Anda di halaman 1dari 14

ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No.

3 Juli 2015

Avaliable online at
www.ilmupangan.fp.uns.ac.id

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan


Universitas Sebelas Maret

Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

PENGARUH VARIASI RASIO BAHAN PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN


KIMIA GRANUL MINUMAN FUNGSIONAL INSTAN KECAMBAH KACANG KOMAK
(Lablab purpureus (L.) sweet)

THE EFFECT OF A BINDER RATIO VARIATION TO PHYSICAL AND CHEMICAL


CHARACTERISTICS IN HYACINTH BEAN SPROUTS GRANUL FUNCTIONAL INSTANT DRINK
(Lablab purpureus (L.) sweet)

Wanda Kania *), MA. Martina Andriani, , Siswanti


*)
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Received 30 April 2015; accepted 15 Mei 2015 ; published online 1 Juli 2015
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia dari granul minuman fungsional instan
kecambah kacang komak (Lablab purpureus (L.) sweet) dengan variasi rasio bahan pengikat gum arab dan maltodekstrin.
Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan perlakuan variasi rasio bahan
pengikat yaitu gum arab dan maltodekstrin (25%:75% ; 50%:50%; dan 75%:25%). Penelitian ini menggunakan tujuh macam
analisis, yaitu rendemen, kelarutan, daya serap air, laju alir, kadar air, kadar protein dan aktivitas antioksidan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi rasio bahan pengikat berpengaruh terhadap penurunan kadar air. Selain itu,
berpengaruh juga terhadap peningkatan kelarutan, daya serap, laju alir, kadar protein dan aktivitas antioksidan. Karakteristik
fisik terbaik ditinjau dari nilai rendemen, kelarutan dan laju alir adalah produk dengan variasi rasio bahan pengikat gum arab dan
maltodekstrin (25% : 75%) dengan nilai berturut-turut 90,44%, 31,066% dan 12,724 gr/s. Sedangkan ditinjau dari nilai daya
serap air, produk yang terbaik adalah produk dengan variasi rasio bahan pengikat gum arab dan maltodekstrin (75% : 25%) yaitu
sebesar 2,775. Karakteristik kimia terbaik ditinjau dari kadar air adalah produk dengan variasi rasio bahan pengikat gum arab
dan maltodekstrin (25% : 75%) sebesar 3,882%. Sedangkan ditinjau dari kadar protein dan aktivitas antioksidan, produk yang
terbaik adalah produk dengan variasi rasio bahan pengikat gum arab dan maltodekstrin (75% : 25%) yaitu berturut-turut sebesar
24,020% dan 27,838%.

Kata Kunci : Kecambah kacang komak, Germinasi, Granul, Minuman fungsional.


ABSTRACT
This research aims to determine the physical and chemical characteristics of Hyacinth Bean sprouts’s granuls functional
instant drink with a binder ratio variation of gum arabic and maltodextrin. The experiment design uses Completely Randomized
Design (CRD) with a binder ratio variation of gum arabic and maltodextrin are 25%:75% ; 50%:50% and 75%:25% . There are
two characteristic on this research which are physical characteristic and chemical characteristic as a parameter on this test. This
study uses seven kinds of analysis are rendemen, solubility, water absorption and flow rate for physical characteristic and water
content, protein content and antioxidant activity for chemical characteristic.
The result of the analysis showed that the binder ratio variation could be decrease the water content and also could be
increase the solubility, absorption, flow rate, protein content and antioxidant activity. For physical characteristic, the value of the
rendemen, solubility and the flow rate found that the best physical characteristic for this product is the product with a formula of
gum arabic and maltodextrin are ( 25 % : 75 % ) with value 90,44 % , 31,066 % and 12,724 g /s but for the value of water
absorption , the best product is a product with a binder ratio variation of gum arabic and maltodextrin are ( 75 % : 25 % ) which
is equal to 2,775 . For chemical characteristic, the best value of the water content with a ratio binder variation of gum arabic and
maltodextrin is (25% : 75%) which is equal to 3,882%. The best formula of the value of the protein content and antioxidant
activity is a product with a binder ratio variation of gum arabic and maltodextrin are 75%:25% which are respectively 24,020%
and 27,838%.

Keywords: Hyacinth bean sprouts, Germination, Granules, Functional drinks.


*)
Corresponding author: kania.wanda@yahoo.com
16
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

PENDAHULUAN kandungan antinutrisi yang membuat daya cernanya


menjadi rendah. Oleh karena itu, diperlukan adanya
Seiring dengan meningkatnya kesadaran suatu proses pengolahan yang dapat menurunkan
masyarakat terhadap kebutuhan konsumsi pangan jumlah komponen anti-nutrisi tersebut dengan cara
sehat, membuat masyarakat kini cenderung memilih perkecambahan. Perkecambahan selain dapat
untuk mengkonsumsi pangan dengan nilai gizi yang menurunkan nilai anti-nutrisi (M. Marton, 2010),
tinggi. Salah satunya adalah kebutuhan konsumsi perkecambahan juga mampu meningkatkan mutu
protein dalam bentuk minuman fungsional. Sumber gizi (Aminah dkk., 2012).
protein minuman fungsional biasanya diperoleh dari Minuman dari kecambah kacang komak masih
kacang-kacangan terutama kacang kedelai. Namun, mempunyai aroma dan rasa yang kurang dapat
menurut data statistik dari DPP Serikat Petani diterima konsumen, sehingga diperlukan adanya
Indonesia (2012) kebutuhan kedelai nasional tahun penambahan bahan lain seperti jahe, asam sitrat dan
2012 adalah sebanyak 2,4 juta ton. Angka tersebut gula stevia. Jahe berfungsi untuk memperbaiki
tercukupi dengan 70% impor (1,25 juta) dan sisanya aroma serta asam sitrat dan gula stevia untuk
produksi dalam negeri sebanyak 779.800 ton memperbaiki rasa. Mengingat umur simpan dari
kedelai. Melihat kondisi seperti ini, maka sangat minuman berbahan baku kecambah kacang komak
dibutuhkan adanya alternatif komplemen kedelai ini relatif singkat, maka perlu adanya modifikasi
sebagai sumber protein nabati. Salah satu alternatif pembuatan minuman fungsional instan kecambah
yang potensial adalah kacang komak (Lablab kacang komak menjadi bentuk granul dengan proses
purpureus (L.) sweet). granulasi. Granul adalah merupakan sediaan
Berdasarkan penelitian, nilai gizi dari kacang multiunit berbentuk aglomerat dari partikel kecil
komak (Lablab purpureus (L.) sweet) telah terbukti serbuk (Pratiwi, 2008). Proses granulasi yang dipilih
menempati urutan ketiga setelah kacang kedelai dan dalam penelitian ini adalah dengan granulasi basah,
kacang tanah (Utomo dkk., 1999 dalam Anita, karena keuntungan dari proses granulasi basah
2009). National Academy of Science (NAS) juga adalah dapat membuat kompresibilitas, daya alir dan
mengklasifikasikan kacang komak sebagai sumber kelarutan bubuk minuman fungsional instan
protein yang potensial namun belum dieksplorasi kecambah kacang komak menjadi lebih baik,
lebih lanjut (Osman, 2007). Menurut Hartoyo memudahkan dalam penggunaannya dan
(2012), kacang komak berpotensi membantu usaha memperpanjang umur simpan produk.
mengatasi kekurangan protein karena mempunyai Dalam pembuatan granul minuman fungsional
kadar protein cukup tinggi dan komposisi asam kecambah kacang komak, perlu adanya bahan
amino yang baik. Kadar protein kacang komak pengikat yang ditambahkan untuk memperkuat
sebesar 21,5%, dengan susunan asam amino yang kohesi partikel-partikel massa dan menjaga mutu
mendekati pola protein kedelai, yaitu kurang produk akhir. Bahan pengikat gum arab memiliki
mengandung asam amino yang mengandung keunggulan yaitu kelarutannya yang tinggi dan
belerang (metionin dan sistein), tetapi kaya akan viskositasnya yang rendah (Hui, 1992 dalam
asam amino lisin. Setyawan, 2009). Akan tetapi, penggunaannya
Pemanfaatan kacang komak umumnya hanya dalam industri pangan sangat terbatas karena
populer sebagai sayuran polong muda atau ketersediaan dan harga yang fluktuatif (Madene et
digunakan dalam sayur, direbus, disangrai atau al., 2005). Oleh karena itu, dibutuhkan bahan
digoreng. Dalam beberapa penelitian, biji kacang pengikat pendamping gum arab yang memiliki harga
komak dibuat menjadi tahu (Ratnaningtyas, 2003), dan ketersediaan yang lebih stabil. Salah satunya
difermentasi menjadi tempe (Harnani, 2009), diolah adalah maltodekstrin. Bahan pengikat maltodekstrin
menjadi kue brownis (Febrial, 2009), yoghurt memiliki beberapa keunggulan lain, yaitu
komak (Purba dkk., 2010), atau kecap manis mengalami dispersi yang cepat, memiliki sifat daya
(Kusuma dkk., 2010). Oleh karena itu, dibuat larut yang tinggi maupun membentuk film,
inovasi terbaru untuk pemanfaatan kacang komak membentuk sifat higroskopis yang rendah, mampu
yaitu dibuat minuman fungsional instan. Namun, membentuk body, sifat browning yang rendah,
permasalahan yang sering dihadapi ketika mengolah mampu menghambat kristalisasi dan juga memiliki
produk dari kacang-kacangan adalah adanya daya ikat yang kuat (Srihari dkk., 2010). Akan tetapi
17
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

maltodekstrin memiliki kelemahan sifat emulsifier Metode ini mengacu pada penelitian yang
yang kurang baik. Hal ini dapat diatasi dengan dilakukan oleh Anita (2009) yang mengalami
mengkombinasikan bahan pengikat gum arab yang modifikasi yaitu pada media perkecambahan.
memiliki keunggulan sifat emulsifier yang baik, Kacang komak disortasi dan dicuci, direndam
yang tidak dimiliki oleh bahan pengikat 12 jam dengan rasio kacang dan air 1:3 suhu
maltodekstrin. Sehingga, antara kedua bahan 50oC. Lalu kacang dicuci dan ditiriskan. Kacang
pengikat ini dapat saling melengkapi kekurangan dipindahkan ke keranjang yang dialasi dengan
yang ada untuk mendapatkan produk akhir yang koran dan kapas. Tutup rapat dengan korang
baik. kemudian germinasi selama 30 jam di ruang
Perbandingan antara kedua bahan pengikat gelap untuk menghasilkan kecambah kacang
yang digunakan sangat menentukan sifat fisik dan komak.
kimia produk akhir. Dengan demikian, perlu untuk 2. Pembuatan Minuman Fungsional Instan
dilakukan penelitian tentang pengaruh variasi rasio Pembuatan minuman dari kecambah kacang
bahan pengikat gum arab dan maltodekstrin terhadap komak dimulai dengan pembuatan tepung dari
karakteristik fisik dan kimia minuman fungsional kecambah kacang komak yang mengacu pada
instan kecambah kacang komak (Lablab purpureus penelitian yang dilakukan oleh Anita (2009)
(L.) sweet). yang dimodifikasi pada waktu pengeringan.
Kecambah kacang komak dikeringkan dengan
METODE PENELITIAN
suhu 60oC selama 8 jam. Kemudian dilakukan
Bahan penggilingan dan pengayakan 80 mesh. Hasil
Bahan baku utama untuk pembuatan yang diperoleh adalah tepung kecambah kacang
kecambah adalah kacang komak. Bahan lainnya komak.
yang diperlukan adalah air hangat, rempah jahe, Tahap kedua yaitu pembuatan bubuk jahe.
asam sitrat, Maltodekstrin, Gum Arab serta gula Pembuatan bubuk jahe mengacu pada penelitian
stevia. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis, Pramitasari (2010) yaitu rimpang jahe diiris
diantaranya K2S04, CuSO4, H2SO4, batu didih, tipis-tipis. Lalu dikeringkan dengan cabinet
H3BO3, larutan NaOH 40% , Larutan HCl 0,1 N, dryer pada suhu 600C selama 6 jam lalu
Indikator BCG dan MR, aquades, 2,2-diphenyl-1- dihaluskan dengan blender kering dan diayak
picrylhydrazyl (DPPH) dan methanol. 80 mesh.
Tahap terakhir adalah pembuatan granul
Alat metode granulasi yang mengacu pada penelitian
Alat yang digunakan untuk pembuatan tepung Andar (2012). Metode ini mengalami
kecambah adalah keranjang, kapas dan koran, alat modifikasi pada waktu dan suhu pengovenan
penyemprot, oven pengering, timbangan, blender, serta besarnya mesh pengayakan. Tepung
baskom, cabinet dryer. Alat untuk analisis kecambah kacang komak dicampurkan dengan
diantaranya wadah, timbangan analitik, corong, bubuk rempah jahe, asam sitrat serta pemanis
stopwatch, desikator, pengaduk, erlenmeyer, beaker stevia. Kemudian bahan pengikat ditambahkan
glass, kertas saring, gelas ukur, oven (Memmert), dengan variasi rasio bahan pengikat Gum Arab
penjepit, botol timbang, pemanas kjeldahl, labu dan maltodekstrin (25%:75%, 50%:50%, dan
dekstruksi, alat destilasi, erlenmeyer 50 ml, 75%:25%). Dengan proporsi antara bahan
seperangkat alat titrasi, kuvet, tabung reaksi, pengikat dan bahan baku adalah 10%:90%.
spektrofotometer UV-Vis 1240 Shimadzu, vortex Setelah itu sampel diayak dengan ayakan 14
mixer, magnetic stirer, pipet volume 1 ml, dan pipet mesh. Massa granul dioven pada suhu 50
volume 10. selama 17 jam. Setelah dioven, diayak lagi
Tahapan Penelitian dengan ayakan 16 mesh. Selanjutnya granul
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap minuman fungsional kecambah kacang komak
kegiatan antara lain: dianalisis karakteristik fisik dan kimianya.
1. Germinasi Kacang Komak meliputi randemen, daya serap air, kelarutan,
laju alir, kadar air, kadar protein dan aktivitas
antioksidan.
18
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN arab:maltodekstrin (25%:75%, 50%:50%, dan


Hasil pengujian fisik dan kimia granul 75%:25%) dapat dilihat pada Tabel 1.
minuman fungsional instan kecambah kacang
komak dengan variasi rasio bahan pengikat gum

Tabel 1. Hasil Pengujian Fisik dan Kimia Granul Minuman Fungsional Instan Kecambah
Kacang Komak
Variasi Rasio Gum Arab : Maltodekstrin
Parameter
25% : 75% 50% : 50% 75% : 25%
Karakteristik Fisik
Rendemen (%) 90,440 88,920 86,800
a a
Kelarutan (%) 31,066 30,743 30,874a
a a
Daya Serap Air 2,650 2,625 2,775a
Laju Alir (gr/s) 12,724a 10,682a 11,730a
Karakteristik Kimia
Kadar Air (%) 3,882a 4,393b 3,973a
Protein (%) 23,060a 23,193a 24,020a
Aktivitas Antioksidan (%) 25,247a 26,848a 27,838a
*Ket : Superscript yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf =0,05
ternyata menghasilkan persen rendemen yang
A. Rendemen rendah. Hal tersebut karena bahan pengikat gum
Rendemen merupakan perbandingan antara arab mempunyai viskositas yang sangat tinggi
berat granul minuman fungsional kecambah (Gardjito dkk., 2006). Semakin banyak rasio
kacang komak yang dihasilkan dengan berat bahan pengikat gum arab yang digunakan maka
bubuk minuman fungsional kecambah kacang viskositas menjadi terlalu tinggi dan membuat
komak dan bahan pengikat yang digunakan. rendemen mikrokapsul juga semakin menurun
Besarnya rendemen yang dihasilkan dalam (Young et al., 1993). Menurut Murti (2012),
proses granulasi sangat ditentukan oleh faktor viskositas yang tinggi juga akan menyebabkan
viskositas emulsi campuran bahan sebelum bahan menjadi lebih lengket. Hal tersebut
mengalami pengeringan. Bahan pengikat yang membuat banyaknya bahan yang tertinggal
digunakan dalam penelitian ini adalah gum arab dicetakan ketika proses granulasi sehingga
dan maltodekstrin. Diantara kedua bahan rendemen yang dihasilkan menjadi rendah.
pengikat tersebut, gum arab memiliki B. Kelarutan
Kelarutan dalam air atau dispersibility adalah
viskositas yang tinggi yaitu mencapai 38,0 suatu kemampuan dari bahan untuk
cps pada konsentrasi 10% sedangkan didistribusikan dalam air, yang juga merupakan
maltodekstrin pada konsentrasi yang sama hanya suatu kemampuan dari gumpalan aglomerat
mencapai 16,0 cps (Desmawarni, 2007). untuk jatuh dan menyebar di dalam air (Khalil,
Maltodekstrin merupakan bahan pengikat 1999 dalam Jonathan, 2007). Hasil menunjukkan
yang baik karena menghasilkan viskositas yang bahwa bahwa ketiga variasi rasio gum arab dan
rendah pada total padatan yang tinggi (Frascareli maltodekstrin granul minuman fungsional instan
et al., 2011). Hal tersebut akan memudahkan kecambah kacang komak tidak berbeda nyata
dalam proses pengeringan dan akan satu dengan lainnya pada taraf signifikansi 95%.
menghasilkan rendemen yang tinggi. Semakin Persentase kelarutan suatu produk banyak
banyak maltodekstrin yang digunakan, maka dipengaruhi oleh jenis bahan pengikat yang
semakin besar pula rendemen yang dihasilkan. digunakan. Sifat-sifat yang dimiliki
Pada formulasi granul minuman fungsional maltodekstrin diantaranya adalah mengalami
instan kecambah kacang komak dengan variasi dispersi cepat, memiliki sifat daya larut yang
rasio bahan pengikat gum arab yang lebih besar tinggi, membentuk film, membentuk sifat
19
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

higroskopis yang rendah, mampu membentuk bersifat cenderung menyerap air (Srihari dkk.,
body, sifat browning yang rendah, mampu 2010).
menghambat kristaslisasi dan memiliki daya ikat Pada penelitian ini, maltodekstrin yang
yang kuat (Srihari dkk., 2010). digunakan adalah maltodekstrin dengan DE 11,7
Maltodekstrin dideskripsikan oleh DE sehingga tergolong dalam maltodekstrin dengan
(Dextrose Equivalent). Menurut Kusuma (2012), DE tinggi. Oleh karena itu, semakin tinggi
semakin tinggi nilai DE maka daya larut dalam konsentrasi maltodekstrin maka jumlah gugus
airnya juga akan semakin tinggi. Hal ini hidroksilnya pun semakin banyak sehingga dapat
berkaitan dengan komposisi polimer pati dalam mengikat air dari lingkungan lebih banyak dan
maltodekstrin. Nilai DE yang tinggi readsorpsi uap air semakin bertambah pula. Hal
menunjukkan jumlah polimer rantai panjang dan ini disebabkan oleh gugus dari maltodekstrin
bercabang semakin sedikit, sehingga semakin yang bersifat hidrofilik pada permukaan produk
mudah terhidrolisis dan larut dalam air. tersebut sehingga kemampuan mengikat air dari
Maltodekstrin yang digunakan dalam penelitian udara akan cepat karena adanya lapisan dari
ini mempunyai nilai DE 11,7. Nilai DE tersebut maltodekstrin (Badarudin, 2006).
tergolong tinggi, sehingga dapat menghasilkan Namun, kemampuan mengikat air pada
kelarutan dalam air yang tinggi juga. Bahan maltodekstrin ternyata lebih rendah dibanding
pengikat lain yang digunakan adalah gum arab. dengan gum arab (Mustofa dan Wuri, 2004). Hal
Gum arab memiliki sifat emulsifikasi yang baik. tersebut karena adanya kandungan protein dalam
Hal tersebut juga akan berdampak baik pada gum arab. Menurut Wahjuningsih (2011),
kelarutan dalam air. Namun, ada faktor lain juga adanya kandungan protein merupakan komponen
yang dapat mempengaruhi nilai kelarutan dalam yang paling berpengaruh terhadap daya serap air.
air yaitu kadar air dalam bahan tersebut. Kandungan protein dalam gum arab diketahui
Kadar air yang cukup tinggi di dalam bahan adalah yang memberikan sifat emulsifikasi pada
menyebabkan bahan tersebut menjadi sulit gum arab. Gum arab memiliki sifat emulsifikasi
menyebar apabila dilarutkan di dalam air, hal yang baik. Hal tersebut juga akan berdampak
tersebut karena bahan cenderung lekat sehingga baik pada kelarutan dalam air. Oleh karena itu,
tidak terbentuk pori-pori dan akibatnya bahan daya serap air pada variasi rasio gum arab yang
menjadi tidak mampu untuk menyerap air dalam lebih banyak menghasilkan nilai daya serap yang
jumlah besar. Selain itu, bahan dengan kadar air lebih tinggi daripada sampel dengan rasio
tinggi mempunyai permukaan yang sempit untuk maltodekstrin yang lebih banyak. Selain itu,
dibasahi karena butirannya lebih besar sehingga daya serap air juga mempengaruhi nilai
menjadi saling lekat diantara butiran (Gardjito kelarutan dan begitu pula sebaliknya,dimana
dkk., 2006). Berdasarkan uraian teori tersebut, dengan tingginya nilai daya serap air, juga akan
hasil penelitian untuk parameter kelarutan telah memiliki nilai kelarutan yang baik.
sesuai dengan teori bahwa kelarutan berbanding Kelarutan yang rendah menunjukkan daya
terbalik dengan kadar air produk yang serap air yang rendah pula (Jonathan, 2007). Hal
dihasilkan. yang mempengaruhi nilai daya serap air dan
C. Daya Serap Air kelarutan dari formulasi granul minuman
Daya serap air merupakan parameter yang fungsional instan kecambah kacang komak
menunjukkan kemampuan bahan dalam menarik dengan variasi rasio bahan pengikat gum arab
air sekelilingnya untuk berikatan dengan partikel dan maltodekstrin (50% : 50%) adalah karena
bahan. Kemampuan penyerapan air pada produk formulasi tersebut memiliki persen kadar air
berhubungan dengan kemampuan mengikat air tertinggi. Kadar air yang tinggi membuat produk
bahan pengikat yang digunakan. Kemampuan memiliki persen kelarutan yang rendah yang
mengikat air pada maltodekstrin dipengaruhi juga membuat daya serap rendah. Dengan
oleh nilai DE (Endryani, 2012). Maltodekstrin demikian, hasil penelitian sudah sesuai dengan
dengan DE rendah bersifat non-higroskopis, teori.
sedangkan maltodekstrin dengan DE tinggi D. Laju Alir

20
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

Prinsip kerja dari pengujian laju alir adalah Selain itu, adanya kandungan air yang terlalu
mengukur waktu yang diperlukan oleh suatu zat tinggi dalam granul mengakibatkan granul sukar
dalam jumlah tertentu mengalir melalui corong mengalir. Granul dengan kadar air yang rendah
(Voigt et al, 1994). Hasil pengujian laju alir dan akan mempunyai sifat alir yang baik (Oktavia,
waktu alir menunjukkan bahwa dari ketiga 2011). Dengan demikian, hasil penelitian sudah
formula variasi rasio bahan pengikat gum arab sesuai dengan teori. Waktu alir yang baik adalah
dan maltodekstrin pada produk granul minuman kurang dari 10 detik untuk 100 gram serbuk,
fungsional instan kecambah kacang komak tidak dengan demikian kecepatan alirnya adalah lebih
ada perbedaan nyata antar satu sama lain dari 10 gram/detik (Voigt, 1994). Berdasarkan
formula variasi rasio di taraf signifikansi 95%. hasil pengujian dan teori yang ada dapat
Nilai laju alir granul yang semakin besar disimpulkan bahwa waktu alir produk granul
menunjukkan granul yang diproduksi memiliki minuman fungsional instan kecambah kacang
kualitas yang semakin baik (Wells, 1989 dalam komak sudah baik karena waktu alir produk
Meirina, 2006). Nilai laju alir granul berbanding kurang dari 10 detik sesuai dengan syarat waktu
terbalik dengan waktu alir granul. Ada beberapa alir granul yang baik.
faktor yang mempengaruhi mudah atau tidaknya E. Kadar Air
aliran granul diantaranya adalah bentuk granul, Pada variasi rasio bahan pengikat gum arab
keadaan permukaan dan kelembabannya. Granul dan maltodekstrin (75%:25%) dan variasi rasio
yang memiliki waktu alir yang cepat memiliki bahan pengikat gum arab dan maltodekstrin
partikel yang kuat satu sama lain, sehingga (25%:75%) tidak berbeda nyata secara
granulnya besar dan padat. Granul yang besar signifikan. Sedangkan pada variasi rasio bahan
dan padat ini akan mudah jatuh ke bawah pengikat maltodekstrin dan gum arab (50% :
sehingga menyebabkan waktu alirnya lebih 50%) memiliki perbedaan yang signifikan
bagus (Pratiwi, 2011). Granul yang memiliki dibandingkan dengan sampel lainnya pada taraf
bentuk seragam, menunjukkan sifat granul yang signifikansi 95%. Perbedaan kadar air
baik sesuai kriteria (Wells, 1989 dalam Meirina, disebabkan karena kemampuan bahan-bahan
2006). pengikat tersebut dalam mengikat air berbeda-
Perbedaan nilai laju alir granul dipengaruhi beda.
oleh keseragaman bentuk granul. Pencampuran Bahan pengikat gum arab mempunyai sifat
bahan dilakukan secara homogeny dan membentuk emulsi yang baik (Gardjito dkk.,
pengayakan dua kali tahapan menggunakan 2006). Gum arab terdiri dari polisakarida dan
mesh yang berbeda akan memberikan bentuk protein. Kandungan protein dalam gum arab,
granul yang seragam. Keseragaman granul juga khususnya arabinogalactan (GAGP) dan
akan meningkatkan nilai laju alir saat dilakukan diketahui memberikan sifat emulsifikasi serta
evaluasi pada produk granul (Meirina, 2006). kestabilan pada gum arab (Dror et al., 2006).
Bentuk granul yang tidak seragam dan Yanuwar dkk (2007) menyebutkan bahwa
ukuran partikel yang semakin kecil membuat kandungan protein akan menyebabkan matriks
granul mudah menggumpal sehingga sifat ikatan yang lebih kuat terhadap air dan akan
alirnya jelek (Lachman, 1994). Semakin kecil mempengaruhi kadar air produk akhir. Apabila
ukuran granul dan banyak mengandung fines suatu jenis bahan penyalut memiliki struktur
(serbuk) menyebabkan granul sulit keluar dari kompleks dan ikatan yang kuat dengan molekul
corong dan aliran granulnya membutuhkan air, maka efektivitas pengeringan akan menurun.
waktu lama. Semakin rapuh granul maka Komponen protein berkaitan dengan
semakin banyak fines yang terbentuk karena kemampuan untuk mengikat air. Kemampuan
fines terbentuk dari gesekan antar granul pengikatan komponen protein terhadap air
(Oktavia, 2011). Hal tersebut yang terjadi pada berkaitan dengan kemampuan gugus-gugus polar
sampel dengan variasi rasio bahan pengikat gum dalam berinteraksi atau mengikat molekul air
arab dan maltodekstrin (50% : 50%). Rasio terutama bagian polar asam amino.
bahan pengikat tersebut ternyata menghasilkan Kadar air juga dipengaruhi oleh berat
waktu alir terlambat. molekul dan struktur senyawa bahan pengikat.
21
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

Dalam penelitian Gardjito dkk (2006), Perkecambahan pada kacang komak dapat
disebutkan bahwa semakin besar jumlah gum meningkatkan kadar protein secara signifikan
arab yang digunakan dalam formulasi, maka (Osman, 2007). Menurut Anita (2009), Kenaikan
kadar air mikro enkapsulan juga akan semakin ini disebabkan oleh kenaikan aw selama
meningkat. Hal tersebut dikarenakan gum arab perkecambahan yang dapat mengaktifkan enzim
memiliki berat molekul yang lebih besar (± hidrolitik, salah satunya enzim proteolitik.
500.000) dan struktur molekul yang lebih Adanya aktivasi enzim penghidrolisis dan
kompleks sehingga ikatan dengan molekul air perombak cadangan makanan, sehingga
lebih kuat, maka ketika proses pengeringan membuat matriks bahan pangan yang tadinya
berlangsung molekul air agak sulit diuapkan dan kompleks menjadi terurai. Protein yang
membutuhkan energi penguapan yang lebih sebelumnya diduga berikatan dengan lemak atau
besar. karbohidrat, setelah melalui proses germinasi
Pada sampel dengan variasi rasio akan terurai dan strukturnya menjadi lebih bebas
maltodekstrin yang lebih besar menghasilkan dan sederhana.
kadar air yang rendah. Pada penelitian yang Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
dilakukan oleh Badarudin (2006) menyebutkan variasi rasio gum arab dan maltodekstrin ketiga
bahwa, kenaikan kadar air ternyata berbanding formula tidak berbeda nyata antar satu sama lain
terbalik dengan peningkatan konsentrasi pada taraf signifikansi 95% terhadap kadar
penambahan maltodekstrin pada tiap perlakuan. protein dari formulasi granul minuman
Hal ini disebabkan karena maltodekstrin dapat fungsional instan kecambah kacang komak.
meningkatkan total padatan bahan yang Rasio bahan pengikat diduga memberikan
dikeringkan. Sehingga jumlah air yang diuapkan pengaruh terhadap kadar protein dari granul
semakin sedikit, akibatnya peningkatan minuman fungsional instan kecambah kacang
konsentrasi maltodekstrin akan menurunkan komak. Semakin tinggi penambahan konsentrasi
kadar air. Selain itu, salah satu sifat dari bahan pengikat gum arab dan semakin sedikitnya
maltodekstrin yaitu mampu mengikat kadar air konsentrasi maltodekstrin yang ditambahkan,
bebas suatu bahan sehingga mengakibatkan menyebabkan kandungan protein dalam produk
penambahan maltodekstrin yang semakin banyak semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh
dapat menurunkan kadar air produk (Hui, 2002 komposisi yang berbeda antara gum arab dan
dalam Putra dkk., 2013). Menurut Gardjito dkk maltodekstrin. Menurut Stephen et al., (2006),
(2006). maltodekstrin memiliki berat molekul gum arab mengandung glikoprotein. Pada
yang lebih rendah (kurang dari 4000) dan penelitian yang dilakukan Meliala dkk., (2014)
struktur molekul yang lebih sederhana sehingga dengan produk susu jagung bubuk, disebutkan
dengan mudah air dapat diuapkan ketika proses bahwa semakin tinggi konsentrasi gum arab
pengeringan berlangsung. Maltodekstrin juga yang ditambahkan maka glikoprotein pada susu
memiliki sifat higroskopis yang rendah sehingga jagung bubuk akan semakin tinggi sehingga
tidak mudah menyerap uap air kembali. kadar protein juga meningkat. Menurut Hakim
Kadar air untuk penyimpanan granul yang dkk., (2013), diduga protein dalam gum arab ini
baik adalah dibawah 5% (Meirina, 2006). juga berkontribusi dalam pengikatan ekstrak
Menurut sumber lainnya, menyebutkan bahwa melalui ikatan nonkovalen antar polipeptida.
kadar air granul kering adalah antara 6-7% Larutan gum arab sering dipakai sebagai
(Bhattacharya et al., 1993 in Chavan et al., emulsifier, karena adanya protein yang terikat
2008). Dengan demikian, dapat disimpulkan pada rantai polisakarida. Sedangkan
bahwa kadar air produk granul minuman penambahan maltodekstrin yang tinggi tidak
fungsional instan kecambah kacang komak menunjukkan peningkatan terhadap pengikatan
sudah baik karena kadar air produk kurang dari protein. Hal ini karena maltodekstrin merupakan
5% sesuai dengan syarat kadar air granul yang polisakarida yang tidak mengandung protein
baik. sehingga mempengaruhi kemampuan pengikatan
F. Kadar Protein protein (Mahendran et al., 2008). Berdasarkan
hasil penelitian dengan teori yang ada
22
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

menunjukkan hasil yang sama. Dengan (Sugindro dkk.,2008). Dengan demikian, hasil
demikian, hasil penelitian sudah sesuai dengan penelitian sudah sesuai dengan teori, bahwa
teori. semakin besar rasio gum arab yang digunakan
G. Aktivitas Antioksidan aktivitas antioksidan yang ada lebih besar
Uji DPPH merupakan salah satu metode daripada aktivitas antioksidan pada variasi rasio
analisis yang sederhana menggunakan senyawa bahan pengikat lainnya.
pendeteksi, yaitu 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil Jika dibandingkan dengan minuman
(DPPH). Ketiga variasi rasio bahan pengikat fungsional kacang lainnya, maka minuman
gum arab dan maltodekstrin tidak berbeda nyata fungsional dari kecambah kacang ini memiliki
antar satu sama lainnya pada taraf signifikansi kadar antioksidan yang lebih tinggi. Hal tersebut
95%. Persen aktivitas antioksidan dipengaruhi dapat dilihat dari penelitian Eka (2010) yang
oleh sifat bahan pengikat gum arab yang dapat menghasilkan kadar antioksidan pada minuman
membentuk tekstur, membentuk film, mengikat fungsional kacang tunggak bubuk sebesar 6,56
dan mengemulsi yang baik sehingga gum arab % /mg bahan db dan minuman fungsional
dapat mempertahankan material inti dari produk kacang gude bubuk sebesar 5,93 % /mg bahan
karena bahan pengikat gum arab dapat db.
membentuk lapisan yang dapat melindungi H. Penentuan Rasio Bahan Pengikat Gum Arab
material inti dari proses perubahan dekstruktif dan Maltodekstrin Terpilih untuk Minuman
(Thevenet, 1998 dalam Desmawarni, 2007). Fungsional Instan Kecambah Kacang komak
Kemampuan lapisan dinding untuk Berdasarkan karakteristik fisik dan kimia
melindungi material inti berkaitan dengan yang telah dilakukan pada produk minuman
viskositas emulsi sebelum pengeringan. Gum fungsional instan kecambah kacang komak akan
arab memiliki viskositas yang tinggi yaitu dipilih satu produk yang paling baik. Pemilihan
mencapai 38,0 cps pada konsentrasi 10% tersebut didasarkan atas hasil pengujian yang
sedangkan maltodekstrin pada konsentrasi yang menunjukkan hasil terbaik pada masing-masing
sama hanya mencapai 16,0 cps (Desmawarni, parameter uji, kemudian hasil tersebut akan
2007). Semakin tinggi viskositasnya maka diakumulasikan sehingga diperoleh satu variasi
lapisan dinding yang terbentuk akan lebih baik rasio bahan pengikat yang terpilih.
melindungi material inti karena lapisan kulit Jika dilihat dari hasil uji statistik yang
(shell) semakin kuat, sehingga mampu menunjukkan bahwa hampir semua parameter
melindungi material inti yang mudah menguap uji dengan variasi rasio yang berbeda memiliki
ketika proses pengeringan berlangsung dengan hasil yang tidak berbeda nyata antar tiap sampel
baik (Sugindro dkk.,2008). sehingga dapat ditetapkan bahwa variasi rasio
Bahan pengikat maltodekstrin mempunyai bahan pengikat gum arab dan maltodekstrin
kemampuan emulsifikasi dan retensi komponen (25% : 75%) merupakan variasi rasio bahan
volatile yang rendah (Madene et al., 2005). Hal pengikat yang terbaik. Hal tersebut didukung
tersebut membuat maltodekstrin tidak dapat dengan lebih banyak parameter uji yang
membentuk lapisan yang dapat melindungi menunjukkan hasil terbaik dengan variasi rasio
produk dari proses perubahan destruktif. Selain bahan pengikat tersebut serta hasil rendemen
itu, berkaitan dengan viskositas emulsi sebelum yang lebih banyak.
pengeringan dari maltodekstrin yang lebih
rendah dari gum arab maka semakin banyak
maltodekstrin yang ditambahkan maka KESIMPULAN
viskositasnya menjadi rendah. Viskositas emulsi 1. Semakin tinggi konsentrasi maltodekstrin,
yang rendah sebelum pengeringan membuat nilai rendemen, kelarutan, dan laju alir yang
lapisan kulit (shell) yang terbentuk menjadi tidak dihasilkan semakin tinggi. Semakin tinggi
begitu kuat, sehingga material inti menjadi konsentrasi gum arab menghasilkan nilai
kurang terlindungi dan karena hal tersebut maka daya serap tertinggi. Formulasi variasi rasio
banyak komponen yang mudah menguap hilang gum arab dan maltodekstrin (50%:50%)
ketika proses pengeringan berlangsung menghasilkan persen kelarutan, daya serap,
23
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

dan daya alir terendah. Karakteristik fisik Pangan. Fakultas Pertanian. Universitas
(rendemen, kelarutan, daya serap dan laju Sebelas Maret. Surakarta.
alir) dari granul minuman fungsional instan Andarwulan, Nuri. Dan Hariyadi, Purwiyatno. 2005.
kecambah kacang komak (Lablab purpureus Optimasi Produksi Antioksidan pada Proses
(L.) sweet) dengan variasi rasio bahan Perkecambahan Biji-Bijian dan Divesifikasi
pengikat gum arab dan maltodekstrin Produk Pangan Fungsional dari Kecambah
(25%:75%; 50%:50% dan 75%:25%) yang Dihasilkan. Laporan Penelitian. IPB,
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata Bogor.
secara siginifikan pada taraf signifikansi Anita, Sri. 2009. Studi Sifat Fisiko-Kimia, Sifat
95%. Fungsional Karbohidrat, dan Aktivitas
2. Semakin tinggi konsentrasi gum arab, persen Antioksidan Tepung Kecambah Kacang
kadar protein dan aktivitas antioksidan yang Komak (Lablab purpureus (L.) Sweet).
dihasilkan semakin tinggi. Semakin tinggi [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian.
konsentrasi maltodekstrin, menghasilkan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
persen kadar air terendah. Karakteristik Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
kimia meliputi kadar air, kadar protein dan Edisi ke 4. UI – Press. Jakarta.
aktivitas antioksidan dari granul minuman Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya.
fungsional instan kecambah kacang komak Jakarta : Universitas Indonesia Press.
(Lablab purpureus (L.) sweet) dengan variasi Athanisia MG, Konstantinos GA. 2005. Spray
rasio bahan pengikat gum arab dan drying of tomato pulp in dehumified air : The
maltodekstrin (25%:75%; 50%:50% dan effect on powder properties. Dalam Journal
75%:25%) menunjukkan hasil yang tidak of Food Engineering 66, hal 35-42. Di dalam
berbeda nyata secara siginifikan pada taraf : Susilo, Randy Oktan. 2013. Pengeringan
signifikansi 95%. dan Formulasi Serbuk Minuman Berbasis
DAFTAR PUSTAKA Sayuran dengan Pengeringan Semprot.
Aganga, A.A. and Tshwenyane, S.O. 2003. Lucerne, [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi
Lablab and Leucaena leucocephala Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian.
Forages:Production and Utilization for Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Livestock Production. [Journal]. Pakistan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Journal of Nutrition 2 (2): 46-53. Department Indonesia. 2011. Peraturan Kepala Badan
of Animal Science and Production. Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Aminah, Siti dan Hersoelistyorini, Wikanastri. 2012. Indonesia tentang Pengawasan Klaim dalam
Karakteristik Kimia Tepung Kecambah Label dan Iklan Pangan Olahan. Nomor
Serealia dan Kacang-kacangan dengan Hk.03.1.23.11.11.09909. Jakarta.
Variasi Blanching. [Jurnal]. Seminar Hasil- Badarudin, Tahmid. 2006. Penggunaan
Hasil Penelitian. ISBN : 978-602-18809-0-6. Maltodekstrin pada Yoghurt Bubuk Ditinjau
Program Studi Teknologi Pangan. dari Uji Kadar Air, Keasaman, Ph,
Universitas Muhammadiyah Semarang. Rendemen, Reabsoprsi Uap Air,
Ananda, Astri Dwi. 2009. Aktivitas Antioksidan dan Kemampuan Keterbasahan, dan Sifat
Karakteristik Organoleptik Minuman Kedispersian. [Skripsi]. Program Studi
Fungsional Teh Hijau (Camellia Sinensis) Teknologi Hasil Ternak. Fakultas
Rempah Instan. [Skripsi]. Program Studi
Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.
Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Bhattacharaya, S., H. Das, and A.N. Bose. 1993.
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Effect of extrusion process variables on the
Pertanian Bogor. Bogor. product texture of blends of minced fish and
Andar, Daniel Samuel. 2012. Kajian Karakteristik
wheat flour. Journal of Food Engineering 19:
Gisikokimia Granulasi Tempe Bosok 215-235. In: Chavan, B.R ; Basu, A ; and
Terstandar dengan Variasi Bahan Pengikat Kovale, S.R. 2008. Development of Edible
dalam Aplikasinya sebagai Food Seasioning. exturised Dried Fish Granules From Low-
[Skripsi]. Program studi Ilmu dan Teknologi
24
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

Value Fish Croaker (Otolithus argenteus) [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian.


and Its Storage Characteristics. CMU. J. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nat. Sci. Vol. 7(1) 173. Estiasih, Teti dan Ahmadi, Kgs. 2009. Teknologi
Desmawarni. 2007. Pengaruh Komposisi Bahan Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Penyalut dan Kondisi Spray Drying Febrial, Eka. 2009. Pengembangan Produk Pangan
Terhadap Karakteristik Mikroenkapsulasi Fungsional Brownies Kukus dari Tepung
Oleoresin Jahe. [Skripsi].Departemen Kecambah dan Tepung Tempe Kacang
Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Komak (Lablab purpureus (L.) sweet).
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian.
Bogor. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Frascareli, E. C.; Silva, V. M.; Tonon, R. V.;
2013. Bahan Sosialisasi Pengembangan Hubinger, M. D.. 2011. Physicochemical
Budidaya Kacang Lain. Direktorat Jenderal Properties of Coffee Oil Microcapsules
Tanaman Pangan. Kementerian Pertanian. Produced by Spray Drying. Agrobioenvases.
Jakarta Selatan. Brazil.
DPP Serikat Petani Indonesia (SPI). 2012. Tahun Gardjito, Murdijati; Murdiati, Agnes; Aini, Nur.
Inkosistensi Kebijakan dan Kesejahteraan 2006. Mikroenkapsulasi Β- Karoten Buah
Petani yang Diabaikan. Jakarta: SPI. Labu Kuning Dengan Enkapsulan Whey dan
Dror, Yael; Cohen, Yachin; Rozen, Rachel Karbohidrat. [Jurnal]. Teknologi Pangan dan
Yerushalmi. 2006. Structure of Gum Arabic Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi
in Aqueous Solution. [Journal]. Journal of Pertanian. Universitas Gadjah Mada.
Polymer Science. Publised online in Wiley Yogyakarta dan Jurusan Teknologi
InterScience.www.interscience.wiley.com. Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas
Dwiyana, Dini Restu. 2011. Perbandingan Jenderal Sudirman. Purwokerto.
Konsentrasi Hidrokoloid dan Konsentrasi Gharsallaoui A, Roudat G, Chambine O, Volley A,
Asam Sitrat dalam Minuman Jeli Susu Saurel R. 2007. Application of spray drying
Sesuai Mutu dan Kualitas. [Skripsi]. in mincroencapsulation of food ingredients :
Program Studi Kimia. Fakultas Matematika An overview. Dalam Food Research
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas International 40, hal 1107-1121. Di dalam :
Pakuan. Bogor. Susilo, Randy Oktan. 2013. Pengeringan
Eka, Ratih Budi. 2010. Karakteristik Kimiawi, dan Formulasi Serbuk Minuman Berbasis
Sensoris, dan Kapasitas Antioksidan Sayuran dengan Pengeringan Semprot.
Minuman Bubuk Kacang Tunggak (Vigna [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi
Unguiculata) dan Kacang Gude (Cajanus Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian.
Cajan). [Skripsi]. Program Studi Ilmu dan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Glicksman, M. 1983. Food Hydrocolloids. Vol II.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. CRC Press, Inc. Boca Raton, Florida. Di
Endryani, C. Elisabeth. 2012. Kajian Karakteristik dalam: Roni, Muhammad Adil. 2008.
Fisikokimia dan Sensori Mikroenkapsulan Formulasi Minuman Herbal Instan
Ekstrak Tempe Bosok Terstandar sebagai Antioksidan dari Campuran Teh Hijau
Food Seasoning dengan Variasi Rasio (Camellia sinensis), Pegagan (Centella
Enkapsulan Gum Arab dan Maltodekstrin. asiatica), dan Daun Jeruk Purut (Citrus
[Skripsi]. Program Studi Ilmu Dan hystrix). [Skripsi]. Fakultas Teknologi
Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hakim, Arif Rahman Dan Chamidah, Anies. 2013.
Ernawati, Santy. 2010. Stabilitas Sediaan Bubuk Aplikasi Gum Arab dan Dekstrin sebagai
Pewarna Alami dari Rosela (Hibiscus Bahan Pengikat Protein Ekstrak Kepala
Sabdariffa L.) yang Diproduksi dengan Udang. [Jurnal]. JPB Kelautan dan
Metode Spray Drying dan Tray Drying. Perikanan Vol.8. No.1. Loka Penelitian dan
Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil
25
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

Perikanan, KKP dan Jurusan Teknologi campuran susu skim dan tepung bekatul.
Hasil Perikanan, Universitas Brawijaya. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian.
Harnani, Sri. 2009. Studi Karakteristik Fisikokimia Institut Pertanian Bogor. Bogor.
dan Kapasitas Antioksidan Tepung Tempe Khalil. 1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran
Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) Partikel Terhadap Perubahan Perilaku Fisik
Sweet). [Skripsi]. Fakultas Teknologi Bahan Pakan Lokal : Kerapatan Tumpukan,
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kerapatan Pemadatan,dan Berat Jenis. J.
Hartoyo, Arif. 2012. Potensi Protein Kacang Komak Media Peternakan vol. 22 No. 1 :1-11. Di
Sebagai Bahan Pangan Fungsional dalam: Janathan. 2007. Karakteristik
Hipoglikemik. Food Review Indonesia Fisikokimia tepung bekatul serta optimasi
[Majalah], VOL. VII/NO. 4/APRIL 2012, formula dan pendugaan umur simpan
49-53. minuman campuran susu skim dan tepung
Hidayat, Beni., Ahza, Adil Basuki dan Sugiyono. bekatul. [Skripsi]. Fakultas Teknologi
2003. Karakteristik Maltodekstrin DP 3-9 Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
serta Kajian Potensi Penggunaannya Kusuma, Febriana Thia. 2012. Kajian Karakteristik
Sebagai Sumber Karbohidrat pada Minuman Fisikokimia dan Sensori Mikroenkapsulan
Olahraga.[Jurnal]. Jurnal Teknol. dan Ekstrak Tempe “Bosok” Terstandar sebagai
Industri Pangan. Vol. XIV, No.1. Jurusan Food Seasioning dengan Variasi Rasio
Teknologi Pangan dan Gizi. FATETA. Enkapsulan Maltodekstrin dan Gelatin.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. [Skripsi]. Program Studi Ilmu Dan
Hui, Y. H. 1992. Encyclopedia of Food Science and Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian.
Technology. Volume II. John Willey and Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Sons Inc, Canada. Di dalam: Setyawan, Ari. Kusuma, Reisa Astri et al,. 2010. Kajian Produksi
2009. Gum Arab. [Artikel]. Kecap Manis Berbasis Kacang Komak
http://soulkeeper28. files.wordpress.com/ (Lablab purpureus (L.) sweet) dengan
2009/01/gum-arab.pdf. di unduh pada Metode Hidrolisis dan Penambahan Enzim
tanggal 16 Februari 2014. Bromelin dari Nenas. [PKMP]. Institut
Hui, Y.H. 2002 Encyclopedia of Food Science and Pertanian Bogor. Bogor.
Technology Handbook. VCH Publisher, Inc. Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994,
New York. Di dalam: Putra, Stefanus Dicky Teori dan Praktek Industri Farmasi II, Edisi
Reza; Ekawati, L. M; Purwijantiningsih; III, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan Iis
Pranata, F. Sinung. 2013. Kualitas Minuman Aisyah, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
Serbuk Instan Kulit Buah Manggis (Garcinia 644-645, 651, 681-687.
Mangostana Linn.) dengan Variasi Lembaga Biologi Nasional (LIPI). 1979. Tanaman
Maltodekstrin dan Suhu Pemanasan. Pekarangan. Lembaga Biologi Nasional
[Jurnal]. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. (LIPI). Bogor.
International Legume Database and Information Listiana, Erna dan Sumarjan. 2008. Keragaan Aksesi
Service (ILDIS). 2007. Catalogue of Life: Kacang Komak (Lab-Lab purpureus (L.)
2007 Annual Checklist on the classification Sweet) Pulau Lombok pada Lahan Basah
of Lablab purpureus (L) Sweet. dan Kering. [Jurnal]. CropArgo. Vol.1. No.
http://www.ildis.org/Legume. Di unduh 2. Fakultas Pertanian. UNRAM.
pada: 10 Januari, 2014. M. Marton, Z. M. 2010. The Role of Sprouts in
Irfan, Muh. Fakhrudin. 2008. Kajian Karakteristik Human Nutrition a Review. Acta Univ.
Oleoresin Jahe Berdasarkan Ukuran dan Sapientiae, Alimentaria , 82.
Lama Perendaman Serbuk Jahe dalam Madene, Atmane; Jacquot, Muriel;Scher, Joel;
Etanol. [Skripsi]. Jurusan Teknologi Hasil Desobry, Stephane. 2005. Flavor
Pertanian. Surakarta. Encapsulation and Controlled Release- A
Janathan. 2007. Karakteristik Fisikokimia tepung review. International Journal of Food
bekatul serta optimasi formula dan Science and Technology Volume 41, Issue I,
pendugaan umur simpan minuman Pages 1-21.
26
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

Mahendran, T; Williams, P.A; Philips, G.O; Al- Mustofa, Akhmad dan Y. Wuri Wulandari. 2004.
Assaf, S. And Baldwin, T.C. 2008. New Uji Performa Dekstrin-Gum Arabic sebagai
Insights into the Structural Characteristics of Filler Virgin Coconut Oil (VCO). Eksplorasi.
the Arabinogalactan-Protein (AGP) Fraction Vol. XX No.1. Surakarta.
of Gum Arabic. [Journal]. Journal of Oktavia, Ayu Nuraini. 2011. Pengaruh Variasi
Agricultural and Food Chemistry. Vol. 56, Bahan Pengikat pada Formulasi Tablet
No. 19. Ekstrak Herba Sambiloto ( Andrographis
Meirina, rizki. 2006. Pembuatan granul effervescent paniculata Ness) secara Granulasi Basah
susu kambing dengan metode granulasi terhadap Sifat Fisik Tablet. [Tugas Akhir].
basah. [Skripsi]. Program Studi Teknologi Diploma 3 Farmasi. Fakultas Matematika
Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Institut dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Pertanian Bogor. Bogor. Sebelas Maret. Surakarta.
Meliala, Misail; Suhaidi, Ismed; dan Nainggolan, Osman, M.A. 2007. Effect of different processing
Rona J. 2014. Pengaruh Penambahan methods on nutrient composition,
Kacang Merah dan Penstabil Gum Arab antinutritional factors, and in vitro protein
Terhadap Mutu Susu Jagung. [Jurnal]. Jurnal digestibility of Dolichos Lablab Bean
Rekayasa Pangan dan Pertanian. Vol.2. No. (Lablab purpureus (L) sweet). Pakistan J.
1. Program Studi Ilmu dan Teknologi Nutr. 6 (4) : 299-303.
Pangan. Fakultas Pertanian Universitas Pramitasari, Dika. 2010. Penambahan Ekstrak Jahe
Sumatera Utara. Medan. (Zingiber officinale rosc.) dalam Pembuatan
Meskin, M.S., W.R. Bidlack, A.J. Davies, dan S.T. Susu Kedelai Bubuk Instan dengan Metode
Omaye. 2002. Phytochemical in Nutrition Spray Drying : Komposisi Kimia, Sifat
and Health. CRC Press, London. Di dalam: Sensoris dan Aktivitas Antioksidan. [Skripsi].
Harnani, Sri. 2009. Studi Karakteristik Program studi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Fisikokimia dan Kapasitas Antioksidan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas
Tepung Tempe Kacang Komak (Lablab Maret. Surakarta.
purpureus (L.) Sweet). [Skripsi]. Fakultas Pranoto HS, Mugnisjah WQ, Murniati E. 1990.
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Biologi Benih. Bogor: Pusat Antar
Bogor. Bogor. Universitas, IPB. Di dalam: Anita, Sri. 2009.
Moormann, Wouter. 2012. Stevia Market Continues Studi Sifat Fisiko-Kimia, Sifat Fungsional
to Soar. Food Review Indonesia [Majalah], Karbohidrat, dan Aktivitas Antioksidan
VOL. VII/NO. 4/APRIL 2012, 12-17. Tepung Kecambah Kacang Komak (Lablab
Murti, Wari Latifa. 2012. Karakteristik Fisik dan purpureus (L.) Sweet). [Skripsi]. Fakultas
Kimia Mikroenkapsulan Oleoresin Kayu Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Manis (Cinnamomum Burmanii) dengan Bogor. Bogor.
Variasi Rasio Gum Arab dan Maltodekstrin Pratiwi, Kori. 2011. Formulasi Tablet Ekstrak Buah
sebagai Bahan Penyalut. [Skripsi]. Program Pare (Momordica Charantia L.) dengan
Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Variasi Konsentrasi Bahan Pengikat Gelatin
Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Secara Granulasi Basah. [Tugas Akhir].
Surakarta. Diploma 3 Farmasi. Fakultas Matematika
Murungkar, Dipika Agrahar, Gulati, Paridhi and dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Gupta, Chetan. 2013. Effect of Sprouting on Sebelas Maret. Surakarta.
Physical Properties and Functional and Pratiwi, Nurina Rezki. 2008. Karakteristik Sediaan
Nutritional Components of Multi-Nutrient Granul Mengapung dengan Sistem Lepas
Mixes. [Journal]. International Journal of Terkendali Menggunakan Pragelatinisasi
Food and Nutritional Sciences. e-ISSN 2320– Pati Singkong Propionat sebagai Pembentuk
7876. Vol.2. Agro Produce Processing Matriks. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan
Division, Central Institute of Agricultural Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen
Engineering, Nabibagh, Berasia Road, Farmasi. Universitas Indonesia. Depok.
Bhopal, India.
27
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

Purba, Samuel Fery et al,. 2010. Yoghurt Kacang Pengaruh Penambahan Maltodekstrin pada
Komak yang Kaya Protein. [PKMK]. Institut Pembuatan Santan Kelapa Bubuk.
Pertanian Bogor. Bogor. [Seminar]. Seminar Rekayasa Kimia dan
Purwanto I. 2007. Mengenal Lebih Dekat Proses. ISSN : 1411-4216. Jurusan Teknik
Leguminoseae. Jakarta: Kanisius. Di dalam: Kimia, Fakultas Teknik Universitas
Anita, Sri. 2009. Studi Sifat Fisiko-Kimia, Surabaya
Sifat Fungsional Karbohidrat, dan Aktivitas Stephen, Alistair M; Philips, Glyn O; and Williams,
Antioksidan Tepung Kecambah Kacang Peter A. 2006. Food Polysaccharides and
Komak (Lablab purpureus (L.) Sweet). Their Applications. Taylor and Francis
[Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian. Group.Boca Raton. London. New York.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sugindro; Mardliyati, Etik dan Djajadisastra,
Ramakrishna, V. Jhansi Rani, P and Rao, Joshita. 2008. Pembuatan dan
Ramakrishna P. 2006. Anti-Nutritional Mikroenkapsulasi Ekstrak Etanol Biji Jinten
Factors During Germination in Indian Bean Hitam Pahit (Nigela Sativa Linn.).[Jurnal].
(Dolichos lablab L.) Seeds. [Journal]. World Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 2.
Journal of Dairy & Food Sciences 1 (1): 06- 57- 66. ISSN : 1693-9883.
11. ISSN 1817-308X. IDOSI Publications. Susilo, Randy Oktan. 2013. Pengeringan dan
Sri Krishnadevaraya University. India Formulasi Serbuk Minuman Berbasis
Ratnaningtyas, Astari. 2003. Tahu dari Kacang Non Sayuran dengan Pengeringan Semprot.
Kedelai; Studi Kasus Kacang Komak. [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi
[Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian. Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
S. R. Andrew, S. W. Wiwiek dan Subagio. A. 2006. Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Jakarta: PT.
Karakterisasi Biji dan Protein Koro Komak RajaGrafindo Persada.
(Lablab purpureus (L.) Sweet) Sebagai Thevenet, F. 1988. Acacia gums stabilizers for
Sumber Protein. [Jurnal]. Jurnal Teknol. dan flavor encapsulation. Di dalam American
Industri Pangan. Vol. XVII No. 2. Fakultas Chemical Society. 37: 44. Di dalam:
Teknologi Pertanian. Universitas Jember. Desmawarni. 2007. Pengaruh Komposisi
Jember. Bahan Penyalut dan Kondisi Spray Drying
Sampoerna dan Fardiaz, D. 2001. Kebijakan dan Terhadap Karakteristik Mikroenkapsulasi
Pengembangan Pangan Fungsional dan Oleoresin Jahe.[Skripsi].Departemen
Suplemen di Indonesia. Di dalam: Nuraida, Teknologi Industri Pertanian. Fakultas
L. dan Dewanti Hariadi R. (editor). Pangan Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Tradisional Basis Bagi Industri Pangan Bogor. Bogor.
Fungsional dan Suplemen. Bogor: Pusat Utomo JS, Kasno A, Wardani T. 1999. Nilai Gizi
Kajian Makanan Tradisional. Institut dan Prospek Pengembangan Kacang Komak
Pertanian Bogor. di Lahan Kering Beriklim Kering. Makalah
Setyawan, Ari. 2009. Gum Arab. [Artikel]. Balittan Malang No. 91/SM-46. Di dalam:
http://soulkeeper28.files.wordpress.com/ Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan
2009/01/gum-arab.pdf. Di unduh pada: Tahun 1991. hlm 339-345. Di dalam: Anita,
Februari 2014. Sri. 2009. Studi Sifat Fisiko-Kimia, Sifat
Setyawan, Dwi. 2012. Kajian Karakteristik Fisik Fungsional Karbohidrat, dan Aktivitas
dan Kimia Mikroenkapsulasi Taste Enhancer Antioksidan Tepung Kecambah Kacang
Umami dari Bungkil Wijen (Sesamum Komak (Lablab purpureus (L.) Sweet).
Indicum L) dengan Variasi Filler. [Skripsi]. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian.
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Valenzuela, H. And Smith, J. 2002. Lablab.
Maret. Surakarta. Sustainable Agriculture Green Manure
Srihari, Endang., Lingganingrum, Farid Sri., Crops. Cooperative Extension Service.
Hervita, Rossa., dan Wijaya S, Helen. 2010.
28
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 4 No. 3 Juli 2015

College of Tropical Agriculture and Human Winarno, F.G. dan Kartawidjajaputra, Felicia. 2007.
Resources. University of Hawaii. Manoa. Pangan Fungsional dan Minuman Energi.
Vidal-Valverde, C., Frı´as, J., Sierra, I., Blazques, I., Bogor: Mbrio Press.
Lambein, F., dan Kuo, Y-H. 2002. New Yanuwar, Willy; Widjanarko, Simon Bambang dan
functional legume foods by germination : Wahono, Tri. 2007. Karakteristik dan
effect on the nutritive value in beans, lentils Stabilitas Antioksidan Mikrokapsul Minyak
and peas. European Food Research and Buah Merah (Pandanus Conoideus Lam)
Technology, 215, 472-477. dengan Bahan Penyalut Berbasis Protein.
Voigt, Rudolf and Bornschein, Manfred. 1995. [Jurnal]. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.
Lehrbuch der Pharmazeutischen Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Technologie. Wissenschattsbereich Brawijaya. Malang.
Pharmazie. Sektion Chernie der Humbolt- Young S. L., Sarda X., Rosenberg M. 1993.
Universitat zu Berlin. Diterjemahkan oleh: Microencapsulating Properties of Whey
Soewandhi, Soendani Noerono, Widianto, Proteins. 2. Combination of Whey Protein
Mathilda B dan Reksohadiprodjo, Moch. with Carbohydrates. Departement of Food
Samhoedi. Buku Pelajaran Teknologi and Science Technology. University Of
Farmasi.Yogyakarta: Gadjah Mada California. Davis.
University Press.
Wahjuningsih, Sri Budi. 2011. Kajian Mutu Tepung
Mokal yang dibuat dengan Berbagai Metoda
Proses. [Jurnal]. Prosiding Seminar
Nasional: “Membangun Daya Saing Produk
Pangan Berbasis Bahan Baku Lokal”. ISBN:
978-979-17342-0-2. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Slamet Riyadi
Surakarta.
Wells, J.I. 1987.Pharmaceutical Preformulation:The
Physicochemical Properties of Drug
Substance. Ellis Horwood Limited
Publishers. Chichester Halsted Press. A
Division of John Wiley and Sons. New York
Chichester Brisbane Toronto. In: Meirina,
rizki. 2006. Pembuatan granul effervescent
susu kambing dengan metode granulasi
basah. [Skripsi]. Program Studi Teknologi
Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Winarno FG, Endang SS, Ahza AB. 1980.
Mempelajari Pengaruh Proses
Perkecambahan Biji-bijian terhadap Sifat
Fisik dan Kimia Rendemen Tepung. Bogor:
Bul. FTDC-IPN. Di dalam: Anita, Sri. 2009.
Studi Sifat Fisiko-Kimia, Sifat Fungsional
Karbohidrat, dan Aktivitas Antioksidan
Tepung Kecambah Kacang Komak (Lablab
purpureus (L.) Sweet). [Skripsi]. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

29

Anda mungkin juga menyukai