Anda di halaman 1dari 2

Alifia Sa’adah

41118007
A3/Administrasi Publik/R1
Manajemen Lingkungan dan Bencana

Gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada tahun


2018

Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo mengguncang Donggala dan Palu Jumat sore, 28
September 2018 lalu. Tak berapa lama, BMKG mengeluarkan peringatan tsunami setinggi
0,5 hingga tiga meter.

Antara tiga hingga enam menit kemudian, gelombang setinggi enam meter menerjang habis
sebagian kota Palu yang terletak di ujung Teluk Palu. Saat itu semua terjadi, masyarakat
tengah menyambut malam peringatan ulang tahun Kota Palu dengan menggelar festival di
pantai.

BNPB mencatat 2.101 orang tewas, 1.373 orang hilang, dan 206.219 orang harus mengungsi
akibat bencana alam itu. Melihat skala kerusakan yang terjadi, Presiden Joko Widodo
memutuskan untuk membuka keran bantuan dari dunia internasional. Sejumlah negara
menawarkan bantuan dalam bentuk uang tunai maupun barang. Berbagai lembaga swadaya
masyarakat (LSM), baik dari dalam maupun luar negeri, ikut serta dalam proses penyaluran
bantuan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengambil strategi khusus dalam rangka
mempercepat perkembangan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana Sulawesi
Tengah, yang diputuskan dalam "Rapat Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana Gempabumi, Tsunami dan Likuifaksi di Wilayah Sulawesi Tengah", yang
dipimpin oleh Kepala BNPB Doni Monardo dan dihadiri oleh eselon I, II, unsur pengarah
serta staf ahli di ruang Multimedia, Graha BNPB, di Jakarta. Hal itu diputuskan setelah
mendapatkan arahan khusus sebelumnya dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan
melalui Kepala BNPB, Doni Monardo saat meninjau proyek hunian tetap di Duyu dan
Tondo.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga telah meminta agar pembangunannya
dapat rampung pada akhir tahun ini, khususnya di Duyu dan Tondo. Sedangkan untuk seluruh
huntap di Sulawesi Tengah lainnya seperti Huntap Sigi, Hutap Petobo, Huntap Pombewe, dan
Huntap Parigi Moutong, Kepala Negara meminta agar dapat dirampungkan sebelum Idul Fitri
tahun 2020. Di sisi lain, BNPB juga bekerja sama dengan Universitas Tadulako dalam rangka
membantu mewujudkan pemulihan ekonomi masyarakat pascabencana melalui sektor
pertanian dan perikanan mulai dari penanaman tanaman produksi seperti tomat, cabai,
kangkung, dan budidaya karamba ikan mujair, nila dan lele.
Selain itu BNPB juga melakukan pendampingan terhadap pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) seperti kerajinan piring lidi, ikan olahan, tenun subi, produksi minyak
kelapa, abon ikan, gula merah hingga rumah produksi meubel.

Peran LSM dalam penangan bencana alam yaitu menumbuhkan empati dan kepedulian,


edukasi mitigasi,dan preparedness, mengorganisir relawan kemanusiaan, respon bencana
di fase emergency, pemulihan pasca bencana (recovery and reconstuction).

Anda mungkin juga menyukai