1
KERANGKA ACUAN KERJA
SUB KEGIATAN : PEMBANGUNAN LABORATORIUM
NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM
KOMPUTER BESERTA PERABOTNYA DI SMPN 1
SIBERUT BARAT
I. LATAR BELAKANG
Bahwa dalam rangka mewujudkan pendidikan dan kebudayaan yang kuat, mewujudkan akses
yang meluas, merata dan berkeadilan, mewujudkan pembelajaran yang bermutu, maka
diperlukan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan sebagai penunjang kegiatan proses
belajar mengajar. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) disebutkan bahwa sebuah satuan
pendidikan tingkat SMP sekurang-kurangnya harus memiliki prasana sebagai berikut:
a. ruang kelas
b. ruang perpustakaan
c. ruang laboratorium
d. ruang pimpinan
e. ruang guru
f. ruang tata usaha
g. tempat beribadah
h. ruang konseling
i. ruang UKS,
j. ruang organisasi kesiswaan
k. jamban
l. gudang,
m. ruang sirkulasi
n. tempat bermain/berolahraga
2
Pembangunan ruang laboratorium komputer beserta perabotnya di SMPN 1 Siberut Barat
yang terletak di Betaet Kecamatan Siberut Barat.
III. TARGET/SASARAN
Target/sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersedianya bangunan fisik ruang labor di
SMPN 1 Siberut Barat sebanyak 1 (satu) unit.
IV. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG DAN JASA
Nama organisasi yang menyelenggarakan /melaksanakan pengadaan barang adalah :
Satker/OPD : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
PA : Drs. A.Oreste Sakeroe
KPA/PPK : Jumeisri, ST, M.Ec.Dev
PPTK : Santo Salamao, S.Kom
4
IX. METODE KERJA
Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, untuk dibahas
guna mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup pekerjaan, maka jadwal tahapan
pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
adalah:
(A). LAPORAN HARIAN
1. Laporan Harian ini harus dibuat Kontraktor Pelaksana pekerjaan terhitung
setelah SPMK ditandatangani (dimulainya pekerjaan fisik) sebanyak 2 eksemplar
dan berisi antara lain, Buku Harian yang memuat semua kejadian, perintah atau
petunjuk yang penting dari Konsultan Pengawas/Direksi, yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan,
kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
2. Laporan harian berisikan keterangan tentang :
Tenaga kerja;
Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak;
Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan;
Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;
Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan;
(B). LAPORAN PELAKSANAAN
Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan
hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari setelah
SPMK ditandatangani) sebanyak 6 eksemplar dan berisiantara lain :
Review terhadap rencana kerja kontraktor;
Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja)
selama seminggu tersebut;
Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
Monitor masalah teknis di lapangan;
Permasalahan non teknis yang dihadapi;
Monitor Kendali Mutu;
Pemeriksaan Gambar Kerja;
Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secara bertahap sesuai kemajuan
pekerjaan;
Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
5
X. PRODUKSI DALAM NEGERI
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mengutamakan penggunaan produksi
dalam negeri (PDN). Kewajiban penggunaan PDN diatur di dalam Pasal 85-89 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang dilakukan sesuai besaran komponen
dalam negeri pada setiap barang/jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat Komponen
Dalam Negeri. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang
Jasa/Pemerintah sebagaimana diubah pada Pasal 19 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 mengatur bahwa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus telah merencanakan
penggunaan PDN sejak penyusunan spesifikasi teknis/KAK barang/jasa. Produksi luar negeri
boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri tidak dapat digunakan.
A. Pelaksana Lapangan
Pelaksana Lapangan adalah seorang pelaksana bangunan gedung sebanyak 1 (satu) orang,
bersertifikat, mempunyai pengetahuan dan berpengalaman luas dalam pekerjaan
pelaksanaan bertugas dalam disiplin keilmuannya masing-masing untuk:
1. Melaksanakan pekerjaan secara umum, terutama dilapangan dalam bidang
arsitektur/struktur, koordinasi dan inspeksi kegiatan pembangunan agar
pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus
menerus sampai dengan penyerahan pekerjaan kedua;
2. Memperhatikan kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas bahan atau komponen
bangunan, peralatan danperlengkapan selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan;
6
3. Menjaga dan bertanggung jawab terhadap kemajuan pekerjaan dan mengambil
tindakan yang tepat dan cepat agar batas waktu seperti yang tercantum dalam
dokumen kontrak dipenuhi;
4. Melaporkan setiap perubahan apabilah terjadi perubahan terhadap dokumen
pelaksanaan, berupa pengurangan dan penambahan biaya akibat perubahan
pekerjaan apabila dipandang perlu untuk dilakukannya perubahan dan harus
disampaikan kepada Konsultan Pengawas dan disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran.
B. Petugas SMKK
Petugas SMKK (sistem manajeman keselamatan konstruksi) adalah sebanyak 1 (satu)
orang, bersertifikat, dan bertugas dalam disiplin keilmuannya untuk:
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi;
2. Merencanakan dan menyusun program K3;
3. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3:
4. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat;
(2). Peralatan yang dibutuhkan
Peralatan yang dibutukan untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari standard minimal yaitu :
NO JENIS PERALATAN JUMLAH KETERANGAN
XVII. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini menjadi dasar pemilihan calon penyedia yang selanjutnya calon
penyedia menginterprestasikan dan mendefinisikan tugas yang diberikan secara benar, sehingga
dapat menghasilkan suatu hasil pekerjaan yang sesuai.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai bahan acuan bagi Pelaksana Pekerjaan untuk
melaksanakan kegiatan dilapangan, dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.