Panduan Restrain i
Rumah Sakit Emanuel
Rumah Sakit Emanuel
LEMBAR PENGESAHAN
NO DOKUMEN :
TANGGAL TERBIT DOKUMEN :
PENANGGUNG JAWAB
DOKUMEN NAMA LENGKAP TANDA TANGAN
PEMBUAT DOKUMEN
dr Ayu Esti Sunyoto,Sp.An, MSc
PENGELOLA DOKUMEN
Tatap Lasmaria A.Sitoroes
AKREDITASI
WAKIL DIREKTUR
dr. Darma Juang Bakti
PELAYANAN
DIREKTUR
dr. Yos Kresno W., Sp.An, MSc
RS EMANUEL
SURAT PENGESAHAN
Direktur RS Emanuel
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih-
Nya maka Panduan Pelayanan ICU ini dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan di Rumah Sakit Emanuel.
Panduan Pelayanan ICU ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Emanuel dan sebagai acuan pelayanan di Unit
Kerja minimal dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sekali.
Panduan Pelayanan ICU ini disusun dan dibuat dengan mengacu kepada
standar pembuatan Panduan yang telah ditetapkan oleh Manajemen Rumah Sakit
Emanuel.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi Rumah Sakit Emanuel
Direktur RS Emanuel
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS EMANUEL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
SURAT PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
BAB I DEFINISI 1
BAB II RUANG LINGKUP 2
BAB III KEBIJAKAN 4
BAB IV TATA LAKSANA 5
BAB V DOKUMENTASI 10
BAB II
RUANG LINGKUP
a. Penyakit
b. Iatrogenik
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang nyawanya pada saat itu
bergantung pada fungsi alat / mesin dan orang lain.
Panduan Restrain 2
Rumah Sakit Emanuel
Rumah Sakit Emanuel
Ketenagaan di ICU
Ketenagaan tergantung pada tipe ICU,pada ICU primer penanggung jawab
pasien adalah oleh dokter spesialis anestesiologi.
Tim dokter ICU harus mempunyai ketrampilan dalam bidang resusitasi lanjut dan
pengetahuan dasar critical care.
Tim perawat dengan rasio perawat: pasien = 1:2, bahkan rasio perawat:pasien bisa
lebih dari 1:1 untuk kasus berat dan tidak stabil.
Peran perawat ICU diperluas dalam menangani pasien ICU, misalnya:
1. Dalam proses weaning ventilasi mekanik, dapat menyesuaikan pola, frekwensi
nafas atau tekanan dengan mengacu pada klinis, data laboratorium dan monitor
bedside.
2. Dalam terapi titrasi vasopresor, inotropik, sedasi, analgetik, insulin dll.dapat
dilakukan penyesuaian oleh perawat ICU berdasar data klinis dan laboratorium.
3. Pada kasus hipotensi dapat melakukan chalenge test lebih dahulu berdasarkan
data klinis dan monitor bedside.
Panduan Restrain 3
Rumah Sakit Emanuel
Rumah Sakit Emanuel
BAB III
KEBIJAKAN
1. KEBIJAKAN UMUM
a. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
b. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
d. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, etikket, dan
menghormati hak pasien.
e. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasisesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
f. Pelayanan unit dilaksnakan dalam 24 jam.
2. KEBIJAKAN KHUSUS
a. Rumah Sakit Emanuel mennyelengarakan unit terapi intensif sesuai dengan
standar peraturan perundang undangan yang berlaku.
b. Rumah Sakit Emanuel menetapkan kriteria pasien yang akan masuk ITI atau
keluar ITI dengan pedoman pelayanan khusus.
c. Rumah Sakit Emanuel menetapkan standar ketenagaan dalam suatu
pedoman pengorganisasian khusus.
d. Ada tata cara dan indikasi masuk / keluar ICU dari dalam rumah sakit dan
dari luar rumah sakit.
e. Ada tata kelola staf medis yang mengatur tugas dan wewenang dokter :
DPJP, dokter konsultan maupun dokter bangsal / IGD.
f. Rumah Sakit Emanuel merawat pasien Covid -19 dengan kondisi kritis di
ruang isolasi ICU
Panduan Restrain 4
Rumah Sakit Emanuel
Rumah Sakit Emanuel
BAB IV
TATA LAKSANA
Tatalaksana pelaksanaan
Pasien yang masuk ICU dikirim oleh Dokter disiplin lain diluar ICU setelah
konsultasi dengan dokter ICU. Transportasi ke ICU masih menjadi tanggung jawab
dokter pengirim, kecuali bila transportasi pasien memerlukan bantuan khusus.
Sesuai dengan definisi ICU, maka pasien yang masuk ICU adalah pasien yang
dalam keadaan terancam nyawanya sewaktu-waktu karena kegagalan atau disfungsi
satu atau lebih organ atau sistem dan masih ada kemungkinan dapat sembuh kembali
melalui perawatan, pemantauan dan pengobatan intensif.
Suatu ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam
bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat yang dibutuhkan untuk merawat
pasien sakit kritis. Keadaan ini memaksa diperlukannya mekanisme untuk membuat
prioritas pada sarana yang terbatas ini apabila kebutuhan ternyata melebihi jumlah
tempat tidur yang tersedia di ICU.
Dokter yang merawat pasien mempunyai tugas untuk meminta pasiennya
dimasukkan ke ICU bila ada indikasi segera memindah ke unit yang lebih rendah bila
kondisi kesehatan pasien telah memungkinkan. DPJP ICU bertanggung jawab atas
kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU. Bila kebutuhan masuk ICU melebihi
tempat tidur yang tersedia, DPJP ICU menentukan berdasarkan prioritas kondisi medik,
pasien mana yang akan dirawat di ICU. Prosedur untuk melaksanakan kebijakan ini
harus dijelaskan secara rinci untuk tiap ICU. Harus tersedia mekanisme untuk mengkaji
ulang secara retrospektif kasus-kasus dimana dokter yang merawat tidak setuju dengan
keputusan DPJP ICU.
Pengelolaan pasien yang mendapatkan perawatan di ruang ICU adalah sebagai
berikut;
1. Anamnesis (merupakan tindakan pengobatan sebelum diagnosis definitif
ditegakkan).
2. Serah Terima Pasien (bertujuan untuk mengetahui riwayat tindakan pengobatan
sebelumnya dan sebagai bentuk aspek legal).
3. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan fisik secara umum, penilaian neurologis,
sistem pernafasan, kardiovaskuler, gastro intestinal, ginjal dan cairan, anggota
gerak, haematologi dan posisi pasien).
4. Kajian hasil pemeriksaan / skrining test (meliputi biokimia, hematologi,Elektrolit,
Analisa gas darah, monitoring TTV,EKG, foto thorax, CT scan, efek pengobatan).
5. Pada masa pandemic Covid -19 pasien wajib melakukan Rapid Test Skrining Covid-
19, jika hasil skrining positif pasien dirawat di ruang isoasi ICU Covid-19 sesua
dengan Panduan Praktek Klinis Covid -19 RS Emanuel yang berlaku.
Panduan Restrain 5
Rumah Sakit Emanuel
Rumah Sakit Emanuel
Panduan Restrain 6
Rumah Sakit Emanuel
Rumah Sakit Emanuel
Panduan Restrain 7
Rumah Sakit Emanuel
Rumah Sakit Emanuel
kelengkapan ini hendaknya dibuat tim multidisipliner yang diwakili oleh dokter,
perawat dan administrator rumah sakit, dan hendaknya dikaji ulang dan diperbaiki
seperlunya berdasarkan keluaran pasien (outcome) dan pengukuran kinerja yang
lain. Kepatuhan terhadap ketentuan masuk dan keluar harus dipantau oleh tim
multidisipliner, dan penyimpangan-penyimpangan dilaporkan pada badan perbaikan
kualitas rumah sakit untuk ditindak lanjuti.
Pasien berhak tahu apa terjadi pada dirinya. Demikian juga pasien atau keluarga
berhak mengetahui apa yang akan dilakukan terhadap pasien. Apakah keuntungan
dengan perawatan ICU, apakah resikonya apabila tidak dilakukan. Apakah terdapat
upaya alternative lain yang mungkin bisa dilakukan. Apabila pasien / keluarga
menolaknya,maka rencana ke pasien tidak dapat dilakukan.
Panduan Restrain 8
Rumah Sakit Emanuel
Rumah Sakit Emanuel
BAB V
DOKUMENTASI
Panduan Restrain 9
Rumah Sakit Emanuel