Anda di halaman 1dari 10

5 Prinsip Dasar Menganalisa Pergerakan Harga Ala KG

Grup: Diskusi STCT - https://www.faceb


https://www.facebook.com/groups/46
ook.com/groups/468502639834926/ 
8502639834926/ 
Sumber: http://www.kgforexworld.co
http://www.kgforexworld.com/forum/threads/5-prinsip-dasa
m/forum/threads/5-prinsip-dasar-menganalisa-
r-menganalisa-
pergerakan-harga-ala-kg.2089/ 

Assalamu'alaikum
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

SAMPRAZAAN

Semua 'dasar-dasar pemahaman' yang dibutuhkan dalam menganalisa pergerakan harga


akan dijabarkan secara gamblang di '5 Prinsip Dasar Menganalisa' ini. Dan jika diperhatikan
dengan teliti, jujur dan open mind maka apa yang akan kita pelajari ini sesungguhnya
bukanlah analisa kacangan atau "indicator minded" seperti yang banyak didengungkan
analis-analis lain yang entah kenapa begitu menentang cara yang kita gunakan dalam
menganalisa pergerakan harga. Analisa yang kita pelajari disini basisnya adalah
berdasarkan perilaku pelaku pasar yang kalau boleh sombong saya berani katakan ini jauh
lebih tinggi bobotnya, elitenya, kelasnya, ngotaknya dibandingkan dari sekedar yang
namanya 'Price Action'.

Fokus analisa kita titik beratnya ada di pergerakan yang terjadi pada harga, kalo
diterjemahin pake bahasa orang idiot maksud kalimat ini adalah mata kita saat mengamati
dan menganalisa chart yg dilihat pertama kali itu adalah data harga (candlestick) baik yg
sebelumnya maupun yg saat ini. Dari data-data harga yang kita lihat itulah kemudian kita
menerjemahkan yang terjadi pada harga-harga tersebut berdasarkan apa-apa yang kita
pahami di 5 prinsip di bawah sehingga kita mendapatkan sebuah kesimpulan tentang segala
sesuatu yang sedang terjadi pada harga saat ini.

Setelah itu baru kemudian kita membandingkan apa yang sudah kita simpulkan tersebut
dengan alat bantu-alat bantu (indicators) yang kita (ingin) gunakan untuk meyakinkan
kesimpulan yang sudah kita dapatkan sebelum kita membuat keputusan.

Selamat Belajar.

1
PRINSIP PERTAMA

Tidak Ada Yang Tahu Kemana Dan Sampai Di mana Nilai Tukar Sebuah Pasangan
Mata Uang Akan Bergerak.

Prinsip ini mesti dipegang teguh oleh setiap analis untuk menimbulkan dan memunculkan
kesadaran bahwa kemana nilai tukar mata uang akan bergerak setelah saat ini adalah sebuah
ketidak-pastian. Ketidak-pastian ini muncul karena dari banyaknya parameter-parameter
yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya pergerakan nilai tukar sebuah pasangan
mata uang, ada sebuah parameter yang belum dapat ditentukan secara pasti (eksak)
ukurannya. Para analis mendefenisikan parameter yang belum memiliki ukuran ini sebagai
minat setiap pelaku pasar yang aktif bertransaksi saat itu. Minat para pelaku pasar inilah
yang berperan sangat penting dalam mempengaruhi keputusan yang dilakukan oleh setiap
pelaku pasar saat bertransaksi di pasar mata uang (Forex Market). Para analis kesulitan
untuk mengukur ‘minat’ ini sebagai sesuatu yang eksak dikarenakan penyebab munculnya
‘minat’ pada setiap pelaku pasar ternyata sangatlah bervariasi atau dengan kata lain banyak
sekali hal-hal yang dapat menjadi penyebab munculnya ‘minat’ ini pada setiap pelaku pasar.
Dan yang lebih buruknya lagi diketahui juga bahwa ‘minat’ setiap pelaku pasar ini ternyata
bisa berubah dan muncul kapan saja. Pengaruhnya pada pergerakan harga ini berarti bahwa
harga bisa bergerak terus ke satu arah atau bisa saja tiba-tiba berhenti atau langsung
berbalik arah tanpa ada peringatan apapun atau tanpa ada tanda apapun yang dapat kita
deteksi untuk mengantisipasi pergerakan tersebut.

Nah, dengan memiliki kesadaran bahwa ‘tidak ada yang tahu kemana dan sampai dimana
nilai tukar sebuah pasangan mata uang akan bergerak setelah saat ini’ maka kita sebagai
analis akan dipaksa untuk selalu mempersiapkan segala resiko yang mungkin muncul dari
setiap keputusan yang kita ambil ketika bertransaksi di Forex Market. Setiap analis
berpengalaman selalu mempersiapkan dua skenario dalam setiap keputusan yang
diambilnya setelah melakukan analisa dan penarikan kesimpulan. Skenario pertama adalah
skenario yang akan dijalankannya dan skenario kedua adalah skenario yang akan
dijalankannya hanya jika skenario pertama tidak
t idak bekerja sebagaimana analisa dan penarikan
kesimpulan yang telah dilakukannya.

2
PRINSIP KEDUA

Harga Bergerak Karena Adanya Transaksi-Transaksi Yang Dilakukan Pelaku Pasar.

Harga bergerak penyebabnya hanya satu yaitu karena adanya transaksi-transaksi mata uang
yang dilakukan pelaku pasar. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa jika tidak ada
transaksi-transaksi
transaksi-transaksi mata uang yang dilakukan pelaku pasar maka nilai tukar mata uang atau
harga tidak akan pernah berubah dari nilai tukarnya semula. Dengan memahami prinsip ini
kita menyadari bahwa kehadiran atau keberadaan pelaku pasar di Forex Market
berhubungan langsung dengan perubahan yang terjadi pada harga, karena hanya dengan
adanya para pelaku pasar di Forex Market lah maka transaksi-transaksi mata uang
memungkinkan
memungkinkan untuk terjadi.
t erjadi. Jadi jika
ji ka harga bergerak atau berubah-ubah nilainya maka kita
tahu bahwa pelaku pasar ada di pasar saat itu. Nah, dari sini kita dapat memahami mengapa
harga terlihat bergerak sangat aktif dan bergerak dalam range yang lebar ketika beberapa
Forex Market buka dalam waktu yang bersamaan, karena tentu saja pelaku pasar yang aktif
menjadi lebih banyak jumlahnya saat dua buah market atau lebih buka dalam waktu yang
bersamaan. Nah, sebagai analis kita harus mengetahui
mengetahui kapan sebuah market buka dan kapan
sebuah market tutup serta di market mana saja pelaku pasar banyak berada untuk membantu
efektifitas strategi yang kita kembangkan
kembangkan dari analisa yang kita lakukan.

Mengetahui kapan sebuah Forex Market itu buka atau tutup akan membantu kita untuk
melihat kecenderungan transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar di setiap Market
Session. Informasi ini sangat penting tetapi seringkali banyak analis pemula
mengabaikannya. Padahal dengan mengamati pergerakan harga yang terjadi terhadap nilai
harga Open (Harga Pembukaan) di setiap Market Session kita secara langsung dapat
mengetahui kemana kecenderungan arah pergerakan harga yang terjadi saat ini.
Sederhananya
Sederhananya kan kita tahu bahwa kecenderungan arah pergerakan harga itu naik jika harga
cenderung bermain di atas nilai harga pembukaan sebuah Market Session dan kita tahu
bahwa kecenderungan arah pergerakan harga itu turun jika harga cenderung bermain di
bawah nilai harga pembukaan sebuah Market Session. Nilai Open atau harga pembukaan di
setiap Market Session adalah ibarat nilai harga awal (starting price) sebelum terjadinya
transaksi-transaksi
transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar selanjutnya di Session Market tersebut. Jadi
dengan kata lain kemana pelaku pasar di setiap Market Session tersebut akan membawa
harga dapat kita lihat dengan membandingkan harga yang terbentuk saat ini dengan nilai
harga saat Market Session tersebut buka (Open).

3
PRINSIP KETIGA

Kemana Kecenderungan Arah Pergerakan Harga Tergantung Sepenuhnya Pada


Akumulasi Transaksi-Transaksi Yang Mendominasi Pada Saat Pelaku Pasar
Bertransaksi Di Pasar Mata Uang.

Kita tidak pernah tahu kemana dan sampai di mana harga akan bergerak sebagaimana yang
kita tegaskan di Prinsip Pertama, tetapi kita dapat menduga kemana kecenderungan arah
harga saat ini akan bergerak dengan melihat atau mengamati pergerakannya berdasarkan
apa yang terjadi sebelumnya. Dugaan atau perkiraan kemana kecenderungan arah
pergerakan harga yang sering digunakan banyak analis sebenarnya didapatkan dengan
menggunakan beberapa reference atau patokan untuk mendefenisikan kecenderungan arah
pergerakan harga saat ini. Apapun patokan yang digunakan untuk menentukan
kecenderungan arah saat ini adalah ‘benar’ selama patokan tersebut secara logika dapat
diterima dan memiliki latar belakang yang memiliki alasan kuat untuk dapat digunakan
sebagai patokan. Nah, sebagai analis kita harus memilih patokan apa yang akan kita
gunakan untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga saat ini dan sebagai
analis tentu saja kita akan memilih patokan yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan
peka terhadap perubahan serta mencerminkan kecenderungan arah yang sebenarnya terjadi
pada harga saat ini dengan probabilitas yang tinggi.

Metoda atau Teknik untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga yang
berkembang dan banyak digunakan saat ini selalu menggunakan sejumlah data harga
sebelumnya baik dalam jumlah banyak atau sedikit sebagai bahan dasar untuk
mendefenisikan kecenderungan arah harga. Artinya secara teknis untuk menentukan
kecenderungan
kecenderungan arah harga saat inii ni para analis sebenarnya hanya membandingkan harga saat
ini terhadap data-data harga sebelumnya lalu kemudian membuat defenisi kecenderungan
arah harga saat ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan pada metoda atau
teknik yang digunakannya. Jadi mau pakai metoda wave, candlestick, support-resistance,
supply-demands, price action, statistik dan lain sebagainya maka kita tahu bahwa metoda-
metoda tersebut menggunakan data-data harga sebelumnya sebagai reference. Nah, secara
sederhana maka saya dapat katakan bahwa untuk mendefenisikan kecenderungan arah
pergerakan harga itu saat ini adalah ‘naik’ atau ‘turun’ apapun metoda atau teknik yang
digunakan sebenarnya dilakukan dengan hanya membandingkan harga saat ini terhadap
nilai harga tertentu di periode waktu sebelumnya. Dan dari sini kita juga dapat mengerti dan
memahami bahwa ketika terjadi perbedaan pendapat antara satu analis dan analis lainnya
mengenai kecenderungan arah pergerakan harga saat ini kemungkinannya disebabkan
adanya perbedaan pada penggunaan metoda dan data reference yang dipakai dalam
analisanya.

Sebagai analis tugas kita seperti saya sampaikan di atas adalah menentukan metoda yang
memiliki tingkat akurasi tinggi, peka terhadap perubahan dan mampu merepresentasikan
kondisi kecenderungan pergerakan harga yang terjadi saat ini secara nyata sehingga
informasi yang kita dapatkan tepat atau hampir mendekati kenyataan yang terjadi pada
harga. Dari apa yang sudah kita pahami maka sebetulnya kemana kecenderungan harga
akan bergerak saat ini sepenuhnya
sepenuhnya tergantung pada mayoritas jenis transaksi yang dilakukan
pelaku pasar saat ini, artinya jika saat ini mayoritas pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’
maka tentu saja saat ini kecenderungan harga untuk bergerak turun adalah lebih besar. Dan
sebaliknya jika mayoritas pelaku pasar saat ini melakukan transaksi ‘Buy’ maka tentu saja
kecenderungan harga untuk bergerak naik adalah lebih besar. Nah, berdasarkan pengertian

4
sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa untuk mengetahui mayoritas jenis transaksi-
transaksi yang dilakukan pelaku pasar seperti yang sudah disinggung di Prinsip Kedua maka
kita membutuhkan titik awal (Starting Point) pengukuran untuk menghitung atau
mengetahui transaksi apa yang mendominasi pasar (Mayoritas) saat ini berdasarkan
akumulasi dari transaksi-transaksi yang terjadi.

Seperti kita ketahui para pelaku pasar tidak selalu melakukan jenis transaksi yang sama, saat
ini mungkin saja satu pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ dan beberapa saat kemudian
ada pelaku pasar lain yang melakukan transaksi ‘Buy’. Saat pelaku pasar melakukan
transaksi ‘Sell’ maka harga akan bergerak turun dan saat pelaku pasar melakukan transaksi
‘Buy’ maka harga akan bergerak naik. Nah, katakan seperti contoh tadi misalkan
mi salkan harga awal
adalah ‘5’ nilainya kemudian karena ada transaksi ‘Sell’ dalam nil ai (volume) tertentu yang
menyebabkan harga turun 2 points sehingga harga menjadi ‘3’ nilainya. Lalu katakanlah 10
detik kemudian ada pelaku pasar yang melakukan transaksi ‘Buy’ dalam volume tertentu
yang menyebabkan harga naik 10 points sehingga harga berubah menjadi ‘13’ nilainya
maka artinya dalam waktu 10 detik jika kita lihat dari nilai harga awal yaitu ‘5’ berarti
terjadi kenaikan 8 points karena harga 10 detik kemudian menjadi ‘13’ nilainya. Nah, pada
kenyataannya transaksi-transaksi yang dilakukan para pelaku pasar ini bisa kapan saja
seperti yang sudah disampaikan pada Prinsip Pertama dan berapa besar volume (nilai)
transaksi yang akan mereka lakukanpun kita tidak pernah tahu. Kita hanya bisa mengetahui
transaksi-transaksi tersebut terjadi setelah pelaku pasar melakukannya dan kemana
kecenderungan arah perubahan harga (nilai tukar) yang terjadi tergantung sepenuhnya pada
akumulasi volume (nilai) transaksi yang dilakukan para pelaku pasar. Jika dilakukan
pengukuran dari waktu tertentu sebelumnya sampai saat ini volume (nilai) transaksi ‘Buy’
lebih besar dari volume (nilai) transaksi ‘Sell’ maka otomatis kita akan melihat harga (nilai
tukar) bergerak naik dari nilai tukar awal dan begitu juga sebaliknya. Dari pemahaman ini
kita dapat simpulkan bahwa akumulasi volume (nilai) transaksi-transaksi yang dilakukan
pelaku pasar berbanding lurus dengan besarnya perubahan harga, artinya akumulasi volume
(nilai) transaksi-transaksi yang terjadi dapat kita hitung dengan mengamati perubahan pada
harga itu sendiri sebetulnya.

Melalui pemahaman inilah kemudian para analis mengembangkan berbagai macam metoda
untuk dapat mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga untuk membantu mereka
dalam memilih keputusan transaksi apa yang sebaiknya mereka lakukan saat bertransaksi di
pasar mata uang. Banyak sekali latar belakang teori atau konsep dari metoda-metoda yang
dikembangkan untuk mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga ini seperti statistik,
trigonometri, korelasi antara variable-variabel yang mempengaruhi pergerakan harga,
perilaku pelaku pasar, fundamental atau gabungan dari beberapa teori dan konsep-konsep
tersebut. Apapun latar belakang teori atau konsep yang digunakan para analis untuk
mengembangkan metodanya semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui
‘kecenderungan
‘kecenderungan arah pergerakan harga’ saat ini. Perbedaan setiap metoda secara teknis akan
terlihat pada tingkat akurasi dan kecepatan metoda-metoda tersebut dalam menerjemahkan
informasi-informasi yang dibutuhkan sang analis dalam menganalisa dan membuat
keputusan. Dan perbedaan tingkat akurasi dan kecepatan sebuah metoda dalam
menerjemahkan informasi tidak berarti mencerminkan baik atau buruknya sebuah metoda,
karena hal ini sepenuhnya tergantung dari seberapa akurat dan seberapa cepat sang analis
membutuhkan informasi yang dibutuhkannya. Sederhananya seorang trader dengan type
scalper dan type long term akan membutuhkan tingkat akurasi dan kecepatan yang berbeda
dari informasi-informasi yang dibutuhkannya.

5
PRINSIP KEEMPAT

Dominasi Transaksi Salah Satu Pelaku Pasar Akan Melemah Karena Dua Hal,
Pertama Yaitu: Ketika Salah Satu Pelaku Pasar Tidak Dapat Menerima Harga Di
Atas Harga Tertinggi atau Di Bawah Harga Terendah Yang Terjadi. Kedua Yaitu:
Ketika Volume Transaksi Yang Dilakukan Pelaku Pasar Di Pasar Mata Uang
Jumlahnya Sedikit Atau Kecil. Dan Kecil Atau Sedikitnya Volume Transaksi Yang
Terjadi Ini Kemungkinannya Hanya Disebabkan Oleh Dua Hal Yaitu, Pertama
Mungkin Karena Pelaku Pasar Yang Aktif Di Pasar mata Uang Saat Itu Memang
Sedikit Dan Yang Kedua Mungkin Saja Pelaku Pasar Yang Aktif Saat Itu Banyak
Tetapi Mereka Tidak Bertransaksi Karena Menunggu Saat Yang Tepat Untuk
Bertransaksi Di Pasar Mata Uang.

Seperti yang sudah kita pahami berdasarkan perilaku pelaku pasar atau hukum
kesetimbangan pasar maka kita mengetahui bahwa secara garis besar dapat dikatakan
bahwa sebenarnya harga itu bergerak dari sebuah area kesepakatan ke area kesepakatan
yang terbentuk sebelumnya atau bergerak untuk membentuk sebuah area kesepakatan baru.
Area kesepakatan adalah area harga atau range harga di mana harga bergerak bolak-balik
sepanjang area atau range tersebut dalam periode waktu tertentu. Jika dilihat dari sudut
pandang perilaku pelaku pasar maka area kesepakatan ini adalah area nilai tukar (harga) di
mana para pelaku pasar baik yang bertindak sebagai Sellers maupun Buyers merasa
‘nyaman’ untuk bertransaksi di area nilai tukar mata uang tersebut karena harga (nilai tukar)
berada dalam batas-batas (range) yang mereka dapat terima atau dengan kata lain ‘minat’
pelaku pasar untuk bertransaksi di area tersebut animo-nya sangat tinggi. Secara teknis area
kesepakatan (Consensus Area) ini dapat kita identifikasi dengan mudah pada data
pergerakan harga. Semakin sering sebuah level harga dilalui pergerakan harga maka kita
tahu bahwa transaksi juga sering dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan
bahwa pelaku pasar menyukai untuk bertransaksi di level harga tersebut. Sebaliknya jika
sebuah level harga jarang dilalui pergerakan harga maka kita tahu bahwa transaksi jarang
atau sedikit dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan bahwa pelaku pasar
tidak menyukai untuk bertransaksi di level harga t ersebut.

Harga akan bergerak keluar dari Consensus Area atau Area Kesepakatannya ketika terjadi
ketidak-seimbangan pada ‘minat’ salah satu pelaku pasar, jadi jika ‘minat’ para Buyers
meningkat dan lebih besar daripada ‘minat’ para Sellers maka Buyers cenderung akan
terlihat lebih sering melakukan transaksi sehingga harga akan terus terakumulasi menaik
dan sebaliknya jika ‘minat’ para Sellers meningkat dan lebih besar daripada ‘minat’ para
Buyers maka Sellers cenderung akan lebih sering melakukan transaksi sehingga harga akan
terakumulasi menurun. Nah, ketika ‘minat’ salah satu pelaku pasar terus meningkat dan
‘minat’ pelaku pasar lainnya menurun atau tidak mampu mengimbangi transaksi-transaksi
yang dilakukan pelaku pasar yang ‘minat’nya besar maka harga akan terus terakumulasi
dalam satu arah. Akumulasi pergerakan harga satu arah ini jika mampu membawa harga
keluar dari Area Kesepakatan sebelumnya maka ini adalah indikasi bahwa salah satu pelaku
pasar cenderung untuk membawa harga keluar dari Area Kesepakatannya saat ini terlihat
semakin besar. Jika keadaan ini terus berlangsung diikuti transaksi-transaksi yang
akumulasinya terus membawa harga bergerak ke satu arah dan harga akhirnya benar-benar
keluar dari Area Kesepakatan lama maka pelaku pasar yang membawa harga bergerak ke
satu arah ini kita katakan mendominasi transaksi-transaksi
transaksi-transaksi yang terjadi saat ini.

6
Nah, ketika salah satu pelaku pasar mendominasi transaksi-transaksi yang terjadi di pasar
maka dominasi pelaku pasar tersebut akan cenderung terus bertahan sampai salah satu dari
beberapa hal yang dijabarkan secara sangat jelas di Prinsip Keempat di atas terjadi di pasar.
Contohnya pada saat transaksi yang terjadi di pasar di dominasi oleh Buyers maka harga
akan terus terakumulasi bergerak naik membentuk harga yang terus lebih tinggi dari
sebelumnya. Proses akumulasi pergerakan naik ini akan terhenti ketika Sellers tidak dapat
lagi menerima nilai tukar (harga) di atas harga tertinggi yang terbentuk dan keadaan ini
akan diikuti dengan meningkatnya volume (nilai) dan intensitas transaksi ‘Sell’ yang
dilakukan para Sellers. Saat volume (nilai) dan intensitas transaksi ‘Sell’ meningkat maka
akumulasi transaksi yang tadinya didominasi transaksi ‘Buy’ akan mengalami penurunan
dominasinya. Jika ‘minat’ para Sellers terus meningkat maka akan terjadi semacam usaha
dari para Sellers untuk mengimbangi dominasi transaksi-transaksi yang dilakukan Buyers
dengan tujuan untuk menekan harga berada pada range area yang disukai Sellers tentu saja.
Pada keadaan ini jika ‘minat’ para Buyers tetap tinggi untuk membawa harga lebih tinggi
lagi maka akan terjadi semacam perlawanan dari para Buyers yang menyebabkan harga
terlihat bergerak pada range tertentu di bawah nilai tukar (harga) tertinggi yang terbentuk
saat Buyers masih mendominasi secara penuh. Usaha untuk mengimbangi dominasi para
Buyers yang dilakukan para sellers inilah yang jika kita amati pada data-data harga akan
terbentuk sebagai Area Kesepakatan (consensus Area).

Dominasi Buyers sebagaimana contoh di atas juga akan terhenti jika volume (nilai) dan
intensitas transaksi para Buyers mulai melemah atau mengecil. Melemah atau mengecilnya
volume (nilai) dan intensitas para Buyers ini hanya disebabkan oleh dua hal yang mungkin
terjadi di pasar yaitu: pertama karena ‘waktu aktif’ para pelaku pasar untuk bertransaksi
sudah selesai (market Closed) atau hampir selesai dan kedua para pelaku pasar menurunkan
aktifitas transaksinya karena ‘menunggu’ sesuatu yang secara fundamental berhubungan
langsung dengan kecenderungan arah pergerakan nilai tukar mata uang. Saat keadaan ini
terjadi dan ‘minat’ para Sellers juga masih kecil maka data harga akan terlihat bergerak
datar dalam range yang relative sempit selama waktu tertentu. Keadaan ini sering kita
temukan saat pasar London atau New York mendekati waktu Closed nya pada data
pergerakan harga. Sebagai seorang analis tugas kita salah satunya adalah memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang disebutkan di atas tadi.

7
PRINSIP KELIMA

Dominasi Transaksi Dan Melemahnya Dominasi Transaksi Yang Terjadi Secara


Akumulasi Membentuk Dua Kondisi Pergerakan Harga Yaitu Kondisi Trending Dan
Kondisi Sideway. Kedua Kondisi Ini Secara Teknis Dapat Dilihat Dengan Mengamati
Bentuk Distribusi Data Yang Terbentuk, Baik Secara Visual Maupun Menggunakan
Prinsip-Prinsip Pengukuran.

Transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar di Forex Market adalah penyebab utama
terbentuknya pergerakan harga. Nah, jika harga (nilai tukar) yang terjadi tersebut di susun
berdasarkan satuan waktu tertentu maka susunanya akan memperlihatkan dan
menggambarkan pada kita perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke waktu tertentu
tersebut. Seperti sudah kita pahami terbentuknya sebuah ‘harga’ atau ‘nilai tukar’ terjadi
karena adanya transaksi di pasar mata uang, dan transaksi ini dilakukan oleh pelaku pasar
dengan alasan-alasan tertentu saat pelaku pasar memutuskan untuk melakukan transaksi
tersebut. Apapun alasan para pelaku pasar tersebut ketika melakukan transaksi maka kita
sebagai analis tidak pernah bisa mengetahui dengan tepat apa saja alasan-alasan yang
melatar-belakangi setiap keputusan yang di ambil para pelaku pasar tersebut. Kita hanya
dapat mengamati keputusan-keputusan apa saja yang telah mereka ambil berdasarkan
pengamatan terhadap perubahan data harga yang terjadi. Nah, dari sini kita bisa tarik
korelasi bahwa apapun alasan para pelaku pasar tersebut ketika mereka melakukan transaksi
maka alasan-alasan tersebut berhubungan langsung dengan keputusan yg mereka ambil
yaitu jenis transaksi yang mereka lakukan dan jenis transaksi apa yang mereka lakukan
dapat kita lihat dari perubahan nilai tukar (harga) yang terjadi. Kesimpulannya berarti
bahwa apapun alasan pelaku pasar secara langsung akan tercermin pada perubahan harga itu
sendiri.

Para pelaku pasar jumlahnya sangat banyak dan kita tidak pernah tahu berapa persis
 jumlahnya dan ini juga berarti ada sangat banyak alasan yang akan melatar-belakangi
keputusan-keputusan transaksi yang dilakukan para pelaku pasar ini. Kabar baiknya
seberapa banyak pun jumlah pelaku pasar yang aktif bertransaksi dan seberapa banyak pun
alasan yang melatar-belakangi keputusan mereka maka keputusan transaksi yang akhirnya
mereka lakukan hanya ada dua pilihannya, yaitu transaksi ‘Buy’ atau transaksi ‘Sell’. Dan
karena hanya ada dua jenis transaksi yang mungkin dilakukan pelaku pasar maka pada
perubahan harga (nilai tukar) ini juga hanya menimbulkan dua hal yaitu nilai tukar (harga)
menjadi lebih tinggi atau menjadi lebih rendah. Nah, secara teknis naik dan turunnya nilai
tukar mata uang ini jika di susun dari waktu ke waktu akan membentuk urutan data harga
berdasarkan waktu. Susunan data harga ini akan memperlihatkan perubahan nilai tukar mata
uang (harga) dari waktu ke waktu yang jika diamati dan dikelompokkan maka perubahan
nilai tukar ini secara akumulasi hanya memperlihatkan dua buah pola pergerakan perubahan
nilai tukar mata uang.

Pola pergerakan perubahan nilai tukar mata uang yang pertama adalah akumulasi perubahan
nilai tukar terjadi secara terus-menerus dari waktu ke waktu pada arah yang sama dalam
waktu yang relative panjang, artinya dari ‘data harga’ perubahan nilai tukar (harga) ini jika
perubahannya adalah naik maka kita akan melihat nilai tukar terus menaik dari waktu ke
waktu dan juga sebaliknya jika perubahannya adalah turun maka kita akan melihat nilai
tukar terus menurun dari waktu ke waktu. Pola pergerakan perubahan nilai tukar mata uang
yang kedua adalah akumulasi perubahan nilai tukar (harga) terjadi pada satu arah dalam
waktu yang relative pendek dan kemudian diikuti akumulasi perubahan nilai tukar pada arah

8
sebaliknya dalam waktu yang relative pendek juga, artinya dari ‘data harga’ perubahan nilai
tukar (harga) akan terlihat perubahannya mula-mula bergerak pada satu arah dalam waktu
yang relative pendek lalu kemudian nilai tukar (harga) ini perubahannya bergerak kembali
dengan arah yang berlawanan dari arah perubahan sebelumnya yang juga terjadi dalam
waktu yang relative pendek.

Untuk memudahkan para analis seringkali menggunakan istilah untuk kedua pola akumulasi
pergerakan perubahan nilai tukar (harga) ini sebagai pola Trending dan pola Sideway. Pola
Trending adalah pola akumulasi pergerakan perubahan nilai tukar (harga) yang terjadi pada
satu arah dalam waktu yang relative panjang, dan pola Sideway adalah pola akumulasi
pergerakan perubahan nilai tukar (harga) yang terjadi pada dua arah secara bergantian
dalam waktu yang relative singkat. Dari penelitian para analis juga melihat bahwa kedua
pola akumulasi pergerakan perubahan nilai tukar (harga) ini selalu terjadi bergantian secara
sistematis, jadi ketika akumulasi pergerakan perubahan nilai tukar saat ini polanya adalah
Trending maka sudah dapat di pastikan bahwa pola selanjutnya adalah Sideway dan begitu
 juga jika pola saat ini adalah Sideway maka pola selanjutnya yang akan terjadi
terj adi adalah pola
Trending.

Berapa lama terjadinya fase pola Trending atau pola Sideway ini berlangsung pada
pergerakan harga sampai saat ini masih merupakan misteri yang belum terpecahkan.
Panjang dan pendeknya waktu berlangsungnya fase pola Trending atau fase pola Sideway
secara teknis berhubungan langsung dengan ‘minat’ para pelaku pasar yang hingga saat ini
pun masih belum terukur secara jelas. Dari pengamatan diketahui bahwa waktu
berlangsungnya fase pola Trending cenderung terlihat lebih pendek dibandingkan waktu
berlangsungnya fase pola Sideway, sedangkan range pergerakan harga pada pola Trending
sudah dapat dipastikan akan selalu lebih besar dibandingkan range pergerakan harga pada
pola Sideway. Nah, pemahaman yang mendalam tentang pola Trending dan pola Sideway
yang terjadi pada pergerakan harga akan sangat membantu kita sebagai analis untuk
mengetahui kecenderungan pergerakan seperti apa yang sedang terjadi saat ini. Mengapa?
Karena sebagaimana yang telah kita ketahui perilaku pelaku pasar di pola Trending dan
pola Sideway sangat berbeda dan perbedaan ini tentu saja akan membuat strategi yang
digunakan dalam membuat keputusan-keputusan transaksi yang akan dilakukan pada setiap
pola juga berbeda.

9
5 Prinsip Dasar Menganalisa Pergerakan Harga Ala KG

Grup: Diskusi STCT - https://www.faceb


https://www.facebook.com/groups/46
ook.com/groups/468502639834926/ 
8502639834926/ 
Sumber: http://www.kgforexworld.co
http://www.kgforexworld.com/forum/threads/5-prinsip-dasa
m/forum/threads/5-prinsip-dasar-menganalisa-
r-menganalisa-
pergerakan-harga-ala-kg.2089/ 

Assalamu'alaikum
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

SAMPRAZAAN

Semua 'dasar-dasar pemahaman' yang dibutuhkan dalam menganalisa pergerakan harga


akan dijabarkan secara gamblang di '5 Prinsip Dasar Menganalisa' ini. Dan jika diperhatikan
dengan teliti, jujur dan open mind maka apa yang akan kita pelajari ini sesungguhnya
bukanlah analisa kacangan atau "indicator minded" seperti yang banyak didengungkan
analis-analis lain yang entah kenapa begitu menentang cara yang kita gunakan dalam
menganalisa pergerakan harga. Analisa yang kita pelajari disini basisnya adalah
berdasarkan perilaku pelaku pasar yang kalau boleh sombong saya berani katakan ini jauh
lebih tinggi bobotnya, elitenya, kelasnya, ngotaknya dibandingkan dari sekedar yang
namanya 'Price Action'.

Fokus analisa kita titik beratnya ada di pergerakan yang terjadi pada harga, kalo
diterjemahin pake bahasa orang idiot maksud kalimat ini adalah mata kita saat mengamati
dan menganalisa chart yg dilihat pertama kali itu adalah data harga (candlestick) baik yg
sebelumnya maupun yg saat ini. Dari data-data harga yang kita lihat itulah kemudian kita
menerjemahkan yang terjadi pada harga-harga tersebut berdasarkan apa-apa yang kita
pahami di 5 prinsip di bawah sehingga kita mendapatkan sebuah kesimpulan tentang segala
sesuatu yang sedang terjadi pada harga saat ini.

Setelah itu baru kemudian kita membandingkan apa yang sudah kita simpulkan tersebut
dengan alat bantu-alat bantu (indicators) yang kita (ingin) gunakan untuk meyakinkan
kesimpulan yang sudah kita dapatkan sebelum kita membuat keputusan.

Selamat Belajar.

Anda mungkin juga menyukai