Disusun oleh:
Cinthia K3317019
Kelas : A
SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkatNyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Prakarya Kimia ”Pembuatan Sirup Sintetis”. Tak lupa
pula kita kirimkan shalawat dan salam atas junjungan Rasulullah SAW yang telah membawa kita
dari Alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang.
Dalam penyusunan dan penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada yang terhormat:
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………...…..……………….....i
DAFTAR ISI………………………………………………..………………………..…….……..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………...……………………………………....1
A. JUDUL………………..………..…………………………………..…………………...…1
B. TUJUAN………………………………………..……………..……………………..……1
C. DASAR TEORI…………....………………………….………………………..…………1
A. ALAT ……………………………………………………………………………………..5
B. BAHAN….……………………………………………..…………………………………5
KESIMPULAN……………………………………………………………………..………...….15
DAFTAR PUSTAKA……………………………..…………..…………………………………16
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………...17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
Pembuatan sirup sintetis
B. TUJUAN
Mahasiswa dapat membuat sirup sintetis
C. DASAR TEORI
Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian
besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat dalam air
dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan, bahan pewangi, dan
zat aktif sebagai obat (Ansel, 2005). Menurut Syamsuni, (2007) menyatakan, Sirup
adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi.
Menurut Mun’im dan Endang (2012), menyatakan bahwa sirup mengandung paling
sedikit 50% sukrosa dan biasanya 60-65%.
Sirup dapat dibuat dari bahan dasar buah, daun, biji, akar dan bagian lain dari
tumbuhan (Margono et. al., 2000). Dari kemanfaatannya sirup dapat dijadikan sebagai
minuman pelepas dahaga sekaligus sebagai obat dengan bahan herbal yang dapat
mencegah dan mengobati penyakit. Sirup bahan herbal yang berkhasiat obat
menggunakan bahan dari kombinasi daun sirsak (Annona muricata L.) dan kulit buah
naga (Hylocereus costaricensis), karena ditinjau dari kemanfaatannya kedua bahan
tersebut mempunyai potensi yang sangat besar.
Sirup sintetis merupakan produk yang berasal dari essence buah yang kemudian
ditambah gula, air, asam, dan bahan pengawet. Sirup disuplementasikan dengan
flavor, zat warna, asam, serta distabilkan dengan pengawet (Dahlan, M.A. dan
Wartono,1984).
Berdasarkan bahan baku, sirup dibedakan menjadi :
1. Sirup essence adalah sirup yang cita rasanya ditentukan oleh essence yang
ditambahkan.
2. Sirup glukosa adalah sirup yang mempunyai rasa manis saja, biasanya digunakan
sebagai bahan baku industri minuman, saribuah, dan sebagainya.
3
3. Sirup buah adalah sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan dasarnya,
yakni buah segar.
4
BAB II
BAHAN DAN PERALATAN
A. Alat
3 Kompor listrik 1
4 Sendok 1
5 Pengaduk kayu 1
6 Saringan 1
B. Bahan
2 Gula secukupnya
5
3 Essence cokelat secukupnya
5 CMC secukupnya
6 Air secukupnya
6
BAB III
CARA MEMBUAT SIRUP
7
6 Menyaring larutan sirup dan Larutan bersih dari
memasukkan pada botol pengotor, berwarna
yang sudah sterilisasi. cokelat. Sirup siap
disajikan.
B. Pembahasan
a. Latar belakang
Sirup merupakan jenis minuman yang kini banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Berbagai jenis sirup dengan warna dan rasa yang beraneka ragam
banyak dijumpai di pasaran. Selain rasanya yang manis, sirup sangat mudah
dikonsumsi. Hanya dengan beberapa sendok sirup kemudian diencerkan dengan
beberapa mili air matang kita sudah mendapatkan minuman siap saji.
Semakin tingginya permintaan sirup oleh masyarakat dan semakin majunya
teknologi mengakibatkan banyaknya minuman dan makanan yang tidak dibuat
secara alami. Bila kita mengkonsumsinya secara berlebihan memungkinkan
timbulnya penyakit di dalam tubuh. Sehingga kita harus selektif dalam memilih
jenis makanan maupun minuman yang kini banyak dijual di pasaran. Tidak menutup
kemungkinan kita membuat sendiri dari ilmu yang kita peroleh untuk
meminimalkan pemakaian zat adiktif.
Pembuatan sirup sangat sederhana dan mudah dilakukan. Bahan-bahan yang
diperlukan dalam pembuatan sirup adalah gula pasir, air, natrium benzoat, asam
sitrat, pengental (CMC), dan essence.
b. Deskripsi bahan yang digunakan
8
1. Natrium Benzoat
Natrium Benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda
Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu
lemak tidak jenuh ganda.
Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahan pengawet
yang digunakan untuk makanan dan minuman serta sangat cocok untuk jus buah
maupun minuman ringan. Sodium Benzoat banyak digunakan dalam berbagai
produk makanan dan minuman seperti jus buah, kecap, margarin, mentega,
minuman ringan, mustard, sambal, saus salad, saus tomat, selai, sirop buah, dan
lainnya. Sodium Benzoat secara alami terdapat pada apel, cengkeh, cranberry
(sejenis buah berry yang digunakan untuk membuat agar-agar dan saus), kayu
manis, prem (yang dikeringkan) dan lain-lain. Natrium benzoat berfungsi
sebagai bahan pengawet yang dipergunakan untuk mencegah pertumbuhan
jamur dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5-4,0. (Sumarwan dkk, 2004: 111)
Fungsi utama dari penggunaan bahan pengawet adalah untuk mencegah
pertumbuhan mokroorganisme dalam bahan pangan sehingga masa simpan
makanan atau minuman dapat diperpanjang. Penggunaan bahan pengawet kimia
mempunyai beberap keuntungan, antara lain yaitu makanan atau minuman dapat
tetap awet meskipun disimpan pada suhu kamar. Namun apabila sirup buah
yang dibuat hanya sedikit dan lansung dikonsumsi, tidak perlu ditambah dengan
bahan pengawet. Bahan pengawet yang paling umum digunakan untuk sari buah
adalah natrium benzoat. Natrium benzoat memiliki bentuk kristal putih, rasa
manis dan kadang-kadang sepet. Garam natium benzoat ini lebih mudah larut
dalam air dari pada asam benzoat. Dalam pembuatan sirup buah, natrium
benzoat dingunakan dengan dosis antara 0,05 % – 0,1 %. Penggunaan natrium
benzoat pada kadar tersebut relatif tidak mempengaruhi rasa dan aroma sirup
buah.
2. Asam Sitrat
Asam sitrat termasuk dalam golongan flavor enhancer atau bahan
pemicu rasa. Bahan pemicu rasa merupakan bahan tambahan yang diberikan
pada suatu produk pangan untuk memberikan nilai lebih pada rasa, sesuai
dengan karateristik produk pangan yang dihasilkan. Biasanya, bahan pemicu
rasa hanya ditambahkan dalam jumlah kecil. Asam sitrat sebagai bahan pemicu
rasa, banyak digunakan dalam industri, terutama industri makanan karena
9
memiliki tingkat kelarutan yang tinggi, memberikan rasa asam yang enak dan
tidak bersifat racun.
Di dalam pembuatan sirup, asam sitrat digunakan untuk mengatur pH,
terutama yang menggunakan buah-buahan dengan tingkat keasaman yang
rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH seperti yang diinginkan.
Asam-asam seperti asam sitrat ditambahkan pada bebuahan dan sesayuran
dengan keasaman sedang untuk menurunkan pH dibawah 4,5.(Sakidja.1989:
466). Penurunan pH akan mempengaruhi suhu dan waktu pemasakan sehingga
menjadi lebih rendah. Asam sitrat dapat berfungsi sebagai pengawet karena
pada pH rendah (kurang dari 4.6)
Asam sitrat juga dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna
atau menyelubungi after taste yang tidak disukai. Hal ini menyebabkan
asam sitrat banyak digunakan dalam industri minuman. Asam sitrat juga
berfungsi untuk mengisolasi/memisahkan ion-ion logam yang dapat
menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi, reaksi pencoklatan, dan pembentukan
sruktur-struktur kompleks. Selain itu asam sitrat juga dapat menginaktifkan
enzim yang tidak disukai seperti polyphenol oxidase yang dapat
menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan enzimatis. Sitrat-sitrat biasanya
lebih disukai daripada fosfat-fosfat untuk mengubah kekelatan, karena sitrat-
sitart menghasilkan cita rasa asam yang lebih halus. (Sakidja,1989: 477)
3. CMC
Na-CMC adalah turunan dari selulosa dan sering dipakai dalam industri
pangan, atau digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya
retrogradasi. Pembuatan CMC adalah dengan cara mereaksikan NaOH dengan
selulosa murni, kemudian ditambahkan Na-kloro asetat
R OH + NaOH R Na + NaOH
R ONa + ClCH2COONa R O CH2COONa + NaCl
Na-CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan,
tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang
bersifat higroskopis. CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin.
Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik
(reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH
Na-CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu
rendah (<3), Na-CMC akan mengendap. Na-CMC akan terdispersi dalam air,
10
kemudian butir-butir Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan
terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas
bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih
mantap dan terjadi peningkatan viskositas Hal ini akan menyebabkan partikel-
partikel terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses
pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi.
Ada empat sifat fungsional yang penting dari Na-CMC yaitu untuk
pengental, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi.
Didalam sistem emulsi hidrokoloid (Na-CMC) tidak berfungsi sebagai
pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan kestabilan.
Penggunaan Na-CMC sebagai derivat dari selulosa antara 0,01%-0,8% akan
mempengaruhi produk pangan seperti jelli buah, sari buah, mayonaise dan lain-
lain. Semua zat pengental dan pengental adalah hidrofil dan terdispersi dalam
larutan yang dikenal sebagai hidrokoloid.
4. Pewarna
Pewarna ditambahkan ke dalam minuman atau sirup buah karena
beberapa alasan, diantranya adalah untuk memperbaiki warna aslinya, untuk
memperoleh warna standar, dan untuk menarik konsumen. Pada umumnya,
pewarna yang ditambahkan ke dalam sirup adalah berupa pewarna sintetik.
Adapun pewarna yang digunakan antara lain adalah sunset yellow FCF,
tartrazine dan karamel.
c. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk membuat sirup sintetis. Sirup sintetis terbuat
dari larutan air, gula, natrium benzoat, asam sitrat, CMC, dan essence. Sirup dapat
digunakan sebagai minuman berenergi karena mengandung kalori dan karbohidrat
yang diperoleh dari gula. Sirup yang baik tidak mengandung banyak zat sintetis.
Pada pembuatan sirup sintesis langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
1) Pemanasan
Gula dengan air diatas kompor sampai gula melarut semua sampai mendidih.
Gula dipergunakan sebagai pemanis, memiliki peran yang besar pada penampakan
dan cita rasa sirup yang dihasilkan. Disamping itu, gula juga bertindak sebagai
pengikat komponen flavor.
11
Kemudian menambahkan natrium benzoat yang akan berfungsi sebagai
pengawet yang akan mempertahankan sirup dari bakteri, mikroba, ragi dan jamur.
Adapun rumus kimia dari Na-Benzoat :
12
Setelah semua bahan larut dan dingin kemudian menambahkan essence rasa
framboze, sebagai pemberi aroma dan rasa untuk menambah daya tarik konsumen.
Essence ditambahkan saat larutan dingin agar essence tidak mudah menguap karena
essence sangat tidak stabil. Essence nmudah mengalami perubahan aroma dan rasa
dengan sedikit pengolahan maupun suhu yang tinggi.
2) Penyaringan dan Pengemasan
Selanjutnya menyaring larutan sirup untuk menghilangkan kotoran yang ada
agar diperoleh sirup yang bersih bebas kotoran. Sehingga dihasilkan sirup framboz
berwarna agak pink, yang kemudian dimasukkan dalam botol yang sudah
tersterilisasi.Sterilisasi kedua juga dilakukan selama 15 menit. Sterilisasi kedua
ini dimaksudkan untuk memberikan panas tertentu dalam Periode tertentu pada
bahan yang telah ditutup dan terisi.
3) Pelabelan
Setelah dingin, sirup diberi label. Label yang baik seharusnya
menginformasikan tentang nama dagang, volume, bahan yang digunakan, bahan
tambahan, tanggal kedaluwarsa, ijin depkes, label halal dll
Setelah didiamkan 3 hari, warna sirup tetap agak pink, kurang kental dan
beraroma framboze.
4) Keunggulan dan Kekurangan Produk
Keunggulan Produk
a. Lebih praktis
Kelemahan Produk
a. Manis yang terasa dari pemanis buatan kadang agak asam bahkan pahit
b. Tidak sesegar dengan sirup buah asli
c. Mengandung vitamin lebih sedikit dibanding sirup yang terbuat dari sari buah
asli.
5) Daya Tahan Produk
Setelah produk jadi maka selanjutnya produk tersebut dikemas dalam botol
yang sudah diberi label. Setelah itu, produk sudah dapat dikonsumsi dengan cara
ditambah dengan air mineral dengan selera masing-masing. Produk bisa bertahan
sampai 2 minggu.
13
14
BAB IV
ANALISIS USAHA
15
KESIMPULAN
1. Sirup sintetis terbuat dari larutan air, gula, natrium benzoat, asam sitrat, CMC, dan
essence
2. Pengolahan sirup meliputi :
a. Pemanasan : pelarutan air, gula pasir, Na benzoat, asam sitrat, cmc
b. Penambahan Essence
c. Penyaringan
d. Pengemasan dalam botol steril dan
e. Pelabelan
3. Fungsi bahan-bahan yang digunakan :
1. Air : sebagai pelarut
2. Gula pasir : sebagai pemanis
3. Natrium benzoat : sebagai pengawet
4. Asam sitrat : sebagai bahan pengawet, serta mengatur keasaman
5. CMC : sebagai pengental
6. Essence : memberi rasa dan aroma khas buah-buahan
4. Sirup yang terbentuk berwarna cokelat, tidak begitu kental dengan aroma dan rasa
cokelat
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Lampiran :
1) Desain Label
2) Desain Produk
18