Dibuat dan Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Penyelesaian Pendidikan
Pada Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar
Disusun oleh :
SRI ANRIANA
185911
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DAN VOKASI INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR
2022
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
PT. ARGA MORINI INDAH
Disetujui oleh,
Pembimbing
Ananda A Pamasei
NIK : F3002
Mengetahui,
Suprevisor PT. Arga Morini Indah
Mengesahkan,
Kepala Teknik Tambang PT. Arga Morini Indah
Dedi Apriadi
NIK : A0001
LEMBAR PENERIMAAN
Laporan ini dibuat oleh :
NIS : 185911
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. atas rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan selama penulisan laporan ini, sehingga laporan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun paparan materi
pada laporan ini diambil dari beberapa referensi dan hasil praktik kerja di PT. Arga
Morini Indah.
Penulis menyadari kekurangan yang terdapat pada laporan ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca sebagai upaya penyempurnaan laporan ini maupun untuk pengembangan
penulis pribadi.
Penulis
Laporan ini dapat tersusun tidak lepas karena bantuan serta dukungan dari
beberapa pihak dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang Insya Allah
jasa-jasanya akan sangat berarti dan takkan terlupakan oleh penulis. Semoga Allah
SWT membalasnya dengan begitu banyak nikmat dan rahmat yang berlipat ganda.
Saya selaku penulis meminta maaf sebesar-besarnya jika selama ini penulis pernah
melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja yang dapat membuat
Bapak/Ibu serta teman sekalian merasa sakit hati.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................... 2
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 3
D. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ............................................ 3
E. Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan .................................. 4
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ......................... 5
G. Metode Analisis ......................................................................................... 5
H. Sistematika Penulisan Laporan.................................................................. 6
A. Nikel .......................................................................................................... 15
A. Acuan ......................................................................................................... 55
B. Uji Coba ..................................................................................................... 56
C. Moisture Content ....................................................................................... 58
D. Residual Moisture ...................................................................................... 59
A.Kesimpulan ................................................................................................. 60
B.Saran ........................................................................................................... 61
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ........................................................................................................ 63
Instruksi Preparasi Sampel Mineral .................................................................... 63
Instruksi Kerja Preparasi Sampel Uji Coba ........................................................ 64
Lampiran 2 ........................................................................................................ 65
A. Alat Laboratorium .......................................................................................... 65
Gambar L.1 X-Ray Epsilon 4 PANalytical .................................................... 65
Gambar L.2 UPS ............................................................................................ 65
Gambar L.3 Stabilizer .................................................................................... 65
Gambar L.4 CPU ............................................................................................ 65
B. Sampling......................................................................................................... 66
Gambar L.5 Sampling Limonit ...................................................................... 66
Gambar L.6 Sampling Sapolit ........................................................................ 66
C. Preparasi ......................................................................................................... 66
Gambar L.7 Registrasi Sampel ....................................................................... 66
Gambar L.8 Pengecilan ukuran sampel manual ............................................. 66
Gambar L.9 Pengecilan sampel dengan jaw crusher ..................................... 67
Gambar L.10 Proses matriks ......................................................................... 67
Gambar L.11 Proses mixing .......................................................................... 67
Gambar L.12 Sampel dibagi 4 ........................................................................ 67
Gambar L.13 Pengeringan sampel ................................................................. 68
Gambar L.14 Pengecilan sampel dengan Double Roll ................................... 68
Gambar L.15 Sampel Matriks ........................................................................ 68
Gambar L.16 Sampel Quartering ................................................................... 68
Gambar L.17 Sampel Splitter ......................................................................... 69
Gambar L.18 Pengecilan ukuran dengan Pulverizer ...................................... 69
Gambar L.19 Matriks 4x5 .............................................................................. 69
Gambar L.20 Proses Press Pellet .................................................................... 69
Gambar L.21 Penimbangan Sampel ............................................................... 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relavan dengan
dunia kerja dalam rangka menghasilkan tamatan yang bermutu.
Dalam mengatasi hal tersebut, perlu ada kemitraan antara sekolah dengan
dunia industri, dimana dunia industri turut membantu kekurangan sekolah
melalui Praktek Kerja Industri. Dalam hal ini, penulis memilih untuk
melaksanakan Praktek Kerja Industri pada PT. Arga Morini Indah.
A. Identifikasi Masalah
1. Penentuan tingkat homogenitas dan representatif sampel
2. Teknik mereduksi sampel dengan cara matriks, quartering, dan splitter
3. Identifikasi teknik reduksi sampel yang baik berdasarkan dari data hasil
analisa dan acuan
B. Batasan Masalah
G. Metode Analisis
Kegiatan penulisan lapporan penulis mengambil beberapa langkah yang
diharapkan mampu memenuhi persyaratan penulisan laporan ilmiah sesuai
dengan ketentuan umum. Langkah-langkah yang diambil antara lain:
1. Metode Orientasi
Metode ini adalah suatu tahap awal dimana Praktikan terlebih dahulu
menjalani proses pengenalan lingkungan perusahaan maupun laboratorium.
Di mana pada jangka waktu tertentu dalam metode ini, Praktikan juga
memasuki masa training atau pelatihan awal mengenai parameter yang
dikerjakan di dalam laboratorium.
1. BAB I
Berisi pendahuluan yang mencakup : Latar Belakang, Identifikasi Masalah,
Batasan Masalah, Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri, Tujuan
Penulisan Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN), Waktu dan Tempat
Pelaksanaan, Metode Analisis dan Sistematika Penulisan Laporan.
2. BAB II
Bab ini terdiri dari enam sub bab yang masing-masing membahas sejarah
PT. Arga Morini Indah, Visi dan Misi PT. Arga Morini Indah, dan Struktur
Organisasi PT. Arga Morini Indah, Lokasi dan Alamat Praktik, Izin Usaha
Pertambangan PT. Arga Morini Indah, serta Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
3. BAB III
Bab ini mengulas tentang Nikel, Nikel Laterit, Sampling, Preparasi,
Laboratorium Instrumen, dan Pengawasan Kualitas.
4. BAB IV
Bab ini meliputi : Metode penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Satuan
Kerja Stockpile, Satuan Kerja Preparasi Sampel, Analisis Moisture Content,
Residual Moisture, dan Satuan Kerja Laboratorium.
5. BAB V
Bab ini mencakup tentang hasil analisa pada laboratorium instrumen dan
pembahasan untuk hasil analisa yang diperoleh.
6. BAB VI
Bab ini mencakup Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Arga Morini Indah telah berjalan dari bulan Agustus 2007 hingga
tahun 2013, namun kegiatan penambangan dan penjualan tersebut sempat
terhenti dikarenakan kebijakan pemerintah mengenai pelarangan eksport bijih
nikel mentah (raw material). Selama kegiatan berlangsung PT. Arga Morini
Indah telah memproduksi nikel sebanyak + 5.000.000 WMT dengan kadar rata
- rata 2,2%.
PT. Arga Morini Indah di take over ke manajemen baru dan dilakukan
verifikasi data pada maret 2019. Dan pada akhir tahun 2019, PT. Arga Morini
Indah mulai melakukan lagi kegiatan penambangan dan penjualan untuk
supply domestik yang berlangsung hingga saat ini dengan perencanaan
produksi sebesar 2.000.000 WMT/tahun.
C. Struktur Organisasi
KTT/Site Manager
Dedi Apriadi
Opr Manager
Dommi. R
Engineering ( SPV ) Eksplorasi ( SPV ) QAQC ( SPV ) Humas / Condev ( SPV ) HRGA / FINANCE ( SPV ) HSE ( SPV )
Deden Science Muh. Syukron Ardiansyah Prima Iman S La Ode Ali MJ Suriati Nasri
Operation & Shipping Survey Engineering Jr Mining Geoevaluation Wellsite Analis HR, GA & FINANCE Foreman K3 &Health Foreman Safety Foreman Enviro
1. Agus Salim 1. Vacant Farid Al Aidid 1. Ld. Mislin Efrianto 1. Alan Afandi Stockpile & Shipping 1. Ananda A. P. Condev Humas 1. Ahmadyani Azat Zabuha Vacant Ld. Alans Asidi
2. Alfian Syarif 2. Muliadi J. 2. Komaruddin 2. Zufardin 1. Virtino 2. Nur Amalia 1. Agus Safar 1. Irfan 2. Muh. Syawaludin
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
PT. ARGA MORINI INDAH
6. Surat Keputusan Bupati Buton No. 1512 tanggal 31 Desember 2009 tentang
Persetujuan Penyesuaian Kuasa Pertambangan Eksploitasi Menjadi Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi, dengan Luas 1.000 hektar.
7. Surat Keputusan Bupati Buton No. 1513 tanggal 31 Desember 2009 tentang
Persetujuan Penyesuaian Kuasa Pertambangan Eksploitasi Menjadi Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi, dengan Luas 990,5 hektar.
8. Surat Keputusan Bupati Buton No. 1514 tanggal 31 Desember 2009 tentang
Persetujuan Penyesuaian Kuasa Pertambangan Eksploitasi Menjadi Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi, dengan Luas 867 hektar.
9. Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tenggara No. 219/DPMPTSP/IV/2020
tanggal 14 April 2020, tentang Persetujuan Penggabungan Wilayah Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Arga Morini Indah, dengan luas
2.834,96 hektar.
2. Tujuan
a. Menyediakan tempat dan sistem kerja yang aman.
b. Menjamin Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam standar pekerjaan.
c. Menyediakan informasi, petunjuk, pelatihan pada karyawan, rekanan dan
pelanggan untuk menjamin keselamatannya.
d. Menyediakan dukungan dan bantuan kosultasi kepada karyawan
e. Menjamin kesehatan karyawan dengan beberapa program kesehatan
(Medical check up awal dan berkala, pemeriksaan setiap karyawan,
kontraktor, vendor, maupun visitor yang memasuki wilayah IUP
PT.Arga Morini Indah, serta Program Ftigue Test untuk mengurangi
angka Kecelakaan kerja dan kematian akibat kerja).
3. Tanggung Jawab
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan program keselamatan kerja pertambangan PT. Arga
Morini Indah didukung dari beberapa hal.
BAB III
URAIAN TEORI
A. Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memilliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel adalah logam berwarna putih keperak-
perakan sedikit semburan keemasan. Nikel termasuk logam transisi dan
memiliki sifat keras serta ulet. Nikel juga tergolong dalam group logam besi-
kobalt, yang dapat menghasilkan paduan yang sangat berharga.
1. Sifat-sifat Nikel
Nikel bersifat liat dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur
pada 1455ºC. Selain itu, nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan
murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom dan
logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras, mudah
ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik
terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal,
yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.
Berikut terdapat beberapa sifat-sifat nikel secara umum (Arif, 2018):
Nikel merupakan logam keras, ulet, bisa ditempa, dan berwarna putih
keperakan.
Nikel merupakan konduktor panas dan listrik yang cukup baik.
Unsur ini membentuk sejumlah senyawa kompleks. Sebagian besar
senyawa nikel berwarna biru atau hijau.
Nikel larut perlahan dalam asam encer namun, seperti besi, menjadi
pasif ketika dipaparkan dengan asam nitrat.
Kebanyakan nikel di bumi tidak dapat diakses karena berada dalam inti
bumi cair. Nikel diketahui menyumbang 10% komposisi inti bumi.
Jumlah total nikel yang terlarut dalam laut berada pada kisaran 8 miliar
ton.
Bahan organik memiliki kemampuan menyerap logam ini sehingga
menjelaskan mengapa batubara dan minyak bumi memiliki kandungan
nikel cukup besar.
Kandungan nikel dalam tanah bisa serendah 0,2 ppm atau setinggi 450
ppm di beberapa jenis tanah liat, dengan rata-rata kandungan sekitar 20
ppm.
Nikel terdapat pada sebagian kacang-kacangan yeng menjadi
komponen penting beberapa enzim.
Makanan lain yang kaya nikel adalah teh yang memiliki 7,6 mg nikel/kg
daun teh kering.
Nikel bersenyawa dengan sulfur dalam mineral millerite dan dengan
arsenik dalam mineral niccolite.
Kebanyakan bijih nikel diekstrak dari besi-nikel sulfida, seperti dari
pentlandit.
2. Karakteristik Nikel
3. Kegunaan Nikel
Salah satu pemakaian dalam bentuk logam murni adalah pelapisan
untuk menambah kekerasan, daya tahan terhadap korosi dan ketahanan
terhadap kepudaran, perkaratan permukaan dan sebagainya. Selain itu
digunakan sebagai pelapis mata uang dan industri kimia. Pemakaian dalam
bentuk aliase terutama dalam bentuk besi yaitu dalam bentuk industri alat
angkut, pemesinan baja, konstruksi baja, alat pembangkit tenaga listrik, alat
pertanian, alat pertambangan, bagian dari mesin berkecepatan tinggi dan
bagian yang bersuhu tinggi.
B. Nikel Laterit
Nikel ore jenis laterit adalah batuan permukaan, yang terbentuk melalui
pelapukan alami pada batuan ultrabasa. Batuan jenis ini menjadi penyumbang
75% dari kebutuhan nikel dunia. Nikel-nikel di Indonesia umumnya berasal
dari batuan laterite (limonite dan saprolite), dengan kandungan logam nikel
antara 0,7% – 3%.
Sekitar 60% deposit nikel berada di laterit dan 40% di deposito sulfida,
artinya sebagian besar bahan baku biji nikel berasal dari dua jenis endapan bijih
pada batuan berjenis laterite. Sumber pertama material berjenis laterit, di mana
mineral bijih utama adalah limonit nikeliferous: (Fe,Ni)O(OH) dan garnierite
(silikat nikel hidro) ; (Ni,Mg)3Si2O5(OH)4.
Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil
konsentrasi residu silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa
serta sebagai endapan nikel tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi
dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit.
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2
berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan
mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra
basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si cenderung membentuk koloid
dari partikel-partikel silika yang sangat halus.
b. Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana
terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat
menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur.
Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya
pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan
yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan
d. Struktur
Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini
adalah struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya.
Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas
yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya
e. Topografi
Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi
air beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan
bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk
mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-
pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah
yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa
ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang
curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak
daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang
intensif.
f. Waktu
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang
cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
b. Lapisan Limonit
C. Sampling
Sampling merupakan pengambilan sejumlah kecil sampel Nikel Ore
yang mewakili sejumlah besar dari seluruh sampel yang ada.
1. Ukuran Populasi
Populasi adalah sekumpulan besar material yang akan diambil
contohnya. Besarnya populasi akan berpengaruh pada kuantitas atau jumlah
contoh yang harus diambil. Semakin besar pengambilan dilakukan, maka
semakin baik data yang diperoleh, tetapi perlu diingat segi biaya, waktu,
serta tenaga.
2. Increment
1. Truck Sampling
Metode pengambilan increment dari truk atau kereta angkut bila lot
diangkut dengan truk atau kereta angkut.
2. Hatch Sampling
Metode pengambilan increment dari palka atau alat bongkar muat pada saat
bongkar muat bila lot diangkut dengan kapal.
3. Belt Sampling
Metode pengambilan increment dari atas conveyor belt atau tempat keluaran
ketika lot diangkut menggunakan conveyor belt.
4. Pita
Digunakan sebagai penanda pada sampel.
D. Preparasi
1. Matriks
2. Quartering
3. Splitter
1. Jaw Crusher
Alat ini berfungsi untuk
menghancurkan boulder (batu) yang
masih berukuran besar menjadi ukuran
– 10 mm.
2. Oven
Alat ini berfungsi untuk menghilangkan
kadar air yang terkandung dalam
sampel.
3. Double Roll
Alat yang digunakan untuk
memperkecil ukuran sampel menjadi -3
mm.
4. Splitter
Alat ini berfungsi untuk mereduksi
jumlah sampel.
5. Pulverizer
Alat yang digunakan untuk
menghaluskan/memperkecil ukuran
sampel menjadi 200 mesh atau – 0.75
µm.
7. Scoop 30 D, 5 D, dan 1 D
Alat ini berfungsi mereduksi sampel
pada proses matriks dengan volume
sampel berdasarkan ukuran scoop.untuk
9. Mesin Press
Alat yang digunakan untuk mengepress
sampel ore yang telah berukuran 200
mesh.
Pengujian yang terdapat pada proses preparasi sampel adalah sebagai berikut :
Residual Moisture ialah sisa air yang terkandung dalam sampel yang
sudah kering (setelah moisture content / free moisture menguap) apabila
dipanaskan kembali pada suhu 105 ± 5ᴼC selama 2 jam.
E. Laboratorium Instrumen
1. Press Pellet
Metode press pellet adalah sebuah analisis yang ideal digunakan untuk
analisis spektral seperti analisis dengan menggunakan x-ray fluoresensi.
Sampel yang digunakan pada metode press pellet ini perlu dilakukan
penggilingan yang sangat efektif sehingga memiliki ukuran yang halus dan
homogen agar hasil analisis stabil, valid, dan menghasilkan keakuratan
tinggi.
Umumnya tekanan yang digunakan (15-20) ton/in2, yang
menghasilkan sampel padat dan rata untuk pengujian. Ketebalan press pellet
sangat berpengaruh terhadap pembacaan pada alat XRF. Pada metode ini
masih menggunakan efek mineralogi.
dalam atom target pada sample terkena sinar berenergi tinggi (radiasi
gamma, sinar-X) Apabila terjadi eksitasi sinar-X primer yang berasal dari
tabung X ray atau sumber radioaktif mengenai sampel, sinar-X dapat
diabsorpsi atau dihamburkan oleh material. Proses dimana sinar-X
diabsorpsi oleh atom dengan mentransfer energinya pada elektron yang
terdapat pada kulit yang lebih dalam disebut efek fotolistrik (Brouwer,
2010).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.13 (a) Elektron Tereksitasi (b) Pengisian Kekosongan Elektron (c)
Pelepasan Energi (d) Analisis Data (Sumantry, 2002)
c. Epsilon 4
Epsilon 4 adalah alat instrumen yang kuat dan handal untuk sistem
konvensional untuk berbagai industri dan aplikasi, bahkan untuk analisis
elemen ringan, termasuk produksi semen, pertambangan, pemanfaatan
1) Kelebihan :
- Dapat menganalisa sampel yang berupa padatan , bubuk (butiran)
dan cairan.
- Aplikasi lebih sederhana, sehingga mudah digunakan
- Mampu menganalisis unsur dari nomor atom rendah sampai
dengan nomor atom tinggi dari range konsentrasi % sampai ppm
- Dapat menganalisa mulai dari elemen kuat sampai dengan elemen
lemah
- Dapat dioperasikan tanpa menggunakan gas Helium (Fleksibel),
sehingga dapat mengurangi biaya
- Dapat menganalisa mulai dari unsur flour hingga americium
2) Kekurangan :
- Kesulitan dalam pembacaan elemen-elemen lemah (elemen
dengan jumlah proton <20) atau hasil pembacaan pada elemen
lemah kurang akurat.
- Sensitifitas berkurang jika terdapat air (lembab) atau banyak
rongga udara pada sampel
1) Bagian Depan
Keterangan:
1. Lampu X-ray
2. Panel kontrol
3. Tray sampel
4. Pegangan pembuka
5. Tempat meletakkan sampel
6. Tempat sampel
2) Jalur Optik
Keterangan :
1. Tabung X-ray
2. Pengganti filter tabung
3. Detektor
4. Sampel
5. Tempat sampel
6. Tray sampel
Gambar 3.16 Jalur Optik Epsilon 4
3) Bagian Belakang
Keterangan:
1. Lampu X-ray
2. Penghubung tenaga utama
3. Penghubung gas
4. Penghubung USB
F. Pengawasan Kualitas
Departemen QAQC pada PT. Arga Morini Indah memiliki 3 unit kerja
dalam mencapai kualitas mutu suatu produk, diantaranya :
Untuk menjaga kualitas kerja pada unit kerja preparasi PT. Arga
Morini Indah dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
a. Homogenitas
Sampel diambil, bahan harus diaduk secara merata atau sampel diambil
secara acak dari beberapa bagian.
b. Partikel Size
Ukuran butiran sampel harus 200 mesh.
c. Representatif
Pengambilan sampel harus mewakili pada bagian – bagian yang telah di
matriks.
1. Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur
dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi
diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan
akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya (Kasdira, 2018).
BAB IV
METODE ANALISA
A. Metode Penelitian
Praktik Kerja Industri dilakukan Di laboratorium PT. Arga Morini Indah
Sulawesi Tenggara. Analisis dilakukan terhadap contoh tambang bijih nikel
dengan metode press pellet. Metode yang digunakan pada laboratorium yaitu
Instrumen X-ray (EDXRF).
Praktik Kerja Industri ini dilaksanakan di PT. Arga Morini Indah Desa
Wulu Kecamatan Talaga Raya Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Kegiatan Praktik Kerja Industri dimulai pada bulan November 2021 dan
berakhir pada bulan Maret 2022.
1. Prinsip
2. Alat
3. Prosedur Kerja
Pengambilan Sampel
b. Alat
- Dry oven - Test Sieve Screen 200 mesh.
- Jaw crusher - Papan Matriks / Frame Matrix.
- Neraca Analitik - Papan Quartering
- Splitter - Plastik sampel kapasitas 500
- Pulverizer gram.
- Double roll - Alat Pelindung Diri
- Scoop 20D, 5D, dan 1D - Alat Press
- Talang - Cup Aluminium
c. Bahan
- Sampel Limonit
- Sampel Saprolite
d. Cara Kerja
Sebelum melakukan preparasi sampel, perlu diperhatikan terlebih
dahulu kebersihan dari masing-masing alat yang akan digunakan untuk
menghindari terjadinya kontaminasi silang antar sampel.
Acuan (Dasar)
1) Sampel (Limonit dan saprolite) diperkecil ukurannya menggunakan
jaw crusher menjadi -10 mm kemudian di mixing sebanyak 3 kali.
Catatan : Pengerjaan masing-masing sampel dilakukan secara
terpisah tetapi dengan prosedur/tahap yang sama.
Uji Coba
- Pencampuran sampel limonit dan sampel saprolit dengan teknik
reduksi matriks (1:1)
- Pencampuran sampel limonit dan sampel saprolit dengan teknik
reduksi quartering (1:1)
- Pencampuran sampel limonit dan sampel saprolit dengan teknik
reduksi splitter (1:1)
NB : Sampel yang digunakan adalah sampel yang sudah melalui
masing-masing tahap reduksi dan berukuran 200 mesh.
No Prosedur
1. Timbang masing-masing sampel sebanyak 50 gram
b. Alat
- Sekop - Oven yang memiliki suhu 105 ± 5 oC.
- Neraca Analitik Digital - Alat Pelindung Diri
- Tray Sampel
c. Bahan
- Sampel Nikel Ore
d. Cara Kerja
Prosedur Penentuan Moisture Content :
e. Pengolahan Data :
Keterangan :
MC (%) : Kandungan moisture dalam Sampel
A : Berat wadah kosong (g)
B : Berat wadah berisi sampel sebelum pemanasan (g)
C : Berat wadah berisi sampel setelah pemanasan (g)
a. Prinsip
Penentuan Residual Moisture dikerjakan dengan metode
Gravimetri, dimana sampel dipanaskan suhu 105°C sampai dengan berat
konstant. Kandungan Moisture adalah presentase selisih berat basah dan
berat kering dibagi dengan berat basah.
b. Alat
- Sekop
- Tray Sampel
- Oven yang memiliki suhu 105 ± 5 oC.
- Alat Pelindung Diri
c. Bahan
- Sampel Nikel Ore
d. Cara Kerja
Prosedur Penentuan Residual Moisture :
1) Timbang berat kosong aluminium tray dan dicatat berat tray kosong
pada form RM yang sudah di sediakan sebagai A.
2) Masukkan sampel yang berukuran 200 mesh ke dalam tray yang
telah diketahui berat kosongnya kemudian dicatat berat wadah +
sampel didalam form RM sebagai B (sebelum pemanasan).
3) Masukkan tray yang telah berisi sampel ke dalam oven dengan suhu
105 ± 5ᴼC selama 2 jam.
4) Keluarkan tray berisi sampel dari oven, dinginkan selama 15 menit.
5) Catat data penimbangan pada form RM (sebagai C).
6) Hitung kandungan Residual Moisture sesuai dengan rumus yang
tertera pada point Pengolahan Data.
7) Setelah selesai analisis RM, dibersihkan semua peralatan analisis
yang telah digunakan.
e. Pengolahan Data
Keterangan :
RM : Residual Moisture (%)
A : Berat wadah kosong (g)
B : Berat wadah berisi sampel sebelum pemanasan (g)
C : Berat wadah berisi sampel setelah pemanasan (g)
1. Prinsip
Sampel nikel ore yang berukuran 200 mesh (0.75 micron) yang
dtimbang dengan massa 10 gram kemudian di cetak kedalam cetakan
aluminium dengan diameter dalam ± 3 mm dengan tekanan 20 ton
menggunakan alat manual press.
2. Alat
- X-Ray Flouresence Epsilon 4 PANalytical
3. Bahan
- Sampel Nikel Ore
- Tissue
4. Cara Kerja
a. Alat dinyalakan dengan cara menekan tombol POWER, lalu setelah
beberapa menit diputar kunci alat XRF searah jarum jam hingga lampu
HT on menyala.
b. Dinyalakan komputer.
h. Pada kolom “sample ident” isi ID sampel yang akan dibaca, diklik
measure kemudian dipilih posisi changer sesuai dengan penempatan
sampel yang akan dianalisa. Setiap sekali pembacaan berlangsung
selama 3 menit.
j. Untuk melihat hasil pembacaan, diklik kanan pada kolom result, lalu
dipilih “Display result” untuk menampilkan kadar unsur yang teranalisa.
k. Akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu copy ke Ms.Excel untuk
hasil analisa.
m. Diputar kunci alat XRF berlawanan arah jarum jam (kira-kira ¼ / 90ᵒ)
hingga lampu HT on tidak menyala.
n. Dimatikan alat XRF dengan menekan tombol power on/off di sebelah
kanan depan alat tersebut sampai lampu indicator kv & mA tidak
menyala/berkedip.
o. Ditutup program Epsilon 4 pada komputer.
p. Dimatikan segera komputer dan putuskan segera aliran listrik ke
komputer dan alat XRF.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Acuan
PARAMETER
LAB ID
(Ni) (Fe) (Co) (Al2O3) (Cr2O3) (MnO) (MgO) (SiO2)
LIM MATRIKS 0.95 51.70 0.10 8.96 2.63 0.43 1.39 3.02
LIM QUARTERING 0.95 52.32 0.10 9.10 2.64 0.48 1.29 2.70
LIM SPLITTER 0.92 51.72 0.10 9.25 3.16 0.51 1.38 2.73
SAP MATRIKS 1.91 18.19 0.03 2.92 1.14 0.37 13.82 43.67
SAP QUARTERING 1.91 18.20 0.04 2.94 1.12 0.39 13.15 43.30
SAP SPLITTER 1.90 18.14 0.03 2.95 1.10 0.36 13.40 43.34
Fe di zona tersebut. Pada lapisan saprolit dengan acuan high Ni yang dibantu
dengan tingginya kadar silika berada dalam range keterdapatan unsur dalam
zona tersebut. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai
nilai statistik untuk memperoleh sampel dengan tingkat homogenitas yang
baik.
sebesar 99%, kadar MnO sebesar 98%, kadar MgO sebesar 89%, dan kadar
SiO2 sebesar 88%. Sehingga diperoleh nilai rata-rata dari tingkat kesamaan
untuk semua unsur sebesar 93,53%.
PARAMETER
LAB ID Persentace(%)
(Ni) (Fe) (Co) (Al2O3) (Cr2O3) (MnO) (MgO) (SiO2)
LIM SPLITTER (50 g) 0,92 51,72 0,10 9,25 3,16 0,51 1,38 2,73
SAP SPLITTER (50 g) 1,90 18,14 0,03 2,95 1,10 0,36 13,40 43,34
SUMP 1,41 34,93 0,07 6,10 2,13 0,44 7,39 23,03
ACTUAL 1,56 30,50 0,06 4,88 2,06 0,42 9,55 30,25 90,57%
STDEV 0,11 3,13 0,00 0,86 0,05 0,01 1,53 5,10
TINGKAT KESAMAAN 93% 92% 93% 88% 98% 97% 83% 82%
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dan hasil analisa dari pembacaan
alat menggunakan epsilon 4, dapat diketahui bahwa tiap perlakuan yang berbeda
berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh. Teknik reduksi terhadap
homogenitas sampel dengan tingkat kesamaan terhadap acuan yang hampir mirip
(mendekati) yaitu metode quartering.
Moisture Content
Massa Wadah Kosong [A] 463.2 g
Massa Wadah + Sampel (sebelum pemanasan) [B] 949.5 g
Massa Wadah + Sampel (setelah pemanasan ) [C] 775.1 g
B −C
% Moisture Content = x 100% 35.86%
B −A
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, diperoleh kadar air sebesar
35.86%. Analisa MC dalam sampel nikel ore dilakukan untuk mengetahui
kadar air yang terkandung dalam sampel nikel ore. Kadar air yang terkandung
dalam sampel nikel ore sangat mempengaruhi berat dari suatu sampel yang
berhubungan dengan kontrak penjualan nikel. Semakin tinggi kadar air dalam
sampel maka berat dari suatu sampel akan bertambah.
Residual Moisture
Massa Wadah Kosong [A] 245.4 g
Massa Wadah + Sampel (sebelum pemanasan) [B] 296.5 g
Massa Wadah + Sampel (setelah pemanasan ) [C] 294.8 g
B −C
% Residual Moisture = x 100% 3.32%
B −A
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jafar, N. (2017). Identifikasi Sebaran Nikel Laterit Berdasarkan Hasil Test Pit
Kecamatan Kabaena Kabupaten Bombana. Identifikasi Sebaran Nikel
Laterit Berdasarkan Hasil Test Pit Kecamatan Kabaena Kabupaten
Bombana, 96
JIS. 1996. Bijih Nikel Garnierite Metode Sampling, Persiapan Sampel, dan
Penentuan Kadar Kelembaban. Japanese Standard Association.
Techniquen, a. m. (2011, Juni 30). Preparasi. Retrieved from
amtpustaka.blogspot: https://amtpustaka.blogspot.com/2011/06/analisis-
perubahan-kadar-nikelsaprolit.html
LAMPIRAN
Lampiran 1
Sampel 5 Kg
- Registrasi sampel
- Ukuran sampel diperkecil dengan jaw crusher menjadi -10 mm
- Matriks 4x5 menggunakan scoop 20D
- Dibagi 4 bagian (Matriks, quartering, splitter, dan backup)
- Dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC ± 5 selama 22 jam
-
Sampel Kering (-10 mm)
Press Pellet
- Timbang ke dalam cup
sebanyak 10 gram
- Press menggunakan alat press
dengan tekanan 20 ton.
- Masukkan ke dalam plastic c-tik
- Sampel dibawa ke laboratorium
untuk dianalisa
SHasil
M KAnalisa
SMAK MAKASSAR 70
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
PT. ARGA MORINI INDAH
Lampiran 2
Alat Laboratorium
Gambar
Gambar
Sampling
Proses Preparasi
Moisture Content
Gambar L.23
Analisa Kadar Nikel