Anda di halaman 1dari 1

Bacaan ALKITAB : ROMA 9 : 19 - 29 SENIN, 15 APRIL 2024

AYAT RENUNGAN : ROMA 9 : 20


Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata
kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?”

JANGAN PROTES
Oleh : Stifen Josep A. Sirait, S.Th
Hal yang begitu sepele ternyata dapat mempengaruhi pola kehidupan kita, salah satunya adalah
ketidakpuasan akan kemampuan diri sendiri. Sesekali pasti kita pernah membandingkan kehidupan kita
dengan kehidupan orang lain, dan membuat kita mudah menilai diri kita sendiri dengan ketidakmampuan
kita untuk serupa atau lebih dari kemampuan orang lain. Hal itu mengikat kita pada rasa kecewa atas
diri sendiri dan begitu juga kepada sang Pencipta, yang membuat diri kita berbeda dengan sesama kita.
Sebagai manusia, kita ini adalah ciptaan dan Allah adalah sang Pencipta. Hal yang harus diketahui
adalah bahwa sang pencipta berhak penuh atas segala ciptaanNya.
Allah memiliki kewenangan mutlak atas apa saja yang Ia ciptakan dan itu merupakan hak
prerogratif Allah. Tuhan punya hak penuh atas kita, ciptaan-Nya, dan hukuman-hukuman yang kita alami
tidak lain adalah sebuah proses pembentukan ulang bejana dari yang rusak menjadi sempurna, semata-
mata karena Tuhan sangat mengasihi kita dan mempersiapkan kita agar layak menerima kemuliaan
bersama-Nya. Setelah kita menjadi sebuah bejana yang indah, Tuhan pun mempersiapkan kita untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mulia. Tuhan menciptakan setiap pribadi unik dan istimewa dengan
kemampuan, kepribadian dan fisik yang telah Ia rancangkan secara khusus. Namun saat kita
melihat diri sendiri dan merasa tidak suka baik secara keseluruhan atau bagian tertentu diri kita, hal
tersebut seperti sebuah periuk yang berkata kepada penjunannya "Mengapa engkau membentuk aku
demikian?" Saat kita menolak diri sendiri, kita sedang menolak Allah, karena Dialah pencipta kita.
Ketika kita tidak menerima diri kita sendiri apa adanya, kita sedang memberontak kepada-Nya. Seakan
kita berkata, "Saya lebih tahu dari pada Tuhan. Dia seharusnya membuat saya berbeda, dengan hal ini
dan hal itu." Namun apakah benar kita lebih pandai dari Tuhan? Tidak bukan?
Saudaraku, hari ini, marilah berdamai dengan diri sendiri dan dengan Tuhan. Ingatlah bahwa
"kejadianku dasyat dan ajaib" (Mzm. 139:14) dan Tuhan sendiri yang telah membentuk dan menenun kita
di kandungan ibu kita. Ketahuilah dan percayalah seperti apapun diri kita, Tuhan memiliki maksud yang
terbaik dan indah bagi kita. Tidak sekalipun Dia merancangkan hal buruk atas ciptaannya. Kita ini
berharga dan mulia di hadapan-Nya (Yes. 43:4). Karena itu, sadarilah bahwa kita adalah mahakaryanya
Tuhan, Dia telah menciptakan kita indah dalam ketidaksempurnaan. Amin

Syalom !
Mari dukung pelayanan Mutiha Hangoluan
“Renungan Harian“dengan mengirimkan
dukungan anda melalui :

DOA: REKENING BANK MANDIRI


A.n: Majelis Pusat HKI - 107 00 9501695 4
Ya Tuhan, kami percaya bahwa Engkau dapat
Penanggungjawab
memakai kami untuk kemuliaanMu, apapun
Departemen Koinonia HKI
keberadaan kami. Amin
EDITOR
Pdt. Rona Sri Rezeki Purba, S.Th

Anda mungkin juga menyukai