Anda di halaman 1dari 4

mengenal, mengasihi, dan memuliakan Tuhan setiap hari

Cari ... Pencarian ...

Yayasan Pelayanan Gloria

Pernyataan Iman
Tentang Kami

Arsip RH

RH Elektronik
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Penulis

Relasi

Komunitas Kambium
Komunitas Katalis
PT. Gloria Usaha Mulia

Cari Ayat atau Bahan (SABDA)

Alkitab Bahan

Unduh Daftar Bacaan Alkitab Setahun


Aturan Pengutipan
»» Setiap materi di situs ini TIDAK DIPERKENANKAN untuk dikutip tanpa seijin YYS PELAYANAN GLORIA ««

Langganan RH via e-Mail

Alamat E-mail:

Ikuti @RH_net

Renungan Harian
108 rb suka

Sukai Halaman

KEDODORAN

Rating 4.27 (49 Votes)

Diterbitkan hari Sabtu, 22 Januari 2022 00:00


Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
Dibaca: 5948 kali

Baca: 1 SAMUEL 17:12-39

Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah
dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku
mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya. (1 Samuel 17:39)
Bacaan Alkitab Setahun:
Keluaran 14-16

Karena ingin berlagak seperti ayahnya, anak kecil itu memasukkan kedua kakinya ke dalam sepatu si ayah. Kemudian ia
melangkah sambil tersenyum lebar, namun tak lama kemudian senyuman itu berubah menjadi isak tangis. Mengapa? Ia
terjatuh, karena sepatu itu sama sekali bukan ukurannya. Tidak cocok untuk kakinya. Terlampau besar. Alih-alih bisa
berjalan dengan mantap, ia justru tersandung sendiri.

Pernahkah kita membayangkan andaikata Daud maju menghadapi Goliat dengan mengenakan baju perang kepunyaan
Raja Saul? Andaikan Daud berpikir, “Kapan lagi raja mengijinkan aku memakainya?” Atau ia berpikir, “Setidaknya ini bukan
baju perang biasa, ini lebih komplit, ini baju perang raja!” Maka, sesudah itu dipakainya untuk bertempur melawan Goliat.
Saya membayangkan, Daud yang terjerembab akibat baju tempur yang kedodoran. Baju perang itu bukannya melindungi
dirinya, melainkan menghalangi keleluasaannya untuk bergerak dan membahayakannya. Syukurlah kita membaca,
“Kemudian ia menanggalkannya.” (ay. 39)

Salah satu tekanan yang sering membuat kita tidak tahan adalah tekanan sosial. Berupa tuntutan agar kita tampil sesuai
harapan masyarakat. Memenuhi ekspektasi yang dipatok oleh sekeliling kita. Akibatnya kita berusaha menyesuaikan diri
dengan citra tertentu yang bukan diri kita, demi mendapat pengakuan. Padahal penampilan terbaik adalah ketika kita
menjadi diri sendiri. Bukan meniru. Bukan bersembunyi di balik topeng penampilan orang lain. Tampil bukan sebagai diri
sendiri justru mengerdilkan potensi yang Tuhan karuniakan kepada kita. Maka, hadapilah kehidupan ini dengan tetap
menjadi diri sendiri!

—PAD/www.renunganharian.net

SETIAP ORANG DIKARUNIAI PERAN ISTIMEWA


YANG HANYA BISA DILAKUKAN DENGAN MENJADI DIRINYA SENDIRI

Anda diberkati melalui Renungan Harian®?

Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.

Rek. BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Pelayanan Gloria

Respons:

• Facebook

Renungan via Hari Ini


CARILAH TUHAN! | Renungan Harian® (Audio)

Klik SUBSCRIBE + Tanda Lonceng � untuk mendapatkan notifikasi saat renungan terbaru
sudah tersedia.

Anda mungkin juga menyukai