JUDUL ESAI:
Disusun oleh:
JAKARTA TIMUR
2021
Pendahuluan
Era society 5.0 membawa dampak positif bagi Indonesia, salah satu
manfaatnya adalah adanya perkembangan teknologi digital. Teknologi digital yang
berkembang pesat sangat berdampak pada perekonomian Indonesia secara
keseluruhan, terbukti data Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat pada periode 2015-2019. Hal ini
terkesan baik dan menggembirakan bagi Indonesia, namun hal ini juga merupakan
tantangan bagi Indonesia dan seluruh negara di Dunia. Memasuki era society 5.0
ini, Indonesia dan seluruh negara di dunia dituntut untuk dapat menghasilkan
pemuda-pemudi generasi bangsa sebagai calon tenaga kerja yang profesional,
berkualitas, dan siap menghadapi persaingan global. Untuk dapat mewujudkan hal
tersebut maka diperlukan metode pendidikan yang baik dan berkualitas sehingga
generasi muda Indonesia dapat tumbuh dengan baik secara intelektual dan juga
moral.
Masalah Literasi di Indonesia
Salah satu hal yang perlu dijadikan perhatian bagi pemerintah Indonesia dan
kita sebagai warga negara adalah literasi. Di era society 5.0 dengan tingkat
perkembangan arus informasi yang tinggi ini, diperlukan kemampuan literasi
termasuk salah satunya literasi digital yang baik dari seluruh warga negara
Indonesia. Keterampilan literasi ini memang seringkali dianggap sepele bagi
sebagian orang, namun menurut penulis hal ini perlu mendapat perhatian khusus
mengingat literasi adalah salah satu modal utama bagi setiap orang untuk mengerti
dan memahami sesuatu. Berkaitan pula dengan keterampilan literasi digital sangat
membantu kita untuk menghindar dari adanya bahaya hoaks, ujaran kebencian, post
truth. Nyatanya untuk Indonesia sendiri masih perlu dilakukan pembenahan terkait
dengan literasi. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International
Student Assessment (PISA) tahun 2018, Indonesia menempati urutan ke 72 dari 78
negara untuk nilai kompetensi membaca, dimana total jumlah bahan bacaan dengan
total jumlah penduduk Indonesia memiliki rasio nasional 0,09. Artinya satu buku
ditunggu oleh 90 orang setiap tahun, sehingga Indonesia memiliki tingkat terendah
dalam indeks kegemaran membaca.
Berdasarkan data statistik sosial dan budaya tahun 2018 yang dipublikasi
oleh BPS, budaya minat baca penduduk telah dirasakan oleh hampir di semua
kelompok umur, dengan persentase total sebesar 77,94 persen. Meskipun demikian,
terdapat kesenjangan minat baca penduduk disabilitas dan non disabilitas, dimana
persentase penduduk non disabilitas yang membaca lebih besar dari penyandang
disabilitas (78,68 persen berbanding 47,51 persen). Kesenjangan juga terjadi pada
penduduk yang tinggal di perkotaan dan perdesaan. Minat baca penduduk perkotaan
memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan perdesaan (82,65 persen
berbanding 72,07 persen).