Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Hipokalemia

Hipokalemia terjadi ketika kadar kalium yang beredar dalam darah lebih rendah dari batas
normal, yaitu di bawah 2,5 milimol per liter (mmol/L). Normalnya, kadar kalium dalam darah
adalah 3,6 hingga 5,2 milimol per liter (mmol/L). 

Kalium adalah salah satu zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.  Hampir semua kalium (98
persen) terdapat di dalam sel tubuh dan sisanya berada pada serum atau peredaran darah. Zat ini
berperan sebagai elektrolit yang berfungsi membawa sinyal listrik ke sel-sel tubuh termasuk sel
otot dan saraf. Menurunnya jumlah kalium dalam darah tentu dapat berakibat fatal. 

Hipokalemia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan


Pengobatan
Gangguan elektrolit yang bisa menyebabkan kelemahan otot

Ilust
rasi sakit kepala. (Pexels.com/jcomp)

Kalium termasuk mineral penting yang berfungsi untuk membantu organ bekerja optimal dalam
tubuh kita. Apabila tubuh kekurangan kalium, ini bisa menyebabkan hipokalemia yang
berdampak pada terganggunya fungsi organ, termasuk ginjal, otot, jantung, bahkan sistem saraf.
Hipokalemia ringan cenderung tidak menimbulkan gejala secara signifikan. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus, kadar kalium yang rendah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan,
salah satunya aritmia (gangguan irama jantung) dan kelemahan otot parah.

Menurut studi dalam BMJ Quality Improvement Programme  tahun 2015, hipokalemia


merupakan masalah medis yang relatif umum terjadi pada sekitar 20 persen atau lebih pasien
yang dirawat di rumah sakit.

1. Gejala

ilustrasi merasa tidak enak badan (freepik.com/wayhomestudio)

Seperti yang telah disinggung di awal, orang dengan hipokalemia ringan


cenderung tidak merasakan gejala yang mengarah pada masalah kesehatan
tersebut. Kendati demikian, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai,
meliputi:

 Gagal napas
 Mual dan muntah
 Tekanan darah rendah
 Peningkatan rasa haus
 Buang air kecil berlebihan
 Otot berkedut secara terus-menerus
 Kelemahan otot yang berisiko menyebabkan kelumpuhan
 Kram saat berolahraga
 Kehilangan nafsu makan
 Sembelit
 Adanya indikasi terhadap kelainan jantung

Hipokalemia dapat mengancam jiwa terlebih jika kondisi ini memengaruhi


otot jantung. Selain itu, saat sedang melakukan aktivitas fisik, hipokalemia
dapat menyebabkan terganggunya aliran darah menuju otot sehingga
menimbulkan rasa sakit. Jika sampai berlangsung lama, bukan tak mungkin
ini bisa mengakibatkan kerusakan otot lurik dan kelumpuhan otot usus
(hipokalemia berat).

Kendati terdengar mengkhawatirkan, tetapi studi dalam dalam European


Journal of Emergency Medicine  tahun 2014 menyebut kalau
kasus hipokalemia berat jarang terjadi. Studi tersebut mengemukakan bahwa
dari 4.826 pasien di unit gawat darurat dengan diagnosis hipokalemia, hanya
1 persen yang mengalami kondisi parah. Setengah dari pasien
tersebut cenderung tidak menunjukkan gejala signifikan.

Anda mungkin juga menyukai