Anda di halaman 1dari 11

Nama: Zafran Ar Razy

Kelas: X MIPA 6

Absesn: 33

- KHUTBAH JUM’AT

(Khutbah Pertama)

‫اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوب َر َكاتُ ْه‬

َّ ِ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَ نَب‬،ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَه‬،ِ‫ص ِام بِ َح ْب ِل هللا‬
.ُ‫ي ب ْع َده‬ َ ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َأ َم َرنَا بِاْ ِال ْعت‬
َ ْ َ ‫صلِّ َو َسلِّم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلى آلِ ِه َو‬
‫صحْ بِ ِه َو َمن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلى يوْ ِم القِيَا َم ِة‬ َ َ ‫اَللَّهُ َّم‬.

َ‫ فقَ ْد فَا َز ْال ُمتقُوْ ن‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َون ْف ِس ْى بِت ْق َوى هللا‬ ِ ‫ فيَا َأيهَا ْال َحا‬E،‫َأ َّما ب ْع ُد‬
ِ ْ‫ اُو‬، ُ‫ضرُوْ نَ َر ِح َم ُك ُم هللا‬

Kaum muslimin yang semoga senantiasa dimuliakan oleh Allah Swt

Marilah senantiasa kita perbaharui persaksian kita, bahwa tidak ada Tuhan yang wajib kita sembah
selain Allah, Tuhan Yang Maha mencipta, Maha memelihara dan Maha menguasai seluruh alam.
Senantiasa pula kita perbaharui persaksian kita bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw adalah
Nabi dan Rasul Allah, pembawa cahaya Islam yang telah membebaskan manusia dari alam kegelapan
menuju alam cahaya keimanan dan keluhuran peradaban.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillah, pada siang ini kita masih mampu bersimpuh untuk melakukan sebagian ketaatan kita
kepada Allah SwT, yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan berbagai macam nikmat-Nya
kepada kita semua.

Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw kepada
keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Dan mudah-mudahan dengan
izin Allah SwT kita akan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat.

Selanjutnya kami mengajak kepada kita semua untuk senantiasa berupaya meningkatkan ketakwaan kita
kepada Allah SwT. Suatu ketakwaan yang menjadikan kita sebagi orang yang terhindar dari penyakit
hati, khusunya dendam dan iri dengki.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Salah satu penyakit di dalam hati yang sangat berbahaya bagi kehidupan seseorang adalah adanya rasa
dendam. Dendam adalah rasa marah dalam diri seseorang yang sangat kuat dan disertai dengan
keinginan kuat untuk membalas atau menyakiti orang lain. Suatu perasaan ingin membalas perbuatan
orang yang menyakitinya dengan sesuatu yang sama atau jauh lebih menyakitkan.

Adalah suatu hal yang sangat manusiawi, ketika seseorang diperlakukan tidak baik atau disakiti oleh
orang lain kemudian timbul perasaan tidak nyaman dan terkadang membuat bekas luka di dalam hati.
Lebih-lebih jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang yang amat dipercaya. Namun jika hal tersebut
menimbulkan rasa dendam dan ingin membalas untuk menyakitinya, maka itu merupakan sifat yang
berbahaya, yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan baru dan dosa yang tak kunjung berhenti.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Ada banyak kerugian bagi orang yang mempunyai perangai pendendam, Antara lain:

Pertama, dibenci oleh Allah, sebagaimana sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

َ ‫هللا َألَ ُّد ْال ِخ‬


‫ص ِام‬ ِ ‫َأ ْب َغضُ الرَّ ج ُِل ِإلَى‬
“Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar)”. (HR
Muslim).

Pendendam dibenci Allah karena selalu menyimpan keburukan dalam hatinya, seorang yang memiliki
dendam selalu berupaya agar orang yang pernah berbuat salah kepadanya mendapatkan balasan yang
setimpal atau jauh lebih berat. Hal demikian juga menunjukkan bahwa orang tersebut tidak atau kurang
beriman pada hari akhir yag telah dijelasan oleh Allah akan mendapat keadilan bagi semua hamba Nya,
barang siapa yang disakiti dan tidak membalas, maka Allah yang akan membalasnya di akherat.

Kedua, dendam akan memutus silaturahmi, dan menumbuhkan permusuhan. Sudah barang tentu kalau
seseorang menaruh dendam kepada orang lain, maka secara otomatis hubungan persaudaraan dan
kasih sayang akan terputus. Dan orang memutus silaturrahmi diancam tidak akan masuk surga
sebagaimana sabda Nabi saw dari Jubair bin Muth’im ra.
)ِ‫ ( ُم َّت َف ٌق َعلَ ْيه‬.‫ َقاطِ َع َرح ٍِم‬:‫ َيعْ نِي‬،ٌ‫الَ َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة َقاطِ ع‬
‘Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi’. (Muttafaq ‘Alaihi).

Dendam membuat hubungan menjadi renggang dan silaturahmi terputus. Orang yang menaruh dendam
kepada seseorang, maka dia akan selalu berusaha untuk menghindar bertemu dengannya. Dendam
membuat keburukan yang tiada henti satu sama lain. Jika ada dua orang terlibat pertengkaran dan
kemudaian mereka saling menyimpan dendam, maka akan terjadi permusuhan, dan pertengkaran akan
terus terjadi. Akibatnya keduanya sama-sama berdosa akibat dendam yang terus mereka lakukan,
karena mereka selalu meniatkan keburukan bagi yang lain.

Oleh karena itu Allah telah memberikan jalan terbaik untuk menyelesaikan permusuhan itu melalui
firman-Nya dalam QS. Fushshilat ayat 34 :
ۚ
‫ِيم‬ٞ ‫ة َكَأ َّنهُۥ َولِيٌّ َحم‬ٞ ‫ك َو َب ۡي َنهُۥ َع ٰ َد َو‬ َ ‫َواَل َت ۡس َت ِوي ۡٱل َح َس َن ُة َواَل ٱل َّس ِّيَئ ُة ۡٱد َف ۡع ِبٱلَّتِي ه‬
َ ‫ِي َأ ۡح َسنُ َفِإ َذا ٱلَّذِي َب ۡي َن‬
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka
tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia. (QS Fushshilat : 34).

Kita sangat yakin akan kebenaran janji Allah sebagimana ayat tadi. Suatu kejahatan apabila dibalas
dengan kebaikan maka akan selesai, bahkan orang yang tadinya saling bermusuhan, akan berubah
seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Jikalaupun mendapatkan kejahatan yang berulang, Allah
yang akan menunjukkan kebenaranya dan orang yang memaafkan akan mendapat pahala kebaikan.
Namun sebaliknya, jika kejahatan dibalas dengan kejahatan, perbuatan tersebut tidak akan berhenti,
akan terus timbul permusuhan dan terus menerus mengalirkan dosa diantara keduanya. Perbuatan
tersebut akan menyebabkan kedua orang tersebut jauh dari kedamaian.

Ketiga, kerugian bagi orang yang dendam ialah akan mudah timbul iri dengki, dan akhirnya kebaikan-
kebaikan yang telah dia amalkan akan hangus terbakar.

Ketika di dalam hati sesorang terdapat rasa dendam, maka akan sulit untuk melihat kebahagiaan orang
lain. Ketika orang yang pernah berbuat salah kepadanya mendapatkan rejeki atau anugrah dari Allah,
orang yang memiliki rasa dendam akan merasa iri dan dengki dengan rejeki tersebut dan berusaha
mengambil atau menghilangkan kebahagiaan orang lain dengan cara apapun. Yang dia inginkan
hanyalah keburukan bagi orang lain. Jika sifat dengki tersebut menempel pada seseorang, maka dapat
mengakibatkan sirnanya pahala kebaikan-kebaikan yang pernah ia amalkan, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad Saw :

َ ‫ت َك َما َتْأ ُك ُل ال َّنا ُر ْال َح َط‬


َ ‫ب َأ ْو َقا َل ْال ُع ْش‬
‫ب‬ ِ ‫ِإيَّا ُك ْم َو ْال َح َسدَ َفِإنَّ ْال َح َس َد َيْأ ُك ُل ْال َح َس َنا‬
Artinya: “Jauhilah hasad (dengki), kerana hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu
bakar.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah).

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Untuk itu mari kita renungkan firman Allah SwT di dalam QS. Ali ‘Imran ayat 133-134 :

َ ‫ون فِي ٱلسَّرَّ ٓا ِء َوٱلضَّرَّ ٓا ِء َو ۡٱل ٰ َكظِ م‬


‫ِين ۡٱل َغ ۡي َظ‬ َ ‫َّت ل ِۡل ُم َّتق‬
َ ‫ِين ٱلَّذ‬
َ ُ‫ِين يُن ِفق‬ ۡ ‫ت َوٱَأۡل ۡرضُ ُأعِ د‬ ُ ‫ارع ُٓو ْا ِإلَ ٰى َم ۡغف َِرةٖ مِّن رَّ ِّب ُكمۡ َو َج َّن ٍة َع ۡر‬
ُ ‫ض َها ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫َو َس‬
ۡ
َ ‫اس َوٱ ُ ُيحِبُّ ٱلم ُۡحسِ ن‬ ‫هَّلل‬ َّ ۡ
‫ِين‬ ِ ۗ ‫ِين َع ِن ٱلن‬ َ ‫َوٱل َعاف‬
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali ‘Imran ayat
133-134)

َ ‫ َو َن‬،‫االقُرْ َأ ِن ا ْل َعظِ ي ِْم‬


‫ ِإ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬،‫ وتقبل هللا منا ومنكم تالوته‬،‫فعنِيْ َو ِإيَّا ُك ْم بمِا فِ ْي ِه مِنْ االيات وال ِذ ْك ِر الحْ ِكي ِْم‬ ْ ‫ك هللاُ لِيْ َولَ ُك ْم في‬
ِ َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
‫اغفِرْ َوارْ َح ْم َواَ ْنتَ َخ ْي ُر الرَّ ا ِح ِمي َْن‬
ْ ِّ‫وقُ ْل َرب‬.َ

(Khutbah Kedua)

، ُ‫ ْال َملِك ُْال َح ُّق ْالم ُِبيْن‬،ُ‫ك لَه‬َ ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ الَ ِإ َل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َشريْـ‬.‫الظالِ ِمي َْن‬
َّ ‫ان ِإاَّل َع َلى‬َ ‫ َواَل ع ُْد َو‬،‫ َو ْا َلعاقِ َب ُة ل ِْل ُم َّتقِي َْن‬،‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعا َل ِمي َْن‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫لي آلِ ِه َو صْ َح ِاب ِه جم ِعي َْن‬ َ َ
َ ‫ َو َع‬،ٍ‫هللا َو َسال ُم ُـه َعلى َن ِبيِّـ َنا م َُح َّمد‬ ُ
ِ ‫صل َوات‬ َ َ ْ ً
َ ‫ َو‬.‫ث َرحْ َمة لِل َعال ِمي َْن‬ ُ ‫ ْال َم ْبع ُْو‬،ُ‫وَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬.َ

‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َوَأن ُت ْم مُّسْ لِم ُْو َن‬ َ ‫ ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َوِإي‬،ِ‫َأمَّا َبعْ دُ؛ عِ َبادَ هللا‬
َ ‫ َفا َّتقُوا‬،ِ‫َّاي ِب َت ْق َوى هللا‬
Sebagai penutup, kita berharap semoga Allah SwT senantiasa membimbing kita menijalan-Nya yang
lurus dan selalu meridhai setiap langkah kita. Amien.

‫ اللّ ُه َّم َأصْ لِحْ َذاتَ َب ْين ِِه ْم‬.ِ‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َدعْ َوات‬ َ ‫ت ِإ َّن‬ِ ‫ت اَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َو اَأْل ْم َوا‬ ‫ِين َو ْالمُسْ لِ َما ِـ‬ َ ‫ت َو ْالمُسْ لِم‬
ِ ‫ِين َو ْالمُْؤ ِم َنا‬
َ ‫اغفِرْ ل ِْلمُْؤ ِمن‬
ْ ‫اللَّ ُه َّم‬
‫مْت َعلَي ِْه ْم‬ ‫ك الَتِي َأ ْن َع َـ‬
َ ‫ان َوال ِح ْك َم َة َوَأ ْو ِزعْ ُه ْم َأنْ َي ْش ُكر ُْوا نِعْ َم َت‬ َ ‫وَألِّفْ َبي َْن قُلُ ْو ِب ِه ْم َواجْ َع ْل فِيْ قُلُ ْو ِب ِه ْم اِإْل ْي َم‬.َ
، ‫ِش َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‬ َ ‫ َو َج ِّن ْب َنا ال َف َواح‬، ‫ت ِإلَى ال ُّن ْو ِر‬ِ ‫الظلُ َما‬ُ ‫ َو َنجِّ َنا م َِن‬، ‫ َواهْ ِد َنا ُس ُب َل ال َّساَل م‬، ‫ َوَأصْ لِحْ َذاتَ َب ْي ِن َنا‬، ‫اللَّ ُه َّم َألِّفْ َبي َْن قُلُ ْو ِب َنا‬
ِ
‫ م ُْث ِني َْن‬، ‫ك‬ َ ‫ َواجْ َع ْل َنا َشاك ِِري َْن ِلنِعْ َم ِت‬، ‫ك َأ ْنتَ ال َّتوَّ ابُ الرَّ ِح ْي ُم‬َ ‫ َو ُتبْ َعلَ ْي َنا ِإ َّن‬، ‫ َو ُذرِّ يَّا ِت َنا‬، ‫ َوَأ ْز َوا ِج َنا‬، ‫ َوقُلُ ْو ِب َنا‬،‫ار َنا‬ َ ‫ َوَأب‬، ‫اركْ لَ َنا فيْ َأسْ مَاعِ َنا‬
ِ ‫ْص‬ ِ ‫َو َب‬
َ ‫َأ‬
‫ َو َت َّم َها َعل ْي َنا‬، ‫ َق ِابلِ ْي َها‬، ‫ِب َها‬

‫ َو اجْ َع ْل َنا‬,‫َّاب ِري َْن‬ ِ ‫ك َأعْ دَا َء ال ِّدي‬


ِ ‫ َواجْ َع ْل َنا م َِن الص‬,‫ْن‬ َ ‫ َأعْ َدا َء‬,‫ َواهْ لِكِ ال ِكف ِِر ِة ِو ال ُم ْش ِر ِكي َْن‬,‫اخ ُذ ْل َمنْ َخ َذ َل المُسْ لِ ِمي َْن‬ َ ‫اللَّ ُه َّم ا ْنصُرْ َمنْ َن‬
ْ ‫ َو‬،‫ص َر ال ِّد ِي َن‬
‫م َِن ال ُم ْفلِ ِحي َْن‬

ِ ‫الحمْ ُد‬
‫هلل‬ َ ‫ َو‬,ٍ‫صلَّى هللاُ َعلَى َن ِب ِّي َنا م َُح َّمد‬
َ ‫ َو‬.‫ار‬ َ ‫ َوقِ َنا َع َذ‬,‫ار‬
ِ ‫اب ال َّن‬ َ ‫ َقِ َنا َع َذ‬,‫ار‬
ِ ‫اب ال َّن‬ َ ‫َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ‬
ِ ‫اب ال َّن‬
‫َربِّ ال َعالَ ِمي َْن‬

- KHUTBAH IDUL FITRI


‫ َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل‬،ُ‫ َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفاَل مُضِ َّل لَه‬،‫ت َأعْ َمالِ َنا‬ ِ ‫ُور َأ ْنفُسِ َنا َومِنْ َس ِّيَئ ا‬
ِ ‫شر‬ ُ ْ‫هلل مِن‬ ُ ‫ َو َنع‬،ُ‫ـح ْم ُد هّلِل ِ الَّذِيْ َنـحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره‬
ِ ‫ُوذ ِبا‬ َ ‫اَ ْل‬
ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرس ُْو ِل‬
‫هللا َن ِب ِّي َنا‬ َّ ‫ َوال‬. ُ‫ُـحمَّداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُ ُه الَ َن ِبيَّ َبعْ َده‬ َ ‫ك َل ُه َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م‬ َ ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ الَّ ِإلَ َه ِإالَّ هللا َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْي‬،ُ‫ِي لَه‬ َ ‫َهاد‬
َ ْ َ َ َ َ ُ َّ ْ َ َ ْ َ َ
: ‫هللا َحق تقا ِت ِه فقد فازال ُمتق ْو َن قا َل هللاُ ت َعالى فِي ِكت ِاب ِه الك ِري ِْم‬ َ ُ َّ ْ َ
ِ ‫َّاي ِبتق َوى ا‬ ُ
َ ‫هللا ْوصِ ْيك ْم َوِأي‬ ‫ُأ‬ َ ُ َ ‫اَل‬ َ َ َ
ِ َ‫م َُحمَّد َو َعلى الِ َه َو اصْ َح ِب َه َو َمنْ َّوا هُ امَّا بّعْ د فيَاعِ َبد‬
َ ُ‫ِين مِن َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتق‬
‫ون‬ َ ‫ِب َعلَى ٱلَّذ‬َ ‫ص َيا ُم َك َما ُكت‬ ِّ ‫ِب َعلَ ْي ُك ُم ٱل‬ َ ‫وا ُكت‬ َ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
‫هللا ب ُْك َرة ََّواَصِ ْياًل‬
ِ ‫ان‬ َ ‫هللاُ اَ ْك َب ُر َك ِبيْرً ا َو ْال َح ْم ُدهللِا ِ َك ِثيْرً ا َو ُسب َْح‬. ‫هللاُ اَ ْك َب ُر َوهَّلِل ِ ْال َحمْ ُد‬.ُ‫هللاُ اَ ْك َب ُر هللاُ اَ ْك َب ُر آلِأل َه ِااَّل هللاُ َوهللاُ اَ ْك َبر‬
Hadirin kaum Muslimin yang berbahagia

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SwT, atas limpahan karunia-Nya yang tiada terhingga,
sehingga kita bisa berkumpul bersama, bersimpuh di hadapan-Nya merayakan Idul Fitri, 1 Syawal 1443
H. Kita merayakan Idul Fitri dalam suasana lebih baik dari tahun lalu karena wabah covid-19 sudah mulai
mereda. Tapi walaupun demikian kita hendaknya tetap waspada, berhati-hati menjaga kesehatan
karena wabah akan selalu berulang, dan musibah akan datang tiada terduga.

Hadirin yang berbahagia

Di hari yang berbahagia ini khatib ingin mengajak hadirin untuk merenungkan makna kehidupan secara
mendalam. Supaya kita dapat belajar dan memahami atas segala ketentuan Allah yang menimpa kepada
kita.

Kalau kita camkan dan perhatikan perjalanan kehidupan manusia, banyak pelajaran yang bisa kita
peroleh dari rangkaian kehidupan tersebut, kehidupan manusia tidak lepas dari keadaan baik dan buruk,
susah dan senang, sehat dan sakit, senggang dan sibuk. Itu semua variasi yang menyadarkan kita bahwa
hidup itu tidaklah tetap dalam suatu keadaan tetapi berubah. Kalau sehat akan mengalami sakit, kalau
kaya akan mengalami pailit, kalau senggang akan mengalami repot. Sungguh tepat apa yang
disampaikan Al-Qur’an

ّ ٰ ‫ت َو َب ِّش ِر ال‬
‫ص ِب ِري َْن‬ َّ ‫س َو‬
ِ ۗ ‫الث َم ٰر‬ ِ ُ‫ال َوااْل َ ْنف‬
ِ ‫ص م َِّن ااْل َمْ َو‬
ٍ ‫َولَ َن ْبلُ َو َّن ُك ْم ِب َشيْ ٍء م َِّن ْال َخ ْوفِ َو ْالج ُْو ِع َو َن ْق‬
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. ” (Qs Al-Baqarah: 155).

Menurut para pengamat kehidupan, dunia itu sejak dihuni manusia beberapa ribu tahun yang lalu selalu
dihinggapi oleh berbagai cobaan dan musibah. Apakah itu musibah peperangan dan permusuhan, baik
perang antar kelompok, antar suku maupun perang dunia. Ada juga musibah wabah penyakit berganti-
ganti dan menelan korban jiwa serta harta. Seperti pernah mengalami wabah polio, TBC, malaria dan
virus flu yang mematikan. Dunia ini dari dulu sampai sekarang juga sering ditimpa oleh kelaparan yang
sangat menyedihkan diderita oleh kelompok kecil masyarakat maupun kelaparan massal menimpa suatu
negara, seperti halnya di sebagian negara Afrika, Yaman, Ukraina dan di negara-negara lainnya. Dan
bumi ini pula sering dilanda bencana alam baik dalam skala kecil maupun skala besar.

Oleh karena itu, musibah yang saling berganti akan tetap melanda manusia sepanjang masa sampai
dunia ini tiada. Semua musibah tersebut bisa berfungsi sebagai alat untuk mengingatkan manusia
supaya sadar bahwa dirinya adalah rentan terhadap kemusnahan. Berfungsi menyadarkan manusia
bahwa dirinya rentan terhadap kesengsaraan, kapan pun bisa terjadi. Bisa terjadi kesengsaraan akibat
peperangan, akibat dari bencana alam, akibat dari wabah penyakit dan bisa terjadi karena kelaparan
yang melanda suatu daerah.

Menurut para ahli yang mengamati perikliman, sebentar lagi akan banyak bencana alam dan kelaparan
diakibatkan oleh perubahan iklim karena terjadi kerusakan lingkungan yang sangat parah. Baik di darat
maupun di lautan, baik air maupun udara sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Perubahan iklim menyebabkan ketidakteraturan cuaca dan curah hujan sehingga
terjadi gagal panen dan kesulitan bahan pangan. Itu semua karena akibat ulah tangan manusia dalam
mengelola sumber daya alam. Mereka serakah dalam mengeksploitasi bumi dengan semena-mena
tanpa batas dalam mendapatkan kekayaan dan melupakan masa depan.

‫ض الَّذِيْ َع ِملُ ْوا لَ َعلَّ ُه ْم َيرْ ِجع ُْو َن‬ ْ ‫َظ َه َر ْال َف َسا ُد فِى ْال َبرِّ َو ْال َبحْ ِر ِب َما َك َس َب‬
ِ ‫ت اَ ْيدِى ال َّن‬
َ ْ‫اس ِل ُي ِذ ْي َق ُه ْم َبع‬
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar). ( Ar-Rum 41).

Ayat itu memberikan pembenaran bahwa segala bencana yang menimpa manusia adalah merupakan
akibat dari kesalahan manusia. Dan musibah tersebut sebagai bentuk hukuman atas akibat kesalahan
mereka itu. Allah telah menjadikan hukum-hukum alam yang terdapat di bumi itu dan jika dilanggar
maka akibatnya akan mengalami kehancuran yang dampaknya sangat merugikan terhadap manusia itu
sendiri.

‫اس َرسُواًل ۚ َو َك َف ٰى ِبٱهَّلل ِ َش ِهي ًدا‬ َ ‫ك ۚ َوَأرْ َس ْل ٰ َن‬


ِ ‫ك لِل َّن‬ َ ِ‫ك مِن َس ِّيَئ ٍة َفمِن َّن ْفس‬ َ ‫ك مِنْ َح َس َن ٍة َفم َِن ٱهَّلل ِ ۖ َو َمٓا َأ‬
َ ‫صا َب‬ َ ‫مَّٓا َأ‬
َ ‫صا َب‬
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka
dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan
cukuplah Allah menjadi saksi. ( An-Nisa 79).

Ada bencana yang terjadi karena perubahan siklus alam yang tidak ada kaitannya dengan manusia
seperti gempa; dan ada bencana yang terkait dengan perilaku manusia dalam menjalankan fungsi
kekhalifahan, semisal eksploitasi alam. Bencana bisa terjadi karena “dosa sosiologis” manusia yang salah
perhitungan terhadap alam, seperti membangun pemukiman di lereng gunung sehingga terjadi longsor
dan banjir.
‫هللَا ُ اَ ْك َب ُر‬
‫هللَا ُ اَ ْك َب ُر‬
Hadirin jamaah Ied yang berbahagia

Manusia hidup di dunia mempunyai tugas sebagai khalifah fi al-ardi, memakmurkan dan memeliharanya
supaya bumi tidak cepat rusak maupun musnah. Jika manusia lebih banyak yang merusaknya maka bumi
akan lebih cepat pada pemusnahannya. Dan hal tersebut harus disadari oleh segenap umat manusia jika
melakukan kesalahan pengelolaan menyebabkan keruksakan maka akibatnya akan dirasakan oleh
dirinya dan oleh orang lain bahkan oleh makhluk Allah yang lainnya. Oleh karena itu seyogianya kaum
muslimin ketika mengalami musibah apapun yang menimpa dirinya melakukan introspeksi atau
muhasabah dan mengevaluasi kesalahan apa kiranya yang telah dilakukan dan secepatnya bertobat
ingat Allah dan kembali kepada aturan agama Allah.

‫ب ِااَّل هّٰللا ُ ۗ َولَ ْم يُصِ رُّ ْوا َع ٰلى َما َف َعلُ ْوا َو ُه ْم َيعْ لَم ُْو َن‬ ُّ ‫َوالَّ ِذي َْن ا َِذا َف َعلُ ْوا َفا ِح َش ًـة اَ ْو َظلَم ُْٓوا اَ ْنفُ َس ُه ْم َذ َكرُوا هّٰللا َ َفاسْ َت ْغ َفر ُْوا ل ُِذ ُن ْو ِب ِه ۗ ْم َو َمنْ ي َّْغفِ ُر‬
َ ‫الذ ُن ْو‬
Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera)
mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni
dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.
( Ali Imron 135).

Oleh karena itu kewaspadaan terhadap adanya bencana sangatlah diperlukan sebab bencana biasanya
tiba-tiba datangnya dengan waktu yang tidak ditentukan bisa pagi atau sore bisa malam atau siang.
Terutama bencana alam adalah betul-betul sangatlah susah diprediksi. Seperti gempa bumi dan
tsunami, angin topan dan gunung meletus. Firman Allah dalam surat Al-A’raf menegaskan akan hal
tersebut.

Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
malam hari di waktu mereka sedang tidur? (QS. 7:97) Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa
aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika
mereka sedang bermain? (QS. 7:98) Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak
terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS.
7:99).

Maka bagi orang yang beriman akan selalu waspada terhadap datangnya segala cobaan dari Allah
sehingga kita selalu mendekatkan kepada Allah. Tidak lengah dengan selalu berbuat kebaikan sehingga
apapun yang terjadi kita bertawakal kepada-Nya. Dan puasa yang baru saja kita jalani diharapkan
menjadikan kita mempunyai kemampuan untuk imsak, menahan diri atau mengendalikan diri dari
keserakahan dari kedzaliman. Selama sebulan kita dilatih Allah untuk mengendalikan makan minum dan
mengumbar hawa nafsu. Selayaknya berbekas terhadap diri kita untuk mampu mengendalikan
dorongan hawa nafsu supaya tidak menimbulkan bencana yang melahirkan kerugian baik bagi diri kita
maupun lingkunga kita.

Shaum Ramadhan sebaiknya berdampak terhadap usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SwT
Tuhan yang maha kuasa, yang selama ini mungkin agak terabaikan oleh kesibukan duniawi kita. Sibuk
dengan keluarga atau sibuk dengan karir dan pekerjaan. Sehingga abai terhadap kewajiban untuk
taqarub dan berdzikir kepada-Nya. Berdoa dengan khusuk agar terhindar dari musibah maupun
bencana.

Selesainya ibadah Shaum Ramadhan menjadikan kita semakin menyadari hakikat kehidupan di dunia ini,
harus meyakini bahwa hidup ini sementara, dan akan pulang ke negeri akhirat. Dengan banyaknya
korban meninggal hendaknya menjadi pelajaran bahwa hidup ini Allah yang menentukan. Sebagaimana
manusia hidup ke dunia atas kehendak dan ketentuan Allah begitu pula kematian atas kehendak dan
ketentuan Allah. Atas kehendak Tuhan manusia lahir ke dunia dan atas kehendak Tuhan pula kita akan
kembali kepada-Nya. Kapan dan di mana semua ada dalam takdir Allah SwT

‫ت اِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم‬


ُ ۗ ‫ض َتم ُْو‬
ٍ ْ‫سٌ ِباَيِّ اَر‬ ِ ِ ِ َ ۚ ‫اِنَّ هّٰللا َ عِ ْندَهٗ عِ ْل ُم السَّا َع ۚ ِة َو ُي َن ِّز ُل ْالغَ ي‬
ۢ ‫ْث َو َيعْ لَ ُم َما فِى ااْل َرْ َح ۗام َو َما َت ْدريْ َن ْفسٌ مَّا َذا َت ْكسِ بُ غَ ًد ۗا َو َما َت ْدريْ َن ْف‬
٣٤ – ࣖ ‫َخ ِب ْي ٌر‬
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Qs Lukman :34).

Shaum sebulan juga hendaknya semakin punya kepedulian sosial yang tinggi, memperhatikan sanak
saudara, handai taulan dan tetangga. Jika ada yang kekurangan kita bantu semampu kita. Dengan
banyaknya musibah banyak orang yang susah dan banyak orang kehilangan mata pencaharian otomatis
makin banyak orang yang kesusahan untuk makan. Dengan memberi pertolongan pada tetangga yang
kesulitan maka makin sempurnalah keimanan kita kepada Allah SwT.

Sekian sikapilah segala musibah dan cobaan dengan tetap tenang, waspada, pelajari cara perlindungan,
ikhtiar bertanya kepada ahli dan tidak berhenti berdoa kepada Allah SwT dengan doa yang tulus dan
bertawakal dalam kesabaran.
.‫ك م َِن ْال َخي ِْر ُكلِّ ِه َما َعلِ ْم َنا ِم ْن ُه َو َما لَ ْم َنعْ لَ ْم‬ َ ُ‫ اَللَّ ُه َّم ِإ َّنا َنسْ َأل‬.ِ‫ت ْاَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاَألم َْوات‬ ِ ‫ت َو ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا‬
ِ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ْ‫ َو صْ لِحْ َل َنا ُد ْن َيا َنا الَّتِي‬،‫ اَللَّ ُه َّم صْ لِحْ َل َنا ِد ْي َن َنا الَّذِيْ ه َُو عِ صْ َم ُة ْم ِر َنا‬.‫ار ُه ْم َوآ ِم ْن ُه ْم فِيْ ْو َطان ِِه ْم‬ َ ‫اَللَّ ُه َم َأصْ لِحْ حْ َوا َل ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو رْ خِصْ سْ َع‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫اغفِرْ لَ َنا‬ ْ ‫ َر َّب َنا‬. ٍّ‫اح ًة لَ َنا مِنْ ُك ِّل َشر‬ َ ‫ َواجْ َع ِل ْال َم ْوتَ َر‬،‫ َواجْ َع ِل ْال َح َيا َة ِز َيادَ ًة َل َنا فِيْ ُك ِّل َخي ٍْر‬،‫ـ َوَأصْ لِحْ لَ َنا آخ َِر َت َنا الَّتِيْ ِإلَ ْي َها َم َعا ُد َنا‬،‫ش َنا‬ ُ ‫فِ ْي َها َم َعا‬
ْ ‫َأ‬ ْ ْ َّ َّ ِّ ً ّ ُ َّ
‫ اَلل ُه َّم اف َتحْ َب ْي َن َنا َو َبي َْن َق ْو ِم َنا ِبال َح ِّق َو نتَ َخ ْي ُر‬.‫ك َرء ُْوفٌ رَّ ِح ْي ٌم‬ ُ ُ
َ ‫ان َوالَ َتجْ َع ْل فِيْ قل ْو ِب َنا غِ ال لل ِذي َْن َءا َمن ْوا َر َّب َنا ِإ َّن‬ ِ ‫َوِإل ْخ َوا ِن َنا ال ِذي َْن َس َبق ْو َنا ِباِإل ْي َم‬
ْ ُ
‫ َو ْال َح ْم ُد‬.‫ك َربِّ الع َِّز ِة َعمَّا يَصِ فُ ْون َو َساَل ٌم َعلَى المُرْ َسلِي َْن‬ َ ‫ان َر ِّب‬َ ‫ ُسب َْح‬.‫ار‬ ِ ‫اب ال َّن‬َ ‫ َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى اآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ‬.‫ْال َفا ِت ِحي َْن‬
َ ْ
‫ ِ َربِّ ال َعال ِمي َْن‬. ‫هَّلِل‬

- KHUTBAH IDUL ADHA


KHUTBAH I
‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر – هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر – هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬
‫ أشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له الذى أمرنا بذبيحة القربان اتبا ًعا لسيدنا‬،‫ـ جاعل النور والظالم‬،‫الحمد هلل حاكم الح َّكام‬
‫ اللهم صل وسلم‬،‫محمدا عبده ورسوله أفضل األنام ومصباح الظالم‬ ً ‫ وأشهد أن سيدنا ونبينا‬،‫إبراهيم عليه الصالة والسالم‬
‫ صالة وسالمًا دائ َمين متالز َمين على ممرِّ الدهور واأليام‬،‫وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه الكرام‬
‫ "وأذن في الناس بالحج يأتوك رجاال وعلى كل ضامر‬: ‫ قد قال تعالى‬.‫ فيا عباد هللا ا َّتقوا هللا وأطيعوا وكبِّروه تكبيرا‬،ُ‫أمَّا بعد‬
‫يأتين من كل فج عميق ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم هللا في أيام معلومات على ما رزقهم من بهيمة األنعام فكلوا منها‬
)29 – 27 :‫ (الحج‬."‫وأطعموا البائس الفقير‬
)‫ اتق هللا حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن (رواه الترمذي عن أبي ذر‬:‫وقال النبي‬

Jamaah Sholat Idul Adha yang berbahagia


Di hari yang suci ini, marilah kita terus tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, komitmen
untuk melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya.
Allahu Akbar 3x, hadirin yang berbahagia
Hari ini seluruh umat Islam di dunia merayakan sebuah perayaan yang agung. Yaitu perayaan
Idul Adha, hari raya penyembelihan kurban. Mengingatkan kepada kita sebuah kisah yang besar
yang Allah SWT kisahkan di dalam Alquran. Kisah penyembelihan yang agung, kisah perintah
Allah SWT untuk menyembelih anak kesayangannya, anak yang telah ia tunggu bertahun-tahun,
Ismail AS.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali, kita semua perlu
mencontoh untuk rela berkorban mengurangi kenyamanan pribadi guna mewujudkan
kemaslahatan bersama.
Rela berkorban untuk sekedar memakai masker, menjaga jarak, dan mambatasi aktifitas sosial
yang berdampak pada kerumunan; semata untuk kepentingan keselamatan diri dan orang lain.
Wabah Covid-19 yang kita rasakan hari ini merupakan ujian dari Allah SWT, ujian kesabaran dan
juga komitmen ketakwaan kepada Allah. Tidak ada satu musibahpun yang terjadi tanpa seizin
Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
]11 :‫اب مِنْ مُصِ ي َب ٍة ِإاَّل بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ َو َمنْ يُْؤ مِنْ ِباهَّلل ِ َي ْه ِد َق ْل َب ُه َوهَّللا ُ ِب ُك ِّل َشيْ ٍء َعلِي ٌم [التغابن‬
َ ‫ص‬َ ‫َما َأ‬
”Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS At Taghabun 11)
Kita wajib melakukan ikhtiar mencegah terjadinya penularan wabah Covid-19. Kita wajib
menjaga kesehatan dan menjauhi setiap hal yang dapat menyebabkan terpapar penyakit,
karena hal itu merupakan bagian dari menjaga tujuan pokok beragama (al-Dharuriyat al-Khams).
Dan kita tidak boleh menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan.
Allahu Akbar 3x, hadirin yang berbahagia
Idul Adha hari ini adalah kisah tentang sebuah keluarga mulia yang diabadikan oleh Allah SWT
untuk peradaban manusia. Itulah kisah keluarga Ibrahim AS. Melalui kisah keluarga Ibrahim
AS.itu, Allah SWT menunjukkan kepada kita betapa pentingnya posisi keluarga dalam
membangun peradaban luhur suatu bangsa.
Sebuah masyarakat yang bahagia dan sejahtera, tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat.
Sebuah masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera jika masyarakat itu gagal
dalam membangun keluarga-keluarga kecil yang ada di dalamnya. Keluarga adalah entitas
terkecil dalam suatu bangsa. Jika baik, maka bangsa akan baik. Setidaknya ada dua pelajaran
berharga dari kisah keluarga Ibrahim dalam memadukan antara cinta dan ketaatan, hingga
berbuah kemuliaan.
Pertama, Tidak semua yang kita inginkan itu tercapai seketika. Butuh upaya dan ikhtiar serta doa
kepada Allah SWT. Tak boleh putus asa dalam berikhtiar. Tentang hasilnya menjadi kekuasaan
mutlak Allah. Dalam kehidupan keseharian kita, kita perlu tahu dan menyakini bahwa terdapat
Dzat yang maha pengatur aneka macam kejadian tersebut, mulai jodoh, rezeki, dan juga anak
serta kedudukan hingga soal kematian. Ada Dzat yang mengatur segala urusan, Allah SWT.
Dalam konteks Wabah Covid-19, kewajiban kita adalah ikhtiar untuk mencegah dan mengobati.
Mencegah dengan menjalankan protokol kesehatan, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat,
memakasi masker, manjaga jarak, mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib, serta berdoa
dan meningkatkan ibadah. Setelah ikhtiar lahir bathin, maka kita pasrahkan pada kekuasaan
multak Allah SWT.
Bagi setiap Muslim, doa adalah pedang, kekuatannya bisa mengubah takdir. Dan Allah SWT
memerintahkan kita untuk meminta dan berdoa kepada Allah SWT. Allah SWT berjanji dalam al-
Quran sebagaimana firman-Nya:
‫" َو َقا َل َر ُّب ُك ُم ْادعُونِي َأسْ َت ِجبْ َل ُك ْم‬Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan
Kukabulkan bagi kalian’.” (QS Ghafir 60).
Allahu Akbar 3x, hadirin yang berbahagia
Kedua, perlunya keteladanan dalam perintah kebaikan. Pelajaran berharga dari kisah Ibrahim AS
adalah bahwa untuk mewujudkan anak shaleh harus dimulai dengan upaya kesalehan orang tua.
Orang tua yang saleh sebagai salah satu prasyarat mewujudkan anak yang saleh.
Demikian juga dalam hal penanganan kasus Covid-19, butuh keteladanan dari kita, dari orang
tua, ulama, dan juga para tokoh untuk disiplin melakukan langkah pencegahan. Keberhasilan
Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan karunia anak shaleh seperti Isma’il AS adalah karena beliau
sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya menjadi seorang hamba yang shaleh. Allah
SWT menegaskan:
‫ِين َم َع ُه‬ َ ‫ت لَ ُك ْم ُأسْ َوةٌ َح َس َن ٌة فِي ِإب َْراهِي َم َوالَّذ‬
ْ ‫“ َق ْد َكا َن‬Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam
diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.” (QS al Mumtahanah 4)
Momentum wabah Covid-19 berdampak pada pembelajaran anak-anak kita di rumah, learning
from home. Saatnya kita belajar dari Ibrahim untuk menjadi guru dan teladan yang baik bagi
anak dan keluarga. Ibrahim AS adalah teladan yang baik bagi pewujudan keluarga harmonis dan
demokratis. Allah SWT memujinya dalam Alquran.
Kesabaran, kasih sayang, komitmen untuk saling mendengar, dan menghargai setiap anggota
keluarga adalah kunci keharmonisan. Pertanyaannya sekarang untuk kita semua adalah siapakah
di antara kita yang sejak awal menjadi orangtua sudah berusaha untuk belajar dan berusaha
menjadi orangtua yang saleh? Dapat menjadi guru yang baik bagi anak-anak kita saat Learning
From Home? Apakah kita sudah menjadi teladan yang baik bagi anak kita?
Allahu Akbar 3x, Hadirin Yang Berbahagia
Nabi Muhammad SAW, dalam khutbah pada saat wukuf di Arafah menekankan soal pentingnya
menjaga kehormatan setiap jiwa dan properti manusia. Pada saat kita menyadari keragaman
kita sebagai makhluk, maka kewajiban dan tanggung jawab kita adalah untuk saling mengenal
dan meneguhkan persaudaraan. Allah mengharamkan pertumpahan darah, saling caci, dan juga
saling hina, apapun alasannya. Sabdanya saat khutbah wukuf:
‫ أال هل‬... ‫أيها الناس إن دماءكمـ وأعراضكم حرام عليكم إلى أن تلقوا ربكم كحرمة يومكم هذا في شهركم هذا في بلدكم هذا‬
‫بلغت اللهم فاشهد‬.
“Wahai manusia sesungguhnya harta dan kehormatan kalian terhormat sesama kalian hingga
kalian berjumpa dengan Rabb kalian, seperti terhormatnya hari ini, pada bulan ini dan di negeri
ini-ketahuilah sesunggunya aku telah sampaikan maka saksikanlah”.
“Di tengah perkembangan dunia media sosial (medsos) sebagai buah kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, seringkali kita terjebak pada penyebaran berita hoax, fitnah,
disinformasi, dan berita bohong lain, termasuk dalam kasus terkait Covid-19.
Penggunaan media sosial di tengah masyarakat tidak jarang menjadi sarana untuk penyebaran
informasi yang tidak benar, hoax¸ fitnah, ghibah, namimah, gosip, pemutarbalikan fakta, ujaran
kebencian, permusuhan, kesimpangsiuran, informasi palsu, dan hal terlarang lainnya yang
menyebabkan disharmoni sosial. Hoax seputar penanganan pasien Covid, viral tentang covid
sebagai konspirasi membunuh umat Islam, dan berbagai hoax lain telah menyebabkan persoalan
sosial.
Jauh-jauh hari, Allah SWT sudah memerintahkan untuk selalu berbaik sangka (husnuzh zhan)
dan mengingatkan kita untuk menjauhi prasangka buruk (su’u al-zhann). Sebagaimana firman-
Nya:
‫ض ُك ْم َبعْ ضًا َأ ُيحِبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأنْ َيْأ ُك َل َلحْ َم‬
ُ ْ‫الظنِّ ِإ ْث ٌم َواَل َت َج َّسسُوا َواَل َي ْغ َتبْ َبع‬
َّ ‫ض‬ َ ‫َياَأ ُّي َها الَّذ‬
َّ ‫ِين َءا َم ُنوا اجْ َت ِنبُوا َكثِيرً ا م َِن‬
َ ْ‫الظنِّ ِإنَّ َبع‬
١٢ : ‫َأخِي ِه َم ْي ًتا َف َك ِرهْ ُتمُوهُ َوا َّتقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َتوَّ ابٌ َرحِي ٌم الحجرات‬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS Al Hujurat
12)
Ayat di atas menegaskan perintah menjauhi prasangka dan larangan ghibah serta mencari-cari
kesalahan orang lain. Ini untuk mencegah terjadinya konflik dan rasa permusuhan antar sesama.
Karenanya, setiap kita penting untuk menjaga ucapan dan perbuatan agar jangan sampai
menyakiti orang lain, baik individu maupun kelompok, terlebih kepada orang tua dan pemimpin
kita. Nabi Muhammad saw mengajarkan dan memerintahkan untuk bertutur kata yang baik dan
menjadikannya sebagai salah satu indikator keimanan kepada Allah, sebagaimana sabdanya:
‫ فليقل خيرً ا أو‬،‫ "من كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر‬:‫ عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬،‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه‬
‫ " (رواه البخاري ومسلم‬.... ‫ليصمت‬
Dari Abi Hurairah ra dari Rasulullah saw beliau bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)
Pesan penting Idul Adha adalah meniscayakan komitmen komunikasi yang baik dan lemah
lembut, perang terhadap rafats, fusuq, dan jidal. Idul Adha, dengan semangat ibadah haji serta
ibadah kurban harus memancarkan spirit anti hoax, ujaran kebencian, dan senantiasa
bermuamalah secara beradab, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
‫بارك هللا لي ولكم ونفعنى وإياكم من اآليات والذكر الحكيم وجعلنى وإياكم من العائدين والفائزين والمقبولين والحمد هلل رب‬
‫العالمين‬

Khutbah II
‫ ال إله إال‬،‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر – هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر – هللا أكبركبيرا والحمد هلل كثيرا وسبحان هللا بكرة وأصيال‬
‫هللا هللا أكبر‬
‫ وأشهد أن محمدا عبده و‬،‫ أشهد أن ال إله إال هللا الملك العالم‬،‫الحمد هلل الذي أحلنا هذا اليوم الطعام وحرم علينا فيه الصيام‬
‫ سيد األنام‬،‫رسوله‬
‫اللهم صل على سيدنا وحبيبنا وموالنا محمد نبي العرب والعجم وعلى أله وأصحابه إلى يوم القيام‬،
‫أما بعد؛ فيا عباد هللا اتقوا هللا حق تقاته وال تموتن إال وأنتم مسلمون‪ ،‬واعلموا أن يومكم هذا يوم عظيم‪ ،‬فأكثروا من الصالة‬
‫"على النبي الكريم‪ ،‬وقال تعالى‪ :‬إن هللا و مالئكته يصلون على النبي يأيها الذين أمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما‬
‫اللهم صل على سيد المرسلين وعلى أله وأصحابه والتابعين و تابعي التابعين و تابعيهم بإحسان إلى يوم الدين وارحمنا معهمـ‬
‫برحمتك يا أرحم الراحمين‬
‫اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات األحياء منهم و األموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي‬
‫الحاجات‬
‫ف َع َّنا َه َذا ْال َو َبا َء َوقِ َنا َشرَّ‬ ‫ت ‪,‬الل ُه َّم اصْ ِر ْ‬ ‫لى ْال َحيِّ الَّذِي اَل َيم ُْو ُ‬ ‫ت َو َت َو َّك ْل َنا َع َ‬
‫ص ْم َنا ِب َربِّ ْال َملَ ُك ْو ِ‬
‫ت َواعْ َت َ‬ ‫ص َّنا ِبذي ْالع َِّز ِة َو ْال َج َبر ُْو ِ‬ ‫َت َح َّ‬
‫ك َعلى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر‬ ‫اخ ِب ْي ُرِإ َّن َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫الدَّا ِء ِبلطف َِك ياَلطِ يْفُ َي َ‬
‫ك َرُؤ وفٌ َر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنا َ آتِنا َ فِيْ ال ُّد ْنيا َ‬ ‫اغفِرْ لَنا َ َوِإِل ْخ َوانِنا َ الَّ ِذي َْن َس َبقُ ْونا َ ِباِإليمْ ا َ ِن َوالَ َتجْ َع ْل فِيْ قُلُ ْو ِبنا َ غِ الًّ ِللَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َربَّنا َ ِا َّن َ‬
‫َربَّنا َ ْ‬
‫الح ْم ُد ِ َربِّالعال َم ِي َن‪.‬عباد هللا إن هللا يأمركم بالعدل و اإلحسان و إيتاء ذي القربى و‬ ‫َ‬ ‫هّلِل‬ ‫ار َو َ‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫َح َس َن ًة َوفِيْ اآلخ َِر ِة َح َسنة َوقِنا َعذ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬
‫ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا هللا العظيم يذكركم و اشكرواه على نعمه يزدكم واسألواه من‬
‫فضله يعطكم و لذكر هللا أكبر‬
‫و السالم عليكم و رحمة هللا و بركاته‬

Anda mungkin juga menyukai