Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fatika Farah Damiyanawati

Nama kelompok : System Nervous/ Kelompok 5


Nama ilmiah : Obturator
Warna kelompok : Kuning

Berita 1

PERKUAT BISNIS, FARMASI DIGITAL LIFEPACK DAPAT


SUNTIKAN DANA Rp 103,3 MILIAR

Lifepack, perusahaan farmasi digital di Indonesia mendapatkan suntikan dana


sebesar 7 juta dollar AS atau setara Rp 103,35 miliar (kurs saat ini Rp 14.765) dari
pendanaan seri A yang dipimpin oleh Golden Gate Ventures, pemodal usaha di
Asia Tenggara yang dirintis oleh orang-orang Silicon Valley. Pada 2025, industri
farmasi di Indonesia diprediksi akan tumbuh dua kali lipat dengan estimasi nilai
pasar mendekati 20 miliar dollar AS. Farmasi online sendiri baru mencakup 3,5
persen dari total pangsa pasar farmasi yang besar ini. "Saat ini Indonesia sudah
berada di awal revolusi layanan kesehatan berbasis teknologi. Kurang dari dua
tahun, masyarakat sudah mengubah kebiasaannya hingga 180 derajat, di mana
semua hal terkait kesehatan dapat diakses melalui ponsel," kata CEO Lifepack
Natali Ardianto dalam siaran persnya.

Keberadaan pandemi Covid-19 menjadi katalisator dari adopsi masyarakat


untuk mendapatkan layanan kesehatan digital via aplikasi di ponsel. Bahkan tahun
2020, Pemerintah Indonesia memperbarui aturan peresepan obat secara daring
untuk mengakselerasi revolusi digital layanan kesehatan dalam skala nasional.
Kedua faktor utama tersebut pada akhirnya mendukung pertumbuhan pesat
Lifepack, diikuti dengan faktor kalangan anak muda kelas menengah Indonesia
yang sudah melek digital. Sejak awal perusahaan ini berdiri, Golden Gate
Ventures telah memberikan dukungan besar terhadap Lifepack sebagai salah satu
perusahaan rintisan yang mengusahakan digitalisasi industri tradisional di
Indonesia. Pendanaan yang cukup besar ini dinilai ssebagai tanda kepercayaan
pada pertumbuhan signifikan Lifepack, karena adanya potensi pasar dan
pertumbuhan transformasi digital di Indonesia.
Justin Hall selaku partner di Golden Gate Ventures menuturkan kemampuan
untuk mengidentifikasi pemain jangka panjang yang andal adalah salah satu
strategi Golden Gate Ventures. "Formula terbaik adalah kombinasi dari para
pendiri hebat dengan visi yang kuat dan ide bisnis yang relevan dengan pasar.
Lifepack merupakan gabungan dari tiga aspek tersebut. Kami siap untuk
mendukung pertumbuhan bisnis Lifepack melalui jaringan kami yang luas dan
wawasan mendalam kami untuk berbagai kesempatan kolaborasi di wilayah
segitiga emas start up di Indonesia, Vietnam, dan Singapura,ujanrnya.

Opini :

Perusahaan bisnis lifepack didanai oleh seri a karna peningkatannya yg


signifikan, dan mulai hype nya penggunaan berbagai platform digital, terutama
anak muda, sehingga memudahkan layanan kesehatan diakses secara digital, maka
dari itu golden gate ventures berani untuk mempercayakan dana yg tidak kecil
(100 m) untuk mensupport lifepack.

Sumber : https://money.kompas.com/read/2022/08/11/223000426/perkuat-bisnis-
farmasi-digital-lifepack-dapat-suntikan-dana-rp-103-3-miliar
Berita 2

Upaya Kemenkes Optimalkan Penggunaan Sumber Daya Hayati RI


untuk Bahan Baku Farmasi

Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr Dra Lucia Rizka Andalusia, Apt,
MPharm, MARS mengatakan, kekayaan sumber daya hayati Indonesia selama ini
belum dimanfaatkan secara optimal. Diketahui sumber daya tersebut potensial
dalam bidang farmasi.

Besarnya ketergantungan industri farmasi nasional pada bahan baku impor jadi
tantangan tersendiri dalam mencapai ketahanan kesehatan nasional.

Rizka mengatakan, keragaman hayati tanaman, mikroorganisme, dan biota laut


berkorelasi langsung dengan keragaman kimia yang berpotensi sangat besar bagi
pengembangan obat.

"Hal ini diharapkan dapat menjadi peluang untuk mengurangi impor bahan baku
dan menghasilkan substitusinya terutama bagi bahan baku natural asli Indonesia,”
ujar Rizka pada pembukaan Business Matching di Bali, Rabu (24/8).

Kementerian Kesehatan telah merintis pengembangan kemandirian bahan baku


sediaan farmasi untuk mewujudkan kemandirian bahan baku natural. Rintisan ini
dilakukan melalui fasilitasi peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman
Obat (P4TO) sejak tahun 2012 dan Pusat Ekstrak Daerah (PED) kepada 3 daerah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kemenkes melaksanakan ‘Business Matching


P4TO-PED dengan Industri dan Usaha bidang obat tradisional dan kosmetika’
pada 24 Agustus lalu di Bali. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang
dilakukan dalam mempertemukan lintas sektor meliputi industri sebagai produsen,
akademisi sebagai sarana pusat penelitian, dan juga daerah penerima P4TO dan
PED sebagai penyedia Bahan Baku Natural (BBN) terstandar agar dapat
melakukan kerja sama yang potensial.
Diharapkan pertemuan tersebut pun dapat memberikan manfaat kepada akademisi,
peneliti, Industri dan manufaktur bidang obat tradisional dan kosmetika, praktisi
di fasilitas pelayanan kesehatan serta Pemangku kepentingan lintas sektor terkait.

Daerah Penerima Fasilitas Peralatan P4TO

Output yang diharapkan yaitu terjadi sinergitas lintas sektor dalam penyediaan
bahan baku maupun produk yang terstandar untuk mendukung kemandirian bahan
baku natural. Kemudian outcome dari kegiatan ini diharapkan adanya kerja sama
antara P4TO dan PED dengan industri dan usaha bidang obat tradisional dan
kosmetika dalam penyediaan BBN terstandar.

Opini :

Upaya kemenkes untuk merintis kemandirian bahan baku sediaan farmasi sudah
tepat. di indonesia sendiri banyak sekali keragaman hayati, mikoorganisme, dan
biota laut, yang sangat berpotensi bagi pengembangan obat. Karena selagi masih
banyak bahan untuk mengembangkan obat obatan dari sumberdaya yang ada di
indonesia ini harus bisa dimanfaatkan, untuk mengurangi impor mengimpor obat
obatan dari luar negeri. Sehingga industri farmasi nasional tidak perlu lagi
bergantung kepada bahan baku impor untuk bisa mencapai ketahanan kesehatan
nasional

Sumber : https://www.liputan6.com/health/read/5054300/upaya-kemenkes-
optimalkan-penggunaan-sumber-daya-hayati-ri-untuk-bahan-baku-farmasi

Anda mungkin juga menyukai