Anda di halaman 1dari 4

Kekurangan

 Penghapusan upah minimum kabupaten/kota (UMK), diganti dengan upah


minimum provinsi (UMP). Penggantian ini dinilai akan upah pekerja lebih rendah.
 Waktu lembur dapat dilakukan paling banyak empat jam dalam sehari dan 18
jam seminggu.
 Jangka waktu kontrak akan berada di tangan pengusaha, sehingga berpotensi
membuat status kontrak pekerja abadi, bahkan pengusaha dinilai dapat mem-
PHK pekerja sewaktu-waktu.
 waktu istirahat mingguan adalah satu hari untuk enam hari kerja dalam satu
minggu.
 Menghapus cuti panjang dua bulan per enam tahun. Cuti panjang akan diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
 Memudahkan izin bagi tenaga kerja asing (TKA) untuk direkrut.

Kelebihan

 Dapat mendorong debirokratisasi sehingga pelayanan pemerintah akan lebih


efisien, mudah dan pasti karena ada penerapan NSPK (Norma, Standar,
Prosedur dan Kriteria), serta penggunaan sistem elektronik.
 Terdapat dukungan bagi UMKM lewat kemudahan dan kepastian dalam proses
perizinan melalui OSS. Kemudahan dalam mendaftarkan Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI) dan kemudahan dalam mendirikan Perusahaan Terbuka (PT)
Perseorangan.
 Bagi koperasi juga disebutnya akan mudah dalam pendiriannya dengan
menetapkan minimal sembilan orang anggota.
 Dalam pengurusan Sertifikat Halal ada percepatan dan kepastian proses. Serta
dapat dilakukan Ormas Islam maupun Perguruan Tinggi Negeri.
 Masyarakat juga disebut dapat memiliki kepastian pemanfaatan atas
ketelanjutan lahan dalam kawasan hutan, di mana lahan yang berada di
kawasan konservasi, hasil kebun dapat dimanfaatkan masyarakat dengan
pengawasan pemerintah.
 Bagi nelayan, diatur penyederhanaan perizinan berusaha, untuk kapal perikanan
dengan dilakukan melalui satu pintu di KKP.

manfaat yang diklaim pemerintah:

1. UMKM dan Koperasi

RUU Cipta Kerja ini diklaim memberikan kemudahan dan kepastian dalam proses
perizinan melalui OSS (Online Single Submission), pendaftaran Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI), dan kemudahan dalam mendirikan Perseroan Terbuka (PT)
perseorangan.

2. Sertifikasi Halal

Untuk Sertifikasi Halal, regulasi ini menjamin percepatan dan kepastian dalam proses
sertifikasi halal. Bahkan bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK), pemerintah
memberikan kemudahan tambahan berupa biaya sertifikasi yang ditanggung
pemerintah.
3. Perkebunan Masyarakat di Kawasan Hutan 

Terkait keberadaan perkebunan masyarakat yang terlanjur masuk kawasan hutan,


masyarakat akan dapat memiliki kepastian pemanfaatan atas keterlanjuran lahan dalam
kawasan hutan.

Nantinya, lahan masyarakat yang berada di kawasan konservasi, masyarakat tetap


dapat memanfaatkan hasil perkebunan dengan pengawasan dari pemerintah.  

4. Pesangon dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan 

RUU Cipta Kerja ini menjamin adanya kepastian dalam pemberian pesangon.
Pemerintah menerapkan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dengan tidak
mengurangi manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm),
Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP), serta tidak menambah beban iuran
dari pekerja atau pengusaha.

5. Penyederhanaan Izin untuk Nelayan

Tak hanya itu, bagi nelayan juga diatur penyederhanaan perizinan berusaha untuk kapal
perikanan. Kini perizinan hanya cukup satu pintu melalui Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP). Kementerian Perhubungan tetap memberikan dukungan melalui
standar keselamatan.

6.  Insentif Fiskal dan Perlindungan Hukum

Bagi Pelaku Usaha, RUU Cipta Kerja akan memberi manfaat yang mencakup
kemudahan dan kepastian dalam mendapatkan perizinan berusaha dengan penerapan
perizinan berbasis risiko (risk based approach) dan penerapan standar.

Pelaku usaha juga mendapatkan insentif dan kemudahan, baik dalam bentuk insentif
fiskal maupun kemudahan dan kepastian pelayanan dalam rangka investasi, di samping
adanya bidang kegiatan usaha yang lebih luas untuk dapat dimasuki investasi, dengan
mengacu kepada bidang usaha yang diprioritaskan Pemerintah (Daftar Prioritas
Investasi).

7. Perumahan bagi MBR


Regulasi ini akan mempercepat pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) yang dikelola khusus oleh Badan Percepatan Penyelenggaraan
Perumahan (BP3).

Anda mungkin juga menyukai