Anda di halaman 1dari 15

Relief Kalamakara Candi Barong Sebagai Inspirasi Hiasan

Tangan Mehendi

Agatha Ratu Maheswara Dewayana1*, Hadjar Pamadhi2, Sri Wening3


1*,3
Program Studi S2 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
2
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta

agatharatu.2021@student.uny.ac.id

ABSTRAK
Relief yang ada di candi barong menjadikan sumber inspirasi untuk membuat karya seni baru pada
motif riasan tangan yang disebut mehendi. Sebuah budaya yang dapat dikaitkan dari relief candi
barong dan motif mehendi terbagi menjadi 3 pandangan. Pertama adalah Unsur Fisik yaitu unsur yang
dapat dirasakan oleh panca indera manusia, seperti halnya relief candi barong dan lukisan mehendi
yang dapat dilihat bentuk dan strukturnya. Kedua merupakan Unsur sistem yaitu dari mana asal mula,
dan aliran keyakinan yang dianut. Candi barong merupakan candi peninggalan hindu yang terletak di
daerah sleman yogyakarta, sedangkan seni menghias tangan mehendi merupakan kebudayaan seni
merias tertua yang berasal dari india, pakistan dan timur tengah dimana mayoritas penduduk memeluk
keyakinan hindu. Kegtiga yakni Unsur pandangan hidup yaitu suatu makna filosofis yang ada
kemudian dijadikan sebuah ide gagasan, pada relief candi barong terdapat beberapa ukiran dan bentuk
yang memiliki makna filosofis tersebut akan diterapkan untuk seni merias tangan mehendi yang
digunakan untuk pengantin dengan pemberian makna dan doa yang lebih dalam untuk calon
pengantin dalam menjalankan bahtera rumah tangga kedepan. Keterkaitan hal tersebut menjadikan
sumber ide yang dapat dikembangkan. Harapan dari tulisan ini adalah dapat menjadikan sebuah
pengetahuan dalam mendalami nilai-nilai dan makna pada motif mehendi yang bersumber dari relief
candi barong.

Kata Kunci : Candi Barong, Mahendi, Kebudayaan

ABSTRACT
The reliefs in the barong temple are a source of inspiration to create new works of art on hand
makeup motifs called mehendi. A culture that can be attributed to the reliefs of the barong temple and
the mehendi motifs is divided into 3 views. The first is the physical element, which is an element that
can be felt by the five human senses, such as the reliefs of the barong temple and mehendi paintings
that can be seen in their shape and structure. The second is an element of the system, namely where it
comes from, and the flow of beliefs held. Barong Temple is a Hindu heritage temple located in the
Sleman area of Yogyakarta, while the art of decorating the hands of Mehendi is the oldest make-up
art culture originating from India, Pakistan and the Middle East where the majority of the population
embraces Hindu beliefs. The third is the element of a view of life, which is a philosophical meaning
that is then used as an idea, on the reliefs of the Barong temple there are several carvings and shapes
that have philosophical meanings that will be applied to the art of making mehendi hands used for
brides by giving deeper meaning and prayers. for the bride and groom in running the future
household ark. This connection is a source of ideas that can be developed. The hope of this paper is
that it can make knowledge in exploring the values and meanings of the mehendi motifs sourced from
the reliefs of the Barong temple.

Key Words: Barong temple, Mehndi, Culture


PENDAHULUAN Berbeda dengan candi-candi pada umumnya
yang memiliki ruangan seperti bilik, candi
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah provinsi barong tidak memiliki. Hanya ada relung
yang terkenal dengan Keraton sebagai pusat kecil sebagai tempat meletakkan arca. Arca
pemerintahan yang memiliki banyak warisan yang terdapat pada candi barong adalah arca
budaya tak benda salah satunya seperti sebuah Dewa Wisnu dan Dewi Sri, namun acra yang
sajian pertunjukan pada tari klasik serimpi selayaknya diletakkan didalam relung kini
rangga janur yang telah diakui UNESCO sudah tidak ada akibat dari kecurangan warga
sebagai warisan budaya tak benda. Disisi lain setempat yang merusak bahkan mengambil
kota Yogyakarta juga memiliki banyak tanpa ijin.
warisan budaya kebendaan berupa cagar
budaya yang sampai saat ini masih lestari di Candi Suragedug memiliki hiasan kalamakara
masing-masing daerahnya. Salah satu situs atau sosok raksasa yang menyeramkan
cagar budaya yang masih dijaga dan berbentuk wajah barong di tiap sisi bangunan
dilestarikan adalah candi. Candi selain candi, sehingga masyarakat setempat
menjadi aset daerah juga menjadi salah satu menyebutnya candi Barong. Selain barong,
pengait wisata yang ada di Yogyakarta. ornamen unik lain yang menghias candi
Wisata pada situs cagar alam ini menjadi adalah Ghana, raksasa kerdil yang menopang
salah satu pusat peradaaban dan sejarah masa relung candi. Secara keseluruhan, bangunan
lalu (Arini, 2017). candi Barong nampak sederhana, tidak ada
pahatan relief kisah pewayangan atau relief
Kabupaten Sleman menjadi salah satu daerah sejarah tempo dulu. Hanya ada relief
dengan candi yang cukup banyak di kalamakara dengan ukiran lengkungan-
Yogyakarta bahkan di Indonesia. Candi-candi lengkungan estetik sebagai icon dari candi
yang terletak di kabupaten Sleman yaitu candi Barong.
Prambanan, candi Keraton Ratu Boko, candi
Sewu, candi Ijo, candi Abang, candi Kalamakara yang dimaksud mirip dengan
Banyunibo, candi Barong, candi Sambisari, hewan dalam mitologi jawa yang disebut
candi Gebang, candi Morangan, candi barong atau barongan (Koeswanto, 2022).
Plaosan. Seramasara (2017) mengunkapkan bahwa
lambang ukiran Kalamakara diletakkan di
Candi barong merupakan salah satu dari pintu gerbang diartikan sebagai penjaga
banyaknya candi di kabupaten Sleman. kawasan yang memiliki makna simbolik
Safitri, (2022) menyampaikan bahwa sejarah sebagai sebuah pengabdian untuk mengusir
candi barong dibangun antara abad ke-9 dan segala sesuatu yang jahat, orang jawa biasa
ke-10 dulunya bernama candi Suragedug. menyebutnya dengan tolak bala. A.A. gede
Menurut data yang terdapat pada BPCB Agung Darmawan dalam Putra et al., (2021)
(2021) atau Balai Pelestarian Cagar Budaya menuturkan, kata Barong berasal dari kata
DIY secara administratif, candi Barong bahruang yang secara umum diartikan
terletak didusun Candisari, Desa Sambirejo, sebagai beruang. Beruang merupakan hewan
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, mitologi yang memiliki kekuatan gaib tinggi,
Yogyakarta. Secara geografis terletak disuatu sehingga dipuja sebagai pelindung. Sehingga
perbukitan kapur, sawah tadah hujan dan dapat disimpulkan relief kalamakara pada
tanah yang relatif kurang subur, dengan candi Barong memiliki makna simbolik
ketinggian 199,27 m dpl dan pada koordinat sebagai pelindung dari segala yang jahat.
1000 2’ 343” BT dan 70 46’ 16” LS.
Relief kalamakara berisi makna yang baik,
namun kaum generasi muda saat ini mulai
menghilangkan norma-norma kebudayaan mengembangkan dan menciptakan inovasi
lokal. Hal ini karena minimnya pengetahuan motif-motif baru sesuai dengan ciri khas
mengenai filosofi Kalamakara dalam daerahnya masing-masing.
meningkatkan kreativitas dan kemampuan Berdasarkan latar belakang masalah yang
berinovasi, padahal generasi muda memegang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti
peran penting dalam menjaga dan memiliki pemikiran untuk berinovasi
melestarikan budaya kearifan lokal. Selain itu mengembangkan seni mahendi. Inovasi
belum banyak literasi yang membahas mahendi yang akan di kembangkan terletak
mengenai kalamakara di candi Barong. Oleh pada motif hiasan tangan yang
sebab itu, ajaran kebaikan dari relief ditransformasikan dari motif relief
Kalamakara perlu dikenalkan lagi untuk kalamakara pada candi barong. Selain itu
meningkatkan moral generasi muda, dengan motif ini nantinya dapat dijadikan ciri khas
cara meningkatkan kreativitas yaitu motif hiasan mahendi dari sleman, yogyakarta.
reliefnya dijadikan sumber inspirasi untuk Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih
membuat karya seni yang baru sebagai motif dalam mengenai jenis motif dan makna yang
hiasan tangan mahendi. ada pada motif hiasan tangan mahendi yang
sudah dikembangkan menjadi motif baru.
Mahendi merupakan hiasan berbentuk pola Fokus penelitian ini terletak pada latar
rumit yang dilukis oleh seniman henna pada belakang dari terciptanya karya inovasi baru
kulit manusia dengan pewarna tanaman yang mengkaitkan relief kalamakara pada
(Caunt-Nulton Heather, Alex Morgan & motif mahendi dari 3 sudut pandang yaitu
Qureshi, 2017). Mahendi merupakan wujud kebudayaan fisik, sistem dan
terjemahan dari bahasa inggris yang paling pandangan hidup.
umum untuk kata Hindi Mahendi yang
mengacu pada tanaman pewarna untuk METODE PENELITIAN
membuat desain dan memberi warna pada
kulit. Menurut Sari et al., Penelitian ini menggunakan metode
(2021) tanaman pewarna ini memiliki banyak pengembangan R&D (Research and
nama, termasuk henna (Arab), Mahendi Development) dengan pendekatan ADDIE.
(Hindi, dari bahasa sansekerta mendhika), Menurut Dick et al 2005 dalam arikel
mignonette (Perancis) dan masih banyak Maydiantoro (2021) metode penelitian
lainya. Di beberapa daerah negara yang pengembangan dengan pendekatan ADDIE
menerapkan budaya henna/mahendi pada terdiri dari lima tahapan pengembangan yaitu
pernikahan memiliki motif dan ragam analysis, design, development/production,
mahendi yang berbeda-beda sesuai dengan implementation, and evaluation. Untuk
ciri khas dari daerahnya. Menurut Widayat pembuatan motif baru hiasan tangan mahendi,
(2017) ragam hias adalah motif bentuk yang dipilih bentuk-bentuk relief kalamakara yang
indah dan memang sengaja dibuat untuk motifnya berbeda dengan motif yang ada pada
hiasan yang menarik, indah dan memiliki umumnya. Berikut prosedur pengembangan
makna seperti hiasan tangan mahendi. inovasi karya dengan pendekatan ADDIE
menurut Sugihartini & Yudiana (2018) dapat
Saat ini seni mahendi merupakan bagian dari dilihat pada Gambar 1.
keunikan dan keragaman kebudayaan yang
memiliki nilai keindahan dan kreativitas yang
tinggi, karena hal itu terlihat dari teknik
pembuatanya yang rumit (Sari et al., 2021).
Ragam hias mahendi ini perlu dilestarikan dan
diharapkan para seniman mahendi dapat
dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan
dengan tujuan pengembangan motif dan
bentuk lukisan. Penerapan dilakukan mengacu
kepada rancangan gambar yang telah dibuat.

Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi dilakukan untuk memberi
umpan balik akhir kepada pengguna dan
Gambar 1. Tahapan Model ADDIE pelaku pelukis mahendi, sehingga revisi
(Sumber: Sugihartini & Yudiana, 2018) dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau
Analisis (Analysis) kebutuhan yang belum terpenuhi.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
informasi yang dapat dijadikan sebagai Teknik pengumpulan data yang digunakan
inovasi karya, dan karya yang dihasilkan yaitu observasi, studi literasi dan
adalah hiasan tangan mahendi. Tahapan ini dokumentasi. Observasi adalah penelitian
mencakup analisis kebutuhan yang meliputi secara sistematis menggunakan kemampuan
pengidentifikasian masalah, mengidentifikasi indera manusia yang dilakukan secara
sumber ide yang sesuai dengan sasaran, langsung pada objek yang dituju. Pengamatan
pemikiran tentang inovasi yang aka n dilakukan pada saat terjadi tindakan atau
dikembangkan. kegiatan budaya serta dapat pula dilakukan
wawancara untuk mendapatkan hasil data
Perancangan (Design) yang lebih lengkap (Hasanah, 2017).
Kegiatan pada tahap desain adalah
menggambar desain asli dari sumber ide yang Objek materi yang akan diteliti adalah
ditentukan, dengan mengambil beberapa pengembangan motif hiasan tangan mahendi.
bentuk yang akan digunakan di langkah Objek material terletak pada relief kalamakara
selanjutnya. Kegiatan mendesain ini pada candi barong sebagai sumber ide
merupakan proses sistematik dimulai dari pengembangan, dan objek formalnya yaitu
merancang konsep dan konten yang akan makna simbolis pada pengembangan motif
dikembangkan. hiasan tangan mahendi.

Pengembangan (Development) Intepretasi makna dan simbol pada


Langkah pengembangan pada tahap ini pengembangan motif hiasan tangan mahendi
merupakan realisasi rancangan dari gambar tersebut, menggunakan teori intepretasi
desain yang sudah dipilih melalui sumber ide. semiotika. Semiotika menurut pemikiran
Pada tahap sebelumnya telah disusun Pierce yaitu tanda-tanda memungkinkan
konseptual penerapan desain, kemudian manusia untuk berpikir, berhubungan dengan
direalisasikan menjadi suatu kerangka baru orang lain dan memberi makna pada apa yang
yang siap dikembangkan dan siap untuk ditampilkan oleh alam semesta (Sahid, 2016).
diterapkan. Oleh karenanya pengembangan motif hiasan
tangan mahendi adalah karya yang dapat
Penerapan (Implementation) diinterpretasikan.
Setelah pengembangan desain telah
dilakukan, tahap ini untuk memberi umpan HASIL DAN PEMBAHASAN
balik kepada pengguna dan pelaku pelukis
mahendi ketika desain yang telah Sumber ide di ambil dari relief kalamakara
dikembangkan tadi diterapkan langsung. pada candi barong. Masalah yang ditemukan
Umpan balik (awal evaluasi) dapat diperoleh dalam proses penulisan ini adalah masyarakat
muda tidak begitu memahami tentang makna Menurut data yang jelaskan oleh Safitri
sejarah pada candi barong, minimnya (2022) pendiri candi Barong dan asal-usulnya
pengetahuan masyarakat mengenai relief tidak diketahui secara pasti, karena belum
kalamakara yang dapat dijadikan inovasi baru, ditemukan sumber yang cukup otentik.
literasi yang mebahas relief kalamakara Ditemukan dalam prasasti Ratu Baka yang
cenderung sedikit, dalam hal menghias tangan berangka tahun 856, diceritakan tentang
mahendi, seniman mahendi masih seorang Raja bernama Sri Kumbaja atau Sri
menggunakan motif ukira n umum dan tidak Kalasodbhava yang membangun 3 lingga.
memiliki ciri khas pada daerahnya. Diduga bangunan tersebut adalah candi
Inovasi yang akan dikembangkan dari relief Barong, sumber lainya didapat dari prasasti
kalamakara pada candi barong ini adalah pereng yang berangka tahun 863.
hiasan tangan mahendi. Pengembangan
terletak pada bentuk lukisan tangan yang Dalam prasasti tersebut, tertulis bahwa pada
menggukanan aksen khas dari relief 784 Saka atau 860 Masehi, Rakai Walaing Pu
kalamakara. Apabila dihubungkan dengan Kumbhayoni menganugerahkan sawah dan
pemaknaan, antara relief kalamakara dan dua bukit di Tamwahurang untuk keperluan
hiasan tangan mahendi, dua hal ini dapat pemeliharaan bangunan suci Syiwa bernama
bersinergi dari sisi pemaknaan dan doa yang Bhadraloka. Para ahli berpendapat bahwa Sri
diharapkan. Hiasan tangan mahendi kerap Kumbaja atau Sri Kalasodbhava dan Pu
digunakan oleh calon pengantin untuk Kumbhayani adalah orang yang sama, dan
memaksimalkan penampilan di hari spesial, bangunan Bhadraloka yang dimaksud adalah
dengan menggunakan bentuk lukisan Candi Barong.
kalamakara yang diterapkan pada mahendi
dapat memberikan makna khusus agar Candi Barong pertama kali ditemukan oleh
pengantin selalu dilindungi Tuhan dan bangsa Belanda pada abad ke-20. Saat itu,
semesta, dijauhkan dari segala yang buruk bangsawan Belanda tengah melakukan
dalam menjalankan bahtera rumah tangga. perluasan lahan tebu, dan menemukan sebuah
Selain itu inovasi ini dapat dijadikan ciri khas candi dalam kondisi runtuh. Setelah
daerah, karena candi Barong terletak di ditemukan dalam kondisi runtuh, candi ini
kabupaten Sleman. kemudian dipugar pada 1979 hingga 1999.
Dulunya fungsi candi Barong diperkirakan
Sejarah Candi Barong sebagai tempat pemujaan DewaWisnu, hal ini
Candi barong merupakan salah satu dari didasarkan pada temuan Arca Dewa Wisnu
banyaknya candi di kabupaten Sleman. dan Dewi Sri, dapat dilihat pada Gambar 2.
Hartono (2021) menyampaikan bahwa sejarah
candi barong dibangun antara abad ke-9 dan
ke-10 dulunya bernama candi Suragedug.
Menurut data yang terdapat pada Balai
Pelestarian Cagar Budaya DIY secara
administratif, candi Barong terletak didusun
Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Secara geografis terletak disuatu perbukitan
kapur, sawah tadah hujan dan tanah yang Gambar 2. Arca Dewa Wisnu dan Dewi Sri
relatif kurang subur, dengan ketinggian (Sumber: Dokumen Agatha Ratu,2022)
199,27 m dpl dan pada koordinat 1000 2’ 343”
BT dan 70 46’ 16” LS. Menurut sejarah, candi ini sebenarnya
bernama Candi Suragedug. Namun, hiasan
kala (sosok raksasa menyeramkan yang
biasanya menghias gerbang atau pintu masuk
candi) berbentuk barong di tiap sisi bangunan
candi yang begitu khas membuat masyarakat
sekitar lebih senang menjulukinya Candi
Barong. Kala-kala barong di candi ini dalam
mitologi Hindu dipercaya sebagai makhluk
penjaga kesucian bangunan.
Gambar 3 menunjukan bentuk ukiran relief
Gambar 4. Ghana
kalamakara pada candi barong berbeda (Sumber: Dokumen Agatha Ratu, 2022)
dengan ukiran-ukiran barong pada umumnya.
Apabila diperhatikan bentuknya terlihat lebih
ramah dengan menunjukan wajah tersenyum,
tidak seperti barong pada umumnya yang
mengerikan. Relief kalamakara pada candi
barong juga memiliki makna yang baik yaitu
sebagai pelindung dari segala yang jahat,
mengusir sesuatu yang bersifat buruk agar
tidak masuk kedalam area yang sudah
dipasang kalamakara. Walaupun bentuknya
Gambar 5. Ukiran Hiasan Candi Barong
menyeramkan namun sifat seram yang (Sumber: Dokumen Agatha Ratu, 2022)
ditunjukan sebagai pelindung untuk
menghalau sesuatu yang buruk. Sejarah Mahendi
Mahendi adalah seni merias tangan dari
Berbeda dengan candi-candi lain di sekitarnya zaman kuno, bagian yang dirias meliputi jari,
yang memiliki bilik (ruangan dalam candi), lengan bawah, dan jari kaki. Adapula lukisan
Candi Barong dibangun tanpa ada bilik di ditempatkan pada dada, dan dipunggung
dalamnya, hanya ada relung yang dulunya bagian atas. Henna adalah tanaman sebagai
berfungsi untuk meletakkan arca. Secara bahan baku untuk membuat lukisan mahendi
keseluruhan, bangunannya sederhana saja, tak yang diambil dari daunya. Menurut Efrianova
ada relief-relief kisah pewayangan ataupun et al., (2019) Kata Henna berasal dari bahasa
pahatan dewa dewi. Pada Gambar 4 latin untuk tanaman Lawsonia Inermis yang
menunjukan bahwa selain Kalamakara, diucapkan oleh orang Arab sebagai Hinna.
ornamen unik lain yang menghias candi ini Asal tepat dari mahendi sulit dikatakan karena
adalah Ghana, si raksasa kerdil yang seni ini telah berusia hampir 5000 tahun.
menopang relung candi, dan ukiran hiasan di
seputar candi dapat dilihat pada Gambar 5. Beberapa sejarahwan mengatakan bahwa asal
mula mahendi adalah India, sedang yang lain
mengatakan bahwa asal mula mahendi adalah
TImur Tengah atau Afrika Utara. Tumbuhan
henna bisa mencapai ketinggian 4 sampai 6
kaki dan dapat ditemukan di Negara-negara
seperti Pakistan, India, Afganistan, Mesir,
Suriah, Yaman, Uganda, Maroko, Senegal,
Tanzania, Kenya, Iran dan Palestina. Henna
tumbuh cukup baik di iklim panas. Henna
adalah nama tumbuhan tertua yang digunakan
Gambar 3. Relief Kalamakara
(Sumber: Dokumen Agatha Ratu, 2022) sebagai kosmetik. Sangat anam digunakan.
Jarang sekali menimbulkan masalah. Mahendi pengantin, gunanya untuk mengusir roh-roh
diracik dari daun tanaman yang disebut Henna yang tidak baik yang akan menggangu calon
atau Lawsonia Inermis. Henna bisa dipakai pengantin. Berkembang dengan kemanuan
pada bagian tubuh dengan membuat pola dan zaman, cara menghenna di daerah-daerah adat
desain yang indah. Henna juga dikenal di Indonesia mulai mengikuti Negara lain,
khasiatnya untuk penyembuhan dan terapi. sehubungan banyaknya bermunculan henna
Sejak jaman dahulu, henna dipakai untuk artis diberbagai pelosok tempat di Indonesia.
menyehatkan rambut agar makin mengkilap, Namun beberapa para tetua dan orang-orang
berfungdi sebagai kondisioner rambut dan masih mempertanyakan ukiran henna tersebut
baik untuk kulit kepala. Di India, mahendi adalah tattoo bukanlah henna yang ada di ata
merupakan salah satu cara mempercantik diri kebudayaan Indonesia.
selain memakai make up atau perhiasan. Bisa
dipakai sehari-hari atau memegang peran Bentuk Relief ukiran Pada Candi Barong
penting dalam acara khusus atau pernikahan. Ukiran yang terdapat pada relief Kalamakara
2 atau 3 hari sebelum pernikahan apabila diperhatikan dengan seksama terdiri
dilangsungkan, mempelai perempuan akan dari beberapa bentuk dapat diperhatikan pada
menghadiri pesta mehendi yang Gambar 6. Bentuk-bentuk tersebut yang akan
diselenggarakan bersama keluarga dan teman. digunakan untuk dikembangkan menjadi
Tangan mempelai perempuan akan dihias motif baru pada hiasan tangan mahendi.
mahendi dari ujung jari samai siku, dan dikaki Pengembangan ini dilakukan untuk
dari ujung kaki sampai lutut. menginspirasi seniman pelukis mahendi
supaya dapat memiliki ciri khas lukisan
Dalam sejarah pemakaian henna digunakan mahendi, khususnya yang ada di daerah
untuk menangkal kejahatan dan membawa Kabupaten Sleman. Beberapa bentuk ukiran
nasib baik bagi pemakainya. Karenanya henna kalamakara dan ukiran pada sekitaran candi
biasa dipakai sebelum melahirkan (sewaktu akan dikembangkan menjadi motif hiasan
hamil) dan sebelum pernikahan (calon tangan mahendi.
pengantin). Sebagian besar prosesi pernikahan
tradisional dibeberapa daerah yang ada di Motif ukiran dapat diperhatikan pada
Indonesia memasukkan ritual pemakaian daun kumpulan Gambar 7, terdapat bentuk mata,
pacar sebagai salah satu ritual pernikahan bentuk kumis, bentuk pangkal hidung, bentuk
melayu. Masing-masing daerah memiliki arti gigi, taring, rahang dan motif hiasan di
dan makna tersendiri untuk ritual tersebut, telapak tangan kalamakara. Sedangkan pada
meski dimasa sekarang ritual ini dianggap Gambar 8, merupakan pola ragam hias yang
oleh sebagian kalangan masyarakat Indonesia terdapat pada bagian bawah diseputar
sebagai pelengkap prosesi pernikahan suatu bangunan candi. Pola tersebut terdiri dari
adat semata. Selain untuk mempercantik bentuk persegi, lingkaran, segitiga, dan
penampilan, penggunaan henna juga diyakini terdapat beberapa garis lengkung dapat dilihat
dapat melindungi pemakainya dari berbagai pada Gambar 9.
gangguan. Sebut saja Henna Belly, melukis
perut yang sedang membuncit alias hamil
dengan daun pacar bukan lai haltabu. Selain
melestarikan tradisi, mempercantik perut
sudah menjadi bagian dari gaya hidup.

Di Indonesia, henna dipakaikan tidak


bermotif cantik, dimulai dari kuku-kuku
sampai telapak tangan/kaki, hanya ada calon
Gambar 6. Relief Wajah Kalamakara kedepan dimaksudkan agar orang yang
(Sumber: Dokumentasi BPCB, 2020) menatapnya merasa tertekan dan takut
(Taruan & Susandro, 2021). Selain
karamakara juga terdapat ukiran yang
menghiasi sekeliling candi.

Setelah melakukan observasi, unsur bentuk


Bentuk Mata Bentuk Kumis Bentuk Pangkal Hidung dan garis dominan yang ada pada relief candi
barong terdiri dari garis lurus, garis lengkung,
garis zig-zag, garis spiral, adapula bentuk
lingkaran, segitiga, persegi dan beberapa
bentuk lengkungan abstrak yang mungkin
tidak dapat diamati dengan jelas karena
Bentuk Gigi Bentuk Taring Bentuk Rahang mengalami pelapukan. Unsur bentuk dan
garis yang telah di visualkan kedalam sketsa
pada gambar diatas akan dijadikan motif
pengembangan pada hiasan tangan mahendi.

Motif yang akan dikembangkan dari wajah


Hiasan Telapak
Tangan kalamakara adalah garis lengkung, garis lurus,
Gambar 7. Motif Bentuk pada Wajah Kalamakara garis zig-zag, garis spiral yang kemudian
(Sumber: Sketsa Agatha Ratu, 2022) membentuk motif lain seperti bentuk mata
(lingkaran), bentuk pangkal hidung (garis
lengkung), bentuk kumis (garis lengkung-
spiral), bentuk gigi (persegi), bentuk taring
(garis lengkung meruncing), bentuk rahang
(garis spiral), dan bentuk hiasan tangan
(melengkung).

Menurut Ariya (2021) unsur garis memiliki


makna, seperti garis lurus bermakna tegak,
Gambar 8. Ukiran Hiasan Candi Barong
(Sumber: Dokumen Agatha Ratu, 2022) tegas dan keras, garis lengkung bermakna
lembut, garis zig-zag bermakna gerak cepat,
kaku namun kuat, sisi runcing bermakna
kekuasaan dan perlawanan, dan garis spiral
bermakna lentur, elastis (luwes). Ubay (2016)
menjelaskan makna pada unsur bentuk seperti
bentuk lingkaran memiliki makna abadi, tidak
Gambar 9. Motif Bentuk pada hiasan Candi Barong pernah putus atau terus menyambung,
(Sumber: Sketsa Agatha Ratu, 2022) lingkaran bersifat kekal dan melindungi,
bentuk persegi bermakna kedamaian,
Ukiran relief pada candi Barong terdiri dari keamanan, kekuatan, dan suatu harapan.
wajah kalamakara yang memiliki ciri khas Sedangkan bentuk segitiga bermakna trinitas
seperti barongan dengan mata melotot yang atau lambang dari 3 unsur penghubung antara
terbuka lebar menatap kedepan, posisi mulut Tuhan-Manusia-Alam, atau dapat diartikan
terbuka dan memamerkan gigi serta taring sebagai raga, pikiran dan jiwa.
besar, seolah-olah siap untuk memangsa apa
yang ada didepanya. Sorotan mata yang tajam
Penjelasan makna garis dan bentuk tersebut yang dikreasikan oleh seniman lukis mahendi
dapat menerjemahkan arti makna dari relief itu sendiri.
yang terpahat pada candi barong bahwa
kalamakara yang terlihat menyeramkan
sebenarnya memiliki sifat lembut, Sebelum menerapkan lukisan pada tangan,
melindungi, dan menangkal segala yang jahat. dilakukan membuat desain pola
Tugas utamanya yang dipresentasikan dari pengembangan lukisan mahendi dengan motif
raut wajahnya adalah sosok yang kuat, keras kalamakara, pada Gambar 10 merupakan
dan gesit dalam melindungi, sehingga apa desain pertama untuk menentukan gambaran
yang dilindungi dapat menjadi abadi dan motif kalamakara pada lukisan tangan
kekal. Apa yang terlihat menyeramkan tidak mahendi. Kemudian dilakukan evaluasi dari
selamanya bersifat negatif, karena ada segi penampilan dan bentuk-bentuk yang
beberapa arti dan tujuan mengapa tercipta diterapkan dan kembali melakukan
suatu bentuk seperti kalamakara. pembuatan desain kedua pada Gambar 11.
Gambar 12 merupakan pola desain ketiga
Konsep Pengembangan Desain Hiasan sebagai perbandingan dari desain yang lain.
Tangan Mahendi
Pengembangan desain pada hiasan tangan Setelah dilakukan pengamatan dari ketiga
mahendi berdasarkan motif relief candi desain yang dibuat, dilakukan pemilihan
barong yang pilih. Menentukan desain desain yang akan diterapkan pada hiasan
penggunaan motif garis dan bentuk tangan mahendi. Dilihat dari kerapian,
disesuaikan dengan relief kalamakara itu kesesuaian dan keseimbangan pola maka
sendiri, dimana jika disimpulkan arti dan dipilih desain yang ketiga.
makna yang terdapat dalam reliefnya
menunjukan sebuah tekad yang kuat, berani,
pelindung dari yang jahat, lembut, luwes dan
kekal. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
makna yang sama antara penggunaan
mahendi dan relief kalamakara yaitu
melindungi dari segala gangguan yang jahat.

Kemudian kebermaknaan dari relief


kalamakara itu dileburkan dalam fungsi dan
makna dari hiasan tangan mahendi yang
biasanya di gunakan calon pengantin wanita
sebelum melangsungkan pernikahan. Menurut
Haq (2019) motif pada hiasan tangan mahendi
tidak semata-mata sebagai ragam hias untuk
mempercantik saja tetapi makna tersebut
dapat dijadikan doa untuk keberlangsungan
hidup pengantin kedepanya dalam
menjalankan bahtera rumah tangga, seperti
motif bunga memiliki makna harapan
kebahagiaan, kesucian, dan kekal. Motif sulur
memberikan makna penjangnya usia
pernikahan sampai menuju di keabadian dan
kekal, dan motif-motif pengembangan lainya
Gambar 10. Desain Mahendi 1
(Sumber: Sketsa Agatha Ratu, 2022)

Gambar 12. Desain Mahendi 3


(Sumber: Sketsa Agatha Ratu, 2022)
Motif Kalamakara pada Hiasan Tangan
Mahendi
Gambar 11. Desain Mahendi 2 Konsep motif yang dipilih untuk
(Sumber: Sketsa Agatha Ratu, 2022) pengembangan hiasan tangan mahendi
mengambil unsur-unsur dasar motif hiasan
tangan mahendi pada umumnya seperti bunga,
sulur, garis lurus, garis lengkung, garis zig-
zag, titik-titik. Unsur dasar motif hiasan
tangan mahendi itu kemudian dikembangkan
dan di satukan dengan motif relief
kalamakara. Motif motif bunga
dikembangkan dalam bentuk mata karena
memiliki kesamaan bentuk lingkaran, garis
lengkung yang disatukan membentuk taring
kalamakara, bentuk gigi kalamakara dapat
dikembangkan sebagai kelopak bunga, dan
garis lengkungan pada jari tangan diadaptasi
dari hiasan telapak tangan kalamakara.
Bentuk rahang yang terdiri garis lengkung
spiral dapat digunakan untuk mengisi ruang
pada pola yang kosong.

Wujud Kebudayaan Fisik


Wujud kebudayaan fisik adalah unsur yang
dapat didefinisikan oleh panca indra manusia,
seperti halnya wujud relief kalamakara dan sebagai warna netral yang biasa digunakan
bentuk ukiran hiasan tangan mahendi dapat pelukis mahendi pada calon pengantin, dan
dilihat dari motif bentuk dan strukturnya. warna coklat tua merupakan warna alam yang
Kalamakara adalah bentuk ciri khas relief dari dihasilkan dari tanaman henna itu sendiri.
candi barong. Bentuk ukiranya terdiri dari
beberapa bagian seperti bentuk mata dengan Kebudayaan Sebagai Sistem
lingkaran kecil – besar, bentuk pangkal Kebudayaan adalah suatu fenomena universal.
hidung dengan garis lengkung, bentuk kumis Setiap masyarakat bangsa di dunia
dengan garis lengkung dan spiral, bentuk gigi memiliki kebudayaan, meskipun bentuk dan
dengan persegi yang bergerigi, bentuk taring coraknya berbeda-beda dari masyarakat-
dengan garis lengkung yang meruncing, bangsa yang satu kemasyarakat-bangsa
bentuk rahang dengan lingkaran-lingkaran lainnya, (Mahdayeni et al., 2019). Menurut
spiral, bentuk hiasan telapak tangan dengan Keesing dalam Dewi (2017) jalan lain dalam
garis lengkungan. Unsur bentuk dan garis membahas suatu kebudayaan adalah dengan
pada relief candi barong kemudian cara memandang kebudayaan tersebut sebagai
diaplikasikan pada motif hiasan tangan sistem simbol dan pemaknaan yang dimiliki
mahendi. bersama oleh masyarakat. Kebudayaan
tersebut tidak dimiliki oleh individu, namun
Motif-motif pada hiasan tangan mahendi pada dimiliki bersama oleh suatu kelompok
Gambar 12 desain ketiga memiliki fokus pada masyarakat. Geertz menganggap
mata kalamakara yang identik dengan mata pandangannya tentan budaya adalah semiotik.
besar dan memiliki tatapan tajam. Pola bentuk Mempelajari budaya adalah berarti
hidung ditempatkan sama seperti relief mempelajari aturan – aturan makna yang
kalamakara pada candi barong, disamping dimiliki bersama tersebut.
kanan dan kiri hidung di sematkan pola
taring. Pola bentuk gigi di letakkan dibawah Wujud kebudayaan sebagai unsur sistem
bentuk hidung yang sejajar lurus dengan dapat ditelusuri darimana asal mula, dan
pergelangan tangan, selain itu pola motif gigi keyakinan yang dianut. Candi Barong
dikembangkan melingkar dan berbentuk merupakan candi peninggalan hindu yang
kelopak bunga. Bentuk rahang di terletak di daerah Sleman Yogyakarta dengan
kembangkan menjadi isian dari ruang kosong, tanda adanya arca Dewa Wisnu dan Dewi Sri.
pangkal hidung dan taring ditempatkan pada Sedangkan seni menghias tangan mahendi
posisi aslinya sehingga bentuk motif hiasan merupakan kebudayaan seni merias tertua
tangan mahendi yang dikembangkan tetap berasal dari daerah timur seperti india,
menyerupai wajah kalamakara sehingga tidak pakistan, dan timur tengah yang mayoritas
menghilangkan motif asli. Bentuk hiasan penduduknya beragama hindu-buddha. Kedua
telapak tangan di tempatkan pada jari-jari hal tersebut memiliki kesamaan unsur sistem,
tangan sebagai ragam hias. Keseluruhan sehingga penulis menjadikan hal tersebut
mahendi digabungkan dengan motif-motif sebagai kesatuan budaya yang dapat
umum yang biasa diterapkan pada hiasan dikembangkan yaitu motif hiasan tangan
tangan mahendi. mahendi yang berbentuk relief kalamakara.

Warna dasar pada lukisan mahendi hanya ada Kebudayaan Sebagai Sumber Pandangan
1 warna yaitu warna coklat tua. Penggunaan 1 Hidup
warna disesuaikan dengan relief kalamakara Wujud kebudayaan sebagai sumber
pada candi barong yang memiliki 1 warna pandangan hidup yaitu suatu makna filosofis
juga yaitu warna abu-abu, warna asli bebatuan yang ada kemudian dijadikan sebuah ide
alam pada candi. Warna coklat tua dipilih gagasan. Pada relief candi barong terdapat
beberapa bentuk dan ukiran yang memiliki melalui motif bentuk-bentuk pada relief candi
makna, kemudian diterapkan untuk Barong yang dapat dijadikan inspirasi
mengembangkan seni menghias tangan pengembangan motif hiasan tangan mahendi
mahendi. Pengembangan mahendi tersebut seperti bentuk lingkaran, persegi, segitiga,
diterapkan pada calon pengantin dengan garis lengkung, lurus dap spiral. Kebudayaan
tujuan memberikan doa dan makna yang lebih sebagai sistem yaitu candi Barong merupakan
dalam untuk calon mempelai dalam candi peninggalan hindu yang terletak di
menjalankan kehidupan bahtera rumah daerah Sleman Yogyakarta, sedangkan seni
tangga. menghias tangan mahendi merupakan
kebudayaan seni merias tertua berasal dari
Makna simbol Kalamakara pada candi Barong daerah timur seperti india, pakistan, dan timur
adalah sebagai tolak-bala yaitu menangkal tengah yang mayoritas penduduknya
sesuatu hal buruk yang akan terjadi dari beragama hindu-buddha. Kebudayaan sebagai
sesuatu yang dijaga. Dalam hal ini relief pandangan hidup dari pengembangan motif
kalamakara pada sisi atas relung candi hiasan tangan mahendi yang terinspirasi dari
menggambarkan sedang menjaga bangunan relief Kalamakara merupakan kesamaan
candi agar tetap suci dan terhindar dari makna filosofis mengenai perlindungan dari
marabahaya. Sedangkan lukisan mahendi segaka yang jahat.
memiliki makna menangkal kejahatan dan
membawa nasib baik bagi pemakainya, SARAN
karena selain untuk mempercantik
penampilan, penerapan hiasan tangan Berkaitan dengan simpulan diatas, maka
mahendi juga diyakini dapat melindungi peneliti memberikan saran untuk penelitian
pemakainya dari berbagai gangguan. Dalam yang akan datang bahwa penelitian ini dapan
hal ini hiasan tangan mahendi kerap dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut.
digunakan oleh calon pengantin, hal ini Bagi instansi pemerintah diharapkan dapat
memiliki maksud supaya penerapan hiasan memberikan sarana bagi seniman pelukis
tangan mahendi dapat mengusir roh-roh tidak mahendi agar tetap melestarikan budaya
baik yang akan menggangu calon pengantin. dalam karya yang sesuai dengan bidangnya.
Bagi pelukis aktif mahendi supaya dapat
SIMPULAN berkembang dengan melihat kekayaan alam
disekitar.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa bentuk yang terdapat pada DAFTAR PUSTAKA
relief Kalamaka di Candi Barong meliputi
bentuk mata, pangkal hidung, kumis, gigi, Arini, M. (2017). 5 Candi di Yogyakarta yang
taring, rahang, dan ragam hias pada telapak Jadi Cagar Budaya Indonesia. Jadi
tangan. Bentuk-bentuk tersebut Berita. https://jadiberita.com/114245/5-
dikembangkan menjadi motif baru dalam candi-di-yogyakarta-yang-jadi-cagar-
hiasan tangan mahendi yang memiliki makna budaya-indonesia.html
sebuah tekad yang kuat, berani, pelindung Ariya, J. (2021). Macam Macam Garis Seni
dari yang jahat, lembut, luwes dan kekal. Rupa. Elevenia Blog.
Latar belakang pengembangan relief https://blog.elevenia.co.id/macam-
Kalamakara pada candi Barong menjadi motif macam-garis-seni-rupa/
ragam hiasan tangan mahendi dapat ditinjau BPCB. (2021). Candi Barong. Balai
melalui tiga pandangan, yaitu unsur fisik, Pelestarian Cagar Budaya Daerah
sistem, dan pandangan hidup. Wujud Istimewa Yogyakarta.
kebudayaan fisik, bentuk yang dapat dilihat https://bpcbdiy.kemdikbud.go.id/cagarbu
daya-candi-barong Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal
Caunt-Nulton Heather, Alex Morgan, I., & Manajemen Pendidikan Islam, 7(2),
Qureshi, S. S. (2017). Mehendi: for the 154–165.
Inspired Artist. Walter Foster Publishing. https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i2.1125
Dewi, R. S. (2017). Kebudayaan sebagai Maydiantoro, A. (2021). Model-Model
Sistem Kognitif dan Sistem Simbolik. Penelitian Pengembangan (Research and
Galeri Pengetahuan. Development.
http://blog.unnes.ac.id/rarassantikadewi/ Repository.Lppm.Unila.Ac.Id, 10.
2017/09/24/kebudayaan-sebagai-sistem- Putra, K. A. S. U., Anggarini, K. A., Pinandia,
kognitif-dan-sistem-simbolik/ P. P., Putri, E., & Sutriyanti, N. K.
Efrianova, V., Rosalina, L., & Astuti, M. (2021). FILOSOFI BARONG DAN
(2019). Pengembangan Usaha Jasa RELEVANSINYA TERHADAP
Pelaminan dan Rias Pengantin dalam GENERASI MUDA DI BALI. 24(1), 82–
Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya 94.
Saing di Kelurahan Tanjung Pauh http://103.207.96.36:8056/ojs2/index.ph
Kecamatan Payakumbuh Barat Kota p/PJAH/article/download/2183/1612
Payakumbuh. Jurnal Tata Rias Dan Safitri, F. N. (2022). Candi Barong: Sejarah,
Kecantikan, 01(02), 9–21. Letak, Fungsi, dan Kompleks Bangunan.
http://jitrk.ppj.unp.ac.id/index.php/jitrk/a Kompas.Com.
rticle/view/22 https://www.kompas.com/stori/read/202
Haq, I. B. (2019). Henna sebagai Komunikasi 2/05/09/160000079/candi-barong--
Identitas Budaya (Studi Fenomenologi sejarah-letak-fungsi-dan-kompleks-
Pemahaman & Pemaknaan Laki-Laki bangunan?page=all
Pengguna Henna di Kampung Arab Sahid, N. (2016). SEMIOTIKA untuk Teater,
Surabaya). VoxPop, 1(September), 98– Tari, Wayang Purwa, dan Film. Gigih
107. Pustaka Mandiri.
http://voxpop.upnjatim.ac.id/index.php/v Sari, D. N., Muhajir, D. H., & Si, M. (2021).
oxpop/article/view/16 Seni Mehendi Pada Komunitas Seniman
Hartono, J. T. (2021). CANDI BARONG Henna Art Lamongan ( Shalam ). 9(2),
Menanti Senja Ditemani Senyum Para 358–367.
Kala Barong. In Yogyes.com. Seramasara, I. G. N. (2017). Perubahan
https://www.yogyes.com/id/yogyakarta- Kreativitas Seni Sebuah Proses Simbolis
tourism-object/candi/barong/ Dalam Kategori Sejarah. Mudra Jurnal
Hasanah, H. (2017). TEKNIK-TEKNIK Seni Budaya, 32(2).
OBSERVASI (Sebuah Alternatif Metode https://doi.org/10.31091/mudra.v32i2.10
Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu 8
Sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21. Sugihartini, N., & Yudiana, K. (2018). Addie
https://doi.org/10.21580/at.v8i1.1163 Sebagai Model Pengembangan Media
Koeswanto, B. A. (2022). Candi Barong, Instruksional Edukatif (Mie) Mata
Local Content Bangsa Jawa. Kuliah Kurikulum Dan Pengajaran.
Nusantarapedia Journals. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan
https://nusantarapedia.net/candi-barong- Kejuruan, 15(2), 277–286.
local-content-bangsa-jawa/ https://doi.org/10.23887/jptk-
Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. undiksha.v15i2.14892
S. (2019). Manusia dan Kebudayaan Taruan, H. N., & Susandro. (2021). Bentuk
(Manusia dan Sejarah Kebudayaan, dan Makna Lukisan Bertemakan
Manusia dalam Keanekaragaman Ekspresi Wajah Negeriku. Jurnal
Budaya dan Peradaban, Manusia dan Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan
Dan Karya Seni, 23 no 1, 229–244.
Ubay, F. (2016). Bentuk dan Makna
tersembunyi dari komponen dalam Logo.
KlopIdea.Com.
http://klopidea.com/bentuk-dan-makna-
tersembunyi-dari-komponen-dalam-logo/
Widayat, R. (2017). Ragam Hias Bangunan
Keraton Surakarta. Dwi-Quantum.

Anda mungkin juga menyukai