Anda di halaman 1dari 13

MEMPERKAYA DIRI SENDIRI BERDALIH MENGATUR KEUANGAN DESA OLEH

KEPALA DESA WOTANNGARE BOJONEGORO

Oleh : Mochammad Ilman Fitriansyah

Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

milmanfitriansyah27@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari analisis data putusan MA yang telah
saya kerjakan untuk keperlukan mata kuliah Tata Kelola Pemerintahan. Metode penelitian yang
diterapkan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif , seperti yang
dikemukakan (Sugiyono 2017:8) bahwa metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk mengaju hipotensis yang telah ditetapkan. Pendekatan
kuantitatif ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data hasil dari pengkodingan data
putusan MA, semua aspek yang diperlukan untuk penelitian ini dipersiapkan dengan cermat
sebelum proses pengumpulan data, termasuk alat penelitian serta data dalam bentuk angka dan
statistik. Peneliti menggunakan alat analisis aplikasi Nvivo untuk memproses data, fokus utama
penelitian kuantitatif adalah untuk mengklasifikasikan, menghitung, dan membangun model
statistik untuk menjelaskan apa yang sedang diselidiki. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
Hasil penelitian ini berkontribusi pada hasil putusan MA kepada terdakwa Mukti Ali dalam
kasus korupsi yang menjeratnya. Keterbatasan penelitian ini adalah terbatasnya sumber
informasi lebih lanjut mengenai kasus yang dibahas dan waktu penelitian. Penelitian berikutnya
perlu sumber yang lebih banyak lagi serta waktu penelitian yang lebih panjang untuk agar lebih
maksimal nantinya hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Kata Kunci: Korupsi, Transaksional, Manipulasi, Terdakwa, Putusan

PENDAHULUAN

Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sudah dilakukan melalui berbagai cara,


namun hingga saat ini masih saja terjadi korupsi dengan berbagai cara yang dilakukan oleh
berbagai lembaga. Terdapat beberapa bahaya sebagai akibat korupsi, yaitu bahaya terhadap:
masyarakat dan individu, generasi muda, politik, ekonomi bangsa dan birokrasi. Terdapat
hambatan dalam melakukan pemberantasan korupsi, antara lain berupa hambatan: struktural,
kultural, instrumental, dan manajemen. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk
mengatasinya, antara lain: mendesain dan menata ulang pelayanan publik, memperkuat
transparansi, pengawasan dan sanksi, meningkatkan pemberdayaan perangkat pendukung dalam
pencegahan korupsi. Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 korupsi diklasifikasikan ke
dalam: merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan,
perbuatan curang, benturan dalam pengadaan, gratifikasi. Dalam rangka pemberantasan korupsi
perlu dilakukan penegakan secara terintegrasi, adanya kerja sama internasional dan regulasi yang
harmonis.

Upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak lama dengan menggunakan


berbagai cara, sanksi terhadap pelaku korupsi sudah diperberat, namun hampir setiap hari kita
masih membaca atau mendengar adanya berita mengenai korupsi. Berita mengenai operasi
tangkap tangan (OTT) terhadap pelaku korupsi masih sering terjadi. Yang cukup
menggemparkan adalah tertangkap tangannya 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang oleh KPK.
Kemudian, tidak kalah menggemparkannya adalah berita mengenai tertangkap tangannya
anggota DPRD Kota Mataram yang melakukan pemerasan terkait dengan dana bantuan
rehabilitasi fasilitas pendidikan yang terdampak bencana gempa bumi Lombok, NTB. Di bawah
ini akan diuraikan mengenai penyebab, hambatan, solusi dan regulasi korupsi di Indonesia.
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio. Dalam bahasa Inggris adalah corruption
atau corrupt, dalam bahasa Perancis disebut corruption dan dalam bahasa Belanda disebut
dengan coruptie. Agaknya dari bahasa Belanda itulah lahir kata korupsi dalam bahasa Indonesia.
Korup berarti busuk, buruk, suka menerima uang sogok (memakai kekuasaannya untuk
kepentingan sendiri dan sebagainya). Korupsi adalah perbuatan yang buruk (seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya). Korupsi berakibat sangat berbahaya bagi
kehidupan manusia, baik aspek kehidupan sosial, politik, birokrasi, ekonomi, dan individu.

Dalam masyarakat yang korupsi telah menjadi makanan sehari-hari, anak tumbuh dengan
pribadi antisosial, selanjutnya generasi muda akan menganggap bahwa korupsi sebagai hal biasa
(atau bahkan budaya), sehingga perkembangan pribadinya menjadi terbiasa dengan sifat tidak
jujur dan tidak bertanggung jawab. Jika generasi muda suatu bangsa keadaannya seperti itu, bisa
dibayangkan betapa suramnya masa depan bangsa tersebut. Bahaya Korupsi terhadap Politik
Kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan pemerintahan dan pemimpin
masyarakat yang tidak legitimate di mata publik. Jika demikian keadaannya, maka masyarakat
tidak akan percaya terhadap pemerintah dan pemimpin tersebut, akibatnya mereka tidak akan
patuh dan tunduk pada otoritas mereka. Praktik korupsi yang meluas dalam politik seperti pemilu
yang curang, kekerasan dalam pemilu, money politics dan lainlain juga dapat menyebabkan
rusaknya demokrasi, karena untuk mempertahankan kekuasaan, penguasa korup itu akan
menggunakan kekerasan (otoriter) atau menyebarkan korupsi lebih luas lagi di masyarakat. Di
samping itu, keadaan yang demikian itu akan memicu terjadinya instabilitas sosial politik dan
integrasi sosial, karena terjadi pertentangan antara penguasa dan rakyat. Bahkan dalam banyak
kasus, hal ini menyebabkan jatuhnya kekuasaan pemerintahan secara tidak terhormat, seperti
yang terjadi di Indonesia.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunaan metode dan kontribusi kuantitatif atau biasa
dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik
karena berlandaskan filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional,
dan sistematis. Metode ini juga disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik. Sugiyono (2013, hlm. 14) mengatakan bahwa Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat diatas data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan tekhnik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk
mengetahui jumlah atau besaran dari subjek yang diteliti.

LITERATURE REVIEW

Dalam penelitian ini akan menguji banyak kasus antara yang dilakukan terdakwa Mukti
Ali terhadap kasus korupsi yang dilakukannya. Hal ini terlihat dari kerangka pemikiran seperti
yang tampak pada gambar di bawah ini :

Gratifikasi
Pencucian
uang

Lobi-lobi

Praktik Korupsi
Suap
Terdakwa Mukti
Ali Transaksio
nal

Manipulasi
Pencucian
kebijakan
uang

Konsep operasional sendiri disebut juga sebagai kerangka konsep, konsep pemikiran,
atau konsep penelitian. Definisinya sangat beraneka ragam sesuai dengan pendapat para ahli.
Konsep operasional adalah bentuk penentuan dari suatu konstruksi sehingga menjadi variabel
ataupun sesuatu yang dapat diukur.
Dalam peta konsep diatas , terdakwa telah melakukan beberapa tindakan praktif korupsi
salah satunya yang paling banyak ditemukan oleh penliti yaitu manipulasi kebijakan, dimana
terdakwa mengambil untung dari dana APBD desa yang seharusnya dipergunakan untuk
pembangunan desa, malah di salahgunakan dan diambil keuntungan yang tidak bernilai sedikit,
bahkan merugikan daerah dan negara. Manipulasi kebijakan sendiri mempunyai arti bahwa
upaya untuk mempengaruhi perilaku seseorang, akan tetapi orang tersebut tidak sadar bahwa
tingkah lakunya untuk mematuhi keinginan pemegang kekuasaan serta memalsukan data ataupun
informasi secara tidak benar untuk kepentingan pribadi atau kelompok perbuatan curang
(menggelapkan, menimbun) barang untuk spekulasi.

Setelah Alokasi Dana Desa (ADD) dan Bantuan Keuangan Daerah (BKD) Desa
Wotanngare tahun 2019 tersebut telah diterima oleh Terdakwa Mukti Ali, selanjutnya Terdakwa
Mukti Ali membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan pembangunan dan
melaksanakannya tanpa melibatkan Tim Pelaksana Kegiatan yaitu dengan membelanjakan
sendiri secara langsung bahan material bangunan ke Toko untuk kebutuhan pengerjaan
pembangunan fisik dan membayarkan langsung upah tenaga kerja (tukang) dalam pekerjaan
pembangunan fisik yang dilaksanakan di beberapa lokasi/titik di wilayah Desa Wotanngare
Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, namun dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
Terdakwa Mukti Ali tidak menyerahkan bukti belanja kepada saksi Sutiono selaku Bendahara
Desa Wotanngare sebagai bukti pertanggungjawaban, disamping itu terdapat beberapa kegiatan
yang tidak diselesaikan dan juga terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan.

Ditemukan juga adanya beberapa volume yang tidak sesuai atau kurang dan bahkan ada
yang tidak dilaksanakan sehingga menyebabkan terjadinya selisih pembayaran antara Realisasi
Pertanggung jawaban Fisik dengan Hasil Perhitungan Fisik (volume) terhadap pembayaran 20
(dua puluh) kegiatan fisik yang menggunakan Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD) dan
Bantuan Keuangan Daerah (BKD) Wotanngare Tahun Anggaran 2019 yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan oleh Terdakwa Mukti Ali atau pembayarannya tanpa didukung dengan
bukti-bukti pendukung yang sah yaitu sebesar Rp. 1.060.056.793,13 (satu milyar enam puluh
juta lima puluh enam ribu tujuh ratus sembilan puluh tiga koma tiga belas rupiah) dengan rincian
sebagai berikut :
Hasil Pemeriksaan dan Penilaian yang dilakukan oleh Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Bojonegoro
Realisasi Realisasi
No. Uraian Selisih
Anggaran Pekerjaan
1. Pemb / rehab / peningkatan balai

desa (kantor desa) 485.648.250 168.225.391,87 317.422.858,13

2. Pemb / rehab / peningkatan balai

desa 300.000.000 29.647.260 270.354.040

3. Pemb gapura batas desa 15.000.000 - 15.000.000


JUMLAH (A) 800.648.250 197.872.651,87 602.776.898,13

Dan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan adalah tidak sesuai dengan ketentuan
sehingga memperkaya diri Terdakwa Mukti Ali sendiri atau orang lain yang mengakibatkan
kerugian negara sebesar Rp. 1.060.056.793,13 (satu milyar enam puluh juta lima puluh enam
ribu tujuh ratus sembilan puluh tiga koma tiga belas rupiah) sebagaimana Hasil Penghitungan
Kerugian Negara atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Pengelolaan Keuangan Desa di
Pemerintahan Desa Wotanngare Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro Tahun Anggaran
2019 pada Bidang Pembangunan oleh Tim Pemeriksa pada Kantor Inspektorat Kabupaten
Bojonegoro Nomor pada tanggal 28 September 2020 tentang Perhitungan Kerugian Negara atas
dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Penglolaan Keuangan Desa di Pemerintahan Desa
Wotanngare Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro Tahun Anggaran 2019 pada Bidang
Pembangunan.

Kemudian meskipun pada pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa Wotanngare Tahun


Anggaran 2019 telah dibentuk dan ditetapkan Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa dan
Pelaksana Kegiatan Bidang Pembangunan Desa tahun Anggaran 2019, namun pada
kenyataannya Terdakwa Mukti Ali selaku Kepala Desa Wotanngare telah mengambil alih
kegiatan pembangunan sejak tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang seharusnya
dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan Anggaran Bidang Pembangunan. Pengambilalihan
kewenangan tersebut diawali dengan meminta uang dari saksi Sutiono selaku Bendahara Desa
Wotanngare sesaat setelah penarikan atau pencairan uang dari Bank Jatim Cabang Bojonegoro
Unit Kalitidu dengan bukti kwitansi serah terima uang yang ditandatangani oleh Terdakwa Mukti
Ali selaku Kepala Desa Wotanngare dan saksi Sutiono selaku Bendahara Desa Wotanngare
dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp. 1.935.129.450,00.

Hasil akhir dari penelitian ini, Terdakwa Mukti Ali terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan “tindak pidana korupsi” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dalam dakwaan Primair.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunaan metode dan kontribusi kuantitatif atau biasa
dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik
karena berlandaskan filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional,
dan sistematis. Metode ini juga disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik. Sugiyono (2013, hlm. 14) mengatakan bahwa Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif. atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat diatas data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan tekhnik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk
mengetahui jumlah atau besaran dari subjek yang diteliti.

Tahapan penelitian ini dilakukan dengan mencari data putusan Mahkamah Agung tentang
tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh terdakwa, mkemudian menganalisis datanya
menggunakan aplikasi digital degan kurun waktu selama beberapa minggu untuk mendapatkan
hasil secara maksimal.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi digitan yaitu NVIVO 12+, (Nvivo)
merupakan salah satu serial software analisis data kualitatif Nud.Ist yang paling menarik
digunakan. Serial ini sendiri merupakan software terkemuka dan paling banyak digunakan
peneliti kualitatif di dunia saat ini. Kemampuannya tergolong tinggi, sejak pencarian data,
kompilasi, hingga penyusunan teori. Kemampuan grafis ditunjukkan dalam penyusunan diagram
dari teori yang terbangun. Langkah-langkah penyusunan data menggunakan aplikasi ini yaitu
dengan cara :

Mengekspor data putusan Mahkamah Agung terlebih dahulu kedalam aplikasi nVivo,
kemudian menentukan code data yang akan dicari serta menentukan cases/pelaku dari data yang
dianalisis. Peneliti mengumpulkan data sebanyak-banyak nya dari hasil coding dan case dari data
yang digunakan.

HASIL PENELITIAN
DISKUSI HASIL

Hasil penelitian ini menemukan bahwa tindkan yang dilakukan oleh Mukti Ali sangat
tidak profesional mengingat ia adalah kades yang seharusnya mengayomi dan dipercaya oleh
masyarakat desa tersebut untuk kemajuan desa nya sendiri, Hasil akhir dari penelitian ini,
Terdakwa Mukti Ali terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan “tindak pidana
korupsi” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam dakwaan Primair.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disampaikan simpulan sebagai berikut :

1. Meskipun pemberantasan korupsi menghadapi berbagai kendala, namun upaya


pemberantasan korupsi harus terus-menerus dilakukan dengan melakukan berbagai perubahan
dan perbaikan.

2. Perbaikan dan perubahan tersebut antara lain terkait dengan lembaga yang menangani
korupsi agar selalu kompak dan tidak sektoral, upaya-upaya pencegahan juga terus dilakukan,
kualitas SDM perlu ditingkatkan, kesejahteraan para penegak hukum menjadi prioritas.
3. Meskipun tidak menjamin korupsi menjadi berkurang, perlu dipikirkan untuk
melakukan revisi secara komprehensif terhadap UndangUndang tentang Pemberantasan Korupsi.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pembaca baik bagi
entitas bisnis maupun lembaga pemerintahan untuk menetapkan sistem evaluasi kinerja
anggota organisasinya. Hasil penelitian ini berkaitan erat dengan performance
management keuangan dan kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam mengontrol kinerja
personel organisasi. Lebih dari itu, penelitian ini juga merupakan referensi penetapan
kebijakan penugasan, sistem evaluasi, dan sistem kontrol kinerja seorang pemimpin.
Penelitian ini akan bermanfaat dalam merumuskan kebijakan sistem pe merintahan bagi
mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan. Selain itu dapat juga dijadikan referensi untuk
mengkaji fenomena korupsi yang sering sekali terjadi di Indonesia agar dapat membawa
kemajuan pada sistem pemerintahan di Indonesia selama ini.

Temuan dalam penelitian ini menarik untuk dibaca bagi semua kalangan, namun
kesimpulan dari hasil penelitian ini tidak bisa ditiru dan merupakan tindakan yang tidak terpuji
yang dilakukan oleh pemimpin. Agar tindakan yang tidak baik ini tidak menjadi penyakit di
negara kita, sebaiknya para pemimpin lebih tegas lagi dalam menjalankan tugasnya dan berusaha
memberantas korupsi-korupsi dari petinggi negara yang semakin marak khususnya di Indonesia.

REFERENSI

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awr9CI6B9LVh8S8AO9tXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3N
y/RV=2/RE=1639343362/RO=10/RU=https%3a%2f%2fglosarium.org%2farti-manipulasi%2f/
RK=2/RS=WvXe3dJTO0R5o2gJqUKkzG3h4TY-

https://panduannvivo.blogspot.com/2016/05/panduan-menggunakan-aplikasi-nvivo.html

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awr9CLE8DbZhhR4AXxJXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3
Ny/RV=2/RE=1639349693/RO=10/RU=https%3a%2f%2fe-jurnal.peraturan.go.id%2findex.php
%2fjli%2farticle%2fdownload%2f234%2fpdf/RK=2/RS=9pQOYIPRFQpet30JXTSSkZiIgbE-

Anda mungkin juga menyukai