Anda di halaman 1dari 74

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN

PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL


TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

NANDA ROSYITA
180310006

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2023
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN
PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

NANDA ROSYITA
180310006

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Agroekoteknologi.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan


Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt L.)
Nama : Nanda Rosyita
Nim : 180310006
Jurusan : Budidaya Pertanian
Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota

Dr. M. Nazaruddin, S.P., M.P Dr. Laila Nazirah S.P.,M.P


NIDN. 0006077502 NIDN. 0012067605

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan


Budidaya Pertanian

Dr. Baidhawi, S.P.,M.P Dr. Ismadi, S.P., M.Si


NIDN. 0021057802 NIDN. 0001017024

Tanggal lulus: 6 Febuari 2023


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapidan


Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata
Sturt L.)
Nama : Nanda Rosyita
Nim : 180310006
Jurusan : Budidaya Pertanian
ProgramStudi : Agroekoteknologi

Disetujui,
Komisi Penguji
Ketua Sekretaris

Dr. M. Nazaruddin, S.P., M.P. Dr. Laila Nazirah, S.P.,M.P


NIDN. 0006077502 NIDN. 0012067605

Mengetahui,

Anggota Anggota

Dr. Nilahayati, S.P.M.Si Muhammad Yusuf N, S.P., M.P


NIDN. 0027097501 NIDN. 0025067606

Tanggal lulus: 6 Febuari 2023


PERNYATAAN DAN PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian
Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.)” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
institusi manapun. Sumber informasi yang dikutip dari sumber yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebut dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Universitas
Malikussaleh.

Aceh Utara, November 2022

Nanda Rosyita
180310006
ABSTRACT

Sweet corn is a food crop that is widely consumed, both fresh and in
processed form. One of the plant cultivation treatments carried out is the useof
organic cow manure and inorganic fertilization, namely by using urea fertilizer.
This research was conducted in Gampong Tambon Tunong, Dewantara, North
Aceh Regency and the Agroecotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture,
Malikussaleh University, Muara Batu District, North Aceh Regency. This
research was conducted from July to October 2022.This study used a factorial
randomized block designwith to observed varianble.The first factor is the cow
manure consisting of (K0) 0 tons hectare, (K1) 15 tons hectare, and (K2) 30 tons
hechare. The second factor was urea fertilizer consisting of (U0) 0 kg ha, (U1)
100 kg ha, (U2) 200 kg ha, and (U3) 300 kg ha. The observation parameters were
plant height, number of leaves, stem diameter, cob weight. cob weight, cob weight
without cob, cob length, cob length without cob, cob diameter, number of rows of
cobs, and production tons/ha. The results showed that cow manure had a very
significant effect on plant height variables 2,4,6, and 8 WAP, number and 2,4,6,
and 8 WAP, weight of cobs with husks, weight of cobs without husks, cob length
corny cobs, length of cobs without corncobs diameter of cobs without corncobs,
number of rows of seeds, and production tons/ha. In addition, urea fertilizer
treatment also had a very significant effect on plant height variables 2,4,6, and 8
WAP, number of leaves 2,4,6, and 8 WAP, cob weight, cob weight without cob,
cob length, cob length without husk, cob diameter without husk, number of rows
of seeds, and production of tons hectare.

Keywords: Corn. Cow Manure, Urea Fertilizer.


RINGKASAN

NANDA ROSYITA, “Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt L.), dibimbing oleh M. NAZARUDDIN dan LAILA NAZIRAH.

Jagung manis merupakan tanaman pangan yang banyak dikonsumsi, baik


dalam kondisi segar maupun dalam bentuk olahan. Jagung manis mengandung
berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, diantaranya adalah kalori,
protein, gula, serat, lemak, dankarbohidrat. Permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan jagung adalah ketidakseragaman mutu yang dihasilkan. Salah satu
perlakuan budidaya tanaman jagung yang dilakukan adalah penggunaan pupuk
organik kandang sapi dan pemupukan anorganik yaitu dengan menggunakan
pupuk urea.
Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Tambon Tunong, Dewantara,
Kabupaten Aceh Utara dan Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Malikussaleh, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2022. Penelitian
ini menggunakan metode percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama yaitu pupuk kandang sapi yang
terdiri (K0) 0 ton/ha, (K1)15 ton/ha, dan (K2) 30 ton/ha. Faktor kedua yaitu pupuk
urea yang terdiri dari (U0) 0 kg/ha, (U1) 100 kg/ha, (U2) 200 kg/ha dan (U3) 300
kg/ha. Peubah yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat
tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol berkelobot,
panjang tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol berkelobot, jumlah baris biji
pertongkol, dan produksi ton/ha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi
berpengaruh sangat nyata terhadap peubah tinggi tanaman 2,4,6, dan 8 MST,
jumlah daun 2,4,6, dan 8 MST, diameter batang 4,dan 8 MST, berat tongkol
berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol berkelobot, panjang
tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji, serta
produksi ton/ha. Selain itu perlakuan pupuk urea juga berpengaruh sangat nyata
terhadap peubah tinggi tanaman 2,4,6 MST, jumlah daun 2,4,6, dan 8 MST,
diameter batang 4 dan 8 MST, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa
kelobot, panjang tongkol berkelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, diameter
tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji, serta produksi ton/ha. Terdapat interaksi
sangat nyata antara perlakuan perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea
terhadap tinggi tanaman 2,4,6, dan 8 MST, jumlah daun 2,4,6, dan 8 MST,berat
tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol berkelobot,
panjang tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji,
produksi ton/ha, dan terdapat interaksi yang nyata terhadap tinggi tanaman umur 8
MST, diameter batang 4,dan 8 MST.

Kata Kunci : Jagung, Pupuk Kandang Sapi, Pupuk Urea.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah Subhanallahuwata’ala atas


segala rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi
Dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea
mays saccharata SturtL.)’’. Shalawat dan salam senantiasa dipersembahkan
kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam yang telah membawa umatnya ke
alam Islamiah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Nazaruddin, S.P.,M.P selaku dosen pembimbing I dan Ibu
Dr. Laila Nazirah, S.P.,M.P selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan tenaga, memberikan masukan, arahan, koreksi
serta perhatian yang begitu berharga kepada penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Nilahayati, S.P.,M.Si dan Muhammad Yusuf N, S.P.,M.P selaku
dosen penelaah yang telah memberikan saran dan masukan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Ayahanda Syahrul dan Ibunda Marziah yang telah mendukung dan
mendoakan penulis, sehingga penulis diberi kemudahan dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
4. Teman-teman seperjuangan Agroekotektonologi 2018 yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi.
Semoga tulisan ini dapat menjadi sebuah literatur dan referensi yang banyak
memberikan ide-ide terbarukan dan menjadikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi seluruh pembaca. Akhir kata, semoga Allah selalu memberikan
yang terbaik kepada seluruh hambanya. Aamiin.
Aceh Utara, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 4
1.5 Hipotesis..................................................................................................... 4
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 5
2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Manis............................................................ 5
2.2 Morfologi Tanaman Jagung Manis............................................................. 5
2.3 Syarat Tumbuh............................................................................................ 6
2.3.1 Iklim................................................................................................ 6
2.3.2 Tanah................................................................................................7
2.4 Pupuk Kandang Sapidan Peranannya.......................................................... 7
2.5 Pupuk Urea dan Peranannya....................................................................... 8
3. METODELOGI PENELITIAN................................................. 10
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 10
3.2 Bahan dan Alat.......................................................................................... 10
3.3 Rancangan Penelitian................................................................................ 10
3.4 Pelaksanaan Penelitian.............................................................................. 11
3.4.1 Pengolahan Tanah......................................................................... 11
3.4.2 Pemupukan.................................................................................... 11
3.4.3 Penanaman.................................................................................... 12
3.4.4 Penyiraman.................................................................................... 12
3.4.5 Penyiangan.................................................................................... 12
3.4.6 Pengendalian Hama dan Penyakit................................................. 12
3.4.7 Pemanenan.................................................................................... 12
3.4.8 Parameter pengamatan.................................................................. 13
3.4.9 Analisis Data................................................................................. 14
4. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 15
4.1 Hasil.......................................................................................................... 15
4.1.1 Peubah Pertumbuhan........................................................................... 16
4.1.1.1 Tinggi Tanaman (cm).......................................................................... 16

ii
4.1.1.2 Diameter Batang (mm)........................................................................ 21
4.1.1.3 Komponen Hasil.................................................................................. 24
4.1.1.4 Berat Tongkol Berkelobot dan Tanpa Kelobot.................................. 24
4.1.1.5 Panjang Tongkol Berkelobot dan Tanpa Kelobot............................... 26
4.1.1.6 Diameter Tongkol Tanpa Kelobot.......................................................27
4.1.1.7 Jumlah Baris Biji................................................................................. 28
4.1.1.8 Produksi (ton/ha)................................................................................. 30
4.2 Pembahasan............................................................................................... 31
5. KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 40
5.1 Hasil.......................................................................................................... 40
5.2 Saran......................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................... 61
DAFTAR TABEL

1. Susunan Kombinasi Perlakuan Pupuk Kandang Sapi dan Urea.....................11


2. Rekapitulasi Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis...........................................15
3. Tinggi Tanaman Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis...........................16
4. Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Tinggi Tanaman
Jagung Manis Umur 2,4,6, dan 8 MST..........................................................17
5. Jumlah Daun Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis...........................19
6. Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Jumlah Daun
Tanaman Jagung Manis Umur 2,4,6, dan 8 MST..........................................20
7. Diameter batang Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis...........................21
8. Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea TerhadapDiamer Batang
Umur 4 dan 8 MST.........................................................................................22
9. Berat Tongkol Berkelobot dan Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh Pupuk
Kandang Sapi dan Pupuk Urea.......................................................................23
10. Interaksi Berat Tongkol Berkelobot dan Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh
Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea...........................................................24
11. Panjang Tongkol Berkelobot dan Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh Pupuk
Kandang Sapi dan Pupuk Urea.......................................................................26
12. Interaksi Panjang Tongkol Berkelobot dan Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh
Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea...........................................................26
13. Diameter Tongkol Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan
Pupuk Urea.....................................................................................................28
14. Interaksi Diameter Tongkol Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh Pupuk Kandang
Sapi dan Pupuk Urea......................................................................................29
15. Jumlah Baris Biji Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis...........................30

iv
v

16. Interaksi Jumlah Baris Biji Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk
Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis..................30
17. Hasil Produksi (ton/ha) Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk
Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis..................31
18. Interaksi Hasil Produksi (ton/ha) Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan
Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis..................32
vi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Royal 76....................................47


2. Bagan Susunan Percobaan di Lapangan.........................................................49
3. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi
dan Pupuk Urea..............................................................................................51
4. Analisis Ragam Jumlah Daun Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi
dan Pupuk Urea..............................................................................................52
5. Analisis Ragam Diameter Batang Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi
dan Pupuk Urea..............................................................................................53
6. Analisis Ragam Berat Tongkol Berkelobot Akibat Pengaruh Pupuk Kandang
Sapi dan Pupuk Urea......................................................................................54
7. Analisis Ragam Berat Tongkol Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh Pupuk
Kandang Sapi dan Pupuk Urea.......................................................................54
8. Analisis Ragam Panjang Tongkol Berkelobot Akibat Pengaruh Pupuk
Kandang Sapi dan Pupuk Urea.......................................................................54
9. Analisis Ragam Panjang Tongkol Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh Pupuk
Kandang Sapi dan Pupuk Urea.......................................................................54
10. Analisis Ragam Diameter Tongkol Tanpa Kelobot Akibat Pengaruh Pupuk
Kandang Sapi dan Pupuk Urea.......................................................................55
11. Analisis RagamJumlah Baris Biji Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan
Pupuk Urea.....................................................................................................55
12. Analisis Ragam Produksi (ton/ha) Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan
Pupuk Urea.....................................................................................................55
13. Dokumentasi Penelitian..................................................................................56
vii

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung termasuk bahan pangan penting karena sumber karbohidrat kedua
setelah beras. Jagung digunakan sebagai salah satu bahan pakan ternak
danindustri. Jagung manis merupakan tanaman pangan yang banyak dikonsumsi,
baik dalam kondisi segar maupun dalam bentuk olahan. Jagung manis
mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, diantaranya
adalah kalori, protein, gula, serat, lemak, dankarbohidrat. Menurut Arnarson
(2019) setiap 100 gram jagung manis mengandung 96 kalori, 3,4 gram protein, 4,5
gram gula, 2,4 gram serat, 1,5 gram lemak, dan 21 gram karbohidrat.
Jagung manis merupakan tanaman yang mempunyai potensi tinggi untuk
dibudidayakan. Di Indonesia produksi jagung mencapai 15,79 juta ton/ha (BPS,
2021). Produksi jagung di Provinsi Aceh pada tahun 2020 sebanyak 387,470 ton
sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 347,735 ton terjadi penurunan produksi
sebanyak 10,25% (Kementan, 2021). Salah satu faktor pembatas pertumbuhan dan
produksi hasil tanaman jagung manis diduga karena kurangnya perhatian petani
terhadap penerapan pemupukan yang tepat. Sehinggga mengganggu keadaan hara
di dalam tanah yang sangat menentukan hasil jagung manis. Untuk mencapai hasil
yang optimum tanaman jagung manis memerlukan input hara yang memadai.
Unsur hara merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketersediaan unsur hara dalam tanah
akibat budidaya tanaman yang intensif telah menyebabkan ketersediaan unsur
hara makin berkurang, terutama unsur hara makro seperti nitrogen, posfor dan
kalium akibat terangkut hasil panen.
Pengembangan budidaya jagung manis akan terus berkelanjutan jika para
petani bisa lebih bijaksana dalam memelihara kesuburan tanahdengan
menggunakan pupuk organik dan anorganik sebagai bahan pemupukan tanaman
jagung manis (Mauke et al., 2015). Banyak jenis pupuk organik dan anorganik
yang ada di masyarakat dan toko pertanian yang dapat dimanfaatkan petani
sebagai pupuk, salah satunya yaitu pupuk kandang sapi dan pupuk urea
viii

Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik dan juga sebagai
pembenah terbaik jika dibandingkan dengan bahan pembenah lainnya. Pupuk
kandang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan sistem pertanian yang ramah
lingkungan dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Beberapa fungsi
pupuk kandang antara lain mampu membantu tanaman dalam penyerapan unsur
hara, memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan daya sanggah tanah terhadap
perubahan pH, dan menurunkan fiksasi P, serta sumber energi bagi
mikroorganisme tanah untuk dekomposisi dan pelepasan unsur hara dalam
ekosistem tanah (Hardjowigeno, 2015).
Manfaat pupuk kandang yakni dapat meningkatkan kandungan klorofil dan laju
fotosintesis, menjadikan vigor tanaman lebih kuat, merangsang produksi cabang
dan bunga serta buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga maupun bakal
buah (Buntoro et al., 2014). Pada lahan pasir, bahan organik yang dibutuhkan
akan lebih banyak dibandingkan pada lahan konvensional yakni sekitar 15–20 ton
(Rajiman et al., 2018). Hasil penelitian Asroh, (2019) menyatakan bahwa
pemberian pupuk kandang sapi 300 g/tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung manis, terutama jumlah daun hijau selama fase
pengisian biji, mempercepat umur keluar malai dan tongkol serta meningkatkan
hasil.
Selain pupuk kandang, tanaman juga membutuhkan berbagai unsur hara untuk
mencapai hasil yang maksimal. Pemakaian pupuk organik hendaknya diimbangi
dengan pupuk buatan (anorganik) supaya keduanya saling melengkapi. Tanaman
jagung manis sebagai tanaman penghasil biji-bijian menghendaki unsur nitrogen
yang cukup dalam pertumbuhannya. Salah satu pupuk anorganik yang
mengandung unsur nitrogen yaitu pupuk urea.
Pupuk N merupakan pupuk yang paling dibutuhkan oleh tanaman karena
termasuk dalam unsur hara makro. Nitrogen banyak sekali mengendalikan proses
metabolisme pada tanaman terutama pada proses fotosintesis tanaman.
Keberadaan unsur N sangat vital sehingga perlu penambahan unsur N pada setiap
budidaya tanaman termasuk pada pada saat budidaya tanaman jagung (Aprilyanto
et al., 2016). Jagung manis memerlukan unsur hara lebih banyak terutama unsur
N, yaitu sebesar 150–300 kg N per hektar dibandingkan dengan jagung biasa yang
ix

hanya membutuhkan 70 kg N per hektar sehingga tanaman jagung manis dapat


digolongkan sebagai tanaman yang rakus hara (Syukur dan Rifianto, 2013).
Hasil penelitian Pangaribuan et al., (2017) menunjukkan bahwa pupuk Urea
300 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl 100 kg/ha menghasilkan tinggi tanaman, jumlah
daun, tingkat hijauan daun, dan indeks luas daun lebih tinggi dibandingkan
dengan tanpa pemupukan. Lebih lanjut Polii dan Tumbelaka (2012)
mengungkapkan bahwa penggunaan dosis rekomendasi 200 kg N/ha, 150 kg
P2O5 /ha, dan 150 kg K2O /ha menghasilkan panjang tongkol, diameter tongkol,
dan bobot tongkol jagung manis lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian
pupuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga dan Marsono (2018), pada fase
vegetatif, tinggi tanaman akan terus meningkat, kemudian pertumbuhannya akan
terhenti pada umur tertentu. Pemberian pupuk urea yang mengandung nitrogen
berperan dalam merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang,
cabang, dan daun. Menurut hasil penelitian Dema (2017), menunjukkan bahwa
pemupukan 200 kg/ha merupakan dosis yang optimum bagi jagung manis untuk
meningkatkan tinggi tanaman jagung manis.
Atas dasar tersebut maka dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian
Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea mays saccharata Strut L.)”.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis?
2. Apakah pemberian pupuk urea berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung manis?
3. Apakah terdapat interaksi antara pupuk kandang sapi dan pupuk urea
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis?
4

1.3. Tujuan Penelitian


1. Mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis
terhadap pemberian pupuk kandang sapi.
2. Mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis
terhadap pemberian pupuk urea.
3. Mengetahui kombinasi terbaik pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
manis terhadap gabungan antara pupuk kandang sapi dan pupuk urea.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu dapat menambahkan referensi ilmu pengetahuan
tentang berbagai dosis pupuk kandang sapi dan pupuk urea dalam budidaya
jagung manis, serta memberikan informasi kepada petani dan masyarakat
mengenai pengelolaan pemberian pupuk kandang sapi yang digunakan sebagai
pupuk organik dan pupuk urea sebagai pupuk anorganik sehingga pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung manis maksimal.
1.5. Hipotesis
1. Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung manis.
2. Pemberian pupuk urea berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis.
3. Terdapat interaksi antara kombinasi pupuk kandang sapi dan urea terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman Jagung Manis


Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan termasuk
dalam keluarga (famili) rumput-rumputan, (Gramineae) genus Zea, dan spesies
Zea mays saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm berwarna
bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut.
Produk utama jagung manis adalah buah/tongkolnya, biji jagung manis
mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung
pada jenisnya, biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji,
endosperm dan embrio (Koswara , 2009).
Menurut Pratama, 2015 tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt L.)
dapat diklasifikasikansebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea maysL.
Sub Spesies : Zea mays saccharata SturtL.

2.2. Morfologi Tanaman Jagung Manis


Jagung manis termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe
akar yaitu akar seminal, adventif dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari
radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang yaitu akar yang
tumbuhdari buku paling bawar sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Akar
udara adalah akar yang keluar dari dua buku terbawah atau lebih dari permukaan
tanah perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah dan
keadaan air (Paeru dan Dewi, 2017).
Batang tanaman jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk batangnya bulat
silindris dan terdiri atas beberapa ruas serta ruas buku. Adapun tingginya

5
6

tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-250 cm (Paeru


dan Dewi, 2017).
Menurut Subekti et al., (2013) tanaman jagung memiliki daun yang
memanjang, mempunyai ciri bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus),
tepi daun rata (integer). Diantara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Panjang
dan lebarnya agak seragam. Lembar daun berselang-seling dan berbentuk rumput.
Tulang daun terlihat jelas dengan bentuk termasuk tulang dan sejajar. Tanaman
jagung memiliki jumlah daun 8-48 helai. Daun tanaman yang terdiri dari 3 bagian
antara lain kelopak daun, helai daun dan lidah daun. Kelopak daun umumnya
membungkam batang antara kelopak daun dengan helaian daun terdapat lidah
daun yang memiliki bulu dan berlemak yang disebut ligula yang memiliki fungsi
untuk mencegah air untuk masuk kedalam kelopak daun dan batang.
Bunga tanaman jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak
meemiliki petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada
bunga yang berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan
terdapat diujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 atau
ke-8 dari bunga jantan (Paeru dan Dewi, 2017).
Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu
dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang
terpenting dari hasil pemanenan. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10% protein,
70% karbohidrat, 2,3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari vitamin A
dan E (Fajarany et al., 2016).
2.3. Syarat Tumbuh
2.3.1. Iklim
Tanaman jagung manis banyak dibudayakan di dataran rendah maupun
dataran tinggi dengan intensitas cahaya yang cukup. Jagung manis dapat tumbuh
pada ketinggian tempat 0-1.300 m diatas permukaan. Keadaan suhu optimal yang
dikehendaki jagung manis antara 23-270 C. Curah hujan antara 200-300 mm/tahun
(Riwandi et al., 2014). Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata SturtL.)
dapat tumbuh pada suhu lebih dari 12°C.
Tanaman jagung manis membutuhkan suhu optimum diatas 18°C untuk
perkecambahan optimum dan pada suhu 24°C sampai 30°C untuk pertumbuhan
7

dan kualitas optimum. Tanaman jagung manis membutuhkan kelembaban yang


cukup disepanjang musim tanam, terutama pada tahap pembungaan, tetapi harus
dihindarkan dari kondisi penggenangan air. Curah hujan yang ideal untuk
pertumbuhan tanaman jagung manis 85-200 mm/bulan. Pertumbuhan tanaman
jagung manis membutuhkan sinar matahari yang cukup. Jika tanaman jagung
manis ternaungi, maka dapat menghambat proses pertumbuhan dan menghasilkan
hasil biji yang kurang baik (AgricultureVictory, 2013).
2.3.2. Tanah
Tanaman jagung manis (Zea mayssaccharata Sturt L.) menghendaki i tanah
yang gembur, subur, berdrainase yang baik, pH tanah 5,6-7,0. Jenis tanah yang
dapat toleransi ditanami jagung antara lain andosol dan latosol dengan syarat
pHnya harus memadai untuk tanaman tersebut (Rukmana, 2010). Tanaman jagung
manis (Zea mays Saccharata Sturt L.) mampu tumbuh optimal pada lahan dengan
tekstur tanah lempung atau liat berdebu (latosol) (Purwono dan Purmawati, 2007).
Pada tanah bertekstur berat, jika akan ditanami jagung maka perlu
dilakukan pengolahan tanah yang baik. Namun, apabila kondisi tanahnya gembur,
dalam budidaya jagung tanah tidak perlu diolah. Pertumbuhan jagung manis tidak
tergantung pada musim tetapi pada ketersediaan air dan zat hara pada tanah. Hal
ini dikarenakan jagung manis membutuhkan unsur hara seperti nitrogen (N),
pospor (P), dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak (Fahmi et al., 2010).
2.4. Pupuk Kandang Sapi dan Peranannya
Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak.
Kotoran ternak tersebut kemudian dikomposkan untuk mendapatkan pupuk
kandang yang matang. Menurut Simanungkalit et al., (2006), kotoran sapi yang
diaplikasikan secara langsung memiliki nilai C/N rasio dan kadar air yang tinggi
sehingga perlu dilakukan pengomposan terlebih dahulu agar nilai C/N rasio dan
kadar air nya menurun. Proses pengomposan akan menyebabkan kandungan C, N,
Na dan K mengalami penurunan dan meningkatkan kandungan P dan B yang
dapat diserap (Irshad et al., 2013).
Menurut Sriyanto et al., (2015) aplikasi pupuk kandang dapat memperbaiki
karakteristik tanah secara fisik, kimia dan biologi. Pupuk kandang secara fisik
dapat meningkatkan kegemburan, daya serap dan daya pegang tanah terhadap air.
8

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan et al., (2015) bahwa pupuk
kandang dapat meningkatkan porositas total dan ketersediaan air karena
peningkatan kandungan bahan organik. Bahan organik senantiasa mengikat air
sehingga daya pegang tanah terhadap air akan meningkat. Pupuk kandang sebagai
salah satu jenis pupuk organik berperan penting dalam reaksi kimia yang terjadi di
dalam tanah.
Menurut Nuro et al., (2015) aplikasi pupuk organik dapat meningkatkan
komponen sifat kimia tanah. Pupuk organik dapat meningkatkan kandungan
bahan organik tanah, meningkatkan kelarutan unsur makro dan mikro serta KTK
tanah. Menurut Olowoboko et al., (2018) aplikasi pupuk berbahan dasar kotoran
ternak dapat meningkatkan nilai pH dan EC tanah meskipun tidak dapat diprediksi
secara tepat. Pupuk kandang seperti halnya pupuk organik memiliki kandungan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Sriyanto et al., (2015), pupuk kandang dengan dosis 15 ton/ha dapat
meningkatkan setiap parameter kecuali bobot buah pada tanaman terung.
Muntashilah et al., (2015) menambahkan bahwa penggunaan pupuk kandang sapi
dengan dosis 5 ton/ha dapat meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dan
menunjukan pertumbuhan tanaman yang berbeda nyata dibandingkan dengan
tanpa pengaplikasian pupuk kandang. Aplikasi pupuk kandang dengan dosis 50%
dan 75 % terhadap tanah mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada
tanaman jagung manis (Edi, 2014). Menurut Edi dan Yusri (2009), pemberian
pupuk kandang sapi dengan dosis 15 ton/ha memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman (Simanggusong, 2018). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Telaumbanua dan Adwirman (2018), pemberian pupuk
kotoran sapi dengan dosis 20 ton memberikan hasil tertinggi untuk semua
parameter pengamatan
2.5. Pupuk Urea dan Peranannya
Pupuk adalah semua bahan yang diberikan pada tanah dengan tujuan untuk
memperbaiki keadaan fisik, kimia, dan biologi tanah. Berdasarkan jumlah yang
diperlukan tanaman, unsur hara menjadi dua golongan, yakni: unsur hara makro
doan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan tanaman dan terdapat dalam
jumlah lebih besar dibandingkan dengan unsur hara mikro. Walaupun kadar unsur
9

hara berbeda, namun setiap jenis tanaman umumnya memiliki urutan berdasarnya
kadar-kadarnya, yakni: C, H, O, N, P, K, P, S, Mg, Si, Na, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo,
dan B. Nitrogen bersama-sama P dan K merupakan unsur hara esensial primer,
dan merupakan unsur yang paling sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan
tanaman (Munawar,2011).
Penggunaan pupuk anorganik sering menjadi pilihan untuk meningkatkan
kesuburan tanah. Pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik
dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki berbagai
kandungan persentase yang tinggi (Novizan, 2007). Pemberian urea pada tanah
yang miskin unsur hara akan meningkatkan kadar nitrogen (N) dalam tanah.
Nitrogen (N) merupakan bagian dari semua sel hidup. Didalam tanaman, N
berfungsi sebagai komponen utama protein, hormon, klorofil, vitamin dan enzim-
enzim esensial untuk kehidupan tanaman. Oleh karena itu, N diperlukan dalam
jumlah besar untuk seluruh proses pertumbuhan didalam tanaman. Metabolisme N
merupakan faktor utama pertumbuhan vegetatif, batang, dan daun. Tanaman yang
mendapat pasokan N cukup, pertumbuhan vegetatifnya baik dengan ciri hijau tua,
tetapi pasokan terlalu banyak dapat menunda pembungaan dan pembentukan
buah. Sebaliknya kekurangan pasokan N menyebabkan daun menguning,
pertumbuhan kerdil, dan gagal panen (Munawar, 2011).
Salah satu pupuk yang memiliki kandungan nitrogen yang tinggi yaitu pupuk
urea. Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung unsur hara N sebesar
46% dengan pengertian setiap 100 kg mengandung 46 kg nitrogen, Moisture
0,5%, kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35 mm (Hidayah, et al., 2016). Penggunaan
pupuk urea dengan dosis150 kg/ha dan tiga kali aplikasi menghasilkan bobot
tongkol per petak 9,07 kg/petak setara dengan 19,33 ton/ha (Faqih et al., 2019).
3. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Tambon Tunong, Dewantara,
Kabupaten Aceh Utara10 m dpl dan Laboratorium Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Kecamatan Muara Batu,
Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai
bulan Oktober 2022.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih jagung manis
varietas Royal 76, pupuk kandang sapi, pupuk urea, pupuk P (pospor),
kalium (K), Curater, Furadan, Amytrin dan decis. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, pisau, tali rafia, tugal,
kamera, penggaris, ember, spayer, timbangan analitik, jangka sorong,
meteran, alat tulis, dan alat pendukung lainnya.
3.3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Rancangan Acak Kelompok (RAK) 3x4 dengan 3 ulangan. Faktor yang
diteliti terdiri dari dua faktor yaitu dosis pemberian pupuk kandang sapi
dan Urea masing – masing sebagai berikut:
1. Faktor Dosis Pupuk Kandang Sapi (K) terdiri dari 3 taraf yaitu :
K0 = 0 gr (kontrol)
K1 = Pupuk kandang sapi dengan dosis 3,37 kg/plot (15 ton/ha)
K2 = Pupuk kandang sapi dengan dosis 6,75 kg/plot (30 ton/ha)
2. Faktor Dosis Pupuk Urea (U) terdiri dari 3 taraf yaitu :
U0 = 0 gr (kontrol)
U1 = Pupuk urea dengan dosis 22,5 g/plot (100kg/ha)
U2 = Pupuk urea dengan dosis 45 g/plot (200kg/ha)
U3= Pupuk urea dengan dosis 67,5 g/plot (300kg/ha)
Dengan demikian penelitian ini terdiri atas 12 kombinasi perlakuan
masing-masing dengan 3 ulangan, sehingga secara keseluruhannya
terdapat 36 unit percobaan. Setiap 1 unit percobaan terdapat 4 sampel

10
11

perbedeng, jadi 36 x 4 = 144 tanaman sampel. Adapun susunan kombinasi


perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.
11

Tabel 1. Susunan kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea
Pupuk Kandang Pupuk Urea (U)
Sapi (K) U0 U1 U2 U3
K0 K0U0 K0U1 K0U2 K0U3
K1 K1U0 K1U1 K1U2 K1U3
K2 K2U0 K2U1 K2U2 K2U3
Model matematika yang digunakan untuk Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial adalah sebagai berikut:
Yijk = µ + βi + Kj + Uk + (KU)jk + εijk
Keterangan:
Yijk = Nilai Pengamatan yang diperoleh dari perlakuan pupuk
kandangsapi dan urea pada tanaman jagung manis
µ = Rata-rata nilai tengah
Βi = Pengaruh blok ke-i
Kj = Pengaruh pemberian pupuk kandang sapi ke- j
Uk = Pengaruh pemberian pupuk urea ke – k
(KU)jk = Pengaruh Interaksi taraf ke –j faktor pupuk kandang sapi dan taraf
ke- k faktor pupuk urea
Ɛijk = Pengaruh acak yang menyebar normal (galat)

3.4. Prosedur Penelitian


3.4.1. Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk penelitian dibersihkan dari vegetasi secara
manual menggunakan cangkul kemudian tanah dibolak balik hingga gembur.
Selanjutnya dilakukan pembuatan bedengan dengan ukuran 1,5x1,5 meter
sebanyak 36 bedeng, dengan ketinggian bedeng 15-30 cm dan jarak antar bedeng
50 cm.
3.4.2. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sebagai penambah unsur hara yang ada didalam
tanah. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan
tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis yang digunakan 15 ton/ha
pupuk kandang sapi, 30 ton/ ha pupuk kandang sapi, Urea 100 kg/ha, Urea 200
kg/ha, Urea 300 kg/ ha.
12

3.4.3. Penanaman
Penanaman benih jagung dilakukan dengan cara ditugal sedalam 3 cm.
Setiap lubang tanam diisi sebanyak 2 biji/lubang dengan jarak tanam 75x30 cm.
Setelah tanaman berumur 7 HST, tanaman disisakan hanya satu tanaman disetiap
lubangnya.
3.4.4. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore dengan menggunakan
gembor, jika turun hujan tidak dilakukan penyiraman. Penyiraman berguna untuk
menjaga kelembaban tanah agar pertumbuhan tanaman dimasa vegetatif dan
generatif dapat berlangsung dengan baik.
3.4.5. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma, penyiangan
dilakukan 14 hari sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda
dilakukan secara manual misalnya dengan tangan atau canggul. Pada saat tanaman
berumur 28 hari setelah tanam, penyiangan dilakukan bersamaan dengan
pembumbunan.
3.4.6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setelah terlihat serangan hama
dan penyakit yang dapat membahayakan pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung. Adapun jenis pestisida yang digunakan adalah curater dan atau Furadan,
diberikan saat penanaman dengan dosis 5 gram perlubang. Sedangkan dosis yang
digunakan untuk mengendalikan hama 2 ml/l air dengan cara disemprotkan pada
tanaman yang sudah terserang hama. Jenis pestisida yang digunakan untuk
mengendalikan hama ulat grayak (Spodopterafrugiperda J.E. Smith) adalah
Amytrin, Decis.
3.4.7. Pemanenan
Sistem panen yang digunakan adalah sistem panen konsumsi. Pemanenan
dilakukan pada saat tanaman berumur 66 hari setelah tanam tergantung dari jenis
varietas yang digunakan dan telah memperlihatkan kriteria panen yaitu tongkol
atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada
biji bagian lembaga, biji kering, berwarna kekuning-kuningan, keras dan
mengkilap. Cara panen jagung yang matang fisiologis dengan cara memutar
13

tongkol sampai lepas dari batang jagung atau dapat dilakukan dengan cara
mematahkan buah tangkai jagung.
3.5. Pengamatan
Adapun peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagian
terdiri dari komponen pertumbuhan dan hasil.
1.Komponen Pertumbuhan
Komponen pertumbuhan diukur sebanyak empat kali yaitu pada umur 2
minggu setelah tanam (MST), 4 MST, 6 MST, dan 8 MST.
a. Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dengan cara mengukur dari pangkal batang
permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi.
b. Jumlah daun (helai)
Perhitungan jumlah daun dengan cara menghitung jumlah daun pada setiap
tanaman, daun yang dihitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna.
c. Diameter batang (mm)
Pengamatan diameter batang diukur dari permukaan tanah dengan
menggunakan jangka sorong.
2. Komponen Hasil
a. Bobot tongkol berkelobot (g)
Bobot tongkol berkelobot dilakukan dengan cara menimbang tongkol
berkelobot dengan menggunakan timbangan.
b. Bobot tongkol tanpa berkelobot (g)
Bobot tongkol tanpa berkelobot dilakukan dengan cara menimbang tongkol
yang telah dipisahkan dari kelobotnya dengan menggunakan timbangan.
c. Panjang tongkol berkelobot (cm)
Panjang tongkol berkelobot diukur setelah panen dan tanpa dikupas
kelobotnya. Pengukuran dilakukan dari ujung pangkal hingga ujung
kelobotnya.
d. Panjang tongkol tanpa kelobot (cm)
Panjang tongkol tanpa kelobot diukur setelah panen dan dikupas
kelobotnya. Pengukuran dimulai dari pangkal tongkol hingga ujung
tongkol.
14

e. Diameter tongkol tanpa berkelobot (cm)


Diameter tongkol tanpa berkelobot diukur dari bagian tanaman sampel
pada bagian tengah tongkol.
f. Berat tongkol berkelobot
Berat tongkol berkelobot dihitung dengan menimbang semua bagian
tongkol dengan kelobot pada setiap masing-masing sampel. Penimbangan
dilakukan dengan timbangan analitik
g. Jumlah baris biji per tongkol (baris)
Jumlah baris per tongkol dilakukan dengan cara menghitung banyaknya
garis pada tongkol tanaman sampel.
h. Hasil (ton/ha)
Rumus yang digunakan dalam menghitung hasil ton/ha adalah :
2
Luas lahan /ha(m )
Produksi(Ton/ha ¿= × Bobot Tongkol Per Bedeng(kg )
luas Bedeng (m2)
3.6. Analisis Data
Data dari hasil pengamatan dianalisis secara statistik menggunakan analisis
ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Untuk membandingkan
masing-masing perlakuan. Bila hasil sidik ragam terhadap perlakuan berbeda
tidak nyata, yang menunjukan F hitung < F tabel 5 %, maka tidak dilakukan uji
lanjut, tetapi bila menunjukan F hitung > F tabel maka dilakukan uji lanjut dengan
uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan hasil analisis ragam perlakuan semua peubah pengamatan pada
Pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk urea terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt L.) pada (lampiran 4
sampai 13), dan rekapitulasi hasil analisisragam semua peubah pengamatan
seperti tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt L.)
Perlakuan
Pengamatan
K U K*U KK%
Tinggi tanaman
2 MST ** ** ** 8,82%
4 MST ** ** ** 4,43%
6 MST ** ** ** 5,73%
8 MST ** ** * 6,69%
Jumlah daun
2 MST ** ** ** 9,24%
4 MST ** ** ** 5,76%
6 MST ** ** ** 3,11%
8 MST ** ** ** 3,23%
Diameter batang
2 MST tn tn tn 20,31%
4 MST tn tn * 11,59%
6 MST tn tn tn 10,99%
8 MST tn tn * 8,98%
Berat tongkol berkelobot ** ** ** 4,71%
Berat tongkol tanpa kelobot ** ** ** 4,61%
Panjangtongkol berkelobot ** ** ** 4,01%
Panjang tongkol tanpa kelobot ** ** ** 3,08%
Diameter tongkol tanpa kelobot ** ** ** 2,61%
Jumlah baris biji tertongkol ** ** ** 2,96%
Produksi ton per ha ** ** ** 3,52%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata, * = Berpengaruh nyata, ** =Berpengaruh sangat nyata, K
= pupuk kandang sapi, U = pupuk Urea, KK = Koefisien keragaman, MST =
Minggu SetelahTanam.

Tabel 2 menunjukkan pengaruh interaksi yang nyata antara pupuk kandang


sapi dan pupuk urea terhadap tinggi tanaman umur 2, 4, 6, dan 8 MST, jumlah
daun umur 2,4,6, dan 8 MST, diameter batang umur 4, 8 MST, berat tongkol

15
16

berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol berkelobot, panjang


tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji
pertongkol dan hasil produksi ton/ha. Pada perlakuan pupuk kandang sapi
berpengaruh sangat nyata terhadap peubah tinggi tanaman umur 2,4,6, dan 8
MST, jumlah daun umur 2,4,6, dan 8 MST, berat tongkol berkelobot, berat
tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol berkelobot, panjang tongkol tanpa
kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji pertongkol dan hasil
produksi ton/ha. Pada perlakuan pupuk urea berpengaruh sangat nyata terhadap
peubah tinggi tanaman umur 2,4,6, dan 8 MST, jumlah daun umur 2,4,6, dan 8
MST, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol
berkelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot,
jumlah baris biji pertongkol dan hasil produksi ton/ha.

4.1.1 Peubah Pertumbuhan


4.1.1.1 Tinggi Tanaman (cm)
Hasil analisis ragammenunjukkan bahwa adanya interaksi antara pupuk
kandang sapi dan pupuk urea terhadap peubah tinggi tanaman umur 2,4,6,dan 8
MST. Pada pengaruh tunggal pupuk kandang sapi berbeda sangat nyata pada
umur 2,4,6, dan 8 MST begitu juga pada pengaruh tunggal pupuk urea
memberikan pengaruh sangat nyata nyata pada umur 2,4,6, dan 8 MST. Hasil uji
lanjut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.Tinggi Tanaman Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk
UreaTerhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
TinggiTanaman
Perlakuan (cm)
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
Pupuk Kandang Sapi
K0 (tanpa perlakuan) 28,07 c 78,22 b 131,09 b 150,62 b
K1 (15 ton/ha) 36,17 a 92,48 a 175,45 a 185,15 a
K2 (30 ton/ha) 33,70 b 90,07 a 170,92 a 180,10 a
Pupuk Urea
U0 (tanpa perlakuan) 27,49 c 79,51 c 136,08 b 155,12 b
U1 (urea 100 kg/ha) 34,66 b 91,69 a 177,60 a 187,25 a
U2 (urea 200 kg/ha) 38,89 a 91,91 a 181,25 a 190,01 a
U3 (urea 300 kg/ha) 29,55 c 84,58 b 141,68 b 165,22 b
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada
kolom yang sama tidak menunjukkan berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %
17

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi pada semua


umur pengamatan terdapat pada K1 dengan hasil berturut-turut yaitu (36,17 cm,
92,48 cm, 175,45 cm, 185,15 cm) sedangkan yang terendah terdapat pada
perlakuan K0 yaitu ( 28,07 cm, 78,22 cm, 131,09 cm, 150,62 cm ).yang tidak
berbeda nyata dengan perlakuan K2 yaitu 33,70 cm, 90,07 cm, 170,92 cm, 180
cm). Perlakuan pupuk urea tertinggi dengan hasil berturut-turutterdapat pada
perlakuan U2 yaitu (38,29 cm, 91,91 cm, 181,25 cm, 190,01 cm)yang tidak
berbeda dengan perlakuan U1 ( 91,69 cm, 177,60 cm, 187,25 cm) sedangkan
terendah terdapat pada U0 yaitu (27,49cm, 79,51 cm, 136,08 cm, 155,12 cm) yang
tidak berbeda nyata U3 (29,55 cm, 84,58 cm, 141,68 cm, 165,22 cm).
Tabel 4. Interaksi Antara Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Tinggi
Tanaman Jagung Manis Umur 2,4,6, dan 8 MST
Pupuk Kandang Pupuk Urea (U)
Sapi (K) U0 (kontrol) U1 (100 kg/ha) U2 (200 kg/ha) U3(300kg/ha)
Umur 2 MST
K 0 (Kontrol) 25,62 b 32,66 a 26,47 b 27,53 b
B B C A
K 1 (15 ton/ha) 24,46 a 35,55 b 51,40 b 33,29 c
B A A A
K 2 (30 ton/ha) 32,40 a 35,78 b 38,79 a 27,89 d
A A B B
Umur 4 MST
K 0 (Kontrol) 68,78 c 87,53 a 71,26 c 85,29 b
C B C B
K 1 (15 ton/ha) 81,99 c 91,06 b 106,53 a 90,36 b
B B A A
K 2(30 ton/ha) 87,76 c 96,47 b 97,96 a 70,09 d
A A B C
Umur 6 MST
K0 (kontrol) 116,61 c 121,58 a 116.82 b 119,32 b
C C C C
K 1 (15 ton/ha) 133,95 d 136,91 b 141,15 a 130,80 c
B B A A
K 2 (30 ton/ha) 137,66 c 144,31 b 165,78 a 131,92 d
A A B B
Umur 8 MST
K 0 (kontrol) 150,70 b 158,11a 160,01a 155,12a
B A A B
K 1 (15 kg/ha) 154,11b 165,23b 185,02a 175,15 a
B B A A
K 2 (30 kg/ha) 156,25b 170,21a 195,13a 164,31b
B A A B
18

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan angka-
angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf uji 5%.
Pada Tabel 4 dapat dilihat pada umur 2 MST tinggi tanaman akibat perlakuan
pupuk kandang sapi (K) dan pupuk urea (U) memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap tinggi tanaman jagung, rataan tertinggi terdapat pada perlakuan K1
( pupuk kandang sapi 15 ton/ha) dan U2 ( pupuk urea 200 kg/ha) yaitu 51,40 cm
sedangkan nilai terendah terdapat pada K1 (pupuk kandang sapi 15 ton/ha) dan
U0 (kontrol) yaitu 24,46 cm. Perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea
berbeda nyata pada masing-masing perlakuan.
Pada umur 4 MST perlakuan pupuk kandang sapi (K) dan pupuk urea (U)
memberikan pengaruh yang sangat nyata tinggi tanaman dengan rerataan tertinggi
terdapat pada perlakuan K1 (pupuk kandang sapi 15 ton/ha) dan U2 ( pupuk urea
200 kg/ha) yaitu 106,53 cm sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0 (kontrol)
dan U0 (kontrol) yaitu 68,78 cm.
Pada Tabel 4 diatas dapat dilihat tinggi tanaman umur 6 MST akibat perlakuan
pupuk kandang sapi (K) dan pupuk urea (U) memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap tinggi tanaman rataan tertinggi terdapat pada perlakuan K2U2 (pupuk
kandang sapi 30 ton/ha + pupuk urea 200 kg/ha) yaitu 165,78 cm sedangkan nilai
terendah pada perlakuan K0 (kontrol) dan U0 (kontrol) yaitu 116,61 cm.
Pada umur 8 MST tinggi tanaman akibat perlakuan pupuk kandang sapi (K)
dan pupuk urea (U) memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman rataan
tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha) dan U2 (200
kg/ha) yaitu 185,13 cm sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0U0 (kontrol)
dengan nilai yaitu 150,70 cm. Perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea urea
berbeda nyata pada masing-masing taraf perlakuan.
4.1.1.2. Jumlah Daun (helai)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi antara pupuk
kandang sapi (K) dan pupuk urea (U) terhadap peubah jumlah daun umur
2,4,6,dan 8 MST. Pada pengaruh tunggal pupuk kandang sapi berbeda sangat
nyata pada umur 2,4,6, dan 8 MST begitu juga pada pengaruh tunggal pupuk urea
memberikan pengaruh sangat nyata nyata pada umur 2,4,6, dan 8 MST.
Hasil uji lanjut terhadap jumlah daun akibat perlakuan pupuk kandang sapi
(K) dan pupuk urea (U) dapat dilihat pada Tabel 5.
19

Tabel 5. Jumlah Daun Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Perlakuan Jumlah Daun (Helai)
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
Pupuk Kandang Sapi
K0 (Tanpa Perlakuan) 3,92 c 7,23 c 10,10 c 12,36 c
K1 (15 ton/ha) 4,86 b 8,07 b 11,54 b 12,85 b
K2 (30 ton/ha) 5,87 a 8,88 a 12,45 a 14,20 a
Pupuk Urea
U0 (tanpa perlakuan) 4,24 c 7,46 c 10,64 c 11,57 d
U1 (urea 100 kg/ha) 5,11b 8,15 b 11,56 b 13,37 b
U2 (urea 200 kg/ha) 5,74 a 8,85 a 12,68 a 14,94 a
U3 (urea 300 kg/ha) 4,44 c 7,79 bc 10,58 c 12,66 c
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
menunjukkan berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan Tabel 5 terlihat pada perlakuan K2 (pupuk kandang sapi 30


ton/ha) menunjukkan nilai tertinggi pada setiap parameter pengamatan yaitu
( 5,87 helai, 8,88 helai, 12,45 helai, 14,20 helai) dan terendah terdapat pada K0
(pupuk kandang sapi tanpa perlakuan) yaitu ( 3,92 helai, 7,23 helai, 10,10 helai,
12,36 helai). Sedangkan untuk pupuk urea pada peubah jumlah daun umur 2 MST
nilai tertinggi terdapat pada U2 (200 kg/ha) yaitu 5,74 helai sedangkan terendah
terdapat pada U0 (tanpa perlakuan) yaitu 4,24 helai. Pada umur 4 MST, tertinggi
pada U2 (200 kg/ha) yaitu 8,85 helai dan nilai terendah terdapat pada U0 ( tanpa
perlakuan) yaitu 7,46 helai. Umur 6 MST pupuk urea tertinggi terdapat pada
perlakuan U2 (200 kg/ha) yaitu 12,68 helai dan nilai terendah terdapat pada U0 (
tanpa perlakuan) yaitu 10,64 helai. Umur 8 MST pupuk urea tertinggi terdapat
pada perlakuan U2 (200 kg/ha) yaitu 14,94 helai dan nilai terendah terdapat pada
U0 ( tanpa perlakuan) yaitu 11,57 helai. Interaksi antara perlakuan pupuk kandang
sapi dan pupuk urea terhadap peubah tinggi tanaman disajikan pada tabel 6.
20

Tabel 6. Interaksi Antara Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Jumlah
Daun Jagung Manis Umur 2,4,6, dan 8 MST
Pupuk Kandang Pupuk Urea (U)
Sapi (K) U0 U1 U2 U3
(kontrol) (100 kg/ha) (200 kg/ha) (300 kg/ha)
Umur 2 MST
K 0 (Kontrol) 3,60 b 4,26 a 4,16 a 3,66 b
B C C B
K 1 (15 ton/ha) 4,51 b 5,15 b 6,10 a 3,66 c
A B B B
K 2 (30 ton/ha) 4,61 c 5,92 b 6,96 a 6,01 b
A A A A
Umur 4 MST
K 0 (Kontrol) 6,81 b 7,29 a 7,44 a 7,40 a
C C C B
K 1 (15 ton/ha) 7,95 b 8,32 b 8,92 a 7,10c
A B B B
K 2(30 ton/ha) 7,62 c 8,84 b 10,19 a 8,88 b
B A A A
Umur 6 MST
K0 (kontrol) 9,58 b 10,57 a 10,56 a 9,70 b
C C C C
K 1 (15 ton/ha) 10,76 d 11,70 b 12,53 a 11,16 c
B B B A
K 2 (30 ton/ha) 11,58 c 12,41 b 14,94 a 10,87 d
A A A B
Umur 8 MST
K 0 (kontrol) 10,56 b 12,83 ab 13,21 a 12,83 a
C B C A
K 1 (15 kg/ha) 11,71 c 13,48 a 13,73 a 12,50 b
B A B A
K 2 (30 kg/ha) 12,44 c 13,81 b 17,89 a 12,66 c
A A A A
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan angka-
angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf uji 5%.
21

Pada Tabel 6 interaksi antara pupuk kandang sapi dan pupuk urea
memberikan perbedaan yang sangat signifikan terhadap jumlah daun pada setiap
umur pengamatan. Pada umur 2 MST jumlah daun akibat perlakuan pupuk
kandang sapi (K) dan pupuk urea (U) memberikan pengaruh nyata terhadap
jumlah daun tanaman jagung, rataan tertinggi terdapat pada perlakuan K2 dan
U2 yaitu 6,96 helai, sedangkan nilai terendah terdapat pada K0 dan U0 (kontrol)
yaitu 3,60 helai. Perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea berbeda nyata
pada masing-masing perlakuan.Pada umur 4 MST perlakuan K2U2 (pupuk
kandang sapi 30 ton/ha + pupuk urea 200 kg/ha) memberikan nilai rerataan
tertinggi yaitu 10,19 helai sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0U0 yaitu
6,81 helai.
Pada umur 6 MST K2U2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha + pupuk urea 200
kg/ha) yaitu mendapatkan nilai rerataan tertinggi yaitu 14,94 helai sedangkan
nilai terendah pada perlakuan K0 (kontrol) dan U0 (kontrol) yaitu 9,58 helai. Pada
umur 8 MST perlakuan K2U2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha + 200 kg/ha) yaitu
17,89 helai sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0 (kontrol) dan U0
(kontrol) dengan nilai yaitu 10,56 helai. Perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk
urea memberikan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman jagung.
4.1.1.3. Diameter Batang (mm)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi antara pupuk
kandang sapi (K) dan pupuk urea (U) terhadap diameter batang pada umur 4 dan 8
MST. Pada pengaruh tunggal pupuk kandang sapi tidak berbeda nyata pada umur
2,4,6, dan 8 MST begitu juga pada pengaruh tunggal pupuk urea tidak
memberikan pengaruh yang nyata nyata pada umur 2,4,6, dan 8 MST. Hasil uji
lanjut terhadap diameter akibat perlakuan pupuk kandang sapi (K) dan pupuk urea
(U) dapat dilihat pada Tabel 7.
22

Tabel 7. Diameter Batang Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Diameter Batang
Perlakuan (mm)
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
Pupuk Kandang Sapi
K0 (Tanpa Perlakuan) 4,52 a 17,63 b 22,33 a 26,52 a
K1(15 ton/ha) 4,22 a 18,33 ab 23,31 a 27,72 a
K2(30 ton/ha) 4,26 a 19,83 a 24,06 a 28,48 a
Pupuk Urea
U0 (tanpa perlakuan) 4,14 a 18,63 a 22,36 a 26,83b
U1 (urea 100 kg/ha) 4,10 a 18,25 a 23,07 a 26,76 b
U2 (urea 200 kg/ha) 4,89 a 19,42 a 24,07 a 29,46 a
U3 (urea 300 kg/ha) 4,21 a 18,08 a 23,44 a 27,24 ab
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan tabel 7 terlihat pada perlakuan k3 (pupuk kandang sapi 30


ton/ha) menunujukkan nilai tertinggi pada setiap parameter pengamatan yaitu
(4,26 mm, 19,83 mm, 24,06 mm, dan 28,48 mm) dan terendah terdapat pada k0
(tanpa perlakuan) yaitu 4,52 mm, 17,63 mm, 22,33 mm, 26,52 mm). Sedangkan
untuk pupuk urea pada peubah diameter batang umur 2 MST nilai tertingi terdapat
pada U2 (urea 200 kg/ha) yaitu 4,89 mm dan terendah terdapat pada U0 (tanpa
perlakuan) yaitu 4,14 mm. Pada umur 4 MST tertinggi pada U2 (Urea 200 kg/ha)
yaitu 19,42 mm dan terendah U3 (Urea 300/ha) yaitu 18,08 mm. Umur 6 MST
nilai tertinggi U2 (Urea 200 kg/ha) yaitu 24,07 mm dan nilai terendah terdapat
pada U0 (tanpa perlakuan) yaitu 22,36 mm. Umur 8 MST nilai tertinggi U2 (Urea
200 kg/ha) yaitu 29,46 mm dan nilai terendah terdapat pada U0 (tanpa perlakuan)
yaitu 26,83 mm. Interaksi antara perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea
terhadap peubah diameter batang disajikan pada Tabel 8.
23

Tabel 8 Interaksi Antara Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Diameter Batang Jagung Manis Umur 4 dan 8 MST
Pupuk Kandang Pupuk Urea (U)
Sapi (K) U0 U1 U2 U3
(kontrol) (100 kg/ha) (200 kg/ha) (300 kg/ha)
Umur 4 MST
K 0 (Kontrol) 17,92 a 17,70 a 17,17 a 17,72 a
B A B A
K 1 (15 ton/ha) 17,15 a 17,18 a 20,18 a 18,81 a
B B A A
K 2 (30 ton/ha) 20,81 a 19,87 a 20,92 a 17,72 b
A A A A
Umur 8 MST
K 0 (Kontrol) 27,02 a 27,04 a 25,49 a 26,54 a
A A C B
K 1 (15 ton/ha) 25,92 c 26,75 b 29,31 a 28,89 a
A A B A
K 2(30 ton/ha) 27,55 b 26,48 b 33,58 a 26,30 b
A A A B
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan
angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 8 dapat dilihat pada diameter batang akibat perlakuan pupuk kandang
sapi (K) dan pupuk urea (U) memberikan pengaruh nyata terhadap diameter
batang rataan tertinggi terdapat pada K2U2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha +
pupuk urea 200 kg/ha) yaitu 20,92 mm dan nilai terendah terdapat pada K1U0
(kandang sapi 15 ton/ha + kontrol) yaitu 17,15 mm. Pada Umur 8 MST perlakuan
K2U2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha + pupuk urea 200 kg/ha) yaitu 33,58 mm
sedangkan nilai terendah pada perlakuan K1U0 (pupuk kandang sapi 15 ton/ha +
kontrol) yaitu 25,92 mm. Perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea urea
berbeda nyata pada masing-masing taraf perlakuan.
24

4.1.2. Komponen Hasil


4.1.2.1. Berat Tongkol Berkelobot (g) dan Berat Tongkol Tanpa Kelobot (g)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi antara pupuk
kandang sapi (K) dan pupuk urea (U) terhadap berat tongkol berkelobot dan berat
tongkol tanpa kelobot. Begitu juga pada perlakuan tunggal pupuk kandang sapi
dan perlakuan tunggal pupuk urea memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
peubah berat tongkol berkelobot dan berat tongkol tanpa kelobot. Hasil uji lanjut
terhadap peubah pengamatan berat tongkol berkelobot dan berat tongkol tanpa
kelobot pada tanaman jagung dapat disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Berat Tongkol Berkelobot dan Berat Tongkol Tanpa Kelobot Akibat
Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Perlakuan Berat Tongkol Berat Tongkol Tanpa
Berkelobot (g) Kelobot (g)
Pupuk Kandang Sapi
K0 (kontrol) 304,11 c 178,12 c
K1 (15 ton/ha) 311,34 b 182,54 b
K2 (30 ton/ha) 328,10 a 197,15 a
Pupuk Urea
U0 (kontrol) 325,12 c 185,01 d
U1 (100 kg/ha) 350,12 b 211,61 c
U2 ( 200 kg/ha) 361,29 a 252,14 a
U3 ( 300 kg/ha) 328,15 c 240,13 b
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal pupuk


kandang sapi berbeda nyata terhadap peubah berat tongkol berkelobot dengan
nilai tertinggi yaitu 328,10 g dan terendah terdapat pada K0 (tanpa perlakuan yaitu
304,11 g. Pada perlakuan tunggal pupuk urea memberikan pengaruh yang nyata
terhadap peubah berat tongkol berkelobot dengan nilai tertinggi yaituU2 (urea 200
kg/ha) yaitu 361,29 g dan terendah terdapat pada U0 (tanpa perlakuan) yaitu
325,12 g yang tidak berbeda nyata dengan U3 ( 300 kg/ha) yaitu 328,15.
Pada perlakuan tunggal pupuk kandang sapi berbeda nyata terhadap
peubah berat tongkol tanpa berkelobot dengan nilai tertinggi K2 (pupuk kandang
sapi 30 ton/ha) yaitu 197,15 g dan terendah terdapat pada K0 (tanpa perlakuan)
yaitu 178,12 g. Pada perlakuan tunggal pupuk urea memberikan pengaruh yang
nyata terhadap peubah berat tongkol tanpa berkelobot dengan nilai tertinggi U2
25

(Urea 200 kg/ha) yaitu 252,14 g dan terendah terdapat pada U0 (tanpa perlakuan)
yaitu 185,01 g. Interaksi antara perlakuan pupuk kandang sapi (K) dan pupuk urea
(U) terhadap berat tongkol berkelobot disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10 Interaksi Berat Tongkol Berkelobot dan Berat Tongkol Tanpa Kelobot
Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Jagung Manis
Pupuk Kandang Pupuk Urea (U)
Sapi (K) U0 U1 U2 U3
(kontrol) (100 kg/ha) (200 kg/ha) (300kg/ha)
Berat Tongkol Berkelobot (g)
K 0 (Kontrol) 332,58 c 370,66 a 359 b 361,25 a
C C C A
K 1 (15 ton/ha) 361,09 c 391,54 b 446,82 a 352,80 c
B B B A
K 2 (30 ton/ha) 390,22 c 446,82 b 553,48 a 368,60 d
A A A A
Berat Tongkol Tanpa Kelobot
K 0 (Kontrol) 248,15 b 262,04 a 264,26 a 267,12 a
A C C C
K 1 (15 ton/ha) 250,47 b 292,73 a 349,83 a 296,66 a
A B B B
K 2(30 ton/ha) 257,79 d 313,71 c 484,56 a 350,05 b
A A A A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan angka-
angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf uji 5%

Tabel 10 dapat dilihat pada berat tongkol berkelobot tanaman jagung


akibat perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea memberikan pengaruh nyata
terhadap berat tongkol berkelobot rataan tertinggi terdapat pada perlakuan K2U2
(pupuk kandang sapi 30 ton/ha + pupuk urea 200 kg/ha) yaitu 553,48 g sedangkan
nilai terendah pada perlakuan K0U0 (kontrol) yaitu 332,58 g. Pada berat tongkol
tanpa kelobot kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea
memberikan berpengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol tanpa kelobot, hal
ini menunjukkan bahwa adanya interaksi dari kedua faktor pupuk tersebut. Nilai
26

tertinggi terdapat pada kombinasi K2U2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha + pupuk
urea 200 kg/ha) yaitu 484,56 g sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0U0
(kontrol) yaitu 248,15 g.
4.1.2.2. Panjang Tongkol Berkelobot (cm) dan Panjang Tongkol Tanpa
Berkelobot (cm)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi antara pupuk
kandang sapi (K) dan pupuk urea (U) terhadap panjang tongkol berkelobot. Pada
pengaruh tunggal pupuk kandang sapi memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap panjang tongkol berkelobot begitu juga pada pengaruh tunggal pupuk
urea memberikan pengaruh sangat nyata terhadap terhadap panjang tongkol
berkelobot. Hasil uji lanjut terhadap parameter panjang tongkol berkelobot
tanaman jagung telah disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Panjang Tongkol Berkelobot dan Panjang Tongkol Tanpa Berkelobot
Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Perlakuan Panjang Tongkol Panjang Tongkol
Berkelobot (cm) Tanpa Kelobot (cm)
Pupuk Kandang Sapi
K0 (Tanpa Perlakuan) 32,43 c 23,38 c
K1 (15 ton/ha) 35,22 b 24,59 b
K2 (30 ton/ha) 37,55 a 26,35 a
Pupuk Urea
U0 (Tanpa Perlakuan) 33,08 b 23, 58 c
U1 (100 kg/ha) 33,91 b 24, 67 b
U2 ( 200 kg/ha) 38,98 a 27, 17 a
U3 ( 300 kg/ha) 34,30 b 23, 68 c
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan Tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal pupuk


kandang sapi berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tongkol berkelobot
dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (pupuk kandang 30 ton/ha)
yaitu 37,55 cm sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan K0 (Tanpa
Perlakuan) yaitu 32,43 cm. Pada perlakuan tunggal pupuk urea juga berpengaruh
sangat nyata terhadap panjang tongkol berkelobot dengan nilai tertinggi terdapat
pada perlakuan U2 ( 200 kg/ha) yaitu 38,98 cm sedangkan paling rendah terdapat
pada perlakuan U0 (Tanpa Perlakuan) yaitu 33,08. Selanjutnya panjang tongkol
tanpa kelobot pada tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal pupuk
27

kandang sapi berpengaruh sangat nyata terhadap peubah panjang tongkol tanpa
kelobot dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (pupuk kandang 30
ton/ha) yaitu 26,35 cm, sedangkan paling rendah terdapat pada perlakuan K0
(tanpa perlakuan) yaitu 23,38 cm. Pada perlakuan tunggal pupuk urea juga
berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tongkol tanpa berkelobot dengan nilai
tertinggi terdapat pada perlakuan U2 ( 200 kg/ha) yaitu 27,17 cm, sedangkan
paling rendah terdapat pada perlakuan U0 (Tanpa Perlakuan) yaitu 23,58 cm.
Interaksi antara perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis telah disajikan pada tabel 12.
Tabel 12 Interaksi Panjang Tongkol Berkelobot dan Panjang Tongkol Tanpa
Kelobot Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Pupuk Kandang Pupuk Urea (U)
Sapi (K) U0 U1 U2 U3
(kontrol) (100 kg/ha) (200 kg/ha) (300 kg/ha)
Panjang Tongkol Berkelobot
(cm)
K 0 (Kontrol) 31,15 c 31,65 c 45,21 a 33,19 b
B B A B
K 1 (15 ton/ha) 33,58 c 34,17 c 37,88 a 35,91 b
A A B A
K 2 (30 ton/ha) 34,52 b 35,91 b 46,32a 34,45 c
A A A B
Panjang Tongkol Tanpa
Kelobot (cm)
K 0 (Kontrol) 24,40 b 23,36 a 23,83 a 23,91 a
C C C A
K 1 (15 ton/ha) 23,73 c 24,80 b 26,31 a 23,54 c
B B B A
K 2(30 ton/ha) 24,60 c 25,84 b 31,36 a 23,58 d
A A A A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan
angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf uji5%.
28

Tabel 12 dapat dilihat pada panjang tongkol berkelobot tanaman jagung


akibat perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap panjang tongkol berkelobot rataan tertinggi terdapat pada
perlakuan K2U2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha + pupuk urea 200 kg/ha) yaitu
46,32 cm sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0U0 (kontrol) yaitu 31,15
cm.Pada perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap panjang tongkol tanpa berkelobot rataan tertinggi terdapat
pada perlakuan K2U2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha + pupuk urea 200 kg/ha)
yaitu 31,36 sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0U0 (kontrol) yaitu 22,40.
4.1.2.3. Diameter Tongkol Tanpa Kelobot
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi antara pupuk
kandang sapi dan pupuk urea terhadap diameter tongkol tanpa kelobot. Pada
pengaruh tunggal pupuk kandang sapi (k) memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap diameter tongkol tanpa kelobot, begitu juga pada pengaruh tunggal
pupuk urea (U) memberikan pengaruh sangat nyata terhadap diameter tongkol
tanpa kelobot.
Hasil uji lanjut terhadap diameter tongkol tanpa kelobot jagung manis
pada aplikasi pupuk kandang sapi dan urea disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Diameter Tongkol Tanpa Kelobot Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan
Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Perlakuan (cm)
Pupuk Kandang Sapi
K0 (Tanpa Perlakuan) 44,25 c
K1 (Pupuk Kandang 15 ton/ha) 47,81 b
K2 (Pupuk Kandang 30 ton/ha) 51,73 a
Pupuk Urea
U0 (Tanpa Perlakuan) 45,61 c
U1 (100 kg/ha) 47,60 b
U2 ( 200 kg/ha) 52,10 a
U3 ( 300 kg/ha) 46,42 bc
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal pupuk


kandang sapi berpengaruh sangat nyata terhadap diameter tongkol tanpa
berkelobot dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (pupuk kandang 30
ton/ha) yaitu 51,73 mm, sedangkan paling rendah terdapat pada perlakuan K0
29

(Tanpa Perlakuan) yaitu 44,25 mm. Pada perlakuan tunggal pupuk urea juga
berpengaruh sangat nyata terhadap diameter tongkol tanpa berkelobot dengan nilai
tertinggi terdapat pada perlakuanU2 ( 200 kg/ha) yaitu 52,10 mm sedangkan
paling rendah terdapat pada perlakuan U0 (Tanpa Perlakuan) yaitu 45,61 mm.
Terdapat interaksi antara perlakuan pupuk kandang sapi (K) dan pupuk
urea (U) terhadap diameter tongkol tanpa kelobot. Data interaksi diameter tongkol
tanpa kelobot dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Interaksi Diameter Tongkol tanpa Kelobot Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Jagung Manis
Pupuk Urea (U)
Pupuk U0 U1 U2 U3
Kandang Sapi
(K) (kontrol) (100 kg/ha) (200 kg/ha) (300 kg/ha)
K0 43,2b 44,3b 46,2a 43,27 b
(Kontrol) C C C C
K1 46,17 b 47,33 b 51,23 a 46,51 b
(15 ton/ha) B B B B
K2 47,46 d 51,14 b 58,86 a 49,48 c
(30 ton/ha) A A A A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan
angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf uji5%.

Tabel 14 dapat dilihat pada diameter tongkol tanpa berkelobot tanaman jagung
akibat perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea memberikan pengaruh nyata
terhadap diameter tongkol berkelobot rataan tertinggi terdapat pada perlakuan
K2U2 (pupuk kandang sapi 30 ton/ha + pupuk urea 200 kg/ha) yaitu 58,86 mm
sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0U0 (kontrol) yaitu 43,21 mm.
Perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea urea berbeda nyata pada masing-
masing taraf perlakuan.
4.1.2.4. Jumlah Baris Biji
Hasil analisis ragam peubah jumlah baris biji menunjukan bahwa adanya
interaksi yang terjadi antara pupuk kandang sapi dan pupuk urea. Sedangkan dari
hasil sidik ragam juga berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah baris biji begitu
juga pada perlakuan pupuk urea memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
jumlah baris biji. Hasil uji lanjut terhadap jumlah baris biji jagung manis pada
perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea disajikan pada Tabel 15.
30

Tabel 15 Jumlah Baris Biji Akibat Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk
Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Perlakuan Jumlah baris
Pupuk Kandang Sapi
K0 (Tanpa Perlakuan) 15,54 b
K1 (Pupuk Kandang 15 ton/ha) 16,25 a
K2 (Pupuk Kandang 30 ton/ha) 16,49 a
Pupuk Urea
U0 (Tanpa Perlakuan) 15,17 c
U1 (100 kg/ha) 16,22 b
U2 ( 200 kg/ha) 17,16 a
U3 ( 300 kg/ha) 15,83 b
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan bahwa perlakuan K2 (pupuk kandang 30


ton/ha) memiliki nilai tertinggi yaitu 16,49 baris dan terendah terdapat pada K0
(tanpa perlakuan) yaitu 15,54 baris. Sedangkan untuk pupuk urea tertinggi
terdapat pada U2 (urea 200 kg/ha) yaitu 17,16 baris dan terendah terdapat pada
U0 (tanpa perlakuan) yaitu 15,17 baris.
Terdapat interaksi antara perlakuan pupuk kandang sapi (K) dan pupuk urea
(U) terhadap jumlah baris biji pertongkol. Data interaksi dapat jumlah baris biji
pertongkol dilihat pada tabel 16.
Tabel 16 Interaksi Jumlah Baris Biji Pertongkol Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Jagung Manis
Pupuk Urea (U)
Pupuk U0 U1 U2 U3
Kandang Sapi
(K) (kontrol) (100 kg/ha) (200 kg/ha) (300 kg/ha)
K0 14,65 b 15,65 a 16,02 a 15,86 a
(Kontrol) B B C A
K1 15,74 c 16,41 b 17,15 a 15,96 b
(15 ton/ha) A A B A
K2 15,39 c 16,60 b 18,30 a 15,68 c
(30 ton/ha) A A A A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan
angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 16 dapat dilihat pada jumlah baris biji tanaman jagung akibat perlakuan
pupuk kandang sapi dan pupuk urea memberikan pengaruh nyata terhadap
diameter tongkol berkelobot rataan tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (pupuk
kandang sapi 30 ton/ha) dan U2 (pupuk urea 200 kg/ha) yaitu 18,30 baris
31

sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0 (kontrol) dan U0 (kontrol) yaitu


14,65 baris. Perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea urea berbeda nyata
pada masing-masing taraf perlakuan.
4.1.2.5. Produksi (ton/ha)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi antara pupuk
kandang sapi dan pupuk urea terhadap produksi (ton/ha). Pada pengaruh tunggal
pupuk kandang sapi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap produksi
(ton/ha), begitu juga pada pengaruh tunggal pupuk urea memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap produksi (ton/ha). Hasil uji lanjut produksi (ton/ha)jagung
manis pada aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk urea disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17 Hasil Produksi (ton/ha) Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Perlakuan Hasil (ton/ha)
Pupuk Kandang Sapi
K0 (Tanpa Perlakuan) 15,80 c
K1 (Pupuk Kandang 15 ton/ha) 17,20 b
K2 (Pupuk Kandang 30 ton/ha) 19,50 a
Pupuk Urea
U0 (Tanpa Perlakuan) 15,77 d
U1 (100 kg/ha) 19,18 b
U2 ( 200 kg/ha) 21,10 a
U3 ( 300 kg/ha) 18,52 c
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan Tabel 17 diatas, dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal pupuk


kandang sapi berpengaruh sangat nyata terhadap produksi (ton/ha) dengan nilai
tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (pupuk kandang 30 ton/ha) yaitu 19,50
ton/ha, sedangkan paling rendah terdapat pada perlakuan K0(Tanpa
Perlakuan)yaitu 15,80 ton/ha. Pada perlakuan tunggal pupuk urea juga
berpengaruh sangat nyata terhadap produksi (ton/ha) dengan nilai tertinggi
terdapat pada perlakuanU2 ( 200 kg/ha) yaitu 21,10 ton/ha sedangkan paling
rendah terdapat pada perlakuan U0 (Tanpa Perlakuan)yaitu 15,77 ton/ha. Interaksi
antara perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk urea terhadap hasil produksi
ton/ha tanaman jagung manis telah disajikan pada tabel 18.
32

Tabel 18 Interaksi hasil produksi (ton/ha) Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan
Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
Pupuk Urea (U)
Pupuk U0 U1 U2 U3
Kandang Sapi
(K) (kontrol) (100 kg/ha) (200 kg/ha) (300 kg/ha)
K0 14,76 a 18,19 a 17,80 a 15,22 a
(Kontrol) A A B B
K1 15,67 b 19,28 a 21,53 a 18,39 a
(15 ton/ha) A A A A
K2 16,88 b 20,06 a 23,96 a 21,94 a
(30 ton/ha) A A A A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan
angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf uji5%.

Berdasarkan tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan pupuk


kandang sapi dan pupuk kandang sapi dan pupuk urea berpengaruh sangat nyata
terhadap produksi ton/ha tanaman jagung, hal ini menunjukkan bahwa adanya
interaksi dari kedua faktor tersebut. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan K2
(pupuk kandang sapi 30 ton/ha) dan U2 ( pupuk urea 200 kg/ha) yaitu 23,94
ton/ha sedangkan nilai terendah pada perlakuan K0 (kontrol) dan U0 (kontrol)
yaitu 14,76 ton/ha.
4.2 Pembahasan
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi terhadap Peubah yang Diamati

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi


berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah
daun,berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol
berkelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot,
jumlah baris biji pertongkol dan produksi (ton/ha) (Tabel 2). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pupuk kandang sapi dengan dosis K2 (30 ton/ha)
memberikan pertumbuhan vegetatif dan generatif terbaik pada tanaman jagung
dibandingkan perlakuan lainya. Hal ini dikarenakan kebutuhan unsur hara pada
tanaman tercukupi.
Purnomo et al., (2013), menyatakan bahwa pemupukan bertujuan untuk
menambah persediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Tanaman akan tumbuh dengan baik jika
unsur hara dalam jumlah cukup sesuai dengan yang dibutuhkan. Pupuk kandang
33

sapi mengandung unsur hara makro dan mikro ensensial N, P, K, S, Ca, Mg, Cu,
Fe, Mn dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman Jamilah et al., (2013).
Selanjutnya Galu et al., (2017) menambahkan pupuk kandang yang diberikan
selain memperbaiki sifat fisik dan dan biologi tanah, juga memperbaiki sifat kimia
tanah seperti meningkatkan unsur hara ke dalam tanah, sehingga tersedia bagi
tanaman untuk aktivitas pertumbuhannya.
Pada peubah jumlah daun menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang
sapi berpengaruh sangat nyata pada umur 2, 4, 6, dan 8 MST. Hal ini diduga
karena kandungan unsur K dan N yang terdapat pada pupuk kandang sapi dapat
memenuhi kebutuhan dari tanaman jagung manis. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Setiono dan Azwarta (2020), bahwa kalium yang terdapat pada
pupuk kandang sapi termasuk unsur hara esensial setelah N. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Purwati dan Islami (2019), unsur N yang tinggi berfungsi
untuk memacu proses pembentukan daun, pembentukan daun yang baru akan
meningkatkan jumlah daun tanaman sehingga luas daun juga bertambah.
Perlakuan pupuk kandang sapi pada peubah diameter batang tidak
berpengaruh nyata. Hal ini diduga karena ketersediaan kandungan unsur N pada
pupuk kandang sapi belum tercukupi. Hal ini sejalan dengan pendapat Purwati
dan Islami (2019), yang menyatakan unsur N juga berfungsi dalam meningkatkan
jumlah klorofil, sehingga jika unsur N tersedia dalam jumlah yang cukup, maka
akan meningkatkan laju fotosintesis dan terbentuk fotosintat.
Menurut Mpapa (2016), pertumbuhan dan hasil suatu tanamanjuga dipengaruhi
oleh ketersediaan unsur hara, karena unsur hara tersebutsebagai sumber aktivitas
enzim danmetabolisme tanaman. Namun, ketersediaan unsur hara makro
danmikro dalam tanah berbeda-beda dikarenakan setiap tanah memiliki faktor
pembentuk yang berbeda-beda seperti bahan induk, iklim, topografi, organisme
dan waktu. Pupuk kandang sapi memiliki kemampuan untuk menyediakan
keadaan yang sesuai untuk penetrasi akar tanaman karena pupuk kandang
berfungsi menyediakan unsur hara, memperbaiki pori makro dan mikro tanah
serta meningkatkan kemampuan tanah untuk menjaga kelembapannya. Pupuk
kandang sapi dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air yang
nantinya berfungsi untuk mineralisasi bahan organik menjadi hara yang dapat
34

dimanfaatkan langsung oleh tanaman selama masa-masa pertumbuhannya


(Prasetyo, 2008).
Perlakuan pupuk kandang sapi berdasarkan data sidik ragam pada peubah
berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol ber
kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah
baris biji pertongkol, dan produksi ton/ha memberikan pengaruh nyata hingga
sangat nyata. Hal ini diduga karena pemberian pupuk kandang sapi mampu
memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung karena
adanya mikroba dalam tanah yang membantu ketersediaan unsur hara dalam
tanah. Hal ini sejalan dengan Hanafiah et al., (2005) yang menyatakan peran
mikroba sangat penting dalam proses penyediaan hara bagi tanaman. Dimana
unsur hara seperti N, P, dan K memiliki peran sangat penting bagi tanaman,
seperti unsur P dan K yang berfungsi dalam proses diferensiasi, pembelahan dan
pembersaran sel tanaman (Yoga, 2022).
Wayah et al., (2013) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang sapi pada
tanaman jagung berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman, produksi segar
tanaman menjadi lebih tinggi dibanding tanpa pemberian pupuk kandang sapi.
Menurut Taufik et al., (2010) bahwa unsur hara yang diserap akan diakumulasi di
daun menjadi protein yang dapat membentuk biji, dengan terpenuhinya kebutuhan
hara tanaman menyebabkan metabolisme berjalan secara optimal sehingga
pembentukan protein, karbohidrat dan pati tidak terhambat, akibatnya akumulasi
bahan hasil metabolisme pada pembentukan biji akan meningkat menyebabkan
biji yang terbentuk memiliki ukuran dan berat yang maksimal.
Menurut Lingga dan Marsono (2008) menyatakan bahwa bobot segar tanaman
sangat dipengaruhi oleh tersedianya unsur hara dalam tanah dan keseimbangan
haratanah dapat mempengaruhi hasil. Menurut Okosina dan Pase (2000)
menyatakan bahwa pemberian bahan organik yang mengandung nitrogen akan
meningkatkan bobot segar tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Pernitianiet al., 2018) menyatakan bahwa pengaruh penggunaan nitrogen
terhadap kualitas dan kuantitas adalah penyempurnaan proses pengisian biji
secara penuh sehingga bernas, mengeraskan dan mencegah pengecilan biji pada
ujung tongkol, hal ini berkolerasi positif dengan berat tongkol tanaman jagung.
35

Pengaruh Pupuk Urea terhadap Peubah yang Diamati


Berdasarkan data sidik ragam pada peubah tinggi tanaman, jumlah daun, berat
tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol ber kelobot,
panjang tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji
pertongkol, dan produksi ton/ha. pemberian pupuk urea memberikan pengaruh
nyata hingga sangat nyata pada semua peubah yang diamati. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pupuk urea dengan dosis U2 (200 kg/ha) memberikan hasil
terbaik pada tanaman jagung dibandingkan perlakuan pemupukan lainya. Hal ini
diduga karena pemberian pupuk urea dapat menyuplai unsur hara yang
dibutuhkan bagi tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Titah dan Purbopuspito
(2016) menyatakan bahwa unsur hara yang diberikan akan mempengaruhi dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pupuk urea merupakan kunci utama dalam
usaha meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung manis, absorpsi N yang
terkandung dalam pupuk urea berlangsung pada fase vegetatif maka proses
fotosintesis akan berjalan aktif, sehingga proses pembelahan sel akanberjalan
lancar (Faqih et al., 2019).
Penelitian ini sesuai dengan pendapat Elis et al., (2013) bahwa unsur nitrogen
berpengaruh terhadap pembentukan daun dengan helaian yang lebih luas dan
kandungan klorofil yang lebih tinggi. Lebih lanjut (Rosmarkam et al., 2002)
menambahkan bahwa fungsi unsur N bagi tanaman pada umumnya diperlukan
untuk pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman dan juga
berperan penting dalam proses fotosintesis yangakan meningkatkan pertumbuhan
tanaman seperti akar, batang, dan daun.
Menurut Taufik et al., (2010) bahwa unsur hara yang diserap akan diakumulasi
di daun menjadi protein yang dapat membentuk biji, dengan terpenuhinya
kebutuhan hara tanaman menyebabkan metabolisme berjalan secara optimal
sehingga pembentukan protein, karbohidrat dan pati tidak terhambat, akibatnya
akumulasi bahan hasil metabolisme pada pembentukan biji akan meningkat
menyebabkan biji yang terbentuk memiliki ukuran dan berat yang maksimal.
Menurut Susantidiana (2011), salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan
dan produksi tanaman ialah unsur hara. Unsur hara harus tersedia dalam jumlah
yang cukup sehingga pertumbuhan dan produksi akan optimal. Menurut Lingga
36

dan Marsono (2008) menyatakan bahwa bobot segar tanaman sangat dipengaruhi
oleh tersedianya unsur hara dalam tanah dan keseimbangan hara tanah dapat
mempengaruhi hasil. Menurut Okosina dan Pase (2000) menyatakanbahwa
pemberian bahan organik yang mengandung nitrogen akan meningkatkan bobot
segar tanaman jagung.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Pernitianiet al., 2018) menyatakan bahwa
pengaruh penggunaan nitrogen terhadap kualitas dan kuantitas adalah
penyempurnaan proses pengisisn biji secara penuh sehingga bernas, mengeraskan
dan mencegah pengecilan biji pada ujung tongkol, hal ini berkolerasi positif
dengan berat tongkol tanaman jagung.
Menurut Supandji et al., (2019) menyatakan bahwa pemberian urea dalam
jumlah yang cukup akan menghasilkan produksi yang baik terutama dalam
memproduksi biji karena urea mengandung unsur hara makro yang tersedia untuk
tanaman yang dikomposisi secara optimal untuk memacu produksi terutama berat
biji tanaman. Penggunaan pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung
mampu memberikan hasil yang optimal dimana urea dapat menyediakan unsur
nitrogen yang cukup bagi tanaman jagung terutama dalam pembentukan biji.
Berdasarkan penelitian Sukma dan Isdiana (2019) bahwa tongkol merupakan
tempat tumbuh dan berkembangnya biji jagung, sehingga ukuran tongkol
mempengaruhi jumlah biji. Biji akan mengalami pengisian hasil sintesis dalam
tanaman sampai mencapai berat maksimum pada fase masak fisiologis..
Sesuai dengan pernyataan Viveros et al., (2010) bahwa dengan tersedianya
unsur hara bagi tanaman maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan
semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Tanaman
memanfaatkan unsur nitrogen melalui asupan nutrisi dalam bentuk protein
maupun asam nukleat, dengan demikian akan berdampak baik pada hasil produksi
(Sastro & Lestari, 2013).
37

Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Peubah
yang Diamati

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan


pupuk kandang sapi dan pupuk urea yang memberikan pengaruh nyata terhadap
diameter batang (umur 4,8 MST) dan memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat tongkol berkelobot, berat tongkol
tanpa kelobot, panjang tongkol ber kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot,
diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji pertongkol, produksi ton/ha
(Tabel 2). Hal ini dikarenakan adanya faktor genetik dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi parameter pengamatan tersebut. Perbedaan kondisi lingkungan
mengakibatkan munculnya variasi dimana variasi tersebut dapat menentukan
suatu tanaman (Lakitan, 2004).
Pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk urea menunjukkan interaksi yang
sangat nyata pada peubah pengamatan (Tabel 2). Hasil terbaik didapatkan pada
perlakuan pupuk kandang sapi dengan dosis 30 ton/ha (6,75 kg/bedeng) dan
pupuk urea dengan dosis 200 kg /ha (45 gram/bedeng). Dengan pemberian dosis
yang tepat antara kedua perlakuan tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman jagung manis melalui fase vegetatif dan fase
generatif. Setiap fase-fase tersebut tanaman jagung membutuhkan unsur hara yang
cukup guna mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini sejalan
dengan pendapat Karim et al., (2021) yang menyatakan bahwa pemberian pupuk
dengan dosis atau konsentrasi yang tepat dapat menambah unsur hara pada tanah,
dimana unsur hara dapat membantu meningkatkan pertumbuhandan hasil produksi
dapat optimal.
5.PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebangaii
berikut:
1. Pupuk kandang sapi dosis 30 ton/ha memberikan hasil terbaik pada
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat tongkol
berkelobot dan tanpa kelobot, panjang tongkol berkelobot dan tanpa
kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji pertongkol,
dan produksi ton/ha.
2. Pupuk urea dosis 200 kg/ha memberikan hasil terbaik pada parameter
tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat tongkol
berkelobot dan tanpa kelobot, panjang tongkol berkelobot dan tanpa
kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji pertongkol,
dan produksi ton/ha.
3. Terdapat interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk urea terlihat pada
tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang 4,8 MST, berat tongkol
berkelobot dan tanpa kelobot, panjang tongkol berkelobot dan tanpa
kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji pertongkol,
produksi (ton/ha).
5.2 Saran
Disarankan penggunaan pupuk kandang sapi dosis 30 ton/ha dan pupuk urea
200 kg/ha. Hal ini dikarenakan pemberian pupuk kandang sapi dosis 30 ton/ha
dan pupuk urea 200 kg/ha berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung manis.

38
DAFTAR PUSTAKA

Agriculcuture Victory. 2013. Teknologi Pengolahan Jagung (Teori dan Praktek).


E-Book.

Aprilyanto, W., Baskara, M., & Guritno, B. (2016). Pengaruh Populasi Tanaman
dan Kombinasi Pupuk N, P, K pada Produksi Tanaman.4(6) : 438-446.

Arnarson, A. 2019.Corn 101: Nutrition Facts and Health Benefits


.https://www.healthline.com/nutrition/foods/corn diakses pada 10
November 2022.

Asroh, A. 2019.Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Interval Pemberian Pupuk


Hayati Terhadap Pertmbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
(Zeamayssaccharata Linn).Jurnal Agronobis, 2(4): 1-6.

Buntoro, B. H., Rogomulyo, R., & Trisnowati, S. (2014). Pengaruh Takaran


Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Temu Putih (Curcuma zedoaria L.). Vegetalika, 3(4), 29-39.

BPS. 2021. Produksi jagung tersedia di https://www. Pertaniango. Id / home / ?


show = news & act = view & id4925. Di akses pada 21 desember 2022

Dema. 2017.Pengaruh Pemupukan N dan P Terhadap Pertumbuhan dan Hasil


Tanaman Jagung. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jurnal Penelitian
Universitas Jambi Seri Sains.

Djamaan. 2006. Produksi Jagung dalam Agronomi Monografi Jagung dan


Peningkatan Jagung. Wisconsin. 639-686 point.

Dwidjoseputrno. 2003. Pengaruh Beberapa Dosis Kompos Jerami Padi dan


Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Jurnal
online. Diakses pada tanggal 10 November 2022. Hal 11.

Edi, S. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan


Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir) ISSN, 3(1) :17-
24.

Edi, S. dan A. Yusri. 2009. Budidaya Kangkung Darat Semi Organik. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.

Elis, Kriswantoro, H., E. Safryani dan S. Bahri. 2013. Pemberian Pupuk Organik
dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor. 80 hal.

Fahmi, A., Syamsudin, S., Utami, N. H., & Radjagukguk, B. (2010). Pengaruh
Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Tanaman

39
39

Jagung (Zea Mays L) pada Tanah Regosol dan Latosol. Berita Biologi,
10(3), 297-304.

Frobel, G.D., Londok, J.J.M.R., Tuturoong, R.A.V., & Kaunang,W.B. (2013).


Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap Produksi
Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan.Jurnal Zootek. 35(5), 2-3.

Fajarany, Yuliana, Y., Rahmadani, E., dan Permanasari, I. 2016. Aplikasi Pupuk
Kandang Sapi dan Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jahe (Zingiberofficinale Rosc.) di Media Gambut. Jurnal Agroteknologi, 5
(2) : 37-42.

Faqih, A., Dukat, & Trihayana. (2019). Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi
Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
(Zea mays Var. saccharata Sturt L.) Kultivar Bonanza F1. Jurnal
AGROSWAGATI, 7(1): 18-28.

Galu, Y., Rahmawati, & Adlin, M. 2017. Respon pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung (Zea mays L.) terhadap sistem tanam dan pemberian pupuk
kandang sapi. Agriland, 7(1), 19-16.

Hanafiah,J & Baharsjah, J. S.. 2015. Budidaya Tanaman Jagung Manis. Direktorat
Perbenihan. 2005. Pedoman Produksi Benih Jagung (Bersari Bebas).
Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan. Direktorat
Perbenihan.

Hasibuan, B. E. 2015. Pupuk dan Pemupukan. FP. Universitas Sumatera Utara.

Hardjowigeno. 2010. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccarata).
ISSN : 2338-3011.

Hidayah, U., Puspitorini, P., & Setya, A. (2016). Pengaruh Pemberian Pupuk Urea
Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt.L) Varietas Gendis. Jurnal
Viabel Pertanian, 10(1), 1–19.

Irshad, M., A.E. Eneji, Z,. Hussain and M. Ashraf. 2013. Chemical
Characterization of Fresh sand Composted Livestock Manures, Soil
Sience and Plant Nutrition, 13(1) : 115-121.

Koswara. 2009. Peningkatan produktivitas jagung melalui pemberian pupuk N, P,


K dan pupuk kandang pada lahan kering di Maluku. Prosoding Pekan
Serealia Nasional. 277- 286.

Karim, H, A., Jamal, A., & Arman. 2021. Peningkatan Produktivitas dan
Pertumbuhan Tanaman Jagung Hibrida dengan Pemberian Pupuk NPK
(15:15:15) dan Waktu Pemangkasan yang Berbeda. Agrotan. 7(1), 1-10.
40

Kementan. 2022. Produksi jagung menurut provinsi tahun 2018-2022.


Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

Lakitan. 2000. Nugroho, A; N. Basuki, dan M.A. Nasution. 1999. Pengaruh


Pemberian Pupuk Kandang dan K terhadap Produksi dan Kualitas
Jagung Manis pada Lahan Kering. HabitatVol 10 No. 105 Februari.
Fakultas Pertanian.Universitas Brawijaya. Malang.

Leki, I., A. Ette dan H. N. Barus. 2015. Tanggap Pertumbuhan dan HasilTanaman
Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata) pada Aplikasi Berbagai Pupuk
Organik. Jurnal Agrotekbis, 3(2): 168-177.

Lingga, P., and Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta.(USU).

Mauke, Hasrianti dan A. Abdullah. 2018. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman


Jagung Manis (zea mays saccharata Sturt) pada berbagai dosis pupuk
kandang dan pupuk organik cair. Jurnal Agrominansia. 3 (2) : 141-149.

Munawar, A. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 68 hal.

Muntashilah,U, H., T, Islami dan H. T. Sebayang. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk


Kandang Sapi dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir). Produksi Tanaman,
3(5): 391-396.

Mpapa. 2019. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.


130 hal.

Nuro, F., D. Priadi dan E.,S. Mulyaningsih. 2016. PenyerapanUnsur Hara N, P


Dan K Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akibat
Aplikasi Pupuk Urea, Sp-36, Kcl Dan Pupuk Hayati Pada Fluventic
Eutrudepts Asal Jatinangor. Jurnal Agrotek Indonesia 4(1): 1-7.

Okosina dan Pase. 2000. Kajian Pemupukan NPK dan Jarak Tanam Pada
Produksi Tanaman Jagung. Jakarta. Gramedia.

Olowoboko, T. B., J. O.Azeez. O. O. Olujini and O. A. Babalola. 2018.


Popularization of Sweet Corn (Zea mays L. Saccharata) Under Temperate
Conditions to Boost theSocioeconomic Conditions. Maize Genetics
Cooperation New sletter 85.

Pangaribuan, D. H , K. Hendarto, dan K. Prihartini. 2017. Pengaruh


PemberianKombinasi Pupuk Anorganik Tunggal Dan Pupuk Hayati
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea
41

mayssaccharata Sturt) Serta Populasi Mikroba Tanah. Jurnal Floratek 12


(1): 1-9.

Pernitiani, N.P., U. Made., Adrianton. 2018. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis


Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis
(Zea mays var Saccharata Sturt). J. Agrotek 6 (3): 329-335.

Polii, M.G.M dan S. Tumbelaka. 2012. Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays
saccharata L.) pada Beberapa Dosis Pupuk Organik. Eugenia 18 (1):
5664.

Purwati, R. D. & Islami T. 2019. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Jagung Manis (Zea mays Saccharata
sturt). Jurnal produksi tanaman. 7(2), 298-305.

Purwono, & Hartono R.. 2013. Bertanam Jagung Unggul. Bogor. Penebar
Swadaya.

Pratama, Y. 2015. Respon Tanaman Jagung Manis (Zea Mays saccharata)


Terhadap Kombinasi Pupuk Anorganik dan Pupuk Bioslury padat.
(Skripsi).Fakultas pertanian, universitas lampung. Bandar lampung.

Prasetyo. 2008. Pengaruh Dosis Pupuk Urea Dan Dosis Pupuk KCL Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt).(Skripsi). Fakultas pertanian, universitas lampung. Bandar lampung.

Purwono dan P. Heni. 2007. Budidaya Delapan Jenis Tanaman Unggul. Penebar
swadaya. Jakarta. 139 hal.

Purbopuspito. 2015. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bogor.

Paeru, RH., dan Dewi, TQ. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Jakarta:
Penebar Swadaya. Cetakan 1.

Rajiman, Yudono, P., Sulistyaningsih, E., &Hanudin, E. (2008). Pengaruh


Pembenah Tanah Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Hasil Bawang Merah
Pada Lahan Pasir Pantai Bugel Kabupaten Kulon Progo. J. Agrin.
12(2008), 67-77.

Rukmana. 2010. Prospek Jagung Manis. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Republika. 2018. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produkdifitas


Jagung. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Riwandi, Yuliana, Y., Rahmadani, E., dan Permanasari, I. 2014. Teknik Budidaya
Jagung Dengan Sistem Organik Dilahan Marginal. UNIB Press.
Bengkulu.
42

Sastro Y & Lestari IP. 2013. The Growth and Yield of Sweet Corn Fertilized By
Dairy Cattle Effluents Without Chemical Fertilizers in Inceptisols. Journal
of Tropical Soils. 16(2):139-143.

Setiono & Azwarta. 2020. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L). Jurnal Sains
Agro. 5(2).

Simanggungsong, S.D., E. Efendi dan Safruddin. 2018. Pengaruh Dosis Pupuk


Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kailan (Brassica oleraceae L.). Jurnal Produksi Tanaman,
4(1), 49 – 56.

Simanungkalit. 2006. Bertanam Jagung. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sitorus. 2008. Pengaruh Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa
Varietas Jagung Manis (Zea mays L.) .IPTEK Tanaman Pangan.

Sriyanto, Prafithriasari M, Nurbaity A. 2015. Pengaruh Pemupukan Urea Dan


Teknik Defoliasi Pada Produksi Jagung (Zeamays L.) Varietas Pioneer
27.J. Agrotek Tropika. (2)1:89-94.

Subekti, N. A., Syafruddin., R. Efendi dan S. Sunarti. 2008. Morfologi


Tanamandan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman
Serelia, Maros.

Sukma dan Isdiana. 2019. Pertumbuhan dan Produksi BeberapaVarietas Jagung


(Zea mays L.) pada Populasi Yang Berbeda Dalam Tumpang Sari dengan
Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz). Skripsi. Jurusan Budidaya
Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Supandji & Saptorini. 2019. Perlakuan Dosis Pupuk Urea dan SP-36 Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Varietas Arjuna. Jurnal
AGRINIKA, 3(1):69-82.

Susantidiana. (2016). Koordinasi Program Penelitian Nasional : Jagung. Pusat


Penelitian.

Syukur, A. 2005. Pengaruh Pemberian Bahan Organic Terhadap Pertumbuhan dan


Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Var. Saccharata Sturt) Kultivar
Bonanza F1. Jurnal AGROSWAGATI, 7 (1), 18-28.

Syukur dan Rifianto. 2013. Pengaruh Berbagai Takaran Nitrogen Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Hibrida dan Bersari Bebas.
Jurnal Agronomi.5, 21-25.
43

Taufik, Lidar, s. dan Surtinah. 2010. Respons Berbagai Populasi Tanaman Jagung
Manis (Zea mayssaccharata Sturt) terhadap Pemberian Pupuk Urea.
Jurnal Agoland 17 (2):138-143.

Telaumbanua, A dan Adwirman.2018. Repon Tanaman Kangkung Darat (Ipomea


reptans Poir) Terhadap Pemberian Pupuk Kotoran Sapi. JOM
FAPERTA,5(1): 1-11.

Titah, J., & Purbopuspito, J. (2016). Responpertumbuhan jagung terhadap


pemberian pupuk NPK, Urea, SP-36,dan KCl. Eugenia, 22 (2), 62-69.

Viveros, M., O., M.A. Jorquera, D.E. Crowley, G. Gajardo, M.L. Mora. 2010.
Mechanisms andpractical considerations involved in plant growth
promotion by rhizobacteria. J. Soil Sci. PlantNutr. 10:293-319.

Warisno. 1998. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Wayah, E., Sudiarsodan R. Soelistyono. 2013. Pengaruh Pemberian Air dan


Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung
Manis (Zea mays saccharata Sturt L.). Jurnal Produksi Tanaman:
FakultasPertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Yanti, S. E. F., Masrul, E., & Hannum, H.(2014). Pengaruh Berbagai Dosis dan
Cara Aplikasi Pupuk Urea Terhadap Produksi Tanaman Sawi (Brassica
juncea L.) Pada Tanah Inceptisol Marelan. Jurnal Onaline
Agroekoteknologi, 2(2), 770-780.

Yoga, A.P. 2022. Pengaruh Eco-Enzyme dan Vermikompos Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L.). Skripsi
(tidak diterbitkan). Pekanbaru. Universitas Islam Riau.
LAMPIRAN
47

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Royal 76

Asal : Dalam negeri


Silsilah : Indukan betina JMR 106 x Indukan jantan
JMR 101
Golongan varietas : Hibrida silang tunggal
Tinggi tanaman : 201,19-205,41 cm
Bentuk penampang : Bulat
batang
Diameter batang : 2,88 cm – 2,99 cm
Warna batang : Hijau kekuningan (RHS144 D)
Warna daun : Hijau (RHS 144D)
Bentuk malai (tassel) : Tegak bersusun
Warna malai (anther) : Hijau (RHS 139 C)
Warna rambut : Hijau kekuningan (RHS 144 D)
Umur berbunga : 44 hari setelah tanam
Umur panen : 65 hari setelah tanam
Bentuk tongkol : Silindris
Ukuran tongkol : Panjang 29,80-30,32 cm, Diameter 5,47 –
5,64 cm
Warna tongkol : Hijau kekuningan (RHS143 B)
Baris biji : Berkelok
Warna biji : Kuning(RHS 7 B)
Tekstur biji : Halus
Rasa biji : Manis
Kadar gula : 16,06 - 16,080 Brix
Berat 1.000 biji : 121,19 – 1,81,84 gram
Berat pertongkol : 304,99 – 328,47 gram
(Berkelobot)
Berat per tongkol : 182,29 – 197,89 gram
(kupasan)
Jumlah tongkol per : 1-2 tongkol
tanaman
Berat tong per tanaman 479,99- 495,07 gram
Daya simpan pada suhu : 4 hari setelah panen
kamar 27-300 C
Hasil tongkol dengan : 19,59 – 20,27 ton/ha
kelobot
Populasi perhektar : 48.000 tanaman
Kebutuhan benih : 6,0- 6,5 kg
perhektar
48

Penciri utama : 1. Warna daun hijau (RHS 138 A);


2. Warna biji kuning (RHS 7 B);
3. Baris biji berkelok.
Keunggulan varietas : 1.Umur panen genjah;
2. Kadar gula tinggi.
Wilayah adaptasi : Sesuai didataran rendah di Kabupaten
Sleman pada musim hujan
Pemulia : Eko Agus Heryanto
Peneliti : Suryanto dan Qori Syarifatulloh
49

Lampiran 2. Bagan Susunan Percobaan di Lapangan

BLOK I BLOK II BLOK III

K0U2 K2U2 K1U1


K1U2 K0U1 K1U3
K0U1 K1U0 K2U0
K0U3 K2U0 K0U1
K1U3 K1U3 K0U0
K2U1 K2U3 K2U2
K2U0 K0U0 K0U2
K2U3 K1U1 K1U0
K1U0 K0U2 K2U1
K1U1 K2U1 K1U2
K0U0 K1U2 K2U3
K2U2 K0U3 K0U3

Keterangan :
K0 = 0 gr (kontrol)
K1 = Pupuk kandang sapi dengan dosis 15 ton/ha (3,37 kg/bedeng)
K2 = Pupuk kandang sapi dengan dosis 30 ton/ha (6,75 kg/bedeng)
U0 = 0 gr (kontrol)
U1 = Pupuk urea dengan dosis 100kg/ha(22,5 g/bedeng)
U2 = Pupuk urea dengan dosis 200kg/ha (45 g/bedeng)
U3= Pupuk urea dengan dosis 300kg/ha(67,5 g/bedeng)
50

Lampiran 3. Analisis ragam tinggi tanaman pengaruh perlakuan dosis


pupuk kandang sapi dan urea

1. Analisis ragam tinggi tanaman 2 MST


SK DB JK KT Fhitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 28,22 14,11 1,82
K 2 413,77 206,88 24,92 ** 3,44 5,72
P 3 712,25 237,41 28,60 ** 3,05 4,82
K*P 6 709,73 118,28 14,25 ** 2,55 3,76
GALAT 22 199,21 8,30
TOTAL 35 2063,18
KK = 8,82%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

2. Analisis ragam tinggi tanaman 4 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 13,30 6,65 0,43
K 2 1399,10 699,55 46,96** 3,44 5,72
P 3 973,35 324,45 21,78 ** 3,05 4,82
K*P 6 1548,94 258,15 21,78 ** 2,55 3,76
GALAT 22 357,49 14,89
TOTAL 35 4292,18
KK = 4,43%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

3. Analisis ragam tinggi tanaman 6 MST


SK DB JK KT Fhitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 28,97 14,48 1,42
K 2 14300,52 7150,26 85,75 ** 3,44 5,72
P 3 14996,32 4998,77 59,95 ** 3,05 4,82
K*P 6 12131,79 2021,96 24,25 ** 2,55 3,76
GALAT 22 2001,33 83,38
TOTAL 35 43458,6
KK = 5,73%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata
51

4. Analisis ragam tinggi tanaman 8 MST


SK DB JK KT F hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 61,01 30,50 0,10
K 2 13706,31 6853,15 25,17 ** 3,44 5,72
P 3 14530,69 4843,56 17,79 ** 3,05 4,82
K*P 6 4810,06 801,67 2,94* 2,55 3,76
GALAT 22 6535,22 272,30
TOTAL 35 39643,29
KK = 6,69%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

Lampiran 4. Analisis ragam jumlah daun tanaman pengaruh perlakuan


dosis pupuk kandang sapi dan urea

1. Analisis ragam jumlah daun 2 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 0,50 0,25 1,27
K 2 22,88 11,44 56,04** 3,44 5,72
P 3 12,50 4,16 20,41** 3,05 4,82
K*P 6 6,40 1,06 5,23** 2,55 3,76
GALAT 22 4,90 0,20
TOTAL 35 47,18
KK = 9,24%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

2. Analisis ragam jumlah daun 4 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 1,82 0,91 5,99
K 2 16,36 8,18 37,89** 3,44 5,72
P 3 9,54 3,18 14,75** 3,05 4,82
K*P 6 6,34 5,18 4,90** 2,55 3,76
GALAT 22 5,18 0,21
TOTAL 35 39,24
KK = 5,76 %
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata
52

3. Analisis ragam jumlah daun 6 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 1,87 0,93 18,26
K 2 33,65 16,82 134,28** 3,44 5,72
P 3 26,18 8,72 69,64** 3,05 4,82
K*P 6 10,10 1,68 13,44** 2,55 3,76
GALAT 22 3,00 0,12
TOTAL 35 74,8
KK = 3,11 %
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

4. Analisis ragam jumlah daun 8 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 0,58 0,29 1,70
K 2 21,76 10,88 60,21** 3,44 5,72
P 3 54,00 18,00 99,58** 3,05 4,82
K*P 6 24,63 14,10 22,72** 2,55 3,76
GALA 22 4,33 0,18
T
TOTAL 35 105,3
KK = 3,23%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

Lampiran 5. Analisis ragam diameter batang tanaman pengaruh perlakuan


dosis pupuk kandang sapi dan urea

1. Analisis ragam diameter batang 2 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 0,15 0,07 0,09
K 2 0,66 0,33 0,43 tn 3,44 5,72
P 3 3,73 1,24 1,60 tn 3,05 4,82
K*P 6 3,79 0,63 0,81 tn 2,55 3,76
GALAT 22 18,63 0,77
TOTAL 35 26,96
KK = 20,31 %
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata
53

2. Analisis ragam diameter batang 4 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 13,36 6,68 1,50
K 2 30,43 15,21 3,27 * 3,44 5,72
P 3 9,62 3,20 0,69 tn 3,05 4,82
K*P 6 30,22 5,03 1,08 tn 2,55 3,76
GALAT 22 111,67 4,65
TOTAL 35 195,3
KK = 11,59 %
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

3. Analisis ragam diameter batang 6 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 81,52 40,76 11,92
K 2 18,08 9,04 1,38 tn 3,44 5,72
P 3 13,77 4,59 0,70 tn 3,05 4,82
K*P 6 42,48 7,08 1,08 tn 2,55 3,76
GALAT 22 156,73 6,53
TOTAL 35
KK = 10,99%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

4. Analisis ragam diameter batang 8 MST


SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 70,94 35,47 10,21
K 2 23,29 11,64 1,90 tn 3,44 5,72
P 3 43,93 14,64 2,39 tn 3,05 4,82
K*P 6 91,93 15,32 2,50* 2,55 3,76
GALAT 22 147,35 6,13
TOTAL 35 377,44
KK = 8,98%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata
54

Lampiran 6. Analisis sidik ragam berat tongkol berkelobotakibat pengaruh


perlakuan dosis pupuk kandang sapi dan urea
SK DB JK KT Fhitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 86,12 43,06 0,28
K 2 38927,93 19463,96 56,62 ** 3,44 5,72
P 3 51113,04 17037,68 49,56 ** 3,05 4,82
K*P 6 28980,19 4830,03 49,56 ** 2,55 3,76
GALAT 22 8250,15 343,75
TOTAL 35 127357,4
3
KK = 4,71%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

Lampiran 7. Analisis sidik ragam berat tongkol tanpa kelobot berkelobot


akibat pengaruh perlakuan dosis pupuk kandang sapi dan
urea
SK DB JK KT Fhitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 1081,93 540,96 3,17
K 2 50415,78 25207,89 128,90 ** 3,44 5,72
P 3 60911,29 20303,76 103,83 ** 3,05 4,82
K*P 6 38394,95 6399,15 32,72 ** 2,55 3,76
GALAT 22 4693,31 195,55
TOTAL 35 155497,26
KK = = 4,61%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

Lampiran 8. Analisis sidik ragam panjang tongkol berkelobot akibat


pengaruh perlakuan dosis pupuk kandang sapi dan urea
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 1,37 0,68 1,98
K 2 157,56 78,78 39,78 ** 3,44 5,72
P 3 190,41 63,47 32,05 ** 3,05 4,82
K*P 6 101,31 16,88 8,53 ** 2,55 3,76
GALAT 22 47,52 1,98
TOTAL 35
55

KK = 4,01%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

Lampiran 9. Analisis sidik ragam panjang tongkol tanpa kelobotakibat


pengaruh perlakuan dosis pupuk kandang sapi dan urea
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 0,23 0,11 0,16
K 2 53,50 26,75 45,82 ** 3,44 5,72
P 3 75,34 25,11 43,01 ** 3,05 4,82
K*P 6 51,71 8,61 14,76 ** 2,55 3,76
GALAT 22 14,01 0,58
TOTAL 35 194,79
KK = 3,08%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

Lampiran 10. Analisis sidik ragam diameter tongkol tanpa kelobotakibat


pengaruh perlakuan dosis pupuk kandang sapi dan urea
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 22,69 11,34 16,55
K 2 336,04 168,02 106,71** 3,44 5,72
P 3 226,42 75,47 47,94 ** 3,05 4,82
K*P 6 63,75 10,62 6,75** 2,55 3,76
GALA 22 37,78 1,57
T
TOTAL 35 686,68
KK = 2,61%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

Lampiran 11. Analisis sidik ragam jumlah baris biji pertongkolakibat


pengaruh perlakuan dosis pupuk kandang sapi dan urea
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 0,19 0,09 0,40
K 2 5,83 2,91 12,85** 3,44 5,72
P 3 18,60 6,20 27,30** 3,05 4,82
K*P 6 4,81 0,80 3,54** 2,55 3,76
GALAT 22 5,45 0,22
56

TOTAL 35 34,25
KK = 2,96 %
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata

Lampiran 12. Analisis sidik ragam produksi ton per ha akibat pengaruh
perlakuan dosis pupuk kandang sapi dan urea
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
0,05 0,01
BLOK 2 6,69 3,34 20,13
K 2 106,82 53,41 123,89** 3,44 5,72
P 3 131,39 43,79 101,58** 3,05 4,82
K*P 6 30,86 5,14 11,93** 2,55 3,76
GALAT 22 10,34 0,43
TOTAL 35 286,12
KK = 3,52%
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak nyata
57

Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Gambar 1. Pembuatan bedengan Gambar 2.Aplikasi Pupuk Kandang sapi

Gambar 3. Penugalan Gambar 4. Penanaman


58

Gambar 5. Tinggi Tanaman 6. Pengukuran diameter batang

Gambar 7. Penyiraman Gambar 8. Pengendalian hama

Gambar 9. Penyiangan Gambar 10. Tanaman berbunga

Gambar 11.Kunjungan Dosen Gambar 12. Pemanenan


59

Gambar 13. Foto bersama pemilik lahan Gambar 14. Hasil sampel

Gambar 15.Berat tongkol berkelobot 16. Berat tongkol tanpa kelobot

Gambar 18.Panjang tongkol berkelobot 19.Panjang tongkol tanpa kelobot


60

Gambar20.diameter tongkol Gambar 21. Insektisida


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nanda Rosyita puteri pertama dari dua


bersaudara dengan nama orang tua Ayah Syahrul dan Ibu
Marziah.Penulis dilahirkan di Cot Patisah, Kecamatan
Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara pada tanggal 11 Mei
2001. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD
Negeri 1 Seunuddon dan lulus pada tahun 2012, kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri 2 Seunuddon dan lulus pada tahun 2015, kemudian melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Seunuddon dan lulus
pada tahun 2018. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi di Universitas Malikussaleh, Fakultas Pertanian pada
Program Studi Agroekoteknologi. Pengalaman organisasi penulis dapatkan dari
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Malikusassaleh
(BEM FP-UNIMAL). Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan
berusaha, penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pertanian Universitas Malikussaleh. Semoga
skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan khususnya
di bidang pertanian.

61

Anda mungkin juga menyukai