Anda di halaman 1dari 6

TUGAS IDK II

Nama:Dara Salsabilla

Nim:1901005

Kelas:1B

1.Tuliskan mekanisme adaptasi pada penyakit atau kondisi berikut ini

(a) otot betis tukang becak membesar, (b) hidrochepalus (c) hepatomegali.

2.Berikan satu contoh kasus cidera sel dalam tata laksana perawatan.

Penyelesaian:

1,a.Pada dasarnya,mengayuh becak dapat membuat otot kaki terpacu untuk digerakkan. Bukan
membesarkan betis kaki, melainkan aktivitas tersebut bisa mengencangkan otot bagian bawah.

"Tentu kita jalan menggunakan otot kaki. Pastinya jadi kencang dan secara fisiologis olahraga
itu enggak mungkin membuat betis besar,"

Manusia membutuhkan tulang dan otot saat melakukan fungsi geraknya, tidak terkecuali lari.
Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot dan persendian tulang. Pada artikel ini akan
dijelaskan bagian-bagian otot yang dominan digunakan saat berlari. Mengetahui otot mana saja
yang bekerja saat lari adalah salah satu langkah efisien dalam menentukan program latihan
kekuatan yang efektif.

b.Hidrochepalus

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga meningkatkan tekanan pada
otak. Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan
pada orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat.
Cairan otak diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap oleh pembuluh darah.
Fungsinya sangat penting, antara lain melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak,
dan membuang limbah sisa metabolisme dari otak. Hidrosefalus terjadi ketika produksi dan
penyerapan cairan otak tidak seimbang.

Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan lingkar kepala yang cepat membesar. Selain itu, akan
muncul benjolan yang terasa lunak di ubun-ubun kepala. Selain perubahan ukuran kepala,
gejala hidrosefalus yang dapat dialami bayi dengan hidrosefalus adalah:

 Rewel

 Mudah mengantuk

 Tidak mau menyusu

 Muntah

 Pertumbuhan terhambat

 Kejang

Pada anak-anak, dewasa, dan lansia, gejala hidrosefalus yang muncul tergantung pada usia
penderita. Gejala-gejala tersebut antara lain:

 Sakit kepala

 Penurunan daya ingat dan konsentrasi

 Mual dan muntah

 Gangguan penglihatan

 Gangguan koordinasi tubuh

 Gangguan keseimbangan

 Kesulitan menahan buang air kecil

 Pembesaran kepala

Hidrosefalus yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan
fisik dan intelektual anak. Pada orang dewasa, hidrosefalus yang terlambat ditangani dapat
menyebabkan gejala menjadi permanen.
c.hepatomegali.

Hepatomegali adalah pembesaran ukuran organ hati. Kondisi ini umumnya terjadi
karena adanya penyakit pada organ hati, salah satunya adalah hepatitis. Namun bisa juga
karena penyakit lainnya.

Hati merupakan organ yang memiliki banyak peran penting. Di antaranya adalah untuk
memproduksi cairan empedu guna mencerna lemak, menyimpan gula jenis glukosa sebagai
cadangan energi tubuh, dan membersihkan tubuh dari zat-zat berbahaya.

Gejala Hepatomegali

Hepatomegali ringan biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul ketika organ hati
sudah sangat membesar. Berbagai gejala yang dapat menyertai kondisi ini, di antaranya adalah:

 Rasa tidak nyaman di area perut bagian kanan atas.

 Rasa penuh di perut.

 Mual.

 Nyeri otot.

 Lemas.

 Nafsu makan menurun.

 Penurunan berat badan.

 Kulit dan mata berwarna kekuningan.

 Demam.

Segera minta bantuan medis bila hepatomegali disertai dengan:

 Nyeri perut hebat.

 Sesak.

 Buang air besar berwarna hitam.

 Muntah darah.
Penyebab Hepatomegali

Beberapa faktor atau kondisi yang dapat mengakibatkan terjadinya hepatomegali atau
pembesaran hati adalah:

 Hepatitis, baik karena virus maupun autoimun.

 Abses hati.

 Penyakit perlemakan hati (fatty liver disease), baik yang disebabkan oleh konsumsi
alkohol maupun bukan.

 Masalah kandung empedu dan salurannya.

 Gangguan jantung, seperti gagal jantung dan penyakit katup jantung.

 Kanker, baik yang berasal dari hati itu sendiri atau kanker organ lain yang menyebar ke
hati (metastatis).

 Kelainan genetik. Sejumlah kelainan genetik dapat menyebabkan pembesaran ukuran


hati, di antaranya adalah penyakit Wilson, penyakit Gaucher, dan hemokromatosis.

 Kelainan darah, seperti thalasemia, anemia sel sabit, kanker darah, limfoma, dan
multiple myeloma.

 Infeksi cacing, seperti skistosomiasis.

Sindrom Budd-Chiari, yaitu penyumbatan pembuluh darah hati.

Obat-obatan, seperti paracetamol, amiodaron, dan obat kolesterol golongan statin (misalnya
simvastatin) menyebabkan cedera pada hati.

Zat kimia, bahan kimia industri, seperti karbon tetraklorida dan kloroform juga dapat
mengakibatkan hepatomegali, dikarenakan potensi kerusakan organ hati akibat paparan bahan
tersebut

Pengobatan Hepatomegali

Penanganan hepatomegali akan bergantung kepada kondisi-kondisi yang memicu terjadinya


penyakit ini. Selain dengan pengobatan medis, penyembuhan juga dapat dilakukan dengan
mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, terutama pada penyakit perlemakan hati. Hal-hal
yang dapat dilakukan adalah dengan tidak mengonsumsi minuman beralkohol, berolahraga
secara rutin, mengurangi berat badan, dan mengonsumsi makanan sehat.
Hepatomegali yang ditangani secara dini dapat memberikan hasil yang memuaskan. Sebaliknya,
hepatomegali yang tidak ditangani dapat mengakibatkan penyakit liver yang lebih lanjut dan
menjadi permanen.

2.Cedera sel (Jejas) merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau
sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal.

Nekrosis merupakan salah satu pola dasar kematian sel. Nekrosis terjadi setelah suplai darah
hilang atau setelah terpajan toksin dan ditandai dengan pembengkakan sel, denaturasi protein
dan kerusakan organel. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi berat jaringan.

Nekrosis adalah kematian sel dan kematian jaringan pada tubuh yang hidup. Nekrosis dapat
dikenali karena sel atau jaringan menunjukkan perubahan-perubahan tertentu baik secara
makroskopis maupun mikroskopis. Secara makroskopis jaringan nekrotik akan tampak keruh
(opaque), tidak cerah lagi, berwarna putih abu-abu. Sedangkan secara mikroskopis, jaringan
nekrotik seluruhnya berwarna kemerahan, tidak mengambil zat warna hematoksilin, sering
pucat (Pringgoutomo, 2002).

Banyak agen yang dapat menyebabkan kematian sel, salah satunya adalah mikroba. Mikroba
patogen dapat menyebabkan suatu penyakit dalam tubuh manusia. Salah satu caranya yaitu
dengan merusak sel dan organelnya.Kemudian respon sel yang utama adalah atrofi, hipertrofi,
hiperplasia, dan metaplasia. Jika respon berlebihan akan terjadi jejas (cedera sel) dan berlanjut
pada kematian sel.

Penyebab Cedera Sel

Cedera dan kematian selular dapat disebabkan oleh mikroorganisme, kekurangan oksigen, atau
oleh agen fisik seperti suhu ekstrim, kimiawi toksik, atau radiasi. Kekurangan oksigen (anoksia)
adalah penyebab paling umum cedera dan kematian selular .

Di bawah ini merupakan penyebab-penyebab dari jejas sel, adalah sebagai berikut:

1. Hipoksia

a. Daya angkut oksigen berkurang: anemia, keracunan CO

b. Gangguan pada sistem respirasi

c. Gangguan pada arteri: aterosklerosis


2. Jejas Fisik

a. Trauma mekanis: ruptura sel, dislokasi intraseluler

b. Perubahan temperatur: vasodilatasi, reaksi inflamasi

c. Perubahan tekanan atmosfer

d. Radiasi

3. Jejas kimiawi

a. Glukosa dan garam-garam dalam larutan hipertonis yang dapat menyebabkan gangguan
homeostasis cairan dan elektrolit

b. Oksigen dalam konsentrasi tinggi

c. Zat kimia, alkohol, dan narkotika

4. Agen biologik: virus, bakteri, fungi, dan parasit

5. Reaksi imunologik

a. Anafilaktik

b. Autoimun

6. Faktor genetik: sindroma Down, anemia sel sabit

7. Gangguan nutrisi: defisiensi protein, a vitaminosis.

Anda mungkin juga menyukai