Anda di halaman 1dari 7

TELAAHAN STAF

TERHADAP
PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA
PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA PROVINSI BALI
DAN
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB GIANYAR

I. Persoalan
Apakah Perjanjian Kerja Sama antara Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia
Provinsi Bali dan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Gianyar sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku?

II. Praanggapan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik
Indonesia Pasal 7 (e) dan (f), Ombudsman Republik Indonesia sebagai Lembaga
pengawas pelayanan publik memiliki tugas untuk melakukan koordinasi dan kerja
sama dengan lembaga negara atau lembaga pemerintahan lainnya serta lembaga
kemasyarakatan dan perorangan, serta membangun jaringan kerja, maka
Ombudsman Republik Indonesia berdasarkan ketentuan tersebut akan mengadakan
Perjanjian Kerja Sama dengan Rumah Tahanan Negara Bangli.

III. Fakta yang Mempengaruhi


1. Undang-undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4899);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038)
IV. Analisis
Berdasarkan Pasal 7 huruf (e) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008, Ombudsman
Republik Indonesia memiliki tugas di salah satunya untuk melakukan koordinasi dan
kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga pemerintahan lainnya serta
lembaga kemasyarakatan dan perseorangan. Selain itu, berdasarkan Pasal 7 huruf (f)
juga dinyatakan tugas untuk membangun jaringan kerja.

Perjanjian Kerja Sama tersebut dibuat untuk meningkatkan kualitas


penyelenggaraan Pelayanan Publik dan percepatan penyelesaian serta tindak lanjut
laporan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Gianyar, yang disepakati melalui
Perjanjian Kerja Sama dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Ketentuan Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Pelaksanaan
5. Narahubung
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Jangka Waktu
8. Pembiayaan
9. Penyelesaian Perselisihan
10. Lain-lain
11. Penutup

Selanjutnya Perjanjian Kerja Sama tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman


tentang proses kerja sama antara Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia
Provinsi Bali dan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Gianyar untuk melakukan
koordinasi dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik
dan percepatan penyelesaian serta tindak lanjut laporan.
a. Umum
Secara umum, isi Naskah Rancangan Perjanjian Kerja Sama antara Perwakilan
Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Bali dan Rumah Tahanan Negara Kelas
IIB Gianyar sudah sesuai dengan prinsip Perjanjian Kerja Sama dan syarat sahnya
perjanjian. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa ketentuan-ketentuan
dalam Naskah Perjanjian Kerja Sama tersebut, telah menggambarkan kondisi dan
informasi tentang apa yang disepakati.
1. Tujuan pembuatan Perjanjian Kerja Sama adalah untuk mengadakan
hubungan hukum, sebagai suatu syarat yang dibuat oleh salah satu pihak
yang isinya memuat kehendak, surat tersebut ditujukan kepada pihak lain,
dan berdasarkan surat tersebut pihak lain diharapkan untuk membuat letter
of intent yang sejenis untuk menunjukan niatnya.
2. Bentuk Perjanjian Kerja Sama pada umumnya terdiri atas:
 Judul, pembukaan, hari, tanggal, bulan, tahun, dan tempat
penandatanganan menunjukan saat terjadinya kesepakatan dibuat.
 Judul memuat instansi para pihak, nomor, tahun, dan nama Perjanjian
Kerja Sama. Nama dibuat secara singkat dan mencerminkan isi
kesepakatan. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.
 Pembukaan terdiri dari pencantuman hari, tanggal, bulan, tahun, dan
tempat penandatanganan, jabatan para pihak, konsiderans atau
pertimbangan. Jabatan para pihak menggambarkan kedudukan dan
kewenangan bertindak atas nama instansi. Para pihak disebut PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA yang merupakan wakil dari masing-masing
instansi.
b. Khusus (pasal demi pasal)
1. Pada judul Perjanjian Kerja Sama, terdapat penulisan yang kurang tepat.
DIsarankan untuk mengganti kata “Kerja Sama Bidang” menjadi “Pencegahan
Maladministrasi Trhadap Penyelenggaraan”. Sehingga penulisannya
menjadi :
“PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB GIANYAR
DAN
PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
PROVINSI BALI
TENTANG
PENCEGAHAN MALADMINISTRASI TERHADAP PENYELENGGARAAN
PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB GIANYAR”
2. Pada bagian Ketentuan Umum, terdapat kekurangan pada penulisan.
Disarankan untuk menuliskan pengertian tentang Ombudsman Republik
Indonesia, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Menteri pada
ayat 1-3, sebagai berikut :
(1) Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ombudsman
adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh
penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan
oleh Badan Usaha Milik Negara,Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan
Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi
tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanjanegara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disingkat
Kemenkumham adalah Kementerian yang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang hukum dan hak asasi
manusia untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
Pemerintahan Negara.
(3) Menteri adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
3. Pada bagian Ketentuan Umum ayat 5, terdapat penulisan yang kurang tepat.
Disarankan mengganti kata “Rumah Tahanan Negara” menjadi “serta”. Serta
mengganti kata “Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia” menjadi
“Kanwil Kemenkumham Bali dan bertanggungjawab kepada Menteri”.
Sehingga penulisannya menjadi :
“Rumah tahanan Negara Kelas IIB Gianyar selanjutnya disebut Rutan Gianyar
adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan,
penuntutan atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan
dan pemeriksaan di sidang pengadilan, serta merupakan unit pelaksanaan
teknis di bawah Kanwi Kemenkumham Bali dan bertanggungjawa kepada
Menteri.
4. Pada Bab II dan seterusnya, disarankan penulisan “Rumah Tahanan Negara
Kelas II B Gianyar” disingkat menjadi “Rutan Gianyar”, sesuai dengan
Ketentuan Umum.
5. Pada Bagian Keempat tentang Kegiatan Lain yang Disepakati, terdapat
kekurangan pada penulisan. Disarankan untuk menuliskan kata “Pertukaran
data dan/atau Informasi” setelah “Pengawasan Pelayanan Publik”. Sehingga
penulisannya menjadi :
“Selain kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup Pengawasan Pelayanan
Publik, Pertukaran data dan/atau Informasi, serta ruang lingkup diseminasi
dan publikasi, PARA PIHAK dapat membentuk kegiatan lain selama tidak
bertentangan dengan maksud dan tujuan dari dibuatnya Perjanjian Kerja
Sama ini.
6. Pada bagian Jangka Waktu ayat 3, disarankan melengkapi penulisan dengan
kalimat “yang ditindak lanjuti dan terhadapnya tidak dilakukan
perpanjangan” setelah kata “Nota Kesepahaman”. Sehingga penulisannya
menjadi :
“Perjanjian Kerja Sama ini berakhir dengan berakhirnya Nota Kesepahaman
yang ditindak lanjuti dan terhadapnya tidak dilakukan perpanjangan.”
7. Pada bagian Penutup, disarankan melengkapi penulisan dengan menuliskan
kata “asli, masing-masing” setelah kata “(dua)”. Sehingga penulisannya
menjadi :
“Naskah Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap
2 (dua) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama.”

V. Kesimpulan
Perjanjian Kerja Sama tersebut dibuat untuk meningkatkan semangat dalam rangka
pembangunan integritas melalui Revolusi mental, guna menjadikan Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Gianyar transparansi yang bersih dari Pungutan Liar, dan Bersih
dari segala bentuk penyimpangan. Secara umum, isi Naskah Rancangan Perjanjian
Kerja Sama antara Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Bali dan
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Gianyar sesuai dengan prinsip Perjanjian Kerja
Sama dan syarat sahnya perjanjian. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa
ketentuan-ketentuan dalam Naskah Perjanjian Kerja Sama tersebut, telah
menggambarkan kondisi dan informasi tentang apa yang disepakati, namun
terdapat kekurangan dalam teknis penulisan draft Perjanjian Kerja Sama ini.

VI. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah untuk menyempurnakan naskah draft Perjanjian
Kerja Sama ini.

Demikian Telaah Staf yang dapat kami lakukan terhadap Perjanjian Kerja Sama ini.
Atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Jakarta, 19 Juni 2021
Dibuat oleh,

Risha Juliawatri

Anda mungkin juga menyukai