ETIKA KEPEMIMPINAN
ETIKA KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam keluarga, masyarakat atau bernegara,
diperlukan suatu aturan-aturan baik tertulis maupun tidak tertulis untuk mengatur
hubungan antar individu. Pada dasarnya setiap individu memiliki kepentingan-
kepentingan pribadi yang berbeda karena itu diperlukan aturan-aturan yang
menjamin agar tidak terjadi atau meminimalisir gesekan antar kepentingan.
Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut
terdapat arti yang berbeda, walaupun memiliki persamaan. Istilah etika sebagaimana
dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata
etiket adalah berkaitandengan cara, sopan santun, tata krama dalam pergaulan
formal. Keduanya memberikan pedooman tentang bagaimana seharusnya sesuatu
perbuatan.
a. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan
cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan.
b. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang
sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah),
tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan.
c. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik
mendapat pujian danyang salah harus mendapat sanksi.Etiket bersifat relatif, yaitu
yang dianggap tidak sopan dalam suatukebudayaan daerah tertentu, tetapi belum
tentu di tempat daerah lainnya.
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP ISLAM BAHRUL ‘ULUM
NPSN : 69980374
Secretariat : Jl. Kali Baru Rt. 003/06 Kel. Perigi Baru, Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan 15228
d. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang
hadir.Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang
lain maka etiket itu tidak berlaku
2. Kepemimpinan
3. Etiket kepemimpinan
Etiket kepemimpinan adalah cara-cara yang dianggap benar secara umum oleh
sekelompok atau suatu komunitas masyarakat dalam upaya untuk mempengaruhi
orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Etiket kepemimpinan sebagaimana etiket lainnya berbeda dari satu masyarakat ke
masyarakat lain, organisasi ke organisasi lain, bahkan bisa berbeda dari satu bagian
ke bagian lain, karena sifat etiket yang berupa hukum tidak tertulis dan sangat relatif.
1. Respek
Respek berarti menghargai orang lain, peduli pada orang lain dan memahami orang
lain apa adanya. Tidak peduli mereka berbeda, berasal dari kultur berbeda, atau
keyakinan berbeda. Sangat penting untuk menunjukkan penghargaan kepada setiap
orang dengan kelebihan, kekurangan, kesamaan dan perbedaan yang ada.Karena
dengan bersikap respek kepada orang lain maka orang lain juga akan bersikap
respek kepada kita.
2. Empati
Empati berarti meletakkan diri di pihak orang lain. Sebelum bertindak atau berucap,
kamu harus berpikir dulu, apa pengaruhnya bagi orang lain. Bagaimana bila hal itu
diucapkan atau dilakukan orang lain kepadamu. Apakah akan membuatmu senang
atau berang. Pikirkan dulu, jangan sampai tindakan atau ucapankita menyinggung
dan menyakiti orang-orang di sekitar kita, atau membuat diri kita terlihat buruk di
mata orang lain. Kata-kata dan sikap yang penuh pertimbangan dan empati, akan
membuat seseorang terlihat bijaksana, dewasa dan manusiawi.
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP ISLAM BAHRUL ‘ULUM
NPSN : 69980374
Secretariat : Jl. Kali Baru Rt. 003/06 Kel. Perigi Baru, Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan 15228
3. Kejujuran
Kejujuran adalah sebuah bahasa yang universal, setiap orang bahkan mafia
seklipun membutuhkan kejujuran dari bawahannya. Kejujuran akan diterima di
manapun kita berada. Namun kejujuran juga harus menilai situasi dan kondisi,
kejujuran yang akan kita katakan sebaiknya tidak menyinggung atau mengorbankan
orang lain, atau apabila terpaksa, kejujuran yang kita terapkan haruslah lebih
memiliki aspek manfaat dibanding mudharat.
Etiket tidak hanya mengenai cara bergaul yang benar, tetapi juga menyangkut
tentang tentang berkehidupan dengan lingkungan manusia, alam dan segala isinya
termasuk flora dan fauna. Bila berkaitan hubungan dengan sesama manusia maka
komunikasi dan sosialisasi sangat memerlukan etika agar maksud yang kita
sampaikan tidak disalahartikan atau sikap yang kita lakukan tidak menyinggung atau
terlihat ganjil di lingkungan masyarakat tertentu
Contoh etiket dan penerapannya yang berlaku di masyarakat umum Indonesia.
a. Misalnya dalam makan, etiketnya ialah orang tua didahulukan mengambil nasi,
kalau sudah selesai terus mencuci
b. makan sambil menaruh kaki di atas meja dianggap melanggar etiket bila
dilakukan bersama-sama orang lain,
c. makan dengan tangan kanan,
d. makan tidak boleh berdecap dan bersendawa
e. Di Indonesia menyerahkan sesuatu harus dengan tangan kanan. Bila dilanggar
dianggap melanggar etiket.
f. mengucapkan salam ketika masuk ke rumah.
Diantara rahasia sukses Rasulullah Saw memimpin umat ini adalahterletak pada
kepribadiannya yang utuh, terarah dan berakhlakul karimah dalamsegala aspek
kehidupan.ada kesesuaian antara kata dengan perbuatan.Berikut iniadalah
sebagaian akhlak dan kepribadiaan Rasulullah Saw :
b) Amanah (menyampaikan)
Rasulullah Saw dikenal oleh masyarakat sebagai Al-Amin (manusia yangdapat
dipercaya) Akhlak yang ditampilkan oleh beliau ini amatlah disegani kawanmaupun
lawan.Amanah adalah salah satu titipan yang bermakna kepercayaan.Orang yang
diserahi memegang amanah dapat dipercaya sehingga peluang untuktumbuh
suburnya benalu nepotisme, kolusi dan korupsi dapat dibendung. Umatmanusia
yang siap memikul amanah dan memeliharanya Insya Allah akanmencapai
kemenengan dan keberuntungan dalam kehidupannya. Allah Swtberfirman :
c) Adil
Dalam sebuah riwayat sahih (terpercaya) diceritakan tentang seorang wanita dari
kalangan bangsawan Arab yang kedapatan mencuri dan akan segera diberlakukan
hukuman potong tangan padanya. Lalu datanglah Usamah bin Zaid yang merupakan
orang terdekat Rasulullah Saw meminta dispensasi ataukeringanan hukuman atas
wanita bangsawan tadi. Apa jawab beliau " Seandainya Fatimah binti Muhammad
sendiri yang mencuri niscaya aku akan potong tangannya "
Tak akan diskriminasi dalam masalah hukum, semuanya sama dalam kaca mata
undang-undang. Ada praktek kolusi dan manipulasi dalam masalah hukum/undang-
undang merupakan sumber kehancuran generasi generasiterdahulu, demikian
statement dan kebijakan tegas Rasul kepada yang meminta keringanan hukuman.
d) Fathonah (Kecerdasan)
Cara berfikir dan cara bertindaknya senantiasa dilakukan dengan cara-cara yang
benar, jujur dan adil tanpa menutup diri dari sikap waspada dalam menghadapi
setiap permasalahan yang muncul. Sehingga beliau mampu bertemu dan bertatap
muka dalam setiap arena dengan penuh kematangan dan persiapan yang prima
e) Tabligh
Meski Rasulullah Saw seorang yang buta huruf dan menjalankan kehidupan dengan
biasa, tenang tanpa halhal yang istimewa, namun ketika ia mulai menyiarkan
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP ISLAM BAHRUL ‘ULUM
NPSN : 69980374
Secretariat : Jl. Kali Baru Rt. 003/06 Kel. Perigi Baru, Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan 15228
Hal inilah yang perlu diteladani oleh para pemimpin umat dewasa ini bila
menginginkan diri mereka mendapatkan tempat di hati orang banyak sebab
omongan yang tak jelas berbau provokasi, kedustaan dan penuh caci maki sama
sekali tak akan mendatangkan kebaikan. Bukankah amat sering kita mendengar
pernyataan hati ini demikian lalu keesokan harinya diralat, maka kepercayaan rayat
atau masyarakat pun segera hilang dan segera pula timbul gejolak di sana sini.
f) Ketaqwaan
AlQur'an menyebutkan hal ini sebagai kualitas tertinggi seorang muslim dan
Rasulullah Saw merupakan manusia tertinggi kualitas taqwanya dibandingkan
manusia manapun yang ada di jagad ini. Sebagaimana pernyataan beliau : " Saya
adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa dibandingkan kalian namun
saya melaksanakan qiyamullail dan tidur, saya berpuasa namun juga berbuka dan
sayapun menikahi wanita...." (HR. Muslim).
Ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh pemimpin yang beretika. Di sini kita tidak
berbicara tentang tingkah laku (behavior) yang terlihat, atau dengan kata lain
mengubah tingkah laku yang terlihat saja, tetapi juga mempertimbangkan motif-motif
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP ISLAM BAHRUL ‘ULUM
NPSN : 69980374
Secretariat : Jl. Kali Baru Rt. 003/06 Kel. Perigi Baru, Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan 15228
hati si pemimpin. Oleh karena itu, syarat pertama pemimpin yang beretika adalah
memiliki hati nurani yang baik. Kata “hati nurani” berasal dari kata “conscienta” yang
berarti “turut mengetahui” atau “dengan diketahui oleh”.
Dalam hal ini, siapa yang turut mengetahui? Maksud dari kata tersebut tentu ada
suatu instansi di dalam diri manusia yang berfungsi sebagai saksi yang mengamati
atau menilai kehidupan batin manusia dan mempertimbangkan sesuatunya (bdk.
Verkuyl, 65; Bertens, 53). Jadi, hati nurani adalah suatu penghayatan tentang baik
dan buruk yang berhubungan dengan tingkah laku konkret/nyata manusia (Bertens,
51-52). Harga diri dan integritas manusia sebagai pemimpin terletak pada hati
nuraninya.
Bentuk hati nurani ada dua yaitu hati nurani retrospektif dan prospektif (Bertens, 54-
56). Hati nurani retrospektif adalah hati nurani yang mengevaluasi terhadap
perbuatan manusia pada masa lalu, apakah perbuatan tersebut baik ataukah buruk.
Hati nurani retrospektif berfungsi sebagai instansi kehakiman yang mencela jika
melakukan perbuatan yang tidak baik atau jahat, tetapi akan memberi pujian jika
melakukan perbuatan yang baik dan terpuji.
Hati nurani yang sehat dari seorang pemimpin adalah jika pemimpin tersebut
memiliki hati nurani yang menuduh atau mencela yang disebut “a bad conscience”
jika melakukan sesuatu yang buruk dan memiliki ”a good conscience” atau ”a clear
conscience” jika melakukan sesuatu yang baik.
Hati nurani prospektif adalah hati nurani yang memberikan penilaian atas perbuatan
di masa yang akan dating. Ia memberikan nilai kondisional atas perbuatan manusia.
Artinya, sebelum melakukan sesuatu hal maka hati nuraninya akan memberitahu
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Hati
nurani bekerja pada saat suatu hal sedang dilakukan seseorang.
Di samping memiliki hati nurani yang baik, setiap pemimpin wajib memiliki komitmen
terhadap etika keutamaan. Maksud dari etika keutamaan adalah berfokus kepada
manusia dan martabatnya, dan bukan kepada apakah suatu perbuatan sesuai
norma atau tidak. Etika ini mempelajari keutamaan (virtue) sifat watak yang dimiliki
manusia. Etika keutamaan bukan menilai perbutan, tetapi lebih kepada apakah
manusia (kita) adalah orang yang baik atau buruk.
salah, baik dan buruk, tetapi juga mengembangkan watak serta karakter yang penuh
pengorbanan, pelayanan, dan kebaikan sebagai etika keutamaan.
Hubungan antara etika keutamaan dan etika kewajiban adalah bahwa moralitas
selalu berhubungan dengan aturan dan prinsip sertakualitas manusianya juga.
Manusia tidak hanya baik karena menaati aturan, tetapi juga perlu pembentukan
watak. Karakter atau watak manusia juga memerlukan norma. Jika ada yang berkata
bahwa DPR tidak perlu ada pedoman etika, berarti dia tidak memahami fungsi etika
kewajiban, bahwa manusia hanya bisa taat jika ada pedoman dan sanksi yang
mengaturnya. Tetapi pedoman dan sanksi saja tidak cukup menjadikan manusia
baik. Manusia memerlukan pengembangan watak dan karakter yang baik yang
disebut pengembangan etika keutamaan. Di sini, keduanya berjalan bersamaan di
dalam kehidupan seorang pemimpin.
Ethical Communication
Pemimpin yang beretika akan menetapkan standar kejujuran untuk setiap bawahan
yang dipimpinnya. Ketika seseorang mengambil posisi sebagai pemimpin, ia
mempunyai kesempatan untuk menempatkan kejujuran pada tempat tertinggi.
Dalam hal ini, keteladanan pemimpin saja tidak cukup dalam melaksanakan standar
ini. “Kejujuran adalah tugas nomor satu” harus menjadi slogan entitas tersebut.
Informasi yang jujur adalah informasi yang berkualitas, baik untuk CEO, dewan
direksi, maupun para investor.
Ethical Quality
Seorang pemimpin yang beretika paham bahwa aa tiga faktor yang menentukan
tingkat kompetitifnya suatu organisasi, yaitu produk yang berkualitas, pelayanan
pelanggan yang berkualitas, dan pengiriman yang berkualitas. Pemimpin harus
bertanggungjawab dalam memimpin, mengendalikan, dan mendanai dalam hal
peningkatan kualitas. Keuntungan yang besar hanya dapat terjadi jika pemimpin
dapat melaksanakan tanggungjawab tersebut.
Ethical Collaboration
Pemimpin yang beretika membutuhkan banyak penasihat. Ia akan memilih
penasihat yang paling unggul di dalam organisasinya dan akan mempekerjakan
beberapa orang penasihat dari luar perusahaan. Pemimpin yang bijak berkolaborasi
untuk menciptakan best practice, memecahkan masalah, dan menemukan issue-
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP ISLAM BAHRUL ‘ULUM
NPSN : 69980374
Secretariat : Jl. Kali Baru Rt. 003/06 Kel. Perigi Baru, Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan 15228
issue yang sedang dihadapi organisasi. Sayangnya, secara alamiah pemimpin akan
cenderung menciptakan “lingkaran penasihat” yang tertutup. Pemimpin yang
menggunakan etika kolaborasi akan menjaga agar “lingkaran penasihat” ini lebih
terbuka dan cair. Tujuan dari pemimpin yang beretika adalah untuk menurunkan
risiko organisasi dengan cara mempeoleh para ahli (dalam hal ini adalah penasihat)
yang terpercaya.
Ethical Tenure
Berapa lamakah seharusnya seorang pemimpin mepimpin organisasinya? Di
Indonesia, wakil rakyat dipilih setiap lima tahun sekali. Di Amerika, pemimpin
pemerintahan memimpin selama empat sampai delapan tahun. Sedangkan dalam
bidang industri tidak memiliki standar masa kepemimpinan (tenure). Menurut
seorang pakar kepemimpinan, Peter Block, kepemimpinan seringkali diukur lebih
berdasarkan kepercayaan terhadap individu daripada talenta/kemampuannya. Block
juga mengemukakan bahwa misi dari pemimpin yang beretika adalah untuk
melayani institusi yang dipimpinnya, bukan untuk melayani diri mereka sendiri.
Pemimpin yang beretika berkolaborasi dan menyiapkan rencana penerusan
kepemimpinan di dalam organisasinya yang akan menjamin pertumbuhan
organisasinya. Pemimpin bekerja atas permintaan dari entitas, pelanggan, dewan
direksi, dan para pemegang saham. Jika kepercayaan dari masing-masing
pemegang kepentingan tersebut tidak berubah/menurun, si pemimpin harus tetap
memimpin hingga ia memilih untuk mundur dan turun jabatan. Sedangkan pemimpin
yang merusak kepercayaan bawahannya, pelanggan, dan masyarakat luas harus
menyingkir dan membiarkan pemimpin lain yang lebih baik mengambil alih
kepemimpinan dan kekuasaannya.
Kita sering mengatakan penampilan seseorang adalah etika dari orang tersebut,
yang dapat menempatkan diri dengan baik di setiap situasi. Dapat dikatakan orang
ini adalah individu yang beretika. Bagaimanapun ketika, orang yang beretika tidak
lagi mementingkan kualitas karakter kehidupan yang baik, maka dia telah berhasil
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP ISLAM BAHRUL ‘ULUM
NPSN : 69980374
Secretariat : Jl. Kali Baru Rt. 003/06 Kel. Perigi Baru, Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan 15228
memanipulasi orang lain dengan etikanya yang baik itu karena apa yang terlihat oleh
orang lain pada seseorang terjadi pada situasi normal.
Karakter individu yang sebenarnya akan terlihat ketika indvidu berhadapan dengan
tekanan, tantangan atau masalah-masalah. Kita mempunyai potensi-potensi untuk
memanipulasi orang lain dengan kepintaran, pengalaman dan kekuatan penampilan
luar kita tetapi ada satu hal yang penting jika kita ingin mengetahui kualitas hidup
sebenarnya dari seseorang yaitu waktu. Waktu adalah cara pengujian yang ampuh.
Secara normal, kita hanya berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu yang
pendek, misalnya dalam waktu kerja atau hanya dalam beberapa jam. Maka orang-
orang yang mengetahui sifat baik dan kualitas kehidupan kita adalah orang-orang
yang telah mengenal dan bersama kita dalam jangka waktu yang panjang. Ekspresi
yang tersembunyi akan terlihat dalam situasi tertentu. Tidak ada orang yang dapat
menyembunyikan dirinya yang sebenarnya di dalam untuk selamanya, karena dari
cara dia berbicara, bertindak dan merespon, kita dapat mengidentifikasi karakter dia.
Habit 1 - Proactive
Menjadi proaktif adalah sesuatu yang lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Proaktif
berarti menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihanpilihan kita dan
memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan
berdasarkan suasana hati atau kondisi di sekitar kita. Orang-orang yang proaktif
adalah agen-agen perubahan, dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak
menjadi reaktif; mereka memilih untuk tidak menyalahkan orang lain.
Habit 6 – Synergy
Sinergi adalah alternatif ketiga – bukan cara saya, cara Anda, tetapi sebuah cara
ketiga yang lebih baik daripada apa yang bisa kita capai sendiri-sendiri. Sinergi
merupakan buah dari sikap menghormati, menghargai, dan bahkan merayakan
adanya perbedaan di antara orang-orang. Sinergi bersangkut paut dengan upaya
untuk memecahkan masalah, meraih peluang dan menyelesaikan perbedaan. Ini
seperti kerja sama kreatif di mana 1 + 1 = 3, 11, 111, … atau lebih banyak lagi.
Sinergi juga merupakan kunci keberhasilan dari tim atau hubungan efektif mana pun.
Sebuah tim yang bersinergi adalah sebuah tim yang saling melengkapi, di mana tim
itu diatur sedemikian rupa sehingga kekuatan dari para anggotanya bisa saling
menutupi kelemahan-kelemahannya. Dengan cara ini kita mengoptimalkan
kekuatan, bekerja dengan kekuatan tersebut, dan membuat kelemahan dari masing-
masing orang menjadi tidak relevan.
dan spiritual. Ini adalah karakter yang meningkatkan kapasitas kita untuk
menjalankan semua kebiasaan lain yang akan meningkatkan efektivitas kita.
Lihatlah dengan saksama masing-masing prinsip tersebut. Kita dapat melihat tiga
hal:
Ketiga, prinsip-prinsip ini terbukti dengan sendirinya. Bagaimana kita tahu bahwa
sesuatu adalah hal yang terbukti dengan sendirinya? Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, kita tinggal mencoba berusaha membantahnya. Anda sama sekali tak
akan berhasil. Dalam hal prinsip-prinsip yang mendasari 7 Kebiasaan, Anda tidak
bisa membantah pentingnya tanggung jawab atau inisiatif, memiliki tujuan, integritas,
saling menghormati, saling memahami, kerja sama, kreatif, atau pentingnya untuk
terus-menerus memperbarui diri.
Kebiasaan itu terletak pada inti dari peran pertama pada 4 Peran Kepemimpinan—
yaitu menjadi Panutan. 4 Peran Kepemimpinan itu adalah apa yang Anda lakukan
sebagai pemimpin untuk mengilhami orang lain agar menemukan suara mereka.
Kepemimpinan akan menciptakan sebuah ruang kehidupan yang sepenuhnya baru
bagi 7 Kebiasaan, dan kebiasaan-kebiasaan ini akan dipandang sebagai hal yang
memiliki nilai vital secara strategis bagi sebuah organisasi, dan bukan sekadar
sebuah program pelatihan dengan gambar-gambar yang indah. Empat Peran
Kepemimpinan membuat 7 Kebiasaan bisa menjadi hal utama yang dipraktikkan
dalam organisasi.
Paradigma 7 Kebiasaan
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP ISLAM BAHRUL ‘ULUM
NPSN : 69980374
Secretariat : Jl. Kali Baru Rt. 003/06 Kel. Perigi Baru, Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan 15228