Anda di halaman 1dari 2

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


___________________________________________________________________________________________
2 Maret 2000

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR SE - 06/PJ.52/2000

TENTANG

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENGGANTIAN OBAT DI RUMAH SAKIT

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan perihal pengenaan PPN atas penyerahan obat pada unit instalasi
farmasi/apotik di rumah sakit, dengan ini disampaikan penegasan kembali sebagai berikut :

1. Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-21/PJ.52/1998 tanggal 8 September 1998
telah ditegaskan bahwa instalasi farmasi (kamar obat) merupakan suatu tempat untuk mengadakan
dan menyimpan obat-obatan, gas medik alat-alat kesehatan serta bahan kimia yang bukan berdiri
sendiri tetapi merupakan satuan organik yang tidak terpisahkan dari keseluruhan organisasi Rumah
Sakit.

Selanjutnya ditegaskan bahwa penyerahan obat-obatan yang dilakukan oleh instalasi farmasi (kamar
obat) tidak terutang PPN.

2. Dalam kenyataannya instalasi farmasi melayani Rumah Sakit yang terdiri dari pasien rawat inap,
pasien rawat jalan, dan pasien gawat darurat.

Mengingat instalasi farmasi melakukan pelayanan kepada pasien rawat jalan sebagaimana lazimnya
sebuah apotik, maka atas penyerahan obat-obatan oleh instalasi farmasi kepada pasien rawat jalan
tetap terutang PPN.

3. Selanjutnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 1 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 1994, pedagang eceran adalah pengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaannya melakukan usaha perdagangan dengan cara :
a. tidak bertindak sebagai penyalur kepada pedagang lainnya;
b. menyerahkan Barang Kena Pajak melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko, kios
atau dengan cara penjualan langsung kepada konsumen akhir atau dari rumah ke rumah;
c. menyediakan Barang Kena Pajak yang diserahkan di tempat penjualan secara eceran
tersebut;
d. melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului dengan penawaran tertulis,
penawaran, kontrak atau lelang dan pada umumnya bersifat tunai, dan pembeli pada
umumnya datang ke tempat penjualan tersebut langsung membawa sendiri Barang Kena
Pajak yang dibelinya.

4. Dengan demikian apabila apotik atau instalasi farmasi di rumah sakit yang bertindak sebagaimana
lazimnya apotik melakukan penyerahan obat-obatan kepada pasien rawat jalan dengan cara
sebagaimana dimaksud dalam butir 3, maka Rumah Sakit yang mempunyai instalasi farmasi/apotik
tersebut adalah merupakan Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran. Selanjutnya Pajak Pertambahan
Nilai harus dibayar atas penyerahan obat-obatan kepada pasien rawat jalan oleh instalasi farmasi/
apotik adalah sebesar 2% dari jumlah seluruh penyerahan barang dagangan.

5. Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal 1 April 2000.


Dengan berlakunya Surat Edaran ini maka Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor :
SE-21/PJ.52/1998 tanggal 8 September 1998 dinyatakan tidak berlaku lagi.

6. Untuk memudahkan penggunaan Surat Edaran ini, dianjurkan agar pengarsipannya disatukan dengan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-11/PJ.52/1998 tanggal 27 Mei 1998 dan Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-17/PJ.52/1998 tanggal 28 Juli 1998.

Demikian untuk mendapat perhatian Saudara guna disebarluaskan pada wilayah kerja Saudara
masing-masing.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK

ttd

MACHFUD SIDIK

Anda mungkin juga menyukai