Anda di halaman 1dari 10

MAMBANGKIK BATANG TARANDAM

NAGARI GANGGO MUDIAK


Muhammad Irsyad, Zeli Riska Amanda, Risky Chaniago, dkk
UIN IMAM BONJOL PADANG

Email: mirsyad0802@gmail.com, zeliriskaamanda@gmail.com,


riskycha72@gmail.com

ABSTRAK
Nagari Ganggo Mudiak merupakan daerah yang penuh potensial, baik Sumber Daya Manusia (SDM)
dan Sumber Daya Alam (SDA). Potensi SDM dan SDA yang ada di Nagari Ganggo Mudiak, menjadi
daya tarik bagi Universitas untuk mengutus mahasiswanya melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Nagari tersebut. UIN Imam Bonjol Padang melepas 26 orang Mahasiswa untuk melakukan KKN di
Nagari Ganggo Mudiak selama 40 hari. Terdapat beberapa metode yang digunakan, yakni metode
perizinan dan perkenalan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Program kerja yang dilakukan oleh
mahasiswa KKN UIN Imam Bonjol Padang di Nagari Ganggo Mudiak bertemakan “Mambangkik
Batang Tarandam”. Hal ini sesuai kondisi dan kebutuhan masyarakat, sehingga program kerja
diharapkan mampu untuk menunjang kebutuhan SDM dan SDA yang ada di nagari tersebut. Program
dibagi menjadi tiga bidang, yakni keagamaan, pendidikan, dan sosial. Program agama yang berusaha
mengangkek batang tarandam, yakni berupaya memakmurkan masjid/ mushalla dan MDA/ TPQ.
Program pendidikan dengan membantu guru agama untuk menghidupkan kembali muhadarah jum’at
yang vakum sejak pandemi covid19 dan pelatihan pidato, asma’ul husna, dan zuhur berjama’ah.
Program sosial berusaha menghidupkan kembali kesenian tikam tuo yang telah lama ditinggalkan,
mengadakan turnamen futsal yang telah lama vakum, membuat kembali tanaman hias di Nagari
Ganggo Mudiak, dan peringatan 17 Agustusan.

Kata Kunci: Ganggo Mudiak, Keagamaan, Pendidikan, Sosial.

PENDAHULUAN
Nagari Ganggo Mudiak merupakan salah satu Nagari yang ada di Kecamatan
Bonjol, Pasaman. Dahulu Nagari Ganggo Mudiak bergabung dengan Nagari Ganggo
Hilia yang disebut dengan Alahan Panjang. Sekarang Nagari Ganggo Mudiak terdiri
dari tujuh jorong, yakni Kampung Alai, Kampung Baru, Kampung Tampang, Lubuk
Ambacang, Kampung Belimbing, Biduak, dan Koto Tangah.
Nagari Ganggo Mudiak merupakan salah satu daerah yang penuh potensial,
baik dari Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). Hal ini
sudah umum diketahui masyarakat Pasaman, bahkan Indonesia. Nagari ini
merupakan salah satu tempat bersejarah yang terus dikenang dan dikunjungi oleh para
sejarahwan dan pelajar, sebab Ganggo Mudiak menyimpan cerita dan bukti
perjuangan Tuanku Imam Bonjol. Di samping itu Ganggo Mudiak merupakan salah
satu daerah equator/ titik 0° bumi.

1
Potensi SDM dan SDA yang ada di Nagari Ganggo Mudiak, menjadi daya
tarik bagi Universitas untuk mengutus mahasiswanya melakukan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Nagari tersebut, baik Universitas Negeri Padang, Universitas Andalas,
bahkan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Pada tanggal 11 Juli 2022, UIN Imam Bonjol Padang melepas 26 orang
Mahasiswa untuk melakukan KKN di Nagari Ganggo Mudiak. Mahasiswa tersebut
terdiri dari 11 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. KKN ini bertujuan untuk
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat yang berlansung selama 40
hari, yakni tanggal 11 Juli 2022 sampai 22 Agustus 2022.

METODE
Berdasarkan latar belakang di atas, program KKN di Nagari Ganggo Mudiak
dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat. Hal ini bertujuan agar
tercapainya maksud KKN, yakni pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di
Nagari Ganggo Mudiak. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan, selama 40
hari tersebut dilakukan beberapa metode meliputi:
1. Metode perizinan dan perkenalan, yaitu meminta izin kepada Bapak Jorong dan
melakukan pendekatan sekaligus silaturrahmi dengan masyarakat setempat.
2. Metode perencanaan, pembuatan program kerja untuk melakukan pengembangan
dan pemberdayaan sesuai kebutuhan masyarakat.
3. Metode pelaksanaan, penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat sesuai program kerja.
4. Metode Evaluasi, Evaluasi dilakukan diakhir pekan atau setelah program besar
untuk dapat memberikan yang lebih baik setelahnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang di
Nagari Ganggo Mudiak bertemakan “Mambangkik Batang Tarandam”. Program kerja
yang dilakukan untuk menunjang kebutuhan SDM dan SDA yang ada di nagari
tersebut. Sehingga program dibagi menjadi beberapa bidang, yakni bidang
keagamaan, bidang pendidikan, dan bidang sosial. Adapun kegiatan dan hasil yang
dicapai meliputi:
A. Bidang Keagamaan
Agama merupakan salah satu yang menjadi perhatian khusus Nagari Ganggo
Mudiak. Nagari Ganggo Mudiak sendiri menyimpan sejarah dakwah Tuanku
Imam Bonjol di Minangkabau. Tentu sangat wajar dan seharusnya masyarakat

2
Nagari Ganggo Mudiak memiliki pemahaman dan pengamalan yang baik layaknya
Tuanku Imam.
Nagari Ganggo Mudiak yang pernah menjadi tempat ulama besar dan
penyiaran Islam di masa lalu kini lambat laun telah memudar. Para ulama mulai
berpergian sehingga terjadilah krisis guru mengaji. Masjid/ mushalla yang dulu
rami jamaah menjadi sepi, bahkan ada yang mati dan tidak terdengar azan lagi.
Kondisi ini menggerakkan mahasiswa KKN untuk memfikirkan cara dan
menemukan solusi agar masjid/ mushalla hidup kembali dan anak-anak bisa
belajar agama dengan guru yang mencukupi batas wajar untuk kapasitas murid.
Mahasiswa KKN UIN Imam Bonjol melakukan beberapa program untuk
membawa kembali anak-anak, remaja, pemuda/i, serta orang tua untuk kembali
hadir memakmurkan rumah Allah. Program yang dilakukan mulai dari
memakmurkan masjid setiap shalat lima waktu, baik sebagai muezzin maupun
imam shalat. Tidak cukup disitu, juga dilanjutkan dengan magrib mengaji dan
wirid malam dari masjid dan mushalla yang ada di Nagari Ganggo Mudiak secara
bergiliran. Program ini diutamakan di empat Jorong yang terdekat dengan posko,
yakni Lubuak Ambacang, Kampuang Tampang, Kampuang Balimbiang, dan
Biduak. Magrib mengaji dan wirid sudah jarang dilakukan dan sepi peminat,
sehingga dicoba agar hidup kembali.
Di sisi lain, mahasiswa KKN juga diikut sertakan dalam mendampingi
pelatihan pondok al-Qur’an yang ada di Nagari Ganggo Mudiak. Pelatihan pondok
al-Qur’an terdiri dari tartil, tilawah, azan, dan khatib yang diharapkan mampu
melahirkan bibit Nagari. Hal ini juga dilatar belakangi kurangnya minat remaja
dan pemuda/i untuk mempelajari kegiatan tersebut.
MDA dan TPQ di Nagari Ganggo Mudiak banyak yang butuh bantuan. Ada
beberapa MDA yang kekurangan guru, sehingga muridnya menjadi sepi. Bahkan
ada guru mengaji yang sudah tua, sehingga kegiatan mengaji baru bisa
dilaksanakan sesuai kesehatan beliau. Didikan subuh yang biasa berjalan dengan
baik, sejak pandemii covid19 terhenti. Kehadiran mahasiswa KKN UIN Imam
Bonjol ke MDA dan TPQ menjadi daya tarik tersendiri untuk anak-anak kembali
hadir ke MDA/ TPQ. Bahkan didikan subuh yang telah mati pun hidup kembali
dan terus dikembangkan secara bertahap.
Bidang keagamaan dari masa ke masa mulai ditinggalkan, begitupun tradisi
yang pernah ada. Sehingga untuk mengenang tanggal 1 Muharram, mahasiwa
mengadakan pawai obor yang sama sekali belum pernah di adakan untuk
penyambutan 1 Muharram. Pawai obor sendiri mampu untuk menarik hati orang
banyak, mulai dari orang tua sampai anak-anak. Hal-hal seperti inilah yang

3
dianggap mampu untuk mempererat hubungan dengan pemuda/i serta orang-orang
tua niniak mamak/ alim ulama. Hasilnya pawai obor sendiri menjadi pengingat
yang mendapat apresasi luar bisa dari masyarakat setempat.

1. Acara wirid nagari 2. Pondok al-Qur’an nagari

3. Pembuatan obor 4. Pawai obor se nagari

5. Mengunjungi MDA/ TPQ 6. Kegiatan magrib mengaji

B. Bidang Pendidikan

4
Pendidikan merupan salah satu sektor yang tidak boleh diabaikan. Kesuksesan
suatu bangsa tergantung pada kesuksesan pendidikannya. Begitupun di Ganggo
Mudiak yang terdapat beberapa Sekolah Dasar Negeri, di antaranya SDN 03 Lurah
Barangin, SDN 08 Lurah Barangin, dan SDN 19 Lurah Barangin.
Mahasiswa KKN-PPM UIN Imam Bonjol pun juga berprogram untuk
membantu pendidikan di SDN terdekat yang ada di Nagari Ganggo Mudiak.
Kehadiran mahasiswa di sambut baik oleh setiap elemen, baik Kepala Sekolah,
majlis guru, dan anak-anak murid.
Program KKN yang dilaksanakan di SDN 03, 08, dan 19 Lurah Barangin
sesuai dengan permintaan Kepala Sekolah dan majlis guru. Permasalahan
pendidikan agama Islam menjadi permintaan khusus di SDN tersebut. Bahkan ada
yang meminta untuk diajarkan tahfiz/ menghafal al-Qur’an disertai tafsir, pelatihan
fiqh ibadah, akhlak dan lainnya. Tidak cukup disitu, ada permintaan untuk
menghidupkan kembali tradisi shalat zuhur berjamaah yang sempat hilang, juga
pelatihan ekskul seperti pidato, asma’ul husna, dan tartil.
Kedatangan anak-anak KKN-PPM UIN Imam Bonjol juga diminta untuk
menghidupkan kembali tradisi muhadharah jum’at yang telah terhenti selama dua
tahun semenjak pandemi covid19. Program muhadharah dilakukan mulai dari
memilih murid-murid yang akan tampil, melatih, serta mendampingi lansung
kegiatan muhadharah di SDN tersebut. Muhadharah ditutup dengan nasehat agama
yang disampaikan oleh mahasiswa KKN-PPM UIN Imam Bonjol Padang.

7. Latihan upacara bendera 8. Muhadharah

5
9. Muhadharah 10. Eskul Pidato

11. Ceramah Jum’at 12. Perpisahan

C. Bidang Sosial
Bidang sosial merupakan bidang yang sangat banyak menjalankan program.
Mahasiswa KKN-PPM UIN Imam Bonjol berusaha untuk mendekati setiap
eleman masyarakat. Mulai dari pemerintahan Wali Nagari, BAMUS, LMPN,
Bapak Jorong, alim ulama, ninik mamak, bundo kanduang, ketua pemuda,
pemuda/i, para remaja, dan anak-anak.
Kesuksesan KKN-PPM mahasiswa tergantung kepada keberhasilan dalam
mendekatika masyarakat. Pendekatan dilakukan dengan banyak program dan
tempat. Mulai dari pemerintahan daerah di kantor Wali, menemui ninik mamak ke
rumah, diskusi dengan pemuda di kedai-kedai kopi, dan menghadiri tempat-tempat
bermain anak-anak.
Pendekatan dengan anak-anak yang ada di Nagari Ganggo Mudiak menjadi
langkah awal yang sangat penting. Sebab anak-anak masih mudah di ajak untuk
melakukan kegiatan, baik itu di masjid/ mushalla untuk shalat berjamaah dan
magrib mengaji maupun di MDA/ TPQ. Belakangan anak-anak sudah mulai jauh
dari masjid/mushalla dan MDA/ TPQ. Sehingga kehadiramahasiswa KKN menjadi
daya tarik mereka untuk kembali memakmurkan masjid/musalla dan MDA/TPQ.

6
Pendekatan dengan pemuda/i yang ada di Nagari Ganggo Mudiak dilakukan
dengan menemui dari kedai ke kedai. Sehingga perkenalan tersebut membuahkan
pemikiran-pemikiran yang menjadi proker untuk mengembangkan dan
memberdayakan potensi yang ada. Langkah awal program yang dijalankan ialah
mengajak pemuda untuk mengadakan goro dan memperbaiki lapangan tempat
bermain pemuda. Hal ini disambut baik oleh para pemuda yang berharap lapangan
tersebut bisa menyatukan dan mempererat kembali hubungan sesama pemuda
yang mulai renggang akibat pengaruh gadget.
Setelah lapangan baik kembali, mahasiswa KKN-PPM UIN Imam Bonjol
mengajak Ketua Pemuda untuk mengangkat acara turnamen futsal se Nagari
Ganggo Mudiak. Permintaan tersebut disambut baik dan disetujui oleh pemuda
Kampung Belimbing dan direspon antusian oleh masyarakat dan pemuda yang ada
di nagari Ganggo Mudiak. Awalnya panitia hanya menerima 16 tim, namun kuota
tim ditambah menjadi 32 karena banyaknya pemuda Nagari Ganggo Mudiak yang
ingin ikut serta. Bahkan Jorong Kampung Belimbing yang menjadi tuan rumah
sendiri mengutus tujuh tim, mualai dari pemain legend sampai junior. Proker
turnemen futsal ini memiliki andil yang sangat besar untuk saling silaturrahmi dan
berkenalan dengan pemuda dari masing-masing jorong yang ada di Nagari Ganggo
Mudiak.
Pendekatan kepada kaum ibuk-ibuk dilakukan melalui goro bersama dengan
ibuk-ibuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Nagari Ganggo Mudiak, ibuk-ibuk PKK
dengan membuat taman hias nagari di Jorong Kampung Belimbing. KKN-PPM
UIN Imam Bonjol juga melakukan perkenalan dengan Ibuk ketua tanaman kaktus
di Bonjol. Bonjol sendiri belakangan terkenal sebagai pemasok bunga kaktus
dengan berbagai ragam ke beberapa daerah di Indonesia sampai import ke luar
negri.
Ganggo Mudiak juga merupakan Nagari yang memiliki kesenian tersendiri,
yakni tikam tuo. Tikam tuo menjadi kesenian turun temurun yang hampir punah
karena minim peminat. Melihat kondisi tikam tuo yang sudah lama tidak
ditampilkan, maka mahasiswa KKN-UIN Imam Bonjol bekerjasama dengan
BAMUS Nagari Ganggo Mudiak untuk mengadakan pentas seni adat dan budaya
yang menampilkan kembali kesenian tikam tuo yang sudah tidak pernah lagi
tampil sejak pandemic covid19.
KKN-PPM UIN Imam Bonjol Padang bekerja sama dengan pemuda/i untuk
mengadakan perlombaan 17 Agustusan. Perlombaan berisi panjat pinang, makan
kerupuk, tarik tambang, pacu karung, dan balon dangdut. Mahasiswa juga
mengadakan perngatan 17 Agustusan di SDN, seperti pacu sendok kelereng,

7
perang balon, paku botol, pindah tepung, makan kerupuk, dan melukis tentang
kemerdekaan. Perlombaan-perlombaan tersebut untuk menghibur anak-anak
sekaligus menanamkan kepada genarasi muda tentang peringatan hari bersejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia.

13. Goro lapangan Futsal 14. Penutupan turnamen futsal

15. Perlombaan 17 Agustus 16. Pawai 17 Agustus

17. Goro bersama ibuk PKK 18. Goro kebersihan nagari

8
19. Foto bersama BAMUS Nagari Ganggo Mudiak dan bapak/ ibuk pemeran
Kesenian Tikam Tuo

SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa KKN-
PPM UIN Imam Bonjol Padang di Nagari Ganggo Mudiak berusaha untuk
mengangkat program kerja sesuai kebutuhan dan potensi masyarakat setempat.
Mahasiswa membagi program kepada tiga bidang, yakni bidang keagamaan,
pendidikan, dan sosial. Program agama yang diangkat berusaha mengangkek batang
tarandam dengan berupaya memakmurkan masjid/ mushalla dan MDA/ TPQ.
Program pendidikan dengan membantu guru-guru agama untuk menghidupkan
kembali muhadarah jum’at yang telah vakum sejak pandemi covid19 dan pelatihan
pidato, asma’ul husna, dan zuhur berjama’ah. Program sosial berusaha menghidupkan
kembali kesenian tikam tuo yang telah lama ditinggalkan, mengadakan turnamen
futsal yang telah lama vakum, membuat kembali tanaman hias di Nagari Ganggo
Mudiak, dan peringatan 17 Agustusan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ajhuri, kayyis Fiththri dan Moch. Saichu. “Pemberdayaan TPQ Melalui Penguatan
SDM di Masjid Nurul Fikri Watu Bonang Badegan Ponorogo”. Jurnal
Qalamuna. Vol. 10, No. 2. (Juli-Desember 2018).
Aziz, Asep A., Ajat S. Hidayatullah, dkk. “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 18, No. 2. (2020).
Basit, Abdul. “Strategi Pengembangan Masjid Bagi Generasi Muda”. Jurnal
Komunika. Vol. 3, No. 2. (Desember 2009).
Hamka. Dari Perbendaharaan Lama Menyingkap Sejarah Islam Di Nusantara. 2017.
Jakarta: Gema Insani.
Musya’adah, Umi. “Peran Penting Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar”.
Jurnal Aulada. Vol. 1, No. 2. (2018).
Nasikin, Moh. “Memakmurkan Masjid Melalui Gerakan Shalat Berjama’ah Di Desa
Parampuan Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat”. Jurnal el-
Tsaqafah. Vol. 16, No. 3. (Juni-Januari).
Nopiyanto, Yahya Eko dan Septian Raibowo. “Pelatihan Olahraga Futsal Sebagai
Sarana Mengurangi Aktivitas Game Online Pada Anak-Anak di Kelurahan
Mangunharjo”. Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat.
Warsitasari, Wahyu Dwi dan Zaenal Arifin. “Analisis Kebijakan Dan Pengembangan
TPQ Dalam Pendidikan Nasional”. Jurnal Al-Ifkar. Vol. 14, No. 2.
(September 2020).
https://min.wikipedia.org/wiki/Ganggo_Mudiak,_Bonjol,_Pasaman. Diakses pada 29
Agustus 2022, pukul. 10.15
https://langgam.id/nagari-ganggo-mudiak-bonjol-kabupaten-pasaman/. Diakses pada
29 Agustus 2022, pukul. 10.20
https://www.kompasiana.com/fitrisulastri7366/62e53bdf08a8b5029a2bfea2/tradisi-
pawai-obor-menyambut-1-muharam-tahun-baru-hijriah. Diakses pada 29
Agustus 2022, pukul. 17.30
https://travel.kompas.com/read/2022/08/07/090300427/20-ide-lomba-17-agustus-
yang-unik-dan-meriah?page=all. Diakses pada 29 Agustus 2022, pukul. 17.35

10

Anda mungkin juga menyukai