Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2016
1
PENGARUH BERBAGAI POPULASI TIGA VARIETAS
WORTEL (Daucus carota L.) PADA MODEL TANAM ALUR
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI
Oleh :
SKRIPSI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2016
2
PERNYATAAN
3
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Tanggal Persetujuan :
4
v
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
MAJELIS PENGUJI
Penguji I Penguji II
Tanggal Lulus :
v
vi
RINGKASAN
Tanaman wortel (Daucus carota L.) adalah satu dari jenis sayuran yang
populer di Indonesia. Wortel adalah tanaman yang memiliki kandungan gizi
tinggi, terutama vitamin dan mineral. Sistem tanam tanaman sayuran, khususnya
komoditas wortel pada saat ini kurang efisien, sehingga biaya produksi tidak dapat
diminimalkan. Petani wortel dalam melakukan budidaya penanaman masih secara
konvensional (disebar) tanpa memperhatikan biaya yang dikeluarkan karena akan
banyak benih maupun tanaman yang terbuang. Penentuan jarak tanam erat sekali
hubungannya dengan pemilihan dan penggunaan varietas, karena pada pada setiap
varietas memiliki sifat serta produktifitas yang berbeda. Perbedaan jarak tanam
pada setiap varietas akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.
Berdasarkan hal tersebut perlu adanya penelitian untuk mengetahui jarak tanam
dan varietas yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan produksi dengan kualitas
yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jarak tanam yang sesuai pada
tiga varietas tanaman wortel. Terdapat interaksi pengaruh jarak tanam pada tiga
varietas wortel. Pada setiap varietas dengan jarak tanam optimal akan memperoleh
hasil yang maksimal.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2015 di Kebun
Percobaan Cangar Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa
Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Alat yang digunakan adalah,
koret, Leaf Area Meter (LAM) LI-3100, kamera digital Sony DSC-W830S, label,
penggaris, amplop dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah pupuk kandang
ayam sebagai pupuk dasar, benih tanaman wortel varietas Lokal Batu, varietas
Shin Kuroda dan varietas New Kuroda. Perlakuan dirancang menggunakan
Rancangan Petak Terbagi (RPT) terdiri dari dua faktor, yaitu varietas dan jarak
tanam pada tanaman wortel. Petak utama adalah varietas : (V1) Varietas Lokal
Batu, (V2) Varietas Shin Kuroda dan (V3) Varietas New Kuroda. Anak Petak
adalah jarak tanam : (J1) Jarak tanam 15 x 5 cm, (J2) Jarak tanam 15 x 9 cm, (J3):
Jarak tanam 15 x 13 cm dan (J4): Jarak tanam 15 x 17 cm. Dari kedua faktor yang
diujikan diperoleh 12 kombinasi perlakuan, di ulang 3 kali sehingga didapat 36 satuan
kombinasi perlakuan.
Hasil penelitian menunjukan tidak terjadi interaksi antara perlakuan varietas
dan jarak tanam pada parameter pengamatan komponen pertumbuhan. Perlakuan
varietas dan jarak tanam tidak memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun,
namun berpengaruh nyata pada peningkatan luas daun. Penggunaan jarak tanam
15 x 17 menghasilkan luas daun yang paling besar dibandingkan dengan jarak
tanam yang lain sejak umur tanaman 55 sampai 115 hst. Penggunaan jarak tanam
lebar meningkatkan kuantitas bobot segar umbi per tanaman, panjang, diameter
dan volume umbi, namun kualitas hasil per hektar rendah. Sebaliknya penggunaan
jarak tanam sempit meningkatkan kualitas hasil per hektar yang paling tinggi dan
kuantitas per tanaman yang rendah. Penggunaan jarak tanam 15 x 17 cm pada
vi
vii
vii
viii
SUMMARY
Carrots (Daucus carota L.) is one of the vegetables that are popular in
Indonesia. Carrot is a plant that has a high nutrient content, particularly vitamins
and minerals. Systems of planting of vegetable crops, especially carrots
commodity at this time is less efficient, so that production costs can not be
minimized. Farmers planting carrots in the cultivated still conventionally (spread)
without regard to the costs incurred because many seed or plant waste.
Determining the spacing of closely related to the selection and use of varieties ,
because on each variety has different properties and productivity . The difference
in the spacing of each variety will affect the growth and production of plants .
Based on the need for research to find a spacing and appropriate varieties so as to
optimize the production of the highest quality . The purpose of this research to
determine the appropriate spacing on three varieties of carrot plants . There is a
interactions influences the spacing of the three varieties of carrots . In each of
varieties with the optimum spacing will obtain maximal.
Research will be carried out from May until September 2015 at the
Experimental Garden Cangar UB Faculty of Agriculture, Rural Sumberbrantas,
Bumiaji Kota Batu. The tools used are, leftovers, Leaf Area Meter (LAM) LI-
3100, digital camera Sony DSC-W830S,, label, ruler, envelopes and stationery.
Materials used are chicken manure as basal fertilizer, seeds of carrot Lokal Batu
varieties, Shin Kuroda varieties and varieties New Kuroda. The treatment is
designed using Spit Plot Design is composed of two factors, namely the variety
and way of planting the crop of carrots. The main plot is the variety: (V1)
Varieties Lokal Batu, (V2) Varieties Shin Kuroda and (V3) Varieties New
Kuroda. Sub plot is a way of planting: (J1) spacing of 15 x 5 cm, (J2) spacing of
15 x 9 cm, (J3): Spacing 15 x 13 cm and (J4): Spacing 15 x 17 cm. Of the two
factors that were tested earned 12 combined treatment, repeated three times in
order to get 36 units of a combination of treatments.
The results showed no interaction between treatment varieties and plant
spacing on the observation of parameters growth component. Treatment varieties
and spacing of no significant effect on the number of leaves, but the real effect on
the increase in leaf area. The use of a spacing of 15 x 17 generate the greatest leaf
area compared with other spacing since the age of the plant 55 to 115 days after
planting. The use of the wide spacing of increasing the quantity of fresh weight
tubers per plant, length, diameter and volume of bulbs, but the quality of the yield
per hectare is low. Instead use a narrow spacing improve the quality of yield per
hectare is the highest and the quantity per plant is low. The use of a spacing of 15
x 17 cm on all varieties of improving the quality of the bulbs, the use of varieties
of New Kuroda show results bulbs highest volume is 207.89 ml or an increase of
15.31% and 7.97% compared to varieties of Lokal Batu and Shin Kuroda which
viii
ix
only has a bulbs volume of 176.06 ml and 191.33 ml. The use of narrow spacing
of 15 x 5 cm on the variety New Kuroda will increase bulbs production by 8,32
ton.ha-1, an increase of 19.61% compared to the use of wide spacing of 15 x 17 cm
which produces only 6,69 ton.ha- 1.
ix
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. Atas karunia dan limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Berbagai
Populasi Tiga Varietas Wortel (Daucus carota L.) Pada Model Tanam Alur
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi”. Penulisan skripsi ini sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Strata satu (S1) di Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya Malang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr.Ir.
Agus Suryanto, MS. selaku Dosen Pembimbing Utama, Prof.Dr.Ir.Yogi Sugito
selaku Dosen Pembimbing Pendamping dan Prof.Dr.Ir. Eko Widaryanto, SU.
selaku Dosen Pembahas yang telah memberi pengarahan serta bimbingan dalam
penulisan dan penyusunan skripsi, serta kepada Dr. Ir. Nurul Aini, MS. selaku
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian atas nasihat dan bimbingannya. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Kebun Percobaan Cangar
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang telah memberikan izin atas
penggunaan tempat dan sarana penelitian, serta para karyawan yang membantu.
Penghargaan yang tulus penulis berikan kepada orang tua, adik dan keluarga
yang selalu mendukung dan memberi do’a sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.Terima kasih juga kepada sahabat-sahabatku, Angga, Lihardika,
Wilbram, Andi, Obit, Dias, Ifa, dan Afifah serta semua teman Budidaya Pertanian
2011 yang memberi dukungan dan semangat. Ucapan terima kasih juga penulis
berikan kepada Kafif Andani yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
do’a kepada penulis, serta semua pihak yang membantu.
Penulis menyadari masih terselip kesalahan dan jauh dari kesempurnaan
dalam penyusunan serta dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
penyusunan ini. Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi
banyak pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
x
xi
RIWAYAT HIDUP
xi
xii
DAFTAR ISI
RINGKASAN .................................................................................................... vi
SUMMARY ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………….………………………………………. xv
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian...................................................................................... 2
1.3 Hipotesis ................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3
2.1 Tanaman Wortel ....................................................................................... 3
2.2 Varietas Tanaman Wortel ......................................................................... 4
2.3 Hubungan Varietas dan Jarak Tanam Pada Pertumbuhan Tanaman
Wortel....................................................................................................... 5
2.4 Hubungan Populasi dengan Pertumbuhan Tanaman Wortel.................... 6
2.5 Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Wortel pada Berbagai Populasi ........ 6
III. BAHAN DAN METODE ............................................................................ 8
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................. 8
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 8
3.3 Metode Penelitian ..................................................................................... 8
3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 11
3.5 Pengamatan .............................................................................................. 12
3.6 Analisa Data ............................................................................................. 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 14
4.1 Hasil ......................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 19
V. KESIMPULAN .............................................................................................. 24
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25
LAMPIRAN ........................................................................................................ 27
xii
xiii
DAFTAR TABEL
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1
I. PENDAHULUAN
Martins, 2011). Selain itu apabila dalam suatu luasan lahan memiliki populasi
tanaman yang terlalu padat maka persaingan untuk mendapatkan air, unsur hara
dan sinar matahari juga semakin tinggi sehingga pertumbuhan dan hasil tidak
maksimal. Dengan jumlah populasi yang tinggi maka akan meningkatkan hasil
per satuan luasan lahan, namun membatasi kemampuan suatu spesies tanaman
untuk mencapai hasil yang lebih tinggi pada setiap individu (Rajasekaran,
Astatkie dan Caldwell, 2006).
Penentuan jarak tanam erat sekali hubungannya dengan pemilihan dan
penggunaan varietas, karena pada setiap varietas memiliki sifat serta produktifitas
yang berbeda. Perbedaan jarak tanam pada setiap varietas akan mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya
penelitian untuk mengetahui jarak tanam dan varietas yang tepat sehingga dapat
mengoptimalkan produksi dengan kualitas yang tinggi.
1.3 Hipotesis
1. Terdapat interaksi pengaruh jarak tanam pada tiga varietas wortel.
2. Pada setiap varietas dengan jarak tanam optimal akan memperoleh hasil yang
maksimal.
3
(b)
(a)
Pada budidaya tanaman wortel suatu varietas sangat penting untuk mencapai
target yang diinginkan oleh petani karena varietas merupakan salah satu faktor
untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal. Penggunaan Varietas unggul
merupakan komponen lain yang penting dalam sistem produksi (Yulisma, 2011).
Pada percobaan ini saya membandingkan varietas lokal Batu dan varietas hibrida,
yaitu varietas Shin Kuroda dan New Kuroda. Menurut Wiguna et al. (2011), di
Jepang penggunaan varietas hibrida mampu menghasilkan wortel dengan ukuran
yang seragam, vigor tanaman lebih kuat dan tahan terhadap penyakit.
Denah satuan percobaan tersaji pada Gambar 2, sedangkan denah satuan perlakuan
pada Gambar 3, 4, 5 dan 6.
9
I II III
8 cm
15.4 cm
V2J4 V3J1 V1J3
2 cm 0.5 cm
10 cm
x x x x x x x x x x x x
x x 1 x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
x x x x 2 x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
5 cm x x 3 x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
x x x x 4 x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x 0.25 cm
x x x x x x x x x x x x
0.75 cm Skala 1 : 20
Gambar 3. Denah petak pengamatan perlakuan jarak tanam 15 x 5 cm.
10 cm
x x x x x x x x x x x x
x x 1 x x x x x x x x x x
x x x x 2 x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
5 cm x x 3 x x x x x x x x x x
x x x x 4 x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
0.45 cm
x x x x x x x x x x x x
0,75 cm
Skala 1 : 20
Gambar 4. Denah petak pengamatan perlakuan jarak tanam 15 x 9 cm.
10 cm
x x x x x x x x x x x x
x x 1 x x x 2 x x x x x x x
5 cm
x x x x x x x x x x x x
3 4
x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x
0.65 cm
x x x x x x x x x x x x
0.75 cm
Skala 1 : 20
Gambar 5. Denah petak pengamatan perlakuan jarak tanam 15 x 13 cm
11
10 cm
x x x x x x x x x x x x
x x 1 x x x 2 x x x x x x x
5 cm x x x x x x x x x x x x
x x3 x x x 4 x x x x x x x
0.65 cm
x x x x x x x x x x x x
0.75 cm
Keterangan : Skala 1 : 20
: Pengamatan Destruktif (berkala)
: Pengamatan Panen
Gambar 6. Denah petak pengamatan perlakuan jarak tanam 15 x 17 cm
3.4.3 Penanaman
Untuk penanaman benih wortel tanpa disemaikan terlebih dahulu, penanaman
benih wortel dilakukan sesuai dengan perlakuan yang sudah ditentukan. Pada
12
masing varietas tanaman wortel ditanam secara alur dengan jarak 15 cm pada
setiap bedengan yang telah disiapkan. Untuk mempermudah penanaman, campur
benih dengan pasir atau tanah karena benih yang berukuran sangat kecil. Setelah
benih ditanam tutup benih dengan tanah tipis-tipis.
3.4.4 Pemeliharaan
Sistem pengairan yang digunakan adalah dengan dikocor atau disiram
menyesuaikan kondisi lahan. Penyiangan dalam bedengan dilakukan
menggunakan tangan dicabut secara manual, sedangkan untuk di luar bedengan
menggunakan cangkul (mbesik). Penyiangan dilakukan bersamaan dengan
penjarangan tanaman bertujuan untuk menentukan populasi tanaman sesuai
perlakuan serta mengurangi persaingan dalam kebutuhan air, sinar matahari dan
unsur hara. Penjarangan dilakukan setelah tanaman wortel tumbuh, yaitu pada 55
HST.
3.4.5 Panen
Tanaman wortel dipanen pada umur 125 hari setelah sebar. Panen dilakukan
secara manual menggunakan tangan dengan tujuan agar tidak merusak tanaman
contoh yang diamati.
3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara destruktif meliputi komponen pertumbuhan dan
komponen hasil pada saat tanaman berumur 55 sampai 125 hari setelah tanam.
Pengamatan berkala dilakukan sebanyak lima kali dengan interval 20 hari yaitu
pada 55, 75, 95, dan 115 hari setelah tanam untuk komponen pertumbuhan
sedangkan untuk komponen hasil pada 125 hari setelah tanam. Komponen yang
diamati adalah sebagai berikut:
3. Indeks Luas Daun, menunjukan nisbah antara luas daun dengan luas tanah
yang dinaungi, dapat dinyatakan secara matematik :
ILD =
4.1 Hasil
4.1.1 Komponen Pertumbuhan
4.1.1.1 Luas Daun
Hasil analisis ragam menunjukkan tidak terjadi interaksi antara perlakuan
varietas dengan jarak tanam terhadap luas daun tanaman wortel (Lampiran 3).
Secara terpisah perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun,
sedangkan perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap luas daun tanaman
wortel. Data luas daun disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rerata Luas Daun per Tanaman Akibat Perlakuan Varietas dan Jarak
Tanam
Rerata Luas Daun (cm2.tan-1) pada Umur (hst)
Perlakuan
55 75 95 115
Lokal Batu 39,48 221,26 333,59 352,46
Shin Kuroda 37,61 226,99 316,58 336,91
New Kuroda 47,17 245,56 354,13 383,27
BNJ 5 % tn tn tn tn
15 x 5 cm 31,68 a 175,02 a 273,29 a 278,96 a
15 x 9 cm 34,93 a 203,85 a 318,49 a 286,44 a
15 x 13 cm 48,11 b 270,02 b 349,77 ab 369,75 b
15 x 17 cm 50,96 b 276,19 b 397,51 b 495,04 c
BNJ 5 % 12,39 38,47 76,73 88,08
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ 5%; tn =
tidak berbeda nyata; hst = hari setelah tanam.
Data luas daun pada Tabel 1 menunjukkan penggunaan jarak tanam sempit 15
x 5 cm dan 15 x 9 cm, sejak tanaman umur 55 hst sampai 115 hst memberikan
luas daun yang rendah bila dibandingkan dengan penggunaan jarak tanam lebih
lebar. Sebaliknya penggunaan jarak tanam lebar 15 x 13 cm dan 15 x 17 cm sejak
umur tanaman 55 hst sampai 115 hst menghasilkan luas daun yang lebih besar,
bahkan pada 115 hst penggunaan jarak tanam 15 x 17 cm memberikan luas daun
yang paling besar jika dibandingkan dengan jarak tanam yang lebih sempit. Luas
daun pada umur 115 hst dengan perlakuan jarak tanam 15 x 17 cm memiliki
hasil yang paling besar yaitu 495,04 cm2, apabila dibandingkan dengan perlakuan
jarak tanam 15 x 5 cm mengalami peningkatan sebesar 43,65%.
15
Tabel 2. Rerata Indeks Luas Daun Akibat Perlakuan Varietas dan Jarak Tanam
Indeks Luas Daun pada Umur (hst)
Perlakuan
55 75 95 115
Lokal Batu 0,27 1,52 2,36 2,44
Shin Kuroda 0,26 1,55 2,23 2,33
New Kuroda 0,32 1,66 2,42 2,49
BNJ 5 % tn tn tn tn
15 x 5 cm 0,42 c 2,33 c 3,64 c 3,72 b
15 x 9 cm 0,26 b 1,51 b 2,36 b 2,12 a
15 x 13 cm 0,25 b 1,38 b 1,79 a 1,90 a
15 x 17 cm 0,20 a 1,08 a 1,56 a 1,94 a
BNJ 5 % 0,04 0,18 0,67 0,62
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ 5%; tn =
tidak berbeda nyata; hst = hari setelah tanam.
Data indeks luas daun pada Tabel 2 menunjukkan penggunaan jarak tanam
lebar 15 x 13 cm dan 15 x 17 cm, sejak tanaman umur 55 hst sampai 115 hst
memberikan indeks luas daun yang rendah bila dibandingkan dengan penggunaan
jarak tanam lebih sempit. Sebaliknya penggunaan jarak tanam sempit 15 x 5 cm
dan 15 x 9 cm sejak umur tanaman 55 hst sampai 115 hst menghasilkan indeks
luas daun yang lebih besar, bahkan pada 115 hst penggunaan jarak tanam 15 x 5
cm memberikan indeks luas daun yang paling besar jika dibandingkan dengan
jarak tanam yang lebih lebar. Pada pengamatan indeks luas daun umur 115 hst
dengan jarak tanam 15 x 5 cm mempunyai hasil paling besar yaitu 3,72, apabila
dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam 15 x 17 cm mengalami penurunan
hasil indeks luas daun sebesar 47,85%.
kecuali pada diameter umbi (Lampiran 7 dan 8). Berikut omponen hasil pada saat
panen (125 hst) akibat pengaruh perlakuan varietas dan jarak tanam (Tabel 3) dan
rerata diameter umbi (Tabel 4).
Tabel 3. Komponen Hasil Panen (Panjang Umbi, Volume Umbi per Tanaman
serta Bobot Segar Umbi per Tanaman dan per Hektar) Akibat
Pengaruh Interaksi Perlakuan Varietas dan Jarak Tanam
Bobot Segar
Volume Bobot Segar
Panjang Umbi per
Perlakuan Umbi Umbi
Umbi (cm) Hektar
(ml) (g.tan-1)
(ton.ha-1)
Lokal 15 x 5 cm 12,92 a 64,04 b 72,52 b 7,56 e
Batu 15 x 9 cm 16,39 e 85,78 c 95,62 d 5,67 b
15 x 13 cm 20,63 f 134,22 e 146,45 f 6,01 c
15 x 17 cm 23,88 h 176,06 g 196,31 i 6,16 c
Shin 15 x 5 cm 13,89 b 54,28 a 63,70 a 6,79 d
Kuroda 15 x 9 cm 16,05 e 79,89 c 87,31 c 5,17 a
15 x 13 cm 15,29 c 134,83 e 151,73 g 6,22 c
15 x 17 cm 20,62 f 191,33 h 201,07 j 6,31 c
New 15 x 5 cm 14,79 c 83,67 c 86,64 c 8,32 f
Kuroda 15 x 9 cm 14,75 c 104,83 d 118,20 e 7,00 d
15 x 13 cm 16,46 e 151,67 f 162,47 h 6,67 d
15 x 17 cm 22,15 g 207,89 i 213,18 k 6,69 d
BNJ 5 % 0,59 6,72 3,71 0,28
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ 5%; tn =
tidak berbeda nyata.
Tabel 4. Rerata Diameter Umbi Akibat Perlakuan Varietas dan Jarak Tanam
Data pada Tabel 4 penggunaan varietas Lokal Batu, Shin Kuroda dan New
Kuroda tidak menunjukkan pengaruh nyata, namun perlakuan jarak tanam
berpengaruh nyata pada diameter umbi. Penggunaan jarak sempit (15 x 5 cm dan
15 x 9 cm) menghasilkan diameter yang lebih kecil dibandingkan penggunaan
jarak tanam lebih lebar (15 x 13 cm dan 15 x 17 cm). Pengguanaan jarak tanam 15
x 5 cm menghasilkan rata-rata diameter umbi 3,43 cm, jarak tanam 15 x 9 cm
menghasilkan 3,82 cm, jarak tanam 15 x 13 cm menghasilkan 4,40 cm dan
Pengguanaan jarak tanam 15 x 17 cm menghasilkan rata-rata diameter umbi 4,95
cm.
19
4.2 Pembahasan
4.2.1 Komponen Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan faktor penting pada proses
budidaya tanaman karena dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik akan
menghasilkan produksi tanaman yang baik. Pertumbuhan merupakan hasil
interaksi antara faktor dalam dan faktor luar. Faktor internal meliputi sifat genetik
dan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan. Agar tanaman dapat tumbuh
optimal diperlukan sifat genetik yang baik salah satunya penggunaan varietas
unggul, serta lingkungan tumbuh yang memadai seperti kondisi tanah,
ketersediaan air, ketersediaan unsur hara, cahaya dan suhu yang sesuai adalah
salah satu penunjang dari pertumbuhan atau perkembangan tanaman. Faktor yang
diujikan seperti varietas dan jarak tanam akan berpengaruh terhadap tingkat
kerapatan dan populasi tanaman per satuan luas, dengan adanya peningkatan
kerapatan dan populasi tanaman berakibat terjadi persaingan antar tanaman untuk
merebutkan faktor-faktor dari lingkungan yang mendukung proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Parameter pertumbuhan yang diamati adalah luas
daun dan indeks luas daun.
Dalam proses metabolisme dan pertumbahan tanaman, daun merupakan organ
yang sangat berperan penting untuk tanaman. Daun berfungsi untuk menangkap
cahaya matahari yang digunakan untuk proses fotosintesis tanaman. Fotosintesis
terjadi di daun merupakan suatu proses perubahan energi cahaya matahari menjadi
energi yang dapat diserap oleh tanaman yaitu energi kimia dan diakumulasikan
dalam bentuk bahan kering yaitu karbohidrat atau glukosa. Menurut Islam et al.
(1998) proses fotosintesis dipengaruhi oleh isi klorofil, jumlah daun dan bentuk
utuh tidaknya daun. Perhitungan jumlah daun menunjukan seberapa besar
kemampuan tanaman untuk menangkap cahaya matahari, oleh karena itu jumlah
daun per tanaman penting untuk diamati karena berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produktifitas tanaman. Hasil analisis ragam menunjukkan tidak
terjadi interaksi nyata antara varietas dan jarak tanam. Perlakuan jarak tanam
berpengaruh pada jumlah daun per tanaman meskipun tidak berbeda nyata.
Perlakuan jarak tanam 15 x 17 cm pada umur 95 dan 115 hst menunjukkan jumlah
20
daun terbanyak, yaitu rata-rata 8 helai daun per tanaman. Hal ini sama dengan
hasil penelitian Kabir et al. (2013), jumlah daun maksimal ditemukan pada jarak
terlebar karena pada jarak terlebar persaingan antar tanaman rendah sehingga
serapan nutrisi oleh tanaman lebih tinggi dan maksimal.
Luas daun menggambarkan seberapa besar cahaya matahari yang dapat
diserap tanaman serta menggambarkan seberapa besar fotosintat yang dihasilkan
tanaman melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun. Luas daun per tanaman
juga berpengaruh terhadap produktifitas tanaman wortel, semakin besar luas daun
dari tanaman maka proses fotosintesis akan semakin baik dan optimal. Pada
perlakuan jarak tanam 15 x 17 cm menunjukkan hasil yang paling maksimal
dibandingkan dengan perlakuaun yang lain dengan nilai rata-rata luas daun per
tanaman 397, 51 cm2 pada umur 95 hst dan 495,04 cm2 pada umur 115 hst. Hal ini
dikarenakan pada tingkat kerapatan yang rendah tanaman mudah untuk
memodifikasi dan menyesuaikan orientasi daun sehingga pertumbuhan menjadi
optimal (Rajasekaran et al., 2006). Selain itu juga karena tingkat persaingan yang
rendah antar tanaman dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata, peningkatan jarak tanam dapat
meningkatkan total luas daun. Sejalan dengan pertambahan umur tanaman luas
daun juga meningkat (Goldsworthy dan Fisher 1996 ; Yulisma, 2011).
Pada indeks luas daun dengan perlakuan varietas dan jarak tanam tidak
menunjukkan adanya interaksi, tetapi pada perlakuan jarak tanam menunjukkan
adanya pengaruh nyata. Hasil pada perlakuan jarak tanam 15 x 5 cm menunjukkan
nilai indeks luas daun tertinggi dibandingkan dengan jarak tanam yang lain, yaitu
sebesar 3,64 pada umur 95 hst dan 3,72 pada 115 hst. Jadi semakin padat populasi
tanaman semakin meningkat indeks luas daunnya. Menurut Efendi dan Suwardi
(2010) Populasi tanaman per hektar yang semakin padat menyebabkan tanaman
menjadi lebih tinggi dan indeks luas daun semakin meningkat, populasi tanaman
yang semakin tinggi mengakibatkan daun saling menutupi dan daun bagian bawah
tidak mendapatkan radiasi surya yang memadai. Disamping itu hal tersebut
menyebabkan sirkulasi O2 dan CO2 yang rendah dan unsur hara tidak seimbang
dimana hara lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman
21
meningkat daripada perlakuan jarak tanam yang lain. Dari hasil pengukuran
diameter umbi sangat berpengaruh pada volume umbi. Secara terpisah perlakuan
jarak tanam sangat memberikan pengaruh nyata pada hasil pengukuran volume
umbi, pada perlakuan jarak tanam 15 x 17 cm menunjukkan hasil volume umbi
yang paling tinggi, yaitu sebesar 191,76 ml, hasil ini merupakan hasil yang paling
optimal dibandingkan perlakuan yang lain. Jadi peningkatan diameter umbi akibat
perlakuan jarak tanam berbanding lurus dengan peningkatan volume umbi.
Sedangkan pada kedua faktor perlakuan juga menunjukkan adanya interaksi, pada
perlakuan varietas New Kuroda dengan jarak tanam 15 x 17 cm menunjukkan
hasil yang paling tinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini dikarenakan
pada setiap varietas memiliki ciri-ciri sifat genetik yang berbeda dan pada jarak
tanam tersebut persaingan antar tanaman kecil untuk menyerap unsur hara, air dan
sinar matahari, sehingga hasil volume umbi optimal.
Hasil bobot segar umbi per tanaman merupakan salah satu indikator yang
dapat menunjukkan kualitas produksi tanaman wortel. Semakin tinggi bobot segar
umbi menunjukkan bahwa semakin baik pula pertumbuhan tanaman. Berdasarkan
dari hasil analisis ragam menunjukkan adanya pengaruh nyata serta interaksi
antara perlakuan varietas dan jarak tanam. Tetapi secara terpisah perlakuan jarak
varietas tidak berpengaruh nyata pada bobot segar umbi per tanaman. Pada tabel 3
dan 4, dengan perlakuan varietas New Kuroda pada jarak tanam 15 x 17 cm
menunjukkan hasil tertinggi bobot segar umbi per tanaman dibandingkan dengan
perlakuan yang lain, hal ini dikarenakan pengaruh genetik pada setiap varietas
(Andriani, Suryanto dan Sugito, 2013) serta karena pada jarak tanam terlebar
tanaman mampu tumbuh dengan maksimal serta sedikitnya persaingan dalam
penyerapan unsur hara, air dan sinar matahari. Pada populasi rendah tanaman
memiliki banyak ruang untuk pertumbahan akar dan tingkat kompetisi penyerapan
nutrisi yang rendah (Kabir et al., 2013).
Produksi tanaman per hektar dipengaruhi oleh kerapatan dan produktifitas
tanaman. Berdasarkan analisis ragam menunjukkan adanya pengaruh nyata serta
interaksi antara perlakuan varietas dan jarak tanam. Tetapi secara terpisah
perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata, tetapi perlakuan jarak tanam
berpengaruh nyata pada bobot segar umbi per hektar. Pada Tabel 3 perlakuan
23
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah disampaikan, maka dapat diajukan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Varietas dan jarak tanam tidak menunjukkan adanya interaksi, sehingga tidak
berpengaruh terhadap luas daun dan indeks luas daun namun pada komponen
hasil seperti panjang umbi, diameter umbi, volume umbi bobot segar umbi
per tanaman dan per hektar perlakuan varietas dan jarak tanam menunjukkan
interaksi.
2. Perbedaan jarak tanam lebih mempengaruhi luas daun dan indeks luas daun,
dari pada macam varietas.
3. Jarak tanam yang lebih lebar 15 x 13 cm dan 15 x 17 cm memberikan luas
daun yang lebih tinggi, namun menghasilkan indeks luas daun yang rendah.
4. Penggunaan jarak tanam lebar 15 x 13 cm dan 15 x 17 cm menghasilkan
kualitas umbi yang lebih baik pada varietas Lokal Batu, Shin Kuroda dan
New Kuroda dapat ditunjukkan dengan panjang umbi, diameter umbi, volume
umbi dan bobot segar umbi per tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan jarak tanam sempit 15 x 5 cm dan 15 x 9 cm.
5. Penggunaan jarak tanam sempit 15 x 5 cm dan 15 x 9 cm secara kuantitas
akan menghasilkan produksi per satuan luas yang lebih tinggi dapat
ditunjukkan bobot segar umbi per hektar yang meningkat 19,61%
dibandingkan jarak tanam lebar 15 x 13 cm dan 15 x 17 cm.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ridge with a Porous Tube for Soil Aeration in a Wet lowland Rowth.
Scientia Horticulturae. Department of Regional Environmental Science
College of Agriculture, Osaka Prefecture University, Sakai, Osaka 599-
8531. Japan. 77 : 117 – 124
Kabir, A., Arfan A., M.H. Waliullah, Mehdee, M.M.U.R and A., Rashid. 2013.
Effect of Spacing and Sowing Time on Growth and Yield of Carrot (Daucus
carrota L.). Intl. J. Sustain. Agric. Sher-e-Bangla Agricultural University,
Dhaka, Bangladesh. 5 (1) : 29-36.
Rezende, B.L.A., Cecílio Filho, A.B., Barros Júnior, A.P., Porto, D.R.Q., and
M.I.E.G., Martins. 2011. Economic Analysis of Cucumber and Lettuce
Intercropping Under Greenhouse in the Winter-spring. An. Acad. Bras.
Cienc. 83 : 706–717.
Rajasekaran, L.R. and Blake, T.J., 2002. Seed Pre-Treatment Using a Derivative
of 5-Hydroxybenzimidazole (AMBIOL) Pre-Acclimates Carrot Seedlings to
Drought Can. J. Plant Sci. 82 : 195–202.
Rajasekaran, L.R., Astatkie, T. and Caldwell, C. 2006. Seeding Rate and Seed
Spacing Modulate Root Yield and Recovery of Slicer and Dicer Carrots
Differently. Department of Plant and Animal Sciences, Department of
Engineering, Nova Scotia Agricultural College, P.O. Can. B2N 5E3. Sci.
Hort. 107 : 319–324.
Salisbury, F.B. and C.W., Ross. 1978. Plant Physiology. Wadsworth Publishing
Company Inc., Belmont, CA, USA.
Swiader, J.M., McCollum, J.P. and G.M., Ware. 1995. Producing Vegetable
Crops. Interstate Publishers Inc. Danville, Illionois.
Tollenaar, M., D. E. Mccullough dan Dwyer, L. M. 1994. Physiological Basis of
The Genetic Improvement of Corn. in: SLAFER, G.A. Genetic
Improvement of Field Crops. New York : Marcel Dekker.
Weiner, J., 1990. Plant Population Ecology in Agriculture. In: Carrol, C.R.,
Vandermeer, J.H., Roseet, P.M. (Eds.), Agroecology. McGrew-Hill, New
York.
Wiguna, G., Prasodjo, Rd. dan U., Sumpena. 2011. Efektivitas Ethyl Methane
Sulfonate (Ems) Terhadap Pembentukan Tanaman Wortel (Daucus Carota
L.) Mandul Jantan. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. 7 (2) : 25
– 32.
Yulisma. 2011. Pertumbuhan Berbagai Varietas Jagung Terhadap Jarak Tanam.
Universitas Malikussaleh. Nangroe Aceh Darusalam. Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan 30 (3) : 196 – 203.
27
F. Tabel
Sumber Keragaman db JK KT F. Hitung
5% 1%
Petak Utama
Ulangan 2 8,72 4,36 4,62 6,94 18,00 tn
Varietas (V) 2 1,06 0,53 0,56 6,94 18,00 tn
Galat 1 4 3,78 0,95
Anak Petak
Jarak Tanam (J) 3 2,22 0,74 0,73 3,16 5,09 tn
VxJ 6 7,61 1,27 1,26 2,66 4,01 tn
Galat 2 18 18,17 1,01
Total 35
KK Varietas 11,98
KK Jarak Tanam 12,39
29
Sumber F. F. Tabel
db JK KT
Keragaman Hitung 5% 1%
Petak Utama
Ulangan 2 32006,94 16003,47 1,04 6,94 18,00 tn
Varietas (V) 2 13361,55 6680,75 0,43 6,94 18,00 tn
Galat 1 4 61465,55 15366,39
Anak Petak
Jarak Tanam (J) 3 272573,90 90857,97 19,76 3,16 5,09 **
VxJ 6 38489,79 6414,97 1,39 2,66 4,01 tn
Galat 2 18 82753,47 4597,42
Total 35
KK Varietas 34,67
KK Jarak Tanam 18,96
31
F. Tabel
Sumber Keragaman db JK KT F. Hitung
5% 1%
Petak Utama
Ulangan 2 1,25 0,63 0,50 6,94 18,00 tn
Varietas (V) 2 0,15 0,07 0,06 6,94 18,00 tn
Galat 1 4 4,99 1,25
Anak Petak
Jarak Tanam (J) 3 20,53 6,84 29,67 3,16 5,09 **
VxJ 6 2,28 0,38 1,65 2,66 4,01 tn
Galat 2 18 4,15 0,23
Total 35
KK Varietas 46,20
KK Jarak Tanam 19,85
33
Lampiran 7. Analisis Ragam Bobot Umbi Segar per Tanaman, Analisis Ragam
Bobot Umbi Segar per Hektar, dan Analisis Ragam Panjang Umbi
7a. Analisis Ragam Bobot Umbi Segar per Tanaman
Sumber F. F. Tabel
db JK KT
Keragaman Hitung 5% 1%
Petak Utama
Ulangan 2 351,43 175,72 0,19 6,94 18,00 tn
Varietas (V) 2 2693,32 1346,66 1,42 6,94 18,00 tn
Galat 1 4 3788,67 947,17
Anak Petak
Jarak Tanam (J) 3 89163,63 29721,21 14471,75 3,16 5,09 **
VxJ 6 497,24 82,87 40,35 2,66 4,01 **
Galat 2 18 36,97 2,05
Total 35
KK Varietas 23,15
KK Jarak Tanam 1,08
7b. Analisis Ragam Bobot Umbi Segar per Hektar
Sumber F. F. Tabel
db JK KT
Keragaman Hitung 5% 1%
Petak Utama
Ulangan 2 3,19 1,59 0,33 6,94 18,00 tn
Varietas (V) 2 11,36 5,68 1,17 6,94 18,00 tn
Galat 1 4 19,34 4,84
Anak Petak
Jarak Tanam (J) 3 20,66 6,89 573,19 3,16 5,09 **
VxJ 6 4,28 0,71 59,33 2,66 4,01 **
Galat 2 18 0,22 0,01
Total 35
KK Varietas 26,87
KK Jarak Tanam 1,34
7c. Analisis Ragam Panjang Umbi
F. Tabel
Sumber Keragaman db JK KT F. Hitung
5% 1%
Petak Utama
Ulangan 2 3,30 1,65 0,19 6,94 18,00 tn
Varietas (V) 2 25,13 12,57 1,46 6,94 18,00 tn
Galat 1 4 34,33 8,58
Anak Petak
Jarak Tanam (J) 3 346,34 115,45 2242,48 3,16 5,09 **
VxJ 6 47,27 7,88 153,03 2,66 4,01 **
Galat 2 18 0,93 0,05
Total 35
KK Varietas 16,91
KK Jarak Tanam 1,31
34
1. Populasi 1
Jarak tanam = 15 x 5 cm
Luas lahan = 10.000 m2
Efektifitas lahan = 80 %
Populasi = Luas lahan x Efektifitas lahan
Jarak Tanam
= 10.000 m2 x 0,8 m2
0,075 m2
= 106666 tanaman
2. Populasi 2
Jarak tanam = 15 x 9 cm
Luas lahan = 10.000 m2
Efektifitas lahan = 80 %
Populasi = Luas lahan x Efektifitas lahan
Jarak Tanam
= 10.000 m2 x 0,8 m2
0,135 m2
= 59259 tanaman
3. Populasi 3
Jarak tanam = 15 x 13 cm
Luas lahan = 10.000 m2
Efektifitas lahan = 80 %
Populasi = Luas lahan x Efektifitas lahan
Jarak Tanam
= 10.000 m2 x 0,8 m2
0,195 m2
= 41025 tanaman
4. Populasi 4
Jarak tanam = 15 x 17 cm
Luas lahan = 10.000 m2
Efektifitas lahan = 80 %
Populasi = Luas lahan x Efektifitas lahan
Jarak Tanam
= 10.000 m2 x 0,8 m2
0,255 m2
= 31372 tanaman
36
(a) (b)
(c) (d)
37
(a) (b)
(c) (d)
38
(a) (b)
(c) (d)