Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Rikh Rezza Saudia
1112113000114
1. Merupakan karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Hidayatullah Jakarta.
2. semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
J. Jika di kemudian hari terbukti jika karya saya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Jakarta.
20r6
NIM : lLLZl130001 14
Mengetahui, Menyetujui,
Pembimbing,
[. Adian Firnas
m
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
oleh:
1112113000114
Telah di pertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal2T
Januari 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Intemasional.
Sekretaris,
F*'h.
Inserid Galuh Mustikawati. MHSPS
IV
ABSTRAK
Kata Kunci : AICHR, Myanmar, Hak Asasi Manusia, Pelanggaran HAM, Etnis
v
KATA PENGANTAR
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapatkan gelar sarjana pada
program studi Hubungan Internasional. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini
tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang
sangat berarti bagi penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin
1. Keluarga penulis, teutama orangtua penulis Agus W dan Nur Barlian tercinta
yang selalu melimpahkan kasih sayangnya, yang selalu sabar dan tak henti-
penulis Laila Arifin Badar, Fairuz Humaira Badar dan Nizar El Farisi yang
2. Bapak M. Adian Firnas, M.Si. selaku ketua Prodi Hubungan Internasional dan
vi
skripsi ini. Terimakasih atas kesediaan, kesabaran serta ilmu yang telah
yang sangat bermanfaat. Semoga ilmu yang diberikan dapat menjadi amal
Nurul Isnaini, Chesa Helsin Qiswian, Saras Aprinita, Sarah Nor Anwar,
untuk doa, bimbingan, motivasi dan bantuannya baik secara moril maupun
Maria Ulfa, Ariska Kusuma, Sherly Martha, Suzan Melani, Selvia Dyah.
6. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga segala dukungan, doa, dan bantuan kalian mendapat imbalan dari
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................vi
DAFTAR ISI ................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ...............................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ............................................................................. 1
B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 8
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 9
E. Kerangka Teoritis ................................................................................ 14
1. Konsep Hak Asasi Manusia .................................................... 14
2. Konsep Organisasi Internasional.............................................. 17
3. Konsep Diplomasi .................................................................... 19
F. Metode Penelitian ................................................................................ 23
G. Sistematika Penulisan.......................................................................... 24
viii
B. ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights sebagai Lembaga
Hak Asasi Manusia Regional ................................................................... 49
1. Tujuan, Mandat dan Fungsi .................................................... 49
2. Perkembangan AICHR ........................................................... 56
3. Respon AICHR terhadap Pelanggaran HAM dibeberapa negara
anggota ASEAN ..................................................................... 58
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Myanmar merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara dan
juga anggota dari Association of Southeast Asian Nation (ASEAN). Negara ini
memiliki luas wilayah 261.000 mil2 di Burma dan 20.000 mil2 di Arakan.
Myanmar merupakan penyatuan dari wilayah Burma dan Arakan yang diduduki
oleh kerajaan Islam Arakan yang datang pada tahun 1430 M melalui
Negara ini menampung kurang lebih 50 juta orang yang 15% nya adalah
yang juga memiliki kasta di negara ini sendiri adalah etnis Birma atau Rakhine
yang mana mereka adalah umat Buddha. Etnis Birma terus menerus
1
Arakan Bagian Terpisah dari Myanmar, diakses dari
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/06/18/72368/dulu-arakan-bagian-terpisah-
dari-myanmar.html, pada 10/12/2015
2
Sejarah Umat Islam Rohingya di Myanmar, diakses dari http://kisahmuslim.com/sejarah-umat-
islam-rohingya-di-myanmar/, pada 27/10/2015
1
Myanmar sebagai wilayah persemakmuran Inggris pada 1948
September 1947 di negara bagian Shan. Dan berlanjut pada masa junta militer
(1962-2010) warga Rohingya diusir dari Arakan dan terlebih terdapat Undang
Kebijakan yang ada dalam negara ini seringkali berpihak pada kaum
Mei 2012 yang terduga dilakukan oleh tiga pemuda Rohingya.4 Hal ini membuat
orang. Dan banyak warga Rohingya di Myanmar melarikan diri ke negara lain
3
Akar Masalah Rohingya Ada di Myanmar, diakses dari http://www.voa-islam.com/read/pers-
rilis/2015/05/18/37038/akar-masalah-rohingya-ada-di-myanmar/#sthash.ohN7nOqN.dpbs, pada
27/10/2015
4
Konflik Tak Seimbang Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine di Myanmar, diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=106632&val=2274, pada 03/10/2016
2
Konflik yang terjadi antara dua etnis pada tahun 2012 mengakibatkan 77
orang meninggal, 109 orang luka, 5 ribu rumah rusak atau terbakar, 17 masjid
dibakar dan tidak ada tindakan yang dilakukan para aparat keamanan yang
bahwa persoalan yang ada di Myanmar terkait etnis ataupun agama. Namun hal
ini juga dikatakan tak terlepas dari masalah komunal yang didasari oleh
deportasi, dan pemindahan secara paksa yang hingga saat ini belum
dikenal dengan kartu putih yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar pada etnis
5
SBY: Tak Ada genosida di Myanmar, diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/internasional/tragedi-rohingya/12/08/04/m88osu-sby-tak-ada-
genosida-di-myanmar pada 10/10/2015
6
Mengapa Orang-orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar?, diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150522_dunia_myanmar_exodus, pada 28/10/2015
7
Akar Masalah Rohingya Ada di Myanmar, diakses dari http://www.voa-islam.com/read/pers-
rilis/2015/05/18/37038/akar-masalah-rohingya-ada-di-myanmar/#sthash.FtmlNuHT.dpbs, pada
23/06/2015
3
berpengaruh. Sosok biksu di Myanmar disinyalir membuat krisis kemanusiaan
berkepanjangan. Biksu Ashin Wirathu, yang dijuluki sebagai Burma bin Laden8
diambil dari majalah Time adalah "Now is not the time for calm"10 yang makna
dari perkataannya ini adalah merujuk pada ajakan Ashin untuk melakukan
kekerasan pada muslim Rohingya. Pria ini juga sempat memimpin demokrasi
yang mendesak agar masyarakat Rohingnya direlokasi kenegara lain dan ia juga
8
The Face Of Buddish Terror, diakses dari
http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,2146000,00.html, pada 20/06/2015
9
Ashin, Pembensi Muslim Rohingya, diakses dari http://indonesianreview.com/ds-muftie/ashin-
pembenci-muslim-rohingya. pada 21/06/2015
10
Ibid, Ashin, Pembensi Muslim Rohingya
11
Kiprah Ashin Wurathu, Biksu Kontroversial Buddha Radikal, diakses dari
http://us.news.detik.com/berita/2919780/kiprah-ashin-wirathu-biksu-kontroversial-buddha-
radikal/4, pada 23/06/2015
4
Segala yang terjadi di Myanmar terkait dengan Deklarasi Universal Hak
apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, keyakinan
politik atau keyakinan lainnya, asal usul kebangsaan dan sosial, hak
negara atau wilayah dari mana seseorang berasal, baik dari negara
merdeka.”
12
The Universal Declaration of human Right, diakses dari http://www.un.org/en/documents/udhr/,
pada 09/10/2015
5
Tenggara menegaskan bahwa Myanmar perlu memperhatikan perkembangan
“To promote regional peace and stability through abiding respect for
justice and the rule of law in the relationship among countries of the region and
HAM ASEAN yaitu, AICHR. Pedoman kerja dari AICHR terdapat dalam Terms
of Reference yang telah dibuat dan diterima oleh ASEAN Foreign Ministers
Meeting pada Juli 2009. AICHR merupakan badan yang terintergrasi didalam
13
Inilah Peryataan resmi ASEAN tentang Konflik Rohingya, diakses
http://www.jaringnews.com/internasional/asia/21072/inilah-pernyataan-resmi-asean-tentang-
konflik-rohingya, pada 27/10/2015
14
Aims and Purposes of ASEAN, diakses dari http://www.asean.org/asean/about-asean/overview/,
pada 12/04/2016
6
ASEAN.15 Hal ini dapat dilakukan baik melalui edukasi, pemantauan, maupun
jawab untuk memastikan bahwa setiap orang berhak untuk mencari dan
mendapatkan suaka, memiliki kewarganegaraan dan tidak ada orang yang dapat
HAM ini memastikan pula bahwa insiden ini tak akan terulang kembali kepada
kaum minoritas.17
aktifis HAM di Laos. Kasus ini dikaitkan dengan pemerintahan Laos yang
mengusut kasus tersebut, dan dalam hal ini juga negara-negara ASEAN
15
Prospek mekanisme HAM ASEAN, diakses dari https://aichr.or.id/index.php/id/aichr-
indonesia/akuntabilitas-publik/rilis/23-prospek-mekanisme-ham-asean?showall=&start=2, pada
27/10/2015
16
AICHR dan Penguatan Perlindungan HAM di ASEAN, diakses dari
http://www.antaranews.com/berita/159071/aichr-dan-penguatan-perlindungan-ham-di-asean pada
10/10/2015
17
Kasus Rohingya bisa Rusak Komunitas ASEAN 2015, diakses dari
http://www.beritasatu.com/asia/63683-kasus-rohingya-bisa-rusak-komunitas-asean-2015.html,
pada 11/10/2015
18
Aktivis Laos Sombath Somphone Dihilangkan?, diakses dari http://www.dw.com/id/aktivis-laos-
sombath-somphone-dihilangkan/a-16681707, pada 05/01/2015
7
menyepakati ToR yang memungkinkan tiap negara terbuka pada masalah HAM
di negaranya.19
B. Pertanyaan Penelitian
penelitian ini pertanyaan yang akan dijadikan sebagai dasar analisa adalah
Rohingya di Myanmar
pembaca dalam melihat kinerja dari badan HAM ASEAN yaitu AICHR
19
AICHR Can Do More to Protect Asean Citizens, diakses dari
http://www.nationmultimedia.com/opinion/AICHR-can-do-more-to-protect-Asean-citizens-
30232324.html, pada 05/01/2016
8
2. Menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat dijadikan tolak ukur
D. Tinjauan Pustaka
menyangkut topik pembahasan makalah ini baik dari koleksi perpustakaan UIN
Buddhist "Siege Mentality" at Work dan dituliskan oleh Kyaw San Wai seorang
bahwa akar dari kekerasan di Myanmar yang sering disebut Burma ini sangatlah
kompleks.
tindakan para nasionalis dan juga kelompok Buddha kontroversial yang disebut
“969 Movement”. Selain itu kekerasan juga terjadi karena tidak adanya kontrol
kemiliteran, aturan hukum dan juga terdapat faksi yang tidak puas dengan rezim
militer Myanmar. Adapun sikap Buddha yang penuh kekerasan menurut Kyaw
20
Myanmar’s Religious Violence: A Buddhist “Siege Mentality at Work” diakses dari
http://www.networkmyanmar.net/images/stories/PDF16/RSIS-Commentary.pdf, pada 23/06/2015
9
San Wai adalah karena faktor Buddhist Millenarism dan Demographic
Besiegement.
Terdapat keyakinan dari kaum Buddha Burma bahwa Buddha akan hilang
dialami oleh kaum Muslim. Dan umat Buddha disini merasa bahwa keadaan
mereka terancam oleh agama yang lebih besar dan terorganisir. Disebutkan
menghilang, dan mereka percaya karena jumlah penganut dari mereka pun telah
menurun. Ketakutan akan hilangnya Buddha bukan saja oleh munculnya orang
Namun pada abad ke 21 Islam menjadi titik penentu bagi mereka yang akan
menghancurkan Buddhisme.
negara-negara tersebut telah menjadi kerisuhan sendiri, baik dalam hal politik,
budaya, ekonomi, sejarah demografi, agama dan lainnya. Hal inilah yang
diyakini oleh Kyaw yang menjadi faktor konflik di Rakhine. Selain itu ia
kewarganegaraan.
10
Artikel kedua adalah The War on The Rohingyas, Buddhist monks incite
Muslim killings in Myanmar, yang merupakan tulisan dari Jason Szep. Secara
peristiwa konflik yang ada di Myanmar, tepatnya selama 4 hari di Bulan Maret
2011 untuk memerangi kaum muslim minoritas. Dalam empat hari tersebut
terdapat 43 orang tewas, hampir 13.000 umat muslim diusir dari rumah dan
adanya kontrol penuh dari Presiden atas perlakuan yang dilakukan oleh kaum
Buddha.
Gerakan atau kelompok 969 yang beranggotakan para biksu sebagai gerakan
Buddish yang juga duduk diparlemen dinyatakan gagal dan telah merusak
kekerasan selama 4 hari ini dimulai dengan kejadian Gold Hair Clip antara
dari keduanya inilah memancing sebuah peristiwa, kerusakan toko pun menimpa
pedagang muslim ini karena Buddha memiliki massa yang banyak. Tidak
berhenti kepada penyerangan toko, namun masjid, panti asuhan dan rumah-
rumah muslim diserang dan dibakar oleh kaum Buddha, dan seorang biksu
21
The War on The Rohingyas, Buddhist monks incite Muslim killings in Myanmar, diakses dari
http://www.rohingyamassacre.com/wp-content/uploads/2014/05/04reuters2014.pdf, pada
25/06/2015
22
Ibid, The War on The Rohingyas
11
Setelah serangkaian peristiwa tersebut, para biksu menggelar demo dan
salah satu tokoh biksu terkenal disini adalah Ashin Wirathu. Ashin adalah
pemimpin dari sekitar 60 biksu dan memiliki pengaruh bagi 2.500 masyarakat
disana dan merupakan pemimpin dari gerakan nasionalis 969. Dalam pidatonya
Myanmar, dan apabila dibiarkan akan sama halnya dengan Indonesia yang
Jurnal ketiga adalah tulisan dari Yuyun Wahyuningrum yang berjudul The
dan sesudah adanya piagam ASEAN termasuk juga mekanisme HAM regional,
mandat dan fungsi AICHR dan tantangan juga hambatannya, serta keterlibatan
dibawah naungan dewan HAM PBB sejak 2008. UPR merupakan sebuah
mekanisme yang menilai catatan HAM semua negara anggota serta memberikan
halnya tanggung jawab pada masalah HAM yang terdapat dalam negara
12
dalam konflik ataupun bencana, pendidikan, perdamaian dan sebagainya.
AICHR pun terlibat dalam organisasi regional lainnya yang mana saling terikat,
dalam ekonomi dan politik melainkan juga mencakup masalah fundamental bagi
untuk AICHR, yaitu (1) The Strengthening the AICHR requires the promotion of
institution for human rights, (4) The AICHR should address cross-border human
rights issues.
13
E. Kerangka Teoritis
merupakan hak asasi manusia. Manusia dan HAM merupakan dua kata tidak
yang melekat pada hidupnya, dan pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri dan akan selalu hidup ditengah-tengah kehidupan
sosialitasnya. Konsep HAM mempunyai spektrum yang luas. Disatu sisi ada
dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh sejak kelahiran dan kehadirannya
ditengah kehidupan masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan
bangsa, ras, agama, golongan, jenis kelamin, karena hal itu merupakan hak
universal. Dasar dari semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus
tidak diberikan oleh negara. Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang melekat
pada eksistensi manusia individu. Dalam arti negara dan pemerintah tetap
23
Budiardjo Mariam, Dasar Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, 1977, 120
14
Universal Declaration of Human Right (UDHR) memberikan pengertian
HAM sebagai perangkat hak-hak dasar manusia yang tidak boleh dipisahkan
berkembang jika hak paling dasar yaitu kemerdekaan dan persamaan dapat
dikembangkan.
aspek, yaitu pelaksanaan atas perlindungan HAM dimasa damai dan dimasa
tak tertulis dan tertulis seperti hukum Den Haag dan hukum Jenewa. Adapun
pelaksanaan HAM dimasa damai diatur dalam International Bill Human Right,
The Universal Declaration of Human Right yang terdiri dari lima prinsip,
yaitu:24
24
Ubaedillah A dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi,
Hak Asasi Manusia, Dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah& Prenada
Media Group, 2003, 148
15
iii. Prinsip keamanan, bahwa setiap orang berhak terjamin keamanan
pribadinya
tanpa membedakan jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, agama, politik,
yang kemudian muncul pemikiran kritis yang mana dikenal sebagai Declaration
of the Basic Duties of Asia People and Goverment hal ini dipelopori oleh
25
Ubaedillah A dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi,
Hak Asasi Manusia, Dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah & Prenada
Media Group, 2003, 148
26
Agung Anak dan Yanyan M, Pengantar Hubungan Internasional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011, 151
16
halnya hak sipil dan politik, yaitu hak untuk hidup dan kemerdekaan, kebebasan
untuk berekspresi dan kesamaan dimata hukum, serta hak-hak sosial, budaya
dan ekonomi seperti hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas
terhadap etnis Rohingya di Myanmar yang mana pelanggaran HAM ini sudah
terjadi dalam kurun waktu yang lama, sehingga membuat populasi etnis
internasional yang mana mewakili bentuk institusi yang mengacu pada sistem
formal baik secara teknis maupun materi. Organisasi internasional ini merupakan
sebuah konstitusi, bagiannya, peralatan, fisik, mesin, kepala surat, staf, hirarki,
suatu struktur formal dan berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan
internasional lebih lanjut, dapat dilihat dari tujuan yang ingin dicapai, institusi
27
Antonio Cassese, Human Rights in a Changing World, London: Sweet & Maxwell, 1989, 27
28
Ibid, Agung Anak dan Yanyan M, 92
29
Clive Archer, International Organizations. London: Allen &Unwin, 1983, 130-147
17
Dalam konvensi Wina tentang hukum perjanjian 1969, Organisasi
anggota yang dituangkan dalam satu perjanjian internasional. Oleh karena itu
tersebut.30
permasalahan yang dihadapi suatu negara, hal ini dinilai karena organisasi
negerinya.
30
Mauna Afrikana, Boer, Hukum Internasional, Pengertian, peranan dan Fungsi dalam era
Dinamika Global, Bandung: PT Alumni, 1970
31
Ibid, Clive Archer, 130-147
18
AICHR merupakan organisasi internasional yang dibentuk dengan tujuan
Dalam kasus etnis Rohingya peranan AICHR dapat menjadi inisiator, fasilitator
c. Konsep Diplomasi
dengan pelaksanaan politik luar negeri suatu negara dalam hubungannya dengan
negara lain karena diplomasi merupakan suatu tahapan dalam menjalankan politik
luar negeri suatu negara. Diplomasi digunakan untuk membahas isu-isu seperti
keamanan, perdagangan, budaya, dan HAM yang mana melibatkan aktor baru
32
Andre Pareira, Perubahan Global dan Perkembangan Studi Hubungan Internasional, Bandung:
Citra Aditya Bakti, 1999, 135
33
S.L, Roy. Diplomacy. Diterjemahkan oleh Harwanto, Misrawati, Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada, 1995, 5
34
S.L, Roy. Diplomacy. Diterjemahkan oleh Harwanto, Misrawati, Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada, 1995, 2
19
taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antara pemerintah negara-
negara berdaulat.
antara dua atau lebih negara baik oleh negara atau aktor non negara. Diplomasi
bilateral merupakan salah satu bentuk diplomasi lama yang dikenal dengan
sebutan diplomasi tradisional. Diplomasi ini hanya merujuk kepada dua negara
saja dalam hubungan internasional tanpa melibatkan aktor-aktor lain.35 Saat ini
bantuan kepada negara yang membutuhkan dan hal ini akan memberikan dampak
35
Evans, Graham & Jeffrey Newmham. Dictionary of International Relations, New York: Penguin
book, 50
20
dilakukanantara tiga atau lebih aktor, dimana aktor disini sudah mengalami
persekutuan. Pembentukan diplomasi ini adalah salah satu upaya untuk mencapai
kepentingan bersama. Selain itu diplomasi ini dapat dilihat dengan adanya
keinginan dari negara-negara yang bersatu dan memiliki fokus terhadap satu
tujuan yang sama. ASEAN merupakan organisasi yang menerapkan diplomasi ini,
yang mana lebih mengacu pada pelaksanaan dalam membangun kekuatan regional
serta jika terdapat salah satu negara membutuhkan bantuan, maka bantuan akan
datang.
awal abad 20. Konferensi ini dibentuk atau diadakan untuk mendiskusikan
HAM merupakan salah satu sebab dari munculnya peran-peran aktor non-
36
Evans, Graham & Jeffrey Newmham. Dictionary of International Relations, New York: Penguin
book, 340
37
S.L, Roy. Diplomacy. Diterjemahkan oleh Harwanto, Misrawati, Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada, 1995. Hal. 146
38
Ibid, S.L, Roy. Diplomacy, 146
21
tetapi tidak terlalu terikat oleh satu ideologi atau tujuan tertentu, melainkan terikat
oleh hubungan diplomasi yang baik untuk membicarakan isu-isu yang lebih luas.
Dalam hal ini ASEAN mewadahi negara-negara Asia Tenggara sebagai tempat
1. Old Diplomacy, diplomasi ini sebutan untuk era diplomasi Eropa mulai
ini sengaja dilakukan tanpa adanya publikasi terlebih dahulu, sampai pada
tahap sedemikian rupa sehingga ketika sudah dirasa aman dalam mencapai
22
dengan fokus pada tujuan dibentuknya organisasi tersebut. Dalam pelaksanaannya
F. Metode Penelitian
datanya. Metode ini ditujukan untuk menganalisa perilaku yang tidak dapat atau
penelitian ini hanya bersumber dari data-data sekunder diperoleh dari sumber-
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
39
Lisa Harrison, Metode Penelitian Politik, Edisi 1, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007,
86.
23
yang relatif lama.40Untuk penelitian ini wawancara dilakukan kepada Ibu Yuyun
Human Right Facility, dan pernah menjabat sebagai Senior Advisor on ASEAN
and Human Right at the Indonesia’s NGO Coalition for International Human
penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan kinerja AICHR dalam
G. Sistematika penulisan
Penulisan skripsi ini akan diagi menjadi lima bab yang terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
40
Sutopo, HB, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 72
24
dialami etnis Rohingya di Myanmar, dimana etnis Rohingya mendapatkan
perlakuan diskriminatif di negaranya, isu perlakuan diskriminatif ini menjadi
salah satu isu penting yang disinyalir dilakukan oleh kaum etnis, agama lainnya
ataupun pemerintah.
BAB V PENUTUP
Bab V akan berisi penutup dari penelitian ini yang berupa kesimpulan. Ab ini
akan memberikan kesimpulan dari seluruh pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab-bab sebelumnya. Selain itu bab ini juga akan mempertegas kembali jawabab
penulis atas hasil penelitian yang didapat.
25
BAB II
ARNO, 2013
Myanmar merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara dan
merupakan anggota dari ASEAN. Bagian utara negara ini berbatasan dengan
China dan India. Disebelah selatan berbatasan dengan teluk Benggala dan
26
Thailand. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah China, Laos dan Thailand.
Dan sebelah barat berbatasan dengan teluk Benggala dan wilayah Bangladesh.
Luas wilayah Myanmar kurang lebih adalah 261.000 mil, dengan wilayah Arakan
20.000 mil. Kedua wilayah ini dipisahkan oleh bagian dari pegunungan Himalaya.
Arakan terletak disebelah barat daya wilayah Myanmar, berbatasan dengan teluk
Arakan merupakan bagian negara Myanmar yang dimasuki Islam pertama kali
pada abad ketujuh Masehi melalui jalur perdagangan. Umat Islam pertama kali
datang ke wilayah Arakan bagian timur dari pesisir pantai Bagan yang merupakan
daerah yang banyak dilalui oleh banyak pedagang. Dengan banyaknya pendatang
muslim di Arakan, terbentuklah sebuah kerajaan Islam, yang mana kerajaan ini
Banyak anggapan bahwa umat muslim di Arakan adalah imigran ilegal yang
Bangladesh tahun 1978 dan 1991. Namun banyak juga yang beranggapan bahwa
umat muslim di Arakan datang bersamaan dengan kolonial Inggris abad ke-19 dan
Arakan merupakan negara merdeka hingga tahun 1784, negara ini berhasil
strategis. Selain memiliki pegunungan, hutan lebat dan sungai, Arakan juga
memiliki pulau besar seperti Ramree dan Cheduba. Pelabuhan di pantai Ramree
27
yang berdekatan dengan kota Kyaukpyu dapat menampung kapal-kapal besar dan
subur, daerah ini mampu mengekspor beras dalam jumlah besar hingga awal
Pada tahun 1784 raja Budha dari suku Birma menaklukkan Arakan, dengan
diikuti oleh Inggris pada tahun 1824-1826. Pada tahun 1948 wilayah Arakan telah
dimasukkan kedalam wilayah Myanmar dan saat ini Arakan menjadi provinsi di
Barat Burma. 15% dari total jumlah penduduk Myanmar yaitu 50 juta orang
muslim yang disebut Rohingya menetap di bagian utara Arakan dan Buddhis
Arakan adalah kata yang berasal dari bahasa Arab atau Persia yang berarti
jamak dari kata rukn artinya pilar atau tiang yang menggambarkan prinsip lima
rukun Islam. Arakan juga menandakan tanah Islam atau kedamaian, karena nama
Arakan ini populer setelah didirikannya negara Muslim pada tahun 1430.43
41
Ridwan Bustaman, Jejak Komunitas Muslim di Burma : Fakta Sejarah yang Terabaikan,
Puslitbang Lektur dan Khazana Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama,
Jakarta
42
Sejarah Islam Arakan & Kejahatan Buddha Burma pada Muslim Rohingya, diakses dari
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/04/21/24089/sejarah-islam-arakan-kejahatan-
budha-burma-pada-muslim-rohingya/, pada 02/10/2016
43
Ibid, Ridwan Bustaman, 320
28
Rohingnya merupakan istilah yang berasal dari kata Rohi atau Roshangee yang
setempat, terbentuklah suku baru yaitu Rohingya. Mereka tidak terbentuk dari
satu suku saja melainkan dari suku yang berbeda antara lain dari Arab, Moor,
Sejak tahun 1962 hingga tahun 1988 Myanmar merupakan negara yang
dipimpin oleh militer yaitu Jenderal Ne Win yang pada akhirnya mengundurkan
diri karena aksi demonstrasi. Rezim militer Myanmar tidak berakhir disini, karena
memiliki latar belakang militer. Saw Maung pada akhirnya juga mengundurkan
Than Shwe memimpin Myanmar dengan sistem otoriter, hingga pada akhirnya
secara demokratis pada 2010. Pada pemilihan umum yang dinilai merupakan
perubahan yang cukup besar bagi Myanmar, terpilihlah Presiden Thein Shein
Myanmar merupakan negara dengan berbagai ras dan terdapat 135 etnis.
Mayoritas adalah etnis Birma, oleh karena itu dulu nama negara ini adalah Burma
dan kemudian berganti menjadi Myanmar. Suku lainnya seperti Shan, Kachin,
29
Kayin, Chin, Mon, Rakhine, muslim Burma, muslim India, muslim Cina dan
Rohingya merupakan salah satu dari 135 etnis yang ada di Myanmar. Etnis ini
berasal dari campuran Arab, Turk, Persian, Afghan, Bengali dan Indo-Mongoloid.
Etnis yang mendiami wilayah Arakan selain Rohingya adalah etnis Rakhine yang
minority dan mendapatkan julukan sebagai the Gypsies of Asia.44 Predikat tersebut
etnis yang mendapatkan diskriminasi, etnis lain seperti Christian, Karen, Chin,
44
B. Philip, The Most Persecuted Minority in the World: The Gypsies of Asia, the world crunch
(daring), diakses dari http://www.worldcrunch.com/most-persecutedminority-world-gypsies-
burma/world-affairs/the-most-persecuted-minority-in-the-world-thegypsies-of-burma/c1s5701/,
pada 03/10/2016
45
M. Razvi, The Problem of Burmese Muslims, Pakistan Horizon, Vol 31, No 4, 1978, 82
30
Etnis Rohingya mengalami ketidakadilan semenjak adanya penjajahan yang
seperti masjid dan madrasah yang dihancurkan. Kaum Buddha dari suku Birma
terus mengintimidasi kaum muslimin dan menjarah hak milik mereka. Kaum
memprovokasi etnis lain, seperti Mogh untuk menindas kaum muslimin. Hal ini
berlangsung kurang lebih selama 40 tahun hingga akhirnya datang penjajah dari
Inggris.
menggabungkan wilayah Burma dengan India hingga tahun 1937. Burma pada
saat itu menjadi wilayah kerajaan Britania tersendiri yang dinamakan Burma
Britania. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1942 M bencana besar menimpa
kaum muslimin Rohingya, mereka dibantai oleh Buddha Mogh yang mendapatkan
dukungan senjata dan materi dari suku Birma dan suku-suku lainnya.
Semua suku diundang kedalam persiapan tersebut, kecuali umat Islam Rohingnya.
Pada tanggal 4 Januari 1948, Inggris memerdekakan Burma secara penuh disertai
tersebut, mereka tetap menguasai wilayah Arakan dan tetap mengintimidasi kaum
muslimin disana.
31
Pengintimidasian kepada kaum muslimin berlangsung juga saat pemerintahan
tidak dapat membangun bangunan yang berkaitan dengan Islam. Banyak dari
kewarganegaraannya pun tidak diakui. Umat muslim Arakan diusir dari kampung
halaman mereka. Tanah, kebun, pertanian dirampas dan dikuasai oleh orang-orang
Buddha.46
3. Konflik Rohingya
Januari 1948.47 Akar konflik yang terjadi di Myanmar tidak dapat dipastikan
dengan satu faktor, namun agama adalah faktor yang dinilai sangat mempengaruhi
sangat penting dan berpengaruh bagi peradaban dunia. Setiap agama mengajarkan
manusia nilai-nilai kebaikan dan perdamaian. Agama pun juga menjadi sumber
46
Sejarah Umat islam Rohingya di Myanmar, diakses dari https://kisahmuslim.com/5057-
sejarah-umat-islam-rohingya-di-myanmar.html, pada 27/10/2015
47
Myanmar,s Ethnic Divide: The Parallel Struggle, diakses dari http://www.ipcs.org/special-
report/myanmar/myanmars-ethnic-divide-the-parallel-struggle-131.html, pada 04/10/2016
48
Sandy Nur Ikfal Raharjo, Peran Identitas Agama dalam Konflik di Rakhine Myanmar tahun
2012-2013,diakses dari http://ejournal.lipi.go.id/index.php/jkw/article/download/68/12, pada
04/10/2016
32
Persepsi ingroup-outgroup menimbulkan kontradiksi agama dimana disatu sisi
agama mengarahkan manusia pada kebaikan dan perdamaian, namun disisi lain
sehingga identitas agama hingga saat ini melekat pada konflik dan krisis
kemanusiaan yang terjadi. Kaum minoritas muslim ini adalah etnis Rohingya,
sedangkan kaum Buddha yang bertempat tinggal di Arakan juga disebut Rakhine
atau Moghh.
faktor konflik lainnya yaitu kecemburuan sosial. Populasi dari etnis Rohinya terus
Rakhine. Kehadiran etnis Rohingya dianggap mengurangi hak atas lahan dan juga
Konflik yang terjadi di Myanmar pada tahun 2012 dipicu dengan adanya
Htwe, berumur 27 tahun yang bekerja sebagai penjahit dari etnis Rakhine pada 28
bus di kota Toungop dan membunuh 10 muslim didalamnya. Setelah peristiwa ini
49
Konflik Tak Seimbang Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine di Myanmar, diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=106632&val=2274, pada 03/10/2016
33
melakukan apapun untuk menghentikannya, dan justru bergabung dengan etnis
Kekerasan terus terjadi dan dilakukan oleh etnis Rakhine terhadap etnis
2012 delapan masjid dan 2.000 rumah warga Rohingya dimusnahkan. 51Human
Right Watch mengungkapkan bahwa kekerasan sejak Juni hingga Oktober 2012
perumahan.52
Keterlibatan elit politik dan pemuka agama atau biarawan atas kekerasan yang
terjadi bermaksud mengusir muslim dari negara atau setidaknya wilayah yang
50
All You Can Do is Pray, Crimes Against Humanity and Ethnic Cleansing of Rohingya Muslims
in Burma’s Arakan State, diakses dari https://www.hrw.org/report/2013/04/22/all-you-can-do-
pray/crimes-against-humanity-and-ethnic-cleansing-rohingya-muslims, pada 07/12/2016
51
Siddiqui, Habib, Arakan: Genocide of the Rohingya of Myanmar in 2012, Arakan Rohingya
National Organisation (ARNO), 2
52
Ibid, All You Can Do is Pray
34
Oktober tidak hanya dilakukan etnis Rakhine. Pernyataan yang dikeluar adalah
sebagi berikut:53
“The Arakanese people must understand that Bengalis (Rohingya) want to destroy the land of
Arakan, are eating Arakan rice and plan to exerminate Arakanese people and use their money to
buy weapons to kill Arakanese people. For this reason and for today, no Arakanese should sell any
goods to Bengalis, hire Bengalis as workers, provide any food to Bengalis and have any dealing
with, as they are cruel by nature.”
Kekerasan yang terjadi terus menyebar bahkan diluar Arakan, hal ini terjadi
karena adanya khutbah anti Muslim yang dilakukan beberapa Biksu. Pada 20 -22
Penyerangan ini dipimpin oleh Biksu dan menyebabkan 40 orang tewas, 61 luka-
luka dan banyak properti yag hancur termasuk masjid. Akibat kekerasan ini pula
juga terjadi di pusat Myanmar seperti Okhpo, Gyobingauk dan Minhla. Reporter
pemerintah.54
internasional, LSM, kelompok bantuan dan bahkan PBB tidak diberi akses untuk
Rohingya terus mendapatkan serangan dari etnis Rakhine yang mana pada Januari
53
All You Can Do is Pray, Crimes Against Humanity and Ethnic Cleansing of Rohingya Muslims
in Burma’s Arakan State, diakses dari https://www.hrw.org/report/2013/04/22/all-you-can-do-
pray/crimes-against-humanity-and-ethnic-cleansing-rohingya-muslims, pada 07/12/2016
54
Ibid, All You Can Do is Pray
55
Siddiqui, Habib, Arakan: Genocide of the Rohingya of Myanmar in 2012, Arakan Rohingya
National Organisation (ARNO), 3
35
2014 korban diperkirakan lebih dari 280 orang, dan sebanyak 250.000 orang
Rohingya
Dalam sistem politik di Myanmar, tokoh agama atau biksu merupakan sumber
para Biksu agar tetap menjadi sebuah kekuatan moral yang aktual dan efektif.
perlakuan tersebut dapat disebabkan karena warna kulit, golongan dan suku,
ekonomi, agama dan lain sebagainya. Dalam artikel yang diterbitkan oleh The
56
UN Urges Burma to Investigate Rohingya Deaths after Latest Violance, diakses dari
https://www.theguardian.com/world/2014/jan/24/un-burma-investgate-rohingya-deaths-violence,
pada 04/10/2016
57
Asal Usul Etnis Rohingya Hingga Terusir dari Myanmar, diakses dari
http://news.merahputih.com/asia/2015/05/19/asal-usul-etnis-rohingya-hingga-terusir-dari-
myanmar/14548/, pada 19/09/2016
36
kelompok berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal atau atribut-atribut
sosial.58
pemerintah, hal dimulai dengan pengusiran ratusan ribu etnis Rohingya pada
tahun 1960 oleh tentara Myanmar dibawah pemerintahan Ne Win selama program
Kampanye pembersihan etnis dan kampanye anti muslim juga terjadi pada
tahun 1987 yang dinamakan operasi Naga Min, hal ini menyebabkan 200.000 jiwa
kelaparan dan terjangkit pemyakit. Pada tahun 1991, tentara Myanmar kembali
serta masjid.60
ekonomi, sosial dan budaya dan bahkan tindakan diskriminasi ini mengarah pada
58
Fulthoni, Arianingtyas Renata, dll, Memahami Diskriminasi, Jakarta: The Indonesian Legal
Resource Center (ILRC), 2009, 3
59
The Role of ASEAN ini The Settlement Process of Human Rights Violations in Myanmar: Case
Study Rohingya Etnic Minority and The Saffron Revolution, diakses dari
http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/2833/1/vjhi-04-07-2012-
the_role_of_ASEAN.pdf, pada 04/10/2016
60
Ibid, The Role of ASEAN ini The Settlement Process of Human Rights Violations in Myanmar
37
pemerintah Myanmar dan juga ketidaksudian dari Etnis Rakhine dalam menerima
kehadiran etnis Rohingya adalah dikarenakan asal-usul yang dianggap tidak jelas.
Sehingga dua etnis yang berada diwilayah Arakan saling menaruh kebencian.
politik baik nasional maupun regional yang rendah, dimana junta militer terus
juga berdampak pada beberapa asepek seperti akses kesehatan dan pendidikan
tersebut. Selain itu wilayah Arakan sengaja ditempati oleh warga buddha Rakhine
agar dapat mendesak warga Rohingya meninggalkan Arakan dan Buddha Rakhine
dapat menguasai wilayah tersebut. Banyak dari etnis Rohingya saat ini mengungsi
Indonesia.
Etnis Rohingya yang tersisa di Myanmar mengalami masa yang sulit, dimana
mereka dilarang bepergian dari satu desa ke desa lainnya kecuali dengan izin dari
61
118 Burma Country Report on Human Rights Practices 2006, Bureau of Democracy, Human
Rights and labor, US. Department of State, 2007
38
otoritas lokal.62 Peraturan tersebut adalah kebijakan dari kementrian
pembangunan wilayah perbatasan dan ras rasional. Selain itu etnis Rohingya juga
pemindahan secara paksa, deportasi dan kejahatan lainnya telah meluas dan
sosial umat muslim diisolasi, bantuan-bantuan yang datang dari berbagai pihak
untuk Rohingya diprotes dan diblokir oleh etnis Rakhine dan Biarawan.
Presiden Thein sein dalam hal ini pada 17 Agustus 2012 membuat komisi
beberapa individu lah yang telah meningkatkan kebencian etnis. Namun tetap saja
tidak ada langkah efektif yang diambil oleh Thein Sein dalam menyelesaikan
yaitu Ashin Wirathu memimpin gerakan anti muslim dan mengorganisir protes
yang mengatakan:
62
Rohingya Diduga Alami Diskriminasi Oleh Pemerintah Myanamar, diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/02/140225_myanmar_rohingya, pada 01/10/2016
63
All You Can Do is Pray, Crimes Against Humanity and Ethnic Cleansing of Rohingya Muslims
in Burma’s Arakan State, diakses dari https://www.hrw.org/report/2013/04/22/all-you-can-do-
pray/crimes-against-humanity-and-ethnic-cleansing-rohingya-muslims, pada 07/12/2016
39
“Populasi muslim tumbuh terlalu cepat, mereka (kaum muslim) maju dalam bisnis, mereka
menguasai transportasi, konstruksi, dan sekarang mereka mengambil alih partai politik kami, jika
64
hal ini berlangsung kita akan berakhir seperti Afganistan dan Indonesia.”
diskriminasi terus dirasakan oleh etnis Rohingya yang pada asalnya sudah tidak
mengungsi ke negara lain, yaitu 422 imigran Rohingya dari Myanmar ditemukan
terombang ambing dalam sembilan kapal diperairan Aceh Timur pada Mei
2015.65
berpendapat bahwa pada masa rezim militer Thein Sein, segala perkataan untuk
membawa keadilan bagi umat Rohingya adalah janji palsu, ia mengatakan bahwa
Rakhine pada 10 Juni 2012 tidak mendapatkan keadilan, setelah janjinya akan
membawa ke ranah hukum.66 Ditambah lagi dengan pernyataan dari Thein Sein
64
What is behind Burma’s wave of religious Violence?, diakses dari
http://www.bbc.com/news/world-asia-22023830, pada 04/10/2016
65
Konflik Rohingya, diakses dari http://aceh.tribunnews.com/2015/05/25/konflik-rohingya, pada
04/10/2016
66
Siddiqui, Habib, Arakan: Genocide of the Rohingya of Myanmar in 2012, Arakan Rohingya
National Organisation (ARNO), 5
40
Thein Sein telah menandatangani undang-undang mengenai perawatan
dari 140.000 etnis Rohinya di kamp-kamp mereka diawasi dengan ketat oleh
pihak berwajib, mereka melakukan kerja paksa dan dilarang bepergian keluar desa
tanpa izin.68
dilakukan PBB pada Rohingya pun ditolak oleh kaum Buddha, mereka
menyatakan bahwa mereka adalah kaum Bengali. Kaum Buddha juga menentang
67
Diskriminasi Terhadap Muslim Rohingya, diakses dari
http://indonesian.irib.ir/editorial/fokus/item/95981-diskriminasi-terhadap-muslim-rohingya, pada
01/10/2016
68
Affiliate Marykoll, Myanmar: Rohingya Face Discrimination, Exploitation, diakses dari
http://maryknollogc.org/article/myanmar-rohingya-face-discrimination-exploitation, pada
04/10/2016
69
Ibid, Affiliate Marykoll
41
pemerintah berperan aktif dalam tindakan diskriminasi terhadap warga Rohingya,
Bahkan kunjungan Fortify Rights pada April 2016 menemukan bahwa bantuan
dari World Food Program hanya dapat diberikan kepada mereka yang diakui oleh
diberikan pemerintah yang termasuk dalam IDP adalah tidak jelas, dan disini
banyak warga muslim yang tidak mendapatkan jatah bantuan makanan tersebut.71
70
Rohingya diduga Alami Diskrimiasi oleh Pemerintah Myanmar, diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/02/140225_myanmar_rohingya, pada 22/09/2015
71
Supporting Human Right In Myanmar: Why the U.S Should Maintain Existing Sanction
Authority, May 2016, diakses dari
http://www.fortifyrights.org/downloads/Fortify_Rights_and_UEG_Supporting_Human_Rights_in
_Myanmar_May%202016.pdf, pada 29/09/2016
42
BAB III
Asia Tenggara
ASEAN pertama kali didirikan pada tahun 1967 di Bangkok dengan tidak
46 tahun hanya sebatas promosi, dan tidak pada aspek perlindungannya. 72 Negara-
mekanisme regional untuk melindungi HAM.73 Pada saat itu kawasan lebih
72
Wahyuningrum Yuyun, The ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights: Origins,
Evolution and the Way Forward, International Idea, 2014, 13
73
Seth R. Harris, “Asian Human Right: Forming a Regional Covenant”, Asian-Pasific Law &
Policy Journal, 200, 2
74
Gorawt Numnak, et.al., “ the Unfinished Business: the ASEAN Intergovernmental Commission
on Human Rights”, Freiderich Naumann Stiftung Fur die Freihet, 2009, 6
43
Seiring dengan bertambahnya anggota ASEAN dan dinamika internal masing-
global, negara anggota pada akhirnya memberikan perhatian kepada isu HAM
mulai tahun 1993.75 Namun momentum pendirian institusi HAM regional baru
ASEAN, ASEAN Charter ini diratifikasi oleh 10 negara yaitu Brunei Darussalam,
yang berlangsung pada Juli 2008. Pertemuan ini menyepakati pembentukan High
Level Panel on Establishment for ASEAN Human Right Body yang bertugas untuk
menyusun ToR ASEAN Human Right Body dalam kurun waktu satu tahun. Hal-
hal utama yang diatur dalam ToR ASEAN Human Right Body adalah: non-setting,
75
Wahyuningrum Yuyun, The ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights: Origins,
Evolution and the Way Forward, International Idea, 2014, 13
76
Fathurrahmi Farah, Nadhifah N, dll, Hak Asasi Manusia dalam Kebijakan Luar Negeri, Jakarta:
KontraS, 2014, 15
44
badan HAM tingkat ASEAN. Berdirinya badan ini melalui perjalanan yang
panjang sejak diadopsinya ASEAN Joint Communique pada tahun 1993 yang
berperan sebagai badan konsultasi dan bersifat advisory atau memberi nasehat.
tanggung jawab secara umum adalah untuk kemajuan dan perlindungan HAM
tujuan AICHR dan juga pada Pasal 4 yang tercantum 14 mandat dan fungsi
AICHR.77
campur tangan urusan dalam negeri masing-masing negara anggota ASEAN, yang
mana berarti prinsip integral ini berlaku untuk AICHR dalam menjalankan
(ToR AICHR) yang disepakati pada pertemuan para menteri luar negeri ASEAN
77
ToR of AICHR, 2009, ASEAN Secretariat
45
2. Mekanisme HAM ASEAN
yang dapat terjadi, maka HAM memerlukan legitimasi yuridis dimana bentuk
yang akan terjadi. Pengaturan HAM secara yuridis harus diatur dalam konvensi-
Pengaturan tersebut adalah deklarasi universal hak asasi manusia, diikuti dan
diratifikasi serta dijadikan acuan untuk menjadi bagian dari hukum nasional oleh
berbagai bangsa.
regional oleh ASEAN terbentuk tiga badan yang bertujuan untuk menjamin HAM
Dari ketiga badan tersebut AICHR merupakan badan yang bertujuan untuk
78
Mekanisme Penyelesaian Sengketa HAM di Negara Association of Southeast Asia Nations
(ASEAN), diakses dari
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/11534/11137, pada 05/10/2016
46
ditandatanganinya Deklarasi Wina dan Program of Action-nya oleh seluruh
approach) mengenai HAM dan untuk secara aktif berpartisipasi pada penerapan
Dalam hal ini AICHR telah menyusun deklarasi hukum materil HAM ASEAN
perlindungan HAM pada masyarakat ASEAN dinilai belum stabil karena masih
baik dalam perengutan kebebasan, masalah agama, etnis, ras bahkan keyakinan
ditunjuk oleh pemerintahnya dan juga terdapat dua orang yang terpilih dari
79
Prospek Mekanisme HAM ASEAN, diakses dari http://aichr.or.id/index.php/id/aichr-
indonesia/akuntabilitas-publik/rilis/23-prospek-mekanisme-ham-asean?showall=1&limitstart, pada
04/10/2015
80
Ibid, Prospek Mekanisme HAM ASEAN
81
Ibid, Prospek Mekanisme HAM ASEAN
47
sama halnya dengan proses pengambilan keputusan yang berlaku dibadan-badan
keamanan dan juga sosial budaya. AICHR melakukan konsultasi, koordinasi dan
HAM yang terdapat dalam ruang lingkupnya, hal itu dapat disebutkan yaitu:83
Perdagangan manusia
ASEAN
82
Prospek Mekanisme HAM ASEAN, diakses dari http://aichr.or.id/index.php/id/aichr-
indonesia/akuntabilitas-publik/rilis/23-prospek-mekanisme-ham-asean?showall=1&limitstart, pada
05/10/2015
83
Ibid, Prospek Mekanisme HAM ASEAN
48
3. Komunitas Sosial Budaya ASEAN
transgender, MSM.
ASEAN Charter atau Piagam ASEAN yang telah diratifikasi oleh 10 negara
agar ASEAN membentuk sebuah badan HAM ASEAN. Pada akhirnya bulan
dan merupakan bagian dari struktur organisasi ASEAN yang berperan sebagai
badan konsultasi dan bersifat “advisory atau memberi nasehat”. AICHR juga
84
Prospek Mekanisme Ham ASEAN, diakses dari https://aichr.or.id/index.php/id/aichr-
indonesia/akuntabilitas-publik/rilis/23-prospek-mekanisme-ham-asean?showall=&start=2, pada
30/09/2016
49
jawab secara umum adalah untuk pemajuan dan perlindungan HAM di wilayah
secara universal diseluruh dunia. Hal ini nampak dengan adanya penekanan
85
ToR of AICHR, 2009, ASEAN Secretariat
50
yang berkembang di ASEAN yang kemudian disebut dengan The ASEAN Values
(nilai-nilai ASEAN). Dan tentunya hal ini dapat menjadi hambatan bagi AICHR
konstitusi
86
ToR of AICHR, 2009, ASEAN Secretariat
51
g. Menghormati perbedaan budaya, bahasa dan agama masyarakat
semangat perbedaan.
manusia
tugasnya mengandung keinginan dari tiap-tiap negara anggota ASEAN supaya isu
HAM tidak menggangu jalannya roda pemerintahan. Dengan adanya prinsip non
intervensi, AICHR tidak dapat atau sulit untuk memproses pelanggaran HAM
norma yang harus dihormati oleh masing-masing negara anggota ASEAN, dimana
52
hukum HAM internasional memungkinkan dilakukannya intervensi, bahkan
pemberian sanksi terhadap suatu negara bila terjadi pelanggaran HAM berat
didalamnya.87 Hal ini terdapat dalam Pasal 1.6 ToR AICHR dalam penetapan
Mandat dan fungsi AICHR terdapat dalam Pasal 4 ToR AICHR yaitu:90
HAM
87
Djafar Wahyudi, Putra Ardimanto, dll, Memperkuat perlindungan Hak Asasi Manusia di
ASEAN, Infidc& ICCO, 2014, hal. 24
88
ToR AICHR, Pasal 1.6.
89
ToR AICHR, Pasal 2.2.
90
ToR of AICHR, 2009, ASEAN Secretariat
53
7. Memberikan pelayanan konsultasi dan bantuan teknis terhadap
masalah HAM
Inti dari tujuan dan prinsip yang terkandung dalam TOR AICHR adalah untuk
mewujudkan masyarakat ASEAN yang bebas dari rasa takut, perang, agresi dan
kemiskinan, dan juga menciptakan kehidupan yang seimbang antara hak dan
kewajiban. Dalam hal ini maka semua sektor masyarakat dalam negara-negara
54
anggota ASEAN memiliki tanggung jawab bersama dalam upaya promosi dan
HAM yang ada dikawasan. Banyak yang menilai bahwa AICHR gagal dalam
2. Perkembangan AICHR
khususnya dikawasan.
AICHR menuai kritik tajam baik dari sisi legalitas, mandat dan kinerjanya,
badan ini dinilai tertutup dan selektif terhadap organisasi masyarakat sipil yang
55
masyarakat sipil hanya diajak berkonsultasi pada proses akhir perumusan yang
dideklarasikan pada 2012. Proses perumusan yang tertutup ini pada akhirnya
dinilai tidak selaras dengan standar HAM internasional. AICHR juga dinilai
lemah karena tidak adanya mekanisme penerimaan laporan dan investigasi kasus
pelanggaran HAM, hal ini terlihat dari respon AICHR yang tak terdengar atas
kasus penghilangan paksa aktivis asal Laos, Sombath Somphone. AICHR juga
Pada April 2014 AICHR dijadwalkan memperbarui atau meninjau ulang ToR
memperbarui mandatnya dan juga dapat menjadi kesempatan bagi semua para
AICHR.
untuk disepakati dan tidak praktis atau dengan cara menerapkan mekanisme diluar
HAM, seperti sanksi politik dan ekonomi dengan dasar pelanggaran terhadap
piagam ASEAN yang telah diratifikasi dan mengikat secara hukum seluruh
anggotanya.92
91
Djafar Wahyudi, Putra Ardimanto, dll, Memperkuat perlindungan Hak Asasi Manusia di
ASEAN, Infidc & ICCO, 2014, 24
92
John Arend, The Dilemma of Non-Interference: Myanmar, Human Rights, and the ASEAN
Charter, 8 Nw. J. Intl Hum. Rts 102
56
Piagam ASEAN merupakan babak awal dari upaya perlindungan HAM di
prospek bagi berdirinya suatu badan HAM regional yang kuat. Dalam piagam
ASEAN meskipun terdapat pengakuan akan HAM, namun prinsip non intervensi
2012 dan Work Plan 2013-2015, menyelesaikan rencana kerja lima tahun AICHR,
inisiatif dialog atau kerjasama dengan negara mitra ASEAN. Selain itu AICHR
juga telah berhasil mengembangkan berbagai dialog dan kerjasama dengan para
pemangku kepentingan dan pihak-pihak dari luar kawasan seperti dengan ASEAN
93
Ibid, Djafar Wahyudi, 24
94
Komisi HAM ASEAN capai Banyak Kemajuan, diakses dari
http://www.tabloiddiplomasi.org/current-issue/178-diplomasi-oktober-2012/1544-komisi-ham-
asean-capai-banyak-kemajuan-di-bawah-keketuaan-indonesia-.html, pada 03/10/2016
57
3. Respon AICHR terhadap Pelanggaran HAM di beberapa
1. Filipina
mengira bahwa lawan politik tidak akan menyakiti perempuan dan jurnalis.
Namun diluar dugaan rombongan justru dicegat dan dibunuh oleh 100 orang
bersenjata.95
presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo.96 Peristiwa ini lebih dikenal dengan
95
Pembantaian Politik di Filipina Selatan, diakses dari
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=11505&coid=1&caid=27&gid=3, pada
11/11/2016
96
Klan Ampatuan Rencanakan Pembantaian Filipina, diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2010/09/100908_ampatuancase.shtml, pada 11/11/2016
58
massal terburuk sepanjang sejarah.Jasad dari 57 korban ini ditemukan di kuburan
politik menguasai roda pemerintahan dengan kekuatan 3G: Gun, Goon, Gold
(senjata, pasukan bajingan dan uang). Pada umumnya mereka memiliki private
army untuk menekan rakyat dan lawan politik, pasukan ini biasanya disamarkan
Persaingan politik juga diperparah dengan adanya tradisi balas dendam antara
keluarga atau klan, yang mana fenomena ini menghasilkan siklus balas dendam
dengan kekerasan oleh dinasti Ampatuan, yang mana hampir seluruh kursi
2004.98
telah mengajukan gugatan atas pelanggaran HAM yang juga diduga didukung
oleh pemerintah kepada HAM ASEAN. Namun AICHR tidak merespon tragedi
pembantaian ini. Rafendi Djamin selaku wakil Indonesia dalam AICHR saat itu
97
Ibid, Klan Ampatuan Rencanakan Pembantaian Filipina
98
Pembantaian Politik Filipina Selatan, diakses dari
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=11505&coid=1&caid=27&gid=3, pada
11/11/2016
59
menyatakan bahwa kasus ini termasuk kedalam pelaporan individual meski
diajukan oleh sekelompok masyarakat dan badan HAM ASEAN belum dapat
terhitung banyak tetapi termasuk dalam satu kasus.99 Dan dijelaskan bahwa badan
HAM ASEAN pada saat itu sedang dalam tahap penyusunan pelaksanaan
2. Malaysia
Pada tahun 2011 telah terjadi kekerasan di Malaysia, yaitu ketika masyarakat
gerakan yang dibentuk pada tahun 2006 oleh kalangan LSM dan kelompok
oposisi pemerintah yang tergabung dalam koalisi pemilu bersih dan adil. Gerakan
bersih pertama kali dilakukan pada tahun 2007 yang mana menuntut agar pemilu
Pada 9 Juli 2011 merupakan gerakan bersih Malaysia kedua dalam rangka
dan juga diikuti oleh berbagai latar belakang peserta, baik usia, etnik maupun
politik. Berbagai tokoh oposisi Malaysia pun turut hadir dalam gerakan ini.
daftar pemilih dari pemilih fiktif, perbaikan surat suara, penggunaan tinta pemilu
99
Keluarga Korban Manguindanau Desak badan HAM ASEAN, diakses dari
http://www.dw.com/id/keluarga-korban-manguindanau-desak-badan-ham-asean/a-5207346, pada
01/11/2016
100
Mengenal gerakan Malaysia bersih, diakses dari http://kbr.id/08-
2015/mengenal_gerakan_malaysia_bersih/75427.html, pada 15/11/2016
60
yang tidak bisa dihapus, kampanye minimal 21 hari, akses bebas bagi media
keseluruh partai, anti korupsi, anti politik uang dan penguatan institusi publik.101
seorang pengunjuk rasa yang meninggal akibat tembakan gas air mata. Kejadian
terlebih Malaysia juga merupakan anggota AICHR. HAM PBB pun menyatakan
Kasus ini dilaporkan oleh masyarakat sipil melalui surat terbuka kepada
bahkan pernyataan resmi pun tidak dikeluarkan oleh badan HAM tersebut. Pada
saat itu Rafendi Djamin selaku ketua AICHR menyebutkan bahwa AICHR tidak
mereka tidak dapat mencampuri hal-hal yang dipandang sebagai urusan internal
101
Ibid, Mengenal Gerakan Malaysia Bersih
102
PBB kecewa dengan Malaysia, diakses dari
http://news.okezone.com/read/2011/07/12/411/479072/pbb-kecewa-dengan-malaysia, pada
15/11/2016
103
Djafar Wahyudi, Putra Ardimanto, dll, Memperkuat perlindungan Hak Asasi Manusia di
ASEAN, Infidc & ICCO, 2014, 39
61
3. Laos
pada forum Intelektual Asia di Chiang Mai, Thailand 2011. Ia juga turut aktif
Sombath dihilangkan paksa tidak lama setelah terpilih sebagai wakil ketua
Lao National Organizing Committee, yaitu yang membantu pemeritah Laos dan
polisi di kota Viantiane. Banyak dugaan yang menyatakan bahwa hilangnya tokoh
104
Menyelesaikan Pelanggaran HAM di Laos, diakses dari http://aseanmp.org/wp-
content/uploads/2016/09/APHR_Press-Release_ASEAN-in-Laos_IND.pdf, pada 01/11/2016
105
Menyelesaikan Pelanggaran HAM di Laos, diakses dari http://aseanmp.org/wp-
content/uploads/2016/09/APHR_Press-Release_ASEAN-in-Laos_IND.pdf, pada 01/11/2016
62
ini tidak terlepas dari keterlibatan aparat kepolisian dan juga pemerintah Laos.
Pada Januari 2013, ASEAN Parliement for Human Right (APHR) mengirimkan
delegasi yaitu Charles Santiago dari Malaysia, Lily Wahid dari Indonesia dan
Walden Bello dari Filipina, mereka diutus ke Laos untuk menanyakan perihal
mengatakan bahwa Sombath diculik karena masalah pribadi atau konflik bisnis.106
pada kasus penculikan ini. Pemerintah Laos dinilai gagal dalam memberikan
Konvensi Internasional mengenai Hak Sipil dan Hak Politik (The International
Pemerintah Laos dengan sengaja dinyatakan diam dalam kasus hilang paksa
ini, diamnya pemerintah ini bertujuan agar kasus ini dilupakan. Hal ini terjadi
sebelum Universal Periodic Review (UPR) di Jenewa pada 20 Januari 2015 yang
106
Memperkuat Sistem hak Asasi Manusia ASEAN melalui Advokasi Hukum, diakses dari
http://www.americanbar.org/content/dam/aba/directories/roli/asean/aba_roli_asean_strengthening_
human_rights_system_through_legal_advocacy_indonesian_1013.authcheckdam.pdf, pada
01/11/2016
107
Menyelesaikan Pelanggaran HAM di Laos, diakses dari http://aseanmp.org/wp-
content/uploads/2016/09/APHR_Press-Release_ASEAN-in-Laos_IND.pdf, pada 01/11/2016
63
dalam pertemuan itu Laos harus menjelaskan pelanggaran HAM negara tersebut,
yang juga Laos dijadwalkan sebagai tuan rumah ASEAN pada 2016.108
pemerintahan Laos yang dicurigai tidak memberikan keterangan dan tertutup akan
untuk ikut mengusut kasus tersebut. Namun perwakilan HAM Laos menyatakan
bahwa kasus hilang paksa ini tidak harus dibesarkan karena ASEAN memegang
Istri dari Sombath Somphone yaitu Shui Meng menyatakan bahwa negara-
ASEAN Human Right Charter. Delapan puluh dua organisasi regional maupun
108
ASEAN Sould Confront Laos On Rights Abuses: NGOs, diakses dari
http://thediplomat.com/2014/12/asean-should-confront-laos-on-rights-abuses-ngos/, pada
25/10/2016
109
ASEAN „s Shame: Where is Sombath Somphone?, diakses dari
http://www.aseantoday.com/2016/07/aseans-shame-where-is-sombath-somphone/, pada
25/10/2016
110
Aktivis Laos Sombath Somphone Dihilangkan?, diakses dari http://www.dw.com/id/aktivis-laos-
sombath-somphone-dihilangkan/a-16681707, pada 05/01/2015
64
fundamental.111PBB maupun Dunia Internasional sebenarnya bisa menekan Laos,
orang secara paksa (International Convention for the Protection of All Persons
111
ASEAN Sould Confront Laos On Rights Abuses: NGOs, diakses dari
http://thediplomat.com/2014/12/asean-should-confront-laos-on-rights-abuses-ngos/, pada
25/10/2016
65
BAB IV
Pada bab IV ini penulis akan menganalisa upaya yang dilakukan AICHR
dalam menangani pelanggaran HAM yang terjadi di Myanmar pada tahun 2012-
2015. Prinsip non intervensi dan keterbatasan mandat yang dimiliki AICHR tidak
menutup AICHR untuk tetap berupaya dalam menangani pelanggaran HAM yang
terjadi kepada etnis Rohingya. Retreat forum dan silent diplomacy diterapkan oleh
ASEAN.
ASEAN mengadopsi prinsip non intervensi yang terdapat dalam Pasal 2 Piagam
ASEAN, yang menjadikan ASEAN tidak memiliki legitimasi dan otoritas yang
cukup untuk mengintervensi masalah konflik dan pelanggaran hak asasi manusia
di negara-negara anggotanya.
Prinsip non intervensi diadopsi sejak awal pembentukkan ASEAN, yang mana
66
domestik tanpa adanya gangguan dari pihak luar.112Myanmar meratifikasi piagam
ASEAN pada 21 Juni 2008 yang mana dalam prosesnya melewati banyak
HAM yang buruk. Myanmar memiliki tiga catatan pelanggaran terburuk yaitu,
Human Right Body yang telah diatur dalam Piagam ASEAN pada akhirnya
melahirkan AICHRdan diresmikan dalam KTT ASEAN pada Oktober 2009. Pada
pasal 1.1 kerangka acuan AICHR menegaskan bahwa tujuan dibentuknya AICHR
adalah untuk memajukan dan melindungi Hak Asasi Manusia. Serta pada Pasal
4.1 kerangka acuan menetapkan bahwasanya salah satu mandat dan fungsi
intervensinya membuat ruang gerak ASEAN itu sendiri terbatasi. Hal ini juga
berlaku untuk AICHR yang merupakan bagian integral dari ASEAN. Selain itu
AICHR juga memiliki keterbatasan fungsi, dimana badan HAM ini tidak memiliki
112
What Legal Measures Should ASEAN Apply to Help the Rohingya, diakses dari
http://klibel.com/wp-content/uploads/2015/04/KLIBEL6_Law__11_2ffmN03Wuj.pdf, pada
30/11/2016
113
Burma 2015 Human Rights Report, diakses dari
http://www.state.gov/documents/organization/252963.pdf, pada 01/12/2016
67
Tanpa mandat tersebut AICHR tidak dapat menyelesaikan pelanggaran HAM
HAM yang terjadi kepada etnis Rohingya yang telah lama mengalami
Dengan tidak diakuinya etnis Rohingya oleh pemerintah berarti juga telah
menghilangkan dan membatasi hak etnis Rohingya dalam berbagai hal, baik
bekerja, berkeyakinan, serta hak bebas dari penyiksaan dan kekerasan. Etnis
pada tahun 2015, kolom untuk pemilihan tersebut tidak mencantumkan etnis
Rohingya, dan yang ada adalah pilihan others. Padahal etnis mereka jelas dan
agama mereka pun jelas. Hal ini mengartikan bahwa pemerintah tidak hanya tidak
mengakui etnis Rohingya tetapi juga ada keinginan untuk menghapus etnis
68
AICHR dalam upaya penyelesaian krisis kemanusiaan adalah dengan
pelanggaran HAM yang masuk kepada AICHR tidak dapat ditindaklanjuti karena
tidak adanya mandat yang diberikan. Mandat yang ditawarkan saat pembentukan
oleh semua negara anggota. Namun AICHR dapat membawa laporan yang masuk
pelanggaran hak asasi manusia di kawasan, hal ini juga disampaikan oleh The
Asian Forum for Human Right and Development (FORUM-ASIA) dan organisasi
Hal serupa juga diungkapkan oleh Rafendi Djamin selaku wakil Indonesia
untuk AICHR yang mengatakan bahwa ASEAN telah terlibat aktif dalam usaha
Myanmar yaitu Tomas Quintana untuk meninjau kondisi yang sebenarnya terjadi
“Pelapor Khusus PBB tidak akan dengan mudah masuk Myanmar bila tidak ada keterlibatan
ASEAN agar Myanmar bersedia kerjasama dengan PBB”115
114
Searcing for Human Rights Protection in ASEAN, diakses dari http://www.forum-
asia.org/uploads/press-release/2014/November/FA-PressRelease-
AICHR%20Report%20_FINAL__INDver.pdf, pada 23/11/2016
115
ASEAN Telah Terlibat dalam Konflik Rohingya, diakses dari
http://www.beritasatu.com/nasional/65070-asean-telah-terlibat-aktif-dalam-konflik-rohingya.html,
pada 29/11/2016
69
Ia pun mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan ASEAN tidak banyak
Upaya yang dapat dilakukan untuk pemajuan dan perlindungan HAM oleh
bisa ditindaklanjuti oleh AICHR diberikan kepada AMM. Dan akhirnya AMM
dapat membuat Retreat Forumyang mana forum ini merupakan pertemuan yang
dihadiri oleh orang-orang utama saja, seperti halnya Retreat ASEAN Foreign
pertemuan KTT ASEAN 2009 dan mendesak Myanmar untuk bekerja sama.
Namun, setelah itu bahasan tentang Rohingya sempat absen dari segala pertemuan
ASEAN atau AICHR untuk diam, karena etnis Rohingya termasuk dalam warga
116
Ibid, ASEAN Telah Terlibat dalam Konflik Rohingya
70
menjadi anggota ASEAN.117 Jajaran kementerian luar negeri anggota ASEAN
pada Agustus 2012 mengeluarkan pernyataan sikap terkait krisis kemanusian yang
bantuan kemanusiaan
tersebut.
diskusi tahunan yang disebut Jakarta Human Rights Dialogue (JHRD) yang
diikuti seluruh pemangku kepentingan HAM tiap negara. Yang pada akhirnya
tersebut pada tahun 2014 di Bangkok dengan tema keadilan.119 Pada Maret 2013
117
Masyarakat ASEAN, Aman dan Stabil Keniscayaan bagi ASEAN, Media Publikasi Direktorat
Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementrian Luar Negeri RI
118
ASEAN, Rohingya dan Krisis Kemanusiaan di Myanmar, diakses dari
http://anwibisono.id/2013/08/20/asean-rohingnya-dan-krisis-kemanusiaan-di-myanmar/ pada
10/12/2016
119
AICHR After Five Years: Progress, Challenges and Opportunities, diakses dari
http://www.hurights.or.jp/archives/focus/section3/2014/06/aichr-after-five-years-progress-
challenges-and-opportunities.html, pada 29/11/2016
71
Pertemuan ataupun diskusi yang telah dilakukan oleh negara-negara anggota
bukan warga negaranya, dan bahkan sempat memberikan persyaratan untuk tidak
yang mengutuk diskriminasi dan kekerasan pada etnis Rohingya. The ASEAN
tetangga menggunakan jalur laut.121 Myanmar kembali lagi tidak mau disalahkan
bahwa negaranya adalah sebab dari banyaknya pengungsi yang keluar, bahkan
negara ketiga. Didapatkan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir lebih dari 100.000
120
The Association of South East Nation’s (ASEAN) Response to the Rohingya Crisis, diakses dari
http://web.isanet.org/Web/Conferences/AP%20Hong%20Kong%202016/Archive/a9258d1e-c9bb-
48f8-8a4d-876f0d544154.pdf, pada 10/12/2016
121
The Rohingya Migrant Crisis, diakses dari http://www.cfr.org/burmamyanmar/rohingya-
migrant-crisis/p36651, pada 11/12/2016
72
Rohingya mencoba mencari suaka ke negara negara tetangga yaitu Malaysia,
Sumber : http://www.cfr.org/burmamyanmar/rohingya-migrant-crisis/p36651
Para Menteri Luar Negeri tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand
negeri Myanmar, agar kasus krisis kemanusiaan yang terjadi tidak berevolusi
mencari solusi yang komprehensif dengan melibatkan negara asal, transit, dan
isu irreguler migrants, ketiga menlu tersebut juga menuntut agar keadilan
73
merupakan langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian Luar Negeri
Selain itu pertemuan Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia dan Thailand
122
Masyarakat ASEAN, Aman dan Stabil Keniscayaan bagi ASEAN, Media Publikasi Direktorat
Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementrian Luar Negeri RI
74
Bangladesh. Serta mengusulkan untuk melakukan pertemuan darurat tingkat
kali ini bersedia hadir walaupun dengan persyaratan tidak menyebut Rohingya
AICHR mengadakan sidang khusus pada 13-15 Juni 2015 dan menghasilkan
sebuah pernyataan bersama menteri luar negeri ASEAN dalam menanggapi krisis
aktif dalam menyikapi persoalan krisis secara aktif dan cepat dalam semangat
menteri ASEAN pada 2 Juli 2015 untuk urusan kejahatan lintas nasional dalam
123
Krisis Rohingya, Emergency Meeting Tingkat ASEAN perlu dilakukan, diakses dari
http://news.okezone.com/read/2015/05/21/18/1153110/krisis-rohingya-emergency-meeting-
tingkat-asean-perlu-dilakukan, pada 23/11/2016
124
Myanamr Akhirnya Bersedia Hadiri Pertwmuan Krisis Pengungsi, diakses dari
http://internasional.metrotvnews.com/read/2015/05/22/398475/myanmar-akhirnya-bersedia-hadiri-
pertemuan-krisis-pengungsi, 20/12/2016
125
Siaran Pers: mendorong AICHR Menyikapi Krisis Migrasi Iregular (Rohingya) di Kawasan
ASEAN, diakses dari http://aichr.or.id/index.php/id/aichr-indonesia/akuntabilitas-publik/rilis/37-
siaran-pers-sidang-khusus-aichr-bandar-seri-begawan-13-15-juni-2015 pada 10/12/2016
75
etnis Rohingya yang menjadi korban penyelundupan manusia dan harus terlantar
upaya proteksi terhadap pelangaran HAM. Perwakilan AICHR dari tiap negara
dapat melakukan upaya penyelesaian terkait isu HAM melalui silent diplomacy.
forum terbuka.
1. Indonesia
selaku Presiden Indonesia pada saat itu dalam pertemuannya dengan Presiden
Myanmar Thein Sein pada April 2013 mendesak pemerintah Myanmar untuk
126
ASEAN Bentuk Satgas Pengungsi Rohingya, UNCHR Mendukung, diakses dari
https://m.tempo.co/read/news/2015/07/06/118681405/asean-bentuk-satgas-pengungsi-rohingya-
unhcr-mendukung, pada 10/12/2016
127
Presiden SBY Desak Penyelesaian Isu Rohingya, diakses dari
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6973&Itemid=55, pada
23/11/2016
76
memberikan perhatian isu terkait etnis Rohingya.128 Seperti yang dinyatakan oleh
“Pemerintah bukan hanya prihatin, tapi telah, sedang, dan akan terus melakukan berbagai
upaya lain yang berkaitan dengan isu kemanusiaan atas etnis Rohingya yang ada di Myanmar”. 129
yaitu dari dalam negeri itu sendiri. Pembangunan harus ditingkatkan di Myanmar
bukan saja untuk etnis Rohingya tapi juga untuk masyarakat Myanmar
“Promosi dan proteksi HAM merupakan salah satu isu utama yang harus diperjuangkan
negara-negara ASEAN “131
dan Myanmar oleh Menlu Myanmar U Wunna Maung Lwin di Nay Pyi Taw pada
128
Keterangan pers Presiden Menjelang Kunker ke Singapura, Myanmar, Brunei, Jkt, 22 April
2013, diakses dari
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6973&Itemid=55, pada
23/11/2016
129
Indonesia Terus Lakukan Diplomasi untuk Selesaikan Kasus Rohingya, diakses dari
http://www.demokrat.or.id/2012/08/indonesia-terus-lakukan-diplomasi-untuk-selesaikan-kasus-
rohingya/, pada 23/11/2016
130
Akhiri Derita Rohingya, Indonesia Ajak Kerja Sama Myanmar, diakses dari
https://m.tempo.co/read/news/2015/07/03/118680588/akhiri-derita-rohingya-indonesia-ajak-kerja-
sama-myanmar, pada 10/12/2016
131
Menlu RI: ASEAN Harus Berguna Bagi Masyarakat, diakses dari
http://www.beritasatu.com/nasional/296596-menlu-ri-asean-harus-berguna-bagi-masyarakat.html,
pada 30/11/2016
77
21 Mei 2015, Myanmar telah menyepakati empat poin yaitu (1) Myanmar sepakat
untuk memperkuat langkah dalam pencegahan terjadinya arus imigran ilegal dari
teritorinya, (2) Myanmar siap untuk bekerja sama dengan negara-negara kawasan
Rohingya karena memiliki identitas yang sama yaitu Muslim. Banyak dorongan
dari masyarakat agar Indonesia dapat membantu Rohingya yang terus mengalami
selaku koordinator Kontras yang juga mewakili beberapa organisasi yaitu The
132
Ini Tiga Alasan ASEAN Harus Pastikan Myanmar Laksanakan Kesepakatan Soal Rohingya,
diakses dari http://politik.rmol.co/read/2015/05/23/203658/Ini-Tiga-Alasan-ASEAN-Harus-
Pastikan-Myanmar-Laksanakan-Kesepakatan-Soal-Rohingya-, pada 02/12/2012
78
mereka mewakili masyarakat seluruhnya menyerukan agar komisis HAM
masalah ini.133
perkembangan terakhir di Myanmar terkait Rohingya, selain itu dialog ini juga
untuk Rohingya.
“Kami sudah menyalurkan bantuan dari para pengungsi di Rohingya, mulai dari bantuan
136
shelter, air bersih dan makanan”.
133
LSM Desak AICHR Segara Atasi Konflik Rohingya, diakses dari
http://www.beritasatu.com/dunia/63651-lsm-desak-aichr-segera-atasi-konflik-rohingya.html, pada
29/11/2016
134
Seahum Committee dan HFI Gelar Dialog Kemanusiaan untuk Myanmar, diakses dari
http://tajuk.co/news/seahum-committee-dan-hfi-gelar-dialog-kemanusiaan-untuk-myanmar, pada
01/12/2016
135
Parni Hadi Buka Konferensi ASEAN Soal Rohingya, diakses dari
https://m.tempo.co/read/news/2015/07/03/118680588/akhiri-derita-rohingya-indonesia-ajak-kerja-
sama-myanmar, pada 10/12/2016
136
Ibid, Seahum Committee dan HFI Gelar Dialog Kemanusiaan untuk Myanmar
79
2. Malaysia
Malaysia melalui wakil menteri dalam negeri Wan Junaidi Tuanku Jaafar
mencari penghidupan yang layak. Dalam kebijakannya negara Malaysia tidak ikut
campur dalam persoalan yang ada dalam negeri tersebut. Namun dengan adanya
arus pengungsi yang meningkat, menteri luar negeri Malaysia Anifah Aman
Terkait manusia perahu yang terjadi pada Mei 2015, pada awalnya Malaysia
memberikan bantuan tapi tidak untuk tempat tinggal. Karena ini Malaysia
137
Malaysia: Myanmar Harus Tanggung Jawab Soal Pengungsi Rohingya, diakses dari
http://print.kompas.com/baca/internasional/asia-pasifik/2015/05/15/Malaysia-Myanmar-Harus-
Tanggung-Jawab-soal-Pengung, pada 13/12/2016
138
Malaysia Tekan Myanamr Terkait Migran Rohingya, diakses dari
http://news.detik.com/internasional/2916892/malaysia-tekan-myanmar-terkait-migran-rohingya,
pada 13/12/2016
80
mendapatkan kritikan dari UNCHR dan pada akhirnya bersama dengan Indonesia
tempat tinggal sementara. Menlu Malaysia Anifah dalam hal ini menegaskan
hanya akan menerima pengungsi yang ada di laut, dan tidak menerima pengungsi
3. Thailand
Thailand merupakan negara yang dijadikan tempat transit untuk para pencari
pengungsi etnis Rohingya yang berdatangan pada awal 2015 membuat Thailand
kejahatan meningkat.
139
Malaysia dan Indonesia setuju Tampung Pengungsi Rohingya, diakses dari
http://www.dw.com/id/malaysia-dan-indonesia-setuju-tampung-pengungsi-rohingya/a-18462889,
pada 13/12/2016
140
The Association of South East Nation‟s (ASEAN) Response to the Rohingya Crisis, diakses
dari http://web.isanet.org/Web/Conferences/AP%20Hong%20Kong%202016/Archive/a9258d1e-
c9bb-48f8-8a4d-876f0d544154.pdf, pada 12/12/2016
141
Thailand Janji Tak Akan Kembalikan Imigran Rohingya ke Laut, diakses
darihttp://www.cnnindonesia.com/internasional/20150521065423-106-54673/thailand-janji-tak-
akan-kembalikan-imigran-rohingya-ke-laut/, pada 20/12/2016
81
Krisis kemanusiaan yang terjadi membuat Thailand mensponsori Special
Meeting on Irregular Migration in the Indian Ocean pada 29 mei 2015 yang
Setelah itu Thailand juga menjadi tuan rumah kedua kalinya dalam Special
Meeting on Irereguler Migration in the Indian Ocean pada 3-4 Desember 2014.143
142
Press Releases : Thailand to host the Second Special Meeting on Irregular Migration in the
Indian Ocean, diakses dari http://www.mfa.go.th/main/en/media-center/14/62560-Thailand-to-
host-the-Second-Meeting-on-Irregular-M.html, pada 13/12/2016
143
The 2nd Special Meeting on Irregular Migration in the Indian Ocean, diakses pada
http://www.unhcr.org/566165a412.pdf, pada 13/12/2016
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Status stateless yang dimiliki etnis Rohingya bukanlah sebuah masalah bagi
AICHR untuk menangani krisis ini, karena pada dasarnya secara geografis mereka
adalah warga ASEAN. Prinsip non intervensi dan tidak adanya mandat untuk
manusia dikawasan. Namun adanya prinsip dan keterbatasan mandat ini tidak
Rohingya dengan diadakannya retreat forum yang dihadiri beberapa menteri luar
negeri negara anggota AICHR tersebut. Selain itu AICHR juga menggunakan
diskusi dan juga memberikan bantuan bagi korban krisis kemanusiaan. Berbagai
upaya mediasi juga dilakukan baik oleh negara-negara anggota AICHR secara
83
Sidang khusus juga telah dilakukan AICHR menanggapi krisis kemanusiaan
menghasilkan satuan gagas untuk menangani etnis Rohingya yang berusaha lari
84
DAFTAR PUSAKA
a. Buku
118 Burma Country Report on Human Rights Practices 2006, Bureau of Democracy,
Human Rights and labor, US. Department of State, 2007
Agung, Anak dan Yanyan M, Pengantar Hubungan Internasional, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Andre, Pareira.Perubahan Global dan Perkembangan Studi Hubungan Internasional,
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999.
Antonio, Cassese.Human Rights in a Changing World, London: Sweet & Maxwell,
1989.
Budiardjo, Mariam. Dasar Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, 1977.
Clive, Archer. International Organizations. London: Allen &Unwin, 1983.
Djafar, Wahyudi, Putra Ardimanto, dll, Memperkuat perlindungan Hak Asasi
Manusia di ASEAN, Infidc & ICCO, 2014.
Evans, Graham & Jeffrey Newmham. Dictionary of International Relations, New
York: Penguin book.
Fathurrahmi, Farah, Nadhifah N, dll, Hak Asasi Manusia dalam Kebijakan Luar
Negeri, Jakarta: KontraS, 2014.
Fulthoni, Arianingtyas Renata, dll, Memahami Diskriminasi, Jakarta: The Indonesian
Legal Resource Center (ILRC), 2009.
Gorawt, Numnak, et.al., “The Unfinished Business: the ASEAN Intergovernmental
Commission on Human Rights”, Freiderich Naumann Stiftung Fur die Freihet,
2009.
John, Arend. The Dilemma of Non-Interference: Myanmar, Human Rights, and the
ASEAN Charter, 8 Nw. J. Intl Hum. Rts 102
Juliana, S.The Role of ASEAN ini The Settlement Process of Human Rights Violations
in Myanmar: Case Study Rohingya Etnic Minority and The Saffron
Revolution.
Lisa, Harrison. Metode Penelitian Politik, Edisi 1, Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2007.
xiii
M. Razvi.The Problem of Burmese Muslims, Pakistan Horizon, Vol 31, No 4, 1978.
Mauna, Afrikana, Boer.Hukum Internasional, Pengertian, peranan dan Fungsi dalam
era Dinamika Global, Bandung: PT Alumni, 1970
Ridwan, Bustaman.Jejak Komunitas Muslim di Burma : Fakta Sejarah yang
Terabaikan, Puslitbang Lektur dan Khazana Keagamaan, Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama, Jakarta
S.L, Roy. Diplomacy. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 1995.
San Kyaw Wai, Myanmar’s Religious Violence: A Buddhist “Siege Mentality at
Work”
Sutopo, HB, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press.
The Universal Declaration of human Right
ToR of AICHR, 2009, ASEAN Secretariat
Ubaedillah A dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah & Prenada Media Group, 2003.
Wahyuningrum, Yuyun.The ASEAN Intergovernmental Commission on Human
Right: Origin, Evolution and the Way Forward, Sweden: International IDEA,
2014.
b. Tesis
Manasyeh, Guntur Sumule. Peran ASEAN Intergovernmental Commission On
Human Rights (AICHR) dalam Penegakan HAM ASEAN (Tahun 2009-2015.
Phd Thesis, Makassar: Universitas Hasanuddin, 2016.
xiv
Sandy Nur Ikfal Raharjo, Peran Identitas Agama dalam Konflik di Rakhine Myanmar
tahun 2012-2013
Seth R. Harris, “Asian Human Right: Forming a Regional Covenant”, Asian-Pasific
Law & Policy Journal, 200
Siddiqui, Habib, Arakan: Genocide of the Rohingya of Myanmar in 2012, Arakan
Rohingya National Organisation (ARNO).
Szep Jason, The War on The Rohingyas, Buddhist monks incite Muslim killings in
Myanmar.
Wahyuningrum, Yuyun. AICHR After Five Years: Progress, Challenges and
Opportunities, Hurights Osaka, 1998-2016
d. Website
AICHR Can Do More to Protect Asean Citizens, diakses dari
http://www.nationmultimedia.com/opinion/AICHR-can-do-more-to-protect-Asean-
citizens-30232324.html
AICHR dan Penguatan Perlindungan HAM di ASEAN, diakses dari
http://www.antaranews.com/berita/159071/aichr-dan-penguatan-perlindungan-ham-
di-asean
Aims and Purposes of ASEAN, diakses dari http://www.asean.org/asean/about-
asean/overview/
Akar Masalah Rohingya Ada di Myanmar, diakses dari http://www.voa-islam.com/read/pers-
rilis/2015/05/18/37038/akar-masalah-rohingya-ada-di-
myanmar/#sthash.ohN7nOqN.dpbs
Akhiri Derita Rohingya, Indonesia Ajak Kerja Sama Myanmar, diakses dari
https://m.tempo.co/read/news/2015/07/03/118680588/akhiri-derita-rohingya-
indonesia-ajak-kerja-sama-myanmar
Aktivis Laos Sombath Somphone Dihilangkan?, diakses dari http://www.dw.com/id/aktivis-
laos-sombath-somphone-dihilangkan/a-16681707
All You Can Do is Pray, Crimes Against Humanity and Ethnic Cleansing of Rohingya
Muslims in Burma’s Arakan State, diakses dari
https://www.hrw.org/report/2013/04/22/all-you-can-do-pray/crimes-against-
humanity-and-ethnic-cleansing-rohingya-muslims
Arakan Bagian Terpisah dari Myanmar, diakses dari
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/06/18/72368/dulu-arakan-
bagian-terpisah-dari-myanmar.html
Asal Usul Etnis Rohingya Hingga Terusir dari Myanmar, diakses dari
http://news.merahputih.com/asia/2015/05/19/asal-usul-etnis-rohingya-hingga-terusir-
dari-myanmar/14548/
xv
ASEAN „s Shame: Where is Sombath Somphone?, diakses dari
http://www.aseantoday.com/2016/07/aseans-shame-where-is-sombath-somphone/
ASEAN Bentuk Satgas Pengungsi Rohingya, UNCHR Mendukung, diakses dari
https://m.tempo.co/read/news/2015/07/06/118681405/asean-bentuk-satgas-
pengungsi-rohingya-unhcr-mendukung
ASEAN Sould Confront Laos On Rights Abuses: NGOs, diakses dari
http://thediplomat.com/2014/12/asean-should-confront-laos-on-rights-abuses-ngos/
ASEAN Telah Terlibat dalam Konflik Rohingya, diakses dari
http://www.beritasatu.com/nasional/65070-asean-telah-terlibat-aktif-dalam-konflik-
rohingya.html
ASEAN, Rohingya dan Krisis Kemanusiaan di Myanmar, diakses dari
http://anwibisono.id/2013/08/20/asean-rohingnya-dan-krisis-kemanusiaan-di-
myanmar/
Ashin, Pembensi Muslim Rohingya, diakses dari http://indonesianreview.com/ds-
muftie/ashin-pembenci-muslim-rohingya
B. Philip, The Most Persecuted Minority in the World: The Gypsies of Asia, the world crunch
(daring), diakses dari http://www.worldcrunch.com/most-persecutedminority-world-
gypsies-burma/world-affairs/the-most-persecuted-minority-in-the-world-thegypsies-
of-burma/c1s5701/,
Burma 2015 Human Rights Report, diakses dari
http://www.state.gov/documents/organization/252963.pdf
Diskriminasi Terhadap Muslim Rohingya, diakses dari
http://indonesian.irib.ir/editorial/fokus/item/95981-diskriminasi-terhadap-muslim-
rohingya
Indonesia Terus Lakukan Diplomasi untuk Selesaikan Kasus Rohingya, diakses dari
http://www.demokrat.or.id/2012/08/indonesia-terus-lakukan-diplomasi-untuk-
selesaikan-kasus-rohingya/
Ini Tiga Alasan ASEAN Harus Pastikan Myanmar Laksanakan Kesepakatan Soal Rohingya,
diakses dari http://politik.rmol.co/read/2015/05/23/203658/Ini-Tiga-Alasan-ASEAN-
Harus-Pastikan-Myanmar-Laksanakan-Kesepakatan-Soal-Rohingya-
Inilah Peryataan resmi ASEAN tentang Konflik Rohingya, diakses
http://www.jaringnews.com/internasional/asia/21072/inilah-pernyataan-resmi-asean-
tentang-konflik-rohingya
Kasus Rohingya bisa Rusak Komunitas ASEAN 2015, diakses dari
http://www.beritasatu.com/asia/63683-kasus-rohingya-bisa-rusak-komunitas-asean-
2015.html
Keluarga Korban Manguindanau Desak badan HAM ASEAN, diakses dari
http://www.dw.com/id/keluarga-korban-manguindanau-desak-badan-ham-asean/a-
5207346
Keterangan pers Presiden Menjelang Kunker ke Singapura, Myanmar, Brunei, Jkt, 22 April
2013, diakses dari
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6973&Item
id=55
xvi
Kiprah Ashin Wurathu, Biksu Kontroversial Buddha Radikal, diakses dari
http://us.news.detik.com/berita/2919780/kiprah-ashin-wirathu-biksu-kontroversial-
buddha-radikal/4
Klan Ampatuan Rencanakan Pembantaian Filipina, diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2010/09/100908_ampatuancase.shtml
Komisi HAM ASEAN capai Banyak Kemajuan, diakses dari
http://www.tabloiddiplomasi.org/current-issue/178-diplomasi-oktober-2012/1544-
komisi-ham-asean-capai-banyak-kemajuan-di-bawah-keketuaan-indonesia-.html
Konflik Rohingya, diakses dari http://aceh.tribunnews.com/2015/05/25/konflik-rohingya
Konflik Tak Seimbang Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine di Myanmar, diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=106632&val=2274
Krisis Rohingya, Emergency Meeting Tingkat ASEAN perlu dilakukan, diakses dari
http://news.okezone.com/read/2015/05/21/18/1153110/krisis-rohingya-emergency-
meeting-tingkat-asean-perlu-dilakukan
LSM Desak AICHR Segara Atasi Konflik Rohingya, diakses dari
http://www.beritasatu.com/dunia/63651-lsm-desak-aichr-segera-atasi-konflik-
rohingya.html,
Malaysia dan Indonesia setuju Tampung Pengungsi Rohingya, diakses dari
http://www.dw.com/id/malaysia-dan-indonesia-setuju-tampung-pengungsi-
rohingya/a-18462889
Malaysia Tekan Myanamr Terkait Migran Rohingya, diakses dari
http://news.detik.com/internasional/2916892/malaysia-tekan-myanmar-terkait-
migran-rohingya
Malaysia: Myanmar Harus Tanggung Jawab Soal Pengungsi Rohingya, diakses dari
http://print.kompas.com/baca/internasional/asia-pasifik/2015/05/15/Malaysia-
Myanmar-Harus-Tanggung-Jawab-soal-Pengung
Mekanisme Penyelesaian Sengketa HAM di Negara Association of Southeast Asia Nations
(ASEAN), diakses dari
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/11534/11137
Memperkuat Sistem hak Asasi Manusia ASEAN melalui Advokasi Hukum, diakses dari
http://www.americanbar.org/content/dam/aba/directories/roli/asean/aba_roli_asean_st
rengthening_human_rights_system_through_legal_advocacy_indonesian_1013.authc
heckdam.pdf
Mengapa Orang-orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar?, diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150522_dunia_myanmar_exodus
Mengenal gerakan Malaysia bersih, diakses dari http://kbr.id/08-
2015/mengenal_gerakan_malaysia_bersih/75427.html
Menlu RI: ASEAN Harus Berguna Bagi Masyarakat, diakses dari
http://www.beritasatu.com/nasional/296596-menlu-ri-asean-harus-berguna-bagi-
masyarakat.html
Menyelesaikan Pelanggaran HAM di Laos, diakses dari http://aseanmp.org/wp-
content/uploads/2016/09/APHR_Press-Release_ASEAN-in-Laos_IND.pdf
xvii
Myanmar Akhirnya Bersedia Hadiri Pertwmuan Krisis Pengungsi, diakses dari
http://internasional.metrotvnews.com/read/2015/05/22/398475/myanmar-akhirnya-
bersedia-hadiri-pertemuan-krisis-pengungsi
Myanmar,s Ethnic Divide: The Parallel Struggle, diakses dari http://www.ipcs.org/special-
report/myanmar/myanmars-ethnic-divide-the-parallel-struggle-131.html
Myanmar’s Religious Violence: A Buddhist “Siege Mentality at Work” diakses dari
http://www.networkmyanmar.net/images/stories/PDF16/RSIS-Commentary.pdf
Parni Hadi Buka Konferensi ASEAN Soal Rohingya, diakses dari
https://m.tempo.co/read/news/2015/07/03/118680588/akhiri-derita-rohingya-
indonesia-ajak-kerja-sama-myanmar
PBB kecewa dengan Malaysia, diakses dari
http://news.okezone.com/read/2011/07/12/411/479072/pbb-kecewa-dengan-malaysia
Pembantaian Politik Filipina Selatan, diakses dari
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=11505&coid=1&caid=27&gid=3
Presiden SBY Desak Penyelesaian Isu Rohingya, diakses dari
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6973&Item
id=55
Press Releases : Thailand to host the Second Special Meeting on Irregular Migration in the
Indian Ocean, diakses dari http://www.mfa.go.th/main/en/media-center/14/62560-
Thailand-to-host-the-Second-Meeting-on-Irregular-M.html
Prospek mekanisme HAM ASEAN, diakses dari https://aichr.or.id/index.php/id/aichr-
indonesia/akuntabilitas-publik/rilis/23-prospek-mekanisme-ham-
asean?showall=&start=2
Rohingya Diduga Alami Diskriminasi Oleh Pemerintah Myanamar, diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/02/140225_myanmar_rohingya
SBY: Tak Ada genosida di Myanmar, diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/internasional/tragedi-rohingya/12/08/04/m88osu-
sby-tak-ada-genosida-di-myanmar
Seahum Committee dan HFI Gelar Dialog Kemanusiaan untuk Myanmar, diakses dari
http://tajuk.co/news/seahum-committee-dan-hfi-gelar-dialog-kemanusiaan-untuk-
myanmar
Searcing for Human Rights Protection in ASEAN, diakses dari http://www.forum-
asia.org/uploads/press-release/2014/November/FA-PressRelease-
AICHR%20Report%20_FINAL__INDver.pdf
Sejarah Islam Arakan & Kejahatan Buddha Burma pada Muslim Rohingya, diakses dari
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/04/21/24089/sejarah-islam-arakan-
kejahatan-budha-burma-pada-muslim-rohingya/,
Sejarah Umat Islam Rohingya di Myanmar, diakses dari http://kisahmuslim.com/sejarah-
umat-islam-rohingya-di-myanmar/
Siaran Pers: mendorong AICHR Menyikapi Krisis Migrasi Iregular (Rohingya) di Kawasan
ASEAN, diakses dari http://aichr.or.id/index.php/id/aichr-indonesia/akuntabilitas-
publik/rilis/37-siaran-pers-sidang-khusus-aichr-bandar-seri-begawan-13-15-juni-2015
xviii
Supporting Human Right In Myanmar: Why the U.S Should Maintain Existing Sanction
Authority, May 2016, diakses dari
http://www.fortifyrights.org/downloads/Fortify_Rights_and_UEG_Supporting_Huma
n_Rights_in_Myanmar_May%202016.pdf
Thailand Janji Tak Akan Kembalikan Imigran Rohingya ke Laut, diakses
darihttp://www.cnnindonesia.com/internasional/20150521065423-106-
54673/thailand-janji-tak-akan-kembalikan-imigran-rohingya-ke-laut/
The 2nd Special Meeting on Irregular Migration in the Indian Ocean, diakses pada
http://www.unhcr.org/566165a412.pdf
The Association of South East Nation’s (ASEAN) Response to the Rohingya Crisis, diakses
dari
http://web.isanet.org/Web/Conferences/AP%20Hong%20Kong%202016/Archive/a92
58d1e-c9bb-48f8-8a4d-876f0d544154.pdf
The Face Of Buddish Terror, diakses dari
http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,2146000,00.html
The Rohingya Migrant Crisis, diakses dari http://www.cfr.org/burmamyanmar/rohingya-
migrant-crisis/p36651
The Role of ASEAN ini The Settlement Process of Human Rights Violations in Myanmar:
Case Study Rohingya Etnic Minority and The Saffron Revolution, diakses dari
http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/2833/1/vjhi-04-07-2012-
the_role_of_ASEAN.pdf
The Universal Declaration of human Right, diakses dari
http://www.un.org/en/documents/udhr/,
The War on The Rohingyas, Buddhist monks incite Muslim killings in Myanmar, diakses dari
http://www.rohingyamassacre.com/wp-content/uploads/2014/05/04reuters2014.pdf
UN Urges Burma to Investigate Rohingya Deaths after Latest Violance, diakses dari
https://www.theguardian.com/world/2014/jan/24/un-burma-investgate-rohingya-
deaths-violence
What is behind Burma’s wave of religious Violence?, diakses dari
http://www.bbc.com/news/world-asia-22023830
What Legal Measures Should ASEAN Apply to Help the Rohingya, diakses dari
http://klibel.com/wp-content/uploads/2015/04/KLIBEL6_Law__11_2ffmN03Wuj.pdf
xix
LAMPIRAN
xx
mengakui tapi menghapus, kalau tidak mengakui ada tapi dibiarkan hidup.
Diskriminasi juga terjadi pada level yang sifatnya individual jadi tertanam dikepala
dan hati orang-orang Myanmar bahwa Rohingya itu dari Bengal. Sejarahnya dulu
mereka berasal dari Bengal tapi Bengal itu bukan Bangladesh karena pada saat itu
Bangladesh belum ada, dulu masih dibawah Pakistan, jadi India itu besar terus pecah
jadi India dan Pakistan dan kemudian Pakistan pecah lagi jadi Pakistan dan
Bangladesh, orang orang Rohingya dulu dari daerah situ jadi ga jelas apakah itu
Banglades atau masih masuk dalam kategori Pakistan atau India pada saat itu ya
kalau sekarang secara geografis daerah itu bernama Bangladesh nah mereka keluar
dari daerah itu untuk menghindari prostitution karena perang pada akhirnya negara
itu menjadi Bangladesh. Jadi negara Bangladesh saat ini tidak mengakui bahwa
Rohingya adalah warga negara Bangladesh karena memang Bangladesh negaranya
belum terbentuk pada saat itu. Etnis Rohingya di Rakhine, di Settwe mereka sudah
beribu-ribu tahun disitu jadi mereka merasa bagian dari negara ini, Myanmar.
Myanmar tidak mengakui Rohingya, Bangladesh juga tidak mengakui Rohingya,
mereka menghindari prostitution, karena ada beberapa attack dari etnis lain atau dari
pemerintah atau dari militer di Myanmar. Myanmar harusnya bertanggung jawab
untuk memberikan perlindungan pada warga negaranya tapi Myanmar merasa
Rohingya bukan warga negara, itu terjadi ditingkat policy diundang-undang dan juga
di level individual jadi misalnya temen-temen sama orang LSM di Myanmar juga
baik dia bekerja di isu HAM atau bukan mereka sama narativnya tidak mengakui
bahwa Rohingya bagian dari Myanmar jadi ada yang tertanam di kepala dan benak
mereka bahwa rohingya bukan Myanmar, Rohingya adalah Bengali. Diskriminasi
yang dialaimi Rohingya sudah berlapis lapis, karena ketika seseorang sudah tidak
diakui warga negaranya maka dia tidak mempunyai kartu tanda penduduk, akses
kewarganegaraan, kalau dia tidak memiliki warga negara atau kartu tanda penduduk
maka dia tidak mempunyai akses kepada fasilitas sosial lainnya misalnya kesehatan,
pendidikan. Jadi diskriminasinya dilevel kebijakan, diskriminasi juga dilevel
peraturan undang undang, karena dalam undang-undang yang tidak membolehkan
orang Islam tidak boleh menikah dengan agama lain, tidak boleh memiliki anak
banyak hanya boleh satu atau dua, itu berlaku untuk orang Islam. Dilevel attitude
individual orang juga ada, yaitu menciptakan musuh lain yang bukan dia. Di
Myanmar UUD nya menginstitutionalkan diskriminasi itu sendiri, jadi diskriminasi di
Myanmar kalau dibagi-bagi jenisnya agama dan etnis, otomatis itu menyangkut
kesemuanya karena diskriminasinya itu sangat mendasar yaitu pengakuan terhadap
keberadaan etnis ini jadi menutup segala hak jadi diskriminasi yang dialami berlapis,
yang kedua dilevel kebijakan baik itu berupa undang-undang atau aturan atau
xxi
kebijakan program, terus yang ketiga diskriminasi dilevel individu jadi itu dia
multiple dan berlapis ya, kalau multiple kan macem-macem kalau berlapis itu kaya
tadi levelnya undang-undang, policy dan individu
xxii
ASEAN berusaha supaya AICHR memiliki mekanisme ini pada isu Rohingya.
AICHR secara institusi itu belum ada banyak respon terhadap Rohingya tetapi
AICHR didalamnya sendiri ada beberapa anggota AICHR yang berusaha
membicarakan Rohingya, jadi kita kan gabisa punya solusi tanpa membicarakan
isunya dahulu.
xxiii
4. Apakah maksud dari keterbatasan mandat itu sama dengan prinsip non
intervensi?
Kalau prinsip itu digunakan sebagai basis sebuah tindakan, itu juga keterbatasan tapi
bukan keterbatasan fungsi, non interverence itu bukan hanya milik ASEAN, UN pun
memiliki itu, ini prinsip-prinsip yang ada di international relation hanya saja
penggunaannya suka berlebihan di ASEAN misalnya untuk kepentingan di negaranya
sendiri baru bilang non interverence, nah kalau itu yang digunakan atau itu yang
dikritik saya setuju. Jadi ASEAN memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu, saya
yakin pada pertemuan tanggal 18 mengenai non interverence juga akan diangkat
yang merasa kepentingannya terancam gitu, tapi sebaiknya si harus dibedakan
keterbatasan fungsi, keterbatasan way of making discussion contohnya non
interverence prinsiple itu menjadi persoalan kedua, itu jangan jadi satu karena non
interverence itu bukan fungsi.
xxiv