ID Evaluasi Pengeringan Pisang Sale Musa Pa
ID Evaluasi Pengeringan Pisang Sale Musa Pa
1, Maret 2017
ABSTRACT
Hybrid (solar-electricity) dryer use additional heat from heater, therefore its efficiency is higher than
the solar one. This research aimed to evaluate energy requirement during the drying process and to
study efficiency of drying chamber of hybrid (solar-electricity) tray type dryer to drying Sale Banana.
Method used was experimental. Material used was banana sliced 0.8 cm and 0.4 cm thickness.
Research parameters consist of temperature, moisture content, drying time, drying energy, air flow
velocity, and solar intensity. Analyzed data were drying energy produced by the collector, energy to
evaporate water in the material, efficiency of drying chamber, and energy to increase material’s
temperature. Data analysis conducted using Microsoft excel. This hybrid dryer is suitable for Sale
Banana drying with drying chamber’s optimum temperature of 55°C. The result showed that the best
drying process using hybrid dryer obtained with material thickness of 0.4 cm, whereas maximum
efficiency of solar dryer was 42.21%.
ABSTRAK
Pada alat pengering hybrid (surya-listrik) digunakan panas tambahan dari heater, sehingga efisiensi
hybrid lebih tinggi dari full surya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan energi
selama pengeringan serta mempelajari efisiensi ruang pengering alat pengering hybrid (surya-listrik)
tipe rak untuk pengeringan pisang sale. Metode yang digunakan adalah eksperimental. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pisang hijau yang diiris tipis 0,8 cm dan 0,4 cm. Parameter
penelitian terdiri dari suhu, kadar air, lama pengeringan, energi pengeringan, kecepatan aliran udara
dan intensitas cahaya matahari. Data yang dianalisa pada penelitian ini adalah energi pengeringan
yang dihasilkan oleh kolektor, energi untuk menguapkan air bahan, efisiensi ruang pengering, dan
energi untuk menaikan suhu bahan. Analisis data dilakukan menggunakan microsoft excel. Alat
pengering hybrid (surya-listrik) tipe rak ini cocok untuk pengeringan pisang sale dengan suhu
optimal pada ruang pengering adalah 55 oC pada pengeringan hybrid. Hasil penelitian menunjukan
proses pengeringan pisang sale terbaik adalah dengan ketebalan bahan 0,4 cm menggunakan hybrid
dengan efisiensi ruang pengering maksimal 55,20% dengan kadar air 35,5% sementara efisiensi
maksimal pengeringan surya sebesar 42,21%.
360
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
361
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
2. Kadar Air (%), massa bahan (gram) (Selama Dimana m adalah massa bahan yang
proses pengeringan) dikeringkan (kg), Cp adalah panas jenis bahan
3. Lama waktu pengeringan (detik) yang dikeringkan (kJ/kg oC), ∆T adalah
4. Intensitas cahaya matahari (w/m2) kenaikan suhu bahan (oC)
5. Jumlah energi selama pengeringan
6. Kecepatan aliran udara (m/det) e) Efisiensi Ruang Pengering.
Efisiensi ruang pengering dapat
Perhitungan parameter dihitung denan persamaan (Sofia, 2010).
a) Energi Matahari yang Dihasilkan
𝑄𝑜𝑢𝑡
Energi matahari dihitung dengan Ƞ= x 100%........................................... 6)
𝑄𝑖𝑛 +𝑃
menggunakan persamaan (Novitasari, dkk.,
2014): Dimana Ƞ adalah nilai efisiensi (%), P adalah
daya listrik yang dipakai (kwh), Qout (kJ) adalah
Q = I x τ x A x t............................................1) besar energi panas digunakan selama
pengeringan, Qin adalah energi yang masuk
Dimana Q adalah energi matahari yang diserap dalam ruang pengering (kJ),
(kJ), I adalah radiasi matahari (W/m2), τ adalah
transmisivitas polycarbonate (77%), A adalah f). Energi hilang melalui dinding ruang
luas bidang kolektor (m2), t adalah lama pengering
pengeringan (detik) Kehilangan energi melalui dinding ruang
pengering dihitung dengan persamaan (Farel,
b) Energi untuk menaikan suhu ruang H., dan Yuda Pratama, 2011):
pengering dari kolektor persamaan :
Qlw = u x A x ∆T......................................... 7)
Qu = m x Cp x (Ti-To) ....................................2) 1
U = ∆𝑥1 ∆𝑥2 ......................................... 8)
⁄𝑘 + ⁄𝑘
1 2
Dimana Qu adalah energi panas yang
dikumpulkan (kJ), m adalah laju aliran massa Dimana Qlw adalah energi yang hilang dari
udara (Kg/jam), Cp adalah massa jenis udara dinding ruang pengering (kJ), A adalah luas
(kJ/kgoC), To adalah temperatur keluar (oC), Ti dinding (m2), U adalah koefisein pindah panas
adalah temperatur masuk (oC) menyeluruh dinding (W/m,oK), td adalah
temperatur udara pengering (oC), k adalah nilai
c) Energi untuk menguapkan air bahan konduktifitas panas (W/m oK), ∆𝑥 adalah tebal
Energi untuk menaikan suhu bahan dihitung dinding (mm).
berdasarkan persamaan (Muhammad, 2011):
g). Energi hilang melalaui ventilasi
Q = V x Hfg ..................................................3) Energi hilang melalui ventilasi dapat dihitung
dengan persamaan (Maulana, 2014)
Dimana Q adalah energi untuk menguapkan air
𝑉 𝑥 𝑐𝑝𝑤 (𝑇𝑑−𝑇𝑎)
(kJ), V adalah beban uap air (kg H2O), dan Hfg Qlv = .................................... 9)
𝑁
adalah panas laten (kJ/kg), V adalah berat air
yang diuapkan (kgH2O). Dimana Qlv adalah kehilangan energi melalui
ventilasi (kJ), V adalah kecepatan angin
Hfg = (2,501- (2,361 x 10-3 ) T)) x 1000 .......4) (m/det), cpw adalah panas jenis udara basah
(kkal/m2.oC), N adalah lama pengeringan (det),
d) Energi untuk menaikan suhu bahan ta adalah temperatur awal (oC), td adalah
Energi untuk menguapkan air bahan adalah temperatur keluar (oC).
energi untuk memanaskan suhu bahan dari suhu
bahan awal sebelum proses pengeringan dapat
dihitung berdasarkan persamaan (Novitasari, Analisis Data
dkk., 2014) Dalam penelitian ini data ditampilkan
dalam bentuk grafik dan tabel. Data yang
Q = m x Cp x ∆T ...........................................5) diperoleh dari percobaan di Laboratorium
diolah dengan menggunakan analisis deskriptif
yang diperoleh melalui persamaan matematis.
362
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
50 80
45 70
40 60
RH (%)
35 50
30
40
25
30
20
20
9.45 11.45 13.45 15.45 17.45
10
Waktu (Jam) 0
Rak 1 Rak 2 Rak 7 Rak 8 9.45 11.45 13.45 15.45 17.45
363
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
364
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
Jarak kaca dan pelat mempengaruhi dapat dijelaskan bahwa semakin lama waktu
jumlah energi yang hilang. Hal ini sesuai pengeringan maka semakin besar suhu ruang
dengan pendapat Handoyo, dkk., (2011), yang pengering makin besar energi yang tersedia
menyatakan bahwa besar kecilnya kehilangan untukmenaikan suhu bahan. Energi yang
energi yang terjadi pada kolektor surya dibutuhkan pada awal pengeringan 38,1 kJ
dipengaruhi oleh jarak kaca terhadap pelat. terbesar 325,62 kJ pada pengeringan surya 0,8
Semakin besar jarak antara kaca dengan pelat cm, energi terendah 53,2 kJ pada awal
maka akan semakin tinggi kehilangan energi. pengeringan dan 381,9 kJ pada suhu tertinggi
Sebaliknya semakin kecil jarak kaca dengan ruang pnegering. Faktor yang mempengaruhi
pelat maka akan semakin kecil pula energi yang besarnya energi yang diperlukan adalah suhu
hilang. Semakin besar jarak kaca dan plat (Yahya, 2014), makin besar suhu ruang
kolektor maka luas kolektor untuk menyerap pengering, maka semakin besar pula energi
energi radiasi matahari akan semakin besar. untuk menaikan suhu bahan sedangkan semakin
kecil suhu bahan semakin kecil energi untuk
Energi Yang Digunakan Untuk Menaikan menaikan suhu bahan.
Suhu Bahan
Energi Untuk Menguapkan Air Bahan
Tabel 2. Energi untuk menaikan suhu bahan Tabel 3. Jumlah Energi untuk menguapkan air
tiap suhu ruang pengering bahan tiap massa bahan
Bahan Bahan Bahan Bahan Bahan Bahan Bahan Bahan
0.8 cm 0.4 cm 0,8 cm 0,4 cm 0,8 cm 0,4 cm 0,4 cm 0,8 cm
Suhu (Surya) (Hybrid) (Surya) (Hybrid) Massa (Surya) (Surya) (Hybrid) (Hybrid)
(oC) (kJ) (kJ) (kJ) (kJ) (gram) (kJ) (kJ) (kJ) (kJ)
30 38,1 51,1 49,2 32,5 65 789,42 575,36 774,24 985,26
35 87,1 190,3 213,7 87,1
60 666,45 485,80 623,94 789,42
40 151,42 260,0 270,6 176,9
55 529,82 396,23 494,90 613,32
45 244,14 324,3 336,3 249,2
50 376,49 259,60 371,94 446,33
50 325,62 364,5 381,9 318,9
45 241,38 182,17 247,45 320,32
45 259,96 337,7 324,3 304,2
40 203,68 288,1 288,1 218,4 40 142,70 109,30 150,29 229,23
400.0
350.0 1200.00
Energi untuk menguapkan
300.0 1000.00
250.0
200.0 800.00
(kJ)
150.0 600.00
100.0
(kJ)
50.0 400.00
0.0 200.00
30 40 50 40 30 0.00
o
Suhu Ruang Pengering ( C) 65 55 45 35 25
Bahan 0,8 cm (Surya) Bahan 0,4 cm (Surya)
Bahan 0,8 cm (Hybrid) Bahan 0,4 cm (Hybrid) Massa bahan (gram)
Bahan 0,8 cm (Surya) Bahan 0,4 cm (Surya)
Bahan 0,8 cm (Hybrid) Bahan 0,4 cm (Hybrid)
Gambar 8. Grafik hubungan antara energi
Gambar 9. Grafik hubungan antara massa
untuk menaikan suhu bahan terhadap suhu
bahan dengan jumlah energi panas untuk
ruang pengering
menguapkan kadar air bahan
Energi untuk menaikan suhu bahan
Energi untuk menguapkan air bahan
merupakan jumlah energi yang digunakan
merupakan jumlah energi yang digunakan
untuk menaikan suhu bahan (suhu Aw) dari
untuk menguapkan air bahan (kadar air) pada
suhu awal tersebut. Dari Tabel 2 dan Gambar 8
saat proses pengeringan berlangsung.
365
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 9, energi pengering. Makin besar energi yang terdapat
terbesar untuk menguapkan air bahan pada pada ruang pengering maka semakin besar pula
pukul massa bahan 65 dimana pada awal energi yang dikeluarkan dari dinding ruang
pengeringan kadar air bahan masih tinggi pengering.
sehingga energi yang dibutuhkan semakin
tinggi. Energi untuk menguapkan kadar air Energi Hilang Melalui Ventilasi Ruang
bahan tertinggi pada pengeringan hybrid Pengering
ketebalan bahan 0,4 cm 985,26 kJ sedangkan Dari Gambar 11 bisa dijelaskan bahwa
pada pengering surya energi tertinggi sebesar energi yang hilang melalui ventilasi terjadi pada
789, 42 kJ. Faktor yang mempengaruhi energi proses pengeringan hybrid yang lebih tinggi
untuk menguapkan kadai air bahan adalah suhu dari padal surya dimana pengeringan hybrid
dan kelembaban ruang pengering serta kadar air ketebalan bahan 0,4 cm memiliki nilai
bahan. Semakin besar massa bahan dan kadar kehilangan panas tertinggi dengan nilai
air maka energi yang dibutuhkan untuk kehilangan awal sebesar 250 J dan tertinggi
menguapkan uap air dari bahan akan semakin sebesar 432,4 J sedangkan pada pengeringan
besar. Hybrid 0,8 cm memiliki kadar air lebih surya, energi hiang pengeringan surya pada
besar yaitu 81,4% sehingga energi awl yang awal sebesar 66,67 J tertinggi sebesar 431,38 J.
dibutuhkan untuk menguapkan air bahan Ventilasi itu sendiri berfungsi sebagai rongga
semakin besar yaitu 985,26 kJ. penguapan pada alat pengering untuk
mengeluarkan uap air bahan yang di panaskan
Energi Hilang Melalui Dinding Ruang oleh udara pengering.
Pengering
Energi yang hilang
350.0
digunakan dalam ruang pengering yang 300.0
dikeluarkan dari sistem ke lingkungn melalui 250.0
200.0
dinding ruang pengering. Dari Gambar 10 dapat 150.0
dilihat bahwa energi yang hilang pada dinding 100.0
50.0
ruang pengering tertinggi terjadi pada proses 0.0
hybrid 0,8 pada pukul 10.45 WITA sampai 9.45 11.45 13.45 15.45 17.45
17.45 WITA dengan besarnya energi hiang awal Waktu (jam)
23,59 kJ dan tertinnggi sebesar 25,04 kJ Bahan 0,8 cm (Surya) Bahan 0,4 cm (surya)
Bahan 0,8 cm (Hybrid) Bahan 0,4 cm (Hybrid)
sedangkan pengeringan surya energi hiang
melaui dinding sebesar 23,623 kJ dengan energi Gambar 11. Grafik hunbungan waktu dengan
hilang terbesar 24,588 kJ. energi hilang melalui ventilasi ruang pengering
25.500
Energi yang hilang
366
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
air bahan menunjukkan banyaknya kandungan penurunan kadar air pada pengeringan hybrid
air per satuan bobot bahan. lebih besar.
90.00
80.00 Efisiensi Ruang Pengering
Efisiensi ruang pengeringan digunakan
Kadar air %
70.00
60.00
untuk mengetahui tingkat kinerja dari ruang
pengering pada proses pengeringan pisang sale
50.00
dengan menggunakan-alat pengeringan hybrid
40.00
(surya-listrik) tipe rak.
30.00 Tabel 4. Rata-rata efisiensi ruang pengering
20.00 (%)
9.45 11.45 13.45 15.45 17.45
Bahan Bahan Bahan Bahan
Waktu (Jam)
0.8 cm 0.4 cm 0,4 cm 0,8 cm
Bahan 0,8 cm (Surya) Bahan 0,4 cm (surya)
Bahan 0,8 cm (Hybrid) Bahan 0,4 cm (Hybrid)
(Surya) (Surya) (Hybrid) (Hybrid)
Gambar 12. Grafik hubungan waktu 31,06 28,86 46,21 42,47
pengeringan dengan penurunan kadar air bahan
60.00
Gambar 12 memperlihatkan hasil data
50.00
penurunan kadar air bahan pada proses
Effisiensi (%)
pengeringan dengan alat pengering hybrid. Dari 40.00
hasil tersebut, terlihat bahwa penurunan kadar
30.00
air dengan pengeringan surya lebih lama dan
kadar air yang dicapai lebih tinggi dibanding 20.00
dengan hybrid, sebab energi panas yang di 10.00
gunakan hanya mengandalkan jumlah intensitas
cahaya matahari yang diserap oleh kolektor. 0.00
9.45 11.45 13.45 15.45 17.45
Tinggi rendahnya intensitas cahaya matahari
Waktu (Jam)
mempengaruhi penurunan kadar air pada proses Bahan 0,4 cm (Surya) Bahan 0,8 cm (surya)
pengeringan dengan tenaga matahari. Kadar air Bahan 0,4 cm (Hybrid) Bahan 0,8 cm (Hybrid)
akhur yang diperoeh pada pengeringan surya
Gambar 13. Grafik hubungan antara waktu
39,7% pada surya ketebalan bahan 0,8 cm dan
dengan efisiensi ruang pengering
39,6% pada pengeringan surya ketebalan bahan
0,4 cm.
Pada Tabel 4 dan Gambar 13 terlihat
Pada proses pengeringan dengan
efisiensi ruang pengering pada proses
hybrid, penurunan terjadi lebih cepat, kondisi
pengeringan hybrid dan surya. Pada
ini di pengaruhi oleh adanya penambahan
pengeringan hybrid nilai efisiensi ruang
energi panas oleh heater, karena heater tetap
pengering lebih tinggi dari pada full surya
dihidupkan dimana bila kedua energi yang
dikarenakan pengaruh oleh energi pengeringan
digunakan pada waktu yang bersamaan sangat
kolektor dan energi kehilangan serta panas
mempengaruhi tingkat penurunan kadar air.
tambahan dari heater. Pada hybrid ada panas
Kadar air akhir pada pengeringan hybrid
tambahan dari heater sehingga panas di dalam
ketebalan bahan 0,8 cm 38,5% dan 35,5% pada
ruang pengering menjadi bertambah, ini yang
pengeringan hybrid ketebalan bahan 0,4 cm.
menyebabkan efisiensi hybrid lebih tinggi dari
Kadar air yang dihasilkan sesuai dengan standar
full surya.
SNI untuk produk pisang sale dengan kadar air
Sejalan dari penelitian Maulana (2014)
akhir maksimal sebesar 35-40%. Penurunan
yang berjudul Uji Performansi Alat Pengering
kadar air banyak dipengaruhi berbagai faktor
hybrid (Surya-Listrik) dengan Full Suya tipe rak
seperti kelembaban relatif (RH) serta besarnya
untuk biji kakao menggunakan kolektor surya.
suhu pada ruang pengering. Perubahan suhu
Hasil efisiensi 42 % pada hybrid dan 33 % pada
ruangan pada pengeringan hybryd 38 oC hingga
full surya, terlihat bahwa hasil efisiensi pada
55 oC sedangkan surya sebesar 32,4oC hingga
penelitian Maulana (2014) bisa dikatakan
44,1 oC. Dari perbedaan kenaikan suhu yang
belum mencapai batas standar.
besar pada pengeringan hybrid sehingga laju
367
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
368