Anda di halaman 1dari 55

Teknik Penyusunan Perjanjian Kerja Sama

Kantor Hukum dan Organisasi


Universitas Gadjah Mada
MoU
“Kesepakatan antara 2 (dua) pihak berisi ruang lingkup kerja sama
secara umum.”

MoU (Memorandum of Understanding)


• Nota Kesepakatan
• Nota Kesepahaman
• Perjanjian Payung
• Banyak Kontrak yang diawali MoU hal ini berdasar Pasal 1338 BW
“Segala sesuatu perjanjian dibuat secara sah oleh para pihak, berlaku
sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya“
dalam membuat perjanjian, para pihak diperkenankan untuk
menentukan isi dari perjanjian sebagai Undang-Undang bagi mereka
sendiri “

• Bentuk: Bisa hanya satu lembar atau lebih yang berisi pasal-pasal
yang bunyinya masih umum (belum ada hak dan kewajiban bagi
masing-masing pihak)
Anatomi MoU
1. Judul
2. Pembuka dan komparisi (preamble)
3. Isi
4. Penutup
5. Tanda tangan para pihak (signatures)
Judul
NOTA KESEPAHAMAN BERSAMA
ANTARA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
DAN
................(mitra)................
TENTANG
PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 halaman 378
qantara... dan...
qdari...hingga...
qdari... sampai (dengan)...
qdst
Pembukaan dan Komparisi (Preamble)
Pada hari ini Rabu, tanggal Empat belas, bulan Agustus, tahun Dua ribu dua puluh
dua (11-09-2022), bertempat di Kota Madiun, kami yang bertanda tangan di bawah
ini:
I. H. MAIDI : Walikota Madiun, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor: 131.35-8262 Tahun 2018 tanggal 12 Oktober 2018 tentang
Pengangkatan Walikota Madiun Provinsi Jawa Timur,
berkedudukan di Kota Madiun, Jalan Pahlawan Nomor 37, dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Madiun,
selanjutnya disebut PIHAK KESATU; dan
II.OVA EMILIA: Rektor Universitas Gadjah Mada, yang diangkat berdasarkan
Keputusan Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah
Mada Nomor 6/UN1/KPT/MWA/2022 tanggal 27 Mei 2022 tentang
Pengangkatan Rektor Universitas Gadjah Mada Periode Tahun
2022 - 2027, berkedudukan di Lantai 2 Sayap Utara, Gedung Pusat
Universitas Gadjah Mada, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Universitas Gadjah Mada, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Subjek Hukum yang memiliki kewenangan
• Perorangan à orang pribadi
• Badan usaha (perhimpunan, persekutuan orang) à perorangan
• Badan Hukum
a. Perseroan Terbatasà berdasarkan UU Perseroan Terbatas, Direktur
b. Koperasi à Pasal 58 UU 17 Tahun 2012 yang dapat mewakili
Pengurus
c. Yayasan à Pasal 35 UU 16 Tahun 2001 sebagaimana diubah UU 28
Tahun 2004, yang dapat mewakili Yayasan adalah pengurus ( Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara)
d. Organisasi Masyarakat àUU Nomor 17 Tahun 2013
Isi
Tujuan Ruang Lingkup
Misal: 1. bidang Pendidikan;
Tujuan Kesepakatan Bersama adalah mewujudkan 2. bidang Penelitian;
Sumber Daya Manusia di Kota Madiun yang unggul 3. bidang Pengabdian kepada Masyarakat;
dan berkualitas guna memperlancar pelaksanaan 4. bidang lainnya yang disepakati PARA PIHAK
pembangunan di Kota Madiun. sepanjang tidak bertentangan dengan visi dan
misi masing-masing PIHAK.

Jangka Waktu
(1) Nota Kesepahaman ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal
ditandatangani PARA PIHAK.
(2) Nota Kesepahaman ini dapat diperpanjang sesuai kesepakatan PARA PIHAK
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum masa berlaku Nota Kesepahaman ini
berakhir.
(3) Nota Kesepahaman ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan ketentuan, PIHAK yang bermaksud untuk mengakhiri Nota
Kesepahaman memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada PIHAK
lainnya paling lambat 2 (dua) bulan sebelum diakhirinya Nota Kesepahaman ini.
Pelaksanaan
Pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan diatur dalam
Perjanjian Kerja Sama yang dibuat oleh PARA PIHAK
atau pejabat yang ditunjuk dan diberi kewenangan
oleh PARA PIHAK untuk melaksanakan kegiatan
tersebut, serta merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

Ketentuan lain-lain
(1) Hal-hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Nota
Kesepahaman ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK
dalam adendum Nota Kesepahaman yang akan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.
(2) Apabila terdapat perbedaan penafsiran dalam pelaksanaan Nota
Kesepahaman ini, maka untuk penyelesaiannya dilakukan
koordinasi oleh PARA PIHAK dengan cara musyawarah untuk
mencapai mufakat.
Penutup
Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermeterai
cukup, yang mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi masing-masing PIHAK.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN UNIVERSITAS GADJAH MADA,
NASIONAL “VETERAN” JAKARTA,

ERNA HERNAWATI OVA EMILIA


REKTOR REKTOR
MoA
• “Kesepakatan antara 2 (dua) pihak yang berisi hak serta
kewajiban/sudah bersifat kongkrit.

• MoA (Memorandum of Agreement)


• Perjanjian Kerja Sama (v)
• Persetujuan Kerja Sama
• Kesepakatan Kerja Sama
• Turunan (pelaksanaan dari MoU)
Perjanjian
1. Perjanjian Lisan
2. Perjanjian Tertulis (Kontrak/Akta)
a. Dibawah tangan (biasa dan standar)
1875 KUHPerdata : bila akta telah diakui kebenarannya oleh
yang menandatangani, maka menjadi alat bukti yang
sempurna, bagaimana jika sebaliknya??
b. Akta otentik (partij akta dan amtelijke acta)
1870 KUHPerdata: suatu akta otentik memberikan diantara
para pihak beserta ahli warisnya atau orang-orang yang
mendapat hak dari mereka, suatu bukti yang sempurna
tentang apa yg dimuat di dalamnya.
Jadi antara istilah kontrak, perjanjian dan akta pada prinsipnya sama
Pengertian Perjanjian
• Pasal 1313 KUHPerdata :
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

• Doktrin Perjanjian adalah perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat


untuk menimbulkan akibat hukum,
Terakhir : Perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau
lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.

• Prof. Subekti, S.H. : suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada


seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
sesuatu hal.
Macam Perjanjian
• Perjanjian Bernama :
1. KUHPerdata (jual beli, sewa menyewa, melakukan jasa, hibah, dll)
2. KUHDagang (perjanjian pengangkutan, asuransi, keagenan, dll)
3. UU Organisasi lainnya (Yayasan, Perseroan Terbatas, koperasi, dll)

• Perjanjian Tidak Bernama/Jenis baru


(perjanjian kerja sama : sewa beli, kartu kredit, leasing, Bangun Guna
Serah (BOT), Bangun Serah Guna, dll)
Fungsi Perjanjian Kerja Sama
1. Sebagai alat bukti adanya hubungan hukum.
2. Sebagai alat mengantisipasi konflik dikemudian hari.
3. Mencari penyelesaian konflik secara efisien.
Syarat Sahnya Perjanjian
• Syarat sahnya diatur dalam Ps. 1320 KUHperd yang meliputi :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. sebab yang halal.

• Syarat pertama dan kedua disebut syarat subyektif, jika tidak dipenuhi perjanjian dapat
dibatalkan;

• Syarat ke tiga dan keempat disebut syarat obyetif, jika tidak dipenuhi perjanjian batal demi
hukum.
Sepakat mereka yang mengikatkan diri
• Sepakat adalah pertemuan antara 2 kehendak (offer dan acceptance);

• Mengenai hal-hal pokok dalam perjanjian;

• Dinyatakan dalam keadaan bebas (tidak ada penipuan, kekhilafan dan


penyalahgunaan keadaan);

• Ditandai dengan “ya” (lisan) atau penandatanganan perjanjian (jika


tertulis)
Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
• Pada asasnya setiap orang cakap untuk membuat perjanjian

• Ada pengecualiannya :
- belum dewasa;
- di bawah pengampuan.

• Untuk Pihak yang berupa Badan Hukum harus ada legalitas dari yang
mewakilinya.
Suatu Hal tertentu
• Objek perjanjian harus tertentu

• Setidak-tidaknya dapat ditentukan;

• Objek bisa berupa barang atau jasa;

• Objek dapat juga berupa barang yang akan ada;

• Objek harus benda dalam perdagangan.


Suatu Sebab yang halal
• Sebab adalah sesuatu yang menjadi tujuan perjanjian;
• Ada perjanjian dengan sebab yang halal;
• Ada perjanjian dengan sebab yang palsu atau terlarang;
• Ingat untuk pengadaan barang dan jasa apalagi yang sumber anggarannya APBN
harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan mengenai pengadaan
barang dan jasa (PP Nomor 16 Tahun 2018), kecuali diperjanjikan dalam
perjanjian.
Asas Perjanjian
vAsas hukum adalah suatu pikiran dasar yang bersifat umum yang
melatarbelakangi pembentukan hukum positif.

vAsas hukum bersifat Abstrak

vAsas hukum bersifat Umum


1. Asas Konsensualisme
2. Asas Kebebasan Berkontrak
3. Asas Pacta Sunt Servanda
4. Asas Kepribadian
5. Asas Itikad Baik
6. Asas manfaat
7. Asas Keadilan
8. Asas Keseimbangan
9. Asas Moral
10. Asas Kepatutan
11. Asas kebiasaan
12. Asas kepastian hukum
Pihak dalam Perjanjian
1.Orang (natuurlijke persoon)

2.Badan (bisa perkumpulan bisa badan hukum/recht persoon)


Peraturan Terkait dalam menyusun
Perjanjian
v Peraturan Rektor UGM No. 750/P/SK/HT/2014 Tentang Pedoman Kerja
Sama Kelembagaan Universitas Gadjah Mada
v Peraturan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 13 Tahun 2018 tentang
Tata Naskah Dinas Universitas Gadjah Mada
v Peraturan Rektor UGM No. 6 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Kantin di
Lingkungan UGM dan Perubahannya
v Peraturan Rektor UGM No. 7 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Sewa Barang yang diKelola Universitas Gadjah Mada sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 17
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang
v Peraturan Rektor UGM No 8 Tahun 2021 Tentang Dana Pengembangan
Institusi Dalam Kerja sama Kelembagaan
v Peraturan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 12 Tahun 2022 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Universitas
STRATEGI PELAKSANAAN KERJA SAMA di UGM
• Penanggung jawab kerja sama terdiri Rektor dan Wakil Rektor;
• Unit kerja yang diberi wewenang pengelolaan kerja sama : Direktorat Kemitraan
dan Alumni
• MoU pada prinsipnya menjadi wewenang Universitas utamanya yang melibatkan
lebih dari satu unit kerja.
• MoU yang hanya melibatkan satu unit kerja dapat ditandatangani oleh Pimpinan
Unit Kerja setingkat Direktur atau Dekan/Direktur Sekolah.
• PKS yang melibatkan lebih dari satu unit kerja ditandatangani di tingkat
Universitas oleh setidaknya Pimpinan setingkat Direktur yang sesuai tupoksinya
atau oleh beberapa Pimpinan Unit Kerja/Dekan/Direktur Sekolah;
• PKS yang hanya melibatkan satu Unit Kerja dapat ditandatangani di tingkat unit
kerja oleh Pimpinan Unit Kerja setingkat Direktur atau Dekan/Direktur Sekolah.
• Pendokumentasian MoU dan PKS ada di Direktorat Kemitraan dan Alumni.
Bidang Kerja Sama
• Penyediaan tenaga ahli, bahan pengajaran, fasilitas pendidikan dan kebudayaan;
• Penyelenggaraan kerja sama di bidang akademik;
• Penyelenggaraan kerja sama di bidang penelitian dan pengembangan ilmu;
• Penyelenggaraan kerja sama dibidang pengabdian masyarakat;
• Penyelenggaraan kerja sama dibidang manajemen;
• Penyelenggaraan kerja sama dibidang pengembangan sarana dan prasarana;
• Bentuk kerja sama lain.
Mitra Kerja Sama
• Lembaga pemerintah;
• Lembaga pendidikan;
• Dunia usaha, industri;
• Lembaga donor bidang pendidikan;
• Individu;
• Alumni;
• Organisasi non pemerintah
Analisis dan Penilaian Calon Mitra
• Dilakukan sebelum Nota Kesepahaman atau Perjanjian Kerja Sama
ditandatangani;
• Penilaian meliputi :
üstatus hukum.
üRekan jejak dan kualifikasi yang baik (bisa mengangkat citra UGM);
ünilai strategik,
üitikad dan komitmen yang baik dalam pengembangan Tridharma PT;
ütidak berindikasi melakukan pelanggaran etika dan tata kelola pelaksanaan
kerjasama;
ükesesuaian dalam minat dan tujuan;
üdukungan manajemen yang handal;
üketersediaan SDM dari mitra;
ükesediaan menanggung risiko, kesediaan bertukar informasi; dll)
Anatomi Perjanjian
Isi
1. Maksud dan tujuan
Judul 2. Ruang lingkup
3. Hak dan kewajiban masing-
dan Nomor Premis/ masing pihak
Pembukaan Komparisi
PKS Recitals 4. Pelaksanaan: Unit yg
melaksanakan sesuai tugas,
fungsi dan kewenangannya
5. Jangka waktu
6. Pembiayaan
7. Tata Cara Pembayaran
8. Evaluasi pelaksanaan
Tanda Tangan 9. Pengakhiran Perjanjian
10. Sanksi
*Saksi Penutup 11. Korespondensi
*lampiran 12. Force Majeure
13. Penyelesaian Perselisihan
14. Perubahan/tambahan
15. Ketentuan lain-lain
Judul
PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT
DAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

TENTANG
PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN UNTUK MAHASISWA PROGRAM
PENDIDIKAN PASCASARJANA

Judul mutlak adanya. Memudahkan pembaca, bebas sesuai kesepakatan PARA PIHAK, namun sebaiknya
judul dan isi kontrak harus ada korelasi dan relevansinya.
Nomor PKS
NOMOR : ...........................................(dari PIHAK KESATU)
NOMOR : ...........................................(dari PIHAK KEDUA)

Nomor harus ada, karena merupakan bukti bahwa dokumen tersebut tercatat di penomoran masing-
masing PIHAK. Format penomoran tergantung dari tata naskah dinas masing-masing PIHAK.
Pembuka
Pada hari ini, ……….. tanggal …………….. bulan ………………. tahun
……………. (dd/mm/yyyy), bertempat…….., kami yang bertanda tangan di
bawah ini:

atau
Pada hari ini, ……….. tanggal …………….. bulan ………………. tahun
……………. (dd/mm/yyyy), bertempat…….., telah ditandatangani
Perjanjian oleh dan karena:

meyakini keberadaan dan kehadiran kedua belah PIHAK dalam penandatanganan perjanjian. Hal ini mengurangi risiko
adanya sangkalan dari salah satu pihak, bahwa ia pada tanggal tersebut berada di tempat sebagaimana dituangkan
dalam perjanjian.
Komparisi
I. XXXXX : jabatan, yang diangkat berdasarkan
(dasar pengangkatan), dalam jabatannya
tersebut bertindak untuk dan atas nama
PT..........., Perseroan yang didirikan
berdasarkan Akta Pendirian Nomor..........,
berkedudukan di........, selanjutnya
disebut PIHAK KESATU; dan
II. drg. SURYONO, S.H., M.M., Ph.D. : Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Gadjah Mada, yang diangkat
berdasarkan Keputusan Rektor
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nomor 6202/UN1.P/KPT/HUKOR/2021,
dalam jabatannya tersebut bertindak
untuk dan atas nama Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Gadjah Mada,
berkedudukan di Jalan Denta 1, Sekip
Utara, Yogyakarta 55281, selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
Premis/Recitals
• Bagian pertimbangan dalam perjanjian
• Bagian pembukaan perjanjian yang memuat latar belakang dibuat perjanjian
Contoh :
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan:
a. bahwa PIHAK KESATU adalah...
b. bahwa PIHAK KEDUA adalah salah satu unsur pelaksana akademik Universitas Gadjah
Mada berdasarkan Pasal 35 Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada
Nomor 4/SK/MWA/2014 tentang Organisasi dan Tata Kelola (Governance) Universitas
Gadjah Mada Nomor 3 Tahun 2022 tentang Perubahan Keenam Atas Peraturan Majelis
Wali Amanat Universitas Gadjah Mada Nomor 4/SK/MWA/2014 tentang Organisasi
dan Tata Kelola (Governance) Universitas Gadjah Mada yang mempunyai tugas dan
fungsi dalam penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada
Masyarakat;
c. bahwa PIHAK KEDUA telah mengirimkan proposal Nomor.....kepada PIHAK KESATU;
d. bahwa PIHAK KESATU menyetujui proposal Nomor .... dengan Berita Acara Nomor........

Recitals tidak mutlak harus ada


Maksud dan Tujuan
(1) Maksud Perjanjian ini adalah untuk saling bersinergi dalam pelaksanaan
dukungan program pendidikan Mahasiswa Kedokteran Gigi oleh PIHAK
KEDUA dan penyelenggaraan program pendidikan yang dilaksanakan
oleh PIHAK KESATU.
(2) Tujuan Perjanjian ini adalah:
a.melaksanakan Tridharma perguruan tinggi bagi PIHAK KESATU;
b.meningkatkan kualitas pendidikan Kedokteran Gigi melalui dukungan
pendidikan mahasiswa secara berkelanjutan, sehingga mencetak
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi unggul dan siap
bekerja;
c. membina hubungan profesional PARA PIHAK secara institusional
sesuai aturan yang berlaku; dan
d.memberikan beasiswa kepada mahasiswa PIHAK KESATU oleh PIHAK
KEDUA sebagai bagian dari apresiasi kepada PIHAK KESATU.
Ruang lingkup
Ruang lingkup
Perjanjian ini melingkupi kegiatan:
a. pemberian bantuan pendidikan berupa beasiswa kepada 2 (dua)
orang Mahasiswa program Pascasarjana; dan
b. mendukung pelaksanaan pelatihan dan seminar ilmiah bagi
penerima Beasiswa sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan
kompetensi dan kesiapan bekerja.
Hak dan Kewajiban
(1) PIHAK KESATU berhak untuk:
(2) PIHAK KESATU berkewajiban untuk:
(3) PIHAK KEDUA berhak untuk:
(4) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk:

Hak dan Kewajiban masing-masing PIHAK menyesuaikan dari objek yang dikerjasamakan, harus
mencerminkan “tanggung jawab masing-masing PIHAK yang seimbang” dalam pelaksanaan
kegiatan.

Seimbang tidak harus sama. Sesuai dengan kepatutan dan kesepakatan.


Pelaksanaan
Misal tentang pemberian beasiswa
(1) Beasiswa diberikan kepada Mahasiswa yang sedang menempuh
program studi....
(2) Mahasiswa memenuhi syarat.....
(3) Beasiswa diberikan untuk 2 (dua) semester senilai Rp..../semester
(4) Penerima Beasiswa wajib melaporkan hasil studi paling lambat...
(5) Apabila Penerima Beasiswa selama jangka waktu pemberian
beasiswa wajib mendapat IPK 3,5
(6) Apabila Penerima Beasiswa tidak memenuhi IPK maka.....
Jangka Waktu
(1) Jangka waktu Perjanjian ini berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
tanggal Tiga puluh, bulan Juni, tahun Dua ribu dua puluh dua (30-06-
2022) sampai dengan tanggal Dua puluh sembilan, bulan Juni, tahun
Dua ribu dua puluh empat (29-06-2024).
(2) Perjanjian ini dapat diperpanjang atau diakhiri sebelum jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan kesepakatan PARA PIHAK.
(3) Dalam hal salah satu PIHAK menghendaki perpanjangan/pengakhiran
Perjanjian ini, wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis
kepada PIHAK lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
sebelum berakhirnya atau diakhirinya Perjanjian ini.

Dalam praktiknya, Jangka waktu harus jelas kapan mulai berlaku dan kapan berakhirnya. Sangat
disarankan tidak menggunakan kalimat “sampai dengan selesainya Pekerjaan”
Pembiayaan
• Jumlah nilai Pekerjaan ini adalah sebesar Rp100.000.000,00 (Seratus
juta rupiah) sudah termasuk pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
• Pajak yang timbul akibat Perjanjian ini, ditanggung oleh PIHAK
KEDUA.
• Biaya pelaksanaan pekerjaan ini dibebankan pada sumber dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro
Tahun Anggaran 2022.

Pembiayaan harus jelas, tidak harus menunjuk nominal namun sudah ada kepastian masing-masing Pihak
menanggung apa dan berdasarkan standar biaya pihak mana.
Tata Cara Pembayaran
Contoh:
• Biaya sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) dibayar dengan cara sebagai berikut:
• RSGM dan/atau RSA menerbitkan tagihan (invoice).
• Tagihan (invoice) mencantumkan besarnya biaya dan kode bayar (billing number) yang
digunakan sebagai pengganti nomor rekening.
• FKG membayar kontribusi biaya sesuai dengan tagihan (invoice) yang diterbitkan oleh
RSGM dan/atau RSA melalui transfer sesuai dengan kode bayar (billing number) yang
tercantum dalam tagihan.
• Fotokopi bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan bukti potong PPh
serta bukti setor PPN wajib diserahkan oleh FKG kepada RSGM dan RSA.

Disesuaikan dengan kebutuhan, apakah akan dibayarkan sekaligus atau termin. Jika termin maka harus
dipastikan syarat pencairan setiap terminnya dan maksimal berapa lama harus telah dibayarkan setelah
terbit/diterimanya invoice
Evaluasi pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi

Monitoring :dilakukan pada saat berjalannya kegiatan


Evaluasi :dilakukan pada akhir kegiatan
Pengakhiran Perjanjian
• Perjanjian ini berakhir dalam hal:
a. telah berakhirnya jangka waktu Perjanjian;
b. adanya permintaan dari salah satu PIHAK untuk mengakhiri Perjanjian sebelum jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 selesai.
• PARA PIHAK yang bermaksud mengakhiri Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini wajib
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum
berakhirnya Perjanjian.
• Apabila salah satu PIHAK mengakhiri Perjanjian ini tanpa pemberitahuan kepada PIHAK yang lain atau
dengan pemberitahuan kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender sebelumnya maka seluruh risiko dan/atau
kerugian yang mungkin timbul menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya dari PIHAK yang mengakhiri
Perjanjian ini.
• Pengakhiran Perjanjian sebelum berakhirnya Perjanjian tidak membebaskan dan menghentikan PARA PIHAK
dari kewajiban dan tanggung jawab lainnya yang timbul sesuai dengan Perjanjian ini sampai dengan
terpenuhinya kewajiban dan tanggung jawab tersebut secara proporsional.
• Untuk pengakhiran Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan Pasal
1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia yang mensyaratkan Keputusan Pengadilan untuk
mengakhiri berlakunya suatu Perjanjian secara sepihak, sehingga pemutusan dengan alasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b secara sah cukup dilakukan dengan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK
lainnya.
Sanksi
Contoh:
(1) Apabila masing-masing PIHAK tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana diatur dalam Pasal...., maka:
a. salah satu PIHAK mengirimkan surat teguran I kepada PIHAK yang
lalai;
b. Apabila surat teguran I tidak direspon dalam 7 (tujuh) hari kerja sejak
diterima maka diterbitkan surat teguran II;
c. Apabila surat teguran II tidak direspon 7 (tujuh) hari kerja sejak
diterima maka diterbitkan surat teguran III.
d. dengan diterbitkan surat teguran III, maka PIHAK yang hak nya belum
terpenuhi maka dapat memutuskan Perjanjian secara sepihak.
(2) Dalam hal terjadi pengakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e PARA PIHAK dengan ini mengesampingkan keberlakuan Pasal
1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Sanksi (2)
• Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kewajibannya
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Pasal 5 Perjanjian ini, maka
PIHAK KEDUA diwajibkan untuk mengembalikan dana kepada PIHAK
KESATU setelah memperhitungkan kewajiban - kewajiban yang telah
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA .
• Pasal ini tidak diberlakukan dalam Keadaan Kahar, sebagaimana
dimaksud pada Pasal 10 Perjanjian ini.
Korespondensi
(1) Pemberitahuan, surat menyurat, komunikasi dan korespondensi dalam pelaksanaan Perjanjian
ini akan diberitahukan atau disampaikan oleh salah satu PIHAK kepada PIHAK lainnya kepada
alamat sebagai berikut :
a. PIHAK KESATU
u.p. :
alamat :
nomor telepon :
alamat email :
b. PIHAK KEDUA
(2) Apabila salah satu PIHAK pindah ke alamat lain, maka PIHAK tersebut harus terlebih dahulu
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lain paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelumnya.
(3) Apabila setelah penandatanganan Perjanjian ini pemberlakuan atau perubahan terhadap
undang-undang, keputusan atau peraturan lain di Indonesia merugikan secara material terhadap
kewajiban-kewajiban dari salah satu PIHAK berdasarkan Perjanjian ini, PARA PIHAK dengan
itikad baik berunding dan melakukan perubahan.
(4) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) setelah ditandatangani sebagaimana mestinya
oleh PARA PIHAK akan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
Force Majeure
• Masing-masing PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam
memenuhi kewajiban yang tercantum dalam Perjanjian ini yang disebabkan atau diakibatkan oleh
kejadian di luar kekuasaan masing-masing PIHAK yang digolongkan sebagai force majeure.
• Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure antara lain dan tidak terbatas pada bencana alam
(gempa bumi, topan, banjir, dan lain-lain), wabah penyakit, perampokan, pencurian, sabotase,
perang, peledakan, revolusi, huru-hara, dan kekacauan ekonomi /moneter, dan regulasi
Pemerintah yang berpengaruh pada Perjanjian ini.
• PIHAK yang terkena force majeure wajib memberitahukan kepada PIHAK lainnya selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari setelah berakhirnya force majeure.
• Bilamana dalam 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan dimaksud belum atau tidak
ada tanggapan dari PIHAK yang menerima pemberitahuan, maka adanya risiko atas peristiwa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini dianggap telah disetujui oleh PIHAK tersebut.
• Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak menghapuskan Perjanjian,
dan berdasarkan kesiapan kondisi PARA PIHAK dapat melangsungkan kerja sama sebagaimana
mestinya.
• Apabila PIHAK yang mengalami force majeure tersebut lalai untuk memberitahukannya kepada
PIHAK lainnya dalam kurun waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat (3) Perjanjian ini maka
seluruh kerugian, resiko, dan konsekuensi yang mungkin timbul menjadi beban dan tanggung
jawab PIHAK yang mengalami force majeure tersebut.
Penyelesaian Perselisihan
• Apabila dalam pelaksanaan kerja sama ini terdapat perselisihan atau
ketidaksesuaian pendapat di antara PARA PIHAK, akan diselesaikan
dengan cara musyawarah untuk mufakat.
• Apabila ketentuan pada ayat (1) di atas tidak tercapai mufakat, PARA
PIHAK sepakat untuk menyerahkan perselisihan yang timbul pada
Pengadilan Negeri Sleman.
• Selama proses penyelesaian perselisihan PARA PIHAK wajib
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
Penyelesaian sengketa (2)
(1) Perselisihan yang terjadi antara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sebagai
akibat pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan bersama-sama secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila dengan musyawarah sebagai dimaksud dalam ayat (1) tidak
tercapai kata mufakat maka masing-masing Pihak bersepakat untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut kepada Panitia Arbitrase yang
dibentuk oleh masing-masing Pihak.
(3) Panitia Arbitrase sebagai dimaksud dalam ayat (2) terdiri dari 3 (tiga)
orang anggota, yaitu 1 (satu) orang ditunjuk PIHAK KESATU, 1 (satu)
orang ditunjuk PIHAK KEDUA dan 1 (satu) orang ditunjuk atas
kesepakatan PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
(4) Apabila Panitia Arbitrase sebagai dimaksud dalam ayat 3 (tiga) tidak
dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi, maka masing-masing
bersepakat untuk melimpahkan perselisihan tersebut ke Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI).
Perubahan
Dalam hal terdapat perubahan dan/atau tambahan dalam pelaksanaan
Perjanjian ini, akan diatur dalam adendum berdasarkan kesepakatan
PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Jika ada bagian yang akan diubah dapat menggunakan adendum. Jika ada yang boleh diubah hanya dengan
SURAT, maka harus dipertegas bagian apa yang boleh diubah dengan SURAT.
Ketentuan lain-lain
• Sesuai kesepakatan PARA PIHAK
• Misal : ada perjanjian lama yang dicabut dengan ditandatanganinya
perjanjian tersebut.
Penutup
• Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) asli, masing-
masing sama bunyinya, diatas kertas bermeterai cukup serta
mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh
PARA PIHAK.
Bea Meterai
Dokumen yang dibuat sebagai Dokumen yang digunakan
alat untuk menerangkan
mengenai suatu kejadian yang sebagai alat bukti di
bersifat perdata pengadilan

a. surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya;

b. akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya;

c. akta pejabat pembuat akta tanah beserta salinan dan kutipannya;


d. surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun;

e. dokumen transaksi surat berharga, termasuk dokumen transaksi kontrak berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apapun;

f. dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah lelang, salinan risalah lelang, dan grosse risalah lelang;
g. dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nila nominal lebih dari Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang:

1. menyebutkan penerimaan uang; atau

2. bersisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagaiaman telah dilunasi atau diperhitungkan; dan
3. dokumen lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai