Anda di halaman 1dari 7

Nama : Aan Putra Ramadhan

NIM : 04011381924197

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :
Hb : 14 gr%
Lekosit : 14.000/mm3
Fungsi Ginjal : Ureum 24 , Creatinin 1,5
Urinalisa : Leukosit penuh, RBC 50/ LPB
Lab lain : Dalam batas normal

Penunjang Imaging :
USG TUG : Hidronefrosis sedang ginjal kanan.
BNO-IVP: Tampak bayangan radioopak ukuran 8x10 mm setinggi vertebra lumbal IV kanan,
fungsi kedua ginjal masih baik, terdapat hidroureter dan hidronefrosis ginjal kanan grade II.

Penunjang
USG
Ultrasonografi adalah metode pencitraan saluran kemih non-invasif. USG umum
digunakan untuk evaluasi ginjal, kandung kemih, prostat, testis, dan penis. USG berguna untuk
menilai ukuran dan pertumbuhan ginjal. Hal ini juga membantu dalam triase pasien dengan gagal
ginjal. USG berguna untuk menilai ukuran dan pertumbuhan ginjal. Hal ini juga membantu
dalam triase pasien dengan gagal ginjal. Meskipun memberikan gambaran yang baik tentang
ginjal dan kandung kemih, detail anatomi ureter buruk dan mid-ureter tidak dapat dicitrakan
sama sekali dengan ultrasound karena gas usus di atasnya.
Ultrasonografi medis didasarkan pada penggunaan suara frekuensi tinggi untuk
membantu diagnosis dan perawatan pasien. Frekuensi ultrasonic berkisar dari 2 hingga sekitar 15
MHz. Sinar ultrasound berasal dari osilasi mekanis dari banyak kristal dalam transduser, yang
dibangkitkan oleh pulsa listrik (efek piezoelektrik). Transduser mengubah satu jenis energi
menjadi energi lain (listrik <--> mekanik/suara). Gelombang ultrasound (pulsa suara) dikirim
dari transduser, menyebar melalui jaringan yang berbeda, dan kemudian kembali ke transduser
sebagai gema yang dipantulkan. Gema yang dikembalikan diubah kembali menjadi impuls listrik
oleh kristal transduser dan diproses lebih lanjut untuk membentuk gambar ultrasound yang
ditampilkan di layar.
Keuntungan utama USG adalah kemudahan penggunaan, toleransi pasien yang tinggi,
noninvasif, kurangnya radiasi pengion, biaya relative rendah, dan ketersediaan luas.
Kekurangannya termasuk tingkat signal-to-noise yang relatif rendah, jaringan yang tidak
spesifik, bidang pandang yang terbatas, dan ketergantungan pada keterampilan operator dan
kebiasaan pasien

Kegunaan USG dalam memeriksa ginjal adalah sebagai berikut:


1. Penilaian hematuria.
2. Penentuan sifat massa ginjal, dapat membedakan kista sederhana (halus, dinding berbatas
tegas, tidak mencerminkan gema; jinak) dari massa padat (hampir selalu ganas; massa
kistik dengan komponen padat atau septa multipel atau kalsifikasi mungkin ganas), dari
mereka yang melemparkan 'bayangan akustik' (batu).
3. Dapat menentukan ada/tidaknya hidronefrosis (dilatasi sistem pengumpul) pada pasien
dengan fungsi ginjal abnormal.
4. Memungkinkan penyisipan nefrostomi yang dipandu ultrasound pada pasien dengan
hidronefrosis dan gangguan ginjal atau dengan ginjal yang terinfeksi dan terhambat.
Ada 4 grade hidronefrosis, antara lain:
a. Hidronefrosis derajat 1. Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks
berbentuk blunting, alias tumpul.
b. Hidronefrosis derajat 2. Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor. Kaliks berbentuk
flattening, alias mendatar.
c. Hidronefrosis derajat 3. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor.
Tanpa adanya penipisan korteks. Kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol.
d. Hidronefrosis derajat 4. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor.
Serta adanya penipisan korteks Calices berbentuk ballooning alias menggembung.

BNO-IVP
Pemeriksaan BNO-IVP (Foto polos abdomen/Blast Nier Oversigh – Intravenous
Pyelograph) terdiri atas beberapa foto polos serial. Yang dilakukan setelah pemberian
injeksi cairan kontras iodine. Sebelum melakukan IVP dilakukan terlebih dahulu
pemeriksaan foto polos abdomen dengan posisi anteroposterior.
Intravenous pyelography diindikasikan untuk evaluasi fungsi ginjal, patensi
saluran kemih, dan anomali kongenital seperti ginjal horse - shoe. Tindakan ini dapat
dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri pinggang, hematuria, atau riwayat infeksi
saluran kemih berulang yang dicurigai memiliki obstruksi akibat batu ginjal, batu ureter,
striktur ureter, atau neoplasma. Selain itu, tindakan ini juga dapat menilai integritas
saluran kemih setelah trauma, termasuk trauma.
Kontraindikasi utama intravenous pyelography (IVP) atau intravenous urography
(IVU) adalah kehamilan, pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum > 2
mg/dl), dan pasien yang memiliki risiko alergi terhadap kontras.
Teknik intravenous pyelography diawali dengan puasa pada pasien minimal 5
jam, pengambilan foto X-ray pilot untuk memeriksa kondisi saluran kemih sebelum
prosedur, dan pemeriksaan level kreatinin serum. Setelah itu, prosedur dilakukan dengan
injeksi kontras intravena dan pengambilan foto serial. IVP memiliki keterbatasan seperti
waktu pemeriksaan yang lama, paparan radiasi, dan risiko alergi terhadap kontras

a. Prosedur
Persiapan melibatkan pembersihan saluran cerna dengan menggunakan obat pencahar
seperti bisakodil, minyak kastor, dan sebagainya. Akan tetapi, sering kali BNO-IVP dapat
dihasilkan dengan memuaskan tanpa persiapan pada pasien rawat jalan.
Foto polos pertama diambil 1 menit setelah injeksi, dan yang kedua 5 menit,
dilanjutkan dengan foto pada menit ke-15. Jika pada menit ke-30 atau 60 kontras belum
sepenuhnya dieksresikan maka dapat dicurigai adanya penurunan fungsi ginjal.
b. Temuan normal
1) Ginjal
a) Parenkim ginjal
Normalnya berbentuk seperti kacang merah yang terletak pada paravertebral
torakal bawah atau lumbal bagian atas, biasanya antara batas atas vertebra torakal
11 dan batas bawah vertebra lumbal 3. Biasanya ginjal kanan terletak 2 cm di
bawah ginjal kiri. Panjang ginjal orang dewasa normalnya adalah 11 – 15 cm.
Maksimal variasi antara ginjal kanan dan kiri adalah 1,5 cm.
b) Pelvis renalis
Pelvis renalis memiliki ukuran yang bervariasi antara satu orang dengan orang
lainnya, dengan variasi mulai dari ukuran yang panjang dan tipis, sementara yang
lainnya besar dan globular. Posisi pelvis renalis bisa terdapat intrarenal atau
ekstrarenal. Bifurkasio atau duplikasi dapat ditemukan pada populasi normal.
c) Kaliks minor dan mayor
Kaliks minor biasanya berbentuk segitiga dengan apeks segitiga menghadap
kaliks mayor, dengan basis segitiga berbentuk konkaf atau berbentuk seperti
cangkir. Kaliks mayor memiliki variasi bentuk yang lebih luas. Bisa saja
berbentuk panjang dan sempit atau pendek dan lebar. Kaliks mayor dapat dibagi 3
yaitu kaliks superior, medial dan inferior yang masing-masing akan terbagi
menjadi sisi posterior dan anterior.
2) Ureter
Ureter normalnya berjalan ke bawah dari pelvis menuju regio tengah sakrum,
yang kemudian bergerak posterior-lateral dan ke bawah dan dalam serta
anterior menuju trigonum vesika urinaria. Perbedaan ukuran sering kali
ditemukan, hal ini diakibatkan oleh adanya peristalsis dari ureter terlihat
sebagai konstriksi atau kegagalan pengisian ureter. Terdapat tiga tempat
penyempitan ureter yaitu sambungan ureteropelvis, sambungan ureterovesika,
dan bifurkasio dari pembuluh darah iliaka.
3) Vesika urinaria
Vesika yang normal berbentuk oval transversal atau bulat; bagian inferior
biasanya menjorok masuk 5 – 10 mm ke dalam simfisis pubis. Dinding dalam
dari vesika licin.
c. Penampakan batu ginjal dan hidronefrosis
Batu yang mengandung garam kalsium bersifat radioopak, sementara batu yang
mengandung struvit dan asam urat bersifat radiolusen. Pada foto polos, batu ginjal
radioopak dapat terlihat namun batu yang terlalu kecil dapat terlewat dan kalsifikasi pada
tempat lain dapat disalahartikan sebagai batu. Pada sebagian besar pasien, obstruksi
akibat batu menyebabkan keterlambatan atau hambatan ekskresi kontras melalui sistem
pelvikokaliseal. Ginjal yang mengalami obstruksi dapat mengalami sedikit pembesaran.
Sebagian besar batu akan terhambat di sekitar sakrum. Batu berukuran kurang dari 4 mm
pada umumnya dapat melewati ureter secara spontan.(Tanto et al., 2014b)
Hidronefrosis merupakan dilatasi dari pelvis dan kaliks renal. Pada hidronefrosis
dapat ditemukan gambaran penumpulan kaliks (grade I), kaliks yang mendatar (grade II),
kaliks berbentuk konkaf (grade III), dan gambaran kaliks yang membulat menyerupai
balon (grade IV). Pada obstruksi kronik, terdapat ekskresi kontras yang melambat sampai
hilang.

Gambar 3. Foto polos tampak bayangan radioopak pada proyeksi ginjal


kanan setinggi vertebrae lumbal I – II (Kiri). Gambaran 90 menit pasca
pemberian kontras IV pada pasien yang sama tampak obstruksi yang ditandai
dengan hidronefrosis (Kanan).
Batu ginjal
Batu ginjal dapat terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk
kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu. Subjek normal dapat
mengekskresikan nukleus kristal kecil. Proses pembentukan batu dimungkinkan dengan
kecenderungan ekskresi agregat kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai kristal
kalsium oksalat dalam air kemih.
Proses perubahan kristal yang terbentuk pada tubulus menjadi batu masih belum
sejelas prcses pembuangan kristal melalui aliran air kemih yang banyak. Diperkirakan
bahwa agregasi kristal menjadi cukup besar sehingga tertinggal dan biasanya ditimbun
pada ductus kolektikus akhir. Selanjutnya secara perlahan timbunan akan membesar.
Pengendapan ini diperkirakan timbul pada bagian sel epitel yang mengalami lesi.
Kelainan ini kemungkinan disebabkan oleh kristal sendiri.

Hidronefrosis
Batu dapat hanya berada di bagian pelvis renalis, namun dapat juga bercabang
mengikuti kaliks atau melibatkan 2 kaliks yang bersebelahan (batu staghorn). Batu di
pelvis dapat menyebabkan hidronefrosis. Jika telah terjadi hidronefrosis, pada
pemeriksaan fisik dapat teraba massa ginjal yang membesar.

Anda mungkin juga menyukai