Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH UJIAN BAHASA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS

BAHASA ASING SANTRIWAN KELAS 3

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan


Bidang Kajian Ilmu Sosial dan Humaniora

Disusun oleh:

MUHAMMAD NANDA FAIRUZABADI


KELAS: 6 IPS B/NIS: 1516.12.31255

PONDOK PESANTREN DAAR EL QOLAM 2


PROGRAM EXCELLENT CLASS
GINTUNG, JAYANTI, TANGERANG
2020 M/1442 H
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH UJIAN BAHASA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS


BAHASA SANTRIWAN KELAS 3

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:
MUHAMMAD NANDA FAIRUZABADI
Kelas: 6 IPS B/NIS: 1516.12.31255

Pembimbing Tanda Tangan Tanggal

Ika Munika …………………. …………

Disetujui sebagai syarat menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Gintung, …../………/………..
Mengetahui,
Koordinator Kajian Ilmu Sosial dan Humaniora

Hj. Rita Lismiaty, S. Pd.

i
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH UJIAN BAHASA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS


BAHASA ASING SANTRIWAN KELAS 3

Oleh:

MUHAMMAD NANDA FAIRUZABADI

Kelas : 6 IPS B/NIS : 1516.12.31255

(Bidang kajian Sosial dan Humaniora)

Karya Tulis Ilmiah ini telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syaraat
Kelulusan pada Program Excellent Class, Pondok Pesantren Daar el-Qolam

Penguji 1 Penguji 2

(……………………….) (……..…....…………)

Gintung, ……../………/2020

Kepala Sekolah SMA Daar el-Qolam

Aam Amarullah, M. Pd

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Demi Allah, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis


ilmiah yang berjudul “PENGARUH UJIAN BAHASA ASING TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS BAHASA ASING SANTRIWAN KELAS 3” saya susun
sebagai syarat kelulusan dari Program Excellent Class Pondok Pesantren
Daar el-Qolam ini merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan karya tulis ilmiah yang
saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis


ilmiah ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiatisme dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan
kebijakan Pengasuh dan Pemimpin Pondok Pesantren Daar el-Qolam.

Tangerang,……..,……… 2020

Muhammad Nanda Fairuzabadi

iii
ABSTRAK
Nama: MUHAMMAD NANDA FAIRUZABADI, NIS: 1415.11.28806, Judul:
PENGARUH UJIAN BAHASA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS
BAHASA ASING SANTRIWAN KELAS 3 DAAR EL QOLAM 2.

Kata Kunci : Pramuka, Santri, dan Motivasi

Kegiatan belajar mengajar di pesantren merupakan kegiatan yang paling


penting. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan antara
lain bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami santri Dalam
peningkatan hasil belajar santri dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
yakni motivasi untuk belajar. Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran
berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi belajar.dengan
Batasan masalah penelitian ini dibatasi pada analisis terhadap judul yang menjadi
pengaruh motivasi belajar anggota pasukan khusus di Pondok Pesantren Al-
Hasyimiyah Tegalratu Ciwandan Cilegon-Banten. Dan rumusan masalah
bagaimana latihan kepramukaan di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah?,
bagaimana motivasi belajar anggota pasukan khusus di Pondok Pesantren Al-
Hasyimiyah ?, apakah latihan kepramukaan dapat mempengaruhi motivasi belajar
anggota pasukan khusus Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah? Dan dengan tujuan
mengetahui latihan kepramukaan di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah.,
mengetahui motivasi belajar anggota pasukan khusus Pondok Pesantren Al-
Hasyimiyah, mengetahui pengaruh motivasi belajar anggota pasukan khusus
Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah.dan manfaat penelitian ini adalah Memberi
sumbangan pemikiran tertulis kepada para santri tentang motivasi belajar melalui
latihan kepramukaan., memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan
latihan kepramukaan sebagai aktivitas yang efektif, untuk Mengetahui bahwa
latihan kepramukaan bisa menjadi aktivitas yang dapat mempengaruhi motivasi
belajar. Dari enam responden, hasil penelitian ini adalah latihan kepramukaan
dapat meningkatkan motivasi belajar santri, melalui wawancara peneliti dapat
disimpulkan bahwa latihan kepramukaan memiliki manfaat bagi santri khususnya
anggota pasukan khusus di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah Tegalratu Ciwandan
Kota Cilegon, Banten. Ini artinya bahwa latihan kepramukaan meningkatkan
motivasi belajar anggota pasukan khusus di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah,
dengan berkreasi, berinovasi, dan berkarya dalam hal apapun. dan latihan
kepramukaan juga memiliki dampak positif, yakni memiliki hal-hal baru dalam
kepramukaannya.

iv
ABSTRACT
Name: MUHAMMAD NANDA FAIRUZABADI, NIS: 1415.11.28806,
Title:INFLUENCE OF LANGUAGE EXAMINATION FOR THE
ENHANCEMENT OF FOREIGN LANGUAGE FOR STUDENT OF
THIRD YEAR CLASS

Keywords: Scouting, Santri, and Motivation


Teaching and learning activities in pesantren are the most important activities.
This means that the success or failure of achieving educational goals depends
partly on how the learning process experienced by students in improving student
learning outcomes is influenced by many factors, one of which is motivation for
learning. In an effort to improve the quality of learning, various efforts have been
carried out, namely by increasing motivation to learn. The limitation of the
problem of this study is limited to the analysis of the title which is the effect of
learning motivation of special forces members at Al-Hasyimiyah Islamic
Boarding School, Tegalratu Ciwandan, Cilegon, Banten. And the formulation of
the problem of how the scouting exercises at Al-Hasyimiyah Islamic Boarding
School ?, how is the motivation of learning special forces members at Al-
Hasyimiyah Islamic Boarding School? Does the scouting exercise influence the
learning motivation of Al-Hasyimiyah Islamic Boarding School? And with the
aim of knowing the scouting exercises at Al-Hasyimiyah Islamic Boarding
School, knowing the motivation of learning for members of the Al-Hasyimiyah
Special Forces boarding school, knowing the influence of learning motivation of
Al-Hasyimiyah Islamic Boarding School special forces members. students about
motivation to learn through scouting exercises, contributing ideas in developing
scouting exercises as an effective activity, to know that scouting exercises can be
activities that can influence learning motivation. Of the six respondents, the
results of this study are scouting exercises that can increase students' motivation in
learning, through interviewing researchers it can be concluded that scouting
exercises have benefits for students especially members of the special forces at
Al-Hasyimiyah Islamic Boarding School in Tegalratu Ciwandan City of Cilegon,
Banten. This means that scouting exercises increase the motivation to learn
members of special forces at Al-Hasyimiyah Islamic Boarding Schools, by
creating, innovating, and working in any way. and scouting exercises also have a
positive impact, namely having new things in their scouting.

v
LEMBAR DEDIKASI

Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang tercinta
yaitu bapak H.Faisal Abdul Halim dan Ibu Hj.Furiyah, kakak dan adikku yg
tersayang Muhammad Faiz Amali dan Muhammad Fachri Azam Faisal. Yang
telah membantuku dan memberiku semangat serta mendoakanku hingga Karya
Tulis Ilmiahku selesai dan bisa berguna untuk semua orang.

”JANGAN MENJELASKAN TENTANG DIRIMU KEPADA SIAPAPUN,


KARENA YANG MENCINTAI TAK MEMBUTUHKAN ITTU DAN YANG
MEMBENCI TAK MEMPERCAYAI ITU”

“DO WHAT YOU LOVE AND LOVE WHAT YOU DO”

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan karunia
dan rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Pengaruh ujian Bahasa terhadap
peningkatan kualitas Bahasa asing santriwan kelas 3”. Karya sederhana ini
penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan di Program
Excellent Class Pondok Pesantren Daar el-Qolam 2, Gintung, Jayanti, Tangerang.

Penulis menyadari, bahwa karya tulis ini tidak dapat diselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Al-Ustadz Drs. K. H Ahmad Syahiduddin sebagai Pengasuh Pondok


Pesantren Daar el-Qolam yang telah menghanturkan segenap perhatian
dan pemikiran untuk kemajuan pondok dan perkembangan Umat Islam.
2. Al-Ustadz Drs. K. H. Odhy Rosihuddin sebagai Pemimpin Pondok yang
telah bekerja keras dalam peningkatan kualitas pendidikan di Pondok
Pesantren Daar el-Qolam.
3. Al-Ustadzah Rita Lismiaty, M. Pd., sebagai Koordinator Kajian Sosial dan
Humaniora, yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan karya
tulis ini.
4. Al-Ustadzah Ika Munika. sebagai Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ini.
5. Asatidz dan ustadzat yang telah memberikan ilmu dan pendidikan yang
berharga kepada penulis.
6. Staf administrasi yang telah membantu penulis dalam merampungkan
karya tulis ini.

vii
7. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada asatidz wali kelas
enam dan segenap santri kelas akhir (PRESTIGE GENERATION) yang
telah banyak membantu penulis untuk memperoleh data penelitian dan
karya tulis ilmiah ini.
8. Akhirnya, secara khusus lagi, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setiggi-tingginya kepada ayahanda H.Faisal Abdul
Halim dan ibunda Hj.Furiyah, yang telah tidak henti-hentinya memberikan
semangat, doa dan selalu memotivasi penulis dalam penulisan karya tulis
ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
Demikian pula dengan penulisan karya tulis ilmiah ini. Kritik dan saran sangatlah
penulis harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga karya tulis ini menjadi tambahan khazanah pengetahuan bagi siapa pun
yang membacanya.

Tangerang,....September 2019

Ezra Adriansyah Rahman

viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................................iii
ABSTRAK.......................................................................................................................iv
ABSTRACT......................................................................................................................v
LEMBAR DEDIKASI....................................................................................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Batasan Masalah.....................................................................................................2
C. Rumusan Masalah..................................................................................................2
D. Tujuan Penelitian....................................................................................................3
E. Manfaat Penelitian..................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
A. Landasan Teori.......................................................................................................4
1. Pengertian Pramuka............................................................................................4
2. Sejarah Pramuka Indonesia................................................................................5
3. Macam-Macam Pramuka....................................................................................6
4. Pengertian Motivasi............................................................................................8
5. Macam-Macam Motivasi....................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................10
A. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................10
B. Sumber Data Penelitian........................................................................................10
C. Teknik Analisis Data............................................................................................11
D. Analisis Data........................................................................................................11
E. Proses Analisis Data.............................................................................................11
1. Pengumpulan data............................................................................................11

ix
2. Reduksi data.....................................................................................................11
3. Penyajian data..................................................................................................11
4. Kesimpulan dan verifikasi................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................13
A. Deskripsi Data........................................................................................................13
B. Proses Analisis Data...............................................................................................18
1. Reduksi Data........................................................................................................18
2. Penyajian Data.....................................................................................................18
3. Triangulasi...........................................................................................................19
C. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................................20
BAB V KESIMPULAN..................................................................................................21
A. Simpulan................................................................................................................21
B. Saran.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………..... 9


Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian………………………………………………………10

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kegiatan Kepramukaan…………………………..…………………………5
Gambar 2.2 Kata-Kata Motivasi……………………………..…………………………..8
Gambar 3.3 Tringulasi Teknik…………………………...…………………………..….11

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan arus
globalisasi juga semakin hebat maka muncullah persaingan dibidang pendidikan.
Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tersebut, Pesantren berusaha
melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat, diantaranya
perbaikan kurikulum, SDM, sarana dan prasarana. Perbaikan-perbaikan tersebut
tidak ada artinya tanpa dukungan dari guru, orang tua santri dan masyarakat yang
turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.Apabila membahas tentang
mutu pendidikan maka tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
belajar mengajar di pesantren merupakan kegiatan yang paling penting. Ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan antara lain bergantung
pada bagaimana proses belajar yang dialami santri
Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan
lembaga pendidikan terkait guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
seperti dukungan sarana dan prasarana, media pembelajaran, sumber daya
pengajar, dan kegiatan-kegiatan pendukung kurikuler, kokulikuler dan
ekstrakurikuler. Selain itu, peningkatan hasil belajar santri dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satunya, yakni motivasi untuk belajar. Dalam hal belajar,
santri akan berhasil kalau dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan
keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi
belajar maka santri akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku santri dalam
belajar.

1
2

Santri yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan


memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya,
semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil
belajar yang diperolehnya. Santri melakukan berbagai upaya atau usaha untuk
meningkatkan keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang
cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Di samping itu motivasi juga
menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar santri tetap jalan. Hal ini
menjadikan santri gigih dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan oleh peneliti berminat
mengangkat judul karya tulis ilmiahnya mengenai pengaruh latihan kepramukaan
dan motivasi santri yang bejudul: PENGARUH LATIHAN KEPRAMUKAAN
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANGGOTA PASUKAN KHUSUS
PONDOK PESANTRE AL-HASYIMIYAH DI TEGALRATU CIWANDAN
KOTA CILEGON BANTEN.

B. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan penelitian pada waktu, biaya, dan tenaga serta
agar menjaga penelitian lebih terarah, maka diperlukan adanya pembatasan
masalah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, serta mengacu pada latar belakang
di atas penelitian ini dibatasi pada analisis kegiatan pramuka dan motivasi belajar.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah di atas,
maka permasalahan yang penulis angkat dalam karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana latihan kepramukaan di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah?
2. Bagaimana motivasi belajar anggota pasukan khusus di Pondok Pesantren
Al-Hasyimiyah ?
3. Apakah latihan kepramukaan dapat mempengaruhi motivasi belajar
anggota pasukan khusus Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah?
3

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui latihan kepramukaan di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah.
2. Mengetahui motivasi belajar anggota pasukan khusus Pondok Pesantren
Al-Hasyimiyah.
3. Mengetahui pengaruh motivasi belajar anggota pasukan khusus Pondok
Pesantren Al-Hasyimiyah.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk:
1. Memberi sumbangan pemikiran tertulis kepada para santri tentang
motivasi belajar melalui latihan kepramukaan.
2. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan latihan
kepramukaan sebagai aktivitas yang efektif.
3. Untuk membantu penulis dalam menyelesaikan syarat kelulusan.
4. Untuk Mengetahui bahwa latihan kepramukaan bisa menjadi aktifitas yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pramuka
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia.Pramuka
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda
yang Suka Berkarya.Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan
sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran
akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.1
.

Gambar 2. 1 Latihan Kepramukaan

1
Sam Rizky,Introduction radiance scout, Pondok Modern Darussalam Gontor,Ponorogo, 2007
hlm. 06

4
5

2. Sejarah Pramuka Indonesia


Sejarah gerakan pramuka di Indonesia dimulai sejak tahun 1912. Cikal
bakal pramuka Indonesia adalah didirikannya organisasi Nederlandsche
Padvinders Organisatie (NPO) bentukan Belanda. Kemudian pada tahun 1916,
organisasi tersebut berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padviders
Vereeniging (NIPV).Istilah Padvinders merujuk kepada istilah untuk organisasi
Pramuka yang ada di negeri Belanda. Penggunaan istilah Padvindery kemudian
sempat mendapat larangan dari Belanda. Para tokoh nasional Indonesia kemudian
mengganti istilah Padvindery dengan Pandu atau Kepanduan.Pada tahun 1916,
dibentuklah organisasi kepemudaan bentukan bangsa Indonesia bernama
Javaansche Padviders Organisatie yang diprakarsai oleh S.P. Mangkunegara VII.
Usai peristiwa Sumpah Pemuda, kian banyak organisasi kepanduan yang
dibentuk, baik bernafaskan nasionalis atau keagamaan, beberapa di antaranya
adalah :

 Padvinder Muhammadiyah, kemudian berganti nama menjadi Hizbul


Wathan (HW).
 Nationale Padvinderij yang didirikan Budi Utomo.
 Syarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP) yang didirikan Syarikat Islam
 Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang didirikan oleh Jong
Islamieten Bond.
 Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) yang didirikan oleh
Pemuda Indonesia
Banyaknya organisasi kepanduan Indonesia membuat dibentuklah Persaudaraan
Antara Pandu Indonesia (PAPI) pada tanggal 23 Mei 1928, yang mewadahi
organisasi-organisasi tersebut. Pada 1930, PAPI melebur menjadi Kepanduan
Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh-tokoh organisasi lain.PAPI

kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan


Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Untuk menggalang kesatuan dan
persatuan, BPPKI mengadakan “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem”
6

disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di


Yogyakarta.Saat masa penjajahan Jepang, gerakan kepanduan sempat dilarang
untuk bediri. Meski begitu semangat kepanduan tetap menyala di dada para
anggotanya. Barulah usai proklamasi kemerdekaan, tokoh kepanduan Indonesia
membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia untuk pembentukan satu
wadah organisasi kepanduan di Indonesia.Diadakanlah Kongres Kesatuan
Kepanduan Indonesia pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan
hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia, yang kemudian diakui pemerintah
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan lewat keputusan Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan pada 1 Februari 1947.Pada akhirnya, keputusan
tersebut dianulir sehingga kelompok lain bisa membuka organisasi kepanduan
baru dan Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepanduan di
Indonesia. Di awal 60an, diperkirakan ada lebih dari 100 organisasi kepanduan di
Indonesia.Keseluruhan organisasi kepanduan yang ada bernaung pada 3 federasi
utama, yakni Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) bagi anggota pandu pria serta
PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Puteri Indonesia) untuk organisasi pandu wanita.Baru pada
tahun 1961, Gerakan Pramuka akhirnya lahir. Hal ini dilatarbelakangi kian
banyaknya organisasi kepanduan yang ada. Pada tanggal 14 Agustus 1961,
dilakukan pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta
penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka. Tanggal 14 Agustus kemudian
diperingati sebagai Hari Pramuka.2

3. Macam-Macam Pramuka
a) Pramuka Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota pramuka yang memiliki rentang
usia 7-10 tahun. anak SD kelas1-3,. Satuan terkecil dalam golongan siaga
biasanya disebut Barung. setiap beberapa barung dihimpun dalam satu satuan
besar yang dinamakan perindukan.satu barung biasanya diisi 6-10 orang anggota

2
Anonym,”sejarah pramuka indonesia”, di akses di https://www.zonareferensi.com/sejarah-
pramuka-indonesia-dan-dunia/
7

pramuka  siaga yang dipimpin oleh seorang pemimpin Barung atau Pinrung.
Dalam golongan siaga , ada tiga tingkatan yang di bedakan sesuai dengan syarat
kecakapan umum(SKU) yang wajib dipenuhi oleh seorang pramuka siaga.
Tingkatan tersebut  antara lain Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata.

b) Pramuka Penggalang
Penggalang merupakan pramuka yang memiliki rentang usia 11-15
tahun. Usia ini  SD kelas 4 sampai SMP  kelas 9. golongan ini merupakan
golongan pramuka setelah siaga.dalam golongan penggalang dilaksanakan sistem
terpisah dimana pramuka penggalang putri dipisah dengan pramuka penggalan
putra . setiap anggota penggalang biasanya dikelompokan  dalam satu kesatuan
kecil yang disebut regu. setiap regu memiliki nama yang berbeda satu sama lain.
Regu putra biasanya mengambil nama hewan, sedangkan regu putri  biasanya
menggunakan nama bunga sebagai identitas mereka.Pramuka penggalang
digolongkan dalam 4 tingkatan , yaitu penggalang ramu ,penggalang Rakit ,
penggalang Terap, dan penggalang Garuda.sama seperti Siaga, tingkatan tersebut
bisa di capai secara berturut-turut setelah seorang  pramuka penggalang
menyelesaikan pencapaian SKU.

c) Pramuka Penegak
Penegak adalah anggota pramuka yang memiliki rentang usia 16
sampai 20 tahun . penegak merupakan anggota pramuka  yang telah menginjak
bangku kelas 10 sma hingga perguruan tinggi . Satuan terkecil pramuka penegak
biasanya disebut sangga yang idealnya diisi 6 sampai 8 orang penegak. Dalam
golongan penegak, ada dua tingkatan yang bisa dicapai . tingkatan -tingkatan
tersebut adalah penegak bantara dan penegak laksana sebagai tingkatan
tertinggi.Namun apabila seorang pramuka penegak laksana belum mencapai SKU
dalam tingkatan penegak bantara , pramuka tersebut akan mendapatkan titel
sebagai penegak tamu.
8

d) Pramuka Pandega
Pandega merupakan golongan pramuka setelah penegak.Anggota
pramuka ini merupakan anggota pamuka yang berusia antara 21-25 tahun.
Pramuka pandega memiliki jenis kegiatan yang sama dengan pramuka penegak.
pembinaan pramuka pandega dilakukan mulai dari tingkat gugus depan dalam
satuan yang disebut Racana,dan di tingkat Kwartir dapat mengikuti satuan karya
dan Dewan kerja.3

4. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya.Seperti apa yang telah terlampir di atas
peneliti menjelaskan bahwa motivasi adalah sebuah dorongan yang dapat dimiliki
oleh setiap individu, karena dapat menjadi tolak ukur bagi hidupnya.

5. Macam-Macam Motivasi
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif yang tidak
memerlukan rangsangan dari luar, karena pasti dalam diri sendiri ada dorongan
yang membagun diri sendiri menjadi semangat dalam melakukan aktifitas apapun.
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif tetapi membutuhkan
rangsangan dari luar karena ajakan, suruhan ataupun paksaan dari orang lain
sehingga timbul semangat dalam diri sendiri untuk melakukan suatu aktiftias

3
Anonym,”macam-macam pramuka”, diakses dari scoutfcj05.blogspot.com/2018/10/kenali-
macam-macam-golongan-dan.html,2014
9

Gambar 2. 2 kata-kata motivasi


.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah Tegalratu
Ciwandan Kota Cilegon-Banten.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Agustus.

No Apri
Aktivitas Mei Juni Juli Agustus September
. l
1 Penelitian Pendahuluan
2 Penyusunan Proposal
3 Penyusunan Instrumen
Mengambil Data
4
(Observasi)
5 Tabulasi dan Analisis Data
Menyusun Naskah KTI Bab
6
1 S/D Bab 5

Tabel 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian

B. Sumber Data Penelitian


Sumber data penelitian ini adalah Anggota Pasukan Khusus, Koordinator
Gerakan Pramuka, dan Mabikori Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah Tegalratu
Ciwandan Kota Cilegon-Banten.
Adapun sumber yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

Koordinator Gerakan Mabikori


Anggota Pasukan Khusus
Pramuka
4 1 1

Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian


10
11

C. Teknik Analisis Data


Adapun dalam teknik menganalisis data ini penulis menggunakan penelitian
deskiptif kualitatif dengan teknik triangulasi peneliti menyimpulkan data-data
yang dibutuhkan melalui hasil wawancara yang sesuai dengan penelitian ini dan
informasi yang didapat oleh peneliti melalui referensi buku, situs-situs internet
kemudian ditelaah dalam dokumen yang telah dilakukan peneliti, ditulis kembali
menggunakan kaidah kutipan yang baik dan benar.
D. Analisis Data
Menganalisis data, penulis mereduksi lalu hasil yang diperoleh akan
disajikan dalam bentuk penyajian data setelahnya penulis akan memfertifikasi
dengan cara menarik kesimpulan data yang terkumpul sebelumnya dan melakukan
tinjauan ulang terhadap catatan-catatan lapangan atau hasil sampel atau bertukar
fikiran dengan teman.
E. Proses Analisis Data
Dalam menganalisis data yang masuk melalui wawancara, penulis
menggunakan analisis kualitatif deskriptif, yakni menggunakan nonstatic
deskriptif dalam bentuk naratif langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Terlebih dahulu penulis mengumpulkan data yang berupa hasil dari
wawancara dan beberapa referensi dari buku dan internet.
2. Reduksi data
Dari kesimpulan data yang telah didapat, penulis memilih dan
memfokuskan pada data-data yang penting dan relevan dengan objek
yang diteliti serta merangkumnya.
3. Penyajian data
Kemudian, penulis menyajikan data-data tersebut ke dalam uraian
singkat.
4. Kesimpulan dan verifikasi
12

Dari data-data yang telah disajikan tersebut, akhirnya penulis menarik


sskesimpulan yang sesuai dan dapat menjawab rumusan-rumusan
masalah.

Anggota Pasukan
Khusus

Koordinator
Mabikori
Gerakan Pramuka

Gambar 3. 3 Triangulasi teknik


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data
Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah adalah salah satu Lembaga Pendidikan yang
berbasis pesantren, yang didirikan pada tanggal 4 Desember 1992, pondok
pesantren yang berdiri di alas Lijajar proyek pelabuhan PT.Krakatau Steel,dengan
program kelas biasa dan intensif, dimana program kelas biasa ini diperuntukan
untuk siswa yang lulus SD atau MI, dengan masa belajar selama 6 tahun,
kemudian, program kelas intensif adalah program yang diperuntukan untuk siswa
yang lulus SMP atau MTS, dengan masa belajar selama 4 tahun, karena satu tahun
digunakan untuk pendalaman materi kepondokan.4
Setiap orang pasti mempunyai pendapatnya masing-masing dalam menyikapi
latihan kepramukaan khususnya di pondok pesantren. Namun, banyaknya
pendapat yang disikapi oleh santri dan asatidz pun mengundang tanggapan postif.
Inilah yang menjadi suatu tolak ukur bagi santri pondok pesantren khusunya
dalam hal belajar di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah Tegalratu Ciwandan Kota
Cilegon, Banten.
Lagi pula banyak yang telah dilakukan oleh santri di pondok pesantren saat
ini, salah satunya yaitu mengadakan Pagelaran Panggung gembira yang biasa
diadakan satu tahun sekali dan membutuhkan dana yang begitu besar, tidak hanya
dana, tetapi kebersamaan juga dalam hal membagun ukhuwah islamiyah yang
tinggi untuk menyatukan tali silaturahm dan untuk mensukseskan acara yang
begitu besar.Pada Penelitian ini, peneliti menganalisis tanggapan dari 3
narasumber yaitu Anggota Pasukan Khusus, Koordinator Gerakan Pramuka, dan
Mabikori.

4
Ahmad Syarifudin Anshori, “Sejarah singkat Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah”, di akses di
http://www.ponpes-alhasyimiyah.sch.id/index.php/profil/sejarah, pada tanggal Selasa, 04 December 2012
- 21:39:58 WIB

13
14

Hasil di lapangan menganggap bahwa latihan kepramukaan dapat


meningkatkan motivasi belajar santri, dilihat dari wawancara oleh beberapa
narasumber, dan manfaatnya bagi santri khususnya anggota pasukan khusus di

Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah Tegalratu Ciwandan Kota Cilegon, Banten.


Hal ini dibuktikan dari beberapa respon yang baik dari beberapa narasumber
dalam meningkatkan motivasi belajar khususnya kepada anggota pasukan khusus.
Sebagaimana hasil deskripsi data, dalam pandangan narasumber tentang
latihan kepramukaan tepatnya. Kita bisa mengambil data dari narasumber, namun
dalam penelitian ini penulis akan mencari tahu pendapat dari beberapa
narasumber yang mengetahui dan memahami tentang latihan kepramukaan.
Berikut adalah data peneliti yang membahas tanggapan narasumber tentang
latihan kepramukaan pada pertanyaan pertama. Yaitu:
 Bagaimana pendapat anda tentang latihan kepramukaan?
1. Muhammad Ariq Ramadhan sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari
Jum’at, 30 Agustus 2019
Latihan kepramukaan itu membina seseorang agar mandiri.
2. Muhammad Zaky sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari Jum’at, 30
Agustus 2019
Latihan kepramukaan itu membina seseorang agar menjadi insan yang
mandiri, kuat, dan agar menjadi motivasi dalam kehidupan.
3. Aryadika Syach Noval sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari Jum’at,
30 Agustus 2019
Latihan kepramukaan itu bisa menghasilkan ilmu yang didalamnya banyak
sejarah.
4. Adam Riziq Daniarsyah sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari
Jum’at 30 Agustus 2019
Latihan kepramukaan itu ialah suatu pekerjaan seorang pemuda yang
Tangguh dan bertanggung jawab.

Berdasarkan tanggapan dari narasumber, peneliti dapat memberikan hasil analisis:


15

Dalam hal ini, narasumber menyetujui bahwa latihan kepramukaan itu


dapat menjadikan insan yang mandiri, Tangguh, kuat dan menjadikan pemuda
yang bertanggung jawab.

Pertanyaan kedua yaitu:

 Apa yang anda rasakan setelah melakukan latihan kepramukaan?


1. Muhammad Ariq Ramadhan sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari
Jum’at, 30 Agustus 2019
Semua merasakan ada rasa susah, senang, dan itu dirasakan Bersama.
2. Muhammad Zaky sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari Jum’at, 30
Agustus 2019
Saya merasa ada rasa senang, susah, segalanya Bersama.
3. Aryadika Syach Noval sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari Jum’at,
30 Agustus 2019
Alhamdulillah setelah melakukan latihan kepramukaan kami bisa
mendapat ilmu dari kakak kami.
4. Adam Riziq Daniarsyah sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari
Jum’at, 30 Agustus 2019
Senang, gembira, mendapatkan banyak ilmu, dan selalu merasa saling
menghormati.

Berdasarkan tanggapan narasumber, peneliti memberi hasil analisis:

Dalam hal ini, peneliti menyimpulkan bahwa latihan kepramukaan itu


menyenangkan, karena itu dilalukan Bersama, lalu mendapatkan banyak ilmu dan
bisa yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari dan juga bisa saling
menghormati satu sama lain.

Pertanyaan ketiga, yaitu:

 Apa dampak yang anggota pasukan khusus rasakan setelah latihan


kepramukaan?
16

1. Muhammad Febryan sebagai Koordinator Gerakan Pramuka pada hari


Jum’at, 30 Agustus 2019
Anggota dapat lebih berani berkreasi, lebih bisa merealisasikan apa yang
mereka dapat.

Berdasarkan tanggapan narasumber, peneliti memberi hasil analisis.

Dalam hal ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa latihan kepramukaan


dapat menjadikan anggota pasukan khusus lebih berani dalam berkreasi, dalam hal
mental, dan dapat menghasilkan hal yang positif bagi orang banyak.

Pertanyaan keempat, yaitu:

 Apa dampak yang anggota pasukan khusus rasakan setelah latihan


kepramukaan?
1. Al-Ustadz Anton sebagai Majelis Bimbingan Koordinator pada hari
Jum’at, 30 Agustus 2019
Dalam hal positfnya yaitu, anggota mendapatakan hal-hal yang baru dan
dalam hal negatifnya yaitu, anggota sering telat dalam keberangkatan ke
masjid khususnya.

Berdasarkan tanggapan narasumber, peneliti memberi hasil analisis.

Dalam hal ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa latihan kepramukaan


itu dapat memberikan anggota pasukan khusus hal-hal yang baru, yang mungkin
anggota tersebut belom mendapatkan di kehidupan sehari-hari dan dalam sisi
negatif nya yaitu anggota sering telat berangkat ke masjid dengan alasan latihan
kepramukaan.

Pertanyaan kelima, yaitu:

 Apa kesimpulan anda tentang latihan kepramukaan?


1. Muhammad Ariq Riziq sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari
Jum’at, 30 Agustus 2019
Bisa menjadikan inovasi dan menjadikan orang yang terdidik.
17

2. Muhammad Zaky sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari Jum’at, 30


Agustus 2019
Latihan kepramukaan itu mendidik anak bangsa yang inovasi, kreatif, dan
berkarya.
3. Aryadika Syach Noval sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari Jum’at,
30 Agustus 2019
Bisa mendapatkan ilmu.
4. Adam Riziq Daniarsyah sebagai Anggota Pasukan Khusus pada hari
Jum’at, 30 Agustus 2019
Kepramukaan itu menguatkan kasih sayang dan toleransi sesama santri
dan membuat kegembiraan yang tak terhingga.
5. Muhammad Febryan sebagai Koordinator Gerakan Pramuka pada hari
Jum’at, 30 Agustus 2019
Latihan kepramukaan disini selalu mengajarkan lebih kepada praktik,
karena itu lebih dapat dicerna.
6. Al-Ustadz Anton sebagai Majelis Bimbingan Koordinator pada hari
Jum’at, 30 Agustus 2019
Mulai berkurangnya jiwa anggota pasukan khusus, karena kurangnya
pengalaman dalam hal lomba, Lathan, dan sebagainya.

Dari hasil narasumber, peneliti mengetahui bahwa latihan kepramukaan dapat


dijadikan sebagai inovasi yang baru, dapat mendidik anak bangsa untuk menjadi
anak yang berkreasi, berkreatif, berkarya dan menjadikan wadah untuk saling
menyayangi satu sama lain, lalu latihan kepramukaan juga bisa dipraktikan di
kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu tolong menolong sesama manusia, sopan
terhadap orang yang lebih tua dan kurangnya jiwa pasukan khusus karena
pengalaman yang sangat minim.
18

B. Proses Analisis Data


1. Reduksi Data

Dari kesimpulan data yang telah didapat, penulis memilih dan


memfokuskan pada data-data yang penting dan relevan dengan objek yang diteliti
serta merangkumnya sebagai berikut:
Latihan kepramukaan memiliki banyak pembelajaran yang bisa kita
dapatkan, karena latihan kepramukaan bukanlah ilustrasi yang hanya
dibayangkan, tetapi latihan kepramukaan ialah praktik langsung di lapangan serta
membuat pemuda-pemuda tertarik dengan latihan kepramukaan yang beragam.
Dan perlu diketahui bahwasannya latihan kepramukaan adalah gabungan dari
beberapa tingkatan, yaitu pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak,
dan pramuka pandega. Oleh karena itu, kita bisa mengambil manfaat dari latihan
kepramukaan yang bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari atau di tengah
masyarakat.
2. Penyajian Data
Dari data yang diperoleh oleh penulis dan telah dipaparkan dan sekaligus
telah dibahas sebagaimana yang telah ditulis, maka penulis akan menyimpulkan
dari hasil-hasil tersebut.

Berikut adalah analisis dari penulis:

No. Pertanyaan Jawaban


1. Bagaimana pendapat Kegiatan yang sangat berguna, menajadikan
anda tentang latihan diri menjadi lebih mandiri dan menjadi insan
kepramukaan? yang kuat serta menjadikan motivasi.

2. Apa yang anda rasakan Santri akan merasa senang, meresa berinovasi
setelah melakukan dan berkarya dalam hal apapun. Karena
latihan kepramukaan? kegiatan ini sangat bermanfaat bagi santri.
Contohnya mengadakan Pagelaran Panggung
Gembira.
19

3. Apa dampak yang Mereka menjadi tambah semangat dalam hal


anggota pasukan khusus latihan, dalam belajar, dan lain sebagainya.
rasakan setelah latihan Bisa mendapatkan pengalaman baru.
kepramukaan?
4. Apa kesimpulan anda Kegiatan yang bisa memberikan inovasi baru
tentang latihan untuk kehidupan sehari-hari. Dan bisa
kepramukaan? dijadikan wadah untuk bekal di masa depan
nanti.

3. Triangulasi
Dari triangulasi ini penulis mengambil sumber yang masing-masing
memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam hal latihan kepramukaan khusunya.
Yang mempunyai dampak positif dan dampak negatifnya.
Setelah mengambil kesimpulan dari beberapa narasumber, penulis mengambil
dari triangulasi sumber yang masing-masing menjelaskan tentang latihan
kepramukaan di pondok pesantren.

1. Anggota pasukan khusus; yakni yang melakukan latihan kepramukaan


khusus dan yang membutuhkan banyak pengalaman dalam berpramuka,
sehingga timbul rasa menolong sesame hidup dalam bermasyarakat.

2. Koordinator Gerakan Pramuka; yakni yang mengurus dan mengarahkan


anggota pasukan khsusus dalam latihan berpramuka dan memberikan
pengalaman yang lebih untuk anggota pasukan khusus. Oleh karena itu
koordinator Gerakan pramuka berperan penting dalam melatih anggota
pramuka, khususnya bagi anggota pasukan khusus.

3. Mabikori; yakni merekalah yang membimbing Koordinator Gerakan


Pramuka dalam hal pramuka khususnya, Materi yang disampaikan oleh
mabikori dengan bantuan segenap Koordinator Gerakan Pramuka ini
20

meliputi skill dasar kepramukaan. Seperti Upacara, Dinamika kelompok


baris-berbaris, Morse, Semaphore, Perkemahan, P3K dan sebagainya.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pembahasan tentang Latihan Kepramukaan di pondok pesantren,
penulis dapat membahas secara teratur dengan masalah dari rumusan masalah
yang sudah penulis tulis di karya tulis ilmiah. Berikut ini pembahasannya:
 Latihan kepramukaan merupakan kegiatan yang mengajarkan hidup
mandiri dalam segala keadaan, dengan adanya latihan kepramukaan santri
dapat berinovasi, berkreasi, dan bergembira Bersama.
 Latihan kepramukaan sebagai kegiatan yang bermanfaat bagi santri dan
bagi pemuda bangsa, supaya bisa menjadi pemimpin di masa depan.
 Dampak positif dari latihan kepramukaan ini ialah anggota pramuka
khususnya anggota pasukan khusus, mendapat hal-hal baru yang dapat di
terapkan di kehidupan sehari-hari.
 Dampak Negatif dari latihan kepramukaan ini ialah anggota pramuka
khususnya anggota pasukan khusus sering terlambat dalam keberangkatan
ke masjid.
BAB V

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan hasil
penilitian yang telah ditetapkan bahwa pengaruh latihan kepramukaan terhadap
motivasi belajar anggota pasukan khusus Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah
Tegalratu Ciwandan Kota Cilegon, Banten.
Diketahui bahwa latihan kepramukaan dapat mempengaruhi motivasi belajar
anggota pasukan khusus di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah, bahwasannya
kegiatan ini memiliki dampak positif dan dampak negatif khususnya kepada
anggota pasukan khusus pondok pesantren Al-Hasyimiyah Tegalratu Ciwandan
Kota Cilegon, Banten.
1. Latihan kepramukaan di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah itu
menyenangkan, membina untuk menjadi orang yang mandiri, bergembira
Bersama dan menjadikan santrinya Tangguh, kuat serta bertanggung
jawab.
2. Latihan kepramukaan menjadi tolak ukur dalam hal belajar di kelas
khususnya santri Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah, serta menjadikan
latihan kepramukaan sebagai motivasi dalam belajarnya.
3. Latihan kepramukaan meningkatkan motivasi belajar anggota pasukan
khusus di Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah. Hal ini dikaitkan dengan
santri yang berkreasi, berinovasi, dan berkarya dalam hal apapun.
Contohnya mengadakan Pagelaran Panggung Gembira. Latihan
kepramukaan juga memiliki dampak positif yakni memiliki hal-hal baru
dalam hal kepramukaan dan dampak negative yakni keterlambatan santri
dalam keberangkatan ke masjid.

21
22

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran agar latihan
kepramukaan dapat dijadikan sebagai kegiatan yang memotivasi pemuda-
pemuda Indonesia khususnya santri pondok pesantren karena dengan adanya
kegiatan pramuka di setiap sekolah itu bisa dijadikan motivasi bagi siswanya
atau bagi santrinya. Andhika pramukalah yang semestinya menjadi pemimpin
di masa depan nanti. Saran-saran itu adalah sebagai berikut:

1. Setelah diketahui bahwa Latihan Kepramukaan berdampak positif bagi


santri dan bagi pemuda di Indonesia khususnya, peneliti menyarrankan
agar kegiatan ini diadakan di setiap sekolah dengan waktu yang
Panjang, karena latihan berpramuka tidak cukup dengan waktu yang
sangat singkat dan hasilnya bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
2. Peneliti berharap penelitian ini bisa diteliti dengan lebih lanjut dan
lebih memperdalam dalam pematerian dan dalam rumusan masalah
yang ada. Sehingga penelitipun mengetahui bahwa latihan
kepramukaan itu berdampak baik dan positif bagi santri atau pemuda
Indonesia.
3. Sebaiknya kegiatan ini dijadikan referensi untuk meningkatkan
motivasi belajar bagi siswa di sekolah negri ataupun swasta. Karena
peneliti menyarankan kegiatan ini berdampak baik bagi pemuda yang
melakukannya dan bisa langsung diterapak di kehidupan sehari-hari.
23

DAFTAR PUSTAKA
anonym. (2014). Retrieved from scoutfcj05.blogspot.com/2018/10/kenali-macam-
macam-golongan-dan.html.

anonym. (2018). Retrieved from https://www.zonareferensi.com/sejarah-pramuka-


indonesia-dan-dunia/.

Anshori, A. S. (2012, Desember Selasa). Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-


Hasyimiyah. Retrieved from
http://www.ponpes-alhasyimiyah.sch.id/index.php/profil/sejarah.

Rizky, S. (2007). Radiance Scout Introduction. Ponorogo: Gugusdepan 15089


Gerakan Pramuka Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Ezra Adriansyah Rahman


yang memiliki nama panggilan Ezra, Enja dan
sebagainya. Lahir pada tahun baru 2002 di Cilegon
tepatnya dan merupakan anak pertama dari 3
bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah dienyamkan yaitu


PAUD BAROKAH 2007, SD Unggulan Uswatun
Hasanah Cilegon 2008-2014, lalu melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu Pondok Pesantren
Daar el-Qolam 2 2014-2020 dan insyaallah
diwisuda di bulan April 2020.

Sekarangpun penulis aktif di Pasukan Khusus Daar


el-Qolam (PASSUD) dan Marawis Gambus Hadroh (MAGADROH) lalu aktif di
kepengurusannya sebagai Ketua Koordinator masa bakti 2018-2019.

Adapun prestasi yang penulis dapat selama menjadi santri Juara 1 Logo Scout
Olympiad 2, Juara 3 Logo Language Jamboree XI, Juara 3 Writing Formal Letter
Language Jamboree XI, Juara berbagai lomba seni Pekan Perkenalan Khutbatul
Arsy, Juara berbagai lomba internal Excellent Class Program.
LAMPIRAN

Nama Responden :Muhammad Ariq Ramadhan


Jabatan/Profesi :Anggota Pasukan Khusus Ponpes Al-Hasyimiyah
Tanggal Wawancara :Jum’at, 30 Agustus 2019

No. Pertanyaan Jawaban


Latihan kepramukaan
Bagaimana pendapat anda tentang latihan
1 itu membina seseorang
Kepramukaan?
agar mandiri.
 Semua merasakan ada
Apa yang anda rasakan setelah melakukan
2 rasa susah, senang, dan
latihan kepramukaan ?
itu dirasakan Bersama.
 Bisa menjadikan
Apa Kesimpulan anda tentang latihan
3 inovasi dan menjadikan
Kepramukaan?
orang yang terdidik.
Tanggapan Responden :
Saya suka pramuka karena disini latihan kepramukaan.

Cilegon,…..,…….,2019.
Interviewer

(………………………………)
Nama Responden :Muhammad Zaky
Jabatan/Profesi :Anggota Pasukan Khusus Ponpes Al-Hasyimiyah
Tanggal Wawancara :Jum’at, 30 Agustus 2019

No. Pertanyaan Jawaban


Latihan kepramukaan
itu membina seseorang
Bagaimana pendapat anda tentang latihan agar menjadi insan yang
1
Kepramukaan? mandiri, kuat, dan agar
menjadi motivasi dalam
kehidupan.
 Saya merasa ada rasa
Apa yang anda rasakan setelah melakukan
2 senang, susah, segalanya
latihan kepramukaan ?
Bersama.
 Latihan kepramukaan
Apa Kesimpulan anda tentang latihan itu mendidik anak
3
Kepramukaan? bangsa yang inovasi,
kreatif, dan berkarya.
Tanggapan Responden :
Saya suka pramuka karena disini latihan kepramukaannya terakomodir dan
sangat bagus untuk meciptakan kader-kader bangsa yang sangat baik.

Cilegon,…..,…….,2019.
Interviewer

(………………………………)
Nama Responden :Aryadika Syach Noval
Jabatan/Profesi :Anggota Pasukan Khusus Ponpes Al-Hasyimiyah
Tanggal Wawancara :Jum’at, 30 Agustus 2019

No. Pertanyaan Jawaban


Latihan kepramukaan
Bagaimana pendapat anda tentang latihan itu bisa menghasilkan
1
Kepramukaan? ilmu yang di dalamnya
banyak sejarah.
 Alhamdulillah setelah
melakukan latihan
Apa yang anda rasakan setelah melakukan
2 kepramukaan kami bisa
latihan kepramukaan ?
mendapat ilmu dari
kakak kami.

Apa Kesimpulan anda tentang latihan  Bisa Menghasilkan


3
Kepramukaan? ilmu.

Tanggapan Responden :
Saya suka kepramukaan sejak saya diajak untuk belajar melatih kepramukaan
dan saya tahu dapat kader-kader.

Cilegon,…..,…….,2019.
Interviewer

(………………………………)
Nama Responden :Adam Riziq Daniarsyah
Jabatan/Profesi :Anggota Pasukan Khusus Ponpes Al-Hasyimiyah
Tanggal Wawancara :Jum’at, 30 Agustus 2019

No. Pertanyaan Jawaban


Latihan kepramukaan
itu ialah suatu pekerjaan
Bagaimana pendapat anda tentang latihan
1 seorang pemuda yang
Kepramukaan?
tanggung dan
bertanggung jawab.
 Senang, Gembira,
Apa yang anda rasakan setelah melakukan Mendapatkan banyak
2
latihan kepramukaan ? ilmu, dan selalu mersa
saling menghormati.
 Kepramukaan itu
menguatkan kasih
Apa Kesimpulan anda tentang latihan sayang dan toleransi
3
Kepramukaan? sesama santri dan
membuat kegembiraan
yang tak terhingga.
Tanggapan Responden :
Saya senang dengan kepramukaan, karena pramuka membuat kegembiraan
yang tak terhingga, dan membuat yang berbeda menjadi satu (sama) dan saya
senang berpramuka insya allah sampai akhir hayat saya.

Cilegon,…..,…….,2019.
Interviewer

(………………………………)
Nama Responden :Muhammad Febryan
Jabatan/Profesi :Koordinator Gerakan Pramuka Ponpes Al-Hasyimiyah
Tanggal Wawancara :Jum’at, 30 Agustus 2019

No. Pertanyaan Jawaban


Anggota dapat lebih
Apa dampak yang anggota pasukan khusus
berani berkreasi, lebih
1 anda rasakan setelah latihan
bisa merealisasikan apa
kepramukaan ?
yang mereka dapat.
Latihan kepramukaan
dsini ialah selalu
Apa Kesimpulan anda tentang latihan
2 mengajarkan lebih
kepramukaan ?
kepada praktik, karena
itu lebih dapat dicerna.
Tanggapan Responden :
Tanggapan menurut saya, di dalam latihan kepramukaan ialah saya bisa lebih
mempraktikan ilmu langsung kepada anggota pasukan khusus dan mereka
selalu menaggapi apa yang telah mereka dapat dan alhamdulillah mereka
selalu berkembang setelah latihan.

Cilegon,…..,…….,2019
Interviewer

(………………………………)
Nama Responden :Al-Ustadz Anton
Jabatan/Profesi :Majelis Bimbingan Koordinator Ponpes Al-Hasyimiyah
Tanggal Wawancara :Jum,at 30 Agustus 2019

No. Pertanyaan Jawaban


 Dalam hal positifnya
Anggota pasukan
khusus mendapatkan
Apa dampak yang anggota pasukan
hal-hal baru, dan
1 khusus rasakan setelah latihan
dalam hal negatifnya
kepramukaan ?
anggota pasukan
khusus sering telat
berangkat ke masjid.
 Pasukan khususnya
mulai berkurang
Apa Kesimpulan anda tentang latihan
2 dalam hal
kepramukaan ?
pengalaman
berpramuka.
Tanggapan Responden :
Anggota pasukan khusus jadi tambah semangat untuk belajar dan untuk latihan
khusus di hari selasa dan di hari kamis.

Cilegon,…..,…….,2019
Interviewer

(………………………………)
Wawancara dengan anggota pasukan khusus.

Wawancara dengan koordinator Gerakan pramuka.

Wawancara dengan majelis bimbingan koordinator

Anda mungkin juga menyukai