 496 99.2
ST2 40 0 60 80 60 240 48
Total 496 452 500 540 496 2484 82.8

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

205675.2

JK total = (1002 + 962 +602 + 1002 +1002 + 602 …….+ 602) – FK

=20388.8

2.

16177.6

3. jk kecambah

4211.2
3

ANALISIS RAGAM
F tabel
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
LOT 5 16177.6 3235.52 18.439514** 2.54 3.73
Galat 24 4211.2 175.466667
Total 29 20388.8
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x = 11.140095

= 15.998047
4

Lampiran 6. Tanaman Jagung Dalam Pot (Tanam Dalam) 7 Cm

Ulangan
Perlakuan
I II III IV V Total ra-rata
DT0 100 100 100 96 96 492 98.4
DT1 100 100 100 96 96 492 98.4
DT2 0 0 100 60 60 220 44
ST0 100 100 100 100 96 496 99.2
ST1 100 100 96 96 100 492 98.4
ST2 40 60 80 60 20 260 52
Total 440 460 576 508 468 2452 81.7333

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

200410

2. JK total = (1002 + 1002 +02 + 1002 +1002 + 402 …….+ 202) – FK

=26901.9

3.

17231.5

4. jk kecambah

9670.4
4

ANALISIS RAGAM
F table
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
Kecambah 5 17231.5 3446.29 8.553011* 2.54 3.73
Galat 24 9670.4 402.933
Total 29 26901.9
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x = 16.8814

= 24.5594
4

Lampiran 7 Tanaman Jagung Dalam Polybag (Bobot Kecambah-Bibit)

Ulangan
Perlakuan
I II III IV V total rata-rata
DT0 91.54 92.01 89.83 90.34 92.42 456.14 91.228
DT1 89.86 90.87 89.64 91.32 91.92 453.61 90.722
DT2 91.47 91.08 90.06 0 0 372.61 74.522
ST0 91.94 91.24 91.99 91.38 91.37 457.92 91.584
ST1 91.05 90.14 91.24 91.48 91.21 455.12 91.024
ST2 91.76 89.23 91.68 0 0 272.67 54.534
Total 547.62 544.57 544.44 364.52 366.92 2368.07 78.9357

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

186925,1842

JK total = (91.542 + 89.962 +91.472 + 91.942 +91.052 + 91.762...+ 02)–FK

= 28775,36394

2.

21842,37854

3. jk kecambah
4

ANALISIS RAGAM
F tabel
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
21842,4 4368,48 15,1224** 2.54 3.73
Kecambah 5
6932,99 288,874
Galat 24
28775,4
Total 29
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata, tntidaknyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x = 14,2937

= 21,5318
4

Lampiran 8. Keserempakan Berkecambah Tanaman Jagung Normal Kuat

Ulangan rata-
Perlakuan
I II III IV V Total rata
DT0 80 84 76 88 92 420 84
DT1 88 84 80 76 88 416 83.2
DT2 52 40 48 44 36 220 44
ST0 84 88 80 92 88 432 86.4
ST1 80 88 84 76 88 416 83.2
ST2 32 28 40 44 48 192 38.4
Total 416 412 408 420 440 2096 69.8667

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

146440.5

2. JK total = (802 + 882 +522 + 842 +802 + 322 …….+482) – FK =13335.5

3.

12439.5

4. jk kecambah

896

ANALISIS RAGAM
F tabel
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
kecambah 5 12439.5 2487.893333 66.64** 2.54 3.73
galat 24 896 37.33333333
total 29 13335.5
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata, tn = tidaknyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x = 5.138543

= 8.74537
4

Lampiran 9. Keserempakan Berkecambah Tanaman Jagung Normal Kurang Kuat

Ulangan
Perlakuan
I II III IV V total ra-rata
DT0 20 16 24 12 8 80 16
DT1 12 16 20 24 12 84 16.8
DT2 48 60 52 56 64 280 56
ST0 16 12 20 8 12 68 13.6
ST1 20 12 16 24 12 84 16.8
ST2 68 72 60 56 52 308 61.6
Total 184 188 192 180 160 904 30.1333

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

27240.53

2. JK total = (202 + 122 +482 + 162 +202 + 682 …….+ 522) – FK =13335.5

3.

12439.5

4. jk kecambah
896

ANALISIS RAGAM
F tabel
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
Kecambah 5 12439.5 2487.89 66.64** 2.54 3.73
Galat 24 896 37.3333
Total 29 13335.5
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata, tn = tidaknyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x = 5.138543

= 20.27688
4

Lampiran 10. Kadar Air Benih Jagung Varietas Sele

Ulangan
perlakuan
I II III IV V total rata-rata
DT0 11.6 11.48 11.5 11.48 11.64 57.7 11.54
DT1 10.84 10.78 10.74 10.78 10.76 53.9 10.78
DT2 10.24 10.06 10.14 10.12 10.04 50.6 10.12
ST0 11.6 11.4 11.56 11.56 11.54 57.66 11.532
ST1 11.62 11.4 11.46 11.38 11.56 57.42 11.484
ST2 10.18 10 10.06 10.1 10.24 50.58 10.116
total 66.08 65.12 65.46 65.42 65.78 327.86 10.9287

ANALISIS JUMLAH KUADRAT:

1. ket : r = ulangan

t = perlakuan

3583.072653

2. JK total = (11.62 + 10.842 +2 + 10.242 +11.62 + 11.622 …….+ 10.242) –

FK =12.0685

3.

11.913

4. jk kecambah
4

ANALISIS RAGAM
F tabel
Sk DB JK KT F hitung 5% 1%
Kecambah 5 11.913 2.38261 367.686** 2.54 3.73
Galat 24 0.15552 0.00648
Total 29 12.0685
Keterangan : ** = sangatnyata, * = nyata, tn = tidaknyata

BNT 0.05(kecambah)= t0.05(24) x =


0.067698508

= 0.73658067
4

Lampiran 11. Pertemuan dengan kepala laboratorium untuk mengadakan


penelitian

Lampiran 12. Menyimpan kadar air yang telah ditentukan beberapa


gram berwadah
4

Lampiran 13. Pengaruh perlakuan daya kecambah pada benih terhadap


pertumbuhan tanaman setelah diuji di laboratorium menggunakan
jerminator.

Lampiran 14. Perlakuan dengan bobot kering di oven dalam Mamer untuk
menentukan daya kering sesuai perlakuan pada bibit jagung yang
ada.
5

Lampiran 15. Pengaruh perlakuan tanam dalam 3 cm 5 cm dan 7 cm terhadap


pertumbuhan bibit jagung sesuai dengan ukurannya tanaman.

Lampiran 16. Pengaruh perlakuan keserempakan tumbuh dalam polybag terhadap


pertumbuhan yang lebih cepat untuk mengetahui bibit jagung yang
tumbuh lebih duluh.

Anda mungkin juga menyukai