INTERFERON
DOSEN PENGAMPU : EMMA SUSANTI, M.Farm, Apt
KELOMPOK 9 :
klasifikasi Bentuk
Tipe 1 Alfa dan beta
Tipe 2 Gamma
Pembagian ini didasarkan pada jenis sel yang menghasilkan interferon dan karakteristik
fungsional protein .
1. Interferon tipe I dapat diproduksi oleh hampir semua sel setelah dirangsang oleh
virus; fungsi utamanya adalah untuk menginduksi resistensi virus dalam sel.
2. Interferon tipe II disekresikan hanya oleh sel pembunuh alami dan limfosit T;
tujuan utamanya adalah untuk memberi sinyal pada sistem kekebalan tubuh untuk
menanggapi agen infeksi atau pertumbuhan kanker.
3 JENIS UTAMA INTERFERON
Imunoregulasi
1 menghambat aktivasi
limfosit B (sel B)
meningkatkan meningkatkan
3 2
kemampuan aktivitas limfosit T
penghancuran seluler (sel T),
sel pembunuh alami.
Interferon ini telah diklasifikasikan menjadi 2 jenis
FASE
Fase 1 Pertahanan tubuh adalah imunitas bawaan, permukaan epitel berusaha menjaga
pengaruh yang merusak supaya berada di luar garis pertahanan. Kebanyakan
virus dan bakteri hanya dapat masuk ke jaringan melalui interaksi pada
permukaan sel yang khas. Bakteri yang berhasil memasuki sawar akan
menghadapi dua macam pertahanan. Pertama aktivitas spontan dari plasma
yang berusaha mendestruksi bakteri. Ke dua makrofag melalui reseptor nya
berusaha menangkap bakteri.
Fae 2 Berupa respons imun, lebih banyak sel fagosit dan molekul efektor berperanan
pada infeksi yang membebaskan lebih banyak sitokin. Sintesis sitokin yang di
stimulasi karena makrofag telah mengenal konstituen mikroba disebut monokin.
Sitokin yang dihasilkan makrofag sebagai respons adanya mikroorganisme
patogen akan disertai dengan terjadinya radang yang menimbulkan gejala klinis
berupa rasa sakit, jaringan kemerahan dan pembengkakan di sekitar jaringan
kena radang
Secara garis besar interferon mempunyai 3 efek
farmakologi
1. Antiviral
Sebagai antiviral, IFN-α, dan β mempunyai tiga fungsi.
Pertama adalah menghambat replikasi virus dengan cara mengaktivasi selular gen yang
mengakibatkan rusaknya mRNA dan terhambatnya translasi protein.
Ke dua mengaktifkan sel natural killer (NK) yang akan membunuh virus penginfeksi sel.
Ke tiga dengan menginduksi MHC (mayor histocompatibility complex) kelas 1 dan hadirnya
antigen pada semua sel.
Lanjutan…
2. Antiproliferatif
IFN menghambat multiplikasi sel kultur. Efek antiproliferatif IFN tidak tergantung
pada aktivitas sebagai antiviral. Walaupun pembuktian molekular ini belum
dimengerti secara jelas, diketahui bahwa produk-produk protein sel tumor onkogenik
direduksi oleh terapi IFN . Interferon bersifat sitostatik bukan sitosidal, mampu
menghambat pertumbuhan sel ganas dan sel normal dari segala tipe
Lanjutan…
3. Imunomodulator
Perilaku IFN pada sistim imun lebih banyak sebagai pengontrol siklus kehidupan
sel NK dari pre menjadi mature. Sel NK juga dapat mensekresi IFN melalui kontak
dengan virus penginfeksi sel target dan terjadi umpan balik melalui mekanisme
pengatur kecepatan untuk mengeliminasi virus dari tubuh. Interferon meningkatkan
sitostatik limfosit Tc, aktivitas makrofag dan sel NK. Suatu kenyataan, IFN-τ tampil
sebagai limfokin yang dinamakan MAF (macrophage activating factor) berperanan
mengaktivasi makrofag.
Rekayasa genetika
Rekayasa genetika untuk produksi interferon dilakukan dengan
menyisipkan gen dari sel yang diserang virus ke dalam plasmid
E.coli. Interferon adalah molekul protein yang dihasilkan oleh sel-sel
yang diserang virus. Interferon dibentuk segera setelah terjadi infeksi
dan prosesnya lebih cepat daripada pembentukan antibodi. Interferon
tidak spesifik, tetapi efektif untuk melawan infeksi virus,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengobati penyakit kanker
kulit, kerusakan pada sistem kekebalan, dan mengobati beberapa
bentuk leukemia.
TERIMA KASIH