Anda di halaman 1dari 44

Editorial Volume 8 No.

4 Desember 2011
[04]
Editorial
DARI REDAKSI
Pembaca yang budiman,
BuleƟn Pengawasan Itjen KESDM
edisi triwulan IV tahun 2011 kembali
hadir kehadapan sidang pembaca.
Editorial
ibadah kurban itu dapat memoƟvasi
kita dalam pengabdian tugas.
Diharapkan pula akan menghasilkan
capaian tugas maksimal satuan kerja/
organisasi.
tahun 2011. Pada kedua kesempatan
tersebut, Inspektur Jenderal
KESDM memberikan arahan. Pokok
arahannya adalah quality assurance
yang diberikan Itjen KESDM kepada
Daftar Isi
34
Pembaca yang seƟa, unit/satuan kerja dilingkungan
Penerbitan tersebut Ɵdak lepas dari KESDM dapat meningkatkan kinerja.
peran penulis. Mudah-mudahan Pada periode triwulan IV/2011 ini
kontribusinya dapat terus berlanjut pula diselenggarakan pelaƟhan Oleh karena itulah, referensi tersebut

Opini
sehingga bulleƟn kesayangan kita kepribadian 29/10/2011, diikuƟ hendaknya dapat lebih memacu
dapat eksis penerbitannya. seluruh pegawai Itjen KESDM. lagi peningkatan peran Itjen KESDM
Narasumbernya berasal dari lembaga terhadap keberhasilan pelaksanaan
Oleh karena itu, redaksi mengucapkan tugas satuan kerja di lingkungan
pendidikan Duta Bangsa. Pada
terima kasih atas parƟsipasinya. KESDM. Akhirul kata, redaksi
kesempatan tersebut, Inspektur
Pada periode triwulan IV/2011, mengucapkan selamat Hari Natal
Jenderal KESDM memberikan
tepatnya November 2011, bangsa kepada umat KrisƟani. Ucapan terima
sambutan/arahan. Dalam arahannya

AUDIT FORENSIK
kita memperingaƟ Hari Pahlawan kasih, redaksi sampaikan pula kepada
beliau mengutarakan pelaƟhan ini
(10 November). Peringatan tersebut kontributor yang telah berparƟsipasi.
diharapkan dapat meningkatkan
merupakan perwujudan penghargaan Lanjutkan parƟsipasinya. (MY).
kejujuran, transparansi dan peng-
atas jasa perjuangan para pahlawan
abdian terhadap tugas sesuai tema
dalam merebut kemerdekaan.
pelaƟhan yaitu Meningkatkan Har-

MASIH PERLUKAH
Peringatan nasional ini dimaksudkan
monisasi Melalui Citra PosiƟf.

[12] PENGENDALIAN
untuk memoƟvasi generasi kini
dan mendatang untuk mengisi Selanjutnya tanggal 7-9/11/2011
kemerdekaan melalui perjuangan diselenggarakan pembekalan materi
melaksanakan pembangunan. pemetaan implementasi sisƟm

AKUNTANSI BEBAN
pengendalian intern pemerintah
Sementara itu, dalam periode
(SPIP) diikuƟ Ɵm kerja SPIP Itjen
yang sama, tepatnya 06/11/2011
KESDM. Narasumbernya berasal dari
umat Islam merayakan Iedul Adha Cover Volume 8 No.3 Desember 2011
Badan Pengawasan Keuangan dan
1432 H. Perayaan keagamaan
OPI N I

DAN AKUNTANSI BMN


Pembangunan (BPKP). Sementera
berupa pelaksanaan ibadah kurban Media Informasi dan Komunikasi Pengawasan
itu, pada periode ini pula (28-
merupakan perwujudan ketakwaan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
30/11/2011) diselenggarakan semi-
perintah Khalik-Nya. Karenanya
nar hasil pengawasan semester II INSPEKTORAT JENDERAL AUDIT FORENSIK: MASIH PERLUKAH?

Media Informasi Dan Komunikasi Pengawasan Sektor Energi Dan Sumber Daya Mineral
PENERBIT : Tim Buletin Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral PELINDUNG : Inspektur Jenderal
PEMBINA : Sekretaris Inspektorat Jenderal, Inspektur I, Inspektur II,
AUDIT EKSTERNAL Katakunci:
Oleh : Jacky Ricky Warella, Bayu Dewanto Sadono

Audit, forensik, kriteria, transparan, kecurangan (fraud), rahasia jabatan, berjamaah, invesƟgasi
Surat Keputusan Inspektur III, Inspektur IV PEMIMPIN REDAKSI : Alimuddin Baso STAF
Inspektur Jenderal KESDM AHLI : Para Kepala Bagian DEWAN REDAKSI : Jacky Ricky Warella, Kata bijak:
Nomor 857.K/73/IJN/2004 Ismartoyo, Basuki Djohar Arifin, Burhani Anwar, Elieser Hutahaean,
“Yang sangat merusak martabat pemerintah dan hukum negeri ini adaah rendahnya integritas aparaturnya”
Sigit Setiadi, Agus Salim, Yuli Rachwati, Ngadirun, Sukirman, Syahroni,
Semua naskah yang dikirim
Marliwan, Agus Solihul Hadi, R Evie Sofianti, Sri Winarni, Ismiyati Sudarsih
ke Redaksi dan diterbitkan
Limo, Alpha Febrianto, Punta Bonasalin, Barata Kusuma REDAKTUR
menjadi milik BuleƟn Pengawasan. PELAKSANA : Sahid Junaedi, Mohammad Yusuf, Pandu Ismutadi, Ahmad Kata Pengantar maka organisasi akan “pura-pura” especially where the fraud involves
Semua arƟkel /tulisan yang berasal dari luar Syauqi SEKRETARIS REDAKSI : Wahyu Budiarti, Musa, Bayu Dewanto

U
lasan menyeluruh dunia kaget (???). Įnancial issues.
sepenuhnya tanggung jawab penulis yang Sadono, Zulfikar Tanjung STAF REDAKSI : M Halim Sari Wardhana, Nana
yang dilakukan Ernst & Jadi perlukah audit intern melakukan Untuk mendalami deĮnisi Messier
bersangkutan Sutisna, Woro Suci Wahyu Hendarini, Tamjani, Tangguh Matanggwan,
Supandi, Darini Purwo Lestari, Mathelda Duma, Ardhani Meitasari, Sumardi,
Young pada tahun 1996 saja audit forensik? tersebut, kita perlu tahu dasar dari
Alamat Redaksi :
Santi Aisyah, Heriansyah TIM KREATIF : I Gede Yudistira Kusuma,
telah dapat diyakini bahwa tujuh ilmu forensik yang merupakan aplikasi
Gedung Inspektorat Jenderal KESDM auditor dari seƟap sepuluh auditor Pendahuluan
Wahyudi Akbari, Dicky Muhamad, Rizkan Dwi Rahardjo FOTOGRAFER ilmu untuk penyelidikan kasus-kasus
Lantai 4, Jl. Patra Kuningan Raya
: Mujilan, Moh Syarifullah PETUGAS TATA USAHA/KEUANGAN : responden menyatakan bahwa Messier (2003) melakukan penge- kriminal dalam rangka untuk mencari
No. 1B, Jakarta 12950, bukƟ yang dapat digunakan dalam
Paino, Sukoco, Syehan, Rini Alfiyanti, Marlyna PETUGAS SIRKULASI :
Telp : 021-5202441, Fax : 021-5264246. penyelesaian kasus-kasus tersebut.
Hamdani, Novita Chairiyarsi, Endah Tristyanti, Nurul Chasanah, Neka Sari.
E-mail : alimuddinbaso@gmail.com
Awalnya audit forensik kurang dikenal

14
sehubungan lebih terkait penerapan
akuntansi untuk memecahkan ma-
4 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 salah hukum, namun sekarang ini

Wasrik
lebih dikenal dengan audit forensik.
Jadi secara umum, audit forensik
merupakan suatu invesƟgasi dari
suatu fraud atau presumƟve fraud
dengan suatu pandangan dari bukƟ
akuntansi yang akan disajikan dari

05 Laporan
segi pengadilan hukum. Sehingga

PERSPEKTIF
dapatlah dideĮnisikan bahwa audit
forensik merupakan gabungan dari
keahlian di bidang akuntansi, audit,
dan tentu saja hukum.

Utama
mereka menyatakan secara substansi lompokan audit menjadi 4 (empat),
mendeteksi terjadinya kecurangan yaitu: Financial Statement Audit, Menurut G. Jack Bologna dan Robert J.

PEMBAGUNAN
(fraud). Ternyata, sebenarnya dari Compliance Audit, OperaƟonal Audit, Linquist tentang fraud audit, forensic
audit biasa dalam prakƟknya dapat dan Forensic Audit. Tiga kelompok accounƟng dan lain sebagainya Ɵdak
saja memunculkan data/informasi audit, sering kita dengar dan ketahui, dideĮnisikan secara lengkap dan
terjadinya fraud.

[05] TERIMA KASIH


namun untuk kelompok keempat jelas. Sehingga apapun isƟlahnya

INFRASTRUKTUR
Audit kinerja terhadap organisasi sebagian orang menyebut dengan: produk dari audit forensik dapat
atau satuan kerja di lingkup birokrasi/ audit kecurangan, audit forensik, audit digunakan pada proses pengadilan
pemerintahan berdasarkan informasi/ khusus, dan audit tujuan tertentu, maupun bentuk hukum lainnya.
data audit intern di beberapa or- yang semuanya “dimengerƟkan” Sehingga audit forensik umumnya

INSPEKTORAT
ganisasi pemerintahan telah secara sebagai audit invesƟgasi. dikenal dua bentuk, yakni proacƟve
transparan diketahui berbagai forensic audiƟng dan reacƟve forensic
Sekali lagi, Messier (2003) men-
kecurangan (fraud) namun “Ɵdak audiƟng.
deĮnisikan audit forensik sebagai (is)
terbuka” bagi audit ekstern maupun an audit to detecƟon or deferrence of Standar untuk auditornya wajib
WASR I K

JENDERAL
masyarakat – sehingga bila ada “sang a wide variety of fraudulent acƟviƟes. memiliki kompetensi (jenjang auditor
peniup peluit (whistleblower)” dari The use of auditors to conduct forensic lengkap), akademis, dan empiris yang
intern organisasi atau masyarakat, audits has grown signiĮcantly,
PERSPEKTIF PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
berkaitan dengan liƟgasi. Kompetensi

Oleh : Alimuddin Baso 34 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011

PENDAHULUAN pengangkutan bahan mentah fisik, seperti peraturan dan


ke pabrik, dan kemudian perundangan, sistem dan

P
eran infrastruktur sangat
pengangkutan barang jadi ke prosedur, serta mekanisme

38
penƟng, sehingga negara-
pasar (Wikipedia). Infrastruktur tatakelola, transparansi, dan
negara yang ingin mema-
ekonomi ini sangat berpengaruh akuntabilitas dalam pembiayaan
jukan perekonomiannya akan
terhadap efisiensi usaha, terutama dan pengadaannya (Bhattacharyay

Etalase
menginvestasikan sebagian (besar)
biaya logistik dan transportasi, 2009). Infrastruktur nonfisik
dari anggarannya untuk membangun
serta biaya produksi, yang pada juga, disebut juga sebagai “soft”
jalan jembatan yang memfasilitasi
akhirnya berpengaruh terhadap infrastructure mencakup sistem
transportasi orang, bahan baku/
daya saing, baik daya saing produk keuangan dan sistem hukum
mentah (raw materials), bahan antara/
lokal/domestik dalam berhadapan (Wikipedia).
setengah jadi (intermediate goods),
dan produk akhir (Įnal products),

RELATIONSHIP
dan menghubungkan antara pabrik
dan daerah produksi dengan pasar;
pelabuhan dan bandara untuk
pengiriman barang-barang tersebut
dari dan ke luar negeri (impor/
ekspor) serta antar pulau (interland
transportasion); jaringan listrik sejak
dari pembangkitan hingga distribusi
yang memungkinkan beroperasinya
E TA L ASE
pabrik dan kantor, pelabuhan dan
bandara; sedangkan pembangunan

Relationship: Apa Yang Kau Cari di Inspektorat Jenderal?


jaringan telekomunikasi umumnya
lebih banyak dibiayai oleh sektor
swasta.
dengan produk luar negeri, maupun 2. Peran Infrastruktur
PEMBAHASAN daya saing perekonomian dalam oleh: Jacky R. Warella
Pada perkembangannya kemudian,
1. Pengertian Infrastruktur memperebutkan penanaman Kata Kunci:
kata infrastruktur lebih sering
Infrastruktur adalah segala sesuatu modal asing. Sementara itu pembinaan, inspeksi, relaƟonship, kubu, enjoy, publik, Tuhan, pengabaian, manusia, uang,
dimaksudkan, termasuk dalam
sarana dasar yang dibutuhkan infrastruktur sosial mencakup aturan/kebijakan, destrukƟf
tulisan ini, sebagai infrastruktur
agar suatu perekonomian atau sarana kesehatan dan pendidikan.
ekonomi dan fisik. Mengingat
masyarakat dapat berfungsi. Dalam Selain itu, infrastruktur dapat pula
fungsinya tersebut, peran Kata Bijak:
hal ini terdapat dua kelompok dibedakan sebagai infrastruktur
infrastruktur dalam perekonomian “HormaƟlah dirimu sendiri, walau ada yang Ɵdak menyukainya. Terkadang mereka Ɵdak
infrastruktur yaitu infrastruktur fisik dan non fisik. Infrastruktur
sangatlah vital. Dari lintasan sejarah menghormaƟmu karena mereka Ɵdak mampu menghormaƟ seperƟ dirimu”
ekonomi dan infrastruktur sosial. fisik, disebut juga “hard”
negaranegara yang kini disebut
Infrastruktur ekonomi mencakup infrastructure adalah struktur fisik
sebagai negara maju, serta negara-
semua struktur teknis yang sarana dan prasarana yang dapat penyisihan piutang tak

B
negara yang dijuluki the emerging asis akuntansi yang diterapkan
mendukung perekonomian seperti disentuh (tangible) seperti jalan- tertagih dimulai pada
markets dapat diambil pelajaran pemerintah saat ini sesuai
jalan dan jembatan, air bersih, jembatan, pelabuhan, jaringan Laporan Keuangan
bahwa infrastruktur berperan diatur dalam paragraph 39
saluran limbah, pasokan listrik, listrik; sedangkan infrastruktur Kementerian Negara/
fundamental dalam mendorong Kerangka Konseptual Akuntansi
dan jaringan telekomunikasi. dalam pengertian nonfisik Lembaga Tahun 2011.
pertumbuhan ekonomi secara Pemerintahan Lampiran II PP 71
Fungsi infrastruktur ekonomi mencakup infrastruktur yang Kementerian negara/
berkelanjutan. Peran infrastruktur Tahun 2010 yaitu basis akrual
adalah memfasilitasi produksi tidak dapat disentuh (intangible) lembaga yang Ɵdak
dalam perekonomian mulai populer untuk pengakuan aset, kewajiban
dan distribusi barang dan jasa, yang mendukung pembangunan melakukan penilaian
antara lain sebagaimana terlihat dan ekuitas dana, oleh karena itu
seperti jalan yang memungkinkan dan beroperasinya infrastruktur atas kualitas piutang
Kementerian Negara/Lembaga yang yang dimilikinya, Ɵdak
memiliki piutang wajib menyajikannya melakukan pembentukan
14 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 di dalam Neraca dan Catatan Atas Penyisihan Piutang
Laporan Keuangan (CALK) . Tidak Tertagih, dan Ɵdak
Piutang adalah aset di neraca berupa melakukan pemantauan
jumlah uang yang wajib dibayar dan mengambil
kepada Kementerian Negara/ langkah-langkah yang
Lembaga dan/atau hak Kementerian diperlukan agar hasil
Negara/Lembaga yang dapat dinilai akuntansi adalah dengan membentuk penagihan piutang yang

[18] SEKALI LAGI LAWAN


dengan uang sebagai akibat perjanjian penyisihan piutang tak tertagih telah disisihkan senanƟasa dapat
atau akibat lainnya berdasarkan berdasarkan kualitas piutang pada direalisasikan dikenakan sanksi
peraturan perundang-undangan yang seƟap tanggal pelaporan.
berlaku atau akibat lainnya yang sah. administraƟf berupa teguran tertulis
Berdasarkan saat jatuh tempo piutang Penyisihan Piutang Tak Tertagih oleh Menteri Keuangan sesuai

FRAUD
digolongkan menjadi Piutang Jangka adalah cadangan yang harus dibentuk dimaksud Peraturan Direktur Jenderal
Pendek yaitu piutang yang akan sebesar persentase tertentu dari akun Perbendaharaan Nomor PER 82/
jatuh tempo atau akan direalisasikan piutang berdasarkan penggolongan PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi

[07] SEMINAR HASIL


dalam jangka waktu 12 bulan sejak kualitas piutang. Kualitas Piutang Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada
tanggal pelaporan dan Piutang Jangka adalah hampiran atas ketertagihan Kementerian Negara/Lembaga.
Panjang yaitu piutang yang akan jatuh
piutang yang diukur berdasarkan PENGGOLONGAN

[25] PERAN AUDITOR


tempo atau akan direalisasikan lebih
kepatuhan membayar kewajiban oleh KUALITAS PIUTANG
dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

PENGAWASAN
debitor.
Sesuai dengan paragraph 63 PSAP Penggolongan kualitas piutang
01 Lampiran II PP 71 Tahun 2010, Lingkup akuntansi penyisihan piu- PNBP yang berada dikementerian

INTERNAL
penyajian aset berupa piutang di tang tak tertagih dilingkungan negara/lembagaterdiri dari 4 (empat)
Kementerian Negara/ Lembaga

INSPEKTORAT
Neraca harus dijaga agar nilainya golongan sebagai berikut:
sama dengan nilai bersih yang yaitu terhadap Piutang PNBP
dapat direalisasikan (net realizable berdasarkan pungutan pendapatan 1. Kualitas lancar; apabila belum
value). Untuk itu, diperlukan metode negara; perikatan dan Tuntutan dilakukan pelunasan sampai
untuk menyesuaikan nilai piutang Perbendaharaan(TP)/Tuntutan GanƟ dengan tanggal jatuh tempo yang

JENDERAL
berdasarkan kualitas atau Ɵngkat ditetapkan.

[28] AUDIT INTERNAL VS


Rugi (TGR); dankewajiban pelaporan
resiko keƟdaktertagihannya. Metode
serta penyajian dan pengungkapan 2. Kualitas Kurang Lancar; apabila
yang lazim digunakan di dalam

[09] MENYOAL AUDIT EKSTERNAL 38 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011

KETIDAKPATUHAN [31] DEKONSENTRASI


PENGELOLAAN PNBP SEKTOR TAHUN 2012 LENSA PERISTIWA

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 3


Editorial
DARI REDAKSI ibadah kurban itu dapat memo vasi tahun 2011. Pada kedua kesempatan
kita dalam pengabdian tugas. tersebut, Inspektur Jenderal
Pembaca yang budiman,
Diharapkan pula akan menghasilkan KESDM memberikan arahan. Pokok
Bule n Pengawasan Itjen KESDM capaian tugas maksimal satuan kerja/ arahannya adalah quality assurance
edisi triwulan IV tahun 2011 kembali organisasi. yang diberikan Itjen KESDM kepada
hadir kehadapan sidang pembaca. unit/satuan kerja dilingkungan
Pembaca yang seƟa,
Penerbitan tersebut dak lepas dari KESDM dapat meningkatkan kinerja.
peran penulis. Mudah-mudahan Pada periode triwulan IV/2011 ini
kontribusinya dapat terus berlanjut pula diselenggarakan pela han Oleh karena itulah, referensi tersebut
sehingga bulle n kesayangan kita kepribadian 29/10/2011, diiku hendaknya dapat lebih memacu
dapat eksis penerbitannya. seluruh pegawai Itjen KESDM. lagi peningkatan peran Itjen KESDM
Narasumbernya berasal dari lembaga terhadap keberhasilan pelaksanaan
Oleh karena itu, redaksi mengucapkan tugas satuan kerja di lingkungan
pendidikan Duta Bangsa. Pada
terima kasih atas par sipasinya. KESDM. Akhirul kata, redaksi
kesempatan tersebut, Inspektur
Pada periode triwulan IV/2011, mengucapkan selamat Hari Natal
Jenderal KESDM memberikan
tepatnya November 2011, bangsa kepada umat Kris ani. Ucapan terima
sambutan/arahan. Dalam arahannya
kita memperinga Hari Pahlawan kasih, redaksi sampaikan pula kepada
beliau mengutarakan pela han ini
(10 November). Peringatan tersebut kontributor yang telah berpar sipasi.
diharapkan dapat meningkatkan
merupakan perwujudan penghargaan Lanjutkan par sipasinya. (MY).
kejujuran, transparansi dan peng-
atas jasa perjuangan para pahlawan
abdian terhadap tugas sesuai tema
dalam merebut kemerdekaan.
pela han yaitu Meningkatkan Har-
Peringatan nasional ini dimaksudkan
monisasi Melalui Citra Posi f.
untuk memo vasi generasi kini
dan mendatang untuk mengisi Selanjutnya tanggal 7-9/11/2011
kemerdekaan melalui perjuangan diselenggarakan pembekalan materi
melaksanakan pembangunan. pemetaan implementasi sis m
pengendalian intern pemerintah
Sementara itu, dalam periode
(SPIP) diiku m kerja SPIP Itjen
yang sama, tepatnya 06/11/2011
KESDM. Narasumbernya berasal dari
umat Islam merayakan Iedul Adha Cover Volume 8 No.3 Desember 2011
Badan Pengawasan Keuangan dan
1432 H. Perayaan keagamaan
Pembangunan (BPKP). Sementera
berupa pelaksanaan ibadah kurban Media Informasi dan Komunikasi Pengawasan
itu, pada periode ini pula (28-
merupakan perwujudan ketakwaan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
30/11/2011) diselenggarakan semi-
perintah Khalik-Nya. Karenanya
nar hasil pengawasan semester II INSPEKTORAT JENDERAL

PENERBIT : Tim Buletin Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian


Energi dan Sumber Daya Mineral PELINDUNG : Inspektur Jenderal
Media Informasi Dan Komunikasi Pengawasan Sektor Energi Dan Sumber Daya Mineral PEMBINA : Sekretaris Inspektorat Jenderal, Inspektur I, Inspektur II,
Surat Keputusan Inspektur III, Inspektur IV PEMIMPIN REDAKSI : Alimuddin Baso STAF
Inspektur Jenderal KESDM AHLI : Para Kepala Bagian DEWAN REDAKSI : Jacky Ricky Warella,
Nomor 857.K/73/IJN/2004 Ismartoyo, Basuki Djohar Arifin, Burhani Anwar, Elieser Hutahaean,
Sigit Setiadi, Agus Salim, Yuli Rachwati, Ngadirun, Sukirman, Syahroni,
Semua naskah yang dikirim
Marliwan, Agus Solihul Hadi, R Evie Sofianti, Sri Winarni, Ismiyati Sudarsih
ke Redaksi dan diterbitkan
Limo, Alpha Febrianto, Punta Bonasalin, Barata Kusuma REDAKTUR
menjadi milik Bule n Pengawasan. PELAKSANA : Sahid Junaedi, Mohammad Yusuf, Pandu Ismutadi, Ahmad
Semua ar kel /tulisan yang berasal dari luar Syauqi SEKRETARIS REDAKSI : Wahyu Budiarti, Musa, Bayu Dewanto
sepenuhnya tanggung jawab penulis yang Sadono, Zulfikar Tanjung STAF REDAKSI : M Halim Sari Wardhana, Nana
bersangkutan Sutisna, Woro Suci Wahyu Hendarini, Tamjani, Tangguh Matanggwan,
Supandi, Darini Purwo Lestari, Mathelda Duma, Ardhani Meitasari, Sumardi,
Alamat Redaksi :
Santi Aisyah, Heriansyah TIM KREATIF : I Gede Yudistira Kusuma,
Gedung Inspektorat Jenderal KESDM
Wahyudi Akbari, Dicky Muhamad, Rizkan Dwi Rahardjo FOTOGRAFER
Lantai 4, Jl. Patra Kuningan Raya
: Mujilan, Moh Syarifullah PETUGAS TATA USAHA/KEUANGAN :
No. 1B, Jakarta 12950,
Paino, Sukoco, Syehan, Rini Alfiyanti, Marlyna PETUGAS SIRKULASI :
Telp : 021-5202441, Fax : 021-5264246.
Hamdani, Novita Chairiyarsi, Endah Tristyanti, Nurul Chasanah, Neka Sari.
E-mail : alimuddinbaso@gmail.com

4 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


L A P OR A N U TA M A

Terima Kasih (Inspektorat Jenderal) Dengan kondisi tersebut, ada jaminan


negara “bebas” korupsi disegala
golongan atau jabatan dimana se-
Oleh: Jacky Ricky Warella1 seorang diposisikan. Penulis memiliki
keyakinan dan mengimani bahwa
seseorang yang berintegritas: apa
yang dikerjakan oleh “tangannya”
PENDAHULUAN akan berhasil dan memberikan
berkat (buah) untuk dirinya,

J
ika diperha kan judul di atas,
keluarganya dan lingkungan
pas ada saja yang bertanya
kerjanya. Untuk hal tersebut
kenapa dua kata terakhir disertai
diperlukan syarat mendasar
dengan tanda kurung? Wajar saja
namun hakiki, yaitu:
ditanya, namun penulis hanya hendak
keluarganya pun harus/wajib
mengungkapkan bahwa dua kata di
memiliki keharmonisan dan
depan berupa terima kasih dapat
ketaatan kepada Tuhan.
diungkapkan untuk siapa saja.
Terkait dengan pendapat filsuf
Terima kasih adalah satu deretan kata-
Marcus Tullius Cicero tersebut
kata yang sering diucapkan namun
diatas, kita atau saya atau
kadang-kadang dak memberikan
siapapun dia, secara pribadi,
makna atau hambar, yah hanya
sebagai seorang pegawai atau
diucapkan sebagai pemenuhan, pe-
siapapun pejabat di ngkat
nutup atau sebagai simbol dalam
apapun juga-pas akan akan
suatu transaksi dari dua manusia atau ha dan dipraktekkan.
menjalankan tugas yang disertai
lebih.
Sebagai seorang pegawai baik swasta tanggung jawab dengan kurun waktu
Terima kasih terdiri dari kata maupun negeri (aparatur pemerintah) mulai “teng” tanda waktu masuk
“terima” dan kata “kasih”. Terima - semuanya adalah pilihan - sehingga kerja sampai “teng” saat pulang kerja
dapat dikonotasikan sebagai segala resiko berada pada kita - tanyakan dalam ha masing-masing:
memperoleh atau mendapatkan sehingga harus/wajib memiliki tugas apakah yang saya kerjakan hari ini
sesuatu dikarenakan adanya aliran dan tanggung jawab sebagai pelayan berhasil?
dari yang memberi, bentuknya atau abdi negara dengan segala
Kenapa perlu ditanyakan, karena yang
dapat berupa materi ataupun atributnya jadi jangan terbalik kita
dimaksud berhasil adalah menyadari
dorongan berupa moral; namun menuntut.
tugas dan tanggung jawab secara
dengan adanya gabungan dengan
Kita patut memahami, merenungkan murni disertai dengan ketulusan ha
kata kasih-akan menjadi suatu
dan mempraktekkan pendapat dalam menjalankannya, serta dalam
kalimat yang bermakna dalam dan
seorang filsuf Marcus Tullius Cicero perjalanannya selalu menghasilkan
besar dari sisi moralisme. Kalimat
yang masuk pada pidato John F. buah-buah dan buah-buahnya itu
terima kasih, dapat dianalogikan
Kennedy yaitu jangan tanyakan apa tetap/ada-orang atau pegawai lain-
dengan melakukan impartasi kasih
yang negara dapat perbuat untuk nya yang akan melihat buah-buah
Tuhan melalui ndakan nyata atau
anda, tetapi tanyakan apa yang dapat tersebut secara jumlah dan kualitas.
mentransmisikan informasi berupa
kasih Tuhan terhadap sesama. anda perbuat untuk negara. Wow,
Satu hal pen ng lainnya adalah bila
kata-kata yang indah sekali, namun
kita menghadapi tantangan - dijamin
Dalam bahasa Inggris, terima kasih sulit dipraktekkan bagi pihak-pihak
ada jalan keluar dengan syarat
“disamakan” dengan Thank You. atau pegawai yang dak memiliki
kita berha tulus, apa yang kita
Kalimat Thank You memiliki makna integritas nggi. Tidak memiliki
layani penyelesaiannya dak akan
sebagai: a conversa onal expression integritas dipas kan dak akan
menimbulkan kekecewaan. Karena
of gra tude dan gra tude ini memiliki komitmen yang luar biasa,
apa yang kita perbuat untuk kantor
memberikan ar yang mendalam apalagi untuk berkorban. Sebagai
dengan segala pegawainya adalah
yaitu: a feeling of thanksfulness contohnya adalah moto regu penjaga
sebagaimana apa yang kita perbuat
and apprecia on. Menjadi jelas pantai AS dalam film “The Guardian”:
untuk diri kita sendiri.
terima kasih memiliki 3 ( ga) simbol: agar orang lain dapat hidup.
diucapkan keluar dari mulut, dengan

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 5


L A P OR A N U TA M A

Ar nya apa? Dapat dianalogikan Berkaitan dengan “buku kehidupan”, Pemimpin bisa/pas bergan , namun
dalam suatu acara kehidupan: saat sebagai seorang pegawai wajar jika negara dan pemerintah selalu ada
diputar lagu gembira janganlah mengucapkan terima kasih kepada dalam perlindungan Tuhan Yang
kita menangis, saat dimainkan upa- negara, karena apa yang dak kita Kuasa-sehingga dengan berakhirnya
cara perkabungan janganlah kita sukai, sukai atau hal-hal lain hanya seorang pegawai berdinas, kalimat
bergembira. Yang terpen ng ha dan terkait dengan manusia saja dengan terima kasih wajib/harus diucapkan
perbuatan kita janganlah menjadi segala sepak terjangnya secara negara, walau dapat dilakukan
aktor (actor bahasa Yunani yang pribadi. Karena dari waktu ke waktu dengan berbagai perasaan yang
ar nya dalam bahasa Indonesia ( me a er me) kedinasan dengan bermacam-macam. Ada yang dengan
adalah munafik). Secara tegas: jika segala atribut penugasan juga selalu kepasrahan, kemurnian ha , kerelaan
hitam katakan hitam dan jika pu h dilindungi oleh Tuhan Yang Maha (manusia yang memiliki hikmat sering
katakanlah pu h; jangan sekalipun Kuasa yang juga melindungi negara/ mengatakan bahwa kerelaan adalah
membohongi Tuhan (Ingat !). Kalau pemerintah. Dialah pusat dan andalan ibu dari kedamaian dan ketenangan)
sampai sekarang masih menjadi aktor siapapun pegawai/karyawan itu bagi atau ada yang akar kepahitan seper
- berhen lah saat ini juga (Stop!). siapapun yang percaya pada-Nya. empedu - namun ada yang dengan
Yah, waktu pun berjalan, alih generasi ketulusan seper burung merpa ,
Mau saat/masa kedinasan seseorang
pun bergerak, segala ndak-tanduk karena burung ini memang dak
(pegawai) melakukan hal-hal,
akan terekam dalam suatu “buku memiliki empedu serta ada juga yang
seper : cemberut, bersungut-sungut,
kehidupan” seseorang selama didunia penuh harapan dari Tuhan untuk
marah-marah, “membuang muka”
kehidupan yang suatu saat dapat menjalani hidup pasca berhen jadi
(mukanya sendiri yang dibuang/
juga dibaca ulang, sebagian besar pegawai.
digeser), amoral, perselingkuhan,
“buku kehidupan”pun terbaca secara perceraian, korupsi (besar/kecil Namun semuanya itu tetap saja akan
terbuka oleh lingkungan kerjanya anggarannya), perkelahian, “ditekan” ditutup dan dibungkus oleh ucapan
dan suatu saat pun seluruhnya
atau “menekan”, “memperkosa” karir, terima kasih kepada Tuhan (Thank
akan diminta pertanggungjawaban
mendatangkan “pemain asing”- yang You, Lord) dan sepanjang hidup wajib
dari Sang Pencipta selaku pemilik
“rela f dak begitu baik/kompeten” beribadah leiturgia = berdoa kepada
kehidupan.
dari “pemain lokal”, “sok pintar”, Allah latreia = mempersembahkan
Tercatat juga seseorang sejak “pura-pura akrab”, ada juga yang seluruh kehidupan kita dan threskeia
menjalani masa pengujian menjadi masih membawa “dendam kesumat” = pelayanan kepada orang yang
calon pegawai, baik dengan cara-cara sampai pada “sumsum tulangnya” dan dalam kesusahan), berdoa (dalam
yang terpuji/murni atau dak terpuji, terikat/terjerat pada “memorinya” bahasa Yunani: parakaleo, deomai,
menjadi calon pegawai, pegawai serta “menyembunyikan” kebo- aiteo, erotau, euchomai) dan juga
penuh hingga menjadi pejabat hongan, kompromi kebenaran terpen ng aplikasikanlah dengan
atau staf hingga mencapai akhir terhadap kejahatan, apapun segala kasih terhadap sesama. Amin.
pertandingan/finish atau pensiun keburukan lainnya maupun citra
dengan memperoleh “mahkota Catatan, terima kasih dalam berbagai
ataupun ndakan posi f-tetap saja bahasa, seperƟ:
kehidupan pegawainya”- semuanya seorang pegawai siapapun “ dia “
di hadapan Tuhan dak ada yang wajib/harus mengucapkan terima - Perancis : merci
tersembunyi - ini perlu ditanamkan kasih kepada negara, kenapa? - Jerman : danke
dalam ha , pengendalian diri dan
disertai rasa syukur. Siapapun kita atau pegawai yang - Yunani : sas e aristo
mengabdikan diri kepada negara
Berhen sebagai pegawai dapat - Ibrani : tada
baik sebagai pegawai negeri atau
dikarenakan: mencapai usia pensiun, swasta ataupun sebagai wiraswastaan - Mandarin : xie-xie
hilangnya jabatan karena suatu hal/ murni wajib mengingat ujaran dari
kasus, umurnya telah mencapai usia - Arab : syukron
Albert Eintein: “jangan berusaha
pensiun, sakit berkepanjangan/ dak menjadi manusia yang sukses, tetapi - Tagalog : salamat
berdaya, hingga banya kema an jadilah manusia yang mempunyai
sebelum masa pensiun/menjabat - Jepang : arigato
nilai”. Jadi kalau kita dak bernilai-
- inipun tercatat dalam buku jangan harap peribahasa: gajah ma - Spanyol : gracias
kehidupan. Semuanya secara sendiri- meninggalkan gading dan harimau
sendiri wajib mempertanggung- ma meninggalkan belangnya - akan
jawabkan kepada Sang Pencipta juga berlaku.
selaku Hakim Yang Adil.

6 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


L A P OR A N U TA M A

Seminar Hasil Pengawasan Inspektorat


Jenderal, Kementerian Energi
En dan Sumber
Daya Mineral, Semester II Tahun 2011
Oleh : M. Yusuf
PENDAHULUAN materi dengan mengacu pada
makalah, dari bulan Juni sampai

P
elaksanaan seminar dimaksud dengan Oktober 2011, Inspektorat
berlangsung di Yogyakarta, I telah melaksanakan audit pada 27
tanggal 28 sampai dengan 30 unit/satuan kerja, dengan rincian
November 2011. Kegiatan seminar 18 satker listrik perdesaan; 2 satker
tersebut berdasarkan Keputusan induk pembangkit dan jaringan;
Inspektur Jenderal Kementerian 4 satker di lingkungan Direktorat
Energi dan Sumber Daya Mineral Jenderal Ketenagalistrikan; dan
No.389 K/ 67.02/IJN/2011 tang- 3 satker dilingkungan Direktorat
gal 28 Oktober 2011 tentang Jenderal Energi Baru Terbarukan
Penyelenggaraan dan Pembentukan dan Konservasi Energi. Dari ke-27
Pani a Seminar Hasil Pengawasan bahwasanya pengawasan harus satker tersebut, memorandum hasil
Inspektorat Jenderal Kementerian dapat mendorong terwujudnya pemeriksaan (MHP) yang diselesaikan
Energi dan Sumber Daya Mineral good governance. Pengawasan sebanyak 23 satker.
Semester II Tahun 2011. harus mampu memberikan quality
assurance terhadap unit kerja Kesimpulannya banyak temuan yang
Tema seminar yang diusung “Melalui dilingkungan KESDM. Selanjutnya iden k dan berulang sehingga perlu
Seminar Hasil Pengawasan Kita dikaji kembali rekomendasi yang
beliau mengatakan seminar ini dapat
Wujudkan Auditor Sebagai Mitra diberikan; aspek yang bersifat strategis
meningkatkan kualitas temuan yang
Kerja dan Katalisator yang Kompoten (mul years contract, penyelesaian
mempengaruhi sistem/sistemik.
pada Unit Utama di lingkungan lahan/pembebasan tanah) yang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Di penghujung sambutannya, Sekre- melalui hutan produksi dan hutan
Mineral”. Agenda kegiatan seminar taris Inspektorat Jenderal KESDM lindung perlu dikoordinasikan de-
diawali dengan laporan Ketua Pani a, mengungkapkan pula kesempatan ngan pihak-pihak terkait/ pembuat
mengungkapkan seminar ini diiku seminar ini sebagai ajang feer review kebijakan sehingga kegiatan pem-
oleh auditor, calon auditor, dan pejabat sesama auditor. Akhirnya dengan bangunan dak terhambat; as built
struktural dilingkungan Inspektorat mengucap bismillahirrohmanirrohim, drawing perlu diper mbangkan untuk
Jenderal KESDM. Penyelenggaraan seminar dibuka secara resmi. menjadi syarat penyerahan asset ke
seminar ini dilaksanakan dalam Kemudian sambutan terakhir adalah cabang PLN.
rangka meningkatkan kualitas sambuta Kepala Perwakilan BPKP Selanjutnya dalam makalah juga
hasil pengawasan sehingga dapat Provinsi Daerah Is mewa Yogyakarta. dituangkan rencana audit semester
meningkatkan kinerja audi . Ketua Dalam sambutan singkatnya be- I tahun 2012, yaitu audit atas
Panita mengutarakan pula seminar liau memberikan dukungan dan pelaksanaan/kemajuan pekerjaan
ini dalam rangka penyamaan persepsi penghargaan atas penyelenggaraan pada satker induk pembangkit
sebagai dasar pelaksanaan ndak seminar ini yang mempercayakan dan jaringan yang dalam pola
lanjut. Pada bagian akhir laporannya, BPKP sebagai fasilitator/komentator. pendanaannya kegiatan bersifat mul
Ketua Pani a menjelaskan nara- Semoga seminar ini memberikan year; audit dengan mendasarkan
sumber adalah Inspektur dan manfaat kepada Kementerian ESDM. pada reviu data peningkatan
fasilitator dari Badan Pengawasan Pelaksanaan belanja infrastuktur Energi Baru
Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Terbarukan dan Konservasi Energi
Rangkaian pelaksanaan seminar
diawali dengan sesi pertama, paparan tahun 2012 untuk mendukung upaya
Agenda berikutnya adalah sambutan
debo lenecking dan ketahanan
Sekretaris Inspektorat Jenderal hasil pemeriksaan Inspektorat I,
energi; audit dengan mendasarkan
KESDM mewakili Inspektur Jenderal dengan narasumber Inspektur I,
pada hasil evaluasi implementasi
KESDM. Dalam sambutan/arahan moderator Jacky Ricky Warella, dan
program bidang energi khususnya
tertulisnya, beliau mengungkapkan notulis Nana Su sna. Pemaparan
listrik murah dan hemat.

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 7


L A P OR A N U TA M A

Sesi kedua, paparan hasil pemeriksaan Badan Peneli an dan Pengembangan Selanjutnya dilingkungan Badan
Inspektorat II, dengan narasumber ESDM 11 obyek (Pusat Peneli an Pendidikan dan Pela han 11 obyek
Inspektur II, moderator Ngadirun, dan Pengembangan Teknologi (Sekretariat Badan Diklat: Bagian
dan notulis Sahid Junaedi. Pemaparan Minyak dan Gas Bumi 3 obyek; Rencana dan Laporan dan Bagian
materi dengan menginduk pada Pusat Peneli an dan Pengembangan Keuangan; Bagian Umum dan Bagian
makalah, dari bulan Juli sampai Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Kepegawaian; Pusat Pendidikan
dengan November 2011, Inspektorat Baru Terbarukan dan Konservasi dan Pela han Migas: Bidang Pe-
II telah melaksanakan audit pada 50 Energi 2 obyek; Pusat Peneli an dan nyelenggaraan dan Evaluasi Diklat,
obyek audit, terdiri dari 7 obyek audit Pengembangan Teknologi Mineral dan Bidang Sarana dan Prasarana
di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Batubara 2 obyek; dan Pusat Teknis; Bidang Tata Usaha, Bidang
Program dan Kerjasama, dan
KESDM; 10 obyek audit dilingkungan Peneli an dan Pengembangan
Kelompok Jabatan Fungsional; unit
Direktorat Jenderal Mineral dan Geologi Kelautan 4 obyek).
pengelola PNBP; Perguruan Tinggi
Batubara; dan 33 obyek audit
Selanjutnya Inspektorat Jenderal Kedinasan Akamigas: akamigas dan
Dekonsentrasi/Dinas. kelompok jabatan fungsional, unit
KESDM 2 obyek (Bagian Umum
Dari 50 obyek audit tersebut, yang dan Keuangan, Bagian Hukum dan pengelola PNBP); Badan Pengatur
dapat diselesaikan MHP-nya sebanyak Kepegawaian dan Bagian Pemantauan Hilir Migas 3 obyek (Sekretariat BPH,
42 obyek audit. Yang belum selesai dan Evaluasi; Bagian Rencana dan Direktorat Gas Bumi, Direktorat
MHP-nya sebanyak 8 obyek audit, Laporan, Inspektorat I, Inspektorat BBM). Dari 21 obyek tersebut, yang
diselesaikan MHP-nya 14 obyek.
yaitu Sekretariat Jenderal sebanyak II, Inspektorat III, dan Inspektorat
3 obyek audit (Biro Keuangan, Pusat IV). Kemudian Sekretariat Jenderal PENUTUP
Data dan Informasi, Pusat Pengelolaan Dewan Energi Nasional 2 obyek (Biro
Agenda penutupan seminar diawali
Barang Milik Negara); Direktorat Umum; Biro Fasilitas Penanggulangan
dengan penyerahan hasil rumusan
Jenderal Mineral dan Batubara Krisis dan Pengawasan Energi, dan
materi yang disampaikan oleh Ketua
sebanyak 2 obyek audit (Direktorat Biro Fasilitas Energi dan Persidangan). Tim Perumus kepada Sekretaris
Pembinaan Pengusahaan Mineral, Inspektorat Jenderal KESDM. Ke-
Sesi keempat, paparan hasil
yaitu Sub Direktorat Pelayanan sempatan selanjutnya adalah la-
pemeriksaan Inspektorat IV, dengan
Usaha Mineral, Sub Direktorat poran Ketua Pani a, melaporkan
nara sumber Inspektur IV, moderator
Bimbingan Usaha Mineral, dan Sub pelaksanaan seminar berjalan de-
Barata Kusuma, dan notulis Irawan
Direktorat Hubungan Komersial ngan baik dan semaraknya per-
Wahyuwono. Pada periode semester
Batubara, selanjutnya Sub Direktorat tanyaan-pertanyaan dari peserta.
II tahun 2011, Inspektorat IV telah
Pengawasan Eksplorasi Mineral dan Selama semester II tahun 2011 telah
melaksanakan audit terhadap 21 dilakukan audit terhadap 94 obyek
Sub Direktorat Pengawasan Usaha
obyek audit, dengan rincian Direktorat audit. Di bagian akhir sambutannya,
Operasi Produksi dan Pemasaran
Jenderal Minyak dan Gas Bumi 7 obyek Ketua Pani a memohon kesediaan
Mineral).
(Sekretariat Ditjen Migas: Bagian Inspektur Jenderal KESDM yang
Sedangkan dekonsentrasi/Dinas, yang Rencana dan Laporan dan Bagian diwakili Sekretaris Inspektorat
belum selesai MHP-nya adalah Dinas Hukum; Bagian Keuangan, Bagian Jenderal KESDM untuk menutup
Pertambangan dan Energi Provinsi Umum dan Bagian Kepegawaian, secara resmi seminar.
DKI Jakarta; Dinas Pertambangan dan Direktorat Teknik dan Lingkungan
Sekretaris Inspektorat Jenderal
Energi Provinsi Lampung; dan Dinas Migas: Sub Direktorat Keselamatan
KESDM dalam sambutannya menga-
Pertambangan dan Energi Provinsi Hilir Migas, Sub Direktorat Keteknikan
takan masih terdapat temuan
Papua Barat. dan Lingkungan Migas, dan Sub
iden k/berulang, karenanya diper-
Direktorat Keselatan Hulu Migas; Sub lukan rekomendasi yang dapat
Sesi ke ga, paparan hasil pemeriksaan
Direktorat Usaha Penunjang Migas menimbulkan efek jera. Selanjutnya
Inspektorat III, dengan narasumber
dan Sub Direktorat Standarisasi Migas; beliau mengatakan pula quality
Inspektur III, moderator Elieser
Direktorat Pembinaan Program Migas: assurance dapat meningkatkan kinerja
Hutahaean, dan notulis Halim Sari
Sub Direktorat Penerimaan Negara audi . Dipenghujung sambutannya,
Wardhana. Inspektorat III telah
Migas dan Sub Direktorat Kerjasama beliau mengucapkan terima kasih
melakukan audit terhadap 21 obyek
Migas; Sub Direktorat Pemberdayaan kepada semua pihak atas lancarnya
audit, dengan rincian Badan Geologi
Potensi Dalam Negeri; Sub Direktorat penyelenggaraan seminar. Akhirnya
6 obyek (Sekretariat Badan Geologi 2 dengan mengucap bismillahirroh-
Penyiapan Program Migas dan Sub
obyek; Pusat Sumber Daya Air Tanah manirrohim, seminar ditutup secara
Direktorat Pengembangan Investasi
dan GeologiLingkungan 1 obyek; resmi.
Migas, dan Jaringan Gas Kota).
Pusat Survey Geologi 3 obyek);

8 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


L A P OR A N U TA M A

MENYOAL KETIDAKPATUHAN PENGELOLAAN PNBP


Oleh : Alimuddin Baso

PENDAHULUAN

P
ermasalahan berulangnya te-
muan BPK berupa Pungutan
Tanpa Dasar Hukum bukan
semata-mata terletak pada ke -
dakpatuhan K/L terhadap ketentuan
di bidang PNBP, namun justru
kekakuan ketentuan PNBP yang
mengharuskan penetapan jenis
dan tarif PNBP minimal dalam PP
sedikit banyak turut menyebabkan
mbulnya permasalahan tersebut.
Pendelegasian wewenang penetapan
jenis dan tarif PNBP kepada Menteri
sebagai alterna f solusi perlu diper-
mbangkan, tetapi tetap perlu kajian
lebih lanjut. Apabila berdasarkan
hasil kajian ternyata pendelegasian
wewenang penetapan jenis dan dikelola oleh Kementerian Energi mencapai Rp227.174,42 Milyar).
tarif PNBP tersebut lebih banyak dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Namun, yang mengkhawa rkan
manfaatnya daripada kerugiannya, dan Kementerian Kehutanan. Se- adalah peningkatan temuan dari
maka revisi UU PNBP perlu dilakukan. mentara itu, penerimaan PNBP tahun ke tahun, baik dari sisi jumlah
Lainnya seper penjualan aset, sewa K/L maupun nilai nominal.
PEMBAHASAN aset, jasa, pendidikan, dan bunga
Penyebab terjadinya temuan :
Penerimaan Negara Bukan Pajak pengelolaannya tersebar pada
Kementerian/ Lembaga. Berbeda a. Pungutan tanpa dasar hukum.
(PNBP) sesuai dengan UU Nomor Sesuai Pasal 2 dan 3 UU Nomor
20 Tahun 1997 tentang PNBP, dengan penerimaan pajak yang hanya
dikelola oleh satu kementerian yaitu 20 Tahun 1997 tentang PNBP
didefinisikan sebagai seluruh pene- diatur bahwa Jenis PNBP dan Tarif
rimaan Pemerintah Pusat yang dak Kementerian Keuangan dalam hal
ini dikelola oleh Ditjen Pajak, PNBP atas Jenis PNBP harus ditetapkan
berasal dari penerimaan perpajakan. dalam Undang-Undang (UU) atau
PNBP memiliki kontribusi yang cukup dikelola oleh banyak Kementerian
atau Lembaga, terutama untuk Peraturan Pemerintah (PP). Dari
signifikan bagi penerimaan negara. sisi kepastian hukum tentunya
Selama lima tahun terakhir (2006- penerimaan PNBP Lainnya.
penetapan jenis dan tarif PNBP
2010) rata-rata kontribusi PNBP TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN BPK minimal dengan PP tersebut akan
bagi penerimaan negara sekitar TERKAIT PNBP memberikan kepastian hukum yang
30%. Pada tahun 2010 penerimaan lebih kuat dibandingkan dengan
PNBP sekitar Rp270 triliun atau Hasil pemeriksaan BPK dari tahun ke
tahun menunjukkan temuan yang peraturan menteri, namun tidak
sebesar 27% dari total penerimaan dipungkiri proses pembentukan
negara. Sebagai contoh Penerimaan sama yaitu ngginya Pungutan Tanpa
Dasar Hukum atau Terlambat Setor, PP dimaksud sering membutuhkan
Sumber Daya Alam (SDA) Migas waktu cukup panjang dan energi
dan Dividen merupakan PNBP pada dan belum ada kecenderungan turun.
Apabila dibandingkan dengan total yang cukup besar serta biaya
Bagian Anggaran Bendahara Umum yang tidak sedikit. Beberapa
Negara (BABUN) yang dikelola di penerimaan PNBP tentu nilainya
dak begitu signifikan karena berada Kementerian yang mengalami
bawah Kementerian Keuangan. hal serupa seperti RPP Jenis dan
Penerimaan SDA Non Migas terutama dibawah kisaran 1% (sebagai contoh
dalam LKPP TA 2009 Penerimaan PNBP Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 9


L A P OR A N U TA M A

pada Kementerian ESDM dan Hal tersebut sejalan dengan Pasal bisa diearmark atau digunakan
Kementerian Pekerjaan Umum. 3 Undang-Undang No. 17 Tahun kembali oleh K/L penghasil PNBP.
Meskipun ada juga yang bisa selesai 2003 tentang Keuangan Negara, Faktor lainnya penyebab
lebih cepat seperti PP Jenis dan semua penerimaan yang menjadi penggunaan langsung adalah
Tarif PNBP pada Badan Pertanahan hak dan pengeluaran yang menjadi adanya pembatasan waktu
Nasional (PP No 13 Tahun 2010) kewajiban negara dalam tahun pengajuan revisi anggaran hanya
yang diselesaikan kurang dalam anggaran yang bersangkutan sampai dengan pertengahan bulan
1 tahun, tetapi perlu dicatat PP harus dimasukkan dalam APBN Oktober. Ketentuan ini membuat
tersebut menjadi Program Prioritas dan dipertegas dalam Pasal 16 dilema bagi Kementerian/
dari Pemerintah (Program 100 Hari Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Lembaga khususnya pada saat
Presiden). tentang Perbendaharaan Negara, ada permintaan pelayanan di
Sebagai contoh salah satu penerimaan kementerian negara/ bulan November dan Desember.
Kementerian telah mengusulkan lembaga/satuan kerja perangkat Dilema terjadi mengingat
kembali perubahan atas jenis tarif daerah tidak boleh digunakan pelayanan dimaksud harus tetap
yang mempunyai karakter mudah langsung untuk membiayai diberikan sedangkan di sisi lain hal
berubah, seperti tarif jasa pengujian pengeluaran. Tiga undang- ini akan mengakibatkan adanya
laboratorium yang besaran tarifnya undang tersebut di atas secara kelebihan realisasi penerimaan
sangat dipengaruhi oleh harga tegas melarang K/L menggunakan PNBP tetapi biaya pelayanan tidak
bahan baku (bahan kimia) yang langsung penerimaan negara bisa dicairkan mengingat DIPA
digunakan untuk pengujian, dimana untuk membiayai kegiatan sudah tidak bisa dilakukan revisi
harga bahan kimia tersebut sangat operasionalnya, namun mengapa lagi. Untuk mengatasi hal ini,
fluktuatif. Melihat permasalahan masih banyak K/L pengelola PNBP sebagian satuan kerja mengambil
tersebut di atas, maka waktu untuk yang berani melanggar 3 undang- jalan pintas menggunakan secara
penyelesaian PP jelas menjadi undang tersebut. Hal ini tentunya langsung seluruh penerimaan untuk
salah satu kunci permasalahan. perlu analisis lebih dalam terhadap membiayai kegiatan pelayanan
Dengan demikian, sepenuhnya temuan BPK tersebut. Dari dimaksud, dimana jalan pintas ini
menyalahkan Kementerian/ temuan BPK berupa penggunaan tidak sesuai dengan ketentuan dan
Lembaga sebagai biang langsung tersebut sebagian besar pada akhirnya menjadi temuan
permasalahan pungutan tanpa merupakan penggunaan langsung oleh aparat pengawas fungsional
dasar hukum menjadi tidak fair. dari penerimaan sewa ruangan (BPK).
Tentunya, hal tersebut juga tidak atau gedung tersebut antara lain
bisa dijadikan pembenaran bagi untuk membiayai pembayaran d. PNBP terlambat/belum disetor ke
Kementerian/Lembaga untuk tidak listrik, gaji karyawan, pemeliharaan kas negara
menunda atau menempatkan jenis gedung dan bangunan serta untuk Ketidaktertiban atau “pelanggaran”
dan tarif PNBP pada PP, mengingat kesejahteraan anggota. Selain itu, berikutnya dalam pengelolaan
ketentuan yang masih berlaku saat terjadi juga terhadap penggunaan PNBP berupa keterlambatan dalam
ini menetapkan bahwa jenis dan langsung terhadap penerimaan jasa penyetoran PNBP. Keterlambatan
tarif PNBP minimal harus dengan PP. penelitian. disini diartikan suatu dana PNBP
Namun demikian, perlu dilakukan yang telah diterima oleh Bendahara
kajian mengenai pendelegasian c. Permasalahan alokasi dana yang Penerima dari masyarakat tetapi
wewenang penetapan jenis dan cukup menjadi kunci penting tidak segera disetorkan ke Kas
tarif PNBP kepada peraturan yang untuk penyelesaian masalah Negara secara tepat waktu. Krite
lebih rendah seperti peraturan tersebut. Namun, hal tersebut Undang-Undang No. 1 Tahun 2004
menteri sebagai alternatif solusi mengapa bisa terjadi pada PNBP tentang Perbendaharaan Negara
atas permasalahan di atas. yang menerapkan earmarking, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004
dimana penerimaan bisa digunakan tentang Perbendaharaan Negara
b. PNBP dikelola di luar APBN kembali oleh Satker penghasil PNBP Undang-Undang No. 1 Tahun 2004
(Penggunaan Langsung) setelah tentunya terlebih dahulu tentang Perbendaharaan Negara ria
Sesuai Pasal 4 dan 5 Undang- harus disetor ke Kas Negara. Setelah yang digunakan oleh auditor yang
Undang No. 20 Tahun 1997 diteliti, ternyata earmarking hanya dalam hal ini BPK adalah ketentuan
tentang PNBP antara lain diatur diterapkan untuk penerimaan perundangan di bidang PNBP dan
bahwa seluruh PNBP wajib disetor PNBP fungsional, sementara untuk Keuangan Negara, yaitu Pasal 4
langsung secepatnya ke Kas Negara penerimaan sewa yang merupakan Undang-Undang No. 20 Tahun 1997
dan dikelola dalam sistem APBN. penerimaan bersifat umum tidak tentang PNBP yang menyatakan

10 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


L A P OR A N U TA M A

bahwa seluruh PNBP wajib disetor penyetoran. Oleh karena itu, b. Terhadap ketentuan yang
langsung secepatnya ke Kas diperlukan suatu peraturan yang masih berlaku saat ini me-
Negara, Pasal 16 ayat 2 Undang- beragam untuk jenis PNBP yang netapkan bahwa jenis dan tarif
Undang No. 1 Tahun 2004 tentang beragam pula. PNBP minimal harus dengan
Perbendaharaan Negara yang PP, perlu dilakukan kajian
PENUTUP
menyatakan bahwa penerimaan mengenai pendelegasian
1. Kesimpulan
harus disetor seluruhnya ke Kas wewenang penetapan jenis
a. PNBP memiliki kontribusi
Negara/Daerah pada waktunya dan tarif PNBP kepada
yang cukup signifikan bagi
yang selanjutnya diatur dalam peraturan yang lebih rendah
penerimaan negara. Selama
peraturan pemerintah. Selanjutnya, seper peraturan menteri
lima tahun terakhir (2006-
dalam Pasal 26 ayat (3) Peraturan sebagai alterna f solusi atas
2010) rata-rata kontribusi
Pemerintah No. 39 Tahun 2007 permasalahan.
PNBP bagi penerimaan negara
tentang Pengelolaan Uang c. Berdasarkan peneli an BPK
sekitar 30%. Pada tahun 2010
Negara/Daerah, yang merupakan dan DJA, ternyata earmarking
penerimaan PNBP sekitar
peraturan pelaksanaan dari hanya diterapkan untuk
Rp270 triliun atau sebesar
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 penerimaan PNBP fungsional,
27% dari total penerimaan
tentang Perbendaharaan Negara, sementara untuk penerimaan
negara.
menyatakan bahwa Penerimaan sewa yang merupakan pene-
b. Untuk kepas an hukum ten-
Negara yang ditampung pada rimaan bersifat umum dak
tunya penetapan jenis dan tarif
rekening penerimaan setiap hari bisa diearmark atau digunakan
PNBP minimal dengan PP akan
disetor seluruhnya ke Rekening Kas kembali oleh K/L penghasil
memberikan kepas an hukum
Umum Negara. PNBP, sehingga perlu dibuat
yang lebih kuat dibandingkan
Ketentuan inilah yang regulasi atas perbedaan
dengan peraturan menteri,
mengakibatkan munculnya temuan penerapan tersebut.
namun proses pembentukan
BPK berupa seluruh jenis PNBP d. Dalam rangka mengatasi ke-
PP dimaksud sering mem-
tanpa kecuali harus disetor langsung dakpatuhan pengelolaan
butuhkan waktu cukup pan-
ke Kas Negara atau maksimal PNBP pada Satuan Kerja
jang dan energi yang cukup
satu hari di rekening Benadahara yang berdomisili di daerah
besa.
dan selanjutnya harus disetor terpencil, perlu dijadikan
c. Alokasi dana yang cukup
seluruhnya ke Rekening Kas Umum salah satu per mbangan
menjadi kunci pen ng un-
Negara PNBP terlambat setor ke dalam penentuan batas waktu
tuk penyelesaian masalah
Kas Negara. Hal ini terjadi karena penyetoran. Oleh karena itu,
tersebut. Namun, hal tersebut
Bendahara Penerima Kementerian/ diperlukan suatu peraturan
mengapa bisa terjadi pada
Lembaga umumnya menampung yang beragam untuk jenis
PNBP yang menerapkan
terlebih dahulu setoran PNBP PNBP yang beragam pula.
earmarking, dimana pene-
dari Wajib Bayar/masyarakat rimaan bisa digunakan DAFTAR PUSTAKA
baru kemudian disetorkan ke Kas kembali oleh Satker penghasil 1. Undang-undang No 20 Tahun
Negara. Seperti temuan BPK yang PNBP setelah tentunya ter- 1997 tentang PNBP
lain, temuan ini terjadi juga tidak lebih dahulu harus disetor ke 2. Undang-Undang No. 1 Tahun
sepenuhnya karena kesalahan atau Kas Negara. 2004 tentang Perbendaharaan
kealpaan Bendahara Penerima 2. Saran Negara
K/L. Hal ini berdampak juga a. Perlu dibuat ketentuan dan 3. Undang-Undang No. 17 Tahun
terhadap penyetoran masing- regulasi khusus bagi sebagian 2003 tentang Keuangan Negara
masing jenis PNBP tersebut. satuan kerja mengambil jalan 4. Peraturan Pemerintah No. 39
Kendala waktu dan biaya mungkin pintas menggunakan secara Tahun 2007 tentang Pengelolaan
tidak terlalu mengganggu untuk langsung seluruh penerimaan Uang Negara/Daerah
Satuan Kerja yang berdomisili di untuk membiayai kegiatan 5. Laporan Keuangan Pemerintah
daerah perkotaan. Namun, hal pelayanan dimaksud, dimana Pusat (LKPP) TA 2009
ini akan menjadi berbeda bagi jalan pintas ini dak sesuai 6. www.anggaran.depkeu.go.id
Satuan Kerja yang berdomisili di dengan ketentuan dan pada 7. Supriyadi & Wahyu Indrawan –
daerah terpencil yang seyogianya akhirnya menjadi temuan oleh Warta Anggaran – Kemenkeu –
dijadikan salah satu pertimbangan aparat pengawas fungsional 2011
dalam penentuan batas waktu (BPK).

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 11


L A P OR A N U TA M A

PENGENDALIAN AKUNTANSI BEBAN DAN AKUNTANSI


BMN DARI DANA DEKONSENTRASI
KEMENTERIAN NEGARA
Oleh: Punta Bonasalin
Pendahuluan

A
kuntansi Barang Milik Negara
dari Dana Dekonsentrasi
(BMN DK) melipu kegiatan
pembukuan, inventarisasi, penetapan
status, pemindahtanganan, pengha-
pusan dan pelaporan. Pengelola
Barang melakukan pembukuan
berupa penda aran dan pencatatan
BMN DK dalam Da ar/Laporan
BMN. Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang melakukan
pembukuan berupa penda aran
dan pencatatan BMN DK dalam
Da ar/Laporan Barang Pengguna/
Barang Kuasa Pengguna. Pencatatan
dimaksud merupakan prasyarat
dalam Pemindahtanganan BMN DK.
Namun dalam pelaksanaannya terjadi
permasalahan pada lambatnya
proses pemindahtanganan melalui sebagian kecil Dana Dekonsentrasi tugas dan fungsi Kementerian
hibah kepada Pemerintah Daerah, dapat dialokasikan sebagai dana Negara/Lembaga dicatat pada Akun
hal ini berdampak masih disajikannya penunjang untuk pelaksanaan tugas Aset Tetap atau Akun Persediaan,
BMN DK pada LBMN dan Neraca administra f atau pengadaan input sesuai dengan substansinya dan
Kementerian Negara/Lembaga. berupa pengadaan barang/jasa untuk BMN DK yang belum mendapat
dan penunjang lainnya. Penentuan persetujuan Pemindahtanganan
Pengendalian Akuntansi Beban pada
besarnya alokasi dana penunjang dari Pengelola Barang tetapi telah
RKA/DIPA Dekonsentrasi harus memperha kan asas kepa- diserahkan kepada pihak ke ga,
Pengendalian akuntansi untuk tutan, kewajaran, ekonomis dan dicatat pada Akun Aset Lainnya.
beban anggaran dalam RKA / efisiensi serta di sesuaikan dengan
karakteris k kegiatan Kementerian. Langkah pengendalian akuntansi yang
DIPA Dekonsentrasi hanya
Dana penunjang yang akan digu- harus dilaksanakan oleh Pengguna
menggunakan akun Belanja Barang
nakan untuk pengadaan barang Barang dan Kuasa Pengguna Barang
karena pendanaan dalam rangka
menggunakan akun Belanja Barang adalah melakukan inventarisasi untuk
Dekonsentrasi dialokasikan untuk
menentukan rincian data atas BMN
kegiatan bersifat non-fisik yaitu Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi.
DK, termasuk kondisi dan keberadaan
kegiatan yang menghasilkan keluaran Pengendalian Akuntansi BMN Dana BMN DK. Hasil inventarisasi digunakan
yang dak menambah aset tetap.
Dekonsentrasi Sebelum Tahun 2011. sebagai dasar dalam menentukan
Kegiatan yang bersifat non-fisik
usulan pengelolaan atas BMN DK
antara lain berupa sinkronisasi dan Pengendalian akuntansi untuk BMN
yaitu penetapan status penggunaan;
koordinasi perencanaan, fasilitasi, yang berasal dari dana Dekonsentrasi
pemindahtanganan; pemusnahan;
bimbingan teknis, pela han, pe- sebelum Tahun 2011 ditatausahakan
dalam SIMAK-BMN dengan klasifikasi dan penghapusan.
nyuluhan, supervisi, peneli an,
survey, pembinaan dan pengawasan. akun yaitu untuk BMN DK yang Penetapan status penggunaan BMN
sedang digunakan atau direncanakan DK dak perlu dilakukan atas BMN DK
Dalam rangka mendukung untuk digunakan dalam pelaksanaan yang direncanakan untuk dilakukan
pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi

12 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


L A P OR A N U TA M A

Pemindahtanganan sampai dengan Laporan Barang Pengguna/Barang SIMAK BMN.


tanggal 31 Desember 2012 atau Kuasa Pengguna.
Pencatatan aset sebagai persediaan
yang telah diserahkan kepada pihak
Pengendalian Akuntansi BMN dari diharapkan dapat mempermudah
ke ga. Pemindahtanganan BMN
Dana Dekonsentrasi Setelah Tahun dan mempercepat proses penyerahan
DK dilakukan melalui Hibah dan
2010 BMN DK kepada Pemerintah
Penjualan.
Daerah karena cukup dengan BAST
Pengendalian akuntansi untuk BMN
Pemindahtanganan melalui Hibah yang melibatkan dua pihak yaitu
yang berasal dari dana Dekonsentrasi
BMN DK dilakukan kepada Pemerintah Pengguna Barang dan Pemerintah
setelah Tahun 2010 ditatausahakan
Daerah terhadap BMN DK yang dak Daerah Cq. SKPD Provinsi. Menteri
dalam SIMAK-BMN dan
digunakan untuk penyelenggaraan Keuangan selaku Pengelola Barang
pencatatannya pada akun Persediaan
tugas dan fungsi Kementerian Negara/ yang pelaksanaannya di daerah
(eks Dekonsentrasi). Persediaan
Lembaga; telah ditatausahakan oleh dilaksanakan oleh Kantor Wilayah
dimaksud harus segara diserahkan
Kementerian Negara; digunakan untuk dan Kantor Pelayanan DJKN cukup
oleh Pengguna Barang (Kementerian)
penyelenggaraan pemerintahan menerima laporan saja.
kepada Pemerintahan Daerah c.q
daerah; keberadaan fisiknya jelas;
SKPD pelaksana tugas Dekonsentrasi Penutup
dan dalam kondisi baik/layak untuk
dengan Berita Acara Serah Terima Terhadap perolehan BMN DK yang
digunakan atau sudah diserah
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan berasal dari dana Dekonsentrasi
operasikan kepada Pemerintah
setelah realisasi pengadaan barang. sebelum Tahun 2011 seyogyanya APIP
Daerah. Hibah dilaksanakan oleh
Berdasarkan Berita Acara Serah Kementerian/Lembaga meningkatkan
Pengguna Barang setelah mendapat
Terima (BAST), SKPD penerima wajib reviu atas LBMN dan Laporan
persetujuan Pengelola Barang. menatausahakan dan melaporkan Keuangan Dana Dekonsentrasi.
Pemindahtanganan melalui Penjualan pada neraca Pemerintahan Daerah. Hasil reviu memuat BMN yang
BMN DK dilakukan hanya terhadap belum dan/atau dak dihibahkan
Pengguna barang melaporkan serah beserta alasannya guna mendorong
BMN DK yang dak digunakan
terima barang kepada Menteri percepatan usulan pengelolaan BMN
untuk pelaksanaan tugas dan fungsi
Keuangan selaku Pengelola Barang DK khususnya Pemindahtanganan
Kementerian Negara dan Pemerintah
c.q Direktorat Jenderal Kekayaan dan Penghapusan BMN DK dari LBMN
Daerah dan dalam kondisi rusak
Negara (DJKN) dengan melampirkan dan Neraca Kementerian Negara
berat sehingga secara ekonomis lebih
Berita Acara Serah Terima. Dalam dan memas kan bahwa prosedur
menguntungkan bagi negara apabila
hal Kementerian/Lembaga dak penyerahan barang persediaan
dijual/dilelang. menyerahkan dalam jangka waktu 6 berjalan sesuai dengan ketentuan
Penghapusan BMN DK dilakukan (enam) bulan sejak pengadaan atau untuk BMN DK setelah Tahun 2010.
sebagai ndak lanjut dari Pemin- SKPD dak bersedia menerima BMN,
dahtanganan (Hibah dan Penjualan) maka BMN direklasifikasi ke akun Aset Pustaka:
atau sebab-sebab lain yang secara Tetap pada Kementerian/Lembaga 1. PP Nomor 71 Tahun 2010
normal dapat diperkirakan wajar (UAPB/UAKPB). tentang Standar Akuntansi
menjadi penyebab Penghapusan, Pemerintahan(SAP)
Pengendalian akuntansi tersebut 2. PMK Nomor 171/PMK.06/2007
antara lain hilang, kecurian, terbakar,
mengakru hasil pengadaan barang/ tentang Sistem Akuntansi dan
susut, menguap, mencair, atau terkena
jasa berupa Alat Tulis Kantor, Aset Pelaporan Keuangan Pemerintah
dampak terjadinya force majeure.
Tetap dan Aset Tetap Lainnya yang Pusat
Penghapusan pada LBMN dan Neraca
diperoleh dari realisasi beban akun 3. PMK Nomor 248/PMK.07/2010
dilakukan setelah terlebih dahulu
Belanja Barang Penunjang Kegiatan tentang Perubahan atas Peraturan
mendapat persetujuan Pengelola
Dekonsentrasi dicatat pada akun Menteri Keuangan Nomor 156/
Barang. Berdasarkan persetujuan
Persediaan dengan pengendalian PMK.07/2008 tentang Pedoman
dimaksud Pengguna Barang
penyerahan kepada Pemerintah Pengelolaan Dana Dekonsentrasi
menetapkan Keputusan Penghapusan
Daerah selambat-lambatnya 6 (enam) dan Tugas Pembantuan.
paling lambat 2 (dua) bulan sejak
bulan setelah realisasi pengadaan 4. PMK Nomor 125/PMK.06/2011
tanggal surat persetujuan diterbitkan.
barang/jasa. Hal ini berbeda dengan tentang Pengelolaan Barang Milik
Keputusan Penghapusan dimaksud
pencatatan sebelum tahun 2011 di Negara yang Berasal dari Dana
menjadi dasar bagi UAPB/UAKPB
mana aset yang didapat dari dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
untuk melakukan penghapusan
penunjang yang tergolong Aset Tetap Pembantuan Sebelum Tahun
barang berikut nilainya dari Da ar/
dicatat pada akun Aset Tetap dalam Anggaran 2011

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 13


WASR I K

PERSPEKTIF PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


Oleh : Alimuddin Baso

PENDAHULUAN pengangkutan bahan mentah fisik, seperti peraturan dan


ke pabrik, dan kemudian perundangan, sistem dan

P
eran infrastruktur sangat
pengangkutan barang jadi ke prosedur, serta mekanisme
pen ng, sehingga negara-
pasar (Wikipedia). Infrastruktur tatakelola, transparansi, dan
negara yang ingin mema-
ekonomi ini sangat berpengaruh akuntabilitas dalam pembiayaan
jukan perekonomiannya akan
terhadap efisiensi usaha, terutama dan pengadaannya (Bhattacharyay
menginvestasikan sebagian (besar)
biaya logistik dan transportasi, 2009). Infrastruktur nonfisik
dari anggarannya untuk membangun
serta biaya produksi, yang pada juga, disebut juga sebagai “soft”
jalan jembatan yang memfasilitasi
akhirnya berpengaruh terhadap infrastructure mencakup sistem
transportasi orang, bahan baku/
daya saing, baik daya saing produk keuangan dan sistem hukum
mentah (raw materials), bahan antara/
lokal/domestik dalam berhadapan (Wikipedia).
setengah jadi (intermediate goods),
dan produk akhir (final products),
dan menghubungkan antara pabrik
dan daerah produksi dengan pasar;
pelabuhan dan bandara untuk
pengiriman barang-barang tersebut
dari dan ke luar negeri (impor/
ekspor) serta antar pulau (interland
transportasion); jaringan listrik sejak
dari pembangkitan hingga distribusi
yang memungkinkan beroperasinya
pabrik dan kantor, pelabuhan dan
bandara; sedangkan pembangunan
jaringan telekomunikasi umumnya
lebih banyak dibiayai oleh sektor
swasta.
dengan produk luar negeri, maupun 2. Peran Infrastruktur
PEMBAHASAN daya saing perekonomian dalam
Pada perkembangannya kemudian,
1. Pengertian Infrastruktur memperebutkan penanaman
kata infrastruktur lebih sering
Infrastruktur adalah segala sesuatu modal asing. Sementara itu
dimaksudkan, termasuk dalam
sarana dasar yang dibutuhkan infrastruktur sosial mencakup
tulisan ini, sebagai infrastruktur
agar suatu perekonomian atau sarana kesehatan dan pendidikan.
ekonomi dan fisik. Mengingat
masyarakat dapat berfungsi. Dalam Selain itu, infrastruktur dapat pula
fungsinya tersebut, peran
hal ini terdapat dua kelompok dibedakan sebagai infrastruktur
infrastruktur dalam perekonomian
infrastruktur yaitu infrastruktur fisik dan non fisik. Infrastruktur
sangatlah vital. Dari lintasan sejarah
ekonomi dan infrastruktur sosial. fisik, disebut juga “hard”
negaranegara yang kini disebut
Infrastruktur ekonomi mencakup infrastructure adalah struktur fisik
sebagai negara maju, serta negara-
semua struktur teknis yang sarana dan prasarana yang dapat
negara yang dijuluki the emerging
mendukung perekonomian seperti disentuh (tangible) seperti jalan-
markets dapat diambil pelajaran
jalan dan jembatan, air bersih, jembatan, pelabuhan, jaringan
bahwa infrastruktur berperan
saluran limbah, pasokan listrik, listrik; sedangkan infrastruktur
fundamental dalam mendorong
dan jaringan telekomunikasi. dalam pengertian nonfisik
pertumbuhan ekonomi secara
Fungsi infrastruktur ekonomi mencakup infrastruktur yang
berkelanjutan. Peran infrastruktur
adalah memfasilitasi produksi tidak dapat disentuh (intangible)
dalam perekonomian mulai populer
dan distribusi barang dan jasa, yang mendukung pembangunan
antara lain sebagaimana terlihat
seperti jalan yang memungkinkan dan beroperasinya infrastruktur

14 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

dalam sejarah Amerika Serikat saat terkait dengan perlindungan (guarantee, insurance),
dirintis dan dibangunnya jaringan properti dan perjanjian bisnis). pinjaman, penyertaan modal
kereta api dan telekomunikasi (pos Jika infrastruktur fisik berpengaruh pada BUMN, atau public
dan telegram), pada awal abad terhadap perekonomian jangka private partnership (PPP).
ke-20. Melesatnya perkembangan pendek (1-2 tahun), menengah Dalam banyak hal, seringkali
ekonomi Jepang, Korea Selatan (3-5 tahun), dan panjang (20 tahun suatu infrastruktur sangat
dan Singapura dari semula negara atau lebih), maka infrastruktur dibutuhkan masyarakat dan
berkembang menjadi negara maju, nonfisik berpengaruh dalam jangka perekonomian regional bahkan
juga didukung oleh pembangunan panjang. nasional, namun membutuhkan
infrastruktur yang tidak tanggung- modal yang sangat besar untuk
tanggung (WG Huff, 1995; Atkinson 3. Anggaran Infrastruktur pengadaannya sehingga sektor
et al, 2009). Untuk contoh paling Pemerintah berperan penting dalam swasta tidak berminat (terjadi
mutakhir, pesatnya perkembangan mendorong pertumbuhan ekonomi, apa yang disebut sebagai
ekonomi China juga difasilitasi pengurangan pengangguran, dan market failure, ‘kegagalan
oleh pembangunan jaringan jalan- pengentasan penduduk miskin pasar’), maka pemerintah dapat
jembatan, pelabuhan, dan energi secara berkelanjutan, melalui melakukan intervensi dengan
listrik secara massif di tahun 1980- intervensi dalam bentuk belanja belanja APBN. Kemampuan
an (Yoshimo dan Nakahigashi 2000; pembangunan infrastruktur pemerintah untuk menerima
Sahoo, 2010), yang merupakan (sumber berbagai literatur ekonomi pajak serta melakukan pinjaman
pengembangan lebih lanjut dari antara lain Rotner (1983), dan domestik dan internasional
yang sudah dibangun mulai 1876 Aschauer (1989) dalam Yoshino & memungkinkannya untuk
semasa Dinasti Qing (Wikipedia). Nakahigashi (2000)). Pembangunan mendanai proyek infrastruktur
Berbagai hasil kajian (antara jalan dan jembatan non-tol, serta berskala besar.
lain Aschauer 1989; World Bank waduk dan sistem irigasi (pertanian)
Pemerintah Indonesia untuk
1994; Calderon dan Serven 2003; merupakan contoh utama dari
infrastruktur pada tahun 2005
Estache 2006 dalam Sahoo, Dash, infrastruktur sebagai barang public
memberikan dukungan untuk
dan Nataraj 2010) membuktikan (public goods) yang pemakaiannya
invetsai infrastruktur sebesar
bahwa infrastruktur mempunyai tidak dikenai biaya dan semua
Rp23,7 triliun (nilai tahun 2005),
peran penting dalam memajukan orang bisa menggunakannya
atau 4,6 persen dari total Belanja
perekonomian, dan sebaliknya (non-excludable). Sementara
Negara 2005. Dibandingkan dengan
taraf perekonomian yang lebih infrastruktur seperti jalan tol,
Produk Domestik Bruto (PDB), nilai
tinggi berpengaruh terhadap telepon, listrik, gas, dan internet,
dukungan tersebut setara dengan
ketersediaan infrastruktur yang yang penggunanya harus membayar
0,9 persen dari PDB nominal 2005
lebih berkualitas. Namun demikian dengan tarif tertentu (excludable),
Dukungan anggaran tersebut
tulisan ini tidak mengasumsikan pengadaan dan pengelolaannya
diinvestasikan pada berbagai
peran infrastruktur nonfisik dapat dapat dilakukan sepenuhnya oleh
proyek infrastruktur mencakup
diabaikan. Dalam literatur mengenai sektor swasta. Sektor swasta dapat
pembangunan dan perawatan jalan
pembangunan, infrastruktur melakukan investasi dalam proyek
jembatan, waduk dan berbagai
nonfisik juga berperan penting, infrastruktur yang menjanjikan
bentuk penampungan air berikut
sehingga dapat diibaratkan sebagai profit berkelanjutan, dengan dana
jaringan irigasi, pelabuhan kapal
“software”, sedangkan infrastruktur dari berbagai sumber seperti modal
dan bandar udara, serta jaringan
fisik sebagai “hardware”, dari sendiri, pinjaman, atau patungan.
listrik. Nilai nominal dan riil
sistem perekonomian. Dalam Dalam situasi di mana pemerintah
dari dukungan APBN tersebut
teori pertumbuhan, infrastruktur dan sektor swasta masing-masing
meningkat setiap tahunnya, kecuali
nonfisik berperan dalam tidak memiliki anggaran atau
di tahun 2010 saat kenaikan
meningkatkan produktivitas tenaga modal yang memadai, mereka bisa
anggaran infrastruktur tidak
kerja (pendidikan dan kesehatan), bekerjasama dalam membangun
sebesar laju inflasi yaitu tahun
inovasi teknologi (pendidikan & infrastruktur, terutama
2006, belanja infrastruktur naik
penelitian dasar, sistem hukum, infrastruktur yang bagi pihak swasta pesat 111,6% menjadi
khususnya terkait dengan hak bisa mendatangkan keuntungan
Rp50,0 triliun (atau 7,5% dari
paten/intellectual property), atau (profitable) dalam jangka panjang.
Belanja Negara, atau 1,5% dari PDB),
pembentukan kapital (sistem Bentuk kerjasama tersebut antara
sebagai dampak dari penghematan
keuangan dan hukum, khususnya lain pemberian penjaminan
subsidi energi yang sudah dilakukan

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 15


WASR I K

pada tahun 2005; dalam tahun Perhubungan, dan Kementerian partnership (PPP). Sementara
2011, anggaran infrastruktur naik ESDM merupakan tiga kementerian itu, dukungan pemerintah dalam
50% dari tahun sebelumnya Rp82,6 yang menerima alokasi anggaran bentuk investasi juga terlihat
triliun menjadi Rp123,9 triliun (atau belanja infrastruktur terbesar, semakin besar. Investasi tersebut
10,1% dari Belanja Negara, dan dengan total pagu 90,7 persen dari dilaksanakan dalam bentuk
1,8% dari PDB). total pagu belanja infrastruktur suntikan modal untuk PT Sarana
Anggaran infrastruktur tersebut kementerian/lembaga dalam tahun Multi Infrastruktur (PT SMI), yang
dialokasikan sebagian terbesar 2011. khusus didirikan dalam tahun
dalam bentuk belanja (spending), Selain itu, menarik pula untuk 2009 dalam rangka mempercepat
dan sebagian dalam bentuk dicermati, dukungan pemerintah pembangunan infrastruktur serta
pemberian pinjaman/kredit, dalam bentuk penjaminan & bersinergi dengan pihak ketiga, baik
penyertaan menerima pajak serta kontijensi (land capping, kontijensi swasta, pemerintah daerah, BUMN,
melakukan pinjaman domestik dan PLN dan PDAM), investasi maupun organisasi multilateral. PT
internasional memungkinkannya pemerintah, serta pinjaman SMI merupakan suatu holding
untuk mendanai proyek dan kredit. Dengan penjaminan, company dan telah mendirikan
infrastruktur berskala besar. dana akan dikeluarkan hanya jika anak perusahaan yaitu PT Indonesia
Berapa besar dana yang telah resiko yang telah diperhitungkan Infrastructure Finance (PT. IIF)
diinvestasikan Pemerintah (kenaikan harga tanah, BUMN pada tahun 2010, berpatungan
Indonesia untuk infrastruktur?
Pada tahun 2005 Pemerintah
memberikan dukungan untuk
infrastruktur sebesar Rp23,7 triliun
(nilai tahun 2005), atau 4,6 persen
dari total Belanja Negara 2005.
Dibandingkan dengan Produk
Domestik Bruto (PDB), nilai
dukungan tersebut setara dengan
0,9 persen dari PDB nominal 2005.
Dukungan anggaran tersebut
diinvestasikan pada berbagai
proyek infrastruktur.
Belanja modal pada BUMN, serta
penjaminan/kontijensi yaitu
anggaran infrastruktur dalam
bentuk belanja (spending) adalah gagal bayar/default) benar dengan ADB, International Finance
sebesar Rp115,1 triliun, atau 93% benar terjadi. Guna mengelola Corporation (IFC), dan DEG-Badan
dari total anggaran infrastruktur penjaminan ini, pemerintah Investasi dan Pembangunan
dalam tahun 2011 (APBN) sebesar telah mendirikan PT. Penjamin Jerman. PT IIF merupakan
Rp123,8 triliun. Belanja tersebut Infrastruktur Indonesia/Indonesia perusahaan pembiayaan proyek-
mencakup belanja infrastruktur Infrastructure Guarantee Funda proyek infrastruktur.
yang dikelola oleh kementerian/ (PT PII/IIGF) yang fungsinya adalah Selain itu, dukungan untuk
lembaga, dan belanja non menangani proses penjaminan bagi pembangunan infrastruktur juga
kementerian/lembaga seperti kewajiban finanasial sektor publik dilakukan pemerintah dengan
public service obligation (PSO) (kementerian, BUMN, dan pemda) membentuk suatu unit di
kepada PT KAI dan PT Pelni, DAK dalam kontrak kerjasama atau Kementerian Keuangan, yaitu Pusat
Infrastruktur, dan Tambahan konsesi dengan sektor swasta. PT Investasi Pemerintah (PIP) pada
Otonomi Khusus Infrastruktur, PII diharapkan dapat menunjang tahun 2007 dan sejak tahun 2009
pengembangan Sabang dan masuknya pendanaan dari swasta telah berstatus sebagai instansi
Batam. Sedangkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur badan layanan umum (BLU). PIP
infrastruktur di luar belanja di Indonesia melalui peningkatan juga berfungsi sebagai pengelola
kementerian/lembaga terlihat kelayakan kredit dan kualitas Rekening Induk Dana Investasi
bahwa Kementerian Pekerjaan proyek-proyek infrastruktur yang dan penilai kelayakan, manajemen
Umum (PU), Kementerian menggunakan skim public private resiko, divestasi, pengembangan

16 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

instrumen, pengendalian, 5. T a n t a n g a n P e m b a n g u n a n dari satu propinsi, yang tentunya


pembiayaan, dan masalah hukum Infrastruktur memerlukan koordinasi dan
dan perjanjian investasi Pemerintah Sejak krisis ekonomi 1998, sinergi antara pemerintah pusat
Pusat. Dengan fungsi tersebut, PIP pembangunan infrastruktur dengan pemerintah daerah,
melakukan Anggaran infrastruktur berkurang drastis dan hingga antarpemerintah daerah,
tersebut dialokasikan sebagian kinipun berjalan lambat, terlebih bila dan juga antarkementerian
terbesar dalam bentuk belanja dibandingkan negara sekawasan. lembaga.
(spending), dan sebagian dalam Menariknya, persoalannya bukan
bentuk pemberian pinjaman/ pada ketersediaan dana, karena PENUTUP
kredit, penyertaan modal pada saat ini justru telah tersedia 1. Pemerintah menyiapkan rancangan
BUMN,serta penjaminan/ berbagai alternatif pembiayaan, undang-undang mengenai
kontijensi. baik dari perbankan, pasar modal/ pembebasan lahan yang akan
obligasi, dan kerjasama bilateral segera dibahas bersama DPR,
4. C a p a i a n Pembangunan serta multilateral, serta berbagai 2. P e m e r i n t a h m e m p e r b a i k i
Infrastruktur model/skim kerjasama. Pemerintah koordinasi perencanaan dan
Selain besaran anggaran, yang juga telah membentuk beberapa penganggaran serta pencairan,
juga penting adalah desain wahana untuk mempercepat 3. P e m e r i n t a h m e m p e r b a i k i /
(grand design) dari program dan (debotlenecking) pembangunan menyederhanakan proses
kegiatan yang didanai dengan infrastruktur, seperti PT SMI dan pengadaan barang dan jasa
alokasi anggaran tersebut. Hal ini PT IIF dan PT PII. Lembaga-lembaga pemerintah dengan ditetapkannya
mengingat besaran dana yang sama keuangan internasional dan negara Peraturan Presiden No. 54 Tahun
dapat digunakan untuk berbagai seperti China juga telah banyak 2010;
alternatif program dan kegiatan. yang berminat untuk memberikan 4. P e m e r i n t a h m e n d e s a i n d a n
Hanya ketika program dan bantuan pendanaan dan teknis memprioritaskan proyek
kegiatan yang dipilih adalah yang dalam pembangunan infrastruktur infrastruktur yang strategis
paling efektif dan efisien dalam di Indonesia. Kesulitannya antara lain Domestic Connectivity,
mencapai sasasaran, barulah dapat justru dalam hal regulasi dan pengintegrasian pengelolaan
dinyatakan bahwa anggaran yang implementasinya. transportasi Jabodetabek,
besar tersebut telah digunakan Menurut Wakil Presiden Boediono pembangunan rel kereta api
secara bertanggungjawab (Tempo, 10/3/2011) ada tiga faktor Jakarta-Bandara Soekarno-Hatta,
(accountable). Merupakan sebuah yang menyebabkan kemacetan dan perluasan pelabuhan Tanjung
pertanyaan yang menarik untuk pembangunan infrastruktur yaitu : Priok.
dikaji, apakah belanja infrastruktur
a. Masalah pembebasan lahan, 5. Dukungan pendanaan dan tenaga
dalam APBN telah digunakan
yang tidak mudah dilakukan ahli dari pihak swasta, BUMN,
untuk mendanai program/
karena antara lain akibat lembaga keuangan internasional
kegiatan/proyek infrastruktur
dari iklim demokratis dan dan beberapa negara sahabat
yang paling efektif dan efisien
desentralisasi yang membuat (Government to Government)
dalam mendorong pertumbuhan
proses pembebasan lahan ikut
ekonomi yang berkelanjutan serta
terhambat. DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan daya saing?
b. A n g g a r a n i n f r a s t r u k t u r 1. www.anggaran.depkeu.go.id
Bank Dunia telah mengembangkan
publik saat ini lebih terfokus 2. WikipediaPurwanto – Pengelolaan
Indikator Pembangunan Dunia
pada perawatan. Hal ini Infrastruktur – Ditjen Anggaran
(World Development Indicators/
menggambarkan adanya Kemenkeu RI – 2011
WDI) untuk membandingkan
tingkat pembangunan antarnegara. masalah dalam pemanfaatan 3. Buku Saku APBN dan Indikator
Beberapa indikator diantaranya anggaran. Ekonomi, DJA – Kemenkeu –
berkaitan dengan infrastruktur, c. K e l e m a h a n k o o r d i n a s i 22/2/2011. Diolah
salah satu diantaranya yang terkait di kalangan pemerintah. 4. Data Anggaran infrastruktur Non –
dengan jalan adalah road density, Koordinasi ini menjadi penting Belanja K/L tahun 2010
yaitu rasio antara total panjang dan mendesak mengingat 5. World Development Indicators –
jaringan jalan (road network) beberapa pembangunan Infrastructure
terhadap luas wilayah (km jalan infrastruktur melintasi lebih dari
per km persegi luas wilayah). satu kabupaten dan bahkan lebih

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 17


WASR I K

SEKALI LAGI: LAWANLAH FRAUD!


oleh: Jacky Ricky Warella

Kata kunci:
fraud, sistemik, white collar crime, subsidi ilegal, ACFE, pencegahan/melawan fraud, fraud
triangle, strategi, program

Kata bijak:
Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil, ia
dak takut kepada kabar celaka, ha nya tetap penuh kepercayaan kepada Tuhan.

KATA PENGANTAR

K
alau kita perha kan kalei-
doskop dari pimpinan/to-
koh Muhammadiyah yang
mengatakan bahwa tahun 2011
adalah tahun dusta pemerintahan,
maka kita dapat menarik suatu
simpulan secara simultan bahwa
birokratlah (aparatur) yang menjadi
sasaran.
Lebih dalam lagi, biasanya dusta
iden k dengan ndakan kemunafikan
yang menjurus kepada ndakan
yang dak sesuai norma, moral,
kebenaran sebagai manusia yang
berakhlak. Disini ar nya kita penuh
dengan ndakan kecurangan (fraud)
dalam perencanaan pengelolaan dan
pemanfaatan keuangan negara yang
di njau dari segi ketaatan peraturan
dan hukum. Pada prak knya, diawali
dari manajemen “tone at the top”
yang mengawal untuk terjadinya
fraud, berlangsung secara berjenjang
baik secara horizontal maupun
ver kal, sehingga dikatakan fraud
dilakukan secara sistemik dan dari
sistem (aparatur) yang lemah biasanya PENDAHULUAN
menjadi korban/dikorbankan. mendapatkan keuntungan bisnis atau
Kecurangan atau fraud adalah sama pribadi.
Berjanjilah dari diri sendiri untuk selalu dengan white collar crime, yang oleh
melawan dan sekali lagi lawanlah Amin didefinisikan sebagai ndakan Kecurangan secara organisasi
fraud, sebelum fraud menghantam kesalahan atau suatu seri ndakan merupakan ndakan melawan atau
lapisan terkecil dari masyarakat, yaitu: yang dilakukan dengan alat non melanggar hukum yang dilakukan oleh
keluarga. Inilah maunya “si jahat” fisik atau dengan penyembunyian seorang atau kelompok orang yang
menghancurkan dengan rancangan/ atau akal bulus/ pu muslihat berasal dari dalam atau luar organisasi
target untuk menghancurkan negara untuk mendapatkan uang atau dan secara langsung maupun dak
(pemerintah). harta, menghindari pembayaran langsung dapat merugikan organisasi
atau kerugian uang/harta atau maupun orang lain.

18 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

Kecurangan atau fraud juga dapat Associa on of Cer fied Fraud Exa- • Black Law Dictionary,
diar kan sebagai kumpulan ndakan mina on (ACFE) pada tahun 2000 mendefinisikan fraud sebagai: a
ke dakberesan dan ndakan melawan mengemukakan ga kelompok knowing misrepresentation of the
hukum. Dan KPK memberikan nama kecurangan atau diis lahkan dengan truth or concealment of a material
kepada pelaku fraud adalah garong. Fraud Triangle, yaitu: fact to induce anotherto act to his
1. Kecurangan Laporan Keuangan or her detriment; is a tort, but in
Tindakan garong ini seolah-olah
atau Financial Statement Fraud some cases (especially, when the
dilakukan secara legal, namun
(Fraudulent Statement); conduct is willfull) it may be a crime.
kenyataannya mereka melakukan
2. P e n y a l a h g u n a a n a t a u Uraian definisi di atas menyatakan
ndakan kejahatan berupa subsidi
penyimpangan aset atau Asset bahwa ada unsur kesengajaan
ilegal dari sektor keuangan kepada
Misappropriation; terhadap suatu kebenaran/kondisi
pihak atau kroninya.
3. Korupsi (Corruption), menurut fakta material yang disembunyikan
Bentuk-bentuk kecurangan yang Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dapat mempengaruhi orang
memiliki konsekuensi hukum, antara artinya perbuatan buruk sepeti: lain untuk melakukan perbuatan/
lain: penggelapan, ke dakjujuran, penggelapan uang, penerimaan tindakan yang merugikannya,
menyembunyikan, penyelewengan, uang sogok, dan sebagainya. dalam beberapa kasus (sengaja)
pencurian, perilaku/moral yang dak Bahasan tulisan ini akan menyangkut: menjurus ke arah kejahatan.
baik, dan penyalahgunaan wewenang a. Definisi fraud, klasifikasi fraud dan The Ins tute of Internal Auditors (IIA)
dan jabatan. karakteristik fraud; mengeluarkan dua panduan untuk
Fraud yang dapat dideteksi b. Fraud triangle dan strategi menghadapi fraud atau kecurangan,
mengandung beberapa unsur, seper : pencegahan fraud; yakni:
• Terdapat bukti yang material c. Strategi lainnya menghadapi fraud; 1. Internal Auditing and Fraud;
(material fact); d. Perpindahan kejahatan fraud; 2. Fraud Prevention and Detection in
• Terjadi pada waktu sekarang atau e. Kesiapan audit intern menghadapi an Automated World.
saat ini (past or present); fraud dan program efektif
Tujuan dikeluarkannya panduan ter-
• Terdapat tindakan yang melanggar menghadapi fraud.
sebut adalah untuk meningkatkan
atau melawan hukum (illegal acts); Pembahasan kesadaran (awareness) bagi auditor
• Adanya salah saji dan kekeliruan Kita perlu tahu terlebih dahulu mengenai fraud dan menghadapi
dalam penyajian laporan beberapa definisi dari kecurangan fraud. Panduan ini memperlihatkan
(mispresentation); atau fraud, yakni: betapa jahat dan risiko dari fraud
• Pihak yang jelas dirugikan harus yang umumnya dilakukan secara
• Wikipedia, mengungkapkan sadar oleh “sang pelaku” dan kroninya
bereaksi (acted) terhadap kekeliruan bahwa: a fraud is an intentional
penyajian atau pernyataan tanpa memandang moral dan waktu.
deception made for personal gain
terhadap kesalahan/kekeliruan or to damage another individual; Tiga karakteris k dari fraud secara
penyajian (misrepresentation); the related objective is fraudulent. umum:
• Diperuntukkan mendapat The specific legal definition varies Adanya tekanan atau insentif,
keuntungan pribadi, kelompok by legal jurisdiction. Fraud is a diartikan sebagai tekanan
atau lazimnya disebut: kroni; crime and also a civil law violation. kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh
• Tindakan dapat langsung atau tidak Dari definisi di atas, fraud pelaku fraud maupun kroninya;
langsung merugikan pihak lain merupakan kecurangan yang Adanya kesempatan atau membuka
(detriment), baik negara, korporasi dilakukan secara berulang kesempatan sehingga timbulah
atau pribadi; (repetitif) yang memiliki tujuan peluang yang dapat dimanfaatkan
• Dapat mengakibatkan pihak lain untuk meningkatkan kekayaan oleh pelaku maupun kroninya
(yang dirugikan) bereaksi; seseorang atau kelompoknya atau untuk melakukan fraud;
kroninya atau merugikan orang lain
• Dilakukan oleh individu/aparat/ Alasan rasionalisasi, biasanya
atau organisasi atau satker atau
oknum atau kelompok (berjamaah) justifikasi oleh pelaku maupun
korporasi yang mengarah pada
dari intern/atau luar organisasi/ kroninya untuk melakukan
tindakan curang. Kecurangan atau
satker/unit; tindakanfraud (semacam
fraud juga merupakan tindakan
• Dilakukan secara sengaja (sadar) pembenaran saja).
kriminal yang juga menjadi tindakan
atau tanpa pertimbangan (make- penyimpangan atas hukum. Selanjutnya fraud atau kecurangan
knowingly or recklessly).

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 19


WASR I K

dapat diklasifikasikan menjadi 7 pertimbangan dari pejabat yang berkepentingan antara lain:
(tujuh), yaitu: corporate fraud, terkait. Tujuan dari pembuatan kontraktor/rekanan, pihak-pihak
structural fraud, employment fraud, laporan yang tidak/tanpa yang memiliki masalah/persoalan,
external fraud, organiza onal fraud, substansi yang jelas hanyalah dan lain sebagainya. Kecurangan
kecurangan kolusi luar dan dalam untuk: menyenangkan atasan, ini dapat berbentuk antara lain:
organisasi, dan kecurangan untuk fungsi kontrol yang tidak ada, kualitas barang/jasa tidak sesuai,
kepen ngan organisasi. berisi catatan yang tidak benar/ keterlambatan pasokan/pekerjaan,
manipulasi/fiktif, dan lain kuantitas barang tidak sesuai, tidak
Dari ketujuh kecurangan tersebut di
sebagainya; membayar pajak, dan sebagainya.
atas, dapat diuraikan secara ringkas
sebagai berikut: Pembuatan kriteria, standar  Organizational fraud. Kecurangan
atau norma untuk ukuran terhadap organisasi dapat dilakukan
 Corporate fraud.Kecurangan
kinerja yang tidak jelas, asal oleh pihak dalam maupun pihak
jenis ini umumnya dilakukan
ada saja, tidak terkait dengan luar. Kecurangan klasifikasi ini
oleh manajemen yang berkaitan
unsur-unsur dari organisasi antara lain: penambahan karyawan
dengan kebijakan (policy) dan
seperti: visi, misi, sasaran, fiktif dengan tujuan memanipulasi
kinerja. Kecurangan yang dilakukan
dan lain sebagainya, sampai upah/honor, tagihan terhadap
dapat berbentuk informasi yang
kepada capaian yang tidak pemeliharaan barang persediaan
tidak wajar/benar pada laporan
logis. Tujuannya agar adanya yang rusak, usang atau tidak
keuangan, produksi dan non
keuntungan pribadi walau bermanfaat, kecurangan oleh
produksi, kepada kreditor, investor,
mengorbankan organisasinya; pemasok, pabrikan/produsen/
petugas pajak, konsumen maupun
program dimanipulasi sehingga kontraktor berupa barang/jasa
akuntan publik.
tujuan kecurangan segi yang tidak sesuai secara kualitas
 Structural fraud. Jenis ini merupakan keuangan dapat diraup demi maupun kuantitas, spesifikasi
kecurangan yang dilakukan oleh “ambisius” dari sang pribadi, barang yang tidak sesuai dengan
pejabat-pejabat struktural dari atasan sampai kepada kroninya. yang diperjanjikan/kontrak sampai
suatu organisasi baik pemerintah kepada penagihan berulang-ulang/
 Employment fraud atau kecurangan
maupun perusahaan. Tindakan fiktif.
oleh pegawai/karyawan. Tiga
curang umumnya dan tujuannya,
tindakan kecurangan oleh pegawai  Kecurangan persekongkolan
antara lain:
umumnya berupa: pencurian, didalam dan di luar organisasi.
Perintah yang tidak jelas, manipulasi dan ketidakjujuran. Kecurangan dengan klasifikasi
bertujuan untuk menghindari Tujuannya terjadinya kegiatan ini merupakan kolusi atau
tanggung jawab yang akan perpindahan kekayaan (harta, persekongkolan dari dua pihak/sisi,
dilimpahkan atau “ditimpakan” barang dan sejenisnya). Kegiatan yaitu: satker/perusahaan dengan
pada pihak lain (bawahan yang ini dapat berupa: penggelapan, satker/perusahaan yang terkait.
terutama); penerimaan, pengeluaran fiktif, Tujuan dari kolusi ini adanya
Manipulasi anggaran, dengan pemalsuan dokumen (tiket, biaya saling kerja sama yang tidak sehat
tujuan agar program yang hotel, ongkos-ongkos, dan lain- atau saling menjanjikan, sebagai
dapat dibuat dikatakan “hebat” lain), keterlambatan pembayaran contoh: salah satu satker pelaksana
padahal dalam pencapaiannya kepada: pemasok, kontraktor/ kegiatan mengatur tender sehingga
jauh di bawahnya atau tercapai rekanan), pemakaian uang rekanan/kontraktor tertentu
namun dilakukan dengan perusahaan/kantor, pemotongan menjadi pemenang dan pelaksana
tindakan fiktif/manipulasi; pendapatan dari pegawai/ kegiatan namun akhirnya kegiatan
Penyalahgunaan wewenang karyawan di luar ketentuan yang tidak baik dari sisi kualitas maupun
dari jabatan/kekuasaan, sah, mark-up pengadaan barang/ kuantitas. Disini pihak di dalam
biasanya dengan tujuan: jasa, mark-up biaya operasional, melakukan kolusi dengan pihak
mempertahankan kekuasaan, konsumsi yang tidak sesuai dengan di luar organisasi sehubungan
kewenangan, jabatan sampai visi/misi/tujuan organisasi. adanya saling menjanjikan; disini
keinginan mencapai target  External fraud, merupakan terjadi pelanggaran prosedur
jabatan/kekuasaan yang lebih kecurangan yang dilakukan oleh dan administrasi yang mengarah
tinggi; pihak di luar organisasi/satker kepada korupsi.
Pembuatan laporan namun berkepentingan dengan Terlihat klasifikasi fraud ini dapat
(produksi, keuangan, dan lain organisasi/satker tersebut. dikelompokkan menjadi: bonafide
sebagainya) tanpa dilakukannya Umumnya yang terkait atau conspiracy dan pseudo conspiracy.

20 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

Jika fraud dilakukan oleh para dilakukan secara/bersifat tunggal/ Opportunity atau kesempatan,
pihak (dua belah pihak) secara sendiri yang dilakukan oleh umumnya dikarenakan salah satu
sadar dan sehat maka dikatakan pelaku yang berbeda. Dan untuk faktor lingkungan seper : lingkungan
sebagai bonafide conspiracy, dan kecurangan dengan keunikan, pengendalian (pemantauan) yang
bila para pihak atau kedua belah dapat dikelompokkan menjadi dak efisien, struktur organisasi/
pihak dak mengetahui adanya kecurangan umum (garden satker yang terlalu kompleks, gemuk
fraud atau kecurangan, maka hal varie es of fraud) dan kecurangan atau “baru”, perputaran pegawai
ini termasuk klasifikasi pseudo khusus (specialized fraud). dak melalui kajian/analisis yang baik,
conspiracy. Kecurangan umum dilakukan tertutupnya karir bagi pegawai intern,
Di beberapa kejadian pada oleh se ap orang dengan tujuan masuknya pegawai “bermasalah”
organisasi atau perusahaan dan kepen ngan berbeda atau pelaku fraud dalam organisasi
di beberapa negara termasuk namun bersifat umum, seper : satker, dak berjalannya “reward
Indonesia, klasifikasi fraud harga terlalu mahal/mark-up, and punishment”, right man on the
kelompok pertama jauh lebih barang dak sesuai pesanan/ right place, dan lain sebagainya.
besar/banyak (kemungkinan di kontrak, wanprestasi namun Kesempatan pelaku kecurangan bisa
atas 95%) terjadi dibandingkan dak dikenakan sanksi, kolusi ada se ap kedudukan dan ukurannya
klasifikasi fraud kelompok kedua. penghitungan denda, dan lain dapat besar atau kecil. Dalam
sebagainya. Kecurangan khusus prak knya kesempatan terjadinya
 Kecurangan untuk kepentingan
dilakukan pada orang yang bekerja fraud pada suatu organisasi/satker
organisasi. Tipe fraud ini biasanya
pada perusahaan/satker tertentu umumnya pada pengelola keuangan
dilakukan oleh organisasi baik
saja, seper : asuransi, bank, yang diawali dari perencanaan
korporasi maupun pemerintah
pialang, pajak, bea dan cukai, dan (program) sampai kepada pelaksanaan
(satker) terhadap investor, kreditor
lain-lain. program yang mereka buat. Hal ini
dan pemerintah itu sendiri.
terbalik bahwa pegawai/karyawan
Klasifikasi fraud atau kecurangan Setelah kita mengetahui ketujuh
memiliki kesempatan sangat kecil saja
yang dapat berakibat pada klasifikasi fraud, selanjutnya akan
untuk melakukan fraud.
hukum dapat berupa: pencatatan, ditelaah bahwa mengapa para
frekuensi dan keunikan. pelaku melakukan fraud tersebut. Pressure atau mo va on, umumnya
Untuk pencatatan umumnya Donald Ray Cressey (1950) berhubungan dengan kebutuhan si
dilakukan pada pembukuan yang mengemukakan bahwa para pelaku pelaku/si pegawai, menyenangkan
duplikasi atau dak dicatat (fraud penggelapan (embezzlement) pegawai/pejabat yang berpotensi
open on the books), tujuannya dengan is lahnya: trust violator atau “membantunya” meraih jabatan
adalah mencuri aset (gedung, “penyalah guna kepercayaan” dapat atau keuntungan baginya; keadaan
rumah, dan lain-lain), aset yang melakukan kecurangan saat/ke ka ini terkait dengan aset/keuangan
dicuri dak dapat dilihat dengan seseorang penerima kepercayaan yang dimiliki instansi/organisasi/
cara/teknik penyembunyian dian- menyalahgunakan kepercayaan yang perusahaan/satker di tempat si
tara catatan akuntansi yang baik didapat dari orang lain. pelaku atau “si pegawai” bekerja atau
(fraud hidden on the books) dan “mengabdi”.
Auditor intern dengan perangkat
pencucian/pencurian piutang
Sistem Pengendalian Intern Peme- Tekanan yang dihadapi dapat
bisnis yang telah dihapuskan
rintah (SPIP) dengan 5 (lima) unsurnya menyebabkan “orang jujur” atau
(fraud off books).
dan penjabaran rinci “sebenarnya” “mau bertobat” untuk melakukan
Klasifikasi frekuensi dikelom- telah dapat “mencium” atau kecurangan secara sadar alias
pokkan menjadi kecurangan “mengendus” adanya fraud dalam “jahat” dan “kumat”. Pada awalnya,
berulang (repea ng fraud) dan lingkungan instansi/satkernya sendiri kecurangan atau pencurian aset
dak berulang (non-repea ng baik secara “di meja” (deskwork) “ dak” kelihatan karena dilakukan
fraud). Untuk kecurangan maupun pemeriksaan (reguler/ secara lihai dan licik namun menyalahi
berulang, kecurangan dengan kinerja, tertentu, keuangan). peraturan perundang-undangan te-
transaksi-transaksi yang ber- tap saja “suatu saat” pas akan
ulang secara otoma s dan akan Dalam menganalisis terjadinya fraud
terbongkar.
berhen jika ada perintah untuk atau kecurangan, biasa digunakan
Motivation ini biasanya berhubungan
penghen an transaksi. Dan Fraud Triangle Analysis yang ter-
dengan pribadi (pandangan, pikiran,
untuk transaksi dak berulang diri dari: Opportunity, Pressure/
keperluan, niat, dan lain-lain) untuk
merupakan kecurangan yang Mo va on, dan Ra onaliza on.
melaksanakan kecurangan (fraud),

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 21


WASR I K

namun jarang dilakukan “sendirian”, dari fraud triangle, beberapa cara/ kepala/kepala batu” sampai dia
biasanya secara sistemik dan metode antara lain: “kena batunya” oleh aparat hukum
“menggaet” satker/unit lain yang Untuk opportunity atau yang benar. Namun sebagai auditor
terkait dengan aset yang hendak kesempatan, yang umumnya oleh intern wajib melakukan “early
“diambil” atau digarong. faktor lingkungan pengendalian, warning” atas tindakan-tindakan
dapat dilaksanakan antara yang salah karena untuk meraih
Atau dapat saja aset yang “dibeli”
lain dengan: pengawasan dan atau mencapai target “kepuasan
untuk pribadi “diambil” dari uang
pemeriksaan yang “kencang” atau semu” seperti: kinerja baik
Negara sehingga aset menjadi dak
“kuat”, rotasi pejabat/pegawai dengan mendapat nomor rendah,
jelas/ dak masuk inventaris Negara.
yang teratur dengan kajian kredit bertambah, anggaran
Teknik mengambil uang Negara
yang baik dan dilakukan secara membesar/”membengkak”,
biasanya melalui: manipulasi pajak,
teratur dalam organisasi/satker/ jabatan bertahan/naik, pujian
SPJ fik f, mark-up, barang/jasa fik f,
perusahaan, tugas dan wewenang dari sesama manusia, dan lain
dan lain sebagainya.
dan tanggung jawab dipisahkan sebagainya – hanyalah bersifat
Untuk ra onaliza on, diindikasikan secara tegas dan jelas, standard sementara saja.
sebagai kecurangan Laporan operating procedure/hukum yang Beberapa pendekatan preven f bila
Keuangan. Fraud ini sangat jelas kuat, reward and punishment strategi di atas “kurang menggigit”,
terlihat melalui penelusuran dilaksanakan secara bertanggung kita dapat melakukannya dengan
buk -buk yang terkait dengan jawab, pegawai/pejabat yang strategi lainnya seper :
pelaksanaan anggaran secara rinci. pernah terlibat fraud baik langsung
Fraud ini sangat jelas “ditutupi” • Melakukan intervensi kepada
maupun tidak langsung jangan
sehubungan adanya target dari situasi suatu organisasi/satker
diberi kesempatan “duduk” dalam
perusahaan, organisasi, satker untuk yang dapat menimbulkan fraud/
struktur manajemen, dan lain-lain.
mendapat target terbaik (wajar tanpa kecurangan;
Untuk pressure/motivation,
cacat keuangan) sehingga berpotensi • Menekan/meminimalkan
sangat terkait pada diri pribadi
mendapat “kepercayaan” dari pihak- opportunity untuk melakukan
“si pelaku”, sehingga tindakannya
pihak tertentu supaya antara lain: fraud/kecurangan;
dapat mempengaruhi lingkungan
kinerja baik, kredit naik, jabatan naik/ organisasi/satker-nya sehubungan • Mengubah behavior atau persepsi
langgeng, anggaran naik, dan lain tindakannya dapat dirasakan dari pelaku bahwa mereka dapat
sebagainya. oleh seluruh/mayoritas pegawai/ terhindar dari konsekuensi dari
karyawan. Hal ini antara lain kejahatan yang dilakukannya (siapa
Setelah melihat fraud triangle
dapat dilaksanakan melalui: sanksi menabur, dia akan menuainya;
tersebut, kita sebagai auditor
hukum yang tepat dan tegas, hukum ini akan berlaku bagi pelaku
profesional perlu melihat secara
good and clean governance, fraud dimanapun);
filosofi dengan prinsip akuntansi
forensik bahwa fraud atau pembentukan moral dan karakter • Jelaskan bahwa kejahatan (fraud)
kecurangan wajib dideka dengan: secara praktik, penghapusan adalah sangat berisiko, sangat
problem based, mencari “cerita “anak emas” yang akan membawa sulit dilakukan dan hasilnya
dibalik angka-angka” dan pemecahan celaka, penghapusan “networking” tidak sepadan dengan risiko/
masalah (problem solving). Dan perlu yang tidak sehat, penghapusan pengorbanan yang dilakukan;
dilakukan ndakan preven f maupun kesenjangan dalam organisasi • Tingkatkan tingkatan kesulitan
ndakan sanksi. (perguruan tinggi tertentu, suku, untuk melakukan kecurangan;
agama, ras, eks satker/organisasi • Tingkatkan risiko bagi pelaku fraud;
Strategi untuk kedua hal tersebut tertentu, paguyuban, dan lain-lain),
dapat dilakukan antara lain dengan: dan lain sebagainya. • Kurangi godaan untuk melakukan
penindakan (ac on) terhadap kasus- kecurangan;
Untuk rationalization, “sang
kasus yang sedang/telah terjadi, • Kurangi insentif bagi pelaku fraud;
pelaku” melakukan kejahatan pasti
pencegahan agar kasus-kasus fraud • Hilangkan pembenaran dalam
akan mempertimbangkan faktor
yang belum terjadi agar dak terjadi melakukan kecurangan.
untung atau rugi tanpa berpikir
dan meminimalisir ga elemen dari
risiko apa yang akan terjadi di Walaupun telah dilakukan beberapa
fraud triangle.
waktu/masa mendatang. Metode strategi dan usaha mengurangi,
Dari uraian-uraian sebelumnya, untuk strategi meminimalkan mencegah maupun meminimalkan
in nya bagaimana strategi kita untuk sangat sulit sehubungan biasanya fraud/kecurangan, kejahatan ini
meminimalkan unsur/parameter “sang pelaku” dikategorikan “keras

22 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

dapat saja bergerak, bergeser Kejahatan yang sama dilakukan pengawasan/kontrol untuk
ataupun berpindah seper dikatakan dengan metode yang berbeda mencegah dan mendeteksi fraud,
oleh Felson dan Clarke (1998) sebagai (tactical displacement). incident management, investigasi/
berikut: Tipe kejahatan ini banyak forensik, pengembalian kerugian,
Kejahatan dapat berpindah dari dilakukan dalam mengelola sampai kepada membawa ”sang
satu lokasi ke lokasi yang lain anggaran yang intinya untuk pelaku” fraud kepada aparat
(geographical displacement). menggarong/merampok hukum;
Kondisi ini dicontohkan bila anggaran dengan tujuan yang  Melakukan audit atas proses
seseorang yang melakukan fraud sama namun metode/modus dengan potensi risiko terjadinya
di suatu kantor wilayah di pulau yang bervariasi dari: mark-up, fraud/kecurangan yang besar.
R dan dengan taktik/cara tertentu fiktif, manipulasi pajak, dan lain Dapat dilakukan terhadap kegiatan
dia dapat pindah ke kantor pusat sebagainya. intern maupun ekstern organisasi/
di pulau J, namun tetap saja Kejahatan suatu jenis yang satker antara lain: audit payroll
melakukan fraud atau seseorang digantikan dengan jenis dengan risiko data palsu pegawai/
tadinya di satker di kota B dan kejahatan yang lain (crime karyawan; audit tagihan vendor/
dengan segala “cara tertentu” type displacement). Kejahatan rekanan/kontraktor dengan
dapat pindah ke satker lain di ataupun fraud dari jenis mark- risiko adanya: denda kelebihan
kota J dengan tujuan menutupi up misalnya digantikan dengan tagihan, kualitas dan kuantitas;
fraud masa lalunya, namun tetap jenis melakukan manipulasi audit data vendor/rekanan/
saja melakukan kejahatan dengan pajak, lalu bisa saja digantikan kontraktor dengan data pegawai/
modus tipe/jenis lain (backing, fiktif barang/jasa, dan karyawan/tenaga ahli/dan lain-
menutupi harta haramnya, pungli, seterusnya. lain untuk mencari vendor palsu;
dan lain-lain). audit reviu database untuk
Setelah mengulas strategi dan
Kejahatan dapat berpindah dari mendeteksi transaksi ganda, dan
beberapa kejahatan yang dapat
satu waktu ke waktu lain (temporal lain sebagainya.
berpindah/bergeser dengan
displacement). Kejahatan ataupun berbagai modus operandinya,  Mempertimbangkan aspek fraud
fraud jenis ini dapat berpindah selanjutnya bagaimana langkah dalam aktivitas audit. Lakukanlah
berdasarkan/mengikuti jenjang operasional dari sisi manajemen sumbang saran (brainstorming)
pangkat atau jabatan atau umur suatu organisasi/satker. Pada mengenai: risiko fraud, evaluasi
ataupun masa kerja sang pelaku dasarnya, tanggung jawab kontrol terhadap fraud, lakukan
fraud. Mungkin saja sejak seseorang utama untuk mencegah fraud/ prosedur audit sejalan dengan
menjadi staf, dia telah melakukan kecurangan ataupun kejahatan risiko fraud dan evaluasi terjadinya
kejahatan maupun fraud dan pada suatu organisasi/satker kesalahan yang dapat menimbulkan
saat selanjutnya kemungkinan/ terletak pada jajaran/level terjadinya indikasi fraud.
berpotensi sejalan dengan manajemen dan audit intern hanya  Membantu organisasi/satker
berjalannya waktu sang pelaku untuk membantu manajemen dalam jajaran manajemen dalam
dapat saja menjadi pejabat, namun melakukan pengendalian intern melakukan evaluasi risiko fraud dan
tetap saja melakukan kejahatan (lingkungan pengendalian) yang menentukan apakah pengendalian
baik demi kepentingan pribadi, memadai untuk mencegah dan atas fraud telah memadai. Kondisi
atasan, maupun organisasi/ memindahkan terjadinya fraud. audit ini dapat mencakup: proses
satkernya. Audit intern yang terkait dengan tender, proses perencanaan,
Kejahatan yang berpindah dari satu risiko fraud antara lain dapat: peluang peningkatan kinerja,
target ke target yang lainnya (target  Melakukan audit terhadap peluang bisnis, dan aplikasi IT
displacement). Sebagai misal sang manajemen pengendalian
pelaku melakukan fraud pada fraud. Audit akan dilakukan Selanjunya, manajemen perlu
sistem perencanaan anggaran, terhadap kebijakan dan membuat program untuk menangani
terus berpindah sesuai pangkat/ prosedur yang memadai, fraud secara efektif, antara lain
jabatan/bergeser dia melakukan tone at the top dari jajaran dengan:
fraud pada sistem pengelolaan manajemen/satker, lingkungan  Adanya kebijakan kode etik/
aset, dan berpindah lagi ke sistem code of conduct berfungsi sebagai
pengendalian, risk assessment,
pengawasan namun tetap saja si “tone at the top” dari jajaran
evaluasi terhadap kecukupan manajemen organisasi/satker;
pelaku melakukan kejahatan atau
fraud.

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 23


WASR I K

 Fraud awareness, artinya - Pelaksanaan mengikuti standar pendekatanproblem based, mencari


pahami fraud, penyebab dan profesional dan kode etik profesi “cerita dibalik angka-angka” dan
karakteristiknya; serta moralitas; problem solving, selanjutnya
melakukan tindakan preventif
 Fraud risk assessment, melakukan - Wajib menjadi anggota/masuk
evaluasi risiko dan potensi struktur organisasi profesi baik maupun tindakan sanksi melalui
terjadinya fraud; nasional maupun internasional; penindakan (action) terhadap
kasus-kasus yang sedang/telah
 Reviu secara berkelanjutan. Hal - Wajib memiliki sertifikat nasional terjadi, pencegahan agar kasus-
ini dimaksudkan kegiatan audit maupun internasional; kasus fraud yang belum terjadi agar
intern selalu mempertimbangkan tidak terjadi dan meminimalisir tiga
adanya risiko fraud dan Meningkatkan pendidikan profesi elemen dari fraud triangle;
melakukan prosedur audit yang yang berkelanjutan, senantiasa 5. Tanggung jawab utama untuk
tepat berdasarkan risiko fraud mengikuti perkembangan mutakhir
tersebut; mencegah fraud pada suatu
lingkungan bisnis dan teknologi organisasi/satker terletak pada level
 Pencegahan dan pendeteksian, informasi; manajemen dan audit intern hanya
merupakan upaya yang dijalankan Tingkatkan kemampuan di bidang untuk membantu manajemen
untuk meminimalkan/mengurangi komunikasi baik lisan maupun melakukan pengendalian intern
risiko fraud dan bila terjadi fraud tulisan; (lingkungan pengendalian) yang
dapat segera terdeteksi; memadai untuk mencegah dan
Bekerja secara profesional yang
 Investigasi, diperlukan prosedur berdampak nilai tambah (added meminimalkan terjadinya fraud.
dan sumber daya (manusia dan value) melalui assessment di REFERENSI
sarana prasarana) yang memadai beberapa bidang. 1. Deteksi Fraud, oleh: Amelia Anisa,
untuk melakukan investigasi, Andini Ayu dan Kening Yanisa – FEB
KESIMPULAN
melaporkan kecurigaan adanya
1. Kecurangan atau fraud merupakan Gajah Mada
fraud dan sampai langkah tindak
kepada aparat hukum; tindakan kriminal yang menjadi 2. Wikipedia
tindakan penyimpangan hukum, 3. Black Law Dictionary
Akhirnya perlu adanya sumbe yang oleh ACFE dikelompokkan 5. Kamus Besar Bahasa Indonesia
daya manusia/auditor intern yang menjadi tiga kelompok atau 5. Merancang Fraud Prevention
berkualifikasi lengkap (profesional) diistilahkan Fraud Triangle; Strategy Yang Efektif di Indonesia,
untuk siap berhadapan dengan 2. Fraudmemiliki tiga karakteristik, oleh: Hendi Yogi Prabowo, S.E., MF
kecurangan/fraud dan kejahatan yaitu adanya tekanan atau or Acc, Ph.D.
yang semakin kompleks, baik secara insentif, kesempatan atau 6. Peran Internal Auditor Dalam
kualitas, jenis maupun jumlah membuka kesempatan, dan alasan Melawan Fraud, oleh:
pelakunya. Beberapa langkah yang rasionalisasi; 7. Peraturan atau Undang-Undang
perlu dilakukan oleh para auditor 3. Fraud dapat diklasifikasikan terkait Fraud dan Korupsi: ISA 240
intern seperti yang diungkap di atas, menjadi tujuh macam, yaitu:
antara lain: 8. Tantangan Untuk Menjadi Seorang
corporate fraud, structural fraud, Auditor Internal Yang Profesional
- Ikut berperan pada implementasi employment fraud, external fraud,
Good Government Governance (Challenge to be The Proffessional
organizational fraud, kecurangan
(GGG) di lingkup birokrasi/ Internal Auditor), oleh: Muh. Arif
pemerintahan dan Good kolusi luar dan dalam organisasi, Effendi, S.E., M.Si., Ak., QIA
Corporate Governance (GCG) di dan kecurangan untuk kepentingan
9. Skills for the Beginning Auditors,
perusahaan/korporasi; organisasi;
oleh: Ebizzasia, Volume II, No. 17-
4. Auditor intern seharusnya dapat 2004
- Membantu secara sistematis “mencium” adanya fraud dalam
dalam hal mengevaluasi, 10.Fraud dan Klasifikasinya, oleh:
lingkungan instansi/satkernya
meningkatkan efektivitas risk Bhuono, 2011
sendiri baik secara deskwork
management, pengendalian dan
maupun fieldwork, dengan
proses tata kelola;
prinsip akuntansi forensik melalui

24 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

PERAN AUDITOR INTERNAL


DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG BAIK
Oleh Elieser Hutahaean

Pendahuluan dalam melaksanakan fungsi reviu bersangkutan, sehingga seharusnya


internal terhadap kinerja bawahan- aturan tersebut jangan kaku dan

D
ari judul di atas ada 2 (dua) hal
bawahannya, sebagai salah satu dibuka kemungkinan untuk minta
pen ng yang perlu disimak,
unsur pengendalian manajemen persetujuan dak membentuk atau
yaitu mengenai Peran Auditor
yang harus dilaksanakannya. membentuk SPI.
Internal dan mengenai Pemerintahan
Dengan demikian, untuk pimpinan
yang baik (good government). Oleh The Ins tute of Internal Auditors
instansi dengan span of control yang
sebab itu, sebelum membahas memberikan penger an modern
rela f dak terlalu luas/kompleks
hubungan 2 (dua) hal tersebut, atas pengawasan intern sebagai
seyogyanya menangani sendiri fungsi
saya akan membahas dulu secara penilai mutu (quality assurance)
yang independen dan objek f,
guna meningkatkan operasi orga-
nisasi (instansi/perusahaan). Hasil
pengawasan auditor internal
yang utama adalah memberikan
rekomendasi dan ndakan perbaikan
(sebagai agent for change) untuk
meniadakan atau memperkecil ke -
dakefisienan, ke dakekonomisan, dan
ke dakefek van, serta mendorong
keberhasilan organisasi (instansi/
perusahaan) dalam mencapai tuju-
annya sesuai rencana strategis yang
telah ditetapkannya. Fungsi utama
pengawasan internal idealnya adalah
sebagai early warning system,
reviu internalnya.
satu-persatu mengenai apa fungsi namun dak menutup kemungkinan
dan peran utama auditor Internal, Namun kebiasaan di Indonesia, untuk menemukan fraud/illegal act
termasuk alat utamanya untuk ada suatu gejala ikut-ikutan atau (kekeliruan, ke dakwajaran serta
melaksanakan fungsinya yaitu menyeragamkan, yaitu bila suatu ndakan melawan hukum) yang telah
audit kinerja. Kemudian, apakah instansi lazimnya punya unit terjadi.
itu tata kelola (governance) auditor internal, maka ikut juga Dalam rangka melaksanakan fungsinya
Pemerintahan, termasuk penger an membentuknya, meskipun instansi tersebut, auditor internal mempunyai
dan perkembangannya di Indonesia. rela f kecil dan reviu internalnya alat utama untuk melaksanakannya,
Dan selanjutnya kita teruskan masih dapat tertangani oleh yaitu berupa 2 (dua) jenis audit,
dengan pembahasan mengenai pimpinannya. Sebagai contoh, dahulu yaitu audit kinerja dan audit dengan
bagaimana pen ngnya/peran auditor ada ketentuan dari kementrian BUMN tujuan tertentu (pemeriksaan khusus
internal, khususnya melalui audit mengenai batasan asset/omzet bagi ataupun inves gasi). Namun dalam
kinerja, mewujudkan tata kelola BUMN yang diwajibkan memiliki unit tulisan ini akan batasi hanya pada
pemerintahan yang baik. audit internal. Namun belakangan, audit kinerja saja.
mungkin karena dipandang pen ng,
Fungsi dan Peran Utama Auditor Sesuai dengan Undang-Undang
melalui UU BUMN maka seluruh
Internal Nomor 15 Tahun 2004 tentang
BUMN diwajibkan mempunyai audit
Pemeriksaan Pengelolaan dan
Fungsi utama auditor internal internal. Menurut pendapat saya,
Tanggung Jawab Keuangan Negara,
adalah sebagai kepanjangan tangan/ mengingat yang tahu persis kebutuhan
Pasal 4 ayat (3) dan (4), telah
mata/aparat pimpinan ter nggi tersebut adalah unit organisasi yang
didefinisikan :

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 25


WASR I K

 Pemeriksaan Kinerja adalah korporat) sama-sama merupakan ke nggalan dibandingkan dengan


pemeriksaan atas pengelolaan penilaian/pengidentifikasian sektor korporat. Padahal UNDP
keuangan negara yang terdiri atas kelemahan 3E, namun terdapat sejak tahun 1996 telah merumuskan
pemeriksaan aspek ekonomi dan perbedaan dalam pendekatan/ batasan mengenai governance sbb:
efisiensi, serta pemeriksaan aspek metodologi untuk mengiden kasi “ It is a broad concept that
efek vitas. Dalam penjelasan kelemahan 3E dalam rangka encompasses the organiza-
bu r I.B.2. disebutkan bahwa penetapan sasaran audit tenta f atau
pemeriksaan tersebut lazimnya onal structures and ac vi es
Tenta ve Audit Objec ves (TAO). of central, regional, and local
dilakukan bagi kepen ngan
manajemen oleh aparat Dalam Audit Operasional, pende- government, the parliament
pengawasan intern pemerintah. katan/metodologi pengiden fikasian and the judiciary and the
Untuk pemerintah, pemeriksaan kelemahan adalah tanpa memper- ins tu ons, organiza ons
ini dimaksudkan agar kegiatan ha kan apakah auditan sudah and individuals that comprise
yang dibiayai dengan keuangan mempunyai ukuran indikator kinerja civil society and the private
negara/daerah diselenggarakan atau belum. Sedangkan dalam audit sector insofar as they ac vely
secara ekonomis dan efisien serta kinerja, kelemahan diiden fikasi par cipate and influence
memenuhi sasarannya secara hanya terbatas pada hal-hal yang the shaping of public policy
efek f. terkait dengan indikator kinerja that affects people’s lives
 Pemeriksaan dengan tujuan keberhasilan yang dak tercapai (UNDP,Decentralized Gover-
tertentu adalah pemeriksaan
yang dak termasuk dalam
pemeriksaan atas laporan
keuangan (opini) dan pemeriksaan
kinerja. Dalam penjelasan
bu r I.B.3. disebutkan bahwa
termasuk dalam pemeriksaan
dengan tujuan tertentu tersebut
adalah pemeriksaan atas hal-hal lain
yang berkaitan dengan keuangan dan
pemeriksaan inves ga f.

Audit yang dilakukan harus ber-


dasarkan standar audit yang telah
ditetapkan untuk Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP), yang telah sesuai dengan target yang telah nance Programme, New York,
ditetapkan oleh Menteri Negara ditetapkan. Namun demikian, se- Jan 1996)
Pendayagunaan Aparatur Negara belum ukuran keberhasilan tersebut
dengan Peraturan Menteri Nomor : diukur capaiannya, harus direviu Konsep governance pada sektor
PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 dahulu kecukupannya oleh auditor, publik di Indonesia baru pada ta-
Maret 2008. termasuk unsur 3Enya, untuk taran memperkenalkan 3 ( ga)
disepaka bersama (antara auditor pilar utama governance, yaitu
Apabila melakukan audit atas dan auditan) sebagai ukuran yang transparansi, akuntabilitas dan
nama atau untuk kepen ngan BPK, valid. par sipasi masyarakat. Belum
maka harus mengacu pada Standar ada pengembangan parameter-
Pemeriksaan Keuangan Negara Tata Kelola (governance) instansi/ parameter atau ukuran untuk
(SPKN) sesuai Peraturan BPK Nomor 1 perusahaan yang baik menilai governance dari suatu
Tahun 2007 . Sistem Tata kelola (governance instansi pemerintah. Berbeda dengan
system) yang baik pada suatu sektor publik, pengembangan dan
Audit kinerja (performance audi ng)
instansi, merupakan syarat mutlak penerapan Governance pada sektor
sebagaimana dimaksud dalam UU
untuk mendorong tercapainya tu- korporat di Indonesia sudah cukup
15 tahun 2004, pada waktu yang
juan instansi secara op mal. Namun maju, yang dimotori oleh Kementrian
lalu lebih populer dengan is lah
sayangnya, pengembangan dan BUMN, dengan mewajibkan para
audit operasional. Meskipun audit
penerapan konsep governance pada BUMN untuk bergovernance melalui
operasional dan audit kinerja (baik
sektor publik di Indonesia, jauh Keputusan Menteri BUMN Nomor
pada sektor publik maupun sektor

26 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli dorong keberhasilan organisasi efisiensi dan efek vitas kegiatan
2002 tentang penerapan praktek GCG (instansi/perusahaan) dalam menca- yang mendukung pencapaian ukuran
pada BUMN. pai tujuannya sesuai rencana strategis indikator kinerja tersebut. Bahkan ke
yang telah ditetapkannya, yang depan, seorang auditor internal harus
Perumusan indikator dan parameter
bersifat early warning system, maka mampu menurunkan indikator kinerja
GCG tersebut dijiwai oleh 5 (lima)
pemeriksaan yang dilakukan harus kunci ngkat instansi ke ngkat-
prinsip utama GCG, yaitu dikenal
terhadap kegiatan current atau masih ngkat unit kerja di bawahnya, dan
dengan ‘TARIF’, singkatan dari:
berlangsung/kon nyu di masa datang, bila memungkinkan dapat diturunkan
Tr a n s p a r e n c y - A c c o u n t a b i l i t y -
dan bukan ditekankan semata pada sampai dengan ngkat individu yang
Re s p o n s i b i l i t y - I n d e p e n d e n c y -
kejadian/penyimpangan yang telah dapat dijadikan dasar pembayaran
Fairness, yang penger annya sebagai
terjadi. Gagasan audit kinerja untuk remunerasi/imbal jasa secara fair.
berikut :
memperbaiki kegiatan masa datang
• Tranparency / Keterbukaan – Seorang auditor internal juga harus
tersebut sangat cocok dengan sifat
Perusahaan mengungkapan mampu menilai dua unsur pen ng
pengembangan Good Governance
informasi yang benar, relevan dan lain dalam good governance, yaitu
yang bersifat dinamis/ dak sta s
dengan cara yang mudah diakses manajemen risiko dan Informa on
dan lebih banyak melihat perbaikan
dan dipahami oleh stakeholder. Technology Governance, sebagai
ke depan (areas of improvements).
salah satu kemungkinan penyebab
• Accountability / Akuntabilitas Oleh sebab itu, seorang auditor
dak tercapainya target indikator
– Perusahaan mempertanggung internal harus mewaspadai areas of
kinerja.
jawabkan kinerjanya secara improvements yang disarankan untuk
transparan, fair dan independen. diperbaiki dalam assessment Good DAFTAR PUSTAKA
• Responsibility / Tanggung Jawab Governance, termasuk perbaikan 1. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
– Perusahaan bertanggung yang terkait parameter yang menilai Pemeriksaan Pengelolaan
jawab terhadap masyarakat kelayakan pengembangan indikator dan Tanggung Jawab Kuangan
dan lingkungan dan taat atas kinerja instansi. Bahkan, seorang Negara,
perundang-undangan yang berlaku auditor internal ke depan harus dapat
2. Peraturan BPK Nomor 1
• Independency / Kemandirian – juga melakukan self assessment
Tahun 2007 tentang Standar
Sebagai pendukung implementasi terhadap Good Governancenya
Pemeriksaan Keuangan Negara,
azas / prinsip GCG lainya, Organ instansi, termasuk terhadap unitnya
sendiri sebagai bagian dari unsur 3. Permenpan Nomor PER/05/M.
Perusahaan harus mempunyai PAN/03/2008 tentang Standar
kemandirian dalam melaksanakan yang dinilai juga dalam penilaian .
Audit Aparat Pengawasan Intern
tugas dan kewajibannya. Di samping itu, dengan mengacu Pemerintah,
• Fairness / Kesetaraan & Kewajaran pada gagasan audit kinerja yang 4. Peraturan Menteri BUMN
– Perusahaan harus senantiasa mengiden fikasi kelemahan terbatas Nomor PER-01/MBU/2011
memperhatikan kepentingan pada hal-hal yang terkait dengan tentang Penerapan Tata Kelola
seluruh Stakeholder berdasarkan dak tercapainya suatu target Perusahaan Yang Baik (Good
azas perlakuan yang setara (equal indikator kinerja keberhasilan serta Corporate Governance) Pada
treatment) dan azas manfaat yang perlunya reviu kecukupan indikator BUMN,
wajar. kinerja tersebut, termasuk unsur
3Enya, maka seorang auditor 5. Keputusan Menteri BUMN
Peran Auditor Internal, Khususnya internal ke depan harus menguasai Nomor Kep-117/M-MBU/2002
Melalui Audit Kinerja, Dalam Me- pengetahuan yang komprehensif tentang Penerapan Praktek GCG
wujudkan Tata Kelola Pemerintahan tentang ukuran indikator kinerja, pada BUMN,
Yang Baik mulai dari pengembangannya, 6. www.theiia.org
Mengacu pada uraian sebelumnya penetapannya, dan evaluasinya, serta 7. US Government Accountability
tentang auditor intern yang berfungsi pemutahirannya. Bahkan seorang Office, Government Audi ng
meningkatkan operasi organisasi auditor internal ke depan harus dapat Standards, 2011 Revision, page
(instansi/perusahaan), melalui pem- memfasilitasi pengembangan ukuran 136
berian rekomendasi dan ndakan indikator kinerja keberhasilan para 8. Sawyer and Di enhofer, in
perbaikan (sebagai agent for change) auditannya, sedemikian rupa sehingga Sawyer’s Internal Audi ng
untuk meniadakan atau memperkecil dia yakin bahwa indikator tersebut (Altamonte Springs, FL: The
ke dakefisienan, ke dakekonomisan, sudah merupakan ukuran yang paling Ins tute of Internal Auditors, 5th
dan ke dakefek van, serta men- mewakili dan telah memperhitungkan ed., 2003, page 30)

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 27


WASR I K

AUDIT INTERNAL VS AUDIT EKSTERNAL


Oleh: Garry Armando Reagen

PENDAHULUAN dan keandalan informasi mengenai


pengelolaan dan tanggung jawab

J
ika suatu organisasi sudah dika-
negara.
takan mapan yang pada umumnya
dicirikan dengan mempekerjakan PEMBAHASAN
jumlah pegawai yang besar, struk- A. Perbedaan Audit Internal dan
tur organisasi dan kegiatan yang Eksternal
kompleks, banyak pihak yang ber-
kepen ngan terhadap organisasi Secara prinsip seper yang telah
tersebut, maka biasanya organisasi disebutkan pada bagian pendahuluan
tersebut akan membutuhkan suatu apa yang dimaksud dengan audit. bahwa besar atau kecilnya suatu
divisi atau unit khusus yang bertugas Audit adalah kata yang berasal dari organisasi pada umumnya mem-
untuk melakukan pengawasan, pe- bahasa La n, yaitu auditus¸ yang butuhkan audit untuk melakukan
ngecekan, serta memberikan saran berar mendengarkan. Sedangkan pengecekan dan pengawasan bahwa
agar dilakukan suatu perbaikan menurut Alvin A. Arens, dkk di proses yang dilaksanakan di dalam
terhadap permasalahan yang mbul dalam bukunya Audi ng and organisasi berjalan dengan benar,
di dalam organisasi tersebut. Pihak Assurance Services didefinisikan akan tetapi audit seper apakah
yang dimaksud untuk menjalankan bahwa audit adalah akumulasi dan yang mereka butuhkan, internal
fungsi tersebut dapat dilakukan evaluasi akan suatu informasi yang atau eksternal? Umumnya jika suatu
oleh divisi audit. Akan tetapi jika digunakan untuk menentukan dan organisasi yang memiliki jumlah
organisasi tersebut hanya berupa melaporkan suatu informasi yang pegawai yang besar dan proses
organisasi yang kecil, dengan ciri- dihasilkan dengan suatu kriteria yang kegiatan yang rumit, maka organisasi
ciri yang berkebalikan dengan yang diciptakan. Lebih lanjut disebutkan tersebut akan memiliki suatu divisi
disebutkan di atas, apakah organisasi di sana bahwa kegiatan audit harus atau unit khusus untuk melakukan
tersebut tetap membutuhkan jasa dilakukan oleh orang yang kompeten pengawasan atau biasa disebut
audit? Jawabannya adalah ya. dan independen. Kompeten yang internal audit, yang difokuskan untuk
dimaksud adalah orang tersebut melakukan pengawasan terhadap
Berdasarkan jawaban tersebut, maka berbagai macam kegiatan organisasi.
memiliki pengetahuan, kemampuan,
hal apa sajakah yang mendasari Akan tetapi jika suatu organisasi
dan pengalaman yang cukup untuk
jawaban tersebut? Untuk menjawab tersebut jumlah pegawainya sedikit
melakukan audit dan independen
pertanyaan ini tentunya jawabannya dan proses kegiatannya dak rumit,
adalah suatu sikap yang dicirikan dak
adalah bervariasi. Namun pada maka biasanya mereka dak memiliki
memihak terhadap suatu pihak yang
umumnya kebutuhan akan audit unit khusus untuk melakukan audit,
dapat mempengaruhi perilaku dari
disebabkan oleh beberapa hal, dan dimana proses pengawasan kegiatan
orang yang melakukan audit (auditor)
yang paling umum adalah audit dapat dilakukan oleh manajemen
di dalam menjalankan tugasnya.
mutlak dilakukan karena memang yang berada di level atas. Hal ini
disyaratkan oleh regulator dalam Selain definisi di atas, audit dapat juga disebabkan jika suatu organisasi
hal ini pemerintah, selain itu audit disebut dengan pemeriksaan yang tersebut berukuran kecil dan proses
biasanya dilakukan atas dasar berdasarkan Undang-Undang No.15 kegiatan yang simpel, maka dari segi
permintaan dari stakeholder (pihak Tahun 2004 tentang Pemeriksaan biaya (cost) dan manfaat (benefit)
yang berkepen ngan terhadap orga- Pengelolaan dan Tanggungjawab akan menghasilkan lebih besar biaya
nisasi tersebut), selain dua alasan Keuangan Negara didefinisikan se- (cost) daripada manfaatnya (benefit).
tersebut audit juga dapat dilakukan bagai berikut: Pemeriksaan adalah Lalu jika pengawasan terhadap
untuk membantu level manajemen di proses iden fikasi masalah, analisis, organisasi sudah dilakukan oleh pihak
suatu organasiasi untuk mengambil dan evaluasi yang dilakukan internal, apakah pihak eksternal (luar)
keputusan. secara independen, obyek f, dan organisasi dapat melakukan audit
professional berdasarkan standar juga? Ya. Hal ini disebabkan karena
Sebelum kita membicarakan lebih
pemeriksaan, untuk menilai kebe- adanya suatu pandangan bahwa jika
lanjut mengenai audit, maka kita
naran, kecermatan, kredibilitas, proses pengawasan dilakukan
harus mendefiniskan terlebih dahulu

28 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

oleh pihak luar, maka proses yang internal audit (Inspektorat Jenderal) keuangan tersebut wajar atau dak.
dilakukan akan jauh lebih independen dapat berupa audit (audit kinerja Wajar yang dimaksud adalah bahwa
atau dengan kata lain dak mendapat atas pengelolaan keuangan nega laporan keuangan sudah disusun
pengaruh atau tekanan dari pihak di dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan standar atau aturan yang
atau ins tusi yang diaudit. Selain harus independen akan tetapi berlaku. Untuk menilai kewajaran
itu regulator (pemerintah) biasanya dapat menanggapi kebutuhan suatu laporan keuangan pemerintah
juga menerapkan syarat khusus yang dan keinginan dari semua maka di dalam penyusunan la-
menyebabkan suatu perusahaan atau tingkatan manajemen, misalnya poran keuangan tersebut harus
instansi harus diaudit oleh pihak luar, mereka dapat diperbantukan sudah sesuai dengan SAP (Standar
misalnya di dalam menyampaikan untuk melaksanakan kegiatan Akuntansi Pemerintahan), sedangkan
laporan pajak atas perusahaannya perbaikan suatu proses kegiatan. untuk laporan keuangan perusahaan
maka suatu perusahaan wajib meng- Sedangkan independensi yang penyusunannya di dasarkan kepada
hitung besarnya pajak berdasarkan dilakukan oleh auditor eksternal PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi
laporan keuangan yang sudah bersifat nyata secara penampilan Keuangan). Standar penyusunan
diaudit oleh pihak independen, yaitu maupun mental, yang artinya laporan keuangan yang berbeda
akuntan publik (auditor eksternal). kegiatan mereka hanya sebatas dianut oleh pemerintah maupun
Oleh karena berbagai macam alasan melakukan pemeriksaan sedangkan swasta karena mereka memiliki jenis
tersebut, maka ada baiknya jika kita pelaksanaan rekomendasi atau kegiatan dan transaksi yang berbeda
membahas apa saja perbedaan dari temuan yang diperoleh oleh sehingga harus memiliki standar yang
internal dan eskternal audit. auditor eksternal dilaksanakan berbeda pula. Di dalam pelaksaan
1. Pihak yang mempekerjakan. sepenuhnya oleh pihak manajemen audit keuangan pemerintahan, fungsi
Seorang auditor eksternal biasanya dan jajarannya tanpa melibatkan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa
berasal dari dalam organisasi auditor eksternal. Keuangan (BPK) sedangkan peme-
suatu perusahaan atau institusi, 3. Penelaahan terhadap aktivitas yang riksaan di dunia swasta (perusahaan)
yang artinya segala tingkah laku dilakukan oleh auditor internal dilaksanakan oleh Akuntan Publik.
dan perbuatannya diatur di dilakukan secara terus menerus b. Audit Kinerja / Audit Operasional
dalam peraturan perusahaan. dengan demikian mereka memiliki
Sedangkan auditor eskternal gambaran mengenai hal apa saja Pelaksanaan audit operasional
adalah auditor yang berasal dari yang berkaitan dengan pencegahan dilaksanakan oleh pegawai yang
luar perusahaan atau institusi, kecurangan dalam segala bentuk bekerja di dalam organisasi yang
di dalamnya terdapat suatu divisi
dimana fungsi mereka di dalam aktivitas yang ditelaah. Di lain pihak atau unit khusus yang bertugas
melakukan tugasnya hanya diatur auditor eksternal hanya melakukan untuk menjalankan fungsi ini. Jika di
berdasarkan kesepakatan antara penelaahan aktifitas berdasarkan pemerintahan fungsi ini dijalankan
pihak organisasi yang merekrut catatan-catatan yang mendukung oleh Inspektorat Jenderal yang
dan auditor eksternal tersebut. laporan keuangan secara periodik pembinaannya dilakukan oleh
Selain itu di dalam melaksanakan (biasanya sekali setahun). Hal Badan Pengawasan Keuangan dan
tugas dan tanggung jawab ini menyebabkan rekomendasi Pembangunan (BPKP), maka di dunia
mereka, auditor eksternal memiliki yang dihasilkan untuk pencegahan swasta fungsi ini dijalankan oleh
pedoman khusus, seperti Akuntan hanya bersifat umum dan akan divisi Internal Audit. Secara garis
Publik pedoman profesi mereka diberikan perhatian lebih jika besar fungsi yang dijalankan oleh
Inspektorat Jenderal maupun interal
diatur di dalam SPAP (Standar kecurangan tersebut menghasilkan audit adalah sama yaitu pemeriksaan
Profesional Akuntan Publik). kerugian yang bersifat material. yang bertujuan untuk menilai bahwa
2. Auditor internal melakukan B. Jenis – Jenis Audit Menurut suatu organisasi sudah dijalankan
pekerjaan yang dilakukan untuk Tujuan Pelaksanaan Audit sudah sesuai peraturan yang berlaku
melayani kebutuhan organisasi, (Undang-Undang atau Peraturan
atau dengan kata lain organisasi a. Audit Keuangan Perusahaan). Di dalam melaksanakan
tersebut dapat menciptakan audit kinerja metoda yang ditempuh
Audit Keuangan adalah suatu audit mencakup iden fikasi sebab akibat
kegiatan apapun di dalam yang dilakukan untuk memeriksa mengapa kegiatan dak dilakukan
fungsinya melakukan pengawasan laporan keuangan suatu instansi secara ekonomis, efek f dan efisien
yang bertujuan untuk mendeteksi yang biasanya dilakukan oleh auditor yang kemudian menghasilkan produk
adanya suatu penyimpangan. eksternal. Tujuan dari audit ini adalah akhir berupa temuan, simpulan, dan
Di dalam dunia pemerintahan untuk memberikan suatu opini atas rekomendasi.
kegiatan yang biasa dilakukan oleh laporan kuangan bahwa laporan

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 29


WASR I K

Dapat dikemukakan bahwa audit ope- adalah peraturan perundang- telah melaksanakan kegiatannya
rasional memiliki ciri atau karakteris k undangan yang berlaku bagi audi . sesuai peraturan, Undang-Undang,
sebagai berikut Perundang-undangan di sini diar kan atau standar yang telah dibuat,
• Bersifat konstruktif, bukan dalam ar luas, termasuk ketentuan dan di dalam proses pelaksanaan
yang dibuat oleh yang lebih nggi ak vitasnya telah dilakukan secara
mengkritik
ekonomis, efek f, dan efisien.
• Tidak mencari-cari kesalahan pihak dan dari luar audi dengan berbagai
auditi bentuk atau medianya, tertulis Untuk memas kan semua hal di atas
• Memberikan peringatan dini, maupun dak tertulis. telah dilaksanakan, maka diperlukan
jangan terlambat pihak lain yang berfungsi untuk
Untuk dunia swasta, jenis audit ini
• Objektif dan realistis melakukan pemeriksaan, pengecekan,
biasanya sering disebut dengan AUP
ataupun verifikasi yang pada
• Bertahap (Agreed Upon Procedure), kegiatan
umumnya fungsi tersebut dilakukan
• Data mutakhir, kegiatan yang yang dilakukan biasanya adalah
oleh auditor, internal maupun
sedang berjalan membandingkan kegiatan yang
eksternal. Baik auditor internal
• Memahami usaha manajemen dilakukan oleh klien (audi ) dengan
maupun eksternal memiliki tugas dan
(management oriented) SOP (Standard Opera ng Procedure)
tanggung jawab yang berbeda-beda
• Memberikan rekomendasi bukan yang dimiliki oleh perusahaan,
oleh karena itu sebelum melakukan
menindaklanjuti rekomendasi dimana produk akhir dari kegiatan
tugas audit atau pemeriksaan, pihak
tersebut yang tercermin di dalam
Untuk semua poin yang telah yang berkeinginan menugaskan
laporan keuangan akan dikonsolidasi
disebutkan di atas tentunya sesuai pemeriksaan hendaknya mengetahui
dengan induk perusahaan mereka.
dengan ciri dari internal auditor siapakah yang sebaiknya ditugaskan
2) Audit invesƟgaƟf melakukan pemeriksaan tersebut
yang telah dijelaskan pada bagian
perbedaan antara auditor internal sehingga dak salah menugaskan
Audit inves ga f adalah audit yang
dan auditor eksternal. Kemudian pihak yang bertugas, auditor
dilakukan untuk membuk kan
apabila audit operasional berjalan internal atau auditor eksternal.
apakah suatu indikasi penyimpangan/
dengan baik dan rekomendasi audit Selain itu hendaknya baik pihak
kecurangan apakah memang benar
dilaksanakan oleh manajemen audit yang menugaskan dan ditugaskan
terjadi atau dak. Fokus audit
diharapkan akan didapat manfaat melakukan audit sepakat mengenai
inves ga f adalah membuk kan
dari audit operasional antara lain: produk akhir seper apa yang akan
apakah benar kecurangan telah
• Biaya-biaya kegiatan akan lebih dicapai dari audit sehingga dak
terjadi dan jika memang terbuk
kecil dan ekonomis terjadi kesalahpahaman di kemudian
audit tersebut juga harus dapat
hari terhadap produk hasil audit
• Hasil kerja (produktifitas) akan mengiden fikasi pihak yang
yang disebabkan adanya perbedaan
meningkat bertanggung jawab terhadap pe-
ekspektasi yang diharapkan di awal
• Recana, kebijakan, dan lain-lain nyimpangan/kecurangan tersebut.
sebelum pemeriksaan dengan produk
yang tidak tepat dapat diperbaiki Untuk dunia swasta, audit jenis ini akhir pemeriksaan.
• Suasana kerja menjadi lebih sehat dapat disebut juga sebagai audit
REFERENSI
c. Audit dengan Tujuan Tertentu forensik (forensic audit) yang pada
1. Arens, Alvin A., Randal J. Elder,
in nya melakukan fungsi dan tugas
Audit (pemeriksaan) dengan tujuan Mark S. Beasly. 2005. Auditing and
yang sama dengan yang dilakukan
tertentu adalah pemeriksaaan yang Assurance Service 10th edition.
oleh auditor pemerintah. Akan tetapi
dak termasuk di dalam pemeriksaan New York: McGraw-Hill, Inc.
pihak yang melakukan audit ini
keuangan dan pemeriksaan kinerja/ biasanya dila h secara khusus agar di 2. Sawyer, Lawrence B., Mortimer A.
audit operasional, dengan demikian dalam melaksanakan tugasnya lebih Dittenhofer, James H. Scheiner.
audit yang dilakukan adalah selain terampil dan fokus. 2005. Internal Auditing. Jakarta:
keduanya, yaitu: Salemba Empat.
KESIMPULAN 3. _____. 2009. Auditing II. Jakarta:
1) Audit ketaatan
Audit adalah proses iden fikasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Di dalam dunia pemerintahan masalah, analisis, dan evaluasi Pengawasan BPKP
audit ketaatan adalah audit yang yang dilakukan secara independen, 4. Undang-Undang No.15 Tahun 2004
dilakukan untuk menilai kesesuaian obyek f, dan professional ber- tentang Pemeriksaan Pengelolaan
antara kondisi pelaksanaan dengan dasarkan standar pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan
peraturan yang berlaku. Kriteria yang maupun peraturan yang ada untuk
Negara
digunakan dalam audit ketaatan memas kan bahwa suatu organisasi

30 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

DEKONSENTRASI SEKTOR ESDM TAHUN 2012


Oleh Alpha Febrianto dan IsmawaƟ

Pendahuluan 2. Perhitungan dana dekonsentrasi c. Jumlah IUP Logam dan


per provinsi dengan cara: Batubara per provinsi dibagi

D ekonsentrasi adalah pe-


limpahan wewenang dari
Pemerintah kepada gu-
bernur sebagai wakil Pemerintah.
Pelaksanaan dari dekonsentrasi
a. Masing-masing provinsi men-
dapat dana dekonsentrasi
minimum sebesar
Rp.500.000.000,- (Total un-
jumlah IUP Logam dan
Batubara Nasional, kemudian
dikalikan dengan sisa jumlah
dana dekonsentrasi minimal
tuk 33 Provinsi sebesar sebesar Rp16,5 Milliar;
tersebut didanai dari APBN yang
mencakup penerimaan dan Rp16,5milliar); d. Jumlah dana dekonsentrasi
pengeluarannya. b. Dana dekonsentrasi ESDM minimal ditambahkan dengan
(Rp33Miliar) dikurangi hasil pada poin c. tersebut di
Dana dekonsentrasi pada hake- dengan jumlah dana atas.
katnya merupakan bagian an- dekonsentrasi minimum
ggaran kementerian/lembaga yang sebesar Rp16,5milliar;
dialokasikan kepada gubernur
sebagai wakil Pemerintah di wilayah
provinsi, sesuai dengan beban dan
jenis kewenangan yang dilimpahkan
dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan kepada
yang memberikan pelimpahan.
Pada tahun 2012 terdapat perubahan
nilai alokasi dana yang berbeda
pada ap provinsinya. Hal tersebut
dipengaruhi Izin Usaha Pertambangan
(IUP) yang diterbitkan oleh masing-
masing Provinsi dan jumlah IUP
secara nasional hasil dari Rekonsiliasi
IUP Nasional yang diselenggarakan
dari tanggal 3 Mei sampai dengan 6
Mei 2011.
Penghitungan Rencana Dana
Dekonsentrasi 2012
Pada tahun 2012, perubahan dana
dekonsentrasi sektor ESDM dihitung
dengan cara berikut:
1. Jumlah total (IUP) berdasarkan
rekonsiliasi IUP Nasional yang
diselenggarakan dari tanggal 3
Mei sampai dengan 6 Mei 2011
sebanyak 7.440 IUP;

Adapun dana dekonsentrasi yang diterima oleh masing-masing


provinsi dapat diturunkan dalam rumus berikut:

 Total IUP Logam & Batubara Provinsi 


dana dekon minimal   xSisa dana dekon minimal
 Total IUP Logam & Batubara Nasional 

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 31


WASR I K

Dari rumus tersebut di atas, maka diperoleh alokasi


dana dekonsentrasi untuk masing-masing provinsi
sebagai berikut:

ALOKASI DANA
PROVINSI IUP LOGAM IUP BATUBARA TOTAL IUP
DEKON

1 NAD 59 19 78 Rp 672.983.871
2 Sumatera Utara 25 2 27 Rp 559.879.032
3 Sumatera Barat 133 71 204 Rp 952.419.355
4 Riau 29 55 84 Rp 686.290.323
5 Jambi 22 377 399 Rp 1.384.879.032
6 Sumatera Selatan 18 304 322 Rp 1.214.112.903
7 Bengkulu 28 78 106 Rp 735.080.645
8 Lampung 60 49 109 Rp 741.733.871
9 Bangka Belitung 829 0 829 Rp 2.338.508.065
10 Kepulauan Riau 41 0 41 Rp 590.927.419
11 DKI Jakarta 0 0 0 Rp 500.000.000
12 Jawa Barat 124 2 126 Rp 779.435.484
13 Jawa Tengah 53 0 53 Rp 617.540.323
14 DIY 12 0 12 Rp 526.612.903
15 Jawa Timur 71 0 71 Rp 657.459.677
16 Banten 15 3 18 Rp 539.919.355
17 Bali 0 0 0 Rp 500.000.000
18 NTB 67 0 67 Rp 648.588.710
19 NTT 263 0 263 Rp 1.083.266.129
20 Kalimantan Barat 418 100 518 Rp 1.648.790.323
21 Kalimantan Tengah 150 456 606 Rp 1.843.951.613
22 Kalimantan Selatan 102 591 693 Rp 2.036.895.161
23 Kalimantan Timur 65 1184 1249 Rp 3.269.959.677
24 Sulawesi Utara 61 0 61 Rp 635.282.258
25 Sulawesi Tengah 366 3 369 Rp 1.318.346.774
26 Sulawesi Selatan 81 24 105 Rp 732.862.903
27 Sulawesi Tenggara 353 47 400 Rp 1.387.096.774
28 Gorontalo 34 0 34 Rp 575.403.226
29 Sulawesi Barat 48 12 60 Rp 633.064.516
30 Maluku 69 4 73 Rp 661.895.161
31 Maluku Utara 291 5 296 Rp 1.156.451.613
32 Papua 42 32 74 Rp 664.112.903
33 Papua Barat 38 55 93 Rp 706.250.000

TOTAL 3.967 3.473 7.440 Rp 33.000.000.000

Ruang Lingkup Pelaksanaan Dekon- kungan, kewajiban keuangan, administrasi, dokumen ling-
sentrasi dan teknis serta penerbitan kungan, kewajiban keuangan,
A. Pembinaan Pengusahaan Mineral IUP mineral bukan logam dan
dan teknis serta penerbitan
dan Batubara batuan;
3. Pelaksanaan kewajiban pe- IUP mineral logam dan
Pelaksanaan pembinaan peng-
usahaan mineral dan batubara megang IUP mineral bukan batubara
melipu hal-hal berikut: logam dan batuan melipu 5. Pelaksanaan kewajiban pe-
1. Penetapan Wilayah Pertam- pelaporan, kewajiban keu-
megang IUP mineral logam
bangan Rakyat (WPR) melipu anga, lingkungan termasuk
reklamasi dan pasca dan batubara melipu pe-
administrasi, dokumen ling-
kungan (SPPL/UKL-UPL), dan tambang, pengembangan dan laporan, kewajiban keuangan,
teknis serta penerbitan Izin pemberdayaan masyarakat, lingkungan termasuk rekla-
Pertambangan Rakyat; keselamatan dan kesehatan masi pasca tambang,
2. Penetapan dan pemberian
kerja; pengembangan dan pem-
WIUP mineral bukan lo-
gam dan batuan melipu 4. Pemberian WIUP mineral berdayaan masyarakat, kese-
administrasi, dokumen ling- logam dan batubara melipu lamatan dan kesehatan kerja.

32 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


WASR I K

B. Pengawasan Pengusahaan Mine-


ral dan Batubara
Pelaksanaan pengawasan peng-
usahaan mineral dan batubara
melipu hal-hal berikut:
1. Pengawasan pemasaran
2. Pegawasan keuangan
3. Pengolahan data mineral dan
batubara
4. Pemanfaatan barang, jasa,
teknologi, dan kemampuan 3. Keselamatan dan kesehatan
rekayasa dan rancang bangun pelaksanaan dekonsentrasi tahun
kerja pertambangan
dalam negeri; 4. Keselamatan operasi per- 2012.
5. Pengembangan tenaga kerja tambangan Pemeriksaan Dekonsentrasi
teknis pertambangan 5. Pengelolaan lingkungan hi-
6. Pengembangan dan pember- dup, reklamasi, dan pasca Dalam PP Nomor 7 Tahun 2008
dayaan masyarakat setempat tambang tentang Dekonsentrasi dan Tugas
7. Kegiatan-kegiatan lain di 6. Penguasaan, pengembang- perbantuan, dijelaskan bahwa
bidang kegiatan usaha per- an, dan penerapan teknologi Pemeriksaan dekonsentrasi dan
tambangan yang menyangkut pertambangan tugas pembantuan dilakukan oleh
kepen ngan umum 7. Pengawasan eksplorasi unit pemeriksa internal kementerian/
8. Pengelolaan IUP atau IUPK 8. Supervisi/pengawasan studi lembaga dan/atau unit pemeriksa
9. Jumlah, jenis dan mutu hasil kelayakan eksternal Pemerintah.
usaha pertambangan 9. Supervisi/pengawasan per-
10. Pengawasan penggunaan Pemeriksaan dekonsentrasi dan tugas
setujuan AMDAL atau UKL- pembantuan melipu :
tenaga kerja asing UPL
11. Pengawasan terpadu pro- 1. Pemeriksaan keuangan berupa
10. Supervisi/pengawasan com- pemeriksaan atas laporan keuangan
duksi dan penjualan missioning
12. Pengawasan pengembangan 2. Pemeriksaan kinerja berupa
11. Supervisi/pengawasan ter-
masyarakat dan wilayah pemeriksaan atas pengelolaan
hadap Rencana Kerja Tahunan
13. Pengawasan investasi dan keuangan negara yang terdiri dari
Teknis dan Lingkungan
keuangan pemeriksaan atas aspek ekonomi
12. Supervisi/rekomendasi per-
14. Pengawasan pelaksanaan dan efisiensi serta aspek efektivitas.
setujuan dokumen rencana
penggunaan produksi dalam 3. Pemeriksaan dengan tujuan
reklamasi dan pasca tambang
negeri tertentu meliputi pemeriksaan atas
13. S u p e r v i s i / r e ko m e n d a s i
15. Pengawasan barang modal hal- hal lain di bidang keuangan,
persetujan dan pencairan
16. Pengawasan pengangkutan pemeriksaan investigatif, dan
jaminan reklamasi
dan penjualan pemeriksaan atas sistem
14. S u p e r v i s i / r e ko m e n d a s i
17. Pengawasan terhadap per- persetujan dan pencairan pengendalian intern Pemerintah.
izinan, rekomendasi dan jaminan pasca tambang DaŌar Pustaka
sta s c kegiatan usa- 15. Pengawasan usaha jasa 1. PP Nomor 7 tahun 2008 tentang
ha pertambangan yang pertambangan Dekonsentrasi dan Tugas
diterbitkan oleh pemerintah 16. Pengawasan terpadu kon- Perbantuan
kabupaten/kota servasi
C. Pengawasan Teknik dan 2. S i a r a n P e r s K E S D M N o m o r :
17. Pengawasan penerapan 33/HUMAS KESDM/2011
Lingkungan Mineral dan Batubara standardisasi
Pelaksanaan pengawasan teknik Tanggal: 27 Mei 2011 tentang
18. Pengawasan reklamasi pasca Koordinasi Pendataan Izin Usaha
dan lingkungan mineral dan tambang
batubara melipu hal-hal berikut: Pertambangan Nasional 2011
1. Teknik pertambangan Ke ga program tersebut akan 3. M a k a l a h R e n c a n a K e g i a t a n
2. Konservasi sumber daya dituangkan dalam Peraturan Menteri Dekonsentrasi, Ditjen Minerba, 1
mineral dan batubara ESDM tersendiri sebagai dasar September 2011

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 33


OPI N I

AUDIT FORENSIK: MASIH PERLUKAH?


Oleh : Jacky Ricky Warella, Bayu Dewanto Sadono

Katakunci:
Audit, forensik, kriteria, transparan, kecurangan (fraud), rahasia jabatan, berjamaah, invesƟgasi

Kata bijak:
“Yang sangat merusak martabat pemerintah dan hukum negeri ini adaah rendahnya integritas aparaturnya”

Kata Pengantar maka organisasi akan “pura-pura” especially where the fraud involves

U
lasan menyeluruh dunia kaget (???). financial issues.
yang dilakukan Ernst & Jadi perlukah audit intern melakukan Untuk mendalami definisi Messier
Young pada tahun 1996 saja audit forensik? tersebut, kita perlu tahu dasar dari
telah dapat diyakini bahwa tujuh ilmu forensik yang merupakan aplikasi
auditor dari se ap sepuluh auditor Pendahuluan
ilmu untuk penyelidikan kasus-kasus
responden menyatakan bahwa Messier (2003) melakukan penge- kriminal dalam rangka untuk mencari
buk yang dapat digunakan dalam
penyelesaian kasus-kasus tersebut.
Awalnya audit forensik kurang dikenal
sehubungan lebih terkait penerapan
akuntansi untuk memecahkan ma-
salah hukum, namun sekarang ini
lebih dikenal dengan audit forensik.
Jadi secara umum, audit forensik
merupakan suatu inves gasi dari
suatu fraud atau presum ve fraud
dengan suatu pandangan dari buk
akuntansi yang akan disajikan dari
segi pengadilan hukum. Sehingga
dapatlah didefinisikan bahwa audit
forensik merupakan gabungan dari
keahlian di bidang akuntansi, audit,
mereka menyatakan secara substansi dan tentu saja hukum.
lompokan audit menjadi 4 (empat),
mendeteksi terjadinya kecurangan yaitu: Financial Statement Audit, Menurut G. Jack Bologna dan Robert J.
(fraud). Ternyata, sebenarnya dari Compliance Audit, Opera onal Audit, Linquist tentang fraud audit, forensic
audit biasa dalam prak knya dapat dan Forensic Audit. Tiga kelompok accoun ng dan lain sebagainya dak
saja memunculkan data/informasi audit, sering kita dengar dan ketahui, didefinisikan secara lengkap dan
terjadinya fraud. namun untuk kelompok keempat jelas. Sehingga apapun is lahnya
Audit kinerja terhadap organisasi sebagian orang menyebut dengan: produk dari audit forensik dapat
atau satuan kerja di lingkup birokrasi/ audit kecurangan, audit forensik, audit digunakan pada proses pengadilan
pemerintahan berdasarkan informasi/ khusus, dan audit tujuan tertentu, maupun bentuk hukum lainnya.
data audit intern di beberapa or- yang semuanya “dimenger kan” Sehingga audit forensik umumnya
ganisasi pemerintahan telah secara sebagai audit inves gasi. dikenal dua bentuk, yakni proac ve
transparan diketahui berbagai forensic audi ng dan reac ve forensic
Sekali lagi, Messier (2003) men-
kecurangan (fraud) namun “ dak audi ng.
definisikan audit forensik sebagai (is)
terbuka” bagi audit ekstern maupun an audit to detec on or deferrence of Standar untuk auditornya wajib
masyarakat – sehingga bila ada “sang a wide variety of fraudulent ac vi es. memiliki kompetensi (jenjang auditor
peniup peluit (whistleblower)” dari The use of auditors to conduct forensic lengkap), akademis, dan empiris yang
intern organisasi atau masyarakat, audits has grown significantly, berkaitan dengan li gasi. Kompetensi

34 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


OPI N I

akademis dapat diperoleh melalui dan Robert J. Linquist di atas). kecurangan, kerugian negara,
diklat audit inves gasi, menghitung penyalahgunaan wewenang, namun
Pada mulanya audit forensik dak “berhen ” atau “menghilang” yang
kerugian negara, dan memberikan
digunakan karena lebih dikenal disebabkan lemahnya integritas. Jadi
keterangan secara keahlian di
pemakaian akuntansi forensik, namun dimana letak perbedaan dengan
persidangan perkara ndak pidana
dalam terapannya memang audit yang audit inves gasi atau audit forensik?
korupsi.
mengarah bidang akuntansi dengan
Kenapa perlu dilakukan audit mengarah kepada buk -buk fraud Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
forensik? Adanya ke dakpercayaan untuk dibawa kepada permasalahan Indonesia, inves gasi adalah penye-
masyarakat (atau intern Satker) atas hukum (pengadilan). lidikan dengan mencatat/merekam
audit intern yang melakukan tugas fakta-fakta; melakukan peninjauan,
Kita ambil sekarang definisi se- percobaan dan sebagainya dengan
mengungkap fraud (kecurangan)
derhana dari Zysman (2002) yang tujuan untuk memperoleh jawaban
sehingga masyarakat (atau intern
mengemukakan bahwa audit forensik atas pertanyaan-pertanyaan (tentang
Satker) melakukan ndakan menjadi
merupakan pengujian atas buk - peris wa, sifat, atau khasiat suatu
“whistleblower” atau “ ndakan
demonstra f”.
Sebelum terjadi kondisi atau hal
ke dakpercayaan dari masyarakat
terhadap pengawasan intern maupun
pengawasan ekstern, marilah kita
melakukan audit secara jujur yang
merupakan awal pencegahan korupsi.
Pembahasan
Setelah kita ketahui dari kata
pengantar dan pendahuluan, maka
semuanya didasari dari pemahaman
mengenai bidang akuntansi dan
forensik. Akuntansi jelas dapat
dipahami melalui pendidikan formal
dan pengalaman secara prak k
dengan ruang lingkup (fokus)
keuangan baik dunia akuntan publik
(KAP) maupun audit keuangan skala buk untuk suatu pernyataan yang zat, dan sebagainya); penyelidikan.
besar. Untuk forensik akan bermakna: tegas untuk menentukan hubungan Terlihat bahwa dengan menambahkan
berkenaan dengan pengadilan buk -buk tersebut dengan kriteria kata audit, maka audit inves ga f
atau berkenaan dengan penerapan yang ditetapkan dan menyajikannya merupakan pengembangan (dari audit
pengetahuan ilmiah pada masalah secara tepat di pengadilan. biasa) atau mbulnya perlu adanya
hukum. kebutuhan untuk memperoleh buk
Jelas awalnya dapat saja, audit formal (kepas an, keyakinan, lengkap
D. Larry Crumbley mengemukakan biasa dengan standar berubah (atau dan lain-lain) dalam kaitannya dengan
bahwa akuntansi forensik merupakan dirubah) menjadi audit forensik pengungkapan kasus di bidang
akuntansi yang akurat untuk tujuan apabila ada buk -buk yang cukup keuangan yang ada hubungannya
hukum. Ar nya akuntansi yang dapat dan kompeten sehingga kasus dengan aspek hukum.
bertahan dalam lingkup perseteruan ndakan kriminal dapat diungkap
selama proses pengadilan atau dalam lebih jelas/terbuka. Auditor forensik Namun dari sasaran empat aspek
proses peninjauan yudisial atau dituntut mampu mengungkap utama dari audit inves gasi, yaitu:
administra f. informasi yang akurat, obyek f permasalahan yang diperiksa, kriteria
dan dapat menemukan adanya peraturan perundang-undangandan
Terlihat dari definisi D. Larry Crumbley,
penyimpangan terutama dari segi ketentuan lain yang berlaku, pe-
kekuatan akuntansi dan hukum wajib
keuangan (akuntansi). ngumpulan buk sesuai ketentuan
dipenuhi oleh pelaksana akuntansi
hukum dan pelaporan, terlihat
forensik, yang dapat meningkat Dengan uraian di atas, sebenarnya aspek ke ga “agak” membedakan
menjadi setara dengan audit forensik para auditor sampai saat ini telah dengan audit biasa, yang “umum”nya
(lihat definisi oleh G. Jack Bologna dapat mengungkap kasus-kasus berhen pada ga aspek lainnya.

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 35


OPI N I

Terlihat audit inves gasi dan audit Pada audit forensik, auditor wa- utama (primer) dari suatu audit
biasa memiliki dasar kewenangan jib membuat laporan yang ditan- forensik melipu : pengujian sistem
pada organisasi/lembaga atau datangani keterangan ahli atas nama pengendalian intern yang ditempatkan
unit audit, misalnya: inspektorat, auditor untuk menjadi saksi ahli secara aman untuk melindungi
audit intern, komite audit, dan lain (expert witness) di sidang pengadilan, aset, lakukan iden fikasi se ap
sebagainya yang akan menjadi dasar yang harus bersikap: jujur, terbuka, kelemahan dari semua pengendalian
untuk melakukan audit. dan obyek f. intern dan ungkapkan se ap kendali
Bagaimana dengan audit forensik? dari Satker yang menggunakan
Carl Bonass (2001) mengemukakan
kelemahan pengendalian dan salah
instrumen audit forensik: inspeksi,
Dengan diawali audit biasa dan memprioritaskan aset.
observasi, inquiry, konfirmasi, wawan-
di ngkatkan menjadi audit dengan
cara, rekonsiliasi, penghitungan Guna suksesnya pelaksanaannya,
tujuan tertentu (khusus) dengan ulang, pemeriksaan keauten kan, lima teknik/proses yang perlu diiku :
bercirikan audit inves gasi yang penelusuran dan analisis prosedur. kumpulkan fakta dan data
memenuhi standar/kriteria menga-
secukupnya dan secara awal
identifikasi siapa yang berpotensi
menjadi pelaku;
mampu membuktikan “niat pelaku
melakukan kecurangan”;
kreatif, berpikir seperti pelaku
kejahatan dan jangan mudah diterka
(dalam hal audit, penyelidikan atau
investigasi);
wajib tahu bahwa fraud/kecurangan
dilakukan secara bersekongkol
(berjamaah, kolusi, konspirasi,
sistemik);
kenali pola fraud(proactive fraud
detection strategy).
Terlihat auditor forensik memiliki
Namun secara detail diperlukan kemampuan yang didukung dari
rah kepada gabungan kasus keu- suatu analisis forensik agar dipenuhi pengalaman audit nggi sekaligus
angan yang ada kaitannya/hubung- buk -buk yang lengkap dan akurat, memahami ilmu pengetahuan lainnya
annya dengan aspek hukum, maka sehingga perlu ditempuh langkah- untuk mendukung tugasnya.
dilanjutkan dengan audit forensik langkah sebagai berikut: Auditor jenis ini sangat spesifik dan
yang akan memiliki dasar kewenangan - analisis bukti-bukti dari dokumen; memiliki karakteris k khusus, namun
KUHAP. Disini penyidik menganggap - analisis data/laporan/informasi bukan berar auditor jenis ini dak
perlu minta bantuan pendapat ahli komputer; ada.
(auditor forensik), sehingga auditor - analisis bukti-bukti lisan; Yang menjadi kendala adalah belum
selain mengacu standar audit juga - analisis catatan-catatan akuntansi/ ( dak?) adanya kesempatan dari
menggunakan kewenangan penyi- keuangan; para auditor intern untuk secara
dikan sehingga dapat menggunakan - identifikasi hal-hal tertentu atau seluas-luasnya untuk mengungkap
prosedur dan teknik audit yang anomali-anomali; yang perlu secara jujur (dan benar) kasus-
lebih luas; sehubungan penyidik dianalisis lebih lanjut/mendalam; kasus yang jelas merugikan negara,
telah memperoleh buk awal bahwa - identifikasi pola hubungan antara: penyalahgunaan wewenang,
tersangka telah melakukan perbuatan kejadian, fakta, bukti; menguntungkan pribadi/kelompok/
melawan hukum. Buk awal banyak - penyiapan laporan hasil audit. golongan, dan lain sebagainya.
variasi dari penyidikan berdasarkan Sehingga dak saja secara pendidikan
Untuk mendukung langkah- teknis (Cer fied Fraud Examiner) saja
masukan/informasi masyarakat,
langkah tersebut di atas, Thomas A. diperoleh juga melalui pengalaman
audit biasa/audit inves gasi, dan lain Buckhoff mengemukakan sasaran
sebagainya. prak k nyata (peluang).

36 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


OPI N I

Dari uraian-uraian tersebut di atas, pengawasan akan makin berwibawa kasus-kasus sampai dengan saksi
auditor jenis spesialisasi apapun apalagi diiku dengan penegakan/ di pengadilan;
perlu bekerja secara profesional sanksi hukum, masyarakat akan lebih 3. Untuk saat ini, kasus-kasus
yang memerlukan proses dan antusias memberikan informasi ndak dengan bertemakan pembinaan
berkelanjutan, melalui beberapa pidana korupsi, potensi mencegah sudah kurang “kena”/”tepat”,
langkah: potensi pidana korupsi (preven f), demikian juga perubahan
- pupuk terus sifat/sikap po- iklim dalam organisasi pengawasan paradigma dari watchdog auditor
si f seper : jujur, obyek f, semakin sehat yang memberi dampak ke pendampingan/konsultan
menjunjung e ka yang nggi, kepada organisasi sekitarnya juga “ dak”/”kurang” diterima di
rasa ingin tahu, dan dak cepat semakin sehat. masyarakat;
merasa puas, belajar dan bekerja
4. Akhirnya, peran auditor mandiri
mandiri;
Kesimpulan sebagai auditor inves gasi
- ngkatkan pendidikan formal dan dan auditor forensik sangat
ngkatkan pengetahuan yang 1. Audit forensik merupakan diperlukan dan pen ng
selalu berkembang dari waktu ke peningkatan dari audit biasa dan sehubungan krisis kepercayaan
waktu; audit inves gasi, yang melipu masyarakat terhadap birokrat
proses pencarian, penemuan, semakin “parah” terutama
terhadap auditor intern maupun
ekstern non KPK.
5. Audit forensik yang dilaksanakan
dan dilaporkan akan memberikan
suatu jalan keluar secara lengkap
yang secara langsung terjadinya
fraud dan korupsi baik secara
individual maupun sistemik.
DaŌar Pustaka
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
2. Arens, Alvin A., Randal J. Elder,
dan Mark S. Beasley, Audi ng and
Assurance Service - an Integrated
Approach, 9th edi on, New Jersey:
Pearson, Pren ce Hall, 2003
3. Zysman, Alan, Forensic Accoun ng
Demysfied, Ontario, Canada, 2001
4. Audit Inves ga f dan Forensic
Audit,oleh Mats Jatnika
5. Kiat Menjadi Auditor Profesional,
oleh Prof. Dr. Eddy Mulyadi
- diklat profesi berkelanjutan untuk dan pengumpulan buk -buk Soepardi, M.M., S.E.Ak.
memperoleh ser fikat berskala keuangan secara sistema s sesuai
6. Audi ng Forensik dan Value for
dak saja nasional namun juga dengan kriteria yang ditetapkan
Money, oleh Dwi Sudaryadi dan
internasional; atau penerapan keahlian
Nafi Inaya Zahro
akuntansi (forensic accountancy,
- kembangkan kemampuan teknis, ACFE – 2006) untuk membuk kan 7. Forensic Audi ng, oleh A. N.
komunikasi dan pengetahuan isu- dugaan fraud dalam rangka Cha erji (SAI – India)
isu masa kini di bidang akuntansi, proses penuntutan di pengadilan; 8. Forensic Audit US Financial
audi ng, hukum, dan lain Statement Audits, oleh: Thomas
sebagainya. 2. Janganlah ditutupi (“dihilangkan”)
A. Buckhoff, Ph.D., CPA, CFE
kasus fraud yang telah ada pada
audit biasa untuk di ngkatkan 9. Forensic Accoun ng, oleh The
menjadi audit inves gasi, yang Free Encyclopedia (Wikipedia)
Dengan berjalannya profesionalisme
selanjutnya menjadi audit
auditor, terutama dengan adanya
forensik. Sejalan dengan itu,
audit khusus yang mengarah kepada berilah kesempatan auditor untuk
audit forensik akan memberi meningkatkan (naik level, up to
dampak antara lain: kredibilitas unit standard) dalam hal menanggapi

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 37


E TA L ASE

Relationship: Apa Yang Kau Cari di Inspektorat Jenderal?

oleh: Jacky R. Warella


Kata Kunci:
pembinaan, inspeksi, relaƟonship, kubu, enjoy, publik, Tuhan, pengabaian, manusia, uang,
aturan/kebijakan, destrukƟf

Kata Bijak:
“HormaƟlah dirimu sendiri, walau ada yang Ɵdak menyukainya. Terkadang mereka Ɵdak
menghormaƟmu karena mereka Ɵdak mampu menghormaƟ seperƟ dirimu”

penyisihan piutang tak

B
asis akuntansi yang diterapkan tertagih dimulai pada
pemerintah saat ini sesuai Laporan Keuangan
diatur dalam paragraph 39 Kementerian Negara/
Kerangka Konseptual Akuntansi Lembaga Tahun 2011.
Pemerintahan Lampiran II PP 71 Kementerian negara/
Tahun 2010 yaitu basis akrual lembaga yang dak
untuk pengakuan aset, kewajiban melakukan penilaian
dan ekuitas dana, oleh karena itu atas kualitas piutang
Kementerian Negara/Lembaga yang yang dimilikinya, dak
memiliki piutang wajib menyajikannya melakukan pembentukan
di dalam Neraca dan Catatan Atas Penyisihan Piutang
Laporan Keuangan (CALK) . Tidak Tertagih, dan dak
Piutang adalah aset di neraca berupa melakukan pemantauan
jumlah uang yang wajib dibayar dan mengambil
kepada Kementerian Negara/ langkah-langkah yang
Lembaga dan/atau hak Kementerian diperlukan agar hasil
Negara/Lembaga yang dapat dinilai akuntansi adalah dengan membentuk penagihan piutang yang
dengan uang sebagai akibat perjanjian penyisihan piutang tak tertagih telah disisihkan senan asa dapat
atau akibat lainnya berdasarkan berdasarkan kualitas piutang pada direalisasikan dikenakan sanksi
peraturan perundang-undangan yang se ap tanggal pelaporan.
berlaku atau akibat lainnya yang sah. administra f berupa teguran tertulis
Berdasarkan saat jatuh tempo piutang Penyisihan Piutang Tak Tertagih oleh Menteri Keuangan sesuai
digolongkan menjadi Piutang Jangka adalah cadangan yang harus dibentuk dimaksud Peraturan Direktur Jenderal
Pendek yaitu piutang yang akan sebesar persentase tertentu dari akun Perbendaharaan Nomor PER 82/
jatuh tempo atau akan direalisasikan piutang berdasarkan penggolongan PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi
dalam jangka waktu 12 bulan sejak kualitas piutang. Kualitas Piutang Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada
tanggal pelaporan dan Piutang Jangka adalah hampiran atas ketertagihan Kementerian Negara/Lembaga.
Panjang yaitu piutang yang akan jatuh
piutang yang diukur berdasarkan PENGGOLONGAN
tempo atau akan direalisasikan lebih
kepatuhan membayar kewajiban oleh KUALITAS PIUTANG
dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
debitor.
Sesuai dengan paragraph 63 PSAP Penggolongan kualitas piutang
01 Lampiran II PP 71 Tahun 2010, Lingkup akuntansi penyisihan piu- PNBP yang berada dikementerian
penyajian aset berupa piutang di tang tak tertagih dilingkungan negara/lembagaterdiri dari 4 (empat)
Neraca harus dijaga agar nilainya Kementerian Negara/ Lembaga golongan sebagai berikut:
sama dengan nilai bersih yang yaitu terhadap Piutang PNBP
dapat direalisasikan (net realizable berdasarkan pungutan pendapatan 1. Kualitas lancar; apabila belum
value). Untuk itu, diperlukan metode negara; perikatan dan Tuntutan dilakukan pelunasan sampai
untuk menyesuaikan nilai piutang Perbendaharaan(TP)/Tuntutan Gan dengan tanggal jatuh tempo yang
berdasarkan kualitas atau ngkat Rugi (TGR); dankewajiban pelaporan ditetapkan.
resiko ke daktertagihannya. Metode
serta penyajian dan pengungkapan 2. Kualitas Kurang Lancar; apabila
yang lazim digunakan di dalam

38 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


E TA L ASE

dalam jangka waktu 1 (satu) bulan agunan atau nilai barang sitaan pengurang dalampembentukan
terhitung sejak tanggal Surat dak akan minus, paling rendah nol. penyisihan piutang dak tertagih
Tagihan Pertama dak dilakukan Hal inimenunjukkan bahwa piutang setelah mendapat persetujuan
pelunasan yang memiliki nilai agunan atau nilai dariMenteri Keuangan
barang sitaan samadengan atau
3. Kualitas Diragukan; apabila dalam Nilai barang sitaan yang diper-
lebih dari nilai piutangnya dianggap
jangka waktu 1 (satu) bulan hitungkan sebagai pengurang dalam
terbebas dari risiko dak tertagih.
terhitung sejak tanggal Surat pembentukanpenyisihan piutang -
Tagihan Kedua dak dilakukan dak tertagih ditetapkan sebesar:
pelunasan NILAI AGUNAN DAN
BARANG SITAAN • 100% dari agunan berupa surat
4. Kualitas Macet; apabila berharga yang diterbitkan oleh
dalam jangka waktu 1 (satu) Nilai agunan yang dapat Bank Indonesia, SuratBerharga
bulan terhitungsejak tanggal diperhitungkan sebagai pengurang Negara. tabungan dan deposito
Surat Tagihan Ke ga dak dalam pembentukanpenyisihan yang diblokir pada bank, emas dan
dilakukanpelunasan: atauPiutang piutang dak tertagih adalah sebagai logammulia
telah diserahkan kepada Pani a berikut:
Urusan PiutangNegara/Direktorat • 60% dari nilai jual objek pajak atas
Jenderal Kekayaan Negara. 1. 100% dari agunan berupa surat tanah berser fikat hak milik (SHM)
berharga yang diterbitkan BI, , hak gunabangunan (SHGB). atau
PEMBENTUKAN PENYISIHAN SBN, garansi bank, tabungan atau hak pakai, berikut bangunan di
PIUTANG TIDAK TERTAGIH deposito yang diblokir pada bank. atasnya
Penyisihan piutang dak Tertagih emas. dan logam mulia. • 50% dari nilai jual objek pajak atas
ditentukansebagai berikut: 2. 80% dari nilai hak tanggungan atas tanah dengan bukti kepemilikan
1. Penyisihan piutang dak tertagih tanah berser fikat hak milik (SHM) berupa SuratGirik (letter C)
yang umum ditetapkan paling atau hak guna bangunan (SHGB) atau bukti kepemilikan non
sedikit 5%o (limapermil) dari berikut bangunan diatasnya sertifikat lainnya yang dilampiri
piutang yang memiliki kualitas 3. 60% dari nilai jual objek pajak atas suratpemberitahuan pajak
lancar. tanah beser fikat hak milik (SHM), terhutang (SPPT) terakhir.
2. Penyisihan piutang dak tertagih hak guna bangunan (SHGB) atau • 50% dari nilai atas pesawat udara,
khusus ditetapkan sebagai berikut: hak pakai, berikut bangunan di kapal laut, dan kendaraan bermotor
atasnya yang dak diikat dengan yang disertaibukti kepemilikan.
a. 10% (sepuluh persen) dari
hak tanggungan • Barang sitaan selain yang di atas
piutang dengan kualitas kurang
lancar setelahdikurangi dengan 4. 50 % dari nilai jual objek pajak atas tidak diperhitungkan sebagai
nilai agunan atau nilai barang tanah dengan buk kepemilikan pengurang dalampembentukan
sitaan. berupa Surat Girik (le er C) atau penyisihan piutang tidak tertagih.
b. 50% (lima puluh persen) buk kepemilikan non ser fikat
dari piutang dengan kualitas lainnya yang dilampiri surat
pemberitahuan pajak terhutang RESTRUKTURISASI PIUTANG
diragukan setelahdikurangi
dengan nilai agunan atau nilai (SPPT) terakhir Kementerian negara/lembaga dapat
barang sitaan. 5. 50% dari nilai hipo k atas pesawat melakukan restrukturisasi piutang
c. 100% (seratus persen) dari udara dan kapal laut dengan isi terhadap debitor sesuai ketentuan
piutang dengan kualitas macet kotor palingsedikit 20 meter kubik peraturan perundang-undangan
setelah dikurangidengan nilai dengan per mbangan debitor
6. 50% dari nilai jaminan fidusia atas mengalami kesulitan pembayaran
agunan atau nilai barang sitaan.
kendaraan bermotor dan/atau debitor memiliki prospek
Nilai agunan atau barang sitaan 7. 50% dari nilai atas pesawat usaha yang baik dan diperkirakan
bersumber dari nilai yang udara, kapal laut, dan kendaraan mampu rnemenuhi kewajiban setelah
dikeluarkan oleh instansiyang bermotor yang dakdiikat sesuai dilakukan restrukturisasi. Cakupan
berwenang. Agunan atau barang ketentuan yang berlaku dan restrukturisasi rnelipu pemberian
sitaan yang nilainya melebihi saldo disertai buk kepemilikan keringanan hutang, persetujuan
piutangnyadiperhitungkan sama angsuran atau persetujuan
dengan sisa piutang. Dengan demikian 8. Agunan selain di alas dapat
nilai piutang setelah dikuranginilai diperhitungkan sebagai faktor

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 39


L E N S A PE R I S T I WA

SEMINAR PENGAWASAN
SEMESTER II - TA 2011 dan PIAK AWARD

1 2

3 4

5 6

Keterangan Gambar :
1. Wakil Ketua Panitia, menyampaikan laporan kegiatan seminar pengawasan kepada Set.Itjen KESDM.
2,4Peserta Seminar.
3. Set.Itjen KESDM & Ka. Perwakilan BPKP - Yogyakarta.
5. Inspektur III, menyampaikan hasil pengawasan Semester II TA. 2011.
6. Penyerahan PIAK AWARD oleh Set.Itjen KESDM kepada Unit Utama di lingkungan KESDM di Pangkal Pinang.

40 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011


L E N S A PE R I S T I WA

PELANTIKAN PEJABAT STRUKTURAL &


PENYERAHAN PIN SATYA LENCANA

1 2

3 4

5 6

Keterangan Gambar :
1. Irjen KESDM menyampaikan kata sambutan pada upacara pelantikan pejabat Eselon IV di lingkungan Itjen KESDM.
2-5 Para pegawai yang mengikuti upacara pelantikan Pejabat Eselon IV.
6. Karyawati Itjen KESDM yang memperoleh PIN Satya Lencana 30 tahun.

Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 41


L E N S A PE R I S T I WA

PENYERAHAN PIN
SATYA LENCANA (LANJUTAN)

42 Buletin Pengawasan Volume 8 No. 4 Desember 2011 42

Anda mungkin juga menyukai