Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Putu Widhi Sintya Dewi

No/Nim : 06 / 2002622010282
Kelas : Akuntansi E Malam
Matkul : Pendidikan Pancasila

1. Bahwa proses perumusan Pancasila yang dijadikan rancangan Dasar Negara mengacu
kepada hasil pemikiran Mpu Tantular dalam karya sastra “Sutasoma” termuat peraturan
tentang: Perintah Kesusilaan Yang Lima atau Pancasila Krama ?.
Jawaban :

Menurut saya, memang benar, bahwa proses perumusan Pancasila yang dijadikan rancangan
Dasar Negara mengacu kepada hasil pemikiran Mpu Tantular dalam karya sastra “Sutasoma”
termuat peraturan tentang: Perintah Kesusilaan Yang Lima atau Pancasila Krama. Karena
Pancasila krama yang terdapat dalam buku Sutasoma tersebut yang kemudian sering dibahas dan
dianggap cikal bakal Pancasila sekarang. Hal ini dikarenakan dalam bukunya, selain
menyebutkan Panca krama yang sama degan Mpu tantular, tercantum pula aturan dasar yang
mirip dengan Pancasila sekarang. Panca berarti lima dan sila berarti jumlah aturan dasar dan
krama berarti tata krama. Pancasila karma berarti lima aturan dasar hidup dalam masyarakat
yang sesuai dengan tata karma dan perilaku baik. Pancasila menjadi dasar perilaku, adab, akhlak,
dan moral masyarakat dan individu Indonesia.

Pancasila krama dalam buku Sutasoma memuat 5 aturan dasar yang merupakan lima larangan
tersebut, yaitu :

1. Tidak Boleh Melakukan Kekerasan


2. Tidak Boleh Mencuri
3. Tidak Boleh Dengki
4. Tidak Boleh Berbohong
5. Tidak Boleh Mabuk Minuman Keras

Tidak hanya lima larangan dasar yang disebut sebagai pancasila krama dalam buku Sutasoma.
Mpu Tantular dalam bukunya juga menuliskan dasar-dasar bernegara yang disebut sebagai
pancasila krama. Dasar tersebut diambil dari pandangan hidup masyarakat Majapahit pada
zamannya dan dianggap akan berlaku sepanjang zaman secara fleksibel. Aturan Dasar dalam
Pancasila Krama, yaitu :

1. Berpegang Teguh Pada Tuhan Yang Maha Esa

Aturan ini sama persis dengan sila pertama Pancasila sekarang, hanya berbeda kalimatnya, serta
artinya sama. Masyarakat harus berpegang teguh terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Contohnya
Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut masing-
masing, menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-masing dan saling
menghormati antar umat beragama.

2. Mempunyai Sikap Berperikemanusiaan

Pancasila krama kedua sama dengan sila kedua Pancasila saat ini, kemanusiaan yang adil dan
beradab. Dengan berpegang teguh pada nilai ketuhanan, maka sikap manusia terhadap manusia
lain akan baik. Sikap manusia terhadap makhluk hidup lain akan baik. Sikap manusia terhadap
alamnya juga akan baik. Contohnya Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama,
warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan.

3. Bersatu

Sikap bersatu sesuai dengan sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Dengan bersatu dan tetap
meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, segala tujuan pembangunan nasional dapat dicapai
dengan lancar. Bersatu berarti juga tidak membeda-bedakan berbagai keragaman yang ada di
Indonesia. Contohnya cinta tanah air dan bangsa dengan membeli produk dalam negeri,
meningkatkan prestasi di segala bidang, menjaga nama baik bangsa dan Negara serta tidak
membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri.

4. Bijaksana dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan. Ini mencerminkan negara Indonesia yang menganut paham demokrasi, sudah
tertanam sejak dahulu, Salah satu ciri khas dari permusyawaratan di Indonesia sejak zaman
dahulu adalah musyawarah untuk mufakat dan gotong royong dalam mengerjakan sesuatu.
Contohnya Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan
masalah, tidak memaksakan kehendak pada orang lain dan mengutamakan kepentingan
masyarakat, bangsa, dan negara.

5. Adil Terhadap Semua Golongan Manusia

Dalam sila kelima Pancasila saat ini menjadi keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebuah
keadilan tanpa memandang semua perbedaan. Semua warga negara dalam masyarakat sama
kedudukannya dalam hak dan kewajiban. Sama kedudukan dimata hukum. Contohnya
Menghargai hasil karya orang lain, berbuat adil dan tidak pilih kasih, serta menghormati hak dan
kewajiban orang lain.

2. Kemerdekaan Indonesia yang di Proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir.
Soekarno dan Hatta merupakan hadiah dari Jepang ?
Jawaban :

Menurut saya, kemerdekaan Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
oleh Ir. Soekarno dan Hatta bukan merupakan hadiah dari Jepang. Karena kemerdekaan
Indonesia adalah hasil jerih payah dan kejelian para pemuda dan pemimpin bangsa dalam
melihat peluang disaat jepang menyerah pada sekutu. Sebagai sebuah momentum, peluang itu
adalah hadiah dari Tuhan untuk bangsa ini atas perjuangan berdarah dan tak kenal lelah selama
berabad-abad. 

Jepang dianggap berjasa karena melepaskan Indonesia dari penjajahan Belanda, jasa mereka
sangat tidak sebanding dengan penderitaan dan korban Jiwa yang diderita Indonesia selama masa
pendudukan. Pun seandainya Sekutu dianggap berjasa mengusir Jepang dari Nusantara, tujuan
Sekutu sesungguhnya bukan membantu memerdekaan Indonesia. Mereka ingin membalas
serangan terhadap Pearl Harbour dan Darwin, sekaligus memantapkan posisi hegemoni dunia
yang baru.

Bahkan, seandainya Jepang tidak pernah berencana memberikan hadiah kemerdekaan, bangsa
Indonesia juga sudah berupaya merebutnya. Sikap lunak yang pernah ditunjukkan Jepang
bukanlah kemurahan hati yang benar-benar murni, namun cermin dari kekhawatiran Jepang
terhadap benih-benih pemberontakan yang mulai bermunculan di Indonesia. Jepang sendiri
sudah kewalahan menangkis serangan Sekutu.

Anda mungkin juga menyukai