Anda di halaman 1dari 3

AUDIT INTERNAL

No. Dokumen : 691/SOP/PKM-


RJP/XII/2019
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 24 Desember
2019
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS
Hj. Mia Shopia.,S.KM.,SST
RAJAPOLAH
NIP. 197605302011012002
KAB. TASIKMALAYA
1. Pengertian  Audit adalah suatu kegiatan mengumpulkan data dan informasi
yang faktual dan signifikan melalui interaksi secara sistematis,
objektif, dan terdokumentasi
 Audit internal dilakukan oleh tim auditor puskesmas yang telah
memperoleh pelatihan sebagai auditor
 Audit internal dilaksanakan secara periodik minimal setiap enam
bulan sekali untuk satu unit layanan.
 Auditor adalah tim atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan audit internal.
 Auditee adalah seorang yang menjadi sasaran audit
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan audit
internal supaya memastikan keefektifan penerapan sistem manajemen
mutu dan mengidentifikasi penerapan sistem manajemen mutu dan
mengidentifikasi serta memperbaiki ketidaksesuaiian yang timbul
dalam penerapan sistem manajemen mutu.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 660/SK/PKM-RJP/XII/2019
tentang Kebijakan Mutu
4. Referensi

5. Prosedur/ A. Persiapan Audit


Langkah-langkah 1. Ketua bersama tim auditor menyusun jadwal audit internal.
2. Ketua dan tim auditor mengajukan jadwal kepada Kepala
Puskesmas.
3. Kepala Puskesmas memberikan pengesahan dengan
menandatangani jadwal audit internal.
4. Kepala Puskesmas memberikan pengarahan kepada tim auditor
sebelum audit dilaksanakan.
5. Ketua bersama tim audit mengadakan rapat persiapan audit
termasuk sasaran audit dan objek audit.
6. Tim audit membuat Kerangka Acuan Kegiata (KAK) audit
yang akan dilaksanakan.
B. Proses audit
1. Auditor berkordinasi dengan auditee tentang rencana audit
baik subjek audit maupun waktu pelaksanaan audit.
2. Auditee mempersiapkan dokumen yang menjadi sasaran audit
sebelum audit dilaksanakan.
3. Auditor melaksanakan audit dengan standar dan ruang lingkup
yang ditetapkan...
4. Auditor menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi penting.
5. Auditor mencatat hasil temuan audit kedalam form laporan
ketidaksesuaian.
6. Auditor membuat analisis dan rekomendasi penyelesaian
ketidaksesuaian baik dalam bentuk tindakan korektif maupun
preventif.
7. Auditor membuat laporan audit dan menandatanganinya.
8. Auditor membuat 5 salinan laporan audit untuk diserahkan
kepada auditee, ketua audit, penanggungjawab upaya,
penanggung jawab mutu, dan Kepala Puskesmas.
9. Ketua auditor melaporkan hasil audit pada saat perteuan
tinjauan manajemen.
C. Tindakan Perbaikan
1. Auditee meneria laporan audit dari auditor.
2. Auditee menindaklanjuti hasil audit dengan tindakan
perbaikan.
3. Auditee melaksanakan tindakan perbaikan sesuai dengan
rekomendasi perbaikan yang telah ditetapkan bersama-sama.
4. Auditor mendokumentasikan hasil audit serta tindakan
perbaikan yang dilakukan.
D. Verifikasi
1. Auditor memverifikasi hasil tindakan perbaikan temuan audit.
2. Auditor membuat laporan akhir dari hasil verifikasi tentang
status perbaikan dari ketidaksesuaian.
3. Auditor bersama auditee terus berkomunikasi dan
berkoordinasi tentang status tindakan perbaikan sampai
masalah ketidaksesuaian dapat diatasi.
4. Auditor dan auditee membuat laporan akhir verifikasi.
6. Hal-hal yang Auditor dan auditee harus bersinergi dan berkolaborasi dengan baik
harus diperhatikan
7. Unit terkait 1. Auditor interna
2. Pelaksana/ pemegang program
3. Penanggungjawab upaya kesehatan program (UKP)
4. Penanggungjawab mutu
5. Kepala Puskesmas
8. Dokumen terkait 1. Kerangka acuan kegiatan
2. Laporan Audit
3. Bukti komunikasi dan koordinasi
9. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai