Anda di halaman 1dari 6

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

ANESTESI BLOK EPIDURAL


Nomor : NO. REVISI HALAMAN
RSKIA ALYA
...../SOP/RSKIA-ALYA/...../2022 /5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit :
Direktur
PROSEDUR
Juni 2022
OPERASIONAL
( SPO ) dr. Mendro Suarman
PENGERTIAN Anestesia epidural adalah tindakan anestesia dengan menyuntikkan
obat ke ruang epidural yang akan menghasilkan hambatan hantaran
rangsang saraf medula spinalis, menyebabkan hilangnya fungsi
otonom, sensoris dan motoris untuk sementara waktu. Ruang epidural
yang dimaksud setinggi segmen vertebra cervikal sampai sakral.
TUJUAN Tujuan anestesia epidural adalah menghilangkan sensasi pada daerah
yang teranestesia (terblok sensorik, motorik dan otonomnya)
sehingga dapat dilakukan tindakan pembedahan.
1. Indikasi :
a. Operasi di area cervikal, torakal, cervitorakal (antara lain,
namun tidak terbatas pada hal sebagai berikut saja)
 Ortopedi/bedah tulang (deartikulasi sendi bahu, dll)
 Bedah tumor
 Bedah plastik
 Bedah THT laring
 Bedah vaskuler
 Bedah anak
 Bedah jantung dan bedah thorak
b. Operasi di area abdomen dan punggung (antara lain, namun
tidak terbatas pada hal sebagai berikut saja)
 Bedah umum/digestif
 Bedah urologi
 Bedah tumor
 Bedah plastik
 Ortopedi/bedah tulang
 Bedah anak
 Bedah vaskular
 Operasi kebidan dan kandungan
c. Operasi di area pelvis, inguinal, kemaluan dan rektal)
 Bedah umum/digestif
 Bedah urologi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ANESTESI BLOK EPIDURAL
Nomor : NO. REVISI HALAMAN
RSKIA ALYA
...../SOP/RSKIA-ALYA/...../2022 /5
 Bedah tumor
 Bedah plastik
 Ortopedi/bedah tulang
 Bedah anak
 Bedah vaskular
 Operasi kebidanan dan kandungan
d. Operasi di ekstrimitas bawah (antara lain, namun tidak terbatas
pada hal sebagai berikut saja) :
 Ortopedi/bedah tulang
 Bedah plastik
 Bedah tumor
 Bedah vaskular
 Bedah anak
e. Kombinasi dengan anestesia umum pada anestesia balans
f. Penanggulangan nyeri pasca bedah
g. Penanggulangan nyeri kronik
h. Penanggulangan nyeri kanker
2. Kontra indikasi
a. Absolut
 Pasien menolak
 Terdapat lesi infeksius di tempat penyuntikan
 Koagulopati
 Peningkatan tekanan intra kranial
b. Relatif
 Infeksi di sekitar tempat penyuntikan
 Hipovolemia
 Penyakit susunan saraf pusat
 Nyeri punggung kronik
 Sepsis
3. Syarat
a. Sudah menandatangani surat izin operasi
b. Pasien kooperatif
c. Terdapat indikasi dilakukannya anestesia epidural
d. Tidak terdapat indikasi kontra
4. Komplikasi yang mungkin terjadi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ANESTESI BLOK EPIDURAL
Nomor : NO. REVISI HALAMAN
RSKIA ALYA
...../SOP/RSKIA-ALYA/...../2022 /5
a. Hipotensi
b. Punksi duramater dan Post Dural Puncture Headache
c. Infeksi
d. Perdarahan epidural
e. Trauma serabut saraf
5. Pemeriksaan penunjang
a. DPL
b. BT/CT atau PT/aPTT
c. Pemeriksaan lain atas indikasi

KEBIJAKAN 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


1333/MENKES/SKVII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien

PROSEDUR 1. Petugas menyiapkan pasien


a. Petugas sudah melakukan kunjungan pra-anestesia termasuk
informed consent.
b. Petugas melakukan tindakan sesuai dengan standar anestesia
umum. Petugas telah memasang jalur intravena yang lancar
minimum satu buah kepada pasien (khusus)
2. Petugas menyiapkan alat dan obat
a. Jarum/set epidural baik dengan atau tanpa kateter epidural
b. Obat anestesia lokal dan adjuvan
c. Peralatan a dan anti sepsis
d. Alat dan obat anestesia umum
3. Petugas menyiapkan alat pemantauan
a. Tensimeter.
b. EKG.
c. Pulse oksimeter.
d. Stetoskop.
e. Termometer.
f. Kateter urin terpasang.
4. Petugas melakukan pelaksanaan tata cara Kerja
a. Petugas menentukan landmark celah antara vertebra yang
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ANESTESI BLOK EPIDURAL
Nomor : NO. REVISI HALAMAN
RSKIA ALYA
...../SOP/RSKIA-ALYA/...../2022 /5
dituju
b. Petugas melakukan tindakan sepsis dan antisepsis pada
landmark yang ditentukan
c. Petugas memberikan anestesi lokal pada celah yang akan
dilakukan penusukan jarum Tuohy
d. Petugas melakukan pendekatan median : Lakukan
penusukan jarum Tuohy pada garis midline/median setinggi
celah yang telah diberi anestesi lokal sampai jarum Tuohy
terfiksasi diligamentum flavum.
e. Petugas melakukan teknik loss of resistace : Cabut stilet dan
hubungkan jarum dengan syringe yang berisi NaCl 0,9 %.
Dengan tangan non dominan menahan jarum pada punggung
pasien, tangan dominan mendorong maju jarum Tuohy pelan
sambil menekan plunger syringe sampai ujung distal jarum
epidural sampai ruang epidural yang ditandai dengan adanya
loss of resistance.
f. Petugas mencabut syringe dan kateter epidural dimasukkan
sampai ujung kateter melewati ujung jarum epidural
g. Petugas mencabut jarum epidural sambil mendorong kateter
epidural sedemikian rupa sehingga kateter tidak ikut
tercabut
h. Petugas memastikan kateter epidural yang masuk keruang
epidural sepanjang lebih kurang 4-6 cm (fiksasi di kulit :
kedalaman ruang epidural + 4 cm)
i. Petugas menyambungkan kateter dengan filter yang sudah
diisi NaCl 0,9%
j. Petugas mengaspirasi untuk memastikan kateter tidak masuk
ruang subarachnoid. Fiksasi kateter, tutup dengan kasa
steril/pembalut transparan.
k. Petugas melakukakn test dose untuk memastikan ujung
kateter tidak terletak di ruang subarachnoid atau
intravaskular.
l. Petugas memasukkan anestesia lokal dengan pelan dan
aspirasi sering
m. Petugas melakukan pendekatan paramedian : pada dasarnya
sama seperti diatas, hanya jarum spinal disuntikkan pada 1-
1,5 cm lateral dan 1 cm kaudal dari celah penyuntikkan yang
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ANESTESI BLOK EPIDURAL
Nomor : NO. REVISI HALAMAN
RSKIA ALYA
...../SOP/RSKIA-ALYA/...../2022 /5
dituju.
n. Petugs melakukan teknik hanging drop : pada dasarnya
sama dengan teknik loss of resistance hanya ientifikasi
ruang epidural dilakukan dengan cara mengamati tertariknya
tetesan NACl 0,9% pada hub jarum Tuohy oleh tekanan
negatif ruang epidural.Posisi pasien miring dengan lutut
dilipat ke perut maksimal kepala tunduk ke dada maksimal,
atau posisi duduk dengan kaki lurus kedepan dengan kepala
tunduk ke dada maksimal.
o. Petugas melanjutkan obat pasien dengan dosis penuh bila
tidak ada gejala telinga berdengung, sesak nafas, laju nadi
cepat, kesadaran terganggu, kejang-kejamg. Bila ada, maka
siapkan alat-alat RJP.
p. Petugas mengatur posisi pasien terlentang kembali,
dilakukan pengawasan terhadap tensi, nadi, kesadaran dan
pernapasan. Bila tensi turun < 30 %, percepat infus,
masukan efedrin 10 mg IV, bila perlu ulang setiap menit.
5. Petugas menilai ketinggian hambatan sensorik dan motorik
dengan uji Pin-Prick dan Skala Bromage.

Monitoring Blok epidural


1. Monitor ABC, ketinggian blok, intensitas blok
2. Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
3. Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya
4. Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
5. Penatalaksanaan ketidak nyamanan pasien bila ada
6. Obat analgetik dapat diberikan berulang sesuai dengan
intensitas nyeri intra operatif

Pasca Bedah
1. Petugas memonitor ABC di ruang pulih,
2. Petugas mengembalikan pasien keruang rawat bila memenuhi
Skor Bromage Score.
3. Petugas mendokumentasikan Komplikasi yang terjadi,
pencegahan dan penatalaksanaan.
UNIT TERKAIT 1. Ruang OK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ANESTESI BLOK EPIDURAL
Nomor : NO. REVISI HALAMAN
RSKIA ALYA
...../SOP/RSKIA-ALYA/...../2022 /5
Dilaksanakan
Oleh :
1. Dokter spesialis anestesi
2. Penata anestesi
Pelaksana :
3. Perawat IBS
4. Perawat ruangan

Anda mungkin juga menyukai