Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM :

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

KEGIATAN :
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SMP

SUB KEGIATAN :
PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

PEKERJAAN :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA PERABOTNYA

LOKASI :
DESA LEWOLAGA - KEC. TITEHENA - KAB. FLORES TIMUR

TAHUN ANGGARAN :
2022

2022
Kantor Pusat : Jln. Trikora, No. 114, Kel. Mantasi, Kota Kupang
Kantor Perwakilan : Kel. Waibalun, Rt 07, Rw 02, Larantuka - Flotim

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT


(RKS)

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM :
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
KEGIATAN :
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SMP
SUB KEGIATAN :
PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA PERABOTNYA SMPN I TITEHENA
LOKASI :
DESA LEWOLAGA - KEC. TITEHENA - KAB. FLORES TIMUR
TAHUN ANGGARAN :
2022

Larantuka, April 2022


Diperika Oleh : Dibuat Oleh :
Kepala Bidang Penataan Ruang Konsultan Perencana
dan Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum CV. Irsyadi Consult
dan Penataan Ruang Kab. Flores Timur

Disetujui Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan
ADE MARYANI AFEN PAH, ST Olahraga Kab. Flores Timur PETRUS PAULINUS S. KERAF,ST
NIP. 19810911 200803 2 002 Kepala Perwakilan

Mengetahui Oleh : Mengetahui Oleh :


Kepala Dinas Pekerjaan Umum PJ. Kepala Dinas Pendidikan,
dan Penataan Ruang Kab. Flores Timur Kepemudaan dan Olahraga
KORNELIS DALE OPEN, S.KOM Kab. Flores Timur
NIP.19820606 200904 1 005

JOHANES B. S. TUKAN, ST., MT. FELIX SUBAN HODA, S.S., M.Ed


Pembina TK.I Pembina
NIP. 19720413 199903 1 005 NIP. 19690329 199903 1 003
URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
BAB I UMUM
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Menindak lanjuti Kerangka Acuan Kerja, setelah dipahami dan ditanggapi maka
Lingkup Pekerjaan Pembangunan Ruang Perpustakaan Beserta Perabotnya
SMPN I Titehena, yang diurai dari persiapan sampai pada pembersihan akhir.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada Gambar Rencana,
BOQ dan RKS yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan akan tergantung pada jenis dan volume
pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana yang disyarat pada bagian lain item
pekerjaan, dan secara umum meliputi :
 Penyewaan sebagian lahan yang diperlukan untuk base camp Kontraktor dan
kegiatan pelaksanaan.
 Mobilisasi staf pelaksana Lapangan dan para pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
 Mobilsasi dan pemasangan peralatan sesuai daftar kebutuhan peralatan yang
tercantum dalam penawaran.
 Penyediaan fasiliatas kantor lapangan dan fasilitas untuk Direksi
Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan sesuai yang tercantum dalam penawaran.

1.2. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


a) PERIODE MOBILISASI
Mobilisasi dan seluruh item kegiatan yang tercantum dalam penawaran harus
dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen penawaran
atau selambat-lambatnya sesuai jangaka waktu pelaksanaan dalam penawaran,
terhitung tanggal mulai kerja.
b) PROGRAM MOBILISASI
 Dalam waktu 7 hari penandatangan kontrak, Kontraktor harus melaksanakan
Rapat Pra Plaksanaan (Pree Construction Meeting) yang dihadiri pemilik
pekerjaan, Direksi Teknik dan Pengawas Lapangan untuk membahas semua
hal, baik teknis maupun non teknis dalam program/kegiatan ini.
 Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi dan jadwal kemajuan pelaksanaan kepada
Direksi Pekerjaan/Pengawas untuk diminta persetujuannya.
 Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
yang disyaratkan harus mencakup informasi tambahan berikut:
 Lokasi Base Camp, Kantor Lapangan/Direksi Keet.
 Jadwal pengaman peralatan yang diusulkan dalam penawaran

1
c) MOBILISASI LAINNYA
 Rekayasa lapangan:
Kontraktor harus menyediakan personil alhi teknik untuk memperlancar
pekerjaan sehingga memperoleh mutu, kinerja dan dimensi sesuai yang
disyaratkan dalam ketentuan.
Dalam menjalankan tugasnya personil tersebut dapat melakukan koordinasi
dan kerja sama dengan pihak Direksi/Pengawas untuk seluruh kegiatan di
lapangan baik Teknis maupun Non Teknis.
 Ais Build Drawing :
Setelah seluruh pekerjaan telah diselesaikan dengan baik dan memenuhi
Serah Terima Pertama, maka Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar
pelaksanaan sebagai Dokumen akhir dari laporan Pho, yang telah disetujui
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
 Dokumentasi :
Dalam memenuhi syarat-syarat pembayaran terhadap volume pekerjaan yang
telah dikerjakan, maka Kontraktor harus menyediakan foto-foto terhadap
pekerjaan yany telah selesai dilaksanakan dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
 Pelaporan :
Untuk kelengkapan administrasi kegiatan, maka Kontraktor harus membuat
dan menyediakan laporan-laporan yang meliputi laporan harian, laporan
mingguan, dan laporan bulanan, laporan curah Hujan serta laporan Berita
Acara yang dipersyaratkan sesuai item kegiatan dalam melengkapi
pemenuhan system administrasi.

2
BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIK
A. SPESIFIKASI UMUM
1. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
1.1. Kepres No.80 tahun 2003 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.
1.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene Voor de uit veering bij aneming van openbare
werken (AV) 1941
1.3. Surat edaran bersama Bappenas dan Direjen Anggaran No. 315/D.
VI/01/1997 dan SE-39/A/21/0/1997 tanggal 20 januari 1997.
1.4. Keputusan Direjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
1.5. Pedoman Perencanaan Gedung SNI 03-17330-1989.
1.6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971) NI-2 dan PBI 1991 SK
SNI T-15.1919.03
1.7. Tata cara pengadukan dan pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
1.8. Peraturan Muatan Indonesia NI-8 dan Indonesia Loading Code 1987
(SKBI-1-2.53.1987).
1.9. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI-5.
1.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.
1.11. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
1.12. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
1.13. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8 tahun 1972.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Lingkup Pekerjaan
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor berkewajiban :
2.1.1. Mengadakan air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan
yang bersangkutan.
2.1.2. Membuat gudang-gudang, los kerja dan kantor Direksi Keet.
2.1.3. Pemasangan bouwplank.
2.1.4. Pemasangan alat-alat kerja yang dibutuhkan.
2.1.5. Membuat papan nama proyek, yang terbuat dari papan dilapisi
seng dengan ukuran 120 x 120 cm. Didirikan tegak di atas kayu 5/7
cm setinggi 240 cm. Warna dasar papan putih dan tulisan hitam.
Papan diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum.

3
Papan proyek memuat :
Pogram : Pengelolaan Pendidikan
Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan SMP
Pekerjaan : Pembangunan Ruang Perpustakaan Beserta Perabotnya
SMPN I Titehena
Lokasi : Desa Lewolaga - Kec. Titehena - Kab. Flores Timur
Tahun Anggaran : 2022
Harga Borongan : Sesuai Kontrak
Waktu Pelaksanaan : Sesuai Kontrak
Kontraktor Pelaksana : Sesuai Kontrak
Konsultan Perencana : CV. Irsyadi Consult
Konsultan Pengawas : Sesuai Kontrak
CONTOH PAPAN NAMA PROYEK

120 CM

POGRAM : PENGELOLAAN PENDIDIKAN


KEGIATAN : PENGELOLAAN PENDIDIKAN SMP
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA
120 CM PERABOTNYA SMPN I TITEHENA
LOKASI : DESA LEWOLAGA - KEC. TITEHENA - KAB. FLORES TIMUR
TAHUN ANGGARAN : 2022
NILAI KONTRAK : ……………………………................................................
WKT. PELAKS. : ………..HARI KALENDER
KONTRAKTOR : CV. ………………………….....................................
PERENCANA : CV. ................................................................
PENGAWAS : CV. ……………………………..................................

PROYEK INI DILAKSANAKAN DENGAN DANA


YANG DIHIMPUN DARI PAJAK YANG SAUDARA BAYAR.
40 CM

4
2.2. Persyaratan Bahan
2.2.1. Untuk gudang dan bangsal kerja,digunakan rangka kayu, dinding
papan dan atap seng.
2.2.2. Untuk Direksi Keet, digunakan bahan rangka kayu, dinding papan
atau tripleks dicat, atap seng BLJS 0.20, lantai Rabat Beton.
2.2.3. Untuk penampung air kerja disiapkan drum penampung, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI. 1991.
2.2.4. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu kelas II 5/7 cm dan papan
kayu kelas II ukuran 2/20 cm.
2.2.5. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak
dorong dan lain-lain, digunakan bahan kayu setempat.
2.3. Pedoman Pelaksanaan
Pembersihan lokasi sekeliling bangunan meliputi pembersihan semua
tanaman tumbuh, termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang terkena
bangunan dan halaman sekeliling bangunan, termasuk perataan tanah dan
pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil pembersihan tersebut di atas
dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
2.4. Ukuran-Ukuran
2.4.1. Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail. Ukuran-ukuran dalam
gambar tersebut adalah ukuran setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
2.4.2. Peil ketinggian lantai (± 0,00) diambil di sesuai dengan bangunan
existing , ukuran tersebut merupakan perhitungan rata-rata di atas
tanah berkontur (tingginya akan ditentukan pada saat pematokan).
Penentuan peil ini akan dilakukan oleh Konsultan Perencana,
konsultan Pengawas, dan Tim Teknis (sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran) bersama-sama dengan Kontraktor. Selanjutnya peil ini
harus merupakan dasar tiap ukuran tinggi/rendah dan horizontal.
Kontraktor harus membuat ukuran tersebut di luar bangunan, kayu
kelas II 5 x 7 cm dan pada bagian ujungnya diberi cat dengan meni
warna merah. Tanda tetap ini harus dijaga dan dipelihara sampai
bangunan selesai dikerjakan.
2.4.3. Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengn selang air ukuran
1/4” atau dengan alat ukur theodolit, sedangkan untuk sudut siku-
siku dilakukan dengan benang secara asas segitiga Pythagoras.
2.5. Kantor Pemborong dan Gudang
2.5.1. untuk keperluan kelancaran pelaksanaan konstruksi dan tempat
tinggal pekerja, Kontraktor diwajibkan membuat Direksi Keet,
pondok kerja dan gudang tempat penyimpanan bahan (KEET).
2.5.2. Bangunan keet ini dibuat dengan luas sesuai keadaan.

5
2.5.3. Untuk memudahkan pengawasan pada bangunan, keet ini
disediakan dan dilengkapi dengan peralatan Direksi Keet, seperti
meja tulis, kursi, dan peralatan lainnya.
2.5.4. Letak bangunan keet ini disesuaikan dengan situasi setempat, agar
sirkulasi pekerjaan tidak saling menghambat.
2.6. Pemasangan Bouwplank
2.6.1. Lingkup pekerjaan meliputi seluruh keliling tiap bangunan tersebut
di atas.
2.6.2. Persyaratan bahan, Bahan dari kayu kelas II, dengan ukuran untuk
patok 5/7 cm dan ukuran papan 2/20 cm.
2.6.3. Pedoman Pelaksanaan :
2.6.3.1 Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
2.6.3.2. Harus benar-benar waterpass (timbang air) dan sudut-
sudutnya harus siku.
2.6.3.3. Bouwplank harus terpasang kuat.
2.6.3.4. Setelah Bouwplank terpasang, harus dimintakan
persetujuan tertulis (Berita Acara Pematokan) yang
ditanda tangani oleh unsur-unsur dari Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas, Tim Teknis (sesuai
persetujuan Pengguna Anggaran) bersama Kontraktor,
agar pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan.

B. SPESIFIKASI TEKNIK
1. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan tanah terdiri dari :
a. Galian tanah untuk pekerjaan Pondasi
b. Galian tanah untuk peresapan.
c. Timbunan kembali galian tanah pondasi.
d. Timbunan tanah dalam bangunan.
e. Urugan pasir bawah pondasi
1.2. Galian Tanah
a. Uraian Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan pembuangan atau
penuimbulan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b. Pada Kontrak ini galian dapat diurai menjadi 3 (tiga) bagian yaitu galian untuk
sub struktur fondasi menerus, galian perataan lokasi bangunan, galian
septicktang dan galian resapan.
1.3 Prosedur Pengalian
o Galian Fondasi Baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank selesai diperiksa
dan disetujui Konsultan Pengawas atau Tim Teknis (sesuai persetujuan

6
Pengguna Anggaran) bersama kontraktor. Apabila ditemukan pipa-pipa
pembuangan, kabel listrik, kabel telpon, atau barang bersejarah lainnya yang
masih dianggap penting dan berfungsi, maka kontraktor secepatnya
memberitahukan kepada konsultan pengawas dan PTP Dinas PU Setempat
( PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran) atau kepada instansi yang
berwewenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggungjawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan
pekerjaan galian tersebut.
o Bila ternyata galian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar,
maka kentraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan bahan bekas
galian fondasi (dipadatkan) yang sesuai dengan spesifikasi fondasi.
Setelah pengukuran kedalaman dan lebar galian serta pengurukan pasir bawah
pomdasi. Difase berikut ini pamasangan batu kosong atau yang biasa disebut
anstamping.
Anstamping dipasang dengan cara menyusun batu tanpa adukan dengan rapi
dengan ukuran ketimggian/tebal 15cm. dari permukaan pasir urug.
1.4. Persyaratan Bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi.dan sisanya diisi dengan tanah tibunan sesuai dalam kontrakTanah
timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kontoran dan akar-akar
kayu, serta sampah lainnya.
1.5. Pedoman Pelaksanaan
 Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan
sumbu selesai diperiksa dan disetujui konsultan Pengawas, Tim Teknis (sesuai
persetujuan Pengguna Anggaran) bersama Kontraktor. Apabila di tempat
galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya
yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas, dan Tim Teknis (sesuai persetujuan Pengguna Anggaran)
Atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan Pekerjaan galian tersebut.
 Bila teryata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan
bahan bekas galian pondasi yang sesuai dengan Spesifikasi pondasi.
 Pengurugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan
menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik
(Stamper). Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan
berikutnya dan dipadatkan kembali seperti di atas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.

7
 Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi
lapis hingga ketebalan mencapai -17 cm di bawah ±0.000, ditumbuk
hingga padat. Lapisan –lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat
maksimal 15 cm.

2. PEKERJAAN PONDASI
2.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pekerjaan pondasi pasangan batu kali/belah menerus (cyclope)
yang dalam pengertian disusun dengan perekat mortar (adukan semen pasir) dan
aanstamping (pasangan atau susunan batu bela tanpa mortar/adukan, seperti
yang tercantum dalam gambar rencana dan dijelaskan dalam gambar detail.
2.2. Persyaratan Bahan
2.2.1. Batu Bela
Batu belah yang dipergunakan berpenampang maksimum 15/20cm,
dengan tigaa muka pecahan, yang bersudut dan tidak berpori. Persyarat
bahan batu pecah lihat pada Pasal Beton bertulang.
Batu belah yang dipergunakan sebagai pondasi, harus di pilih batu yang
keras dan tidak keropos atau berpori dan dikerjakan sesuai bentuk dan
ukuran yang tertera dalam gambar.
2.2.2. Semen
 Digunakan Portland Cemen jenis I menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standar Cemen Portlsnd yang digariskan
oleh Asosiasi Cemen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang
dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam Pelaksanaan, terkecuali
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, dan Tim
Teknis (sesuai persetujuan Pengguna Anggaran). Pertimbangan
tersebut hanya dapat diberikan dalam keadaan :
 Tidak ada stok di pasaran dari merk semen yang telah
digunakan.
 Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen
pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakainnya sebagai bahan
campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
2.2.3. Pasir Beton

8
Pasir beton harus berupa butir-butir yang tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1991.
2.3. Pedomam Pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan konsultan pengawas tentang kesempurnaan
galian.
b. Pemborong/Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas
bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau
bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Di bawah dasar pondasi dilapisi pasir urug setebal 5 cm atau sesuai
gambar rencana, dan dipadatkan. Di atas pasir urug, dipasang
aanstamping, terdiri dari batu belah.
d. Pondasi dibuat dari pasangan batu dengan adukan 1 Pc : 5 Psr .

3. PEKERJAAN BETON
3.1. Lingkup Pekerjaan
3.1.1. Rabat Beton menggunakan beton K-125 untuk :
- Rabat Dalam Bangunan, dan teras tbl. 5 cm
- Rabat Ram tbl. 5 cm
3.1.2. Beton Bertulang dengan menggunakan Beton K-175 untuk :
- Sloof. Top Elevasi -50mm
Ukuran 130mm x 200mm, Besi yang di pakai Tulangan Pokok
10mm(SNI),Tulangan Sengkang 6mm (SNI) dengan jarak sengkang
150mm
- Balok Latei. Top Elevasi +2340mm
Ukuran 100mm x 150mm, Besi Tulangan yang di pakai ; Tulangan
Pokok 10mm(SNI), Tulangan Sengkang 6mm(SNI) dengan jara
150mm
- Ring Balok dan Balok Gewel. Top Elevasi +3450mm
Ukuran 130mm x 200mm, Besi Tulangan yang di pakai ; Tulangan
Pokok 10mm(SNI), Tulangan Sengkang 6(SNI)mm dengan jara
150mm
- Balok Teras; Top Elevasi +2.550
Ukuran 130mm x 200mm, Besi Tulangan yang di pakai ; Tulangan
Pokok 12mm(SNI), Tulangan Sengkang 8mm(SNI) dengan jarak
150mm
- Kolom Teras
Ukuran 150mm x 350mm, Besi Tulangan yang di pakai ; Tulangan
Pokok 12mm dan 10mm(SNI), Tulangan Sengkang 8mm(SNI) dengan
jarak 150mm

9
- Kolom Struktur
Ukuran 200mm x 200mm, Besi Tulangan yang di pakai ; Tulangan
Pokok 12mm(SNI), Tulangan Sengkang 8mm(SNI) dengan jarak
150mm
- Kolom Praktis, Kolom Gewel dan Balok Westafel
Ukuran 100mm x 100mm, Mutu beton K.175, Besi Tulangan yang di
pakai ; Tulangan Pokok 10mm(SNI) Tulangan Sengkang 6mm(SNI)
dengan jarak 150mm
- Plat Beton Oversteak tebal 80 mm
- Plat Beton Meja Westafel tebal 80 mm
Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana.

3.2. Persyaratan Bahan


3.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cemen jenis I menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standar Cemen Portlsnd yang digariskan
oleh Asosiasi Cemen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih
tidak dapat ditukar-tukar dalam Pelaksanaan, terkecuali mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, dan Tim Teknis (sesuai
persetujuan Pengguna Anggaran). Pertimbangan tersebut hanya dapat
diberikan dalam keadaan :
 Tidak ada stok di pasaran dari merk semen yang telah
digunakan.
 Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen
pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakainnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan
semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap
semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada
agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
3.2.2. Pasir Beton
Pasir betonharus berupa butir-butir yang tajam dank eras, bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat yang tercantum dalam PBI-1991.
3.2.3. Batu Pecah
Batu Pecah yang digunakan harus berukuran 2/3 bersih dan bermutu baik,
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-
1991. Penimbunan batu pecah 2/3 dengan pasir harus dipisahkan agar kedua

10
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton
dengan komposisi material yang tepat.
3.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkalin, garam,bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
3.2.5. Besi Beton
a) Standar Rujukan
A.C.I. 315 : Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced
Concrete Structures, American Concrete Institute.
AASTHO M31M-90 : Deformed and Plain Billet-steel Bar For
Concrete Rein- forcement.
AASTHO M32-90 : Cold Drawn Steel wire for Concrete
Reinforcement.
AASTHO M55-89 :Welded Steel Wire Fabrics for Concrete
Reinforcement.
AWS D 2.0 :Standards Specifications for Welded Highway and
Railway Bridges.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm²)
b) Toleransi
 Toleransi untuk Fabrikasi harus seperti yang syaratkan dalam
ACI.315.
 Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton
yang menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
i) 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan
udara atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;
ii) Seperti yang ditunjukan dalam Tabel 3.2 untuk beton yang
terendam/ tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca
atau timbunan tanah tetapi asih dapat diamati untuk
pemeriksaan;
iii) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan
tidak bisa dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai
yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat
menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk
beton yang ditempakan langsung di atas tanah atau batu, atau
untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran
pada selokan atau cairan korosif lainnya.
Daya letak baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya.

11
Besi beton harus disimpan dengan baik yakni tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai gambar
dan harus dimintai persetujuan Konsultan Pengawas, dan Tim Teknis
(sesuai persetujuan Pengguna Anggaran) terlebih dahulu. Jika pemborong
tidak berhasil memperoleh diametrer besi sesuai yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :
 Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas, dan Tim Teknis (sesuai
persetujuan Pengguna Anggaran)
 Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas)
3.2.6. Cekatan dan Acuan
 Bahan yang digunakan untuk cekatan dan acuan harus
bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai
bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
 Pembuatan cekatan dan acuan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan di dalam Pasal 5.1 PBI 1991.
3.2.7. Mutu Beton
 Mutu Beton yang digunakan adalah f’c : 9,8 Mpa dan 14,5
Mpa.
3.2.8. Adukan Beton
Adukan beton dibuat di lokasi pekerjaan dan harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah di Cor dan yang akan di Cor, dan
nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi
table 4.4.1 PBI 1991.
3.2.9. Pengecoran
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Konsultan Pengawas, danTim Teknis (sesuai
persetujuan Pengguna Anggaran). Selama pengecoran
berlanngsung, pekerja dilarang berdiri dan derjalan-jalan di
atas penulangan. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang
sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicor.

12
 Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus desetujui oleh Konsultan Pengawas,
dan Tim Teknis (sesuai persetujuan Pengguna Anggaran).
Untuk melanjut bagian pekerjaaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan di
buat kasar, kemudian diberi additive yang memperlambat
proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan
tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari
1,5 m.
3.2.10. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 21 (dua puluh satu) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah
sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain
yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah konsultan
Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera
atas resiko pemborong.

3.3. Pedoman Pelaksanaan


 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman dipakai PBI 1991.
 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Konsultan pengawas apabila
ada perbedaan yang didapat di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.

4. PEKERJAAN DINDING
4.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan dinding batu bata/batu merah dilakukan untuk seluruh
pembatas ruangan, tangga, dan meja cuci tangan atau seperti yang tertera
dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
4.2. Persyaratan Bahan
4.2.1. Bata
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut
siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya
retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan
atau campuran bahan lainnya yang dibakar pada suhu cukup tinggi
hingga tidak hancur bila direndam air dan bermutu baik. Ukuran bata
merah bisa menyesuaikan ukuran yang ada di pasaran.

13
4.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
berifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari
5% berat.
4.2.3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
4.3. Pedoman Pelaksanaan
4.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
 Pasangan (1 Pc : 5 Ps)
 Semua pasangan bata merah dimulai di atas sloof sesuai dengan
gambar rencana dan yang dijelaskan dalam gambar detail.
4.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering, yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengerng akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
4.3.3. Pengukuran (Uit Zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat :
 Semua pasangan dinding harus rata (horisonta), dan pengukuran
harus dilakukan dengan benang.
 Penngukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak boleh melebihi 30 cm dari pasangan bata yang telah selesai.
4.3.4. Lapisan bata merah yang satu dengan lapisan bata merah di atasnya harus
berbeda setengah panjang bata merah. Bata merah setengah tidak
dibenarkan digunakan di tengah pasangan dinding, kecuali pasangan
pada sudut.
4.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom
praktis yang ukurannya disesuaikan dengan gambar detail.
4.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam dalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata merah (sebelum
diplester).
4.3.7. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh bidang tembok.
4.3.8. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastic). Dinding yang telah di

14
pasang harus diberi perawatan dengan cara membashinya secara terus
menerus, paling sedikit 7 hari setelah pemasangnya.
4.3.9. Pemasangan dinding KM/WC menggunaka pasangan trasraam.
4.3.10. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda, cacat-cacat
lainnya. Apabila terjadi cacat pada dinding, maka pada bagian cacat
tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan
baru harus rata dengan sekitarnya.

5. PEKERJAAN PLESTERAN dan ACIAN SAUS SEMENS


5.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan plesteran dan acian dilakukanpada seluruh pasangan bata merah, dan beton
bertulang. Sedangkan untuk pondasi hanya dilakukan pekerjaan plesteran
5.2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.
5.3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plester dilakukan maka :
o Dinding dibersikan dari semua kotoran
o Dinding dibasahi dengan air
o Semua siar permukaan dinding batu merah dikorek sedalam 0.5 cm.
o Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
o Untuk mencapai bidang yang rata dan sudutnya siku maka sebelum dilakukan
plester terlebih dahulu ditarik benang atau tali dengan batu lot dan mistar siku
dengan tinggi atau jarak benang dengan bidang yang akan ditutup dengan
plester sesuai dengan ketebalan plesteran yang disyaratkan..
Setelah benang atau tali diyakini sudah lot dan siku dibuat bantalan dari
potongan belahan bambu 2x4cm yang dibenamkan dalam adukan plesteran
setinggi atau tebal sesuai benang. Dibuat berbaris vertical dengan jarak
bantalan 1m dan jarak horizontal 1.5m.
Setelah proses atau fase diatas sudah selesai tahap berikut adalah menyatukan
atau menyambung bantalan dengan bantalan secara vertical.
Tahapan ini tidak lansung diplester namun dibiarkan hingga mengeras 1
sampai 2 hari untuk menjaga kestabilan pada saat plesteran berlangsung.
b. Adukan plesteran pondasi dipakai campuran 1Pc : 3Psr, sedangkan plesteran
bata merah dan Beton menggunakan campuaran 1Pc : 5 Psr
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolekan plesteran terlalu tipis dan terlalu tebal.
d. Ketebalan untuk area pondasi 20 mm sedangkan untuk arae bata merah dan
beton mungunakan ketebalan 15 mm. Untuk mencapai ketebalan plesteran yang

15
rata sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar
aluminium (jidar) panjang yang digerakan secara horisontal dan vertical.
e. Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak, harus diusahakan
memperbaiki secara keseluruan. Bidang-bidang yang diperbaiki hendaknya
dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran
baru harus rata dengan sekitarnya.
f. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembapannya selama seminggu sejak
permulaan plesterannya.
g. Acian saus semen diaduk sampai didapat campuran yang plastis.
h. Kontraktor wajib melaporkan kepada konsultan pengawas bila ada perbedaan
gambar konstruksi dengan gambar detail atau bila ada hal – hal yang kurang
jelas.

6. PEKERJAAN DINDING KERAMIK


6.1. Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan keramik dinding dibuat pada dinding westafel, dengan ukuran
yang digunakan adalah 40X40cm.
6.2. Persyaratan Bahan
Bahan keramik yang digunakan produksi dalam negeri yang berkualitas baik atau
KW I dengan rincian sebagai berikut:
a) Dinding kamar KM/WC dipasang kramik dinding dengan ukuran 40x40cm
dengan motif warna hitam Polos.
6.3. Pedoman Pelaksanaan
6.3.1. Dinding tempat pemasangan keramik tidak usah di plester langsung
ditempel keramik dengan spesinya.
6.3.3. Permukaan pasangan keramik harus datar, rata alurnya harus sama besarnya.
Celah-celah antar keramik diisi dengan semen biasa.

7. PEKERJAAN LANTAI
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, teras, tangga dan ram.
Pekerjaan lantai terdiri dari :
a. Pekerjaan lantai menggunakan rabat beton sebagai lantai kerja spesi pengikat
dilapisi keramik 40 x 40 cm putih polos untuk ruangan dalam dan Teras.
b. Pada area tangga dan ram mengunakan keramik 40x40 tekstur permukaan
kasar.
c. Pada dinding dan meja tempat cuci tangan mengunakan keramik 40x40 warna
hitam polos.

7.2. Persyaratan Bahan

16
Bahan pasir, semen, dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang. Keramik menggunakan merek/kualitas terbaik. Penggunaan keramik
yang telah retak, pecah atau mempunyai sudut yang tidak benar tidak diperkenankan.
7.3. Pedoman Pelaksanaan
7.3.1. Dasar Lantai
 Pekerjaan keramik lantai ini di kerjakan diatas rabat beton. Sebelum
dipasang keramik harus di basai terlebih dahulu dan penggunan spek
harus sesuai dengan gambar rencana.
7.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan
pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang
dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
7.3.3. Adukan
a. Untuk spesi mengunakan 1 Pc : 4 Ps
b. Saus semen untuk acian menggunakan semen dicampur air, sehingga
didapat campuran yang plastis.
7.3.4. Pemasangan
a. Pemasangan keramik setelah pekerjaan rabat beton. Pekerjaan yang telah
selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila
terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar
sampai berbentuk bujur sangakar dan pasangan baru harus rata dengan
sekitarnya.
b. Penutupan siar-siar lantai tegel keramik menggunakan acian saus semen
dan dilakukan sampai merata.

8. PEKERAAN KAYU
8.1. Lingkup Pekerjaan
Item pekerjaan yang memiliki bahan kayu sebagai bahan utama dalam melengkapi
pekerjaan ini adalah Lingkup pekerjaan kayu meliputi pekerjaan yang dilakukan di
lokasi dan.
Bagian pekerjaannya adalah :
a. Pekerjaan Rangka Atap dan Listplank,
b. Pekerjaan Pintu, dan Jendela
c. Pekerjaan Plafon
8.2. Persyaratan Bahan
Bagian pekerjaan ini dapat diurai bagian demi bagian untuk lebih detil dalam
jenis dan ukurannya dan kulitas kayu yang dipasang.
Pekerjaan Rangka Atap Terdiri dari ;
a) Pekerjaan kuda-kuda mengunakan kayu balok klas II Setara Meranti
Merah dengan ukuran 6x12cm

17
b) Pekerjaan papan pengapit menggunakan kayu klas II Setara Meranti
Merah dengan ukuran 3X12cm
c) Pekerjaan Gording dan Cloos mengunakan kayu klas II Setara
Meranti dengan ukuran 5x10cm
d) Pekerjaan Listplank menggunakan papan klas II yang diserut rapi dan
rata disetiap sisi dengan ukuran 2x2,5x20cm
8.2.1 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jedela, Daun Pintu dan Jendela, Roster.
a. Untuk semua kusen pintu, jendela, digunakan kayu klas I / kayu bayam
kualitas terbaik ukuran 5/11cm
b. Untuk semua daun pintu, digunakan kayu Jati kualitas terbaik ukuran
c. Untuk semua daun jendela digunakan jendela kaca polos 5 mm, rangka
kayu klas Jati kualitas terbaik.
8.2.2 Pekerjaan Plafond.
a. Untuk rangka plafond menggunakan kayu mutu kelas II setara meranti
merah, ukuran 5x7cm atau 6x6cm.
b. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang
c. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat / bermata.
d. Jarak rangka plafon 60x60 cm
e. Tripleks yang digunakan tebal 4 mm
8.3. Pedoman Pelaksanaan
1. Kayu kuda-kuda
 Semua kayu untuk kuda-kuda, pengait kuda-kuda, gording,balok
bubungan dan ikatan angin diawetkan dengan residu. Pengecatan dengan
residu harus dilakukan 2 kali, sehingga menghasilkan warna yang merata
pada seluruh permukaan kayu.
 Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu maupun
cara penyambungannya.
 Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh kealhian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SK-SNI-5-10-1990-F.
Konstruksi sambungan kuda-kuda harus dilengkapi dengan baut.
2. Kosen pintu, dan jendela
 Ukuran kayu untuk kusen adalah 5/11 cm dan disponing dan diprofil
(ukuran setelah jadi dibuat).
 Untuk kusen pintu; kayu kusen batang vertical bagian bawa rata dengan
peil ±0.000 lantai bangunan, neut beton berada pada muka lantai sapai
pada sloof.
 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan
harus menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan
ini arus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat
dengan baik.

18
 Setiap sisi kusen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk
pengikat, di kiri kanan kusen yang melekat ke tembok. Khusus untuk
kosen pintu, di bawah kusen dilengkapi dengan dork yang diangker ke
dalam neut beton.
3. Daun pintu
 Pintu digunakan pitu panil kayu Jati. Untuk pintu KM/WC, digunakn
pintu terlipleks 4 mm yang dilapisi dengan formika pada bagian dalam
KM/WC.
4. Jendela dibuat rangka, bahan kayu kelas Jati dengan panel kaca tebal 5mm.
Bentuk dan tampilan sesuai gambar. Pemasangan kaca harus diperhatikan
terhadap muai susut baik dari kosen maupun bahan kaca tersebut.
5. Daun boven dari Roster Beton berbentuk empat persegi panjang dengan
ukuran 15x20 sesuai yang tersedia dipasaran.
6. Listplank
Listplank dibuat dari kayu klas II ukuran jadi 2/30 cm diprofil atau
disesuaikan dengan gambar perencanaan. Pemasangannya dipakukan
langsung pada gording. Pemasangan harus rapid an lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.
7. Plafond
 Rangka plafond menggunakan kayu kelas mutu II. Pemasangan rangka
utama dipakukan pada dinding (menggunakan paku tembok) dan bagian
rangka lainnya digantung dengan menggunakan penggantung dari kayu
kelas mutu yang sama pada rangka kuda-kuda. Ukuran panjang dan lebar
rangka kayu plafond disesuaikan dengan gambar rencana yakni 60x60cm
 Pembuatan rangka plafond harus benar-benar memiliki permukaan yang
rata sebelum dipasang lapisan penitup dari tripleks. Lapisan penutup yang
digunakan, menggunakan tripleks tebal 4 mm.
8. List Plafond
List plafond menggunakan kayu 10x 40mm kelas II ukuran diprofil.

9. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


9.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan.
9.2. Bahan yang digunakan
Untuk semua atap digunakan seng gelombang BJLS 0.30 dan untuk bubungan
atap digunakan Seng plat ukuran L; 40 cm, produksi dalam negeri.
9.3. Pedoman Pelaksanaan

19
1 Pemasangan atap diletakan pada gording. Cara pemasangannya dengan
memakai paku seng, dengan jarak gording disesuaikan dengan gamabar
rencana.
2 Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal
tindisan antar satu seng dengan seng yang lainnya harus sesuai dengan
persyaratan pabrik.
3 Bubungan ditutup dengan seng bubungan. Tindisan antara satu bubungan
dengan bubungan yang lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik.
4 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagia yang bocor tersebut harus dibongkar dan
dipasang baru. Kerugian akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pada Kontraktor.

10. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGATUNG


10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan
jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan kait angin.
10.2. Persyaratan Bahan
a. Engsel-engsel dari kuningan ukuran 4’ untuk menggantung daun pintu.
Sedangkan untuk jendela menggunakan engsel 3’.yang dilengkapi kait
angin.
b. Kunci pintu dipasang 2 (dua) Slaag (dua kali putar) berkualitas baik.
c. Grendel dan kait angin berkualitas baik.
10.3. Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slag yang berkualitas baik.
b. Engsel pintu dipasang ukrn 4’ - 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan
melengketkan ke pintu dan ke kosen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya denga obeng,
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang, Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan
Konsultan Pengawas atau pemberi tugas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka pengawas berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan
diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
e. Engsel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela.Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik.

20
11. PEKERJAAN PIPA DAN PERLENGKAPAN SANITASI
11.1. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan unit tempat cuci tangan, Pemasangan
wasstafel, saluran pembuangan air kotor dan septicktank.
11.2. Bahan yang digunakan
a. Pipa PVC diameter ½ untuk keperluan air bersih.
b. Kran diameter ½ dari kuningan.
c. Pipa PVC AW 3’
d. Wasstafel ukuran sedang kualitas baik.
e. Kran westafel diameter ½
f. Resapan seperti gambar detail.
11.3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan pipa-pipa di dalam bangunan dipasang di dalam dinding
(in bouw). Pemasangan pipa-pipa tersbut harus horizontal dan vertical
tidak boleh dipasang miring.
b. Setelah selesai pemasangan, harus dilakukan pemeriksaan terhadap
seluruh jaringan air, yang disaksikan oleh Kontraktor konsultan
pengawas dan atau Tim Teknis (sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran).
c. Pembuangan air limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan pipa
PVC tipe AW diameter 3” ke peresapan.

12. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


12.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pekerjaan jaringan instalasi di dalam
bangunan, sebagaimana gambar detail. Pemasukan arus yang bersumber dari
instalasi PLN (Perusahaan Listri Negara), penyediaan bola lampu, kabel-kabel,
pipa PVC, stop kontak, saklar dan sebagainya sehingga listrik menyala.
12.2. Bahan yang digunakan
a. Kabel NYM eks Eterna atau yang sekualitas.
b. Pipa kabel dari pipa PVC khusus untuk instalasi listrik 5/8’.
c. Stop kontak dan saklar dari Broco.
d. Bola lampu Philips LED dan armaturnya adalah produksi nasional merk
Philips, matsui, thosiba, tungsram atau yang sekualitas.

12.3. Pedoman pelaksanaan


a. Pemasangan instalisi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis
armature lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan system pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun
beton harus ditanam (system inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) di
atas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1.20 m atau
jaringan kabel di atas plafond tersebut dimasukan ke dalam pipa PVC.

21
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi dengan kabel arde
(pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam
air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan system tegangan lokal 22 0volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan konsultan pengawas, dan
Tim Teknis (sesuai persetujuan Pengguna Anggaran), Kontraktor boleh
menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki ijin usaha instalasi
listrik atau ijin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik
Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini
sampai listrik menyala (siap digunakan) termasuk biaya pengujian dengan
pihak PLN.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Kontraktor pada beban penuh
selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat
pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
e. Kontraktor berkewajiban memasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN.
Biaya penambahan pipa dan kabel listrik menjadi beban kontraktor.

13. PEKERJAAN FINISHING


13.1. Lingkup Pekerjaan
a. Meni besi dan cat seng untuk atap seng bagian atas.
b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kosen yang nampak boven,
listplank, daun pintu panil,dan rangka jendela kaca.
c. Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidang beton serta
plafon.
d. Residu kap kayu kuda-kuda dan gording.

13.2. Bahan Yang Digunakan


Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Meni besi dan seng berkualitas baik.
b. Cat kayu berkualitas baik.
c. Cat tembok berkualitas baik (matex).
d. Residu kualitas baik, tidak luntur.
13.3. Pedoman pelaksanaan
a. Pekerjaan menie, residu harus betul-betul rata, warna sama, pengecatan
minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis, dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas.
 Finising dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.

22
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
 Penggosokkan dinding dengan amplas kasar sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah sampai bersih.
 Melapisi dinding dengan plamur tembok dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap
dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulasi sampai rata, minimal 2 (dua)
kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
d. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau
noda-noda yang mengelupas.
e. Warna yang digunakan
Warna sebagai berikut :
 Dinding dalam/luar digunakanwarna cat menyesuaikan keinginan
sekolah.
 Plafond tripleks cat warna putih (pear white).
 Kusen pintu, dan ralling tangga menggunakan cat warna hitam dop
 Daunjendela, boven, dan listplank digunakan cat politur warna yang di
pakai harus tetap mengexpose kayu itu sendiri.
 Daun pintu panel di teak oil warna sama dengan daun jendela.
 Menie seng digunakan warna merah bata.
 Cat seng digunakan warna merah maron.

23
BAB III
PENUTUP

 Apabila ternyata terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS, maka


diambil gambar detail sebagai pedoman dan bila juga tidak sesuai atau kurang
jelas, maka berlaku apa yang tercantum dalam RKS atau meminta petunjuk
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Tim Teknis (sesuai persetujuan
Pengguna Anggaran).
 Pembuatan administrasi / dokumentasi, biaya keamanan/jaga malam, obat-
obatan/ P3K, papan nama proyek, dan Direksi Keet lengkap.
 Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Kontraktor diwajibkan membersihkan
bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan,
sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih
dan rapi.
 Penjelasan masing-masing lingkup proyek ini telah dijabarkan pada masing-
masing pasal di atas, kecuali :
 Administrasi/dokumentasi dimaksudkan kegiatan kontraktor untuk
membuat segala administrasi proyek, yaitu membuat buku laporan harian,
mingguan, bulanan, dan as built drawing, foto-foto proyek dan lain-lain
yang dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan. Obat-obatan/P3K minimum
disediakan di lapangan untuk 20 orang pekerja.
 As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan dan harus diserahkan selambat-lambatnya 4 minggu setelah serah
terima pertama pekerjaan.
 Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0% samapi
100%, yang dapat dilihat dari semua arah bangunan. Pengulangan foto
harus dilakukan pada sisi yang sama secara berurutan sehingga akan jelas
terlihat sisi tersebut dari permulaan sampai akhir pekerjaan.
 Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran
Kontraktor. Harga taksiran ini mencakup semua kebutuhan Kontraktor
sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.
Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam uraian ini, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar dapat menghasilkan hasil akhir yang
sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas
petunjuk Konsultan Pengawas dan Tim Teknis (sesuai persetujuan
Pengguna Anggaran) yag didasari atas gambar rencana serta Rencana
Anggaran Biaya (RAB).

24

Anda mungkin juga menyukai