Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/267715587

Pengembangan Generator Sinar-x Digital Menggunakan Tabung


Konvensional berbasis Mikrokontroler

Conference Paper · June 2014


DOI: 10.13140/2.1.2929.5046

CITATIONS READS

0 5,561

4 authors, including:

I Putu Susila
Badan Tenaga Nuklir Nasional
39 PUBLICATIONS   107 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

software engineering at Intrumentation - PRFN View project

Gamma Counting for kidney diagnosis View project

All content following this page was uploaded by I Putu Susila on 04 November 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

PENGEMBANGAN GENERATOR SINAR-X DIGITAL MENGGUNAKAN TABUNG


KONVENSIONAL BERBASIS MIKROKONTROLER
I Putu Susila, Wiranto Budi Santoso, Sukandar dan Budi Santoso
Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kawasan Puspiptek Serpong Gd. 71 Lt. 2, Serpong, Tangerang Selatan 15310
Email : putu@batan.go.id

ABSTRAK
Telah dikembangkan generator sinar-X untuk pesawat sinar-X digital menggunakan tabung sinar-X
konvensional berbasis mikrokontroler. Pesawat sinar-X digital memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan
pesawat sinar-X konvensional, seperti: hasil pencitraan dapat langsung diamati, dosis yang diterima pasien lebih
sedikit, dan lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia untuk memproses film. Kebanyakan
pesawat sinar-X di Indonesia saat ini merupakan pesawat sinar-X konvensional. Agar mendapatkan kelebihan
dari pesawat sinar-X digital dari pesawat sinar-X konvensional, diperlukan generator sinar-X yang dapat
disinkronisasikan dengan flat-panel detector sebagai penangkap citra, dan mampu mengatur parameter
pembangkitan sinar-X secara lebih detil, sehingga dengan paparan radiasi yang seminimal mungkin, diperoleh
citra dengan kualitas optimal. Pada penelitian ini dikembangkan generator sinar-X yang berbasis mikrokontroler
sebagai pengendali parameter-parameter pembangkitan sinar-X meliputi tegangan tinggi, arus filamen dan waktu
exposure. Generator dikembangkan dengan menggunakan tabung sinar-X konvensional dan komponen-
komponen elektronik yang ada dipasaran. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa generator yang dikembangkan
dapat membangkitkan sinar-X yang mampu menghasilkan citra digital sesuai dengan benda uji berupa modul
elektronik serta fantom uji dari Leeds Test Object. Citra dari modul elektronik dapat memperlihatkan komponen-
komponen serta jalur printed circuit board (PCB) dari modul tersebut. Selanjutnya, analisis citra negatif
menunjukkan bahwa resolusi spasial citra sebesar 3,15 LP/mm, gray-scale contrast 0,11 (diameter obyek 5,6
mm, contrast background 0,0), sensitivitas low-contrast 0,005 (diameter obyek 11 mm, teramati 15 dari 17
obyek) dan sensitivitas high-contrast sebesar 0,045 (diameter obyek 0,5 mm, teramati 16 dari 17 obyek).
Analisis terhadap signal-to-noise ratio (SNR) menunjukkan bahwa dengan memperbesar arus filamen dapat
meningkatkan kualitas citra. Agar dapat digunakan untuk keperluan diagnosis medis, penelitian ini, perlu
ditindaklanjuti dengan uji kesesuaian sesuai dengan standar yang berlaku.
Kata Kunci : pesawat sinar-X digital, tabung sinar-X, mikrokontroler, detektor flat-panel
ABSTRACT
A microcontroller-based X-ray generator for digital X-ray equipment utilizing conventional tube has been
developed. Digital X-ray equipment has a lot of advantages compare with conventional X-ray, such as: the
object image can be displayed promptly, patients received less dose, and environmental friendly because no need
chemical substances to process the film. Recently, most of X-ray equipment available in Indonesia is
conventional X-ray machine. In order to get benefit of digital X-ray machine from conventional ones, it needs X-
ray generator which can be synchronized with flat panel detector as an image capturing device. The X-ray
generator should also be able to set X-ray tube parameters in smooth steps so that optimum image quality can be
displayed with minimum radiation exposure. The X-ray generator developed in this study utilizes a
microcontroller for controlling high voltage supply, filament current, and exposure time of the conventional X-
ray tube. The other supporting electronic components of the developed X-ray generator are locally available
components. Performances of the generator are tested using electronic devices as sample objects and Leeds Test
Object phantom. In the x-ray image of electronic devices, the components and printed circuit board (PCB) line
can be observed. Furthermore, analysis on resulting negative images shows that the images have 3.15 LP/mm
spatial resolution, 0.11 gray-scale contrast (for object diameter: 0.5 mm, contrast background: 0.0), 0.005 low-
contrast sensitivity (for object diameter: 11 mm), and 0.045 high-contrast sensitivity (for object diameter: 11
mm). In low-contrast sensitivity, 15 of 17 objects are observed. Meanwhile in high-contrast sensitivity, 16 of 17
objects are observed. Furthermore, signal-to-noise ratio (SNR) analysis shows that the quality of image can be
improved by increasing filament current. In order the developed X-ray generator can be used for diagnostic
purposes, this study should be followed up with a conformance test in accordance standards.
Key words: digital X-ray, X-ray tubes, microcontrollers, flat panel detector
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

I. PENDAHULUAN

Sinar-X, sejak ditemukan pertama


kali oleh Wilhelm Röntgen pada tahun
1895, sudah dimanfaatkan di berbagai
bidang diantaranya karakterisasi material,
industri, keamanan, kesehatan, penelitian
dan lain-lainnya. Di bidang kesehatan,
sinar-X digunakan untuk diagnosis
Gambar 1. Skema generator sinar-X
1,2
maupun untuk terapi .
Perangkat sinar-X untuk diagnosis
terdiri dari generator sinar-X dan juga ramah lingkungan karena

penangkap citra. Gambar 1 menunjukan meminimalisir penggunaan bahan kimia

skema generator sinar-X, dimana sebagai pencuci film. Selain itu, karena

komponen utamanya berupa pembangkit penangkap citra digital mempunyai

tegangan tinggi dan pengatur arus dynamic range yang lebih luas

filamen3. Sebagai pengatur tegangan dibandingkan dengan film, citra yang

tinggi, dapat digunakan trafo variac, dihasilkan dapat lebih optimal pada dosis

ataupun inverter. Selanjutnya, untuk paparan radiasi yang lebih rendah3,4,5,6.

bagian penangkap citra, dapat Menurut data yang dikeluarkan oleh

menggunakan film seperti pada pesawat BAPETEN, jumlah ijin penggunaan

sinar-X konvensional, atau Image perangkat sinar-X untuk radiologi

Intensifier (II), Imaging Plate (IP), diagnostik dan intervensional di Indonesia

maupun Direct Flat-Panel Detector (FPD) sebanyak 5.4037. Dari jumlah tersebut,

pada pesawat sinar-X digital. diyakini hanya sebagian kecil yang

S eir ing de ngan per ke mba nga n merupakan perangkat sinar-X digital,

teknologi informasi, teknologi perangkat sehingga manfaat teknologi digital belum

sinar-X berkembang cukup pesat dan bisa dirasakan oleh stake holder.

m e ng a r a h p a d a t e k no lo g i d ig it a l . Jika dibandingkan dengan pesawat

Perangkat sinar-X digital karena tidak sinar-X konvensional, harga sebuah

menggu nakan fi l m, me mu ngk inka n perangkat sinar-X digital cukup mahal8.

pemeriksaan pasien secara cepat karena Salah satu solusi dari permasalahan ini

hasil dapat segera dilihat di komputer adalah dengan meng-upgrade pesawat

setelah dilakukan exposure. Teknologi ini sinar-X konvensional yang ada menjadi
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

pesawat sinar-X digital. Akan tetapi, hal mA

X-RAY TUBE
th

F50-100
ini tidak dapat dilakukan hanya dengan 220
VAC tc

Atmega8
TRIAC

uC
ZC
CTRL
mengganti penangkap citranya saja, karena 1Φ Vrms
50Hz (~kV)
X-RAY EXPOSE TIMER
diperlukan sinkronisasi waktu exposure
pada generator dan penangkap citra, serta Gambar 2. Skema generator sinar-X
pengaturan parameter secara lebih detil.
Oleh karena itu, diperlukan pegembangan fixed anode, single focus dengan focal spot

generator sinar-X dengan memanfaatkan sebesar 2,6 mm dan sudut target 19

tabung sinar-X konvensional, agar pesawat derajat. Besarnya arus filamen adalah 4,5

tersebut dapat di-upgrade menjadi pesawat A pada tegangan 7 ± 0,8 V (atau daya

sinar-X digital. maksimum 35,1 W). Nilai tegangan antara


anoda dan katoda maksimum sebesar 110
Pada makalah ini dipaparkan hasil
kVp (kilo volt peak), dengan konsumsi
pengembangan generator sinar-X digital
daya maksimum sebesar 3,5 kW. Tabung
yang menggunakan tabung sinar-X
sudah dilengkapi dengan trafo pembangkit
konvensional serta mikrokontroler sebagai
tegangan tinggi, penyearah, dan trafo step-
pengendalinya. Tujuan dari penelitian ini
down untuk pengendali arus filamen, serta
adalah penguasaan teknologi,
oli pendingin. Oleh karena itu, koneksi
pengembangan generator sinar-X digital
antara tabung dengan modul kendali dapat
dengan komponen-komponen yang ada
dilakukan dengan menghubungkan sumber
dipasaran lokal, serta analisis kelayakan
tegangan variabel (0 ~ 220 VAC, 50 Hz,
terhadap citra sinar-X yang dihasilkan oleh
fasa tunggal) untuk pengaturan tegangan
generator yang dikembangkan. Dengan
tinggi (kV), dan catu daya 220 VAC untuk
dikembangkannya generator ini,
pengaturan arus filamen (mA).
diharapkan manfaat perangkat sinar-X
Pada Gambar 2 ditunjukkan skema
digital dapat dirasakan oleh pasien, tenaga
generator sinar-X digital yang dirancang,
medis maupun rumah sakit atau klinik. dimana komponen utamanya ialah modul
kendali dan tabung sinar-X F50-100.
II. TATA KERJA
II.1. Pembuatan Generator Sinar-X Modul kendali terdiri dari zero-crossing
(ZC) detector, pengatur triac (TRIAC
Perancangan modul generator sinar- CTRL), triac sebagai pengatur tegangan
X disesuaikan dengan spesifikasi tabung tinggi, resistor variabel sebagai pengatur
yaitu seri F50-100 dari Shanghai Medical arus filamen, dan mikrokontroler
Nuclear Instrument Factory. Jenis tabung Atmega89 sebagai pengendali utama (mA,
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

kV, waktu serta timing exposure). komponen-komponen elektronik serta


Komponen-komponen elektronik perakitan di PRFN-BATAN. Modul
yang digunakan pada modul kendali kendali yang sudah dirakit selanjutnya
merupakan komponen yang tersedia di diuji untuk mengetahui kinerjanya,
pasaran lokal. Bagian pengatur kV tidak memperoleh hubungan antara nilai
menggunakan trafo variac seperti pada tegangan tinggi dan tc, serta hubungan
pesawat sinar-X konvensional, namun antara nilai resistor pengatur arus filamen
menggunakan triac. Trafo diganti karena pada modul kendali dan arus filamen pada
dimensinya yang cukup besar serta berat. tabung sinar-X. Parameter yang diuji
Penggantian tersebut dimaksudkan agar meliputi tegangan PLN masukan, bentuk
modul kendali yang dibuat menjadi pulsa dan nilai Vrms, serta nilai tegangan
kompak dan portable. tinggi dan arus filamen terukur. Peralatan
Jika menggunakan triac maka yang digunakan meliputi multimeter
tegangan tinggi dapat diatur dengan digital (SANWA, PC510), Osciloscope
mikrokontroler melalui pengaturan nilai digital (Textronix, MSO2024), kV meter
lebar pulsa yang diumpankan ke rangkaian (Fluke Biomedical) dan mA meter.
pengatur triac. Berdasarkan skema pada Pengujian dilakukan dengan
Gambar 2, nilai tegangan tinggi diatur mengubah nilai tc, kemudian tegangan
dengan Vrms yang merupakan tegangan keluaran (Vrms) diukur dengan multi meter.
keluaran triac. Nilai tersebut berbanding Selanjutnya pada pengujian arus filamen,
terbalik dengan waktu tc (waktu nilai resistor diubah agar diperoleh nilai
tertutupnya gerbang triac relatif terhadap tahanan yang setara dengan nilai mA
zero-crossing), dan akan mencapai nilai tertentu. Nilai tegangan tinggi dan arus
minimum jika tc sama dengan th (setengah filamen yang sebenarnya diperoleh melalui
periode, 10 ms jika frekuensi AC 50 Hz). pengukuran dengan kV dan mA meter
Tegangan Vrms kemudian diumpankan ke setelah exposure sinar-X.
trafo tegangan tinggi yang ada dalam
tabung. Nilai tegangan tinggi berbanding II.2. Akusisi dan Analisis Citra Digital
lurus dengan nilai tegangan Vrms, dan akan
Setelah diperoleh parameter-
mencapai maksimum (110 kVp) pada saat
parameter terkait kV dan mA, dilakukan
tegangan Vrms maksimum.
pengujian pengambilan citra sinar-X
Hasil rancangan lalu dituangkan ke
terhadap beberapa jenis fantom standar10
dalam Printed Circuit Board (PCB), dan
dan benda uji berupa modul elektronik.
setelah difabrikasi dilakukan pemasangan
Citra sinar-X diambil melalui detektor flat-
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

panel (tipe DMC-12DR buatan Dongmun, SID: 100 cm

Flat-panel Detector
X-RAY TUBE
Co. Ltd) sebagai penangkap citranya.

DMC-12DR
F50-100

Obyek
Sebelum dilakukan pengambilan citra,
detektor flat-panel dikalibrasi sesuai SOD: 90 cm
dengan buku petunjuk vendor. Selain itu,
juga telah dilakukan pengujian terpisah
untuk mengetahui karakteristik detektor Modul Modul
Kendali DAQ
yang meliputi uniformity¸distorsi geometri,
resolusi dan kontras11. Expose
RAW Image
Konfigurasi eksperimen untuk
Gambar 3. Konfigurasi eksperimen untuk
pengambilan citra dapat dilihat pada
akusisi citra sinar-X melalui detektor flat-
Gambar 3. Jarak antara tabung sinar-X dan pannel
penangkap citra (SID: source image
distance) ditetapkan sebesar 100 cm,
mengetahui kualitas citra. Citra negatif
sedangkan jarak tabung dengan obyek
( ) diperoleh dari nilai piksel
(SOD: source object distance) sebesar 90
cm. Nilai parameter exposure sinar-X maksimum dikurangi dengan nilai piksel

ditetapkan masing-masing yaitu tegangan pada citra positif untuk tiap-tiap lokasi x

tinggi sebesar 55 kVp dan 60 kVp, arus dan y (Pers. (1)).

filamen sebesar 30 mA dan 70 mA, serta


waktu exposure selama 1 detik. ( ) ( ) ( ) ( )

Pada eksperimen ini, citra yang ( )


dihasilkan sudah berupa citra digital yang
langsung ditransfer ke komputer melalui
Selanjutnya, untuk menilai kualitas citra,
Local Area Network (LAN) sehingga bisa
digunakan nilai signal-to-noise ratio
segera diamati dan dianalisis. Citra hasil
(SNR) yang dihitung dengan Pers. (2)12.
percobaan berupa cit ra posit if yang
Pada persamaan ini, merupakan standar
disimpan dalam raw data dengan bit-depth
sebesar 14-bit (tingkat keabuan sebanyak deviasi dari nilai piksel dalam range of

16.384). Citra dinilai melalui pengamatan interest (ROI) tertentu pada citra obyek,

t er hadap c it r a po s it if da n negat if, sedangkan merupakan nilai standar

pencocokan dengan nilai acuan untuk deviasi dari piksel-piksel pada citra latar

memperoleh nilai kontras dan resolusi yang dipilih dengan ROI tertentu.

(LP/mm) 10 , serta analisis piksel untuk


Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3
1
4
Pada Gambar 4 ditunjukkan modul 2
5
kendali generator sinar-X yang telah
dibuat. Modul ini terdiri dari (1)
Gambar 4. Modul kendali generator sinar-
mikrokontroler Atmega8, (2) rangkaian X yang dikembangkan
deteksi zero-crossing, (3) rankaian triac
control, (4) pengatur mA, dan (5) relay
pengendali exposure.
Modul kendali tersebut kemudian
diuji untuk mengetahui hubungan antara tc

waktu tutup gerbang triac (tc), dengan


tegangan keluaran yang digunakan sebagai
pengatur kV. Pengujian dilakukan pada Gambar 5. Bentuk pulsa keluaran triac
tegangan jaringan PLN terukur sebesar (pengatur tegangan tinggi) jika diamati
233V. Bentuk pulsa keluaran dari triac dengan Oscilloscope

ketika diamati dengan Oscilloscope


ditunjukkan pada Gambar 5. Hasil Tabel 1. Hasil pengujian pengaruh waktu
pengujian ditunjukkan pada Tabel 1. tutup gerbang triac tc terhadap tegangan
keluaran pada kondisi tegangan jaringan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
PLN sebesar 233 V.
modul berjalan sesuai dengan rancangan,
tc (μs) Vrms (V) tc(μs) Vrms (V) tc(μs) Vrms (V)
dimana jika waktu tutup gerbang triac 9150 15.0 7000 85.7 5100 154.7
8900 20.0 6900 90.0 4900 160.0
semakin besar, maka tegangan keluaran 8700 25.2 6750 96.4 4750 165.0
8550 30.0 6650 100.0 4550 170.0
akan semakin kecil. Data yang diperoleh 8350 35.0 6550 104.6 4350 175.0
8150 40.0 6400 110.6 4150 180.0
pada pengujian ini kemudian digunakan 7950 45.0 6300 114.5 3950 185.0
7806 49.7 6150 120.0 3700 190.5
untuk menentukan nilai tc yang setara 7800 55.0 6000 125.6 3500 195.5
7650 60.0 5850 130.7 3200 200.0
dengan nilai tegangan tinggi tertentu pada 7550 64.4 5700 135.8 2950 205.0
7400 70.0 5550 140.7 2500 210.0
generator sinar-X. Hasilnya, untuk 7250 75.0 5400 145.8 1950 215.0
7150 80.0 5250 150.0 200 219.0
tegangan 34 kVp, nilai tc sebesar 5,65 ms
(Vrms = 139 V), tegangan 55 kVp, nilai tc hubungan antara nilai resistor dengan arus
sebesar 5,28 ms (Vrms = 153 V), sedangkan filamen, nilai resistor dirubah-rubah dan
untuk 60 kVp, nilai tc sebesar 4,55 ms d ila kuka n e xpo sur e s ina r - X. Has i l
(Vrms = 170 V). pengujian menunjukkan bahwa arus
Selanjut nya, untuk memperoleh filamen 30 mA diperoleh apabila nilai
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

Gambar 6. Eksperimen pengambilan citra

1
5
4
3
2

Gambar 7. Citra sinar-X dari modul Gambar 8. Hasil citra digital (atas: positif,
elektronik (kV meter). Kiri : citra positif, bawah: negatif) dengan tegangan tinggi 55
kanan citra negaif. Tegangan tinggi 60 kVp, kVp dan exposure sebesar 30 mA.s.
arus 70 mA, exposure 1 detik

sebesar 55 kVp dengan arus filamen


resistor sebesar 447 Ω, dan arus filamen 70 sebesar 30 mA dan waktu exposure selama
mA diperoleh jika nilai resistor 220 Ω. 1 detik, sedangkan pada Gambar 9 nilai
Parameter-parameter ini digunakan saat exposure sebesar 70 mA.s. Pengamatan
eksperimen pengambilan citra digital terhadap kedua gambar menunjukkan
dengan detektor flat-panel yang bahwa semakin tinggi nilai mAs, maka
ditunjukkan pada Gambar 6. citra sinar-X akan terlihat semakin putih
Citra digital yang dihasilkan pada pada citra positif atau semakin hitam pada
eksperimen ini, ditunjukkan pada Gambar citra negatif. Selanjutnya, jika
7, Gambar 8, dan Gambar 9. Gambar 7 dibandingkan antara citra positif dan citra
merupakan citra sinar-X dari kV meter negatif, terlihat jelas bahwa pada kedua
dengan tegangan tinggi diatur sebesar 60 kondisi eksperimen, citra negatif lebih
kVp, arus filamen sebesar 70 mA dan mampu membedakan detil obyek, terutama
waktu exposure selama 1 detik. Dari pada kontras rendah (Gambar 8, marker 3).
gambar terlihat jelas komponen-komponen Hasil analisis citra fantom standar
elektronik, detektor serta jalur PCB. pada Gambar 8 dan Gambar 9
Pada Gambar 8, nilai tegangan tinggi menunjukkan bahwa nilai resolusi spasial
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

Pola ke-17
Pola ke-17

4 ROI background Gambar 10. Pembesaran pada area


tertentu dari citra hasil eksperimen untuk
melihat sensitivitas contrast (kiri:
potongan Gambar 8, kanan: Gambar 9.
Lingkaran besar: low-contrast, lingkaran
kecil: high-contrast)

2 3 4
1 color adjustment”13, dan hasilnya
ditampilkan pada Gambar 10. Dari gambar
Gambar 9. Hasil Citra digital (atas: positif,
terlihat bahwa untuk pola sensitivitas baik
bawah: negatif) dengan tegangan tinggi 55
kVp, exposure sebesar 70 mA.s. low-contrast maupun high-contrast, jika
citra dipertajam, maka terjadi peningkatan
sensitivitas sehingga keseluruhan dari 17
citra sebesar 3,15 LP/mm (Gambar 8(1)).
obyek dapat diamati. Ini menunjukkan
Sedangkan nilai gray-scale contrast 0,11
bahwa, dengan pengolahan citra yang
(Gambar 8 (2): diameter obyek 5,6 mm,
tepat, kualitas citra dari sinar-X digital
semua terlihat, contrast background 0,0),
dapat ditingkatkan. Hal ini merupakan
sensitivitas low-contrast 0,005 (Gambar
salah satu keunggulan dari pesawat sinar-
8(3): diameter obyek 11 mm, terlihat 15
X digital, karena proses yang sama tentu
dari 17 obyek) dan sensitivitas high-
tidak dapat diterapkan pada film hasil dari
contrast sebesar 0,045 (Gambar 8 (4):
pesawat sinar-X konvensional.
diameter obyek 0,5 mm, terlihat 16 dari 17
Untuk mengetahui pengaruh arus
obyek).
filamen (mA) pada kualias citra sinar-X,
Selanjutnya, untuk melihat efek
dilakukan analisis SNR de ngan
pengolahan citra, bagian tertentu dari citra
menggunakan Pers (2). Analisis dilakukan
Gambar 8 dan Gambar 9 diambil pada area
terhadap citra negatif pada ROI seperti
seperti ditunjukkan dengan Gambar 8(5),
dit unjukkan pada Gambar 9. ROI 1
lalu pada bagian tersebut diterapkan “auto
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

Tabel 2. Perbandingan nilai SNR terhadap pembangkitan sinar-X meliputi pengaturan


arus filamen pada beberapa ROI. tegangan tinggi, arus filamen dan waktu
SNR exposure. Generator dikembangkan
mA obyek kerapatan kerapatan kerapatan
rendah sedang tinggi dengan menggunakan tabung sinar-X
50 33.0 2.3 9.0 9.3 konvensional dan komponen-komponen
70 49.7 12.0 14.0 25.8
elektronik yang ada dipasaran lokal. Hasil
pengujian generator memperlihatkan
mewakili obyek, ROI 2 mewakili obyek bahwa generator yang dikembangkan
dengan kerapatan tinggi (sinar-X yang dapat membangkitkan sinar-X yang
dilewatkan sedikit), ROI 3 mewakili obyek mampu menghasilkan citra digital sesuai
dengan kerapatan rendah, dan ROI 4 dengan object berupa fantom uji dari Leeds
mewakili obyek dengan kerapatan sedang. Test Object dan benda uji berupa modul
Nilai hasil perhitungan SNR ditunjukkan elektronik.
pada Tabel 2. Hasil analisis ini Pengamatan terhadap citra positif dan
menunjukkan bahwa semakin tinggi negatif menunjukkan bahwa citra negatif
kerapatan obyek, maka kualitas citra mampu menampilkan obyek-obyek yang
semakin bagus (SNR tinggi), dan untuk tidak terlihat pada citra positif.
obyek dengan kerapatan sama, kualitas Selanjutnya, analisis lebih lanjut terhadap
citra dapat ditingkatkan dengan menaikkan citra negatif menunjukkan bahwa resolusi
nilai mA. Akan tetapi, perlu diperhatikan spasial citra sebesar 3,15 LP/mm, dan
juga, dengan menaikkan nilai mA, maka semua obyek gray-scale contrast dengan
dosis yang diterima oleh pasien akan diameter 5,6 mm teramati. Untuk obyek
meningkat. Oleh karena itu, perlu low-contrast dengan diameter 11 mm,
dilakukan analisis lebih lanjut, untuk teramati 15 dari 17, dan obyek high-
mendapatkan kualitas citra yang optimal contrast dengan diameter 0,5 mm,
dengan dosis yang seminimal mungkin14. teramati 16 dari 17 obyek.
Selanjutnya, penggunaan teknik
pengolahan citra menunjukkan bahwa
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
obyek dengan low-contrast
Pada penelitian ini, telah memungkinkan untuk diamati. Analisis
dikembangkan generator sinar-X untuk terhadap SNR menunjukkan bahwa
pesawat sinar-X digital menggunakan dengan memperbesar mA dapat
tabung sinar-X konvensional berbasis meningkatkan kualitas citra. Penelitian ini,
mikrokontroler. Mikrokontroler digunakan perlu ditindaklanjuti dengan uji kesesuaian
sebagai pengendali parameter-parameter sesuai dengan standar yang berlaku,
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

sehingga generator yang dikembangkan Clinical Radiology 62, 1132-1141


dapat digunakan pada perangkat sinar-X 6. A.R. Cowen, S.M. Kengyelics, A.G.
untuk keperluan diagnosis medis. Davies (2008), Solid-state, flat-panel,
digital radiography detectors and
their physical imaging characteristics.
UCAPAN TERIMA KASIH
Clinical Radiology63, 487-498
Penulis mengucapkan terima kasih 7. BAPETEN (2014), Data Ijin Fasilitas
kepada manajemen PRPN (PRFN) atas Radiasi dan Zat Radioaktif,
semua fasilitas yang diberikan, dan kepada Available from:
staf, teknisi BIKK yang telah membantu http://www.bapeten.go.id/index.php?
dalam pembuatan maupun pengujian. modul=info&menu=izin_tujuan
diakses 26 Mei 2014
DAFTAR PUSTAKA 8. Katherine P. Andriole (2002),

1. Philip C. Goodman (1995), The New Productivity and Cost Assessment of

Light: Discovery and Introduction of Computed Radiography, Digital

the X-Ray, AJR 165, pp. 1041-1045 Radiography, and Screen-Film for

2. SPIEGEL, P.K., (1994), The first Outpatient Chest Examinations,

clinical X-ray made in America— Journal of Digital Imaging 15 (3) pp

100 years, American Journal of 161-169

Roentgenology, 164 (1), 241-243 9. Atmel Corp. (2013), 8-bit Atmel

3. Horst Aichinger, Joachim Dierker with 8KBytes InSystem

Sigrid Joite-Barfuß, Manfred Sabel, Programmable Flash: Atmega8/8L,

2nd Edition (2012), Radiation Atmel Corp. U.S.A

Exposure and Image Quality in X- 10. Leeds Test Objects (2010), TOR

Ray Diagnostic Radiology, Springer, CDR user manual, Leeds Test

Germany, pp. 13-14 Objects Ltd. pp.2-5.

4. Martin Uffmann, Cornelia Schaefer- 11. I Putu Susila, Wiranto Budi Santoso

Prokop (2009), Digital radiography: dan Istofa (2013), Karakterisasi Flat-

The balance between image quality Panel Detector untuk Pesawat Sinar-

and required radiation dose, X Digital, PRIMA 10(2), pp. 39-50.

Radiography, 18 (4), pp. 256-263 12. Hye-Suk Park dkk (2010), Effects of

5. A.R. Cowen, A.G. Davies, S.M. Image Processing on the Detective

Kengyelics (2007), Advances in Quantum Efficiency, Journal of the

computed radiography systems and Korean Physical Society 56(2), 653-

their physical imaging characteristics. 658.


Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX
Jakarta, 19 Juni 2014

13. Andras Horvath (2013) aaphoto:


Automatic photo adjusting software,
Available from
http://log69.com/aaphoto_en.html,
diakses 26 Mei 2014
14. Michael Strotzer, Markus Völk,
Rüdiger Fründ, Okka Hamer, Niels
Zorger, Stefan Feuerbach (2002),
Routine Chest Radiography Using a
Flat-Panel Detector: Image Quality at
Standard Detector Dose and 33%
Dose Reduction. American Journal
of Radiology 178, pp. 169-171

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai